• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LAPAN PEDOMANPEMBUATAN INFORMASI SPASIAL ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS DATA SATELIT PENGINDERAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LAPAN PEDOMANPEMBUATAN INFORMASI SPASIAL ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS DATA SATELIT PENGINDERAAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

2015

PUSAT PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH

LAPAN

PEDOMANPEMBUATAN INFORMASI SPASIAL

ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN BERBASIS

DATA SATELIT PENGINDERAAN

▸ Baca selengkapnya: perbedaan data visual dan data digital dalam kegiatan penginderaan jauh, yaitu

(2)

i

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

2015

Pedoman

Pembuatan Informasi Spasial

Zona Potensi Penangkapan Ikan

Berbasis Data Satelit Penginderaan

Jauh

(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT bahwa Panduan Penyusunan Pedoman Pengolahan Data Penginderaan Jauh telah dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman ini disusun sebagai salah satu tugas Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk merumuskan “Pedoman Pembuatan Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh” sebagai amanat Undang-Undang No. 21 tahun 2013.

Berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam membuat buku penyusunan pedoman ini, untuk itu perkenankan kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Segenap pimpinan LAPAN yang telah memberikan segala bentuk naungan dan dukungan dalam kegiatan ini.

2. Para narasumber yang telah mencurahkan segala kemampuan dan ilmunya demi terwujudnya buku panduan penyusunan podoman ini.

3. Tim penyusun, tim verifikasi dan tim pelaksana dari instansi sektoral terkait maupun dari kalangan intern yang telah bekerja keras hingga terselesaikannya buku panduan penyusunan pedoman ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan buku pedoman ini pada masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pengguna.

DAFTAR ISI

Jakarta, 14 Desember 2015 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Kepala

Dr. M. Rokhis Khomarudin, M.Si NIP : 197407221999031006

(5)
(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman:

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR RUMUS viii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Ruang Lingkup 1

1.4 Definisi Umum 2

BAB II. PENGOLAHAN DATA 3

2.1. Pemetaan Unit Pedoman 3

2.2. Diskripsi Unit 3

2.3. Perencanaan Kerja 3

2.4. Pengumpulan Data 4

2.5. Penyiapan Peralatan dan Piranti Lunak 4

2.6. Pengolahan Data 4

2.6.1. Data NOAA-AVHRR 5

2.6.1.1. Koreksi Geometrikk 5

2.6.1.2. Perhitungan SPL 5

2.6.2. Data Terra / Aqua MODIS 6

2.6.2.1. Koreksi Geometrik 6

2.6.2.2. Perhitungan SPL 7

2.6.2.3. Perhitungan Klorofil-a 8

2.6.3. Penyajian Informasi SPL dan Klorofil-a 9

2.7. Pembuatan Informasi ZPPI 12

2.7.1. Penentuan Lokasi ZPPI 12

2.7.1. Penyajian Informasi ZPPI 12

BAB III. PENUTUP 14

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman: Gambar 1. Project Area untuk Pembuatan Informasi Spasial ZPPI di

Wilayah Perairan Laut Indonesia

4

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasisi Data NOAA-AVHRR

6

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasis Data MODIS 8 Gambar 4. Informasi SPL Tanggal 26 September 2014 9 Gambar 5. Informasi SPL Tanggal 13 Oktober 2014 10 Gambar 6 Konsentrasi Klorofil-a Tanggal 26 September 2014 10 Gambar 7 Konsentrasi Klorofil-a Tanggal 28 September 2014 11 Gambar 8 Diagram Alir Pembuatan Informasi ZPPI 12 Gambar 9 Informasi ZPPI Project Area 13 Tanggal 12 September

2014

13

Gambar 10. Informasi ZPPI Project Area 13 Tanggal 26 September 2014

(8)

vii DAFTAR TABEL

Halaman: Tabel 1. Tahapan dan Uraian Pembuatan Informasi Spasial Zona

Potensi Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh.

