Laporan Kerja Praktek 10
Program Studi Teknik Mesin
BAB III
PERAWATAN PADA MESIN MOBIL TOYOTA RUSH DAN
PENANGANANNYA
3.1 Pengertian perawatan mesin
Perawatan mesin adalah kegiatan atau usaha untuk menjaga, mempertahankan, dan memaksimalkan kinerja mesin agar tetep pada kondisi yang prima. Untuk memaksimalkan kinerja mesin agar tetap prima saat pemakaian sehari-hari maka harus rutin dirawat dan dicek secara berkala dan dibawa ke bengkel resmi agar kerusakan pada mesin yang tidak bisa kita deteksi sendiri atau tidak kita ketahui, dapat terdeteksi dan dapat diperbaiki secara langsung tanpa merusak komponen-komponen yang lainnya.
Pemeriksaan keamanan sebelum perjalanan adalah ide yang baik, untuk melakukan pemeriksaankeamanan sebelum memulai suatu perjalanan. Pemeriksaan beberapa menit saja, dapat membantu kepastian keamanan dan kenyamanan berkendara. Hanya diperlukan pemahaman dasar atas kendaraan kita, serta kejelian mata.
Sebelum menghidupkan mesin kita harus memeriksa bagian luar kendaraan, yaitu: Ban (termasuk ban cadangan)
Periksa tekanan ban dengan menggunakan pengukur (gauge) dan periksa dengan teliti bagian yang terpotong, rusak, atau keausan yang berlebihan. Mur roda
pastikan bahwa mur roda tidak ada yang kurang ataupun kendur. Kebocoran fluida
Setelah kendaraan diparkir selama beberapa waktu, periksa bagian kolong dari adanya kebocoran bahan bakar, oli, air atau fluida. (air yang menetes dari AC setelah penggunaan adalah normal).
Laporan Kerja Praktek 11
Program Studi Teknik Mesin
Pastikan bahwa lampu-lampu besar, lampu rem,lampu belakang, lampu tanda belok, dan lampu-lampu lainnya menyala. Periksa arah sinar lampu besar. Bagian dalam kendaraan yaitu:
Dongkrak dan kunci mur roda
Pastikan tersedianya dongkrak dan kunci mur roda. Sabuk keselamatan
Periksa bahwa gesper dapat mengunci dengan sempurna. Pastikan bahwa belt tidak aus atau terurai.
Instrumen dan alat kontrol
Yang utama, pastikanlah bahwa indicator pengingat service dan lampu instrument bekerja dengan baik.
Rem
Pastikan bahwa pedal memiliki gerak bebas yang cukup. Bagian dalam ruang mesin yaitu:
Fuse cadangan
Pastikan tersedianya fuse cadangan. Fuse cadangan harus meliputi keseluruhan tingkat ampere yang tercantum pada tutup kontak fuse.
Permukaan cairan pendingin mesin
Pastikan bahwa permukaan cairan pendingin mesin adalah benar sesuai batas petunjuk maksimum/minimum cairan pendinginnya.
Baterai dan kabel
Seluruh sel baterai harus terisi dengan air destilasi pada ketinggian yang benar. Periksa terminal yang berkarat dan longgar, serta keretakan cabinet. Perikas kondisi kabel dan persambungannya.
Wiring
Periksa adanya kerusakan, longgar atau putus hubungan. Saluran bahan bakar
Laporan Kerja Praktek 12
Program Studi Teknik Mesin 3.2 Perawatan manual
Perawatan mesin dapat kita lakukan sendiri dan dapat kita pantau sendiri agar berkendara menjadi lebih tenang dan nyaman. Perawatan yang dapat kita lakukan sendiri adalah:
Mesin dan chasis
Pemeriksaan permukaan oli mesin
Pemeriksaan permukaan cairan pendingin mesin
Pemilihan tipe cairan pendingin
Pemeriksaan radiator
Pemeriksaan tekanan pemompaan ban
Pemeriksaan dan penggantian ban
Merotasi ban
Mengganti pelek roda
Perhatian tentang pelek roda aluminium
Pemeriksaan kondisi baterai
Perhatian tentang pengisian kembali baterai
Pemeriksaan dan mengganti fuse
Menambah fluida pembasuh
Mengganti bola lampu
periksa pedal kopling
periksa free play pedal rem
periksa langkah rem
periksa langkah rem parkir
periksa minyak rem
Laporan Kerja Praktek 13
Program Studi Teknik Mesin Mesin dan chasis
3.2.1 Pemeriksaan permukaan oli
Gambar 3.1 dipstick
Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Dengan mesin berada dalam temperature kerja dan mesin mati, periksa permukaan oli pada dipstik oli.
