ANALISIS PERUBAHAN FONEM
Penyerapan Bahasa Jawa Dari Bahasa Belanda
UP FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2015
Nama: Nur Ainin Nim: 1414015007 Kelas: Sasindo A Prodi: Sastra Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehigga saya dapat menyelesaikan makalah hasil analisis ini. Shalawat beriring salam kami doakan, semoga selalu tersurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kami kepercayaan untuk menyelesaikan makalah hasil analsis tentang “Perubahan Fonem dari Bahasa Belanda Menjadi Bahasa Jawa”. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas akhir yang diberikan kepada saya. Sebagai manusia yang masih banyak kekurangan terutama ilmu pengetahuan dan pengalaman, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, agar kedepannya saya dapat membuat makalah hasil analisis yang lebih baik lagi. Demikianlah makalah ini saya buat semoga dapat bermanfaat untuk semua.
Samarinda, 5 Juni 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan 1 BAB II Korpus Data 2 BAB III A. Hasil Analisis 3 B. Pembahasan 6 BAB IV A. Kesimpulan 9 B. Saran 9BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belanda adalah salah satu penjajah yang paling lama mendiami Indonesia terutama di pulau Jawa yaitu selama 325 tahun. Ketika menjajah, Belanda tetap terus menggunakan bahasanya. Jadi dapat dipastikan ada bahasa-bahasa yang diserap ke dalam bahasa jawa. Ketika mencoba sedikit demi sedikit mengenali bahasa jawa dan bahasa belanda, ternyata benar ada kemiripan disana.
Bahasa jawa tepatnya bahasa jawa ngoko, ternyata banyak memiliki kemiripan. Dapat dipastikan bahwa bahasa tersebut adalah bahasa serapaan dari bahasa belanda. Namun, ketika dianalisis tulisan dari bahasa belanda tersebut dan dibandingkan, ternyata sangat jauh berbeda. Banyak perbedaan tulisan yang terdapat disana. Jadi dari mana bahasa belanda tersebut diserap?
Disinilah saya mencoba untuk menganalisis dan membuktikan bahwa bahasa jawa tersebut adalah bahasa hasil serapan dari bahasa belanda. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perbandingan dari analisis bahasa jawa dan bahasa belanda? 2. Seperti apa penyerapan bahasa itu terjadi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses penyerapan itu terjadi, 2. Untuk semakin mengenali bahasa jawa yang sebenarnya,
3. Untuk melengkapi tugas yang ditanggungkan sebagai tugas akhir oleh dosen pengampu.
BAB II
KORPUS DATA
Bahasa Jawa serapan dari bahasa Belanda
No. Gloss Bahasa Belanda Bahasa Jawa
1. pikir pikeren piker
2. pintar pienter pinter
3. jelek lelijk elek
4. kereta spoor sepur
5. sepeda fiets sepeda
6. sepeda motor bromfiets brompit 7. sengat (listrik) stroom setrum
8. nakal bengel bengal
9. penuh vol pol
10. tali snoer senar
11. memperhitungkan rekenen reken 12. dinding dari bambu gedekt gedek
13. pasang stel setel
14. telat te laat telat
15. bebas vrij prei
BAB III
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
1. Transkripsi Fonetis
No. Bahasa Belanda Bahasa Jawa 1. pikeren [#pi+ke+Rə#] pikĩr [#pi+ker#] 2. pienter [#pĩnt+cə’r#] pinter [#pĩn+tər#] 3. lelijk [#lɛy+ləɣ#] elek [#ɛ+lɛ?#] 4. spoor [#spo+wər#] sepor [#sə+por#] 5. fiets [#fĩt’s#] pit [#pit’#] 6. bromfiets [#brow+fĩt’ch#] brompit [#brom+pit’#] 7. stroom [#strowm#] setrum [#sə+trum#] 8. bengel [#be+ɳOw#] bengal [#be+ɳal#] 9. vol [#vowl#] pol [#pOl#] 10. snoer [#snu+wər#] senar [#sə+nar#] 11. rekenen [#θe+kə+nə#] reken [#rɛ+kən#] 12. gedekt [#və+dɛk’s#] gedek [#gə+dɛk’#] 13. stel [#stɛl#] setel [#sə+tɛl#] 14. te laat [#θə+lat’ch#] telat [#tə+lat’#] 15. vrij [#srɛĩy#] prei [#prɛ+iy#] 16. schop [#sxOp’#] sekop [#sə+kOp’#]
2. Peta Bunyi Hasil dari Korpus Data a. Bunyi Vokoid Bahasa Belanda
Bunyi Vokoid Bahasa Jawa
b. Bunyi Kontoid Bahasa Belanda
Depan Tengah Belakang
Tinggi i
Agak Tinggi ĩ e ə u O
Agak Rendah ɛ o
Rendah a
Depan Tengah Belakang
Tinggi i
Agak Tinggi ĩ e ə u O
Agak Rendah ɛ o
Rendah a
Bil1 LD2 Dent3 Alv4 PA5 Vel6 Glot7 DV8
Plo9 b p p’ d t t’ θ k k’ ɣ Afrik10 c ch x Frik11 f v s Lat12 l Tril R r Nasal m n ɳ
Bunyi Kontoid Bahasa Jawa
Ket:
3. Bunyi yang Mempunyai Kesamaan Fonetis a. Bahasa Belanda
b. Bahasa Jawa
4. Bunyi yang Tidak Mempunyai Kesamaan Fonetis
5. Bunyi yang Berdistribusi Komplementer a. Bahasa Belanda
[p] [p’]
(1) pikeren [#pi+ke+rə#] (16) schop [#sxOp’#] (2) pienter [#pĩnt+cə’r#]
Bil1 Dent3 Alv4 Vel6 Glot7 DV8
Plo9 b p p’ t t’ d k ? g
Frik11 s
Lat12 l
Tril r
Nasal m n ɳ
1. Bilabial 2. Labio Dental 3. Dental 4. Alveolar 5.Palatal Alveolar 6. Velar 7. Glotal 8. Dorso Velar 9. Plosif 10. Afrikatif 11. Frikatif 12. Lateral 1. [p] - [p’] 4. [t] - [t’] 7. [c] - [ch] 10. [m] - [n] 12. [i] -[ĩ] 2. [p] - [b] 5. [t] - [θ] 8. [f] - [v] 11. [n] - [ɳ] 13. [o] -[O] 3. [d] - [t] 6. [k] - [k’] 9. [R] - [r] 1. [p] - [p’] 3. [d] - [t] 5. [k’] - [?] 7. [m] - [n] 9. [i] - [ĩ] 2. [p] - [b] 4. [t] - [t’] 6. [k] - [k’] 8. [n] - [ɳ] 10. [o] - [O] Bahasa Belanda: ɣ x s l Bahasa Jawa: g s l r
(4) spoor [#spo+wər#] b. Bahasa Jawa
[p] [p’]
(1) piker [#pi+ker#] (16) sekop [#sə+kOp’#] (2) pinter [#pĩn+tər#] (4) sepor [#sə+por#] (5) pit [#pit’#] (6) brompit [#brom+pit’#] (9) pol [#pOl#] (15) prei [#prɛ+iy#] B. Pembahasan
Dari lima proses analisis di atas, dapat dilihat bahwa bahasa Belanda tersebut memiliki bentuk fonem yang sama dengan bahasa Jawa.
