• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN PUBLIK PT. Balai Kayang Mandiri RINGKASAN PUBLIK PT. BALAI KAYANG MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN PUBLIK PT. Balai Kayang Mandiri RINGKASAN PUBLIK PT. BALAI KAYANG MANDIRI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PUBLIK

PT. BALAI KAYANG MANDIRI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan-Nya penyusunan Ringkasan Publik Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari PT. Balai Kayang Mandiri ini dapat diselesaikan. Pembuatan ini dimaksudkan sebagai informasi secara umum kegiatan pengelolaan Hutan Tanaman Industri yang mengacu pada aspek-aspek kelestarian produksi, ekologi dan sosial yang diselenggarakan oleh PT. Balai Kayang Mandiri. Sumber bahan penyusunan ini adalah dokumen-dokumen seperti Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) PT. Balai Kayang Mandiri, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) PT. Balai Kayang Mandiri, Conservation Management Plan (CMP).

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat memberikan informasi dan melahirkan inspirasi baru tentang pengelolaan hutan tanaman di PT. Balai Kayang Mandiri.

Perawang, Juli 2016

(3)

I. GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Sejarah perusahaan PT. Balai Kayang Mandiri (PT. BKM) sebagaimana diuraikan pada Tabel berikut.

Tabel 1. Sejarah Perusahaan PT. BKM

Tahun Uraian

2003

PT. BKM mendapat SK pencadangan dari Bupati Siak Nomor 04/IUPHHK/II/2003, tanggal 3 Februari 2003 dengan luas areal kerja 21.450 Ha yang terbagi atas 3 blok yaitu Blok Kecamatan Kandis, Blok Kecamatan Minas dan Sungai Mandau, dan Blok Kecamatan Tasik Besar Serkap.

2007

PT. BKM mendapat SK Definitif dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang IUPPHK pada Hutan Tanaman dengan Nomor : SK.20/Menhut-II/2007, tanggal 05 januari 2007 dengan skala 1 : 100.000, luas areal kerja PT. BKM berubah menjadi ± 22.250 yang terdiri dari 4 Blok yaitu Blok Minas I, Blok Minas II, Blok Rangau dan Blok Tasik Besar Serkap.

2010

Terjadi perubahan akta notaris terkait dengan akta pendirian perusahaan PT. Balai Khayang Mandiri berdasarkan akta No. 20 yang dibuat oleh Notaris Boby Cahyana, SH, M.Kn pada tanggal 30 November 2010.

2011

Melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Balai Kayang Mandiri berdasarkan akta No. 18 yang dibuat oleh Boby Cahyono, SH, M.Kn pada tanggal 13 Juli 2011.

2012

Terjadi perubahan akta notaris terkait dengan akta pendirian perusahaan PT. Balai Khayang Mandiri berdasarkan akta No. 8 yang dibuat oleh Notaris Retno Wahyu Ningsih, SH pada tanggal 6 Februari

(4)

2012.

2013

Terjadi perubahan SK defenitif di PT. Balai Kayang Mandiri dengan Nomor : SK. 57/Menhut-II/2013 pada tanggal 23 Januari 2013 dengan luas areal kerja menjadi 16.514 ha yang terdiri dari 3 blok yaitu blok Minas I (3.289 ha), blok Minas II (5.381 ha), blok Tasik Besar Serkap (7.844 ha).

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. BKM disusun secara dinamis disesuaikan dengan perkembangan kegiatan perusahaan. Pengelolaan Hutan Tanaman Industri PT. BKM dipimpin oleh seorang Kepala Unit HTI. Struktur organisasi operasional di Unit Managemen sebagaimana disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Balai Kayang Mandiri C. Komitmen Perusahaan

PT. Balai Kayang Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam rangka pengelolaan hutan tanaman secara lestari.

(5)

1. Visi

”Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang pengelolaan Hutan Tanaman Industri yang lestari dengan memperhatikan nilai ekonomis, sosial, dan lingkungan”

2. Misi

1. Mengembangkan kualitas hasil hutan yang baik dengan biaya ekonomis.

2. Menyediakan kesempatan kerja dan peluang mitra bisnis industri untuk masyarakat di lingkungan sekitar.

3. Menjaga dan melestarikan kawasan hutan dengan berpedoman pada aturan pengeloaan Hutan Tanaman Industri yang berlaku di Indonesia.

