• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN LKS

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI IPA

SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

OLEH :

Serina Rizki Novriana Daulay RSA1C113027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)
(3)

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN LKS

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI IPA

SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

Oleh

Serina Rizki Novriana D1, M. Haris Effendi 2, Haryanto2 1

Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi 2

Staf Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 7 Kota Jambi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan desain Mix

Method. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling. Adapun

instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa, kemampuan berpikir kritis siswa serta tes berupa soal essay. Untuk melihat pengaruh keterlaksanaan model kooperatif tipe TAI dengan kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan uji signifikansi dengan uji t. Keterlakasanaan model kooperatif tipe TAI oleh guru memiliki persentase sebesar 73,61% dikategorikan baik, persentase model oleh siswa sebesar 65,40% dengan kategori baik, persentase kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 64,90% dengan kategori baik, dan tes kemampuan berpikir kritis sebesar 60,93%. Hubungan keterlaksanaan model kooperatif tipe TAI dengan kemampuan berpikir kritis diperoleh r=0,598 dengan tingkat hubungan pada kategori sedang. Uji signifikansi dilakukan dengan uji t dengan diperoleh 0,00 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan.. Dengan demikian, hipotesis penelitian Ha diterima yaitu terdapat pengaruh keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 7 Kota Jambi.

Kata kunci: Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI), Kemampuan Berpikir Kritis dan Hidrolisis Garam.

PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari kajian tentang struktur,

komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Di samping itu, kimia juga

(4)

mengkaji sifat zat, dan secara khusus mengkaji reaksi yang mengubah satu zat menjadi zat lain. Selanjutnya di dalam mata pelajaran kimia, banyak mencakup materi yang dipelajari dari hakikat ilmu kimia hingga struktur, sifat dan penggolongan makromolekul (Faizi, 2013:245).

Sehingga dalam suatu proses pembelajaran khususnya kimia, guru dituntut tidak hanya sekedar memberikan pembelajaran, namun juga memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami suatu konsep. Kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan karena melalui pemikiran yang kritis, siswa mampu memecahkan persoalan yang ada melalui kerangka pikir rasional dan didasarkan pada fakta yang ada (Firda, 2016:741).

Terkait dengan penelitian ini, infomasi yang diperoleh melalui wawancara bersama ibu Diniati Putri, S.Pd pada tanggal 5 Januari 2017, dapat diketahui beberapa permasalahan mengenai pembelajaran kimia di SMA Negeri 7 Kota Jambi khususnya pada materi hidrolisis garam. Di antaranya bahwa dalam proses pembelajaran pada materi hidrolisis garam guru masih menerapkan model pembelajaran

Direct Intruction dengan metode

ceramah-diskusi di kelas. Dengan menggunakan metode tersebut siswa masih belum bisa memahami konsep hidrolisis garam secara maksimal. Hal ini juga tercermin dari aktivitas siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang kurang aktif ditunjukkan dengan sikap kurang memiliki rasa ingin tahu, kurang tanggap, cenderung diam dan malu bertanya ataupun menjawab

pertanyaan guru. Dalam proses pembelajaran siswa sering kali mencatat dan hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya keterampilan berpikir siswa kurang dioptimalkan, sehingga akan mempengaruhi kemampun berpikir kritis siswa tidak berkembang dengan baik dalam berproses menemukan konsep pembelajaran. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar untuk sebagian siswa khususnya dimana rata-rata hasil belajar siswa tahun ajaran lalu (2015/2016) pada materi hidrolisis garam yaitu 60. Nilai tersebut masih dibawah Kriteria KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70.

Oleh karena itu, hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh guru tidak hanya memberikan informasi tetapi juga harus menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut harus mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir konstruktivis dalam mengembangkan ide dan konsep karena menurut Suyatno (2016) menyatakan adanya indikasi dari semakin tingginya kemampuan berpikir kritis siswa maka semakin tinggi pula penguasaan konsepnya.

Berkaitan dengan usaha mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran kimia, ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan di antaranya adalah cooperative learning. Dalam model pembelajaran

cooperative learning terdapat banyak

tipe-tipe yang dapat digunakan dalam membantu proses pembelajaran, salah satu di antaranya adalah Team Assisted

Individualization (TAI) (Slavin, 2016:9-28). TAI merupakan salah satu

(5)

model pembelajaran kooperatif yang menarik karena menerapkan gabungan dari dua hal, yaitu belajar dengan kemampuan masing-masing individu dan belajar kelompok. Dengan pembelajaran tipe TAI tersebut, guru dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan aktivitas siswa untuk menjadi lebih aktif. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Karim dan Anshariyah (2016) yang menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat melatih kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Metode pembelajaran TAI cocok digunakan untuk materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep, rumus, dan menghitung khususnya pada materi Hidrolisis Garam. Hal ini dikarenakan materi Hidrolisis Garam memerlukan pemahaman konsep yang kuat. Berdasarkan penelitian dari Awofala (2013) diketahui bahwa dengan menggunakan pembelajaran TAI, siswa memiliki kesempatan untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pandangan dan pendapat, dan terlibat dalam pemikiran yang berhubungan dengan kinerja matematik.

