• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan

Chevrolet merupakan perusahaan otomotif berlogo “bowtie” asal Amerika Serikat yang dinaungi oleh General Motors yang juga merupakan perusahaan multinasional dari Amerika Serikat. Chevrolet didirikan pada 8 November 1911 oleh seorang pembalap Swiss – Amerika, yaitu Louis Chevrolet bersama dengan pendiri General Motors William C. Durant. Lalu pada tahun 1917 Chevrolet diambil oleh General Motors untuk diposisikan sebagai pesaing Ford Model T buatan Ford pada waktu itu. Chevrolet pertama kali membuat fasilitasnya di Toronto, Kanada. Lalu Chevrolet terus berkembang dengan meluncurkan Model D pada tahun 1918 yang merupakan sebuah mobil model roadster 4 penumpang dan model touring 5 penumpang dengan mesin V8 serta mereka juga mulai mengembangkan mesin inline 6. Mereka juga membuat Chevrolet Suburban Carryall pada tahun 1934 yang akhirnya menjadi cikal bakal dari mobil jenis SUV sampai saat ini.

Pada era 1950 – 1960-an Chevrolet berhasil mendapatkan pengaruh yang besar di pasar otomotif Amerika Serikat. Pada era itu Chevrolet memperkenalkan sebuah mobil sport 2 pintu yang sangat ikonik di industri otomotif Amerika, yaitu Chevrolet Corvette dengan mesin injeksi V8 yang menjadi mobil mesin bensin injeksi pertama Chevrolet. Pada era 1960-an Chevrolet berhasil menguasai pasar mobil Amerika sebesar 10% dan juga mereka kembali meluncurkan mobil ikonik yang mampu merebut perhatian pasar otomotif, yaitu Chevrolet Camaro. Pada era ini juga, salah satu produk Chevrolet yaitu Impala menjadi mobil paling favorit bagi warga Amerika. Hal ini semakin menguatkan dominasi Chevrolet di pasar otomotif Amerika.

Memasuki era 1980-an, industri otomotif amerika memasuki fase baru dimana mobil – mobil yang diproduksi semakin memerhatikan efisiensi bahan bakar. Kebanyakan produk Chevrolet pada era ini memiliki kapasitas mesin yang

(2)

2

lebih kecil dari generasi –generasi mobil sebelumnya, seperti Chevrolet Celebrity yang menjadi sedan kelas mid size tersukses yang pernah diciptakan Chevrolet. Lalu ada Chevrolet Monte Carlo yang merupakan jenis coupe mewah, Chevrolet Camaro Iroc Z, dan Chevrolet Corvette C4 yang memiliki kapasitas mesin lebih kecil dari pendahulunya namun tetap dengan konfigurasi mesin yang sama yaitu V8.

Di era 90-an untuk pertama kalinya Chevrolet lebih banyak menjual jenis truck / pick up dan SUV dibanding mobil jenis lainnya. Model SUV lengendaris seperti Chevrolet Suburban, Blazer, dan Silverado memiliki penjualan lebih banyak disbanding model sport, sedan, atau van seperti Chevrolet Corvette, Camaro, Impala, dan G – Series.

Masuk ke era 2000-an hingga saat ini, Chevrolet tetap mempertahankan citra dari produknya – produknya legendarisnya namun dengan mendesain ulang mesin dan tampilannya. Produk – produknya pun menjadi semakin diminati karena desain yang lebih modern dan mesin yang bertenaga besar. Seperti Chevrolet Corvette dan Camaro dengan mesin V8 LS Series yang mampu mengeluarkan 600 tenaga kuda lebih. Lalu ada Chevrolet Silverado SS dan Suburban yang melanjutkan tradisi SUV dan truck khas Amerika dengan kekuatan mesin yang luar biasa. Pada era ini juga Chevrolet mulai bermain di segmen city car dalam rangka meluncurkan produk yang reliable dengan harga terjangkau bagi konsumen seperti Chevrolet Spark dan Aveo. Mobil electric – hybric pun juga mereka produksi, yaitu Chevrolet Bolt yang merupakan mobil jenis city car.