(6)

II. DESKRIPSI AREAL

A. Gambaran Umum

PT. BKM melakukan kegiatan operasional pada areal konsesi berdasarkan SK definitif yang baru yaitu SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.57/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013 dengan luas areal kerja 16.514 Ha.

Gambaran letak areal kerja berdasarkan letak geografis, letak administrasi pemerintahan, letak administrasi kehutanan, dan batas-batasnya di lapangan secara rinci disajikan pada Gambar 2 dan Tabel 2.

Tabel 2. Gambaran Letak Areal Konsesi PT. BKM

No Uraian Blok

Minas I

Blok Minas II

Blok Tasik Besar Serkap

1. Luas Areal Kerja: 16.514

Ha 3.289 Ha 5.382 Ha 7.844 Ha 2. Letak Geografis 101º52’33” - 101º55’30” BT dan 01º03’09” - 01º08’23” LU 101º49’33” - 101º57’30” BT dan 00º57’09” - 01º00’33” LU 102º21’30” - 102º33’15” BT 00º37’03” - 00º41’58” LU 3. Administrasi Pemerintahan

Kecamatan Siak dan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Provinsi Riau

Kecamatan Siak dan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Provinsi Riau

Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau 4. Administrasi Kehutanan Dinas Kehutanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau Dinas Kehutanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau Dinas Kehutanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau 5. Kelompok Hutan Sungai Siak Kecil Sungai Siak Kecil Sungai Metas

6. Batas Wilayah: · Sebelah Utara · Sebelah Selatan · Sebelah Barat · Sebelah Timur - - Blok Minas II

- SM Giam Siak Kecil - HPK

- Blok Minas I

- IUPHHK-HT PT. Seraya Sumber Lestari

- SM Giam Siak Kecil - HPK - IUPPHK-HT PT. Hutani Seraya Lestari - IUPHHK-HT PT. Hutani Seraya Lestari - Rencana CA Tasik Metas - HP

(7)

B. Tata Ruang

Pengaturan tata ruang areal kerja PT. BKM mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku, terutama yang tertuang di dalam SK Menhut No. 70/Kpts-II/95 jo SK Menhut No. 246/Kpts-II/1996 dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2006 tentang Pengaturan Tata Ruang HTI, pengaturan tata ruang juga mengacu pada hasil Delineasi Mikro dan Invetarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB). PT. BKM terbagi ke dalam Tanaman Pokok, Tanaman Unggulan, Tanaman Kehidupan, Kawasan Lindung, dan Sarana Prasarana. Tata ruang areal kerja PT. BKM saat ini masih mengacu pada tata ruang yang lama karena tata ruang yang baru masih dalam bentuk draft ISFMP yang belum selesai. secara keseluruhan tata ruang yang lama seluas 22.250 Ha disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rencana Tata Ruang Areal Kerja PT. BKM

No. Rencana Peruntukan Luas (Ha) Prosentase (%)

1. Tanaman Pokok 7.769 34.9

2. Tan. Unggulan 2.231 10.0

3. Tan. Kehidupan 1.236 5.6

4. Kawasan Lindung 10.303 46.3

5. Areal Tidak Efektif (Sarana Prasarana) 711 3.2

Total 22.250 100,00

Sumber : Revisi RKUPHHK-HT PT. BKM 2011

Prosentase rencana peruntukan tata ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku namun dilakukan beberapa penyesuain sesuai dengan kondisi lapangan. Berdasarkan tata ruang yang lama dan kondisi lapangan, areal efektif pengelolaan yang dilakukan PT. BKM berada pada Blok Minas I dan II. Konsentrasi kegiatan operasional dan kegiatan lainnya pada saat ini berada pada Blok Minas II. Pada lokasi Blok Rangau tidak dapat dilakukan kegiatan pengelolaan karena areal sepenuhnya merupakan areal klaim masyarakat dan telah menjadi tanaman sawit, sedangkan untuk Blok Tasik Besar Serkap dalam

(8)

tata ruang yang lama dialokasikan sepenuhnya untuk kawasan konservasi dengan luas ± 7.780 Ha (tata ruang yang baru 7.884 ha).