3

(9)

viii

DAFTAR RUMUS

Halaman: Persamaan 1. Perhitungan Suhu Permukaan Laut data NOAA-AVHRR 5 Persamaan 2. Perhitungan Suhu Permukaan Laut data Terra/Aqua

MODIS

7

(10)

1

PedomanPembuatan Informasi Spasial

Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan

Jauh

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Informasi spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) berbasis data satelit penginderaan jauh yang secara operasional dibuat di Bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut (SDWPL), Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (PUSFATJA) LAPAN yang sudah dikembangkan mulai tahun 2003. Nama ZPPI merupakan nama yang terakhir kali digunakan, setelah beberapa kali berganti nama. Informasi spasial ZPPI diarahkan untuk dimanfaatkan oleh para nelayan sebagai upaya meningkatkan hasil tangkapan ikan dan efisiensi operasi penangkapan ikan. Informasi ZPPI ini didasarkan pada parameter-parameter oseanografi yang dapat diekstraksi dari data satelit penginderaan jauh.

Parameter oseanografi yang menjadi input utama pembuatan informasi spasial ZPPI tersebut adalah SPL dan klorofil-a. Parameter SPL diekstraksi berbasis dua jenis data satelit, yaitu: satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA) dari sensor Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) dan data

Moderate-Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) dari satelit Terra dan

Aqua. Data satelit penginderaan jauh yang digunakan memiliki resolusi spasial yang rendah, yaitu berkisar antara 500 sampai 1.000 meter. Walaupun begitu, yang diharapkan adalah resolusi temporalnya yang tinggi, yaitu harian. Buku Pedoman Pembuatan Informasi Spasial ZPPI Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh ini disusun sebagai awal untuk mendokumentasikan proses-proses pembuatan informasi spasial ZPPI, yang dimulai dari pengumpulan inputnya sampai tersedianya informasi ZPPI.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Pembuatan Informasi Spasial ZPPI ini adalah untuk menyediakan pedoman teknis bagi pengguna dalam penyusunan informasi ZPPI berbasis data satelit penginderaan jauh.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang diuraikan dalam buku pedoman ini mencakup ekstraksi parameter oseanografi dari data satelit penginderaan jauh dan proses penyusunan informasi ZPPI, yaitu:

 Penyiapan Peralatan dan Piranti Lunak  Data NOAA-AVHRR

 Koreksi Geometrikk

 Perhitungan SPL  Data Terra / Aqua MODIS

(11)

2

 Perhitungan SPL

 Perhitungan Klorofil-a

 Penyajian Informasi SPL dan Klorofil-a  Penentuan Lokasi ZPPI

 Penyajian Informasi ZPPI

Dalam proses di atas tidak ada koreksi radiometrik, baik untuk data NOAA-AVHRR maupun untuk data MODIS, karena proses koreksi radiometris sudah dilakukan di stasiun bumi.

1.4. Definisi Umum

 SPL (Suhu Permukaan Laut) adalah temperatur air laut di bagian permukaan laut yang terdeteksi oleh sensor pada satelit penginderaan jauh.

 Klorofil adalah adalah pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan merupakan salah satu molekul yang berperan utama dalam proses fotosintesis. Terdapat empat jenis klorofil yang berbeda, yaitu: klorofil-a, klorofil-b, klorofil-c, dan klorofil-d. Masing-masing terdapat pada medium yang berbeda. Klorofil-a terdapat pada semua organismeautotrof. Klorofil-b dimiliki alga hijau dan tumbuhan darat. Klorofil-c dimiliki alga pirang, alga keemasan, dan diatom(Bacillariophyta). Klorofil-d dimiliki oleh alga merah(Rhodophyta). Di samping itu, keempat jenis klorofil tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang berlainan. Selain berbeda rumus kimia, jenis-jenis klorofil ini juga berbeda pada panjang gelombang cahaya yang diserapnya. Klorofil a yang dimaksud dalam konteks ZPPI adalah klorofil a yang terdapat di permukaan laut.

