Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi
Balita Di Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan
Pondok Gede Tahun 2017
Yulia Agustina1, Antonius Ginting2
Program Studi Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara Jakarta
ABSTRAK
Pola makan yang tidak seimbang pada ibu dapat membuat pasokan energi tidak sesuai dengan keluaran energi Seiring kemajuan zaman dan perbaikan sosial ekonomi masyarakat maka terjadi pula perubahan kebiasaan makan yang cenderung relatif praktis. Seiring hal tersebut, kehidupan ibu yang padat menyebabkan terjadinya perubahan pola makan. Perawat sebagai profesi yang mengedepankan prinsip promotif dan preventif memiliki peranan yang besar dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pola makan dan status gizi yang dapat berkembang menjadi masalah kesehatan. Karya tulis ini bertujuan Mengetahui gambaran status gizi dan pola makan ibu ibu Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede tahun 2017. Desain penelitian menggunakan desain penelitian deskripsi sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede sebanyak 52 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 52 responden ibu ibu Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede tahun 2017, didapatkan mayoritas memiliki IMT Normal dan pola makan kurang baik sebanyak 40 (76,9%). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah mayoritas ibu memiliki status gizi yang baik meskipun banyak dari ibu memiliki pola makan kurang baik. Melalui penelitian ini diharapkan ibu selalu memantau status gizi dan memantau pola makannya dengan baik.
Kata kunci : Status Gizi, Pola Makan Referensi : 22 (2010-2017)
ABSTRACT
Eating patterns that are not balanced on the students can make energy supply is not in accordance with the output of energy As the times progress and socio-economic improvement of the community there is also a change in eating habits that tend to be relatively practical. Along with this, solid student life causes a change in diet. Nurses as a profession that promotes promotive and preventive principles have a big role in overcoming problems related to diet and nutritional status that can develop into health problems. This paper aims to know the description of the nutritional status and diet of DIII nursing students at STIKes Abdi Nusantara Jakarta in 2017. The research design uses simple descriptive research design. The population in this study is all students of Diploma III Regular Nursing STIKes Abdi Nusantara Regular level as much as 52 people. Sampling technique used in this research is Total sampling. The result of the research showed that 52 respondents of Diploma III nursing study at STIKes Abdi Nusantara year 2017, got majority IMT Normal and poor eating pattern as much as 40 (76,9%). The conclusion in this study is that the majority of students have good nutritional status although many of the students have poor diet. Through this research students are expected to always monitor the nutritional status and monitor their diet well. Keywords: Nutrition Status, Diet
PENDAHULUAN Latar Belakang
Zat gizi adalah suatu zat organik maupun anorganik yang yang ada dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi untuk
pertumbuhan dan memelihara semua
jaringan tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh (Kozier et al., 2011). Zat gizi yang dikonsumsi melalui makanan akan mempengaruhi status gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari. Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran
beberapa parameter salah satunya
berdasarkan antropometri seperti mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT), Berat Badan Ideal (BBI) dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Status gizi dikatakan baik, bila pola makan kita seimbang(Almatsier, 2004 dalam Husna 2012 dan Par’i, 2017).
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, budaya dan social. Kesalahan pola makan berpengaruh pada kandungan gizi dalam makanan dan kesehatan (Hidayah, 2011).
Pola makan di kota-kota besar telah berubah dari pola tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat menjadi pola modern dengan kandungan protein, lemak, gula, dan garam yang tinggi tetapi miskin serat. Perubahan pola makan ini cenderung menjauhi konsep makanan seimbang sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi. Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat akan menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih, serta meningkatkan radikal bebas yang
dapat memicu munculnya penyakit
degeneratif (Khomsan, dkk, 2004; Muchtadi, 2001 dalam Zahra, Aritonang, Ardiani, 2012). Banyak frekuensi dan jenis makanan yang kita asup harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila yang dimakan melebihi kebutuhan, tubuh akan kegemukan. Sebaliknya, bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan tubuh akan kurus dan sakit-sakitan. Kegemukan juga tidak berarti sehat karena dapat memacu timbulnya berbagai penyakit. Status gizi kurang atau status gizi lebih akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan tubuh. Kedua keadaan yang ekstrem tersebut dinamakan status gizi salah (Almatsier, 2004 dalam Husna 2012).
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan rancangan deskriptif sederhana yaitu melakukan pengukuran terhadap status gizi dan mengkaji pola makan ibu.Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi dan pola makan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di STIKes Abdi Nusantara Jakarta pada bulan Januari sampai dengan April Tahun 2017.
Populasi dan Sampel Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu diploma III Keperawatan Kelas A STIKes Abdi Nusantara tingkat akhir sebanyak 52 orang.
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu Posyandu Kemang Permai I
Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Total sampling yaitu suatu metode
pemilihan sampel yang dilakukan dengan memillih semua individu yang ada yaitu 52 ibu.
Pengumpulan Data Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa alat pengukur tinggi badan dan berat badan serta kalkulator untuk menghitung IMT. Sedangkan untuk mengkaji Pola makan peneliti menggunakan kuesioner yang mengkaji jenis makanan, waktu dan frekuensi makan yang telah di uji validitas dan reliabilitas.
Prosedur Pengumpul Data
Pengumpulan data dilakukan di STIKes Abdi Nusantara dan sebelumnya Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada STIKes Abdi Nusantara
Setelah mendapatkan izin peneliti akan melakukan pengambilan data. Peneliti selanjutnya menjelaskan tujuan dan prosedur serta cara pengisian kuesioner dan alat pengukuran yang dimaksudkan agar terjadi persamaan persepsi. Sebelum penelitian dilakukan peneliti menjelaskan tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan prosedur penelitian.
Jika responden telah mengerti dan bersedia menjadi responden, peneliti memberikan informed consent sebagai bukti kuat bahwa tidak ada paksaan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengambil data. Responden yang telah bersedia terlibat dalam penelitian, diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan dan mengisinya secara lengkap. Setelah kuesioner terisi maka peneliti mengecek ulang apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap. Jika pengisian kuesioner dan obeservasi sudah lengkap maka peneliti mengumpulkan kuesioner tersebut untuk dilakukan pengolahan data. Selanjutnya peneliti mengukur tinggi dan berat badan dan menghitung IMT responden Analisa Data
Peneltian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana yaitu bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
HASIL
Hasil Penelitian
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1. IMT Normal 31 59,6
2. IMT Tidak Normal 21 40,4
Total 52 100,0
Hasil penelitian menunjukkan, dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas
memiliki IMT Normal sebanyak 31 (59,6%) responden dan IMT tidak normal sebanyak 21 (40,4%) responden.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Posyandu Kemang Permai I Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede
Tahun 2017 (n = 52)
No Kategori Frekuensi Presentase (%)
1. Pola Makan Baik 12 23,1
2. Pola Makan Kurang Baik 40 76,9
Total 52 100,0
Hasil penelitian menunjukkan, dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas
memiliki riwayat pola makan kurang baik sebanyak 40 (76,9%) responden dan pola makan baik sebanyak 12 (23,1%) responden.
PEMBAHASAN Status gizi ibu
Hasil penelitian menunjukkan, dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas memiliki IMT Normal sebanyak 31 (59,6%) responden dan IMT tidak normal sebanyak 21 (40,4%) responden. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu keperawatan kelas A tingkat akhir di STIKes Abdi Nusantara memiliki IMT yang normal dan sebagian berada pada IMT tidak normal
yaitu pada status IMT sangat kurus, kurus, gemuk dan obesitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wanantara, Mayulu dan Onibala (2013) yang meneliti gambaran status gizi ibu keperawatan RUMKIT Tk. II Manado dengan sampel sebanyak 265. Hasil penelitian menyebutkan bahwa mayoritas ibu memiliki IMT normal yaitu sebanyak 213 orang, dan responden lainnya dengan status gizi kurus sebanyak 33 orang, status gizi berat badan lebih sebanyak 14 orang dan
status gizi obesitas sebanyak 5 orang. penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnah (2012) yang meneliti tentang gambaran pola makan dan status gizi ibu kuliah klinik senior (KKS) di bagian Obsgyn RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel diambil dengan metode nonprobability sampling, teknik total sampling sejumlah 47 responden. Dari hasil penelitian terhadap 47 responden diperoleh gambaran ibu dengan status gizi kurang sebanyak 7 responden (14,89%), ibu dengan status gizi normal sebanyak 31 responden (65,96%), ibu dengan status gizi pre obesitas sebanyak 6 responden (12,77%) dan ibu dengan status gizi obesitas sebanyak 3 responden (6,38%).
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan gambaran dari apa yang dimakan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik, apabila pola makan seimbang, artinya berbagai jenis makanan yang dimakan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Apabila asupan makanan melebihi kebutuhan tubuh maka tubuh akan mengalami gizi lebih, sebaliknya apabila asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan tubuh, maka tubuh akan kurus dan sakit-sakitan (Aritonang, 2010).
Menurut Depkes RI (1996) dalam Par’i (2017) batasan status gizi pada penduduk dewasa (>18 tahun) berdasarkan nilai IMT dapat dikategorikan menjadi sangat kurus dengan IMT <17,0, kurus dengan IMT 17,0-18,5, Normal dengan IMT > 18,5-25,0, kegemukan dengan IMT >25,0-27,0 dan obesitas dengan IMT > 27,0
Ibu keperawatan kelas A tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara saat ini jika ditinjau dari usia berada pada usia antara 20-22 tahun yang artinya berada pada tahap dewasa muda dan tahap sebelumnya adalah remaja.
Kedua tahap ini merupakan tahap seseorang memiliki kebutuhan gizi yang meningkat. Namun dalam pemenuhan nutrisi ada berbagai faktor yang mempengaruhi yang pada akhirnya akan mempengaruhi status nutrisi. Faktor tersebut misalnya jenis kelamin, keyakinan mengenai makanan, pilihan pribadi, gaya hidup seperti pola makan dan faktor psikologis seperti stres (Kozier, 2011). Misalnya ibu pada tahap akhir ibu akan mendapatkan tugas akhir untuk membuat karya tulis berupa skripsi, Karya Tulis Ilmiah (KTI), Thesis maupun disertasi. Banyak aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan karya tulis tersebut, seperti mencari dosen pembimbing dan mencari tema penelitian. Di tambah lagi, ibu juga di hadapkan dengan masalah dana yang tidak sedikit dalam proses penyelesaian karya tulis karena tidak hanya sekali ibu melakukan revisi dengan dosen pembimbing namun dapat dilakukan beberapa kali. Hal tersebut membuat kondisi stres pada ibu (Salbiah & Fathi, 2013). Walaupun beberapa orang mengkonsumsi banyak makanan secara berlebihan saat sedang stres, namun pada beberapa orang berkurang nafsu makannya (Kozier, 2011).
Pada faktor berikutnya, yang dapat berpengaruh pada status gizi ibu adalah gaya hidup. Ibu dengan usia pada kelompok dewasa muda rentan terhadap pergeseran perilaku dan gaya hidup antara lain adanya perubahan pada pola makan yang lebih cenderung mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mudah didapat, harga terjangkau dan makanan ini banyak mengandung gula dan lemak (Amelia, 2009 dalam Zahra, Aritonang, Ardiani, 2012).
Menurut peneliti, banyaknya ibu yang memiliki status gizi normal adalah karena adanya keseimbangan antara nutrisi yang dibutuhkan dengan aktivitas yang dilakukan
oleh ibu. Sehingga apa yang dikonsumsi digunakan untuk melakukan aktivitas ibu
yang banyak.
Pola makan ibu
Hasil penelitian menunjukkan, dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas memiliki riwayat pola makan kurang baik sebanyak 40 (76,9%) responden dan pola makan baik sebanyak 12 (23,1%) responden.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Husnah (2012) yang meneliti tentang gambaran pola makan dan status gizi ibu kuliah klinik senior (KKS) di bagian Obsgyn RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel diambil dengan metode nonprobability sampling, teknik total sampling sejumlah 47 responden. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pola makan benar sebanyak 27 responden (57,45%) dan pola makan salah berjumlah 20 responden (42,55%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zahra, Aritonang, Ardiani (2012), yang meneliti tentang gambaran pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pada karyawan UD Alfa Star Busana dan PLS Ervina Medan. Dari 100 responden yang diteliti, mayoritas memiliki pola makan yang kurang baik (72%) dan sisanya memiliki pola makan baik (28%).
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan dapat diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu
(Sulistyoningsih, 2011). Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, budaya dan social. Kesalahan pola makan berpengaruh pada kandungan gizi dalam makanan dan kesehatan (Hidayah, 2011).
Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari: jenis, frekuensi, dan jumlah makanan. Jenis makan yang baik terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah yang dikonsumsi setiap hari (Sulistyoningsih, 2011). Frekuensi makan yang baik dalam sehari meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes,
2013). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2013 pada usia dewasa, individu memiliki anjuran angka kecukupan gizi dalam sehari sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa pola makan yang baik adalah dengan mengkonsumsi makanan sesuai pesan gizi seimbang sebanyak 3- 4 x sehari dengan porsi sesuai angka kecukupan gizi.
Pola makan di kota-kota besar telah berubah dari pola tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat menjadi pola modern dengan kandungan protein, lemak, gula, dan garam yang tinggi tetapi miskin serat. Perubahan pola makan ini cenderung menjauhi konsep makanan seimbang sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi. Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat
akan menyebabkan masalah kegemukan, gizi lebih, serta meningkatkan radikal bebas yang
dapat memicu munculnya penyakit
degeneratif (Khomsan, dkk, 2004; Muchtadi, 2001 dalam Zahra, Aritonang, Ardiani, 2012). Banyak frekuensi dan jenis makanan yang kita asup harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila yang dimakan melebihi kebutuhan, tubuh akan kegemukan. Sebaliknya, bila yang dimakan kurang dari yang dibutuhkan tubuh akan kurus dan sakit-sakitan. Kegemukan juga tidak berarti sehat karena dapat memacu timbulnya berbagai penyakit. Status gizi kurang atau status gizi
lebih akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan tubuh. Kedua keadaan yang ekstrem tersebut dinamakan status gizi salah (Almatsier, 2004 dalam Husnah 2012).
Menurut peneliti, banyaknya ibu dengan pola makan yang kurang baik bisa dipengaruhi lingkungan yaitu tempat tinggal ibu diperkotaan dimana telah terjadi perubahan perilaku pola makan yaitu senang dengan makanan cepat saji. Selain itu ketersediaan makanan sesuai pesan gizi seimbang di sekitar tempat ibu mencari makan menjadi penyebab pola makan ibu
kurang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas memiliki IMT Normal sebanyak 31 (59,6%) responden dan IMT tidak normal sebanyak 21 (40,4%) responden.
Dari 52 responden ibu pogram studi diploma III keperawatan tingkat akhir STIKes Abdi Nusantara tahun 2017, didapatkan mayoritas memiliki riwayat pola makan kurang baik sebanyak 40 (76,9%) responden dan pola makan baik sebanyak 12 (23,1%) responden.
Saran Bagi Ibu
Kepada ibu diharapkan selalu
memperhatikan pola makan dengan
frekuensi yang sesuai dan jenis makanan yang bervariasi dan berpedoman pada menu gizi seimbang agar dapat terpenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh. Bagi Institusi Pendidikan
Kepada institusi diharapkan
menyediakan kantin sehat agar ibu mudah mengakses berbagai jenis makanan yang sesuai dengan pesan gizi seimbang. Selain itu perlu pula dilengkapi literatur tentang pola makan karena selama proses penelitian ini, materi tersebut sulit diperoleh. Himbauan tentang pelaksanaan pemenuhan gizi seimbang pun perlu ditingkatkan kepada ibu melalui pamflet atau poster sehingga dapat senatiasa megingatkan ibu tentang pola makan yang sehat.
Bagi Penelitian Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian terkait pola makan ibu dan implikasinya terhadap status gizi dan kesehatan tubuh. Selain itu dapat pula dikembangkan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi pola makan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S., 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Aritonang, E., 2010. Kebutuhan Gizi Ibu
Hamil. Bogor : IPB Press.
Florence, Agnes Grace. 2017. Hubungan
pengetahuan gizi dan pola konsumsi dengan status gizi pada ibu TPB
sekolah bisnis dan manajemen
Institut Teknologi Bandung (Artikel).
Program Studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung Hardinsyah dan Supariasa. (2017). Ilmu
Gizi Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
EGC
Hidayah, Ainun. (2011).
Kesalahan-kesalahan pola makan pemicu
seabrek penyakit mematikan .
Jogjakarta : Penerbit Buku Biru Husnah. (2012). Gambaran pola makan dan
status gizi ibu kuliah klinik senior (KKS) di bagian Obsgyn RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala Volume 12 Nomor 1
Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang dalam
Kesehatan Reproduksi. 1st ed.
Alfabeta. Bandung
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Umum Gizi
Seimbang. Depkes RI. Jakarta.
Kemenkes RI (2017). Hasil pemantauan
status gizi dan penjelasannya.
Diakses dari www.depkes.co.id Khairiyah, Evi Luthfiah. (2017). Pola makan
ibu fakultas kedokteran dan ilmu
kesehatan (FKIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2017 (Skripsi). Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Kozier et al. (2011). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Mayulu, Nelly dan Onibala, Franly. (2013) Gambaran status gizi pada ibu
akademi keperawatan RUMKIT
TK.III Manado. Diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id
Miko A, Dina B, Gizi J, et al. (2017).
Hubungan pola makan pagi dengan status gizi pada ibu Poltekkes
Kemenkes Aceh (Relationship
breakfast pattern with nutrition status at college student Polytechnic of Health, Ministry of Health, Aceh).
83 AcTion J.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012 ). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.
Par’i H. Muhammad. 2017. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013).
Badan Penelitian dan
Pengembangan. Kesehatan
Kementerian RI tahun 2013. Diakses
: dari www.depkes.go.id
Salbiah & Fathi, A. 2013. Buku Rancangan
Pembelajaran: Blok Aktivitas dan Mobilitas II. Jakarta: Bumi Aksara.
Suci, Syifa Puji. (2011) Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pola makan ibu
kesehatan masyarakat fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (Skripsi).
Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi
untuk kesehatan ibu dan anak.
Widodo R, 2010. Pemberian Makanan,
Suplemen, dan Obat Pada Anak.
Jakarta: EGC.
Yatmi, Fitriah. (2017). Pola makan ibu
dengan gastritis yang terlibat dalam
kegiatan organisasi keibuan di
Universitas Islam Negeri Jakarta
(Skripsi). Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Zahra, M.A, Aritonang, E.Y, Ardiani, F. (2012). Gambaran pola makan, aktivitas
fisik dan status gizi pada karyawan UD Alfa Star Busana dan PLS Ervina Medan.
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.