Chevrolet saat ini berpusat di Detroit, Michigan, Amerika Serikat dan telah beroperasi di 140 negara sampai saat ini dengan membukukan penjualan 2,9 juta unit pada tahun 2019 dengan keuntungan 80 milliar dollar Amerika. Di Indonesia, Chevrolet sudah hadir selama 100 tahun. Pertama kali pada tahun 1920 melalui General Motors, Chevrolet hadir di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda. Pada zaman itu merek mobil asal Amerika Serikat maupun Eropa cukup mendominasi di jalan dan jadi pilihan konsumen yang kebanyakan pengusaha dan kaum ningrat. Chevrolet yang menjadi bagian dari GM, telah memulai fasilitasi

(3)

3

perakitan beberapa komponen kendaraan sebelum menjadi mobil utuh di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Bisnis Chevrolet pun berkembang pesat, bahkan sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya hingga pabrik General Motors di Tanjung Priok diperbesar pada 1938 untuk menambah kapasitas produksi dalam rangka memenuhi permintaan. Chevrolet di Indonesia rasanya tidak ada bandingannya. Namun, hal itu tertepis pada 1960-an dengan hadirnya pemain-pemain besar baru di Indonesia dan salah satu yang paling kuat hingga saat ini adalah Astra Internasional, yang telah memegang beberapa merek mobil-mobil terkenal asal Jepang. Tingginya permintaan akan kendaraan murah yang tahan lama di turut menjadi faktor menurunnya permintaan mobil Chevrolet yang terkenal mengusung mesin berkapasitas besar. Pada saat yang sama sekitar tahun 1969, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan yang mengharuskan perusahaan produsen mobil dari luar negeri untuk mendirikan ATPM, singkatan dari Agen Tunggal Pemegang Merek. Tentu gempuran mobil-mobil Jepang memberikan dampak buruk hingga akhirnya General Motors resmi mengundurkan diri dari persaingan dengan mobil Jepang dan pada akhirnya General Motors mengumumkan akan angkat kaki pada Maret 2020 dari Indonesia dengan alasan penjualan yang kian menurun dan tidak berkembang. Perjalanan panjang dengan jatuh bangun sudah ditempuh oleh Chevrolet sebagai pabrikan mobil tertua di Indonesia selama 100 tahun dengan menyerah dari keperkasaan pabrikan mobil Jepang di industi otomotif Indonesia.

Sumber : Halaman Web Chevrolet Indonesia

1.2 Visi dan Misi Chevrolet Indonesia

Adapun visi dan misi dari Chevrolet Indonesia adalah sebagai berikut. a. Visi

Design, Build and Sell the world's best vehicles by striving to provide "The Highest Level Of Safety, Quality and Customer Service in Any Industry" artinya mendesain,

(4)

4

membangun, dan menjual kendaraan terbaik di dunia dengan menyediakan tingkat keamanan, kualitas, dan pelayanan konsumen yang tertinggi di industri manapun. b. Misi

Offers cars indonesians really want to drive, own and tell family and friends about, artinya menawarkan mobil yang sangat diinginkan orang Indonesia untuk dikendarai, dimiliki, dan diperbincangkan dengan keluarga dan teman – teman. Sumber : Halaman Web Chevrolet Indonesia (2020)

1.3 Logo

Gambar 1. 1 Logo “Bowtie” Chevrolet

Sumber : Halaman Web General Motors (2020) 1.4 Social Networks Chevrolet Indonesia

Adapun informasi mengenai Chevrolet Indonesia dan wadah bagi konsumen untuk berinteraksi dengan Chevrolet Indonesia melalui media sosial adalah sebagai berikut:

a. Twitter : @ChevyIndonesia b. Instagram : @ChevroletId

c. Facebook : Fan Page Chevrolet Indonesia d. Youtube : Channel resmi Chevrolet Indonesia Sumber : Halaman Web Chevrolet Indonesia (2020)

(5)

5 1.5 Produk Chevrolet Indonesia

Adapun produk – produk dari Chevrolet Indonesia saat ini yang di pasar kan di Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Chevrolet Trax

Gambar 1. 2 Chevrolet Trax

Sumber : Halaman Web Car and Driver (2020) b. Chevrolet Spark

Gambar 1. 3 Chevrolet Spark

(6)

6 c. Chevrolet TraiBlazer

Gambar 1. 4 Chevrolet TrailBlazer Sumber : Halaman Web Car and Driver (2020)

d. Chevrolet Colorado

Gambar 1. 5 Chevrolet Colorado Sumber : Halaman Web Car and Driver (2020)

(7)

