• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT

WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN

POLYPROPYLENE

Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh: M. Anwar Fathoni

D200 10 0079

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ANALISA PENGARUH PARAMETER TEKANAN TERHADAP CACAT WARPAGE DARI PRODUK INJECTION MOLDING BERBAHAN POLYPROPYLENE

M. Anwar Fathoni, Bambang Waluyo F, Joko Sedyono

Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura

Email : [email protected]

ABSTRAKSI

Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan ( mold ). Cacat yang sering terjadi pada produk injection molding antara lain shrinkage, warpage, flash dan incompletely fillet parts. Faktor penyebab terjadinya warpage dipengaruhi oleh tekanan injeksi, suhu cetakan, titik leleh dan waktu tahan pada proses injeksi (Huang dan Tai, 2001). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh tekanan terhadap terjadinya cacat warpage dari hasil produk injection molding dan untuk menentukan parameter tekanan yang tepat sehingga didapatkan produk yang optimal dari injection molding.

Langkah awal, pembuatan cetakan (mold) dengan mesin CNC milling dan pembuatan pendingin dengan sistem softooling tipe saluran pendingin conformal. Metode yang digunakan adalah pemrosesan gambar dengan pengambilan gambar menggunakan sebuah kamera 14 pixel yang diproses menggunakan software solidwork dan pengukuran ketinggian warpage menggunakan dial indikator. Metode ini digunakan untuk pengambilan data sehingga dapat dianalisa secara statistik serta dapat diambil sebuah kesimpulan.

Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa Secara umum menaikan tekanan injeksi membuat area warpage yang terjadi semakin besar akan tetapi nilai warpage yang terjadi cenderung stabil walaupun begitu ada tekanan optimal dimana pada tekanan tersebut nilai warpage yang terjadi paling kecil. Tekanan optimal dalam penelitian ini yaitu pada tekanan 19.11 kg/cm2.

(4)

PARAMETER EFFECT ANALYSIS PRESSURE ON WARPAGE DEFECT INJECTION MOLDING PRODUCT BASED FROM POLYPROPYLENE

M. Anwar Fathoni, Bambang Waluyo F, Joko Sedyono

Mechanical Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura

Email : [email protected]

ABSTRACT

Injection molding is a plastic molding process by melting the plastic material is injected into a mold. The flaw common in injection molding products such as shrinkage, warpage, flash and incompletely fillet parts. The causes of warpage caused by the injection pressure, mold temperature, melting and holding time in the injection process (Huang and Tai, 2001). Therefore, the aim of this study was to investigate the effect of pressure on the occurrence of defects warpage of injection molding products and to determine appropriate pressure to obtain the optimal product of injection molding.

The first step, a molding with a CNC milling machine and manufacturing softooling cooling system type conformal cooling channels. The method used is processing an image with a camera taking pictures using 14 pixels are processed using software solidwork warpage and height measurements using a dial indicator. This method is used for collecting data so it can be analyzed statistically and can be drawn to a conclusion. The results of the study concluded that the general increase of injection pressure makes the area the greater the warpage occurred but the warpage that occurs tends to be stable although there is optimal pressure where the pressure is the lowest warpage occurred. Optimal pressure in this study, at 11.19 kg/cm2.

(5)

PENDAHULUAN

Plastik merupakan polimer yang banyak dimanfaatkan pada kehidupan sekarang ini karena memiliki kelebihan seperti sifatnya yang ringan, mudah dibentuk, dapat didaur ulang dan tahan korosi. Berbeda dengan material logam walaupun dapat dibentuk dan didaur ulang sifatnya cenderung berat dan tidak tahan korosi. Produk berbahan plastik sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari contoh printer, keyboard,

casing handphone, packing makanan

dan minuman, pesawat telepon,

dashboard mobil, body motor, helm,

peralatan rumah tangga dan lain-lain. Produk tersebut dibuat dengan teknik pembentukan yang disebut dengan istilah injection molding.