Front adalah lokasi bertemunya dua jenis masa air laut yang memiliki

temperatur berbeda. Secara umum biasanya disebut sebagai tempat pertemuan arus air laut dingin dan arus air laut panas.

ZPPI (Zona Potensi Penangkapoan Ikan) adalah lokasi yang diduga merupakan tempat berkumpulnya ikan. Lokasi tersebut diprediksi menggunakan parameter oseanografi yang diekstraksi dari data satelit penginderaan jauh dan merupakan tempat yang ideal untuk penangkapan ikan. Nama ZPPI merupakan nama yang digunakan oleh Pusfatja LAPAN.

(12)

3 Bab II

Pengolahan Data 2.1. Pemetaan Unit Pedoman

Kode Unit : LI 1 03 004 03 01

Judul Unit : Pembuatan Informasi ZPPI 2.2. Diskripsi Unit

Pedoman teknis ini dibuat sebagai acuan untuk melakukan Pembuatan Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh.

Tabel 1. Tahapan dan Uraian Pembuatan Informasi Spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh.

Tahapan Uraian

1. Mempersiapkan perangkat dan data

1.1. Mempersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak pengolahan citra .

1.2. Mempersiapkan software sesuai dengan kebutuhan 1.3. Mempersiapkan data yang akan digunakan

1.4. Mempersiapkan metode yang akan digunakan

1.5. Mempersiapkan informasi pendukung lainnya (data lapangan, peta rupa bumi, dan lain sebagainya)

2. Melakukan pra pengolahan data

2.1. Melakukan koreksi geometrik. 2.2. Melakukan koreksi radiometrik. 3. Melakukan ekstraksi

parameter geobiofisik

3.1. Melakukan perhitungan suhu permukaan laut 3.2. Melakukan perhitungan citra klorofil-a

3.3. Penyajian informasi suhu permukaan laut dan klorofil-a 4. Melakukan penentuan

lokasi ZPPI

4.1. Pembuatan kontur suhu dari input data suhu permukaan laut

4.2. Analisis SPL untuk identifikasi thermal front/upwelling dengan batasan: gradien SPL untuk setiap jarak maksimal 3 km (3 piksel) minimal 0,50 C

4.3. Penentuan titik-titik lokasi ZPPI diambil 1/3 dari jarak maksimal 3 km tersebut, dimulai dari suhu terendah 5. Penyajian informasi

ZPPI

5.1. Pembuatan lembar informasi spasial ZPPI pada masing-masing project area yang memuat posisi koordinat geografis (lintang dan bujur) lokasi ZPPI serta beberapa keterangan lain yang tertulis pada legenda lembar informasi

5.2. Informasi ZPPI disajikan dalam bentuk peta tematik yang dapat dicetak menggunakan kertas berukuran A4

2.3. Perencanaan Kerja

Data satelit penginderaan jauh yang harus disiapkan untuk penyusunan informasi ZPPI adalah data NOAA-AVHRR dan data Terra-Aqua MODIS. Data yang diperlukan adalah data satelit NOAA-AVHRR level 1b, sedangkan data Terra/Aqua MODIS adalah level 2.

(13)

4

Wilayah perairan laut Indonesia dalam konteks ZPPI dibagi menjadi 24 Project

Area (PA). Dalam proses penentuan ZPPI di Pusfatja Lapan, wilayah perairan laut

Indonesia dibagi menjadi 24 Project Area (PA) yang masing-masing berukuran 6oLintang x7o Bujur sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.Pembuatan informasi ZPPI didasarkan pada salah satu PA yang sudah ada dalam basemap tersebut.

Gambar 1. Project Area untuk Pembuatan Informasi Spasial ZPPI di

Wilayah Perairan Laut Indonesia

2.4. Pengumpulan Data

Data input untuk pembuatan informasi ZPPI, baik untuk data NOAA-AVHRR maupun untuk data MODIS, diperoleh dari server Bidang Produksi Informasi (Proinfo) Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja)- LAPAN. Apabila terjadi kendala pada jaringan, pengambilan data input menggunakan media penyimpan data, seperti eksternal disk.