7 1.6 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan industri di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan pesat, salah satu industri yang berkembang pesat ada pada sektor otomotif. Sehingga keadaan tersebut menjadikan kondisi persaingan bisnis semakin ketat. Sektor otomotif di Indonesia merupakan sektor yang mempunyai peranan penting dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya. Pada sektor ekonomi, banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang dijual akan menambah indeks produksi pada industri besar dan sedang sub sektor industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer serta pajak kendaraan bermotor. Selain itu juga akan memacu tumbuhnya usaha-usaha baru yang menunjang sektor otomotif sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada sektor sosial, akan banyak menyerap tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, maupun perusahaan-perusahaan otomotif. Sehingga akan menekan angka pengangguran dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pada sektor budaya, otomotif telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia tentang kendaraan bermotor berjenis mobil dari yang dulu kendaraan bermotor dianggap barang mewah, sekarang kendaraan bermotor jenis mobil sudah menjadi bagian dari kebutuhan karena saat ini masyarakat Indonesia semakin menyadari akan pentingnya kendaraan bermotor jenis mobil untuk mempersingkat waktu sampai ditempat tujuan dan terlindung dari panas maupun hujan saat perjalanan. Dengan adanya berbagai merek kendaraan bermotor jenis mobil yang tersedia menjadi alternatif bagi konsumen untuk menentukan merek mana yang akan digunakan sehingga sesuai dengan kebutuhan dan selera.

TABEL 1. 1

PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT DUA DIGIT KODE ISIC

Kode

Industri Jenis Industri

Indeks Produksi Industri Besar dan Sedang Menurut

Dua Digit Kode ISIC 2019 2018 2017 10 Industri Makanan 205,20 197,79 183,54 11 Industri Minuman 147,44 125,91 109,06

(8)

8

Sumber : Halaman Web Badan Pusat Statistik (2020)

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa untuk sektor otomotif yang termasuk dalam kategori industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer menunjukan bahwa adanya perkembangan indeks produksi dalam 3 tahun terakhir. Namun sempat turun pada tahun 2019.

12 Industri Pengolahan Tembakau 125,34 129,08 115,54 13 Industri Tekstil 74,98 72,39 68,93 14 Industri Pakaian Jadi 165,96 140,04 116,45 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit

dan Alas Kaki

175,35 185,92 156,53 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan

Sejenisnya

69,99 78,05 78,38

17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas

94,64 89,72 89,83 18 Industri Pencetakan dan

Reproduksi Media Rekaman

176,74 147,81 134,62 19 Industri Bahan Kimia dan Barang

dari Bahan Kimia

138,15 130,30 138,81 20 Industri Farmasi, Produk Obat

Kimia dan Obat Tradisional

213,21 201,96 196,25 21 Industri Karet, Barang dari Karet

dan Plastik

104,89 122,97 111,62 22 Industri Barang Galian Bukan

Logam

144,63 156,27 151,53 23 Industri Logam Dasar 145,87 143,04 130,37 24 Industri Barang Logam, Bukan

Mesin dan Peralatannya

140,33 172,17 163,25 25 Industri Komputer, Barang

Elektronik dan Optik

85,94 96,56 115,30 27 Industri Peralatan Listrik 154,91 147,10 143,40 28 Industri Mesin dan Perlengkapan

ytdl

140,45 153,29 138,28 29 Industri Kendaraan Bermotor,

Trailer dan Semi Trailer

145,00 159,43 153,12

30 Industri Alat Angkutan Lainnya 73,62 77,16 75,16 31 Industri Furnitur 126,82 118,93 117,02 32 Industri Pengolahan Lainnya 83,98 78,92 77,58 33 Jasa Reparasi dan Pemasangan

Mesin dan Peralatan

(9)

9 TABEL 1. 2

PERKEMBANGAN PROPORSI TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR

Jenis Industri

Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri Manufaktur (Persen)

2019 2018 2017

Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi

0,04 0,05 0,05

Industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional

0,13 0,11 0,11

Industri komputer, barang elektronik dan optik

0,14 0,14 0,14

Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

0,15 0,17 0,17

Industri peralatan listrik 0,17 0,14 0,14

Industri mesin dan perlengkapan YTDL

0,17 0,14 0,13

Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer

0,19 0,17 0,15

Industri logam dasar 0,20 0,18 0,20

Industri alat angkutan lainnya

0,20 0,22 0,23

Industri kertas dan barang dari kertas

0,22 0,23 0,21

Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman

0,27 0,29 0,29

(10)

10

Sumber : Halaman Web Badan Pusat Statistik (2020)

Dari tabel diatas menunjukan bahwa proporsi tenaga kerja di industri kendaraan bermotor menunjukan kenaikan angka dalam 3 tahun terkahir. Hal ini menunjukan bahwa industri kendaraan bermotor memberikan efek dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia dalam rangka meminimalisir angka pengangguran di Indonesia.

Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia

0,32 0,34 0,35

Industri Pengolahan Tembakau

0,34 0,36 0,36

Industri karet, barang dari karet dan plastik

0,48 0,45 0,44

Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya

0,54 0,51 0,44

Industri pengolahan lainnya 0,58 0,55 0,54

Industri furnitur 0,63 0,60 0,57

Industri Kulit, barang dari kulit dan alas kaki

0,70 0,61 0,64

Industri Tekstil 1,00 1,11 1,13

Industri barang galian bukan logam

1,02 0,99 0,99

Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan

barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya

1,34 1,37 1,34

Industri Pakaian Jadi 2,09 2,04 1,98

Industri Makanan 3,75 3,68 3,63

(11)

11 TABEL 1. 3

5 PROVINSI DI INDONESIA DENGAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR – MOBIL TERBANYAK

No Provinsi

Jumlah Kendaraan Bermotor - Mobil

2019 2018 2017 1 DKI Jakarta 4.276.690 4.133.338 3.869.635 2 Jawa Barat 1.634.380 1.555.830 1.456.569 3 Jawa Timur 1.603.211 1.542.845 1.444.394 4 Jawa Tengah 1.352.752 1.218.008 1.140.300 5 Sumatra Selatan 1.002.275 977.414 915.056

Sumber : Halaman Web Badan Pusat Statistik (2020)

Data diatas menunjukan jumlah kendaraan bermotor jenis mobil berdasarkan provinsi. Data ini merupakan lima provinsi dengan jumlah kendaraan bermotor jenis mobil terbanyak dari 34 provinsi yang ada di Indonesia dengan urutan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan. Data diatas juga menunjukan bahwa perkembangan jumlah kendaraan bermotor jenis mobil terus meningkat dalam 3 tahun terakhir yang sebagai imbas dari perkembangan industri otomotif mobil yang berada pada kategori industri kendaraan bermotor terus berkembang.

(12)

12

Menurut Tjiptono (2015:49) citra merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap brand tertentu. Citra Merek digambarkan sebagai pengamatan dan kepercayaan yang dingenggam konsumen, seperti yang dicerminkan, diasosiasikan atau diingat oleh konsumen. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Industry Analyst Google Indonesia melalui CNBC Indonesia, tentang pencarian orang Indonesia melaui search engine ketika mencari mobil adalah dengan urutan pencarian sebagai berikut:

Gambar 1. 6 Tahap Pencarian Informasi Calon Pembeli Mobil Sumber: Halaman Web CNBC Indonesia (2020)

Dari gambar diatas menunjukan bahwa informasi mengenai brand atau citra merek dari produsen otomotif merupakan tahap pencarian informasi pertama dari calon pembeli mobil di Indonesia sebelum akhirnya melewati tahap pencarian informasi selanjutnya sampai akhirnya terjadi keputusan untuk memilih produk dari merek yang dipilih. Informasi Brand Informasi Harga Review Perbandingan

(13)

13 TABEL 1. 4

DATA PENGUASAAN PASAR OTOMOTIF 10 MEREK MOBIL DI INDONESIA

No Merk Penguasaan Pasar

2017 2018 2019 1 Toyota 34.5% 30.6% 32.2% 2 Daihatsu 17.3% 17.6% 17.2% 3 Honda 14.3% 14.1% 13.3% 4 Mitsubishi 10.4% 12.4% 11.6% 5 Suzuki 7.4% 10.3% 9.7% 6 Nissan 1.3% 0.6% 1.2% 7 Mazda 0.4% 0.5% 0.5% 8 Mercedes Benz 0.3% 0.3% 0.3% 9 BMW 0.3% 0.2% 0.2% 10 Chevrolet 0.3% 0.2% 0.1%

Sumber : Halaman Web Gaikindo (2020)

Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa market share atau penguasaan pasar otomotif yang dimiliki Chevrolet sangat kecil jika dibandingkan dengan produsen – produsen merek lain. Dalam 3 tahun terkahir, Chevrolet terus mengalami penurunan dari tahun 2017 penguasaan pasar sebesar 0,3% dan terus menurun sampai tahun 2019 hanya sebesar 0,1%. Tentu hal ini menjadi hal buruk mengingat Chevrolet merupakan perusahaan otomotif besar yang sudah hampir 100 tahun berada di industri otomotif Indonesia, namun kekuatan merek yang semakin lama semakin memudar di mata konsumen industri otomotif Indonesia membuat Chevrolet hanya memiliki market share sekecil itu. Melemahnya kekuatan merek Chevrolet ini dibuktikan melalui komentar – komentar masyarakat tentang merek Chevrolet ini.