- Untuk mendapatkan pembacaan yang benar, maka kendaraan harus diparkir di tempat yang rata. Setelah mematikan mesin, tunggulah dulu beberapa menit agar oli turun kedasar mesin.
- Tarik dipstick keluar, dan hapus dengan kain lap.
- Masukan kembali dipstick lalu dorong masuk sejauh mungkin, apabila tidak pembacaan dapat menjadi keliru.
- Tarik dipstick keluar dan periksalah permukaan oli pada bagian ujungnya.
Apabila ternyata permukaan oli berada dibawah atau sedikit diatas garis permukaan rendah, maka tambahkan oli mesin dengan tipe yang sama.
Lepas tutup pengisi oli dan tambahkan oli sedikit demi sedikit menggunakan corong, kemudian periksa dengan dipstick. Jumlah perkiraan oli
Laporan Kerja Praktek 14
Program Studi Teknik Mesin
yang perlu diisi antara permukaan rendah dan permukaan penuh pada dipstick ditunjukan sebagai berikut:
1.5L (1.6 qt., 1.3 lmp.qt.) PELUMASAN MESIN
Kapasitas oli ( kuras dan isi kembali ), L (qt., lmp. qt.): Dengan saringan 3.0 (3.2, 2,6) Tanpa saringan 2.7 (2.9, 2.4)
“Toyota Genuine Motor Oli” telah digunakan pada kendaraan anda. Gunakan “Toyota Genuine Motor Oli” yang telah disetujui Toyota atau yang setara guna memenuhi tingkat dan viskositas.
Tingkat oli:
20W-50 dan 15W-40
API grade SL atau SM oli mesin multigrade. 10W-30 dan 5W-30
API grade SL “Energy-Conserving”, SM “Energy-Conserving” atau ILSAC oli mesin multigrade.
Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Viskositas oli yang dianjurkan ( SAE ):
Gambar 3.2 viskositas oli Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Laporan Kerja Praktek 15
Program Studi Teknik Mesin
Apabila menggunakan oli mesin SAE 10W-30 atau oli mesin dengan viskositas yang lebih tinggi pada temperature yang sangat rendah, maka mesin akan menjadi sulit start, jadi sangat dianjurkan untuk menggunakan oli mesin SAE 5W-30.
Pada saat permukaan mencapai batas yang benar, pasanglah tutup pengisi dengan kencang menggunakan tangan.
Symbol API service ditempatkan dimana saja pada sisi luar kaleng oli.
Bagian atas dari label memperlihatkan kualitas oli oleh penunjuk API ( American
Petroleum Institute ) misalnya SM. Bagian tangah dari label memperlihatkan
grade viskositas SAE misalnya SEA 10W-30. “Energy-Conserving” diperlihatkan pada bagian bawah label, menunjukan bahwa oli memiliki kemampuan menghemat bahan bakar.
Tanda sertifikat ILSAC ( International Lubricant Standardization and Approval
Committee ) ditampilkan pada bagian depan dari kaleng.
Untuk memastikan penggunaan terbaik pelumas pada kendaraan anda, gunakanlah ”Toyota Genuine Motor Oli” yang tersedia, karena telah diuji dan terbukti sesuai bagi semua mesin Toyota.