(9)

III. PENENTUAN JENIS DAN PERTUMBUHAN TANAMAN A. Penentuan Jenis Tanaman

Tujuan utama pembangunan hutan tanaman yaitu untuk menghasilkan kayu sebagai bahan baku serat industri pulp PT. Indah Kiat Pulp & Paper. Oleh karena itu, jenis tanaman pokok yang akan dikembangkan diarahkan pada kayu yang memenuhi persyaratan untuk industri pulp. Kayu yang sesuai sebagai bahan baku pulp mempunyai persyaratan sebagai berikut :

a. Pertumbuhan cepat, kulminasi riap pada umur muda, batang relatif lurus, dapat ditanam dengan mudah dan murah

b. Mempunyai kadar selulosa tinggi, berserat panjang, mempunyai kadar lignin rendah, warna cerah, dan zat ekstraktif rendah.

Jenis Utama yang ditanam adalah Acacia crassicarpa disamping jenis Acacia sp dan Eucalyptus sp. Berdasaran pengalaman jenis yang paling sesuai di areal PT. Balai Kayang Mandiri sampai saat ini adalah Acacia crassicarpa, namun demikian penelitian mencari jenis-jenis atau varietas-varietas yang cocok masih terus dilakukan.

B. Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian R&D PT. Arara Abadi dan hasil kajian Litbang Dephut menunjukan bahwa tanaman Acacia mangium dapat dipanen pada umur

5 - 8 tahun, dengan riap dapat melebihi 35 m3/Ha/tahun. Berdasarkan kajian ini,

Menhut memberikan persetujuan kepada PT. Arara Abadi mengenai penurunan daur dari 8 tahun menjadi 5 - 8 tahun (Surat Menhutbun No.1643/Menhutbun-IX/1999 tanggal 8 Oktober 1999). Atas pertimbangan azas manfaat bagi perusahaan, maka daur tanaman pokok dan tanaman kehidupan perusahaan disetarakan dengan PT. Arara Abadi yaitu 5 tahun. Hal ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan kenyataan dilapangan bahwa realisasi tanaman Acacia crassicarpa yang telah berumur 5 tahun dapat dipanen.

(10)

IV. KEGIATAN OPERASIONAL & MONEV PT. BALAI KAYANG MANDIRI 2015

Operasional perusahaan dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan pengangkutan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPK). Seluruh kegiatan telah diatur di dalam Standard Operational Procedure (SOP) untuk masing-masing kegiatan.

A. Aspek Produksi 1.1. Perencanaan

Sebagai dasar kegiatan operasional, PT. BKM telah menyusun Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (RKUPHHK-HT) untuk jangka waktu sepuluh tahun periode tahun 2008 – 2017 yang merupakan rencana pengusahaan jangka panjang. Penyusunan RKUPHHK-HT mengacu pada hasil deliniasi mikro yang dilaksanakan oleh LPI dan telah mengacu pada hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.33/Menhut-II/2009.

Secara dinamis, dokumen RKUPHHK-HT menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) perusahaan. RKT selanjutnya menjadi dasar legal di dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasional hutan tanaman, khususnya kegiatan penebangan (harvesting) dan penanaman (plantation).

1.2. Penetapan Batas

Kegiatan tata batas dilakukan untuk memperoleh ketegasan atas batas administrasi, kewenangan maupun hukum atas areal hutan tanaman yang jelas. guna menjamin kepastian hukum kawasan mengenai status, batas, letak dan luas areal kerjanya. Pengukuran dan penataan batas sendiri dan persekutuan areal kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Pada Tanaman (IUPHHK-HT) PT. Balai Kayang Mandiri di kabupaten Siak Provinsi Riau telah dilaksanakan berdasarkan pedoman tata batas / Pernyataan No. 131/PB/IUPHHK-HT/2008 tanggal 25 September 2008 dan Instruksi Kerja Tata Batas No.IK 01/VII/BPKHXII-2/2011

(11)

sendiri dan persekutuan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) PT. Balai Kayang Mandiri, PT. Rimba Rokan Perkasa, PT. Bina Daya Bintara, PT. Putra Riau Perkasa, PT. Seraya Sumber Lestari dan PT. National Timber And Forest Product di Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.