(14)

14

Gambar 1. 7 Komentar Masyarakat di Media Terhadap Brand Mobil Chevrolet

Sumber : Halaman Youtube Autonetmagz (2020)

Gambar diatas menunjukan lemahnya citra merek Chevrolet di mata masyarakat Indonesia dibandingkan dengan para kompetitornya, terutama dengan merek – merek mobil Jepang yang sangat mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Hal yang bisa disimpulkan dari beberapa komentar masyarakat di media sosial adalah konsumen di Indonesia yang lebih percaya kepada merek – merek jepang seperti Toyota dan Honda daripada merek non – Jepang seperti Chevrolet, hingga

(15)

15

menjadikan masyarakat Indonesia Japan – Minded dalam industri otomotif. Hal ini berujung pada penguasaan pasar dan pamor dari Chevrolet yang terus turun seperti yang dijelaskan pada tabel 1.4 mengenai data penguasaan pasar produsen otomotif di Indonesia.

TABEL 1. 5

INDONESIA TOP CAR BRANDS Peringkat Merek 1 Toyota 2 Honda 3 Daihatsu 4 Suzuki 5 Nissan 6 Mitsubishi 7 Mercedes – Benz 8 BMW 9 Mazda 10 Chevrolet

Sumber : Halaman Web Carmudi Indonesia (2020)

Carmudi Indonesia yang merupakan situs jual beli mobil terkemuka di Indonesia merilis peringkat merek mobil berdasarkan pencarian di internet. Dalam informasi yang dirilis, Chevrolet menduduki posisi paling akhir yang mengindikasikan kurang populernya merek Chevrolet sebagai akibat dari citranya sehingga tidak banyak masyarakat yang melakukan pencarian di internet.

Dalam hal menentukan merek yang akan dipilih, akan terjadi suatu proses keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2016:198), “In the evaluation stage, the consumer forms preference among the brands in the choice and may also form an intention to buy the most preferred brand” Artinya pada tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi di antara merek-merek yang ada dalam pilihan dan juga membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.

(16)

16 TABEL 1. 6

DATA PENJUALAN 10 MEREK MOBIL DI INDONESIA

No Merk Penjualan 2017 2018 2019 1 Toyota 371,332 352,161 331,797 2 Daihatsu 186,859 202,738 177,284 3 Honda 186,381 162,163 137,339 4 Mitsubishi 111,660 142,861 119,011 5 Suzuki 79,807 142,861 100,383 6 Nissan 14,488 6,885 12,302 7 Mazda 3,861 5,657 4,884 8 Mercedes Benz 3.859 3.859 2,695 9 BMW 3,617 2,509 2,500 10 Chevrolet 2,800 2,360 1,529

Sumber : Halaman Web Gaikindo (2020)

Dalam 3 tahun terakhir angka penjualan dan penguasaan pasar Chevrolet terus menurun dibanding merek – merek mobil lain terutama produsen asal Jepang seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki, dan Mitsubishi yang mendominasi pasar otomotif Indonesia hingga 85%. Bahkan dengan merek Eropa pun seperti Mercedes Benz dan BMW pun yang memiliki harga produk lebih tinggi pun kalah, baik dari sisi penjualan maupun penguasaan pasar dalam tiga tahun terakhir. Chevrolet hanya membukukan penjualan sebesar 6.689 unit mobil dalam tiga tahun terakhir dan penguasaan pasar tidak lebih dari 0.3% dan terus merosot hingga ke angka terendah dalam sejarah Chevrolet di industri otomotif Indonesia pada tahun 2019, yaitu sebesar 0,1%. Hal ini tentu menjadi hasil yang buruk untuk merek otomotif sebesar Chevrolet dengan kurangnya minat konsumen untuk membeli produk yang diluncurkan Chevrolet. Menurut Presiden General Motors Asia Tenggara Hector

(17)

17

Villareal, “Di Indonesia kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan bisnis berkesinambungan” (Nanjaya, 2020).

