• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Studi linguistik kognitif memandang bahwa makna suatu kata tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi dibalik itu ada hal yang melatarbelakanginya. Tujuan dan sasaran dari linguistik kognitif itu sendiri berfokus pada pemotivasian hubungan antara makna dan bentuk. Salah satu objek kajian dari linguistik kognitif adalah idiom, yang di dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah kanyouku. Idiom memiliki peranan penting dalam penggunaan bahasa ketika berkomunikasi di kehidupan sehari-hari, sebab idiom sering kali hadir dalam proses transformasi informasi manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Penelitian mengenai idiom merupakan salah satu kajian dalam linguistik kognitif, yang menggunakan gaya bahasa untuk menjelaskan interpretasi makna suatu kata ataupun kalimat. Dari sekian banyak gaya bahasa yang ada, secara umum gaya bahasa metafora, metonimi, dan sinekdoke dapat digunakan untuk menginterpretasikan makna kata, frase, maupun kalimat, dalam hal ini juga termasuk untuk menginterpretasikan makna idiom.

Linguistik kognitif memandang metafora secara alamiah merupakan proses kognitif fundamental yang juga merupakan aspek fundamental dari bahasa, bukannya sekedar pemanis retoris, permasalahan linguistik semata, dan merupakan aspek pinggiran dan pikiran dalam bahasa (Lakoff & Johnson, 2003 dalam Fittiska, 2012: 6). Gaya bahasa ini memandang sesuatu dengan perantaraan benda yang lain. Selanjutnya, metonimi dari sudut pandang linguistik kognitif dipandang sebagai mekanisme kognitif alamiah yang dimiliki oleh manusia, dibandingkan hanya sekedar pergantian suatu kata untuk menyatakan hal lain

(2)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terkait begitu dekat atau ada bersama (belong together) (seperti pada contoh retoris klasik, crown untuk mengacu pada king) (Lakoff & Johnson, 2003; Hilpert, 2006; Kövecses; 2010 dalam Fittiska, 2012: 4). Sedangkan sinekdoke merupakan mekanisme kognitif dari bentuk hubungan sesuatu yang umum, namun dipandang dan digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lebih khusus, atau sebaliknya.

Berkaitan dengan penyampaian informasi, terkadang orang atau pengguna bahasa tidak menyampaikan pesan atau pendapatnya secara terus terang dan lugas. Namun, acap kali mereka menggunakan bahasa kiasan untuk menyampaikannya. Penyampaian secara tidak langsung ini, dipertimbangkan untuk menghindari ketersinggungan seseorang terhadap ujaran tertentu, dan ada juga yang mengungkapkan bahwa penyampaian seperti itu dianggap lebih tepat dan terarah.

Idiom merupakan salah satu istilah yang tidak asing lagi dalam dunia kebahasaan. Kehadiran idiom sangat dipengaruhi oleh pola pikir penutur bahasa itu sendiri. Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya (Keraf, 1985: 109 dalam Prayogi: 2010: 2).

Dalam bahasa Jepang, ada beberapa penggolongan jenis-jenis idiom, salah satunya adalah penggolongan berdasarkan asal mula kata yang terdapat pada idiom itu sendiri. Salah satu jenisnya adalah shintai-teki bui o mochiita kanyouku, yaitu idiom yang berasal dari kata-kata yang menggunakan nama-nama bagian tubuh. Selain idiom yang merujuk pada nama anggota tubuh, ada juga idiom yang terbentuk dari nama hewan, makanan, dan sebagainya (Kurashina, 2008: 3 dalam Prayogi: 2010: 3).

Salah satu media sastra yang tidak luput dari penggunaan idiom dalam menyampaikan isi dan alur ceritanya adalah karya sastra novel. Perhatikan contoh kalimat-kalimat yang diperoleh dari karya novel berbahasa Jepang berikut ini:

(3)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) 脚を組み、指でこめかみを押さえながら本を読んでいたが、それはま るで頭に入ってくる言葉を指でさわってたしかめているみたいに見え た (Murakami, 1992: 30)。

Ia melipat kakinya, membaca buku sambil menekan pelipis dengan jarinya, terlihat seperti sedang memastikan kata-kata yang masuk ke kepalanya dengan meraba dengan jarinya (Murakami, 2005: 309).

(b) 「そんなのないよ」僕の頭は痛みはじめた (Murakami, 1994: 33)。 “Tidak ada yang begitu kok.” Kepalaku mulai pusing (Murakami, 2005: 29). (c) 目が覚めると女は一緒に朝ごはんが食べたいと言った (Murakami,

1994: 81)。

Ketika bangun, ia mengatakan ingin sarapan bersamaku (Murakami, 2005: 265).

Ungkapan-ungkapan di atas yang digarisbawahi merupakan idiom-idiom bahasa Jepang yang menggunakan nama anggota tubuh dalam pembentukannya. Mengapa anggota tubuh dapat mewakili berbagai macam idiom-idiom dalam bahasa Jepang? Tentunya ada hal-hal yang melatarbelakangi pembentukan idiom-idiom tersebut. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan peninjauan berdasarkan pada linguistik kognitif, yaitu dengan menginterpretasikan maknanya melalui beberapa gaya bahasa, seperti metafora (inyu), metonimi (kanyu), ataupun sinekdoke (teiyu).