Dalam praktiknya, pelaksanaan model TAI dalam pembelajaran dapat dibantu dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan praktikum. Hal ini dikarenakan untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan efektif. Siswa diharapkan juga mempunyai kesempatan untuk aktif berdiskusi secara berkelompok dalam memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian mencoba untuk

menyimpulkan sendiri secara logis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Tulisan ini akan mengungkapkan hubungan antara keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Assisted Individualization (TAI) dan

pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam.

KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individuaization (TAI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggabungan dari dua hal, yaitu belajar dengan kemampuan masing-masing individu dan belajar kelompok. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, siswa dapat belajar dari l siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Model TAI, siswa ditempatkan dalam kelompokyang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya (Slavin, 2016:14-15).

Berpikir Kritis

Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai (1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam

(6)

jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.

Hidrolisis Garam

Hidrolisis merupakan reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi antara ion-ion garam dengan air. Sedangkan garam adalah senyawa ionik yang diperoleh melalui reaksi netralisasi dalam pelarut air. Jadi, hidrolisis garam merupakan terjadinya reaksi penguraian garam dalam air. Jadi suatu garam dikatakan terhidrolisis di dalam pelarut air apabila jika ion-ionnya bereaksi dengan molekul air (Yayan, 2012:122).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan desain

Mix Method. Teknik pengambilan

sampel dilakukan dengan Purposive

Sampling, karena didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya dan penentuan sampel dengan tujuan tertentu. Kelas yang digunakan sebagai kelas sampel yaitu XI IPA 1 yang terdiri dari 30 siswa, penelitian dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dikumpulkan dengan lembar observasi dan data kemampuan berpikir kritis siswa dikumpulkan dengan lembar observasi dan tes.

Data yang diperoleh dianalisis untuk melihat pengaruh antara keterlaksanaan model kooperatif tipe TAI dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan menggunakan SPSS 22. Setelah keseluruhan data penelitian diperoleh, maka selanjutnya data diuji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors,

dilanjutkan dengan uji homogenitas,

uji kesamaan dua rata-rata yaitu untuk melihat apakah keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh siswa dapat mewakili keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru, dan apakah tes dapat mewakili data dari kemampuan berpikir kritis siswa. Selanjutnya dilakukan uji korelasi dan uji t untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data hasil lembar observasi mengindikasikan bahwa guru telah melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan baik dan mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Peningkatam ini disebabkan oleh perbaikan cara mengajar yang dilakukan oleh guru di setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama persentase keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru sebesar 66,67%, pertemuan kedua 71,88% dan pada pertemuan ketiga terjadi peningkatan yang cukup signifikan menjadi 82,29%. Setelah itu data yang diperoleh dirata-ratakan dengan perolehan persentase sebesar 73,61% dengan kategori baik. Adanya

(7)

peningkatan setiap pertemuan ini karena guru telah memperbaiki kesalahan yang terjadi pada pertemuan-pertemuan sebelumnya dan guru telah terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan data ini juga didukung dengan data kualitatif yang berasal dari komentar observer.

Tabel 1.1 Hasil Lembar Observasi Guru

Skor Presentase Kategori

64 66,67% B

69 71,88% B

79 82,29% SB

Gambar 1.1 Diagram keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI Oleh Guru

Sama halnya dengan peningkatan keterlaksanaan model oleh guru, persentase keterlaksanaan

model kooperatif tipe TAI oleh siswa juga mengalami peningkatan disetiap pertemuannya. Hal ini terbukti pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh adalah 61,06%, pertemuan kedua 65,78% dan pada pertemuan ketiga diperoleh 69,79%. Adapun rata-rata dari ketiga pertemuan adalah adalah 65,40% dengan kategori baik. Dapat dilihat dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mengalami kenaikan. Berarti siswa sudah mulai menerima penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2013:88) dimana kesiapan dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.Data ini juga didukung dengan data kualitatif yang berasal dari komentar observer.

Tabel 1.2 Hasil Lembar Observasi Siswa

Skor Presentase Kategori

58,62 61,06% CB 63,15 65,78% B 67,00 69,79% B 66.67 71.88 82.29 73.61 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(8)

Gambar 1.2 Diagram keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh siswa

Data keterlaksanaan model oleh guru dan siswa diuji normalitas dan homogenitas. Setelah didapatkan data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata. Hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi (Sig.) 0,056 > 0,05. Hal ini dapat membuktikan bahwa data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh siswa dapat mewakili data keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI oleh guru.