3.2.2 Pemeriksaan permukaan cairan pendingin mesin
Pemeriksaan cairan pendingin mesin dapat dilihat memalui tangki reservoir air pendingin yang tembus pandang pada saat mesin dingin. Permukaan air yang benar adalah apabila berada diantara “FULL” dan ”LOW” pada
reservoir. Bila permukaan rendah, maka tambahkan air pendingin tipe ethylene-glycol untuk perlindungan karat terhadap komponen aluminium.
Permukaan air pendingin tergantung pada temperature mesin. akan tetapi, apabila permukaan air dibawah atau tepat digaris ”LOW”, tambahkan air pendingin. Jagalah agar permukaannya berada pada garis “FULL”. Apabila permukaan air pendingin turun dalam waktu yang singkat setelah penambahan, kemungkinan ada kebocoran didalam system. Lakukan pemeriksaan visual pada radiator, slang, tutup radiator dan sumbat penguras serta pompa air. Apabila tidak ditemukan adanya kebocoran, kita minta pada dealer Toyota / bengkel resmi
Laporan Kerja Praktek 16
Program Studi Teknik Mesin
untuk memeriksa kebocoran tekanan tutup radiator dan kebocoran pada system pendinginan.
3.2.3 Pemilihan tipe cairan pendingin
Penggunaan cairan pendingin yang tidak tepat dapat merusak system pendingin mesin. gkita dapat menggunakan anjuran dari bengkel resmi seperti “Toyota Super Long-life Coolant” atau cairan pendingin mesin dengan teknologi
long-life hybrid organic acid ethylene glycol berbahan dasar silicate,
non-anime, non-nitrite, dan non-borate yang sejenis dengan kualitas tinggi. ( Cairan pendingin mesin adalah teknologi long-life hybrid organic acid adalah kombinasi antara phospat rendah dan asam organic. )
“Toyota Super Long-life Coolant” adalah campuran dari 50% cairan pendingin mesin dan 50% air yag telah di-ionisasikan. Cairan pendingin ini memberikan perlindungan sampai dengan suhu -35˚C ( -31˚F ).
3.2.4 Pemeriksaan radiator
Radiator adalah komponen yang berfungsi sebagai pengatur suhu mesin.
Di dalamnya, terdapat air radiator yang bertugas mendinginkan mesin. Untuk mencegah korosi, air radiator perlu diganti secara berkala. Kebocoran dalam sistem terjadi ketika air radiator terhisap masuk ke ruang bakar atau masuk ke dalam sistem pelumasan.
Anda bisa mengecek kondisi oli terlebih dahulu. Apabila warna oli berubah seperti susu, tandanya air telah masuk ke dalam sistem pelumasan. Jika warna oli tidak berubah, kemungkinan air terhisap masuk ke dalam ruang bakar.
Ada baiknya mengisi air radiator dengan air murni H2O. Air murni H20 bisa didapat di bengkel dan toko otomotif. Ciri-ciri air murni adalah bertutup biru dengan keterangan ” bisa digunakan untuk air radiator”.
Selain itu,anda bias gunakan radiator coolant. Radiator coolant berfungsi sebagai pelumas,memperlambat terjadinya korosi, dan meningkatkan titik didih air. Jika menggunakan coolant untuk radiator, sebaiknya tidak mengganti-ganti merek untuk menghindari reaksi kimia antar merek. Anda juga bisa menggunakan
Laporan Kerja Praktek 17
Program Studi Teknik Mesin
campuran antara air murni dan radiator coolant untuk mengisi air radiator. Dengan demikian, radiator Anda akan tetap awet, tidak mudah bocor, dan tidak mudah panas.
Pada kondisi darurat, dengan kondisi mesin panas, kita dapat memeriksa dan menambah air radiator dengan cara berikut, ini:
- Hentikan kendaraan Anda ditempat yang aman - Biarkan mesin dalam keadaan hidup
- Buka tutup mesin
- Ambil kain atau lap dan basahkan dengan air, kemudian putar tutup radiator perlahan-lahan hingga udara panas dalam radiator mengalir keluar.