Injection molding adalah proses

pembentukan plastik dengan cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke dalam sebuah cetakan (mold). Dengan teknik injection

molding plastik dapat diolah menjadi

produk yang dikehendaki hanya dengan mendesain sebuah mold. Walaupun begitu terkadang hasil produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan cetakan atau terjadi cacat pada produk tersebut. Cacat yang biasa ditemui pada produk injection molding antara lain Short shot,

Sink mark, Air traps, flash dan Warpage.

Cacat produk dapat menurunkan nilai kualitas produk tersebut dan mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat sehingga ini akan menjadi suatu kerugian bagi unit produksi karena hasil akhir tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk mendapatkan hasil produk yang optimal ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam injection molding, parameter suhu, tekanan, waktu tahan dan pendinginan merupakan parameter

penting yang harus diperhatikan untuk menghindari cacat pada produk.

Pada proses injection molding dengan pengaturan parameter penekanan yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan menghemat biaya produksi. Hal ini dikarenakan parameter proses penekanan dan waktu penekanan yang pada umumnya dilakukan oleh sistem hidrolik merupakan salah satu parameter penting yang harus diperhatikan untuk keberhasilan proses produksi melalui

injection molding (Manas Chanda and

Shalil Roy,2006).

Penyebab dari warpage yang paling besar adalah tekanan injeksi, suhu dari cetakan, titik leleh plastik, dan waktu tahan pada proses injeksi. (Huang dan Tai, 2001).

PEMBATASAN MASALAH

Agar pembahasan masalah tidak terlalu luas maka batasan masalah yang diambil adalah :

1. Suhu di dalam barrel diatur 150 oC,

mold yang digunakan tipe single mold dengan pendingin sistem softtooling tipe saluran conformal

dan waktu tahan 5 detik.

2. Variasi tekanan yang digunakan 6.37 kg/cm2, 12.74 kg/cm2, 19.11 kg/cm2, 25.48 kg/cm2 dan 31.85 kg/cm2

3. Material yang digunakan

Polypropylene.

4. Pengukuran area warpage

menggunakan sotfware solidwork

dan pengukuran nilai warpage menggunakan dial indikator.

5. Pengambilan gambar menggunakan kamera 14 mega pixel.

(6)

TUJAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meneliti pengaruh tekanan terhadap terjadinya cacat warpage dari hasil produk injection molding. 2. Untuk menentukan parameter

tekanan yang tepat sehingga didapatkan produk yang optimal dari

injection molding.

TINJAUAN PUSTAKA

Fischer (2003), warpage dapat dikurangi dengan jalan mengurangi ukuran gate, mengurangi tekanan, memposisikan ulang saluran pendingin, mengurangi temperatur cetakan dekat

gate dan sprue, mengurangi waktu

tahan, serta menaikkan temperatur cetakan.

Suyono (2011), variasi serbuk aluminium dan serbuk kuningan sebagai bahan pengisi mould berpengaruh terhadap penyusutan dimensi produk dan diperoleh penyusutan dimensi produk pada mould yang berisi serbuk aluminium lebih rendah presentasenya dibandingkan mould yang berisi serbuk kuningan.

Sendi (2012), parameter tekanan dan waktu penekanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya shrinkage.

S.Selvaraj dan P.Venkataramaiah (2013), melakukan pengukuran besarnya warpage yang terjadi pada komponen plastik injection molding menggunakan pemrosesan gambar dengan bantuan kamera digital resolusi 14 mega pixel dengan software

photoshop dan MALTAB.

Sigit dan Agung (2014), membandingkan sistem pendingin konformal dengan konvensional menggunakan simulasi software

Autodesk Moldflow hasil penelitiannya, penggunaan sistem pendingin konformal mampu mempercepat proses pendinginan dari 15,7 detik menjadi 3,2 detik atau sekitar 80%. Hal ini dapat menurunkan waktu siklus proses produksi dan dapat meningkatkan kapasitas produksi secara keseluruhan. Pada sistem pendingin konvensional besarnya volumetric shrinkage 4,80 % dan pada sistem pendingin konformal sebesar 4,65%, masih dibawah nilai kritis yaitu 7%.