Luas definitif areal kerja PT. BKM ditetapkan berdasarkan SK Menhut No. 57/Menhut-II/2013 tentang penetapan batas areal kerja IUPHHK – HT PT. Balai Kayang Mandiri blok Minas I seluas 3.289 Ha, blok Minas II seluas 5.381 Ha, dan blok Tasik Besar Serkap seluas 7.844 Ha di Kabupaten Siak Provinsi Riau pada tanggal 23 Januari 2013. Dengan penetapan batas tersebut, diharapkan areal kerja akan menjadi kawasan hutan produksi yang diharapkan aman dan bebas konflik dalam jangka panjang.

1.3. Pembukaan Wilayah Hutan dan Pengadaan Sarana Prasarana

PT. BKM melaksanakan kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) yang meliputi pembangunan jaringan kanal dan jalan, base camp, dan sarana prasarana lainnya yang diperlukan dalam pengelolaan hutan.

Standar teknis PWH telah ditetapkan secara internal oleh perusahaan untuk memberikan petunjuk dan batasan teknisnya bagi pelaksana di lapangan. Spesifikasi pembuatan jalan dan kanal adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Spesifikasi Jalan dan Kanal

No. Uraian Spesifikasi (m) Keterangan

1. Jalan

- Jalan Utama 12 Lebar

- Jalan Cabang 8 Lebar

2. Kanal

- Kanal Primer 12 x 9 x 3 lebar atas x lebar dasar x kedalaman - Kanal Sekunder 6 x 3 x 3

(12)

- Tersier 1 x 1 x 1

1.4. Pembibitan

Dalam tahap awal pembangunan hutan tanaman PT. BKM, produksi benih dan bibit berasal dari PT. Bukit Batu Hutani Alam. Untuk tahap selanjutnya, PT. BKM akan mengembangkan sendiri sumber benih dan bibit dalam bentuk Seed Stand dan Seed Orchad serta tempat persemaian/pembibitan.

Rencana pengadaan bibit dipengaruhi oleh jarak tanam, luas areal yang akan ditanami, dan spilasi penyulaman. Untuk tanaman pokok menggunakan tanaman Acacia crassicarpa dengan jarak tanam 2 m x 3 m sehingga kebutuhan bibitnya adalah 1.667 batang/Ha. Dengan memperhitungkan kegiatan penyulaman sebesar 10% maka total kebutuhan bibit per Ha adalah 1.834 batang /Ha.

Tabel 5. Rencana Pengadaan Bibit PT. BKM 2011 s/d 2015

RKT TANAMAN POKOK TANAMAN KEHIDUPAN TANAMAN UNGGULAN TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI 2011 4.297.979 2.151.282 - - - - 2012 2.061.416 1.203.104 60.522 42.732 - - 2013 540.773 223.821 - - - - 2014 560.599 92.984 - - - - 2015 2.481.659 1.820.337 - - - - Total 9.942.426 5.491.528 60.522 42.732 1.5. Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan mempunyai tujuan untuk mempersiapkan lahan yang akan ditanami agar bersih dari pohon dan/atau tanaman pengganggu. Kegiatan awal penyiapan lahan berupa pembersihan lahan dari pohon, semak belukar, gulma, dan vegetasi lainnya yang tumbuh di areal tanaman. Kegiatan penyiapan lahan HTI PT. BKM dilaksanakan dengan sistem mekanis dan semi mekanis serta sistem semprot herbisida yang dilakukan tanpa pembakaran (zero burning).

(13)

Penentuan sistem ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu kondisi lahan dan tercapai tidaknya asas efisiensi.