- Biarkan air keluar dari tekanan radiator keluar hingga terhenti. - Buka tutup radiator
- Tambahkan air kedalam radiator sampai penuh - Injak pedal gas
- Tambahkan air kembali kedalam radiator - Tutupkan kembali tutup radiator
- Mobil sudah siap dipakai kembali
Yang harus diperhatikan anda dalam penggantian air radiator. “Jangan sekali-kali Anda menambah air radiator pada saat mesin panas dalam keadaan mesin mati.”Karena kemungkinan besar Anda akan terkena semburan air panas yang keluar dari lubang radiator saat air diisi. Kulit bisa melepuh jika terkena cipratan air radiator. Hal ini terjadi karena tekanan air didalam radiator lebih besar dari tekanan udara diluar radiator, hingga air akan menyemprot keluar. Maka dari itu, dinginkan mesin anda terlebih dahulu mesin mobil anda sebelum melakukan penggantian air radiator.
Laporan Kerja Praktek 18
Program Studi Teknik Mesin
Tekanan udara pada ban janganlah disepelekan, Karena tekanan ban sangat berpengaruh pada kenyamanan berkendara. Kita harus memeriksa tekanan ban setiap 2 minggu atau sekurang-kurangnya sekali dalam 1 bulan. Dan jangan lupakan memeriksa tekanan ban cadangan. Tekanan yang salah dapat membuat boros bahan bakar, mengurangi kenyamanan berkendara, mengurangi umur ban serta mengurangi keamanan dalam berkendara.
Adapun ukuran ban dan tekanan pemompaan sebagai berikut: Ukuran ban: 235/60R 100H
Tekanan pemompaan ban saat dingin, kPa (kgf/cm² atau bar, psi) depan: 210 (2.1, 31)
belakang: 210 (2.4, 31)
Instruksi pemeriksaan tekanan ban sebagai berikut:
Tekanan ban hanya diperiksa pada saat dingin.
Apabila kendaraan telah diparkir sekurang-kurangnya 3 jam atau apabila kendaraan belum dijalankan lebih dari 1,5 km atau 1 mil, maka kita dapat melakukan pembacaan pengukuran.
Gunakan selalu pengukur tekanan.
Apabila hanya berdasarkan pandangan saja, dapat menjadi keliru. Disamping itu selisih yang hanya sedikit saja pada tekanan ban dapat mengurangi kualitas pengendara.
Jangan menurunkan tekanan ban setelah pengendaraan
Apabila tekanan ban sedikit meningkat setelah pengendaraan itu adalah hal yang normal.
Pastikanlah untuk memasang kembali tutup katup udara.
Tanpa tutup, maka kotoran atau kelembaban dapat masuk kedalam katup udara, sehingga mengakibatkan kebocoran.
Laporan Kerja Praktek 19
Program Studi Teknik Mesin
- Keausan yang berlebihan - Keausan yang tidak rata - Kemudi berat
- Kemungkinan pecahnya ban karena terlampau panas - Berkurangnya kerapatan pada bead ban
- Deformasi ban / separasi ban, tekanan ban yang terlalu tinggi
(over-inflation)
- Pengendaraan terasa kasar
- Keausan yang berlebihan pada bagian tengah telapak ban.
- Kemungkinan rusaknya ban melewati permukaan jalan yang rusak 3.2.6 Pemeriksaan dan mengganti ban
Gambar 3.3 indikator keausan ban Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Laporan Kerja Praktek 20
Program Studi Teknik Mesin
periksa telapak ban tehadap indicator keausan ban. Apabila indicator menunjukan keausan, gantilah ban. “indikator keausan ban” diperlihatkan dengan tanda “TWI” atau tanda “∆” yang terletak pada dinding ban.
Ban pada Toyota dilengkapi dengan indikator keausan ban terpadu untuk membantu mengetahui kapan perlu mengganti ban. Apabila kedalaman alur telapak ban aus hingga menjadi tinggal 1,6 mm (0,06 in) atau kurang, maka indicator ini akan terlihat. Dan apabila kita menjumpai indicator pada dua atau lebih alur ban, maka ban harus diganti. Semakin tipis telapak ban, maka resiko slip akan lebih besar. Apabila ada kerusakan pada ban seperti terpotong, sobek atau retak yang dalam sehingga bahan terlihat, atau tonjolan yang menunjukan kerusakan didalam, maka diwajibkan mengganti ban.