1. Transkripsi fonetis.
Disitu bahasa Jawa menyerap bahasa Belanda dari cara pengucapannya. Ini dikarenakan pada zaman penjajahan dulu masih banyak orang yang tidak mengerti tlisan dan karena bahasa lisan lebih dapat dipahami dengan mudah dibanding bahasa tulis. Maka disitu apa yang didengar oleh orang Jawa, itulah yang diserap dan akhirnya menjadi bahasa pribumi.
Contoh:
(2) pienter [#pĩnt+cə’r#] pinter [#pĩn+tər#] (6) bromfiets [#brow+fĩt’ch#] brompit [#brom+pit’#] (13) stel [#stɛl#] setel [#sə+tɛl#] (14) te laat [#θə+lat’ch#] telat [#tə+lat’#] (15) vrij [#srɛĩy#] prei [#prɛ+iy#] (16) schop [#sxOp’#] sekop [#sə+kOp’#]
Penjelasan:
(2) memiliki bentuk pengucapan yang samar dalam bagian penyambungan [#pĩnt+cə’r#] sehingga orang Jawa yang memiliki bentuk pengucapan medok diubah menjadi [#pĩn+tər#] yang terdengar lebih jelas. Begitu juga pada fonem (13), (14), (15), dan (16)
(6) [#brow+fĩt’ch#] disini berubah menjadi fonem yang lebih jelas lagi yaitu [#brom+pit’#]. Perubahan ini dimungkinkan karena sepeda motor dahulunya memiliki suara yan lebih mirip “brem... brem... brem...” sehingga fonem [#brow...] menjadi [brom...]. Sedangkan [...fĩt’ch#] menjadi [...pit’] karena lidah orang Jawa tidak bisa mengucapkan huruf ‘f’ pada masa itu.
2. Peta Bunyi
Disini dapat dibuktikan bahwa bahasa Jawa dan bahasa Belanda memiliki fonem-fonem yang sama. Dimana unsur vokoid keduanya sama, sedangkan di unsur kontoid ada beberapa fonem Belanda yang tidak dimiliki bahasa Jawa. Hal ini karena lidah orang Jawa susah mengucapkan kata-kata yang cara membacanya samar-samar atau memantul.
3. Bunyi yang Mempunyai Kesamaan Fonetis
Pada poin ini dapat diambil bukti bahwa bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis dalam bahasa Belanda juga dimiliki oleh bahasa Jawa. Kecuali bunyi-bunyi yang terdengar samar-samar seperti, [R] - [r], [c] - [ch], dan [f] - [v] yang memang tidak dimiliki oleh bahasa Jawa.
4. Bunyi yang Tidak Mempunyai Kesamaan Fonetis Bahasa Belanda: ɣ x s l
5. Bunyi yang Berdistribusi Komplementer
Disini dapat dilihat jika terdapat bebrapa kata yang sama-sama mengalami distribusi komplementer yaitu:
P P’
Bahasa belanda Bahasa jawa Bahasa belanda Bahasa jawa (1) [#pi+ke+rə#] [#pi+ker#] (16) [#sxOp’#] (16) [#sə+kOp’#] (2) [#pĩnt+cə’r#] [#pĩn+tər#]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa berasal dari kesepakatan bersama dari apa yang didengar. Jadi, mengapa bahasa belanda bisa diserap ke dalam bahasa jawa karena apa yang didengar oleh orang jawa dahulu, ketika apa yang didengar itu disampaikan kepada halayak umum dan disepakati sebagai bahasa, maka ketika itu bahasa belanda menjadi bahasa jawa pula. Namun disana terdapat bentuk tulisan yang berbeda. Hal ini karena orang jawa menyerap dari apa yang didengar, bukan apa yang dibaca.
B. Saran
Dari hasil analisis ini dapat kita ketahui lebih mendalam tentang bahasa kita dan hubungannya dengan bahasa lain yang terdengar sama. Maka dari itu, mempelajari tentang bahasa sendiri adalah wajib. Ketika kita dapat memahami bahasa kita sendiri, maka secara tidak langsung kita dapat pula mempelajari bahasa dari negara lain.