LANDASAN TEORI Polypropylene

Polypropylene adalah sebuah polimer termoplastik yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil, alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik, perlengkapan labolatorium dan komponen otomotif. Sifat-sifat polyprophylene serupa dengan sifat-sifat polyethylene. Massa jenisnya rendah (0,90 - 0,92) g.cm-3 termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan

polyethylene massa jenis tinggi. Titik

lelehnya tinggi sekali (176°C), kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impaknya lebih rendah terutama pada temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada

polyethylene dengan permukaan mengkilap, penyusutannya pada pencetakan kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas dan pemuaian termal juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan bahan

(7)

thermoseting. Sifat-sifat listriknya hampir sama dengan sifat-sifat pada

polyethylene. Tahan kimianya kira-kira

sama bahkan lebih baik dari pada

polyethylene massa jenis tinggi (Boedeker.com, 2010).

Adapun sifat fisis, mekanis dan thermal dari polypropylene adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sifat fisis, mekanis dan thermal

dari polypropylene (Boedeker.com, 2010)

Injection molding

Injection molding pada polimer identik pengecoran bertekanan pada logam dan merupakan salah satu teknik pembentukan polimer yang banyak digunakan. Untuk thermoplastik waktu satu siklus proses injection molding singkat (sekitar 10-30 detik) karena produk langsung membeku setelah diinjeksikan ke dalam cetakan.

Sementara, untuk thermoset waktu yang dibutuhkan agak lama karena pemanasan terjadi selama material berada dalam tekanan cetakan yang bersuhu tinggi. Bagian utama mesin

injection molding dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Bagian utama mesin injection molding vertikal

Produk-produk yang dihasilkan melalui proses injection molding

diantaranya printer, keyboard, casing

handphone, packing makanan dan

minuman, pesawat telepon, dashboard mobil, body motor, helm, peralatan rumah tangga dan lain-lain.

Kontruksi mesin injetion molding

Secara umum konstruksi mesin

injection molding terdiri dari tida unit

pokok yang penting yaitu injection unit,

clamping unit dan mold unit.

1. Injection unit

Injection unit merupakan unit yang

berfungsi untuk melelehkan plastik dengan suhu yang disesuaikan dengan material plastik hingga mendorong cairan kedalam cavity dengan waktu, tekanan, temperatur, dan kepekatan tertentu.

(8)

Gambar 2. Bagian injection unit

2. Clamping unit

Clamping unit berfungsi untuk membuka dan menutup mold dan menjaga dengan memberikan tekanan pada penahan (clamping pressure) terhadap mold agar material yang diinjeksikan pada mold tidak meresap keluar saat proses berlangsung.

Gambar 3. Skematis dan bagian-bagian

dari clamping unit 3. Mold unit

Mold unit merupakan bagian terpenting pada mesin injection molding, yang mempunyai fungsi utama yaitu untuk membentuk benda yang akan dicetak.

Gambar 4. Bagian utama mold unit

Sistem pendingin conformal

Saluran pendingin conformal dibuat mengikuti kontur produk yang dicetak sehingga memungkinkan terjadi proses pendinginan yang seragam dan lebih cepat (Gambar 5).

Gambar 5. Sistem pendingin conformal

(Sachs, 2000)

Cacat produk injection molding

Cacat produk yang terjadi pada

proses injection molding diantaranya: a. Short shot: Kondisi dimana kapasitas

lelehan plastik tidak mampu memenuhi kapasitas cetakan atau lelehan plastik pada saat diijeksikan mengeras sebelum memenuhi cetakan.