Bila udara hilang selama berkendara, jangan meneruskan pengendaraan dengan ban yang kempes. Pengendaraan, bahkan dengan jarak pendek dapat merusak ban yang paada akhirnya tidak dapat diperbaiki.
Ban yang berumur lebih dari 6 tahun, perlu diperiksa oleh teknisi yang mengerti, sekalipun tidak Nampak adanya kerusakan. Ban akan menjadi rusak termakan usia meskipun tidak pernah atau jarang digunakan. Hal demikian juga berlaku pada ban cadangan, dan ban yang disimpan untuk penggunaan yang akan datang.
Mengganti ban
Pada saat mengganti ban, gunakan ban yang sama dengan ukuran dan konstruksi ban yang sedang digunakan dan dengan kemampuan beban yang sama atau lebih besar. Penggunaan ban dengan ukuran atau tipe yang berbeda, dapat mempengaruhi pengemudian, kalibrasi speedometer/odometer, jarak ke tanah, dan jarak antara bodi dan ban. Apabila ban diganti, maka roda harus di-balance. Roda yang tidak balance, dapat berpengaruh pada pengemudian kendaraan serta umur ban. Roda dapat menjadi tidak balance karena penggunaan biasa dan oleh sebab itu ban perlu di-balance kembali sewaktu-waktu.
Laporan Kerja Praktek 21
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.4 rotasi ban Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Untuk meratakan keausan ban serta membantu memperpanjang umur ban, Toyota menganjurkan untuk merotasi ban kira-kira setiap 5000 km. akan tetapi, saat yang paling tepat untuk merotasi ban itu tergantung pada kebiasaan berkendara dan kondisi permukaan jalan.
Pada saat merotasi ban, periksa pula ketidakrataan, keausan serta kerusakan ban, kesalahan alignment roda, roda tidak balance atau pengereman yang berat. 3.2.8 Mengganti pelek roda
Apabila pelek roda rusak, misalnya bengkok, retak atau berkarat berat, maka pelek roda harus diganti. Bila kita lalai mengganti pelek roda yang rusak, ban dapat lepas dari pelek roda, sehingga dapat kehilangan control kemudi.
Jika ingin mengganti pelek roda, pastikan bahwa pelek roda pengganti memiliki kapasitas beban, diameter, lebar rim, dan offset yang sama dengan pelek roda yang diganti.
Pelek roda dengan ukuran dan tipe yang berbeda dapat berpengaruh buruk pada kemudi, umur roda, dan bantalan roda, pendinginan rem, kalibrasi
Laporan Kerja Praktek 22
Program Studi Teknik Mesin
speedometer/odometer, kemampuan rem, arah sinar lampu besar,tinggi bumper, jarak terendah kendaraan ke tanah serta celah ban terhadap bodi dan chasis.
Penggantian dengan pelek roda bekas tidak dianjurkan, karena mungkin pelek roda bekas tersebut pernah mengalami penggunaan kasar pada jarak tempuh panjang, sehingga dapat merusak tanpa ada tanda peringatan terlebih dahulu. Demikian pula, pelek yang telah bengkok dan diluruskan kembali telah mengalami perubahan struktur sehingga tidak boleh digunakan.
3.2.9 Perhatian tentang pelek roda aluminium
dalam penggunaan pelek roda aluminium ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu:
Pada saat memasang pelek roda aluminium, periksa bahwa mur roda masih kencang setelah mengendarai kendaraan sejauh 1600 km pertama.
Setelah melakukan rotasi ban, perbaikan ban, perbaikan ban atau penggantian ban, periksa kembali kekencangan mur roda setelah jarak tempuh mencapai 1600 km.
Gunakan hanya mur roda dan kunci roda Toyota yang telah dirancang bagi pelek aluminium tersebut.
Pada saat membalance roda, gunakan hanya timah balance Toyota atau yang setara dan gunakan palu plastic atau palu karet untuk memasangnya.