1.6. Penanaman

Sesuai hasil penelitian, jenis yang paling cocok untuk dikembangkan di areal konsesi HTI PT. BKM pada saat ini adalah Acacia crassicarpa. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk menanam jenis lain apabila suatu saat nanti ditemukan jenis yang lebih unggul. Bibit yang ditanam sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan serta melakukan penyulaman tanaman yang mati dilakukan sedini mungkin. Kondisi tanaman di areal HPHTI PT. BKM disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Realisasi Penanaman PT. BKM Tahun 2011-2015

Tahun RKT Rencana (Ha) Realisasi (Ha) Persentase

2011 2.343,5 1173 50,05%

2012 1.157 679,3 59%

2013 294,9 122,04 41,38%

2014 305,7 50,7 16,58%

2015 1.353,1 992,55 73,35%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa keberhasilan pencapaian kegiatan penanaman yaitu pencapaian terbaik realisasi dari rencana yang telah dibuat adalah pada tahun 2015 cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu mencapai 73,35%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perencanaan dan operasional yang cukup baik telah dilakukan. Hal ini juga menunjukkan bahwa bibit-bibit yang ditanam di areal hutan tanaman merupakan bibit-bibit yang berkualitas.

1.7. Pemanenan

Kegiatan pemanenan yang mencakup proses perencanaan (micro planning), penebangan, penyaradan dan proses penumpukkan di TPn dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan yang telah disahkan, dan mengacu pada perencanaan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana Kerja Usaha (RKU),

(14)

guna menjamin kelestarian hasil dalam pengelolaan hutan (sustainable forset management). Pemanenan dan pengangkutan kayu dilaksanakan secara manual dan semi mekanis sesuai dengan SOP Harvesting di areal gambut. Realisasi penebangan PT. BKM disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Realisasi Penebangan PT. BKM Blok Minas I & II

NO RKT

RENCANA LUAS (HA) REALISASI LUAS (HA)

TEBANGAN TEBANGAN HUTAN TANAMAN HUTAN ALAM JUMLAH HUTAN TANAMAN HUTAN ALAM JUMLAH 1 2011 691,5 741,0 1.432,5 571,0 96,0 667,0 2 2012 - 621,0 621,0 - 557,0 557,0 3 2013 - - - - - - 4 2014 - - - - - - 5 2015 1.254,1 - 1.254,1 1.164,8 - 1.164,8 Total 1.945,6 1.362,0 3.307,6 1.735,8 653,0 2.388,8 B. Aspek Lingkungan

1. Dasar Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Dasar kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan adalah Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang disahkan oleh Bupati Siak dengan nomor 660/BPDL/462/2003. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Rencana ini sifatnya dinamis dan dilakukan review sesuai dengan perkembangan kegiatan operasional.

2. Bentuk Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan 2.1. Areal Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang terdapat di areal PT. Balai Kayang Mandiri terdiri dari Kawasan Lindung Gambut, Sempadan Sungai, Buffer Zone, dan Daerah Pengungsian Satwa Liar (DPSL). Kegiatan pengelolaan kawasan lindung yang

(15)

berupa penanaman dan regenerasi alami, inventarisasi dan identifikasi flora dan fauna, penyuluhan kepada karyawan, kontraktor dan masyarakat, serta kegiatan patroli pengamanan kawasan lindung. Pada areal kawasan lindung terdapat sejumlah jenis vegetasi. Diatara vegetasi tersebut teridentifikasi jenis tumbuhan yang dilindungi (Tabel 8)

Tabel 8. Vegetasi dilindungi yang terdapat di PT. Balai Kayang Mandiri

No. Spesies Status Konservasi

IUCN CITES Peraturan Nasional

VEGETASI 1 Ramin

(Gonsystylus bancanus)

VU II SK Menhut No. 127 dan 168 tahun 2001 Punak (Tetramirista glabra) - - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Arang-arang (Diospyros oblongus) - - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Kempas (Koompasia malaccensis) - - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Balam Suntai (Palaqium burkii) - - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Gaharu (Aqualaria malaccensis) VU - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Kantong Semar (Nephentes ampularia) - II SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972. Anggrek (Orchidaceae) - - SK Mentan No.54/Kpts/Um/2/1972.