Idiom 頭に入る pada kalimat (a) menyatakan idiom yang memiliki makna leksikal ‘masuk ke kepala’ dan berdasarkan pada data kalimat di atas makna idiomatikalnya dapat diartikan ‘memikirkan’. Dengan melihat pada teori metafora konseptual, masuk dan keluar secara konkret diartikan sebagai masuk-keluarnya suatu benda ke atau dari dalam suatu ruangan. Sehingga dalam hal ini, terdapat similarity (kesamaan) dengan informasi yang masuk ke otak manusia. Informasi dari luar akan masuk ke dalam otak manusia, dicerna, dan dapat dikeluarkan lagi

(4)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika dibutuhkan. Source domain pada idiom ini adalah memasukkan atau mengeluarkan benda dari suatu tempat atau ruangan tertentu, sedangkan target domainnya adalah masuk atau keluarnya informasi dari kepala manusia. Karena adanya hubungan similarity tersebut, maka idiom ini dapat diinterpretasikan melalui metafora.

Idiom 頭は痛い pada kalimat (b) menyatakan idiom yang memiliki makna leksikal ‘sakit kepala’ dan makna idiomatikal ‘kepala pusing’ dan ‘kepala sakit’. Ketika seseorang merasa sakit kepala, sebenarnya bukan seluruh bagian luar dan dalam kepalanyalah yang sakit, tapi hanya bagian dalam dari kepalanya. Penyebab dari sakit kepala itu sendiri adalah terganggungnya kerja saraf-saraf yang ada di dalam kepala, ketegangan otot, gangguan pada pembuluh darah, dan berbagai faktor lainnya. Maka dari itu, dalam hal ini kepala dapat dinyatakan sebagai wadah dari isi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pemaknaan idiom ini dapat diinterpretasikan melalui metonimi, karena adanya kedekatan secara ruang, yaitu wadah mewakili isinya.

Terakhir, idiom 目 が 覚 め る pada kalimat (c) menyatakan idiom yang memiliki makna leksikal ‘membangunkan mata’ dan berdasarkan pada data kalimat di atas makna idiomatikalnya dapat diartikan ‘terbangun dari tidur’ atau ‘terjaga dari tidur’. Hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal pada idiom ini dapat diketahui ketika seseorang atau hewan bungun dari tidurnya.

Saat itu sebenarnya merupakan awal kembali bekerjanya organ-organ tubuh manusia yang tampak secara konkret. Dalam hal ini, mata dijadikan sebagai acuan pada idiom karena mata merupakan organ yang pertama bekerja ketika mendapat ransangan dari otak untuk kembali sadar. Meskipun sebenarnya ketika tersadar dari tidur, tidak hanya mata yang kembali berfungsi, namun secara menyeluruh organ tubuh kembali bekerja. Karena kata mata digunakan untuk menyatakan

(5)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tubuh secara keseluruhan, maka idiom ini dapat diinterpretasikan melalui sinekdoke.

Berdasarkan pada tiga contoh kalimat di atas, jika kita hanya memahami idiom secara harfiah saja, maka akan mengakibatkan terjadinya salah penerjemahan terhadap informasi tertentu yang kita dengar. Proses pemaknaan idiom ini juga tidak terlepas dari latar belakang sosiologis masyarakat Jepang. Suryadimulya (2009: 1) menyatakan bahwa latar belakang sosiologis tidak terbatas pada struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarah, kaitannya dengan sistem linguistik lain, dan pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain kalimat-kalimat yang mengandung idiom di atas, pada novel Jepang masih banyak terdapat idiom yang memakai nama anggota tubuh dalam pembentukannya.

Novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami yang ditulis pada tahun 1991 adalah salah satu dari banyaknya novel-novel Jepang yang terkenal. Novel ini dapat dijadikan sebagai objek penelitian terkait dengan idiom yang menggunakan nama anggota tubuh sebagai unsur pembentuknya. Karena alur ceritanya yang cukup panjang, maka novel ini dibagi menjadi dua jilid, yaitu Noruwei no Mori bagian satu dan Noruwei no Mori bagian dua.

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini penulis mencoba untuk menjabarkan latar belakang pembentukan idiom ini berupa pendeskripsian hubungan makna leksikal dengan makna idiomatikal idiom-idiom bahasa Jepang yang menggunakan nama anggota tubuh yang terdapat pada novel Noruwei no Mori (1994). Analisis makna yang dilakukan melalui pendekatan linguistik kognitif, lalu makna tersebut akan diinterpretasikan melalui gaya bahasa, baik gaya bahasa metafora, metonimi, maupun sinekdoke. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Makna Idiom Anggota Tubuh dalam Novel Noruwei no Mori (Suatu Tinjauan Linguistik Kognitif)”.

(6)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah penelitian di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Idiom apa sajakah yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori?

