• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Tapa. Sekolah ini berlokasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Tapa. Sekolah ini berlokasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Tempat dan Waktu Penelitian 1.1.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Tapa. Sekolah ini berlokasi di Jalan Tapa-Kabila No. 57A Desa Bulotalangi Barat Kecamatan Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.

1.1.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan September sampai November.

1.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013: 61) populasi adalah sekumpulan orang/subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang diamati.

Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X di SMA Negeri 1 Tapa yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014. Keadaan populasi yang diperoleh dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Tapasecara lengkap dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.

(2)

Tabel 2

Keadaan Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Tapa Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan 1. X.1 13 16 29 2. X.2 10 14 24 3. X.3 13 16 29 4. X.4 12 17 29 5. X.5 13 15 28 6. X.6 14 15 29 7. X.7 12 17 29 Jumlah 87 110 197

Berdasarkan tabel di atas, maka populasi penelitian yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Tapa berjumlah 197 orang yang tersebar pada 7 (tujuh) kelas. Jumlah tersebut terdiri atas 87 orang laki-laki dan 110 orang perempuan.

3.3.2 Sampel

Sugiyono (2013: 62) mengatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah kelas X.2 yang berjumlah 24 orang (lampiran 2). Kelas ini dipilih melalui teknik random

sampling yang dilakukan dengan cara undian dengan pertimbangan bahwa peserta

didik di kelas ini memiliki karakteristik yang sama, baik kemampuan, tingkat ekonomi, jenis kelamin, agama, serta dapat dibagi dalam beberapa kelompok kooperatif yang proposional.

(3)

1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan mengambil satu kelas sebagai kelas eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 79), penelitian eksperimen terbagi atas berbagai bentuk, yaitu:

Pre-Experimental Design (pra eksperimen), True Pre-Experimental Design(eksperimen

murni), Factorial Design(eksperimen faktorial), dan Quasi Experimental

Design(quasi eksperimen).

3.4 Desain Penelitian

Penelitian ini berbentuk Pre-Experimental Design (pra eksperimen) dengan desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design atau satu kelas atau kelompok dengan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Adapun desain penelitian ini dapat dlihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Desain Penelitian

Tes Awal Variabel Bebas

(Perlakuan) Tes Akhir

Y1 X Y2

Keterangan :

Y1 = tes awal kemampuan kemampuan peserta didik menganalisis unsur intrinsik cerpen.

(4)

Y2 = tes akhir kemampuan kemampuan peserta didik menganalisis unsur intrinsik cerpen.

Berdasarkan paparan di atas, maka tahap-tahap penelitian ini dirancang sebagai berikut.

(1) Menetapkan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen (2) Memberikan test awal kepada kelas tersebut.

(3) Melaksanakanpembelajaranmenganalisiscerpen melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selaam 4 (empat) kali pertemuan tatap muka dengan prosedur:

(a) menyediakan satu cerpen dan topik-topik cerpen (dalam hal ini karton pengenal bertuliskan nama kelompok dan unsur-unsur intrinsik cerpen). (b) Memberikan penjelasan materi mengenai unsur-unsur intrinsik cerpen. (c) Menampilkan sebuah cerpen melalui tayangan LCD.

(d) Melakukan tanya-jawab dengan peserta didik berkaitan dengan unsur intrinsik melalui tayangan cerpen.

(e) Membagi peserta didik menjadi 4 (empat) kelompok secara heterogen yang beranggotakan 6 orang. Kelompok ini dinamakan „kelompok asal‟.

Tabel 4

Distribusi Jumlah Anggota Kelompok dan Tugas yang Dikerjakan pada Kelompok Asal

No. Kelompok Kelompok Asal Kelompok Ahli

I II III IV 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Tema dan amanat, latar, alur,tokoh/penokohan, sudut

(5)

(f) Masing-masing anggota kelompok membahas 1 atau 2 topik (unsur-unsur intrinsik cerpen) yang diberikan secara individual.

(g) Setelah mempelajari bagian-bagiannya, langkah selanjutnya adalah membuat kelompok baru berdasarkan topik yang sama. Kelompok yang terbentuk ini dinamakan „kelompok ahli‟.

Tabel 5

Distribusi Jumlah Anggota Kelompok dan Tugas yang Dikerjakan pada Kelompok Ahli

No. Kelompok

Anggota

Kelompok Ahli Unsur-Unsur Intrinsik I II III IV V VI 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6

Tema dan amanat Latar

Alur Tokoh/penokohan

Sudutpandang Gaya bahasa

(h) Anggota kelompok ahli melakukan diskusi untuk menentukan unsur intrinsik cerpen yang sedang dibahas.

(i) Setelah selesai, peserta didik kembali ke kelompok asal dan berdiskusi mengenai topik atau unsur intrinsik cerpen yang telah dianalisis bersama dengan rekan-rekan satu anggotanya.

(j) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan diskusi secara klasikal mengenai topik atau unsur intrinsik cerpen tersebut.

(k) Melakukan pengamatan terhadap kegiatan kooperatif peserta didik selama pertemuan tatap muka.

(6)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpul melalui tes, studi dokumen, dan pengamatan. Tes bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik menganalisis unsur intrinsik cerpen. Studi dokumen digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, serta kurikulum (dalam hal ini materi ajar). Sedangkan data pengamatan diperoleh ketika metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan pada proses pembelajaran menentukan unsur intrinsik cerpen. Aspek-aspek pengamatan mencakup: (1) kerjasama, (2) interaksi, (3) motivasi, (4) tanggung jawab, dan (5) keaktifan. Skor yang digunakan adalah rentang 1 sampai dengan 5. Skor 1 = sangat kurang, skor 2 = kurang, skor 3 = cukup tinggi/cukup baik, skor 4 = baik/tinggi, dan skor 5 = sangat tinggi/sangat baik

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian utama pada penelitian ini adalah tes. Tes tersebut dirakit sesuai dengan materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yakni cerpen. Materi tes tersebut yang diajarkan di kelas X dengan rumusan SK, yaitu “Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen” dan KD “Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari”.