(9)

b. Warpage: Kondisi dimana produk melengkung atau bengkok.

c. Sink mark: Kondisi dimana terjadi perbedaan ketebalan permukaan pada permukaan produk.

d. Flash: Kondisi dimana terdapat material plastik yang lebih ikut membeku di pinggir-pingir produk. e. Air trapped: Kondisi dimana ada

gelembung udara yang terjebak didalam produk.

Cacat Warpage

Warpage digunakan untuk menjelaskan bagian yang melengkung atau memutar keluar dari bentuk dan mengubah tidak hanya dimensi tetapi juga kontur dan bagian sudut. (Lihat Gambar 6).

Gambar 6. Warpage karena

ketidak-seragaman diding ketebalan (Selvaraj, 2013)

Cacat warpage terjadi karena beberapa faktor diantaranya karena perbedaan antara shringkage dan

cooling time yang tergantung pada

kontraksi kedua permukaan dan ketebalan komponen dari hasil distribusi

temperature mold, Ketidaksamaan distribusi tekanan pada produk, injection

pressure terlalu tinggi atau terlalu rendah

dan cooling terlalu pendek, kurangnya

clamping force atau kurangnya kemampuan mensetting clamping force

yang ideal dan kurangnya kekakuan struktural produk serta aliran.

warpage dapat dikurangi dengan

jalan mengurangi ukuran gate,

mengurangi tekanan, memposisikan ulang saluran pendingin, mengurangi temperatur cetakan dekat gate dan

sprue, mengurangi waktu tahan, serta

menaikkan temperatur cetakan. (fischer, 2003)

Skema dan rumus perhitungan

warpage, w (fischer, 2003)

Gambar 7. Skema perhitungan warpage

Warpage (w) = hpart/ dpart ......(2.1) Dimana :

w : Warpage

hpart : Ketinggian warpage (mm)

dpart : Diameter Spesimen (mm)

METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir penelitian

(10)

Gambar 8. Diagram alir penelitian

Studi pustaka dengan mencari jurnal-jurnal penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dan survei lapangan dengan datang langsung ke tempat penelitian untuk meninjau alat penelitian yang akan digunakan.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Mesin injeksi plastik

2. Thermometer 3. Stopwatch 4. Gelas ukur 5. Kamera

6. Pompa air dan selang 7. Kunci pas 8. Skrap 9. Dial indikator 10. Polypropylene 11. Serbuk aluminium 12. Epoxy 13. Pipa tembaga 14. Karbon batang

DATA DAN HASIL PENELITIAN Data pembuatan Spesimen

Pembuatan spesimen dengan variasi tekanan 6.37 kg/cm2, 12.74 kg/cm2, 19.11 kg/cm2, 25.48 kg/cm2 dan 31.85 kg/cm2 diperoleh data sebagai berikut.

Temperatur leleh polypropylene 170 oC

Temperatur didalam barel 150 oC

Waktu tekan 5 Detik

Temperatur cetakan atas rata-rata

38 oC

Temperatur cetakan bawah rata-rata

36 oC

Temperatur air pendingin 30oC

Debit air pendingin rata-rata 3.61 cm3/s

Waktu injeksi rata-rata 35.78 Detik Waktu pendinginan rata-rata 30.78 Detik Tabel 2. Data pembuatan spesimen

Dalam proses pembuatan spesimen dengan variabel data di atas diperoleh hasil bahwa semua spesimen mengalami cacat warpage. Cacat

warpage bisa terjadi karena beberapa

faktor diantaranya pengaruh tekanan injeksi, temperatur, waktu tahan dan sistem pendinginan.

Pembuatan spesimen dengan variasi tekanan injeksi

Pengolahan dan Analisis data

Kesimpulan Pengambilan gambar menggunakan kamera 14 mega pixel

Studi pustaka dan survei lapangan

Menyatukan cetakan dan pendingin

31.847 kg/cm2

Pengukuran area warpage menggunakan solidwork Mengoleskan karbon ke permukaan spesimen

Mulai

Selesai Mendesain cetakan dengan software solidwork, core dan cavity sesuai dimensi

spesimen ASTM D955

Pembuatan pendingin cetakan dengan sistem softtooling tipe saluran conformal

Pencampuran serbuk alumunium dengan epoxy dengan perbandingan 2:1 dan saluran pipa tembaga dicetak di dalamnya Pemilihan bahan dan pemrosesan bahan

dengan mesin CNC milling sesuai desain cetakan

Pengeringan cetakan pendingin pada temperatur ruang dalam waktu 24 jam

6.369 kg/cm2 12.738 kg/cm2 19.108 kg/cm2 25.477 kg/cm2

Pengukuran besarnya nilai warpage menggunakan dial indikator

(11)

Cacat warpage dilihat dari segi pengaruh temperatur, cacat warpage dalam injection molding berhubungan erat dengan fenomena shrinkage atau penyusutan. Penyusutan yang tidak seragam pada permukaan atas dan permukaan bawah spesimen bisa menjadi faktor yang menyebabkan spesimen mengalami cacat warpage ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 dimana temperatur cetakan atas rata-rata 38 oC dan temperatur bawah cetakan rata-rata 36 oC terjadi selisih sebesar 2 oC. Selisih temperatur ini bisa disebabkan karena perpindahan panas yang kurang baik dari sistem pendingin.

Dari segi waktu tahan, waktu tahan yang terlalu cepat juga bisa menjadi faktor penyebab warpage tidak terkontol. Waktu tahan yang terlalu cepat menyebabkan lelehan polypropylene yang diijeksikan kedalam cetakan belum benar-benar membeku sehingga saat spesimen dikeluarkan dari cetakan terjadi perubahan kontur bentuk.

Selain cacat warpage pada spesimen juga timbul cacat lain seperti

flash. Cacat flash terjadi akibat cetakan

tidak mampu menahan tekanan tinggi dari lelehan polypropylene yang diinjeksikan ke dalam cetakan sehingga membuat cetakan menjadi sedikit terbuka. Selain itu temperatur leleh yang terlalu tinggi bisa juga yang menyebabkan terjadinya flash pada spesimen. Cacat warpage dan flash dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Cacat yang timbul pada

spesimen

Dari Gambar 7 dapat dilihat lingkaran berwarna merah merupakan cacat warpage dan lingkaran berwarna biru merupakan cacat flash. Cacat

warpage dapat dilihat secara jelas

setelah spesimen diolesi karbon seperti Gambar 8.

Gambar 8. Area warpage setelah

spesimen diolesi karbon

DATA HASIL PENGUKURAN

WARPAGE

Hasil Pengukuran area warpage

menggunakan software solidwork

Pengukuran area warpage

dilakukan untuk mengetahui besarnya luasan warpage yang terjadi pada

(12)

penampang spesimen. Berikut adalah hasil pengukuran area warpage

menggunakan software solidwork:

Tabel 3. Data hasil pengukuran area warpage rata-rata

Dari pengukuran didapatkan hasil bahwa area warpage rata-rata paling kecil terjadi pada spesimen dengan tekanan 12.74 kg/cm2 dan area

warpage rata-rata paling besar terjadi

pada spesimen dengan tekanan 31.85 kg/cm2. Sedangkan pada tekanan paling rendah yaitu pada tekanan 6.37 kg/cm2 area warpage yang terjadi lebih besar dari tekanan 12.74 kg/cm2. Persentase area warpage dibuat dalam sebuah grafik berdasarkan data Tabel 3. sebagai berikut:

Grafik 1. pengaruh tekanan terhadap

persentase area warpage

Berdasarkan Grafik 1. menunjukan bahwa dengan menaikan dan menurunkan nilai tekanan akan berpengaruh terhadap besarnya presentase area warpage yang terjadi. Pada tekanan yang rendah persentase area warpage yang terjadi juga kecil dan pada tekanan yang tinggi persentase area warpage yang terjadi juga semakin besar. Area warpage semakin besar ketika tekanan yang diberikan besar ini terjadi karena pada saat lelehan plastik

polypropylene yang diinjeksikan ke

dalam cetakan sudah memenuhi cetakan tetapi masih menerima tekanan sebesar tekanan yang diberikan. Tekanan dari lelehan plastik mendorong ke semua arah akan tetapi karena bagian terlemah terjadi pada bagian antara cetakan atas dan cetakan bawah yaitu pada bagian bertemunya cavity dan core sehingga membuat cetakan menjadi sedikit terbuka. Membukanya cetakan bisa terjadi karena kurangnya gaya clamp dan kekuatan material dari cetakan yang tidak mampu menahan tekanan dari lelehan plastik polypropylene sehingga mengakibatkan cetakan melengkung dan spesimen yang belum membeku atau bagian terlemah dari spesimen menjadi warpage. Besarnya lengkungan atau area warpage sebesar tekanan yang diberikan

Pengukuran besarnya nilai warpage menggunakan dial indikator

Pengukuran besarnya ketinggian

warpage yang terjadi pada spesimen

menggunakan dial indikator. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.

Tekanan

( Kg/cm2 )

Spesimen sempurna

( cm2 )

Area warpage rata-rata

( cm2 ) ( % ) 6.37 78.5 26.42 33.65 12.74 78.5 25.09 31.96 19.11 78.5 37.06 47.21 25.48 78.5 43.98 56.02 31.85 78.5 52.15 66.44

(13)

Tabel 4. Data hasil pengukuran nilai warpage rata-rata

Berdasarkan Tabel 4. maka didapatkan sebuah grafik seperti berikut:

Grafik 2. pengaruh tekanan terhadap

besarnya nilai warpage

Berdasarkan Grafik 2. diatas menunjukan bahwa dengan adanya kenaikan tekanan membuat besarnya nilai warpage mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan terjadi pada tekanan 6.37 kg/cm2, 12.74 kg/cm2, 19.11 kg/cm2 dan terjadi kenaikan pada tekanan 25.48 kg/cm2 yang cukup tinggi namun nilai warpage kembali turun pada tekanan 31.85 kg/cm2 yang merupakan tekanan tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini. Pada tekanan 19.11 kg/cm2 merupakan tekanan optimal dalam penelitian ini dimana nilai warpage yang terjadi paling kecil. Walaupun terjadi kenaikan dan penurunan nilai

warpage namun dilihat dari trendline

besarnya nilai warpage cenderung stabil. Stabilnya nilai warpage ini bisa terjadi karena daerah terlemah dari spesimen terjadi pada daerah dekat gate atau daerah lelehan plastik polypropylene masuk sehingga pada tekanan rendah maka kecepatan aliran injeksi juga rendah dan waktu injeksi yang dibutuhkan lebih lama dari tekanan yang lebih tinggi. Waktu injeksi yang lebih lama membuat spesimen memiliki cukup waktu untuk membeku dengan sempurna pada bagian terjauh dari gate namun tidak pada daerah dekat gate yang butuh waktu lebih lama untuk membeku. Sehingga saat lelehan plastik

polypropylene sudah memenuhi cetakan

namun masih menerima tekanan mengakibatkan bagian terlemah mendapatkan dorongan dimana pada bagian terjauh dari gate sudah membeku dengan sempurna sehingga bagian terlemah spesimen menjadi warpage. Semakin tinggi tekanan maka waktu injeksinya juga semakin cepat menyebabkan daerah yang belum membeku pada spesimen semakin besar dan pada saat spesimen menerima dorongan tekanan tersebar kebagian yang belum membeku sehingga membuat area warpage-nya semakin besar namun nilai warpage-nya

cenderung stabil.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa hasil yang merupakan jawaban dari penelitian ini.

1. Secara umum menaikan tekanan injeksi membuat area warpage yang terjadi semakin besar akan tetapi nilai warpage yang terjadi cenderung stabil walaupun begitu ada tekanan optimal dimana pada tekanan

Tekanan ( Kg/cm2) h part rata-rata ( mm ) d part ( mm ) w rata-rata 6.37 6.17 100 0.062 12.74 4.89 100 0.049 19.11 4.01 100 0.040 25.48 8.45 100 0.085 31.85 5.73 100 0.057

(14)

tersebut nilai warpage yang terjadi paling kecil.

2. Tekanan optimal dalam penelitian ini yaitu pada tekanan 19.11 kg/cm2.

SARAN

Saran dari peneliti jika nantinya ada peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini:

1. Perhatikan perancangan desain dan pemilihan bahan untuk cetakan khususnya pada kekuatan clamp cetakan.

2. Gunakan bahan plastik yang berbeda sehingga nantinya dapat digunakan sebagai pembanding dengan penelitian ini.

3. Untuk membuktikan keakurasian pengukuran besarnya nilai warpage ada baiknya dilakukan pengukuran secara langsung pada spesimen.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Jerry M. Fischer., 2003, Handbook of Molded Part Shrinkage and Warpage, Plastics Design Library/ William Andrew Publishing, Norwich, New York.

Suyono., 2011, Pengaruh Serbuk Aluminium dan Serbuk Kuningan terhadap Penyusutan

(Shringkage) Produk pada Pembuatan Cetakan Softtooling untuk Mesin Injeksi Plastik, Skripsi S-1 Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Sendi Dwi Oktaviandi., 2012, Analisa Pengaruh Parameter Tekanan dan Waktu

Penekanan Terhadap Sifat Mekanik dan Cacat Penyusutan Dari Produk Injection Molding Berbahan Polyethylene (PE), Skripsi S-1 Teknik Mesin, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Cilegon.

S.Selvaraj and P.Venkataramaiah., 2013, Measurement of warpage of injection moulded

Plastic components using image processing, Internasional Jurnal of Innovative

Research in Science, Engineering and Technology Jurnal vol 2, Issue 12, December.

Sigit Y. dan Agung K., 2014, Perbandingan Sistem Pendingin Konvensional dan

Konformal pada Proses Injeksi Plastik, Skripsi S-1 Teknik Mesin, Institut Teknologi

Gambar

Gambar 1. Bagian utama mesin injection  molding vertikal
Gambar 2. Bagian injection unit
Gambar 8. Diagram alir penelitian
Gambar 7. Cacat yang timbul pada  spesimen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Cara agar ikan tidak terserang cendawan adalah perhatikan kualitas air yang baik bagi ikan agar ikan dapat hidup dengan baik tanpa terserang cendawan, wadah budidaya

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama kematangan kerja dan tingkat kualitas performansi mengajar guru-guru

Untuk mendapatkan nilai Availability yang mendekati 100% maka dapat dilakukan dengan memperpendek waktu preventive maintenance untuk jig welding, yang kemungkinan akan

Salah satu usaha pemerintah untuk menjalankan fungsi diatas adalah dapat digunakan oleh umum, yang dalam Hukum Administrasi Negara hal ini dikenal dengan Publik Domein, atau

Pada grafik penggunaan sofa bahan dasar limbah ban mobil diatas responden cenderung memilih kotak berwarana ungu dan hijau yang artinya sangat setuju dan setuju,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan berkat dan kasih karuniaNya yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

Pengaruh perlakuan BA dan NAA pada tahap multiplikasi pada sub kultur II yang menunjukkan hasil terbaik untuk peubah jumlah daun dan tinggi tanaman pada tahap aklimatisasi

Hal itu dapat dimengerti.Dewan Keamanan harus dapat secara cepat menanggapi ancaman-ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional. Penangguhan dalam mengambil