2. Bagaimana interpretasi makna melalui gaya bahasa metafora yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori?

3. Bagaimana interpretasi makna melalui gaya bahasa metonimi yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori?

4. Bagaimana interpretasi makna melalui gaya bahasa sinekdoke yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori?

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih jelas dan tidak meluas, maka penulis membatasinya pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada idiom-idiom yang terdapat di dalam novel Noruwei no Mori yang menggunakan nama anggota tubuh sebagai unsur pembentuknya.

2. Pembahasan masalah difokuskan pada pendeskripsian latar belakang terbentuknya idiom-idom tersebut dengan cara menganalisis hubungan antara makna leksikal dan makna idiomatikal idiom-idiom tersebut.

3. Interpretasi makna ini ditinjau melalui gaya bahasa, baik gaya bahasa metafora, metonimi, maupun sinekdoke.

(7)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembelajar bahasa Jepang mengenai idiom-idiom bahasa Jepang. Namun, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui idiom-idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori.

2. Mengetahui interpretasi makna melalui gaya bahasa metafora yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori.

3. Mengetahui interpretasi makna melalui gaya bahasa metonimi yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori.

4. Mengetahui interpretasi makna melalui gaya bahasa sinekdoke yang terjadi pada idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori.

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Bagi penulis, penelitian ini memiliki manfaat teoretis berupa pembuktian bagaimana teori-teori linguistik kognitif, termasuk dalam hal gaya bahasa metafora, metonimi, dan sinekdoke teraplikasi dalam makna idiom-idiom bahasa Jepang yang terbentuk dari nama-nama anggota tubuh.

2. Manfaat Praktis

(8)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat memperkaya pengetahuan penulis yang merupakan bentuk upaya untuk meningkatkan pemahaman akan bahasa Jepang, khususnya pemahaman mengenai idiom bahasa Jepang.

b. Manfaat bagi pembelajar

Dapat meningkatkan pemahaman dan memberikan informasi, agar dapat memperdalam wawasan bahasa Jepang, khususnya mengenai idiom bahasa Jepang. Sehingga pembelajar dapat memahami perbedaan makna idiom secara implisit dengan makna ungkapan secara harfiah, dapat menggunakan idiom-idiom tersebut secara tepat, dapat menghindari dan meminimalisir terjadinya kesalahan, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajar bahasa Jepang dimasa yang akan datang.

c. Manfaat bagi pengajar

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk materi ajar, bahan evaluasi pembelajaran, dan sebagainya. Selain itu, dapat menjadi masukan untuk mengatasi kesulitan pembelajar terkait dengan penggunaan idiom bahasa Jepang dalam kalimat.

d. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam mengenai idiom bahasa Jepang.

E. Definisi Operasional

a. Idiom (kanyouku)

Kuramochi dan Sakata (1987) dalam Jitsuyou Kotowaza Kanyouku Jiten menyatakan bahwa, Futatsu ijou no tango ga kimatta musubitsuki o shite ite, sorezore no tango no imi o tada tsunagi awasetemo rikai dekinai betsu no imi o arawasu ii kata o kanyouku to yonde imasu.

(9)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

„Idiom adalah kata-kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki hubungan yang tetap, namun dalam pengucapannya menunjukkan arti yang berbeda yang tidak dapat dipahami dengan hanya menggabungakan arti dari masing-masing kata tersebut‟.

Idiom yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh idiom-idiom yang terdapat dalam novel Noruwei no Mori (1994), di mana idiom yang diteliti hanya terbatas pada jenis idiom shintai-teki bui o mochiita kanyouku, yaitu idiom yang berasal dari kata-kata yang menggunakan nama-nama bagian tubuh.

b. Linguistik Kognitif

Berdasarkan namanya, linguistik kognitif merupakan ilmu bahasa yang merefleksikan penggunaan cognition pada manusia dan cognitive ability secara umum yang dimiliki oleh manusia (Momiyama, 2010: 1).

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam rancangan laporan penelitian yang akan dibuat nanti meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Secara keseluruhan memaparkan mengenai perencanaan penelitian, pemaparan masalah, dan gambaran penyelesaian masalah penelitian.

(10)

Idea Alvira, 2015

Analisis makna idiom anggota tubuh dalam novel noruwei no mori

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai cakupan teori yang berhubungan teori-teori yang melandasi kegiatan penelitian, yaitu mengenai linguistik kognitif, gaya bahasa metafora, metonimi, dan sinekdoke, idiom, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dideskripsikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan data-data yang diperoleh yang disertai dengan pembahasan analisis data tersebut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian untuk menjawab tujuan penelitian ini, serta menyampaikan saran-saran yang terkait dengan penelitian-penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan minat dan hasil belajar matematika dengan model

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Kontingensi Mc Nemar Untuk Pengujian Dampak Sebelum dan Sesudah Adanya Pengembangan Pantai Padang Terhadap Pendapatan Dilihat Dari Sisi Penetapan

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Menyikapi hal tersebut dan perkembangan kemajuan TIK pada abad ke-21 yang terus berkembang pesat, maka Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) pada