Untuk mengoptimalkan waktu pengerjaab tes hasil belajar, maka disediakan sebuah cerpen. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Adapun kisi-kisi tes sebagai instrumen yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 3.

Sebelum tes tersebut diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya

(7)

sebagai instrumen penelitian. Jumlah soal yang diujicobakan sebanyak 35 butir (lampiran 4).

Uji validitas instrumen menggunakan validitas konstruk (construct

validity), yakni dengan jalan mengkorelasikan antar skor item instrumen yang

diujicobakan (Sugiyono, 2013: 352). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment berikut ini.

NΣXiYi – (ΣXi)(ΣYi)

rxy =

(NΣXi2 – (ΣXi)2 (NΣYi2 – (ΣYi)2) (Sugiyono, 2013: 228)

Di mana:

rxy = korelasi yang dicari.

ΣXi = korelasi responden untuk instrumen ke-1.

ΣYi = skor total responden.

N = jumlah responden.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus KR-21 di bawah ini.

k M . k - M r11 = 1 -

k – 1 k . s12 (Sugiyono, 2013: 361) Di mana:

r11 = harga reliabilitas instrumen.

k = jumlah item soal.

M = X = rata-rata s12 = varians total

Penentuan kriteria reliabilitas instrumen menggunakan klasifikasi Gulifort (dalam Ruseffendi, 1998) sebagai berikut.

(8)

0 k ≤ 0,2 = sangat rendah. 0,2 < k ≤ 0,4 = rendah.

0,4 < k ≤ 0,7 = sedang. 0,7 < k ≤ 0,9 = tinggi.

0,9 < k ≤ 1,0 = sangat tinggi.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penskoran. Metode yang digunakan dalam penskoran adalah error-count scoring atau hitung-kesalahan (Sulastini, 2003: 5) dengan pertimbanganitem-item tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik menentukan unsur cerpen tes berbentuk objektif. Dalam hal ini digunakan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah.

Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis dengan jalan melakukan pengujian normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menentukan rentang interval.

R = skor maksimum – skor minimum 2. Menentukan banyaknya kelas.

K = 1 + 3,3 log n

(9)

Rentang (R) P =

Banyaknya kelas (k)

4. Membuat daftar distribusi frekuensi. 5. Mencari nilai rata-rata (X)

ΣfiXi

X = Σfi

6. Mencari standar deviasi (S) dengan rumus: nΣfiXi2 – (ΣfiXi)2

s =

n(n – 1)

7. Membuat daftar distribusi frekuensi teoretik. 8. Menghitung harga Chi-Kuadrat dengan rumus:

k (Oi – Ei) X2 = Σ i-1 Ei di mana: Oi = frekuensi teoretik Ei = frekuensi pengamatan

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. Data dikatakan berdistribusi normal apabila X2hitung ≤ X2daftar pada taraf nyata α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) = k – 1. Sebaliknya, data dikatakan tidak berdistribusi normal jika X2hitung ≥ X2daftar atau X2hitung ≤ X2(1-α)(k-1).

(10)

Setelah dilakukan pengujian normalitas data tes awal dan tes akhir, langkah berikutnya adalah melakukan analisis data tersebut dalam rangka pengujian hipotesis penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji

t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 (5%). Tes atau uji t merupakan uji statistik

yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Persyaratan analisis uji t, yakni pertama, sampel diambil secara acak dari populasi berdistribusi normal. Kedua, data berskala interval atau rasio. Kegunaan uji t adalam menguji satu atau dua sampel dan membandingkan dua mean (rata-rata) tersebut nyata atau kebetulan.

Rumus uji t yang menggunakan satu sampel adalah sebagai berikut.

∑D t=

N∑D2 – (∑D)2

Keterangan:

D = Perbedaan skor kedua tes (X1 - X2)

∑D = Jumlah perbedaan skor kedua tes n = Jumlah subjek (sampel) penelitian

Apabila telah diketahui t hitung dengan harga p lebih kecil (<) dari 0,05, maka dapat ditemukan harga rata-rata kelompok.

(11)

Pada bab sebelumnya dikemukakan bahwa rumusan hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap kemampuan menentukan unsur intrinsik cerpen pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Tapa”.

Pengujian hipotesis statistik dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut:

H0 : MPKJ = 0 : metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh

terhadap kemampuan peserta didik menentukan unsur intrinsik cerpen.

H0 : MPKJ ≥ 0 : metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak

berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik menentukan unsur intrinsik cerpen.

Gambar

Tabel 3  Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan hasil belajar Matematika tentang operasi pecahan di kelas IV SD Negeri Madurejo Tahun Ajaran 2012/2013 dengan

Atas nama Direksi PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak (“Tempo Scan”) kami ingin memberikan laporan yang berkaitan dengan kinerja keuangan dan kegiatan usaha inti Tempo

Reduksi sulfat yang dilakukan oleh bakteri pereduksi sulfat di air panas sarongsong setelah 7 hari perlakuan, pada stasiun tiga (S3) lebih besar dibandingan pada S1

Perumusan masalah dalam penelitian ini mencakup penerapan yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak pemulung di yayasan dengan metode yang digunakan dan

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Kesesuaian pantun yang dibuat dengan ciri-ciri pantun Memenuhi 4 ciri-ciri pantun Memenuhi 3

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2), Pasal 17 ayat (2), dan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 tahun 2017 tentang