Chevrolet merupakan merek mobil asal Amerika Serikat yang merupakan divisi dari General Motors didirikan pada 8 November 1911 oleh Louis Chevrolet dan pendiri GM William C. Durant. Sekarang ini, General Motors merupakan pabrikan mobil terbesar kedua di dunia. Di Indonesia, PT General Motors Indonesia (GMI) merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk Mobil Chevrolet. Sebagai ATPM, PT General Motors Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan yang berhak mengimpor, merakit dan membuat kendaraan bermerk Chevrolet di Indonesia.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Nurul Evita (2017) dengan judul “Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian”, mengungkapkan bahwa citra merek mempunyai hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 59,5% dan sisanya adalah sebesar 40,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti seperti harga dan kualitas produk dan pelayanan. Setiap kenaikan satu skala citra merek akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 0,873. Penelitian lain yang dilakukan Dwi Ajeng Wulandari dan Farah Oktafani (2017) dengan judul “Pengaruh Brand Image Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sepatu Nike”, mengungkapkan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepatu Nike pada mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University Bandung. Pengaruh citra merek juga diungkapkan oleh Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said (2019) dalam bukunya yang berjudul “Konsep dan Strategi Pemasaran”, yang mengungkapkan bahwa merek mengidentfikasikan sumber atau pembuat produk dan konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut. Konsumen belajar tentang merek melalui pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program pemasrannya serta menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang tidak. Kemampuan merek untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi risiko adalah sesuatu yang berharga.

(18)

18

Kotler & Keller (2016:460) dalam bukunya yang berjudul “Principles of Marketing” menyatakan bahwa citra merek merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek akan lebih memungkinkan untuk melakukan suatu keputusan pembelian.

Fenomena yang dialami oleh Chevrolet dalam pasar otomotif Indonesia sehingga menyebabkan penjualannya dari tahun ke tahun semakin menurun hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikan penjualannya di Indonesia pada Maret 2020 merupakan fenomena yang menarik peneliti untuk meneliti “Pengaruh Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Mobil Chevrolet Di Indonesia”.

1.7 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah :

a Bagaimana citra merek mobil Chevrolet menurut konsumen di Indonesia? b Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Indonesia terhadap merek

produk mobil Chevrolet?

c Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mobil Chevrolet di Indonesia?

1.8 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk dapat mengetahui :

a. Untuk mengetahui citra merek mobil Chevrolet menurut konsumen di Indonesia.

(19)

19

b. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian konsumen di Indonesia terhadap merek produk mobil Chevrolet.

c. Menganalisis pengaruh citra merek mobil Chevrolet terhadap keputusan pembelian mobil Chevrolet di Indonesia.

1.9 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat baik itu aspek teoritis maupun aspek praktis, yaitu:

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan rekomendasi bagi Chevrolet di Indonesia dalam menganalisis pengaruh citra merek agar dapat meningkatkan penjualan mobil Chevrolet di Indonesia.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pengetahuan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat memberikan gambaran kesesuaian antara teori dan implementasi.

1.10 Sistematika Penulisan

Agar mempermudah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan ini diantara lain sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, pernyataan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori-teori untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian, penelitian terdahulu yang dijadikan acuan pada penelitian, dan kerangka pemikiran.

(20)

20 BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, uji validitas dan teknis analisis data.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas secara rinci bagaimana hasil perhitungan dan analisa dari sebuah penelitian. Pada bab hasil dan pembahasa ini berisi data - data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk memberikan informasi serta solusi dari permasalahan yang ada.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan penafsiran atas hasil analisis penelitian yang dijelaskan dalam bentuk kesimpulan. Serta memberikan saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pihak perusahaan maupun bagi penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1. 1  Logo “Bowtie” Chevrolet  Sumber : Halaman Web General Motors (2020)  1.4 Social Networks Chevrolet Indonesia
Gambar 1. 3 Chevrolet Spark
Gambar 1. 5 Chevrolet Colorado  Sumber : Halaman Web Car and Driver (2020)
Gambar 1. 6 Tahap Pencarian Informasi Calon Pembeli Mobil  Sumber: Halaman Web CNBC Indonesia (2020)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku prososial remaja sehingga apabila orang tua

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan