• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERNUANSA ACTIVE LEARNING TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERNUANSA ACTIVE LEARNING TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN BAHASA INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC BERNUANSA ACTIVE

LEARNING TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN

BAHASA INDONESIA

Ni Made Desi Kristiana

1

, I Ketut Adnyana Putra

2

, I Wayan Sujana

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

email:

desikristiana172@gmail.com

1

,

adnyana.putra54@gmail.com

2

,

sujanawyn59@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) bernuansa active learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah None Equivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur yang berjumlah 341 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang siswa kelas IV SD N 8 Kesiman sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV SD N 5 Kesiman sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 49 orang siswa. Data yang dikumpulkan adalah penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia dengan menggunakan metode tes jenis objektif pilihan ganda biasa. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t didapat thitung = 3,46, dan ttabel =

2,000 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 88, ini berarti thitung = 3,46 > ttabel = 2,000. Rata-rata

penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia yang diperoleh antara kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelompok kontrol (69,41> 60,82).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) bernuansa active learning berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: cooperative integrated reading and composition (CIRC), active learning, kompetensi

bahasa indonesia

.

Abstract

This study aims to find out the significant differences in the comprehension of the competence of Indonesian knowledge among the groups of students who are taught through Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) learning model of active learning and group of students who are taught through conventional learning in fourth grade of SDN Gugus Budi Utomo East Denpasar. This research is a quasi experimental research with the research design used is None Equivalent Control Group Design. The population of this study is all students of grade IV at SDN Gugus Budi Utomo East Denpasar, amounting to 341 students. Determination of the sample in this study was done by random sampling technique. The sample in this study amounted to 41 students of fourth grade of SD N 8 Kesiman as experimental class and fourth grade students of SD N 5 Kesiman as a control group of 49 students. The data collected is the mastery of the competence of knowledge of Indonesian language by using ordinary double choice objective type test method. The data collected were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics using t-test. Based on the result of t-test analysis obtained tcount = 3.46, and ttable = 2,000 at 5% significance level and dk = 88, this means tcount = 3.46> ttable = 2,000. The average mastery of Indonesian knowledge competence obtained between the experimental group is higher than control group students (69,41> 60,82). Thus it can be concluded that the learning model of Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) nuanced active learning influence on the

(2)

2

competence of knowledge of Indonesian graders fourth grade SDN Gugus Budi Utomo East Denpasar Lesson Year 2016/2017.

Keywords: cooperative integrated reading and composition (CIRC), active learning, indonesian knowledge competency.

PENDAHULUAN

Pendidikan dasar atau SD merupakan momentum awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Mulai SD siswa mendapatkan imunitas belajar yang kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan yang akan lakukan dikemudian hari. Dalam hal ini, peran seorang guru sangat penting untuk dapat menanamkan kebiasaan baik bagi siswanya, bagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi-kompetensi yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan siswanya (Susanto, 2013).

Keberhasilan penerapan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran di SD sesuai yang diharapkan pemerintah dan masyarakat, sangat ditentukan oleh pemahaman, kesadaran, kemampuan, kreatifitas, kesabaran dan keuletan para guru yang merupakan ujung tombak penerapan kurikulum. Selain itu, guru diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemungkinan terjadinya perubahan. Strategi pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa SD yang dikehendaki sesuai kurikulum 2013 adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah (Suarjana & Japa, 2015). Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Namun pada kenyataan dilapangan, siswa ditempatkan sebagai objek dari transfer ilmu sang guru. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan sesuai kurikulum 2013. Dalam kurikulum yang berorientasi

pada pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalambentuk kompetensi (Sanjaya, 2009). Aspek (ranah) di dalam kurikulum 2013 dinyatakan di dalam rumusan kompetensi inti yang dinotasikan sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi sikap spiritual, 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi sikap sosial, 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3)untuk kompetensi pengetahuan, dan 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi keterampilan.

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari kegiatan saling berkomunikasi. Untuk berkomunikasi dan berinteraksi manusia memerlukan suatu media, yaitu bahasa. bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa, baik secara lisan maupun tulis.Agar individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu interaksi, maka ia harus memiliki kemampuan berbahasa. Menurut Susanto (2013), menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di SD tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku bangsa, serta sebagai alat pemersatu. Bahasa Indonesia juga disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat dan bangsa dalam segala kegiatan. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki beberapa fungsi yakni; 1) Fungsi informasi, 2) Fungsi ekspresi diri, 3) Fungsi adaptasi, dan 4) Fungsi kontrol sosial. Serta fungsi khusus bahasa Indonesia yaitu; 1) Alat menjalankan

(3)

3 administrasi Negara, 2) Alat pemersatu, dan 3) Wadah penampung kebudayaan.

Pada umumnya, pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampuan membaca dan menulis.“Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang saling mendukung agar berkomunikasi untuk melakukan kegiatan membaca sebagai kegiatan dari latihan menulis” (Susanto, 2013:246). Membaca merupakan proses memperoleh makna dari barang cetak sedangkan menulis

merupakan suatu kegiatan

mengkomunikasikan pesan dalam tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia melalui keterampilan membaca dan keterampilan menulis di SD, bertujuan untuk membimbing peserta didik agar menumbuhkan minat baca serta menguatkan daya ingat peserta didik.

Pembelajaran membaca sebagai keterampilan dapat menjadikan peserta didik sebagai pembaca yang mandiri. Melalui pembelajaran membaca bersuara, guru dapat menjadikan barang cetak (mati) menjadi hidup. Melalui kegiatan ini guru dapat memberikan contoh cara membaca serta mengajak peserta didik untuk memasuki dunia buku, sehingga peserta didik menjadi lebih dekat dengan bahasa tulis (Uddin & Zuhdi, 1998/1999). Sedangkan menulis sebagai keterampilan, bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan. “menulis merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari” (Susanto, 2013: 251). Namun untuk melakukan kegiatan ini, tidak semua orang mudah melakukannya. Menulis membutuhkan keterampilan khusus yang harus dipelajari dan senantiasa dilatih. Menulis memerlukan keterampilan tambahan bahkan motivasi tambahakan, hal ini dikarenakan menulis bukan bakat karena tidak semua orang mampu untuk menulis (Susanto, 2013).

Agar tercipta suasana belajar yang bermakna serta dapat membuat siswa aktif, perlu adanya suatu inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar melalui penguasaan kompetensi pengetahuan yang dimiliki siswa kelas IV di SD Negeri Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. Salah satu inovasi yang dimaksud yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

bernuansa active learning.

Model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition

(CIRC) dapat dikategorikan sebagai

metode pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik.

Model pembelajaran cooperative

integrated reading and composition

(kooperatif terpadu membaca dan menulis) merupakan model pembelajaran yang lebih cocok dan tepat diaplikasikan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnnya pada materi membaca, menentukan ide pokok, pokok pikiran atau, tema sebuah wacana atau kliping (Kurniasih & Sani, 2016:89). Model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition

(CIRC) memiliki beberapa kelebihan. Adapun kelebihan yang dimiliki model pembelajaran CIRC menurut Kurniasih dan Sani (2016:91), yaitu: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak, 2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak, 3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama, 4) Pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak, 5) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak, 6) Pembelajaran terpadu

(4)

4 dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna, 7) Menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain, dan 8) Membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar.

Dalam pelaksanaan model

pembelajaran CIRC terdapat beberapa

langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran. Huda (2014:222), menyebutkan bahwa model CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut : 1) Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa, 2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran, 3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar kertas, 4) Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil diskusi kelompok, 5)

guru memberikan penguatan

(reinforcement), 5) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

Dalam penelitian ini, model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC),

dipadukan dengan pembelajaran aktif (active learning). Active learning juga merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar proses pembelajaran aktif tersebut. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok, dan dalam waktu singkat, membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Amri, 2015).

Pembelajaran aktif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat membuat siswa menjadi aktif. Amri (2015:2) menyebutkan bahwa, “pembelajaran aktif selain mengoptimalkan segi keaktifan siswa dalam pembelajaran, juga banyak memberikan

keuntungan lain yang mendukung kegiatan pembelajaran”. Adapun keuntungan pembelajaran aktif yaitu: a) Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar disaat mereka merasa senang, b) Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima, c) Adanya partisipasi dari semua kelompok, d) Tiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing, e) Fleksibel dan relevan, f) Sesuatu menyatakan pemikirannya, g) Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.

Bila ditinjau dari kata perkata maka arti dari kata strategi adalah cara atau metode, pembelajaran adalah proses belajar mengajar, aktif adalah keikutsertaan secara langsung. Berdasarkan itu maka strategi pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan siswa. Langkah-langkah berbagai jenis strategi pembelajaran aktif juga penting diketahui sehingga dapat menilai apakah konteksnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dapat optimal. Berikut ini adalah sintak atau langkah-langkah active

learning (pembelajaran aktif): 1) Konsep

umum dipresentasikan kepada kelompok, 2) Informasi khusus tentang konsep diterima oleh kelompok, 3) Aktivitas dilakukan oleh kelompok, 4) Kelompok mengerahkan dan konsekuensi selama aktivitas, 5) Diskusi kelompok dilaksanakan langsung diikuti kesimpulan dari aktivitas, 6) Prinsip umum didiskusikan, 7) Aplikasi kehidupan spesifik berasal dari dasar atau prinsip-prinsip umum, 8) Aplikasi kehidupan diinternalisasi oleh tiap individu berdasarkan kebutuhan dan kesiapan, 9) Perwakilan-perwakilan bertindak berdasarkan apa yang telah dipelajari.

Pemilihan model dalam proses pembelajaran peserta didik sangatlah penting dilakukan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik di dalam kelas khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran yang diterapkan sehari-hari oleh pendidik dalam proses pembelajaran di kelas adalah pembelajaran

(5)

5 konvensional. Pembelajaran konvensional yang di terapkan di SD dalam kurikulum 2013 adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa.

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 terdiri dari lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima pengalaman belajar pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagai berikut ini: 1) mengamati, 2)

menanya, 3) menalar, 4) mengasosiasi, 5) mengomunikasikan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

bernuansa active learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional pada kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu eksperimen kuasi (quasi-experimental design) atau eksperimen semu. “Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen” (Sugiyono, 2016:77). Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melibatkan dua kelompok kelas, yakni: kelompok kelas pertama sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan khusus dengan

penerapan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) bernuansa active

learning dan kelompok kelas kedua sebagai

kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Setyosari (2015:220), menyatakan “populasi merujuk pada keseluruhan kelompok dari mana sampel-sampel diambil”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Gugus Budi

Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 yang teridiri dari 9 kelas dalam 7 SD. Dari 7 sekolah, terdapat 2 sekolah yang memiliki kelas paralel yakni SD N 1 Kesiman dan SD N 6 Kesiman. Sedangkan sekolah yang memiliki 1 kelas yaitu SD N 2 Kesiman, SD N 5 Kesiman, SD N 8 Kesiman, SD N 11 Kesiman, dan SD N 14 Kesiman. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 341 orang siswa.

Setelah mengetahui populasi langkah selanjutnya adalah menentukan sampel penelitian. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2016:81). Dari populasi siswa kelas IV SD Negeri di Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017, untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan teknik random sampling Pada penelitian ini yang dirandom kelasnya, sehingga setiap kelas mendapatkan peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

Salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil penelitian ini adalah validitas internal. Menurut Setyosari (2015:180), “validitas internal bersumber dari pelaksanaan penelitian itu sendiri”. Validitas internal dalam penelitian ini yaitu, sejarah (history), kematangan (maturasi), pemberian pretest , pengaruh penggunaan instrument, mortalitas, dan seleksi. Selain faktor internal, ada faktor lain yang bersifat eksternal yang memiliki pengaruh pada

(6)

6 hasil penelitiannya yaitu validitas eksternal. Menurut Setyosari (2015), menyatakan validitas eksternal merujuk pada generalisasi dan berkenaan dengan seberapa jauh kita dapat menggeneralisasi hasil penelitian di luar latar penelitian. Beberapa ancaman yang berkaitan dengan validitas eksternal ini meliputi: interaksi antara perlakuan dan orang, interaksi antara perlakuan dan latar, dan interaksi antara perlakuan dan waktu

.

Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen berupa tes untuk mengukur kemampuan atau kompetensi. Kualitas pengumpulan data dapat mempengaruhi hasil penelitian, karena pengumpulan data sama halnya dengan instrument penelitian yang memiliki peranan penting dalam suatu penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda biasa. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Arikunto (2013:47), menyatakan “tes adalah suatu alat pengumpulan informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain, tes bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan”. Tes yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk mendapatkan gambaran tentang kelayakan tes tersebut. Tes yang telah diuji cobakan kemudian dianalisis untuk menentukan validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition

(CIRC) bernuansa active learning dan penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.

Dalam menafsirkan hasil tes penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol digunakan penilaian acuan patokan (PAP) skala lima. Sudijono (2015:35) menyatakan “pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar pada absolut skala lima pada penilaian akhir patokan”.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji prasyarat analisis data. Ada dua uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam analisis data statistik parametris yaitu data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen (Sugiyono, 2016). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas, dan uji homogenitas varians untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh tersebut normal dan homogen. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagi berikut.

Tabel 1.Deskripsi Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Bahasa Kelompok Eksperimen dan Kontrol.

Statistik Deskriptif Kelompok

Eksperimen

Kelompok Kontrol

N 41 49

Mean (M) 69,41 60,82

(7)

7 Modus (Mo) 69,52 57,30 Nilai Terendah 46 39 Nilai Tertinggi 96 96 Standar Deviasi 10,84 13,57 Varians 117,56 184,30

Berdasarkan hasil perhitungan untuk uji prasyarat analisis data penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata (X̅) = 69,41 dengan standar deviasi (s) = 10,84, varians (s2) = 117,56, nilai

terendah = 46, dan nilai tertinggi = 96. Sedangkan nilai rata-rata kelompok control yaitu (X̅) = 60, 82 dengan standar deviasi (s) = 13,57, varians (s2) = 184,30, nilai

terendah = 39, dan nilai tertinggi = 96.Uji normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat pada kelompok eksperimen diperoleh X2

hitung= 8,09dan dengan taraf signifikan 5%

dan dk (6-1) = 5 maka X2

tabel= 11,07 ini

berarti bahwa X2

hitung= 8,09< X2tabel=

11,07maka data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok eksperimen berdistribusi normal.Pengelompokkan distribusi frekuensi untuk penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Idonesia pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata yaitu 69,41 ≈ 69. Maka tingkat kemampuan siswa pada penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia di kelas eksperimen sesuai pada tabel PAP skala lima termasuk dalam katagori cukup baik. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh X2

hitung=

5,61 dan dengan taraf signifikan 5% dan dk

(6-1) = 5 maka X2

tabel= 11,07 ini berarti

bahwa X2

hitung= 5,61< X2tabel = 11,07 maka

data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok

kontrol berdistribusi normal.

Pengelompokkan distribusi frekuensi untuk penguasaan kompetensi pengetahuan BahasaIdonesia pada kelas kontrol diperoleh skor rata-rata yaitu 60,82 ≈ 61. Maka tingkat kemampuan siswa pada penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia di kelas kontrol sesuai pada tabel PAP skala lima termasuk dalam katagori kurang baik. Penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia setelah dianalisis dengan menggunakan rumus chi-kuadrat baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal.Uji homogenitas varians data penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di peroleh Fhitung= 1,57. Nilai tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan harga Ftabel = 1,64

dengan dk 41, 49. Karena Fhitung= 1,57<

Ftabel = 1,64maka dapat dikatakan data

penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen.

Tabel 2. Hasil Uji t Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Sampel N Dk X S2 thitung ttabel Status

1 Kelompok eksperimen 41 88 69,41 117,56 3,46 2,000 H0 ditolak 2 Kelompok Kontrol 49 60,82 184,30

(8)

8 Dari hasil analisis diperoleh thitung

=3,46dan ttabel = 2,000 pada taraf

signifikansi 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = (41+49-2) = 88. Oleh karena thitung 3,46> ttabel

2,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima.Berdasarkan hasil analisis tersebut maka terdapat perbedaan yang signifikan pengusaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan melalui modelpembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition

(CIRC) bernuasaactive learning dan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Adanya perbedaan yang signifikan menunjukan model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) bernuasa

active learningberpengaruh terhadap

penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa yang dilihat dari perbedaan hasil analisis statistik deskriptif antara kedua kelompok sampel. Secara deskriptif rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen X̅ = 69,41 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok kontrol yang diperoleh X̅ = 60,82. Jadi penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia kelompok eksperimen X̅ = 69,41>X̅= 60,82 kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat dinyatakan kedua kelompok sampel penelitian yang memiliki kemampuan setara, setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

bernuansa active learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan menggunakan pendekatan saintifik diperoleh hasil penguasaan kompetensi pengetahuan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari rerata nilai siswa yang ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan rerata nilai siswa yang ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Hasil penguasaan kompetensi pengetahuan yang diperoleh oleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia

siswa yang menggunakan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

bernuansa active learningdan pembelajaran secara konvensional dapat disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran serta adanya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yang dimaksud yaitu kurangnya motivasi dan minat belajar siswa, kurangnya konsentrasi belajar siswa, rasa percaya diri yang kurang dan kebiasaan belajar yang kurang optimal. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu strategi atau model pembelajaran yang diterapkan guru kurang menarik minat belajar siswa serta guru kurang melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang masih kurang atau belum lancar dalam keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Selain itu, fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah juga memberikan pengaruh terhadap hasil penguasaan kompetensi pengetahuan siswa.

Dengan penggunaan model

pembelajaran Cooperative Integrated

Reading And Composition

(CIRC)bernuansa active learning, proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih menarik, siswa terlihat sangat antusias dalam kegiatan pembelajaran, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan model Cooperative Integrated

Reading And Composition (CIRC)

bernuansa active learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia, membuat siswa mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta aktif dalam meningkatkan keterampilan membaca dan keterampilan menulis yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dalam mengikuti proses

(9)

9 pembelajaran. Berbeda halnya dengan pembelajaran konvensional yang menggunakan pendekatan saintifik di kelas kontrol menjadi kurang optimal karena banyak siswa yang kurang aktif sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru. Dengan demikian, perbedaan hasil penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa dapat terlihat dari langkah pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelompok tersebut, hasil analisis uji hipotesis, dan nilai rerata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC)

bernuansa active learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Data penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelas IV SD N 8 Kesiman yang ditetapkan sebagai kelompok eksperimen sesuai pada tabel PAP skala lima termasuk dalam katagori cukup baik. Sedangkan data penguasaan kompetensi pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelas IV SD N 5 Kesiman yang ditetapkan sebagai kelompok kontrol sesuai pada tabel PAP skala lima termasuk dalam katagori kurang baik. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung =

3,46 dan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 88 diperoleh ttabel = 2,000. Jadi, thitung =

3,46 > ttabel = 2,000 dengan nilai rata-rata

yang diperoleh siswa pada kelompok yang dibelajarkan melalui model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) bernuansa active

learning X̅1= 69,41, sedangkan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional X̅2 = 60,82,

maka Ho ditolak. Sehingga X̅1= 69,41 >

X

̅2 = 60,82.. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) bernuansa active

learning terhadap penguasaan kompetensi

pengetahuan bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Saran

Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kinerjanya dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan model pembelajaran

Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) bernuansa active

learning menjadi salah satu inovasi yang

dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan atau refrensi untuk melaksanakan penelitian yang lebih kreatif dan inovatif serta dapat mengoptimalkan penguasaan kompetensi belajar siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Amri, Sofan. 2015. Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum

2013. Bandung: Penerbit Yrama

Widya.

Kurniasih & Sani. 2016. Ragam

Pengembangan Model

Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru: Kata Pena.

(10)

10 Putra, Adnyana, dkk. 2007. Pendidikan

Bahasa Indonesia 1 (Materi dan Metodologi Dasar Bahasa Indonesia)

:Universitas Pendidikan Ganesha. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi

Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Suarjana & Japa. 2015. Buku Ajar

Pendidikan Matematika III

Berpendekatan PMRI & Perubahan Konseptual: Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha.

Sudijono, 2015. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar &

Pembelajaran di SD. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Uddin & Zuhdi. 1998/1999. Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Tinggi. Indonesia: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Referensi

Dokumen terkait

1) Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi calon peserta Lampung Mengajar tahun 2018 akan dilaksanakan secara intensif selama 20 hari kalender, yang rencananya akan

Dalam berita ini terdapat enam karakteristik narasi, yaitu keberadaan pemain belakang sebagai pengirim, ketajaman timnas Prancis sebagai objek, melaju ke final Piala Dunia 2018

Grup menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif lebih

volume urin akhir pada tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus dengan mengatur reabsorpsi dan permeabilitas tubulus. Hormon

Data diatas menunjukkan bahwa struktur hukum kurang berpengaruh terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana narkotika (48.48%) karena antara hukum mengenai hal itu tidak

Namun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga ini dapat memberikan sumbangan berarti

Pengelompokan menggunakan K-Means dimulai dengan inisialisasi jumlah cluster k. Kemudian inisialisasi pusat cluster k secara acak atau partisi. Tahap selanjutnya

Hal tersebut ditunjukkan dengan 89% dari responden yang mengikuti pawai kebangsaan menganggap bahwa telah paham mengenai pergerakan mahasiswa.. Dan, dari keseluruhan