• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Personal Hygienee 1. Pengertian

Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis (Wartonah, 2010).

2. Tujuan

Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010).

3. Jenis

Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan tersebut meliputi :

a. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh b. Perawatan mata

c. Perawatan hidung d. Perawatan telinga

e. Perawatan gigi dan mulut f. Perawatan kuku tangan dan kaki g. Perawatan perineum

h. Perawatan tubuh (mandi)

4. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene Faktor – faktor yang mempengaruhi antara lain : a. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

(2)

b. Status sosial – ekonomi

Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (sabun, sikat gigi, shampoo, pasta gigi, dll). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya dalam mempertahankan personal hygiene yang baik.

c. Agama

Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidup.

d. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu

Kedewasaan seseorang akan berpengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.

e. Status kesehatan

Kondisi sakit atau cidera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.

f. Kebiasaan

Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan showers, sabun padat, sabun cair, shampoo, dll.

(3)

g. Cacat jasmani atau mental bawaan

Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

5. Upaya mencegah gangguan personal hygiene a. Mempertahankan kulit sehat

b. Menghindari bahan penyebab c. Mengamati perubahan kulit d. Tidak melakukan terapi sendiri 6. Prinsip personal hygiene

Kebersihan kulit dan membran mukosa sangatlah penting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit menerima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai penyakit, gangguan, atau kelainan yang mungkin muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseorang terlihat bersih dan cantik.

Prinsipnya meliputi beberapa hal yaitu :

a. Kulit

Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya menggunakan jenis sabun yang banyak mengandung lemak nabati karena dapat mencegah hilangnya kelembaban dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodorant, dan shampoo hendaknya pilih produk yang tidak menimbulkan rasa perih atau iritasi. Kulit anak – anak cenderung lebih tahan terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian, kita harus rutin membersihkannya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain dengan kotoran.

(4)

Cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :

1) Biasakan mandi minimal 2 kali sehari atau setelah beraktifitas.

2) Gunakan sabun yang tidak bersifat ititatif.

3) Sabuni seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela – sela jari, ketiak, belakang telinga, dll.

4) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.

5) Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan, hingga kaki.

b. Kuku

Kuku merupakan pelengkap kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terdapat didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku sehat berwarna merah muda. Cara – cara merawat kuku antara lain :

1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit disekitar kuku.

3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.

5) Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.

(5)

c. Rambut

Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri atas tangkai rambut yang tumbuh melalui dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh/ normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh – pembuluh darah disekitar rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Cara merawat rambut antara lain :

1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu ( atau sesuai kebutuhan ) dengan memakai shampoo yang cocok.

2) Pangkas rambut agar terlihat rapi. Gunakan sisir yang bergerigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak.

3) Jangan gunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.

4) Pijat – pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut.

5) Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan hati – hati. d. Gigi dan mulut

Mulut merupakan bagian pertama dari system perncernaan dan merupakan bagian tambahan dari system pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga tidak bersih sehingga harus selalu dibersihkan. Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal : tifus, hepatitis) mencegah penyakit mulut dan gigi,

(6)

meningkatkan daya tahan tubuh (Adam, syam sunir, 1994). Cara merawat gigi antara lain :

1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.

2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras. (misal : membuka tutup botol).

3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah.

4) Menyikat gigi sesudah makan dan khusunya sebelum tidur. 5) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil

sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi.

6) Meletakkan sikat pada sudut 450 di pertemuan antara gigi dan gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi. 7) Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya.

8) Memeriksakan gigi secara teratur tiap 6 bulan sekali e. Mata

Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain :

1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke bagian luar.

2) Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut.

3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran. 4) Bila menggunakan kaca mata, hendaklah selalu dipakai. 5) Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.

f. Hidung

Cara merawat hidung antara lain :

1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil. 2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam lubang hidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa.

(7)

3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.

4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung. g. Telinga

Saat membersihkan telinga bagian luar hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara – cara merawat telinga adalah sebagai berikut :

1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara perlahan dengan menggunakan penyedot telinga.

2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati – hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebih.

3) Aliran air yang masuk hendaklah dialirkan ke saluran telinga dan bukan langsung ke gendang telinga.

4) Jangan gunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihkan kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.

h. Perineum

Tujuan dari perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri (Poter & Perry, 2000).

7. Upaya perawat dalam melakukan personal hygiene

Perawat memiliki peran penting didalam upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan proses keperawatan yaitu (Hidayat, 2006) :

a. Pengkajian

(8)

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.

2) Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah:

a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?

b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.

d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.

e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.

g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.

(9)

h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

i) Kuku tangan&kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan

kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.

b. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1) Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene berhubungan dengan gangguan kognitif, kurangnya motivasi, gangguan penglihatan. Intervensi :

a) Cegah kulit dari iritasi dan injury

b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari

c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

d) Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari. e) Anjurkan klien setelah mandi kulit dikeringkan secara hati-hati terutama di area bawah payudara, ketiak, sela paha diantara jari kaki.

f) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi. g) Cegah kulit dari iritasi dan injury

(10)

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.

Intervensi :

a) Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi

b) Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari gangguan integritas kulit berlebih. c) Jika klien merasa gatal-gatal, anjurkan klien agar tidak

menggaruk secara berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.

3) Gangguan Body Image berhubungan dengan penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi.

Intervensi :

a) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body image saat ini.

b) Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi

c) Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image klien.

d) Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan semua orang akan mengalami hal tersebut

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma mukosa mulut.

Intervensi :

a) Gosok gigi setelah makan

b) Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah plaq.

c) Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah mulut

d) Klien yg infeksi oral

 Jangan gunakan gigi palsu

 Beriobat kumur–kumur (betadine kumur)  Gunakan liquid topikal antibiotik

(11)

B. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Sedarmayanti (2001) yang mengutip dari (L.A.N, 1992) mengatakan Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau hasil kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/ penampilan kerja. Kemudian menurut Mangkunegara, (2001), istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Asuhan keperawatan adalah sentral dari pelayanan keperawatan, oleh sebab itu perawat harus menyadari pentingnya memelihara dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah menerapkan metodologi proses keperawatan sebagai pendekatan system dalam asuhan keperawatan. Penerapan metodologi dalam asuhan keperawatan, sangat berguna untuk memelihara mutu tenaga keperawatan dan sangat berguna untuk memelihara serta meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga masyarakat sebagai penerima asuhan keperawatan dapat merasakan asuhan keperawatan yang bermutu. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan di RSJ adalah pemberian asukan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa yang secara khusus dengan pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Agar kualitas asuhan yang diberikan bermutu, maka dari aspek perawat harus sangat memperhatikan kondisi klien dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh rumah sakit.

(12)

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Prestasi kerja atau pencapaian kinerja yang kurang baik karena kurangnya pengetahuan, kurangnya ketrampilan, kurangnya motivasi dan kurangnya keyakinan diri (Foster&Seeker, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis, yang dikutip oleh Mangkunegara A.A, (2000) yang merumuskan bahwa

Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) seseorang terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc. Cleland (1987) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja”.

(13)

Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi yaitu :

1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi 2) Berani mengambil resiko

3) Memiliki tujuan yang realistis

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya

5) Memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Berdasarkan pendapat tersebut seseorang akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi berprestasi tinggi. Motivasi berprestasi yang perlu dimiliki oleh seseorang harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja.

Menurut Sedarmayanti (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :

a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), bekerja dalam suatu tim.

b. Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi.

(14)

d. Manajemen kinerja/produktivitas yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.

e. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja.

f. Kreativitas dalam bekerja dan berada pada jalur yang benar dalam bekerja.

Disamping hal tersebut diatas terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja/ produktivitas kerja antara lain (Sedarmayanti, 2001) :

1) Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.

2) Pendidikan

Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas.

3) Ketrampilan

Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja akan menjadi lebih terampil apabila mempunyai kecakapan/ kemampuan/ ability dan pengalaman kerja yang cukup.

4) Manajemen

Sistem yang diterapkan oleh pimpinan kepada bawahannya, apabila tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga kinerja bawahannya semakin meningkat.

5) Hubungan inter personal (HIP)

Dengan penerapan hubungan inter personal yang baik, maka akan :

a) Menciptakan ketenangan kerja, memberikan motivasi kerja, sehingga prestasi kerja akan lebih baik.

(15)

b) Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis, sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan kinerja

6) Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai, maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kerja.

7) Kebutuhan gizi dan kesehatan

Apabila tenaga kerja dapat dipenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka akan lebih kuat bekerja dan semangat yang tinggi dalam meningkatkan kualitas kerja.

8) Jaminan sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi kepada tenaga kerja dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila jaminan sosial tenaga kerja mencukupi, maka akan dapat menimbulkan kesenangan bekerja, sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja.

9) Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

10) Sarana untuk bekerja/sarana produksi

Apabila sarana bekerja/ peralatan dan bahan yang digunakan kurang baik bisa mengakibatkan pemborosan bahan, sehingga akan bisa menurunkan kualitas.

11) Tehnologi

Apabila tehnologi yang digunakan tepat dan lebih maju tingkatannya, maka akan memungkinkan tepat waktu dalam penyelesaian proses kegiatan, jumlah kegiatan yang dihasilkan

(16)

lebih banyak & berkualitas, memperkecil terjadinya pemborosan bahan.

12) Kesempatan berprestasi

Pegawai/ tenaga kerja yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun organisasi/institusi tempat bekerja.

Apabila terbuka untuk kesempatan berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya.

Menurut Nursalam (2004), faktor internal yang menghambat perkembangan peran perawat secara profesional adalah sebagai berikut:

a. Anthetical terhadap perkembangan keperawatan

Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakan pendidikan keperawatan secara profesional, perawat lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dokter. Mereka cenderung menolak perubahan atau suatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara profesional.

b. Rendahnya rasa percaya diri

Perawat belum mampu menjadikan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien. Rendahnya rasa percaya diri tersebut disebabkan oleh rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, sehingga hal ini menempatkan perawat sebagai second class citizen.

c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan

(17)

Pengetahuan dan ketrampilan perawat terhadap riset sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya hasil riset di bidang keperawatan hanya 10 % dari jumlah perawat yang mampu melaksanakan riset. Rendahnya penguasaan riset sengat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu keperawatan.

d. Rendahnya gaji

Gaji perawat yang khususnya bekerja di institusi pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya gaji perawat berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang profesional. e. Perawat yang menduduki pimpinan di instansi kesehatan sangat

minim.

Masalah ini sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya pelayanan yang baik.

Menurut Achir Yani (1999) pada seminar keperawatan “ Model Praktek Keperawatan Rumah Sakit “ dijelaskan bahwa peningkatan kinerja pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat melalui penerapan model praktek pelayanan keperawatan. Di dalam model praktek pelayanan keperawatan terdapat lima sub sistem:

a. Nilai-nilai profesional b. Hubungan antar profesional

c. Model pemberian asuhan keperawatan

d. Pendekatan manajemen terutama dalam pengambilan keputusan dan

(18)

C. Kerangka Teori Penelitian

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ( Sedarmayanti, 2001)

D. Fokus Penelitian

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel, jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep (Notoatmodjo, 2005).

Faktor yang mempengaruhi kinerja:

1. Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika 2. Pendidikan 3. Keterampilan 4. Manajemen 5. Hubungan interpersonal 6. Penghasilan 7. Kesehatan 8. Jaminan sosial 9. Lingkungan dan iklim

kerja

10. Sarana dan prasarana 11. Teknologi

12. Karier

Kinerja askep pada fase: 1. Pengkajian 2. Diagnosa 3. Perencanaan 4. Implementasi 5. Evaluasi

(19)

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut:

Bagan 2.2 Fokus Penelitian

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki 1 variabel yaitu :

1. Kinerja asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan data di atas maka dapat disusun pertanyaan penelitiaan Bagaimanakah gambaran kinerja asuhan keperawatan pada fase pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,perencanaan intervensi, implementasi dan evaluasi dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene klien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Kinerja asuhan keperawatan

1. Pengkajian personal hygiene klien skizofrenia

2. Penentuan diagnosa keperawatan

personal hygiene klien

skizofrenia

3. Perencanaan pemberian asuhan keperawatan personal hygiene klien skizofrenia

4. Implementasi asuhan keperawatan

personal hygiene klien skizofrenia

5. Evaluasi asuhan keperawatan

personal hygiene klien skizofrenia

Referensi

Dokumen terkait

by classifying the rival firms based on the cumulative abnormal return at event day and one day after the event day it is found that the vertical acquisition announcement affect

Oleh karena itu, rencana sistem pelayanan SPAM Perkotaan difokuskan pada pengembangan sistem eksisting, terutama untuk jaringan perpipaan wilayah Kabupaten Jepara..

The degraded forest lands are of concern of rehabilitation programs, as they are usually the centre areas of poverty, natural disaster (flood-drought) and climate

bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan. tingkat

Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa sehingga setelah pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan, induk betina, dan larva ikan dalam kolam

Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dan apa yang terkandung dalam

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna penyaluran bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati

With the constraints required a system that is able to provide information about: The process of booking users of tour and travel services, the calculation of cost