Sementara data lembar observasi kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan bahwa persentase kemampuan berpikir kritis siswa meningkat pada setiap pertemuannya. Adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dari setiap pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa mengalami perkembangan dengan baik. Hal ini juga didukung dengan hasil tes yang cukup baik. Dari ketiga pertemuan, hasil tes juga mengalami peningkatan.

Pada pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 59,50%%, pada pertemuan kedua meningkat sebesar 64,00% dan pada pertemuan ketiga sebesar 59,30%%. Dengan rata-rata dari tiga pertemuan adalah 60,93% dengan kategori baik. Hal ini sesuai menurut Gagne (1998) dalam Slameto (2010:43) yang menyatakan bahwa sikap dapat diubah dari kebiasaan-kebiasaan yang secara rutin dilakukan. Sikap merupakan faktor yang berperan menentukan prestasi yang dapat dicapai siswa pada akhir pembelajaran. Sehingga siswa lebih memahami materi yang diberikan dan pada akhirnya akan menunjukkan prestasi yang baik. Peningkatan persentase tiap pertemuan pada hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa didukung oleh data kualitatif yang telah dianalisis berdasarkan komentar dari observer.

Tabel 1.3 Hasil Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

Skor Presentase Kategori

25,29 57,48% CB 29,10 66,14% B 31,28 71,09% B 61,06 65,78 69,79 65,40 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(9)

Gambar 1.3 Diagram Persentase Kemampuan Berpikir Kritis

Tabel 1.4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Skor Presentase Kategori

25,29 57,48% CB

29,10 66,14% B

31,28 71,09% B

Gambar 1.4 Diagram Persentase Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Data kemampuan berpikir kritis siswa dan tes diuji normalitas dan homogenitas. Setelah didapatkan data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata. Hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi (Sig.) 0,054 > 0,05. Hal ini dapat membuktikan bahwa data tes kemampuan berpikir kritis dapat mewakili data observasi kemampuan berpikir kritis siswa.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat hubungan antara keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan rumus korelasi produk moment. Hasil analisis data menunjukkan tingkat hubungan sedang (r=0,598). Untuk melihat signifikansi antara keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan uji lanjut dengan uji t, hasil analisis regresi diperoleh nilai signifikansi (Sig.) 0,00 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan.. Dengan demikian, hipotesis penelitian Ha diterima yaitu terdapat pengaruh keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 7 Kota Jambi.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Assisted Individualization (TAI)

telah terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan pada setiap pertemuaan. Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

57,48% 66,14% 71,09% 64,90% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 56.00% 57.00% 58.00% 59.00% 60.00% 61.00% 62.00% 63.00% 64.00% 65.00% 59.50% 64.00% 59.30% 60.93%

(10)

tersebut memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Awofala, A.O.A., Arigbabu, A.A., & Awofala, A.A. (2013). Effect of Framing and Assisted Individualised Instructional Strategis on Senior Secondary School Students Attitudes Toward Mathematics. Acta Didactica Napocensia

Faizi, M. 2013. Ragam Metode

Mengajarkan Eksakta pada

Murid. Jogjakarta: Diva Press

Firda, A., Irawati, M. H., Maslikah, S. I. 2016. Penerapan Model Team

Assisted Individualization dipadu Problem Based Learning disertai

Penyusunan Portofolio untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, Sikap Spiritual, dan Keterampilan Siswa Kelas XI MIA 4 SMAN 6 Malang, Pros

Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM , Vol 1, ISBN:

978-602-9286-21-2

Fisher, A. 2009. Berpikir kritis Sebuah

Pengantar. Jakarta: Erlangga

Karim., Anshariyah, A. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk Melatih Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA,

EDU-MAT Jurnal Pendidikan

Matematika, 4(1), 58-67

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-

faktor yang mempengaruhi.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Slavin, R.E. 2016. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sunarya, Y. 2013. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya

Suyatno, 2016. Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa melalui implementasi model pembelajaran inkuiri pada materi pokok larutan penyangga.

Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, 1(1): 67-74

(11)

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Lembar Observasi Guru  Skor  Presentase  Kategori
Gambar  1.2  Diagram  keterlaksanaan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  TAI oleh siswa
Tabel  1.4  Hasil  Tes  Kemampuan  Berpikir  Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan Proyek Akhir Arsitektur (PAA) tahap Landasan Teori dan Program (LTP)

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja V Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2014 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :. APBD

Pimpinan RS harus menetapkan indikator kunci untuk memonitor struktur, proses dan hasil (outcome) dari rencana peningkatan mutu pelayanan

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

Berdasarkan latar belakang diatas dengan beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mensitesis variabel yang berpengaruh terhadap Return on Asset untuk