2.5. Penyiapan Peralatan dan Piranti Lunak

Komputer pengolah data yang diperlukan minimal memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut: processor 1.2 GHz, RAM 2 GB, Hard Disk 500 GB, dan VGA 256 MB.

Piranti lunak yang digunakan terdiri dari: Er Mapper, Mapinfo, ENVI, HRPT Reader, Program konversi SPL, dan Microsoft Excel.

2.6. Pengolahan Data

Penyusunan informasi ZPPI berbasis data satelit penginderaan jauh memerlukan setidaknya dua parameter oseanografi. Pada buku panduan ini informasi ZPPI didasarkan pada parameter SPL dan klorofil-a. Parameter SPL diekstraksi dari data Satelit NOAA-AVHRR dan data satelit Terra-Aqua MODIS, sedangkan klorofil-a diekstraksi hanya dari data MODIS.

(14)

5 2.6.1. Data NOAA-AVHRR

2.6.1.1. Koreksi Geometrik

Data NOAA-AVHRR yang digunakan sebagai data masukan untuk koreksi geometrikk adalah data NOAA-AVHRR level 1b/KLMN dengan format *_L1B. Proses koreksi geometrikk data NOAA-AVHRR dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap koreksi geometrikk secara sistematis dan tahap koreksi geometrik berdasarkan basemap acuan. Tahap koreksi geometrik secara sistematis dilakukan menggunakan piranti lunak ENVI, sedangkan tahap koreksi geometrik menggunakan acuan basemap menggunakan piranti lunak ERMapper.

Data NOAA-AVHRR level 1b telah memiliki informasi geolokasi yang berisi titik koordinat berisi nilai latitude dan longitude dalam sistem proyeksi geodetik. Data geolokasi digunakan dalam proses koreksi geometrik secara sistematis yang diolah menggunakan piranti lunak ENVI.

Piranti lunak akan melakukan proses interpolasi titik koordinat yang bersesuaian dengan setiap pixel pada data NOAA-AVHRR level 1b. Fungsi yang digunakan dalam proses koreksi geometrik secara sistematis dalam piranti lunak ENVI yaitu

Georeference by sensor AVHRR, dengan parameter yang di antaranya:

Map Projection: Geographic Lat/Lon

Datum: WGS-84

Number Warp Points: 50

X Pixel Size: 0.009

Y Pixel Size: 0.009

Method: Triangulation

Resampling: Bilinear

Background: 0

Zero Edge: Yes

Tahap selanjutnya yaitu koreksi geometrik menggunakan basemap acuan dengan masukan data NOAA-AVHRR level 1b yang telah terkoreksi geometrik secara sistematis. Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki geometrik yang kurang presisi. Titik kontrol yang di ambil sebanyak 30 titik. Titik kontrol harus menyebar secara merata dan membentuk jaring triangulasi secara terstruktur. Setiap titik kontrol harus memiliki RMS error kurang dari 1 pixel.

2.6.1.2. Perhitungan SPL

SPL diturunkan dari data NOAA-AVHRR kanal 4 dan 5 menggunakan algoritma McMillin dan Crosby (1984), sebagai berikut:

SPL = Tb4 + 2,702 (Tb4 – Tb5) – 0,582 – 273,0 (1) Keterangan:

SPL : Suhu Permukaan Laut dalam satuan derajat Celcius (°C). Tb4 : Suhu Kecerahan Kanal 4

(15)

6

Data NOAA-AVHRR yang digunakan adalah data level 1b. Tahapan proses pengolahan data NOAA-AVHRR dapat dilihat pada diagram alir Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasisi Data NOAA-AVHRR

2.6.2. Data Terra-Aqua MODIS 2.6.2.1. Koreksi Geometrik

Data MODIS yang digunakan sebagai data masukan untuk koreksi geometrik adalah data MODIS level 2 dengan format HDF. Data MODIS level 2 telah memiliki informasi geolokasi yang berisi titik koordinat berisi nilai latitude dan longitude dalam sistem proyeksi geodetik. Data geolokasi digunakan dalam proses koreksi geometrik secara sistematis yang diolah menggunakan piranti lunak ENVI.