Untuk beberapa pelek roda aluminium, periksalah secara berkala dari kemungkinan rusak. Apabila terdapat kerusakan harus segera diganti.
Laporan Kerja Praktek 23
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.5 baterai
Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Periksa baterai terhadap perkaratan atau hubungan longgar, keretakan, atau klem kendor.
a. Apabila baterai berkarat, basuhlah dengan larutan air panas dan soda api. Olesi bagian luar terminal demngan gemuk untuk mencegah perkaratan lebih lanjut.
b. Bila klem kabel baterai longgar, kencangkan bautnya dan jangan terlampau kencang
c. Kencangkan klem yang menghadap ke bawah secukupnya untuk menahan baterai pada tempatnya.pengencangan yang berlebihan dapat merusak baterai. Setelah memeriksa baterai, pasang kembali penutup baterai.
Laporan Kerja Praktek 24
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.6 batas fluida baterai Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Memeriksa memalui garis permukaan fluida, permukaan fluida (elektrolit) harus berada diantara garis tertinggi dan terendah.
Pada saat memeriksa permukaan fluida, periksa-lah pada ke-enam selnya, bukan hanya satu atau dua sel saja. Apabila permukaannya lebih rendah dari garis terendah, maka tambahkan air suling pada sel-sel yang kekurangan fluida.
3.2.12 Perhatian tentang pengisian kembali baterai
Selama pengisian kembali, baterai menghasilkan gas hydrogen. Oleh sebab itu, sebelum mengisi:
1. Lepas sumbat ventilasi
2. Apabila mengisi dengan baterai terpasang pada kendaraan, pastikan untuk melepas kabel massanya.
3. Pastikan bahwa power switch pada alat pengisi baterai berada pada posisi OFF di saat penyambungan dan pemutusan kabel pengisian.
Laporan Kerja Praktek 25
Program Studi Teknik Mesin
Contoh fuse yang BAGUS dan PUTUS
Gambar 3.7 fuse
Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Jika tidak yakin fuse telah putus, cobalah untuk mengganti fuse yang diduga putus dengan yang baik. Apabila fuse telah putus, pasangkan fuse yang baru pada klipnya. Pasangkan hanya fuse yang berkemampuan ampere seperti yang ditentukan pada tutup kotak fuse. Jika tidak memiliki fuse cadangan dalam kondisi darurat, kita dapat menggunakan “CIG”, yang masih memungkinkan untuk pengendaraan yang normal, dan gunakanlah fuse tersebut untuk menggantikan fuse yang berkemampuan ampere sama.
Apabila tidak mendapatkan fuse yang berkemampuan ampere sama, maka gunakan yang berkemampuan lebih rendah, akan tetapi yang sedekat mungkin dengan yang digantikan. Apabila kemampuan ampere-nya lebih rendah dari spesifikasi, maka fuse mungkin akan putus kembali, tetapi hal ini bukanlah pertanda adanya kerusakan. Pastikan untuk mendapatkan fuse yang benar sesegera mungkin dan kembalikan fuse pengganti sementara pada klipnya. Apabila fuse baru cepat putus kembali, maka pertanda ada masalah pada system elektrikalnya.
Laporan Kerja Praktek 26
Program Studi Teknik Mesin
Apabila pembasuh kaca tidak bekerja, kemungkinan tangki fluida pembasuh telah kosong. Tambahkan fluida pembasuh. Kita dapat menggunakan air tawar sebagai fluida pembasuh. Akan tetapi, di-area yang dingin dimana temperature berada dibawah titik beku, gunakan fluida pembasuh yang mengandung zat anti beku. Produk ini tersedia di dealer Toyota dan toko-toko auto part. Ikuti petunjuk tentang jumlah yang harus dicampur dengan air dari pabrik pembuat.
3.2.15 Mengganti bola lampu
Ilustrasi berikut memperlihatkan bagaimana menenangi bola lampu. Pada saat mengganti bola lampu, pastikan bahwa switch pengapian dan switch lampu dengan daya yang diberikan dalam table dibawah ini.
