• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis GIS di Daerah Perairan Sulawesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis GIS di Daerah Perairan Sulawesi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis GIS di Daerah

Perairan Sulawesi

Nisa Mardhatillah1), Muh. Fajri Raharjo2), Meylanie Olivya3) 1) Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang

email: nmardhatillah@gmail.com

2) Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang email: aji.poltek@gmail.com

3) Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang email: livya.me@gmail.com

Abstrak

Potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton pertahun dan dimanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada. Oleh sebab itu, dibutuhkan solusi untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya ikan. Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang digunakan untuk melihat objek yang jauh dan sistem informasi dapat digunakan untuk menyebarkan informasi agar penyebaran informasi semakin merata. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan hasil teknologi penginderaan jauh yang berupa zona potensi penangkapan ikan dan menampilkannya dalam sebuah sistem informasi. Daerah analisis zona potensi penangkapan ikan dalam penelitian ini meliputi daerah perairan Sulawesi. Hasil pengujian terhadap sistem informasi, terdapat 97,36% responden merasa puas atas informasi yang diberikan.

Keywords: Penginderaan Jauh, Zona Potensi Penangkapan Ikan, Sistem Informasi Geografis, Satelit Modis, Terra/Aqua.

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 2/3 dari luas wilayah Indonesia adalah laut. Dengan potensi sumber daya alam yang begitu besar, maka tidak salah jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi poros maritim dunia. Sulawesi Selatan yang letak astronomisnya terletak pada koordinat 0 12’-8 Lintang Selatan dan antara 116 48’-122 36’ Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 46.717,48 km2 ini juga memiliki potensi lahan budi daya laut sebesar 600.500 Ha. Dengan potensi lahan budi daya laut sebesar itu, maka Sulawesi Selatan juga mempunyai potensi perkembangan biota laut khususnya ikan yang sangat bagus.

Menurut Kusyanto (2001) potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per tahun dan baru termanfaatkan sekitar 57% [1]. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan-ikan tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu

dengan menggabungkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan.

KAJIAN PUSTAKA

Kondisi Perairan Sulawesi Selatan

Kawasan Sulawesi Selatan yang terletak pada koordinat 0 12’-8 Lintang Selatan dan antara 116 48’-122 36’ Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 46.717,48 km2 . kawasan ini juga memiliki potensi lahan budi daya laut yang luas sekitar 600.500 Ha. Dengan lahan seluas ini, maka Sulawesi Selatan memiliki potensi pertumbuhan biota laut yang juga besar.

Dikutip dari

http://regionalinvestment.bkpm.go.id sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan bahwa daerah ini memili potensi pertumbuhan biota laut khususnya ikan. Hal ini dibuktikan dengan potensi perikanan tangkap di Sulawesi Selatan yang terus meningkat setiap

(2)

tahunnya.

Gambar 1. Data potensi perikanan tangkap di

Sulawesi Selatan (sumber :

http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu system informasi spasial berbasis computer yang mempunyai fungsi pokok untuk menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan semua bentuk informasi spasial. SIG juga merupakan alat bantu manajemen informasi yang terjadi dimuka bumi dan bereferensi keruangan (spasial). Sistem Informasi Geografi bukan sekedar system computer untuk pembuatan peta, melainkan juga merupakan juga alat analisis. Keuntungan alat analisis adalah memeberikan kemungkinan untuk mengidentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam bentuk peta (Prahasta, 2004 [6]).

Pengembangan informasi oleh masing-masing pihak pun tidak seragam. Sebagai contoh, pelaku bisnis akan mendata atau menentukan lokasi bisnis penangkapan yang prospektif berdasarkan lokasi geografis, pihak pemerintah mendata lokasi-lokasi penangkapan beserta potensi pendapatannya, bahkan hingga mencari lokasi yang memiliki sumber daya melimpah dan sebagainya. Pemilihan tempat penangkapan yang strategis sangat penting, karena dengan pemilihan yang tepat akan menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang di harapkan, untuk mendapatkan hasil yang lebih dari yang diharapkan maka dibutuhkan SIG dalam bidang perikanan.

Sistem Informasi Geografis yang akan dibangun dibatasi pada pencarian tempat penangkapan ikan yang strategis di negara Indonesia khususnya pada jenis ikan pelagis besar dan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah ikan-ikan yang bergerak bebas di permukaan dan pertengahan perairan. Jenis ikan pelagis dipilih karena jenis ikan ini merupakan hasil ekspor terbesar bagi Indonesia dan merupakan jenis ikan yang banyak terdapat di wilayah

perairan Indonesia. Beberapa yang termasuk ke dalam tongkol (Euthynnus spp). Beberapa yang termasuk ke dalam kelompok ikan pelagis kecil adalah kembung (Rasralliger), layang (Decapterus), tembang (Sardinella spp), dan selar (Selaroides spp). Selain tempat penangkapan ikan, pemakai SIG dapat melihat dan mengetahui informasi dari jenis-jenis ikan yang terdapat di tempat tersebut (Munggaran,dkk.2012 [4]).

Hubungan Aplikasi GIS dengan Potensi Penangkapan Ikan

Masalah yang umum dihadapi adalah keberadaan daerah penangkapan ikan yang bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan ikan. Secara alami, ikan akan memilih habitat yang sesuai, sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi kondisi oseonografi perairan. Dengan demikian daerah potensial penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh factor oseonografi perairan. Kegiatan penangkapan ikan akan lebih efektif dan efisien apabila daerah penagkapan ikan dapat diduga terlebih dahulu, sebelum armada penagkapan ikan berangkat dari pangkalan. Salah satu cara untuk mengetahui daerah potensial penangkapan ikan adalah melalui study daerah penangkapan ikan dan hubungannya dengan fenomena oseonografi secara berkelanjutan (Priyanti, 1999) [8].

Informasi kesesuaian daerah pengoperasian alat tangkap akan mempengaruhi operasional, efektifitas dan efisiensi kerja. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek yang dijadikan dasar pertimbangan untuk penentuan kesesuai daerah perairan, yaitu aspek teknis dan aspek oseanografi. Selain itu pemilihan lokasi yang ideal untuk tempat operasi alat tangkap dapat mengurangi biaya operasional penangkapan yang akan dikeluarkan, dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan pendapatan nelayan (Syofyan,dkk, 2009) [10].

Menurut Zainuddin (2006), Salah satu alternative yang menawarkan solusi terbaik adalah pengkombinasian kemampuan SIG dan pengindraan jauh. Dengan teknologi inderaja factor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan daerah yang luas. Pemanfaatan SIG dalam perikanan tangkap dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan dan penghematan waktu

(3)

dalam pencarian fishing ground yang sesuai [12] (Dahuri, 2001). Dengan menggunakan SIG gejala perubahan lingkungan berdasarkan ruang dan waktu dapat disajikan, tentunya dengan dukungan berbagai informasi data, baik survei langsung maupun dengan pengidraan jarak jauh (INDERAJA)[1].

Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap onyek, daerah atau gejala yang dikaji. Dalam sistem penginderaan jauh terdapat dua proses atau elemen yang saling berkaitan (Lillesand dan Kiefer, 1994), yaitu pengumpulan data dan analisis data. Elemen atau proses pengumpulan data meliputi :

Sumber energy,

Perjalanan energy melalui atmosfir,

Interaksi antara energy dengan kenampakan dimuka bumi,

Sensor wahana pesawat terbang dan atau satelit, Hasil pembentukan data dalam bentuk pictorial dan atau bentuk numeric.

Sedangkan proses analisis data berupa pengujian data dengan menggunakan alat interpretasi dan alat pengamatan.

Penginderaan jauh dengan pengertian dalam lingkup luas oleh Wolf (1983) dinyatakan sebagai setiap metode iyang dipergunakan untuk mempelajari karakteristik obyek dari jauh. Penglihatan, penciuman dan penginderaan manusia merupakan contoh bentuk permulaan penginderaan jauh. Sedangkan defenisi penginderaan jauh dengan pengertian yang lebih luas dinyatakan sebagai pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat obyek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan obyek atau fenomena yang dikaji [11].

Gambar 2. Siklus Penginderaan Jarak Jauh

Sistem penginderaan jauh mencakup bebrapa komponen utama, yaitu :

Sumber energy,

Sendor sebagai alat perekam data,

Stasiun bumi sebagai pengendali data dan penyimpan data,

Pengguna data.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahap-tahap tertentu. Tahapan tersebut antar lain: Pengolahan Citra Untuk Penentuan Titik Potensi Penangkapan Ikan.

Proses Koreksi Geometrik

Koreksi Geometrik (Rektifikasi) adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi (Mather, 1987) . Koreksi geometri ini perlu dilakukan karena pada saat perekaman berlangsung, geometric citra juga mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat tinggi dan medan pandangnya sangat kecil. Kesalahan geometric citra dapat terjadi karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini, maka posisi pixel dari data inderaja satelit tidah sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya. Untuk memperbaiki posisi yang tidak sesuai dengan koordinat geografi tersebut dilakukan koreksi geometric dengan cara menggabungkan file peta acuan yang telah disediakan.

Proses Pengolahan Citra

Pada proses ini, pengolahan citra dilakukan dalam menganalisis penampakan citra untuk menentukan titik potensi penangkapan ikan. Analisis titik potensi penangkapan ikan ini dilakukan menggunakan software ER-Mapper. Proses ini meliputi :

Pengaturan RGB

Pemisahan antara awan, darat dan laut

Penggabungan file awan dan file Suhu Permukaan Laut (SST)

Pemberian formula pada citra suhu Cloud Masking dan Filtering Pengolahan Klorofil-a Citra Pembuatan Kontur SPL

Penentuan Lokasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)

Pembuatan Sistem Informasi.

Sistem informasi zona potensi penangkapan ikan. Sisten informasi ini dibuat dengan

(4)

menggunakan bahasa pemrograman PHP dan Javascript. Selain itu, sistem informasi ini juga dihubungkan dengan fitur google map untuk menampilkan titik-titik potensial penangkapan ikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Titik Zona Potensi penangkapan Ikan

Dalam penentuan titik-titik zona potensi penangkapan ikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

Interval Jarak Font +/- 3KM

Selisih suhu titik awal dengan titik akhir +/- 0.5ºC

Garis contour SPL > atau = 6 garis

Gambar 3 Daerah analisis potensi penangkapan ikan

Gambar 4 Lokasi yang memenuhi syarat

Gambar 4 adalah contoh lokasi yang memenuhi syarat zona potensial penangkapan ikan, dengan rincian :

Jarak titik A ke titik B Selisi Suhu 30.5 – 29.9 = 0.6 Garis kontur SPL lebih dari 6 garis

Untuk menentukan daerah yang diduga sebagai daerah ZPPI yaitu daerah antara garis kontur tertinggi dan garis kontur terendah (titik tengah kontur suhu terendah dan tertinggi).

Pembuatan Sistem Informasi

Gambar 5 Halaman Utama User

Gambar 5 merupakan tampilan halaman utama user. Dimana pada halam ini user dapat melakukan pencarian berupa pencarian titik pencarian ikan, dinas perikanan dan pasar tradisional. Selain itu, user juga dapat mlihat info jenis ikan yang kemungkinan dapat ditangkap di daerah perairan Sulawesi Selatan.

Gambar 6 Pencarian Titik Penankapan

Gambar 4.45 merupakan tampilan pencarian titik penangkapan ikan. Cara melakukan pencarian yaitu dengan cara memasukkan tanggal pencarian yang diinginkan dengan tanggal pencarian titik penangkapan beracuan pada sehari sebelumnya. Setelah itu, klik button cari untuk melakukan pencarian.

Gambar 7 Hasil Pencarian Titik penangkapan Ikan

(5)

Gambar 7 merupakan tampilan hasil dari pencarian titik potensial penangkapan ikan. Dimana pada setiap marker jika di klik maka akan muncul informasi-informasi berupa jenis satelit, lintang, bujur, suhu laut (minimum dan maksimum), jarak font dan klorofil.

Pengujian

Pengujian Sistem

Pengujian aplikasi dilakukan untuk memeriksa fungsi-fungsi yang akan diimplementasikan. Pengujian ini menggunakan metode black box. Pengujian ini terfokus pada pengujian sisi admin dan sisi user. Tujuan dari pengujian aplikasi ini adalah untuk memastikan halaman –halaman dari aplikasi telah berfungsi sesuai yang diharapkan. Adapun hasil dari pengujian tersebut. Data Masuk an Yang Diharapk an Pengamat an Kesimpu lan Data Ikan Klik form Lihat Dapat menampil kan list data-data ikan sesuai yang tertera pada database Menampil kan list data-data ikan sesuai yang tertera pada database Berhasil Klik tombo l delete Dapat menghap us data yang dimaksud Data yang dimaksud terhapus Berhasil Klik Form Edit Data Ikan Dapat masuk ke halaman inputan data tambah-dataikan. php dan dapat menginpu t file csv Menampil kan halaman input data tambah-dataikan. php juga dapat menginpu t file csv Berhasil Klik tombo Dapat menginpu Menginpu t file csv Berhasil l submit t file csv kedalam database kedalam database Klik tombo l kemba li Dapat kembali ke halaman sebelumn ya Kembali ke halaman sebelumn ya Berhasil Pengujian Respon

Pengujian respon ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan target end user terhadap sistem informasi zona potensi penangkapan ikan yang telah dibuat.

Pengujian respon ini dilakukan di Kantor Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan pada departemen/divisi Perikanan Tangkap yang bidangnya dianggap sesuai dengan judul skripsi penulis.

Hasil Perhitungan Kuesioner Berdasarkan Poin Pertanyaan

Jumlah poin pertanyaan = 17 butir Jumlah populasi keseluruhan= 35 orang

Jumlah Responden = 20 orang

Tabel 1 Tabel Perhitungan Kuesioner

Gambar 8 Tabel hasil perhitungan kuesioner Hasil yang diperoleh yaitu :

STS = 0 TS = 9

S = 213

SS = 118

(6)

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju

SS = Sangat Setuju

Hasil Perhitungan Kuesioner Berdasarkan Responden

Presentasi hasil kuesioner berdasarkan responden : % = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑋 100% STS 0 % TS 9 340 𝑋 100% = 𝟐, 𝟔𝟒 % S 213 340 𝑋 100% = 𝟔𝟐, 𝟔𝟒% SS 118 340 𝑋 100% = 𝟑𝟒, 𝟕% Pie Chart hasil berdasarkan responden :

Gambar 9 Pie Chart Presentase Respon Sistem Informasi.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian pada proses pengolahan citra dan pembuatan system informasi, maka diperoleh beberapa kei=simpulan, yaitu :

Penentuan titik potensi penangkapan ikan dapat dianalisis mengunakan beberapa software seperti Er-mapper, ENVI dan ARC-Gis dengan memperhatikan parameter antara lain:

Interval Jarak Font +/- 3KM

Selisih suhu titik awal dengan titik akhir +/- 0.5ºC

Garis contour SPL > atau = 6 garis

Berdasarkan hasil uji respon yang penulis lakukan dengan menggunakan kuesioner yang diujikan kepada 20 responden, diperoleh hasil :

Sangat Setuju (SS) = 34,7%

Setuju (S) = 62,64%

Tidak Setuju (TS) = 2,64%

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi zona potensi penangkapan ikan yang telah dibuat bermanfaat dan dapat membantu end user dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan judul “Sistem Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan Berbasis GIS di Daerah Perairan Sulawesi”. Selesainya jurnal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

REFERENSI

[1] Dahuri R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradya Paramita. Jakarta.

[2] Indrawati, T.A., 2000. Studi tentang Hubungan Suhu Permukaan Laaut Hasil Pengukuran Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella lemuru Bleeker 1853) di Selat Bali. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

[3] Lillesand, T.M. and Kiefer, R.W., 1994. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Edisi Ketiga., Alih Bahasa: Dulbahri, S., Hartono, P., Suharyadi.

[4] Munggaran, L.C., Widiastuti, W. and Nugraha, B., 2012. PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERIKANAN DI INDONESIA.Proceedings, konferensi nasional Sistem informasi 2012. [5] Nybakken, J.W. and Eidman, H.M., 1992. Biologi laut: suatu pendekatan ekologis. PT Gramedia Pustaka Utama.

[6] Prahasta, E., 2004. Sistem Informasi Geografis: ArcView Lanjut Pemrograman Bahasa Script Avenue. Informatika, Bandung. [7] Presetiahadi. K, 1994. Kondisi Oseonografi Perairan Selat Makassar Pada Juli 1992 (Musim Timur). Skripsi. Program Studi Ilmu dan Tegnologi Kelautan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

[8] Priyanti, N.S., 1999. Studi Daerah Penangkapan Rawai Tuna di Perairan Selatan Jawa Timur-Bali pada Musim Timur Berdasarkan Pola Distribusi Suhu Permukaan Laut Citra Satelit NOAA/AVHRR dan Data Hasil Tangkapan. S, 62.64% SS, 34.7% TS, 2.64% STS, 0% Presentase Respon Sistem

Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

(7)

[9] Star, J. and Estes, J.E., 1990. Geographic information systems: an introduct ion (Vol. 303). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. [10] Syofyan, I., Jhonerie, R. and Kasman, A.R., 2012. APLIKASI SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN

DAERAH PENGOPERASIAN ALAT

TANGKAP GOMBANG DI PERAIRAN

SELAT BENGKALIS KECAMATAN

BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROPINSI RIAU. Jurnal Perikanan Dan kelautan, 14(02).

[11]Wolf, P.R., 1993. Elemen Fotogrammetri. [12] Zainuddin, M., 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penelitian Perikanan Dan Kelautan. Makalah, disampaikan pada Lokakarya Agenda Penelitian COREM AP II Kabupaten Selayar, pp.9-10.

Gambar

Gambar  1.  Data  potensi  perikanan  tangkap  di  Sulawesi  Selatan  (sumber  :  http://regionalinvestment.bkpm.go.id)
Gambar 2. Siklus Penginderaan Jarak Jauh
Gambar  7  merupakan  tampilan  hasil  dari  pencarian  titik  potensial  penangkapan  ikan
Gambar 9 Pie Chart Presentase Respon Sistem  Informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Siti Nurlaila (2015) dimana Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitiannya

Kedua, ciri kultural yang sangat tampak dari para aktivis gerakan ini adalah pada.. pola interaksi yang terbangun di

Hal tersebut dikarenakan pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan kemampuan untuk menganalisis teks bacaan, selain itu juga berkaitan erat dengan tingkat pemahaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan rutin bayi baru lahir terhadap keberhasilan inisiasi menyusu dini di Ponek RSUD Kabupaten Jombang

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka ketentuan yang mengatur tentang K ompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan  Pembelajaran dalam Struktur

Jadi, mengapa bahasa belanda bisa diserap ke dalam bahasa jawa karena apa yang didengar oleh orang jawa dahulu, ketika apa yang didengar itu disampaikan kepada halayak umum

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kekuatan hubungan yang sangat kuat antara variabel

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap kualitas distilat asap yang dihasilkan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya, kandungan kimia yang paling