Piranti lunak akan melakukan proses interpolasi titik koordinat yang bersesuaian dengan setiap pixel pada data MODIS level 2. Fungsi yang digunakan dalam proses koreksi geometrik secara sistematis dalam piranti lunak ENVI yaitu Georeference by

sensor MODIS, dengan parameter yang di antaranya:

Map Projection: Geographic Lat/Lon

Data NOAA (N18 dan 19) level 1b

Koreksi Geometrik Sistematik (Proses Registrasi) di ENVI

Export menjadi file PCI (untuk pengolahan dalam ERMapper)

Import File PCI (di ER Mapper) Koreksi Geometrik Berdasarkan Peta

Acuan Indonesia (di ER Mapper) Perhitungan SPL menggunakan algoritma

McMillin dan Crosby

Pembuatan layout data SPL sesuai format yang ditentukan

Mulai

(16)

7

Datum: WGS-84

Number Warp Points: 50

Bow Tie Correction: Yes

X Pixel Size: 0.009

Y Pixel Size: 0.009 2.6.2.2. Perhitungan SPL

Data MODIS yang digunakan sebagai data masukan untuk ekstraksi informasi SPL adalah data MODIS level 2, yang sudah merupakan informasi SPL. Tahapan proses pengolahan selanjutnya disajikan pada Gambar 3.3. Penentuan SPL dari data Terra/Aqua MODIS kanal 31 dan 32 dilakukan dengan menggunakan metode Brown dan Minnet (1999), dengan algoritma sebagai berikut:

SPL = k1+k2 x Tb31+k3 x (Tb31–Tb32) x BSPL+ k4 x

(Tb31–Tb32) x (1/cos (θ)–1) (2)

Keterangan:

Tb 31 : Suhu Kecerahan Kanal 31 dan 32 Tb 32 : Suhu Kecerahan Kanal 31 dan 32 BSPL : Suhu Kecerahan Kanal 20 θ : Sudut zenith satelit

Konstanta: k1 =1,152; k2 = 0,96; k3 = 0,151; dan k4 = 2,021

Proses ekstraksi parameter SPL berbasis data satelit Terra/Aqua (MODIS) dapat dilihat pada Gambar 3.

(17)

8

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasis Data MODIS

2.6.2.3. Perhitungan Klorofil-a

Konsentrasi klorofil-a permukaan laut yang digunakan diekstraksi dari data MODIS level 2, yaitu data yang sudah merupakan informasi klorofil-a. Proses ekstraksi tersebut menggunakan algoritma yang dikembangkan oleh O’Reilly et al. (2000), sebagai berikut:

Chl_a = 10**(0.283 -2.753*R + 1.457*R2 + 1.457*R2 + 0.659*R3 - 1.403*R4 (3) Keterangan:

R : log 10 (( Rrs443>Rrs488)/Rrs551) Rrs : nLw/F0; remote sensing reflectance F0 : extraterrestrial solar irradiance

nLw : water leaving radiance pada panjang gelombang 443 μm, 488 μm, dan 551 μm.

Data MODIS Terra/Aqua level 2 (SPL)

Koreksi Geometrik Sistematik (Map Registrasi) di ENVI

Export menjadi file PCI (untuk pengolahan dalam ERMapper)

Import File PCI (di ER Mapper) Pemisahan Kelas Awan, Darat, dan Laut

Reklasifikasi Data SPL

Pembuatan layout data SPL sesuai format yang ditentukan

Mulai

(18)

9 2.6.3. Penyajian Informasi SPL dan Klorofil-a

Informasi SPL dan klorofil-a disajikan secara spasial yang dapat dicetak dalam format kertas A4. Gambar 4 dan 5. adalah contoh informasi spasial SPL, sedangkan Gambar 6 dan 7 merupakan contoh informasi spasial klorofil-a.