Ket:
A: bola lampu halogen HB3 B: bola lampu halogen H11 C: bola lampu halogen H8 D: bola lampu kaki baji
E: bola lampu kaki baji (kuning) F: bola lampu ujung tunggal (kuning)
G: bola lampu ujung ganda
Sumber: buku pedoman Toyota Rush 3.2.16 Periksa Pedal Kopling
BOLA LAMPU W JENIS Lampu besar (jauh) 60 A Lampu besar (dekat) 55 B Lampu kabut depan 35 C
Lampu parker 5 D
Lampu tanda belok depan 21 F Lampu tanda belok belakang 21 E Lampu belakang / rem 21/5 D
Lampu mundur 16 D
High mounted stop lamp (high yang terpasang di pintu belakang)
16 D
Lampu plat nomor 16 D
Lampu interior depan 5 G Lampu interior belakang 8 G
Laporan Kerja Praktek 27
Program Studi Teknik Mesin
Tekan pedal kopling pelan- pelan dengan tangan hingga terasa tertahan, dan ukur free play sesuai dengan spesifikasinya.
3.2.17 Periksa free play pedal rem
1. Matikan mesin dan tekan pedal rem lebih dari lima kali untuk menghilangkan kevakumannya di booster rem.
2. Ukur free play pedal dengan menarik pedal rem ke arah anda 3. Periksa apakah free play sesuai dengan spesifikasinya
3.2.18 Periksa langkah pedal rem
Gambar 3.8 pedal rem Sumber: buku pedoman Toyota Rush 1. Parkir kendaraan ditempat datar
2. Pindah tuas transmisi manual keposisi netral, atau transmisi otomatis ke
3. Aktifkan rem parkir
4. Saat mesin hidup , tekan pedalk rem beberapa kali
5. Tekan pedal rem dengan tenaga 294 N (30 kgf), dan ukur jarak antara bagaian atas pedal dengan lantai
6. Periksa apakah langkah pedal sesui dengan spesifikasi P
Laporan Kerja Praktek 28
Program Studi Teknik Mesin
7. Periksa juga apakah langkah pedal masih sama 3.2.19 Periksa langkah rem parkir
Gambar 3.9 tuas rem parkir
Sumber: buku pedoman Toyota Rush 1. Parkir kendaraan di tempat datar
2. Pindah tuas transmisi manual ke posisi netral, dan transmisi otomatis ke 3. Tekan kuat-kuat pedal rem
4. Bebaskan rem parkir
5. Tarik tuas rem parkir pelan-pelan, dan hitung takikan dengan tenaga 196 N (20 kgf)
6. Periksa jumlah takikan apakah sesuai spesifikasi
3.2.20 Periksa minyak rem P
Laporan Kerja Praktek 29
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.10 tangki minyak rem Sumber: buku pedoman Toyota Rush
1. Periksa apakah ketinggian minyak rem berada diantara garis “MAX” dan “MIN”.
2. Jika ketinggian minyak rem terlalu rendah , tambahkan sampai garis batas “MAX”.
3.2.21 Mengganti karet wiper
Gambar 3.11 wiper
Laporan Kerja Praktek 30
Program Studi Teknik Mesin
1. Tarik karet sampai stopper karet terlepas dari claw pada blade 2. Tarik karet dari blade
3. Masukan plat ke karet, perhatikan arah defleksi dari plat tersebut 4. Masukan karet ke blade dari sisi yang tidak ada stoppernya
5. Ketika memasang blade pada lengan wiper, pasang sedemikian sehingga sisi dengan stopper terpasang pada sisi pengemudi
3.3 Masalah pada mesin otomatis (matic)
Perilaku yang salah dapat membuat usia pakai peranti pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebih singkat, namun kadang kita tak menyadarinya. Apa saja itu? Percayakah Anda kalau perawatan transmisi otomatis jauh lebih mudah dibanding manual? Transmisi pintar ini akan tetap terjaga performanya selama oli transmisi yang mengalir didalamnya tetap terjaga. Namun perlakuan yang salah terhadap transmisi ini juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kelalaian-kelalaian kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi pintar Anda secara keseluruhan. 1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lama
Kadang pengendara mobil matic terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra, karena harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas. Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu.
2. Langsung tancap gas setelah memindah tuas ke D
Lantaran terburu-buru, kerap pengendara mobil matic langsung memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu, padahal transmisi perlu waktu untuk melakukan proses "Engage" dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque conventer. Bila kebiasaan ini tidak dihentikan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih mudah rusak sehingga kerusakan rentan terjadi
Laporan Kerja Praktek 31
Program Studi Teknik Mesin
3. Sering melakukan engin brake berlebihan
Untuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3000 Rpm. Sebab, bila diatas angka itu, akibatnya terjadilah hard friction yang mengurangi umur pakai dari kopling gesek didalam transmisi matik.
4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi
Untuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankakn posisi gigi yang tepat, agar mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.
Tapi perilaku ini tidak cocok ketika kita menggunakan transmisi matic, karena transmisi ini menggunakan kampas kopling basah, membuat selip menjadi sangat mudah terjadi, apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Kejadian ini ditandai dengan gejala semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada. Hal ini hanya bisa terjadi ketika putaran mesin hampir pada Redline. saran saya jangan mengurangi gigi pada saat putaran tinggi.
5. Perpindahan dari D ke R saat melaju
Pengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Tapi, jika dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis dapat berakibat kerusakan internal maupun eksternal ditransmisi. Didalam, kerusakan yang terjadi pada planetrary gear dan one way clutch. Sementara komponen diluar transmisi yang bisa terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada penggerak roda depan.
6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus menerus
kadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi dijalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi, sebaiknya
Laporan Kerja Praktek 32
Program Studi Teknik Mesin
kondisi ini hanya dipergunakan ketika diperlukan saja. Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab, beban kopling semakin berat, apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis. Dimana masih menggunakan katup membuat performa komponen per dibalik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akibat tekanan berlebih. Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak.
Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan penggantian komponen. 3.4 Masalah yang biasanya terjadi pada penggunaan mobil matic
Gambar 3.12 persneling matik Sumber: google.com 1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)
2. Gigi seperti ngunci digigi paling atas, kalau masuk dari N ke D. Meski pedal gas diinjak untuk menjalankan mobil (harusnya matic, ketika sudah dimasukkan ke posisi D maju pelan
3. Tombol OD (Over Drive tidak jalan) 4. Sudah masuk gigi R, Mobil tidak mundur
5. Mobi bergetar ketika dipacu pada kecepatan tinggi 6. Bau terbakar diarea transmisi
Laporan Kerja Praktek 33
Program Studi Teknik Mesin
Pemeriksaan dan Penanganan pertama
Reset ECU =====> jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi
lanjut ke langkah berikutnya
Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ganti oli maticnya. Ingat, ganti
oli transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik =====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya
Kuras oli transmisi, dengan tujuan membersihkan kotoran-kotoran yang sudah
mengendap dikomponen transmisi, selain itu juga membersihkan kotoran yang menyumbat lubang aliran oli matic. Kuras oli matic ini tidak dapat dilakukan di bengkel sembarangan, soalnya tidak semua bengkel memiliki alat kuras oli matic namanya (ATF Exchanger) ====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi matic.
Transmisi matic harus dioverhaul, untuk memeriksa kondisi dan ketebalan kampas
kopling yang terdapat didalam transmisi, selain itu juga membersihkan komponen transmisi dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menyumbat aliran oli matic, sebab transmisi matic mengandalkan tekanan fluida/oli ATF, jika tersumbat kotoran sedikit saja, maka transmisi akan trouble karena lubang dibody valve sangat kecil.
Laporan Kerja Praktek 34
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.13 jadwal service berkala Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Gambar 3.14 cara kerja service berkala Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Laporan Kerja Praktek 35
Program Studi Teknik Mesin
Gambar 3.15 jadwal service berkala tambahan (1) Sumber: buku pedoman Toyota Rush
Gambar 3.16 jadwal service berkala tambahan (2) Sumber: buku pedoman Toyota Rush