Sumber : Conservation Management Plan (CMP) 2011

Areal kawasan lindung juga dihuni oleh cukup banyak satwa liar dan beberapa diantaranya adalah jenis dilindungi, seperti : Harimau Sumatera, Siamang, Beruang Madu, Rusa, Monyet Ekor Panjang, Rangkong, Burung Enggang, Elang Hutan, Elang Rawa, Raja Udang, Srigunting, Ular Kobra, Labi-labi. Berikut daftar status satwa yang dilindungi yang ada di areal kawasan lindung PT BKM, berdasarkan CITES, IUCN dan peraturan nasional.

Tabel 9. Jenis-jenis Satwa Dilindungi di Areal PT. BKM

No. Spesies Status Konservasi

IUCN CITES Peraturan Nasional

Mamalia

1 Beruang Madu (Helarctos malayanus)

VU I UU No. 5 thn 1990, SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn

(16)

1992, PP No. 7 thn 1999. 2 Harimau Sumatera

(Panthera tigris)

CR I UU No. 5 thn 1990, SK Mentan No. 327 thn 1972, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999.

3 Monyet Ekor Panjang (Maccaca fascicularis) NT II - 4 Owa/Ungko (Hylobates agilis) EN I SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999.

5 Rusa

(Cervus unicolor)

LC II SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999.

6 Siamang

(Hylobates syndactylus)

EN I UU No. 5 thn 1990, SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999. Aves Elang Rawa (Cirus aeruginosus) LC II PP No. 7 thn 1999. Raja Udang (Alcedinidae) VU - PP No. 7 thn 1999. Rangkong (Buceros rhinoceros)

NT II UU No. 5 thn 1990, SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999. Srigunting (Fregeta andrewsi) LC - SK Mentan No. 247 thn 1979, SK Menhut No. 301 thn 1991, SK Menhut No. 882 thn 1992, PP No. 7 thn 1999. Reptilia 1 19 Labi-labi (Chitra indica) VU II PP No. 7 thn 1999. 20 Ular Kobra (Naja sp.) VU II PP No. 7 thn 1999.

2.2. Pengelolaan dan Pemantauan HCV

Perusahaan telah melaksanakan identifikasi HCV yang dilakukan oleh konsultan Ekologika. Dari hasil identifikasi tersebut terdapat NKT pada areal kawasan PT. BKM baik itu NKT 1-6. Berikut disajikan tabel hasil identifikasi HCV.

(17)

2.3. Monev Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Monitoring dan evaluasi pengelolaan lingkungan PT. Balai Kayang Mandiri berjalan sesuai dengan rencana, meliputi Pengelolaan Kawasan Dilindungi, Vegetasi dan satwa dilindungi, pengelolaan tanah dan air, serta perlindungan hutan. Pengelolaan dan pemantauan pada aspek ekologi tidak mengalami kendala hal ini dapat dilihat dari realisasi pencapaian kegiatan pada tabel berikut:

(18)
(19)

C. Aspek Sosial

1. Kebijakan Pembangunan Sosial Masyarakat

Kegiatan pengelolaan hutan yang lestari hanya akan terwujud jika didukung tiga pilar kelestarian yaitu : kelestarian produksi, kelestarian lingkungan atau ekologi, dan kelestarian sosial. Terkait dengan kelestarian sosial perusahaan memiliki kebijakan pembangunan sosial masyarakat yang tertuang dalam program kelola sosial, berupa program pemberdayaan masyarakat desa sekitar hutan. Arah dari program tersebut adalah terjadinya minimalisasi konflik dengan masyarakat baik konflik pemanfaatan hasil hutan maupun konflik kawasan hutan, serta mendorong terciptanya kondisi masyarakat yang mandiri dalam membangun wilayah desanya.

Adapun langkah-langkah kebijakan perusahaan dalam pembangunan sosial masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Tetap berkesinambungan untuk membuka kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dengan melibatkan peran serta masyarakat, sehingga terjalin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat.

2. Terus berupaya menjaga situasi yang kondusif di sekitar konsesi untuk menciptakan ketenangan bekerja dan keserasian hubungan antara perusahaan dengan masyarakat.

3. Tetap menghargai dan melindungi hak dasar masyarakat setempat yang menyangkut kepentingan ekonomi, lingkungan, sosial dan religiusitas atas keberadaan hutan adat.

4. Dalam menjalankan operasional perusahaan tetap berpegang kepada aturan perundangan yang telah ditetapkan pemerintah dan menghargai hukum positif yang berlaku.

(20)

2. Program Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembangunan hutan tanaman yang lokasinya tidak bisa dipisahkan dengan pemukiman masyarakat yang ada di sekitarnya, perusahaan juga telah merencanakan dan merealisasikan program pembinaan masyarakat desa yang diperuntukkan bagi desa-desa sekitar areal perusahaan. Program pembinaan masyarakat tersebut diantaranya berupa upaya-upaya peningkatan pendapatan melalui penyediaan lapangan kerja dan berusaha, penyediaan sarana dan prasarana sosial serta penciptaan kesadaran dan perilaku positif bagi masyarakat yang bermukim di sekitar areal perusahaan. Beberapa kegiatan pembinaan masyarakat (PMDH) direncanakan pada peningkatan SDM, peningkatan perekonomian, pembianaan sosial budaya, kegiatan agama, dan infrastruktur. Berikut ini adalah rincian realisasi dari kegiatan program PMDH PT. Balai Kayang Mandiri tahun 2015.

Tabel 12. Rincian Realisasi Kegiatan PMDH PT. Balai Kayang Mandiri Tahun 2015

NO JENIS KEGIATAN

Rencana Realisasi

Ket

Satu Tahun Januari s/d

Desember 2015

Fisik Fisik

1 2 3 4 5

I

Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi pendistribusian insentif yang efektif serta pembagian biaya dan manfaat yang adil antara para pihak :

- Bantuan dan subsidi pendidkan

1 Kali - Kali Tasik Betung Jumlah II

Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi peningkatan ekonomi masyarakat setempat - Budidaya Pertanian 2 Kali - Kali Jumlah

III Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi solusi konflik social :

(21)

3. Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan PT. Balai Kayang Mandiri sampai saat ini bulan April 2016 mencapai sekitar 36 orang yang terdiri dari karyawan lokal sebanyak 26 orang dan karyawan non lokal 10 orang. Tenaga kerja tersebut menduduki posisi dan jabatan sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan perusahaan. Sementara untuk karyawan kontraktor berjumlah sekitar 80 orang yang terdiri dari 6 kontraktor. Kesejahteraan karyawan dalam hal upah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah untuk Provinsi Riau. Standar UMK se-Riau berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Riau Nomor 15 Tahun 2016 yang mulai berlaku sejak 01 Januari 2016 untuk Kabupaten Siak berkisar Rp 2.209.930. Berdasarkan data dari bagian Human Resources PT. Balai Kayang Mandiri, penghasilan per bulan tenaga kerja PT. Balai Kayang Mandiri untuk level terendah telah melebihi standar yang telah ditetapkan pemerintah.

1 Pembinaan Sosial Budaya

- Sosial Kemasyarakatan 6 Kali 1 Kali

- Kepemudaan, Olah Raga

3 Kali - Kali

2 Kegiatan Keagamaan

- Hari Raya Agama

4 Unit - Unit

Tasik Betung, Bencah Umban, L. umbut - Sarana dan prasarana Ibadah

6 Kali - Kali 3 Infrastruktur - Perbaikan/Service Jalan 2 Unit - Unit Tasik Betung

- Sarana dan Prasarana Desa/Masyarakat

7 Kali - Kali

Jumlah

(22)

V. RENCANA KELOLA TAHUN 2016 1.1. Aspek Produksi

Rencana kelola produksi berdasarkan rencan RKT tahunan, namun untuk RKT PT. BKM memiliki periode waktu 12 bulan yang dimulai dari bulan Mei - April. Berikut disajikan rencana kelola aspek produksi untuk tahun 2016.