(19)

10

Gambar 5. Informasi SPL Tanggal 13 Oktober 2014

(20)

11

(21)

12

2.7. Pembuatan Informasi ZPPI 2.7.1. Penentuan Lokasi ZPPI

Produksi informasi spasial ZPPI didasarkan pada informasiSPL dan klorofil-a, yang dilakukan melalui tahapan:

a. Analisis SPL untuk identifikasi thermal front/upwelling dengan batasan: gradien SPL untuk setiap jarak maksimal 3 km (3 piksel) minimal 0,50 C;

b. Penentuan titik-titik lokasi ZPPI diambil 1/3 dari jarak maksimal 3 km tersebut, dimulai dari suhu terendah.

c. Pembuatan lembar informasi spasial ZPPI pada masing-masing project area yang memuat posisi koordinat geografis (lintang dan bujur) lokasi ZPPI serta beberapa keterangan lain yang tertulis pada legenda lembar informasi.

Pada Gambar8 disajikan diagram alir tahapan proses pembuatan informasi spasial ZPPI berdasarkan data SPL dan klorofil-a.

Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Informasi ZPPI

2.7.2. Penyajian Informasi ZPPI

Informasi ZPPI disajikan dalam bentuk peta tematik yang dapat dicetak menggunakan kertas berukuran A4. Tujuan penggunaan ukuran kertas A4 adalah agar mudah dikirim dan diterima oleh para pengguna di daerah melalui mesin faksimili. Contoh Informasi ZPPI dapat dilihat pada Gambar 9 dan 10.

(22)

13

Gambar 9. Informasi ZPPI Project Area 13 Tanggal 12 September 2014

(23)

14

Bab III Penutup

Buku Pedoman Pembuatan Informasi Spasial ZPPI ini disusun sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembuatan informasi spasial ZPPI. Buku Pedoman ini merupakan versi yang pertama yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan sesuai dengan perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, O.B. and P.J. Minnet. 1999. MODIS Infrared Sea Surface Temperature

Algorithm. Algorithm Teoritical Basic Document Version 2.0. University of

Miami.

Gaol, J.L. 2003. Kajian Karakteristik Oseanografi Samudera Hindia Bagian Timur

Dengan Menggunakan Multi Sensor Citra Satelit Dan Hubungannya Dengan Hasil Tangkapan Ikan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus). Disertasi. Tidak

Dipublikasikan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. McMillin dan Crosby (1984),

O'Reilly, J.E. and 24 Coauthors. 2000. SeaWiFS Postlaunch Calibration and

Validation Analysis Part 3. NASA Technical Memorandum Vol. II. NASA

Goddard Space Flight Center. 49 pp.

Wibawa. T.A. 2011. “Pemanfaatan Data Satelit Oseanografi untuk Prediksi Daerah

Potensial Penangkapan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) di Samudera Hindia Selatan Jawa-Bali”.Jurnal Segara: Volume 7 No. 1 Agustus 2011. ISSN

1907-0659.Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, KKP. Hal 29-41.

Zainuddin, M., H. Kiyofuji, K. Saitoh, dan S. Saitoh. 2006. Using multi-sensor satellite

remote sensing and catch data to detect ocean hotspots for albacore (Thunnus alalunga) in the northwestern North Pacific. Deep-Sea Res. II 53: 419-431.

(24)

Gambar

Tabel 1. Tahapan dan Uraian  Pembuatan Informasi Spasial Zona Potensi  Penangkapan Ikan Berbasis Data Satelit Penginderaan Jauh.
Gambar 1. Project Area untuk Pembuatan Informasi Spasial ZPPI di  Wilayah Perairan Laut Indonesia
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasisi Data NOAA-AVHRR
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data SPL Berbasis Data MODIS 2.6.2.3. Perhitungan Klorofil-a
+5

Referensi

Dokumen terkait