Tabel 13. Rencana Pengelolaan aspek produksi tahun 2016

No Parameter Rencana Keterangan

1 Tanam (Ha) 1.842,52 Acacia Crassicarpa

2 Tebang (Ha) 1.519,48

3 Produksi (M3) 200.529,17

4 Tata Batas Konsesi (km) 132.981,89 5 Survey Permanen Sample Plot (PSP)

a. Jumlah Plot 54

b. Luas (Ha) 254,78

6 Survey Pre Harvesting Inventory (PHI)

a. Jumlah Plot Rencana PHI

belum disusun karena RKT 2016 baru disahkan tgl 13 Mei 2016 b. Luas (Ha) 1.2. Aspek Ekologi

Berdasarkan hasil studi AMDAL dan HCVF telah diketahui dampak-dampak yang akan timbul dari kegiatan Hutan tanaman Industri di PT. BKM dan didalamnya mencakup rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. Seiring perkembangan waktu akan terjadi perubahan-perubahan yang cukup berarti di dalam konsesi terutama dalam aspek ekologi, agar fungsi ekologi dapat terjaga serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat terpola, terarah dan terlaksana dengan baik, maka diperlukan Rencana Operasional Pengelolaan dan pemantauan Lingkungan tahunan.

(23)
(24)

1.3. Aspek Sosial

Berikut terlampir rencana kelola aspek sosial untuk tahun 2016, berdasarkan masukan-masukan dari masyarakat dan hasil kajian SIA PT. Balai Kayang Mandiri.

Tabel 14. Rencana Pengelolaan Aspek Sosial Tahun 2016

NO SASARAN KEGIATAN SATUAN RENCANA 2016 KETERANGAN

FISIK

I

Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi pendistribusian insentif yang efektif serta pembagian biaya dan manfaat

yang adil antara para pihak :

1 Peningkatan SDM

- Fasilitas Penunjang Pendidikan Unit 1 Tasik Betung - Bantuan dan Subsidi Pendidikan Unit 2 Sei Mandau

Jumlah

II Aspek ketersediaan mekanisme dan implementasi peningkatan ekonomi

masyarakat setempat

- Usaha Pertanian Paket 2

Sei Mandau, Olak, Tasik Betung

- Usaha Perikanan Paket 2

Sei Mandau, Olak, Tasik Betung

- Usaha Peternakan Paket 2

Sei Mandau, Olak, Tasik Betung

- Usaha Wiraswasta Paket 3

Sei Mandau, Olak, Tasik Betung

Jumlah

III Aspek ketersediaan mekanisme dan

implementasi solusi konflik social :

1 Kegiatan Sosial Budaya

- Pelayanan Kesehatan Kali 1 Tasik Betung

- Sosial Kemasyarakatan Desa 2 Olak, Tasik Betung - Kepemudaan, Olah Raga, HUT RI ke 71 Unit 3

Sei Mandau, Olak, Tasik Betung

2 Kegiatan Keagamaan

- Sarana / Peralatan Ibadah Unit 1 Tasik Betung

- Ceramah Agama dan MTQ Kali 1 Sei Mandau

- Hari Raya Keagamaan Kali 2 Olak, Tasik Betung

3 Infrastruktur

- Pembangunan/Perbaikan Jalan, Parit Unit 1 Tasik Betung

Jumlah 24

(25)

VI. PENUTUP

Ringkasan Pengelolaan Hutan PT. Balai Kayang Mandiri disusun dan didistribusikan kepada para pihak, agar para pihak dapat mengetahui dan memperoleh informasi tentang Pengelolaan Hutan yang ada pada wilayah PT. Balai Kayang Mandiri menurut aspek Produksi/Ekonomi, aspek Lingkungan, dan aspek Sosial.

Ringkasan Pengelolaan Hutan PT. Balai Kayang Mandiri disusun berdasarkan hasil kerja yang dilaksanakan oleh PT. Balai Kayang Mandiri pada tahun 2015 dan rencana kegiatan tahun 2016. Kami menyadari masih banyak hal yang harus dan perlu diperbaiki dalam Pengelolaan Hutan yang ada di PT. Balai Kayang Mandiri, oleh karena itu kami sangat berharap adanya saran/masukan dari para pihak sehingga kami dapat mengelola hutan menuju lestari Produksi/Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial secara seimbang dan berkelanjutan.

Gambar

Tabel 1. Sejarah Perusahaan PT. BKM
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Balai Kayang Mandiri  C. Komitmen Perusahaan
Tabel 3. Rencana Tata Ruang Areal Kerja PT. BKM
Tabel 4. Spesifikasi Jalan dan Kanal
+7

Referensi

Dokumen terkait