• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh:

Yayasan Dana Sejahtera Mandiri

(DAMANDIRI)

Bersama Mitra LPM Berbagai PT

Di Indonesia, 2009

 

K

K

o

o

n

n

s

s

e

e

p

p

:

:

 

 

 

 

P

P

E

E

T

T

U

U

N

N

J

J

U

U

K

K

 

 

T

T

E

E

K

K

N

N

I

I

S

S

 

 

K

K

U

U

L

L

I

I

A

A

H

H

 

 

K

K

E

E

R

R

J

J

A

A

 

 

N

N

Y

Y

A

A

T

T

A

A

 

 

(

(

K

K

K

K

N

N

)

)

 

 

T

T

E

E

M

M

A

A

T

T

I

I

K

K

 

 

P

P

E

E

M

M

B

B

E

E

N

N

T

T

U

U

K

K

A

A

N

N

,

,

 

 

P

P

E

E

M

M

B

B

I

I

N

N

A

A

A

A

N

N

 

 

D

D

A

A

N

N

 

 

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

 

 

 

 

P

P

O

O

S

S

 

 

P

P

E

E

M

M

B

B

E

E

R

R

D

D

A

A

Y

Y

A

A

A

A

N

N

 

 

K

K

E

E

L

L

U

U

A

A

R

R

G

G

A

A

 

 

(

(

P

P

O

O

S

S

D

D

A

A

Y

Y

A

A

)

)

(2)

SAMBUTAN

(3)

SAMBUTAN

KETUA YAYASAN DAMANDIRI

Sebagai jawaban terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang disampaikan saat menutup Pertemuan Nasional Pembangunan Manusia, yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati, Walikota dan pejahat-pejabat senior tingkat pusat dan daerah di Jakarta pada akhir tahun 2006, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) mengembangkan system dan program operasional pengentasan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia sampai ke tingkat akar rumput. Belajar dari pengalaman yang sukses dalam penanganan program KB bersama masyarakat, Yayasan Damandiri bersama berbagai kalangan mengembangkan jaringan pelaksana pada tingkat pedesaan dan pedukuhan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).

Gagasan pengembangan program tersebut disampaikan secara luas kepada Pemerintah melalui berbagai pertemuan yang dilaksanakan oleh Kantor Menko Kesra, berbagai Departemen dan Instansi lainnya. Untuk meyakinkan semua pihak bahwa pendekatan tersebut akan berhasil, yaitu meningkatnya keluarga sejahtera karena dicapainya sasaran MDGs oleh masyarakat secara mandiri, Yayasan Damandiri mengembangkan program dan kegiatan percontohan operasional di berbagai daerah secara langsung.

Dalam mendorong dan memfasilitasi pengembangan langkah-langkah operasional secara langsung melalui Posdaya selama 3 tahun ini telah diperoleh pengalaman yang sangat berharga. Karena Yayasan Damandiri tidak memiliki tenaga yang cukup untuk memperluas jangkauan guna mencapai sasaran MDGs, sekaligus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cukup di daerah-daerah, Yayasan Damandiri melakukan kerjasama dengan sekitar 50 Perguruan Tinggi (PTN?PTS) di seluruh Indonesia. Pilihannya diutamakan pada PT di provinsi atau kabupaten/kota yang dianggap bisa berhasil atau memberikan dampak positip untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM).

Untuk mengembangkan program yang kompleks, Yayasan Damandiri mengembangkan komitmen melalui peningkatan mutu sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Upaya tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan SPP pada mahasiswa anak keluarga kurang mampu agar bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Perkenalan dengan berbagai perguruan tinggi melalui pendekatan ini membawa hasil yang menarik. Banyak perguruan tinggi sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia akan membawa manfaat yang sangat luas dan berjangka panjang.

Keberhasilan tersebut dilanjutkan dengan mengajak Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) pada setiap perguruan tinggi mencari dan mengajak

(4)

sekolah-sekolah SMA terpilih sebagai forum untuk mengembangkan siswa anak keluarga kurang mampu melalui pemberdayaan guru dan peningkatan sekolahnya menjadi SMA Plus. Pada sekolah terpilih siswanya, disamping ditingkatkan kemampuan akademisnya, diberikan pemberdayaan ketrampilan atau life skills agar apabila tidak melanjutkan pada perguruan tinggi bisa langsung siap untuk bekerja.

Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu diajak mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis sekolah dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan Posdaya berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga boleh mengembangkan Posdaya berbasis individu, masjid, koperasi, atau basis lain yang dirasa mampu membentuk, memelihara, mengisi dan akhirnya menjadikan Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk memberdayakan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Usaha percontohan yang berhasil di berbagai tempat telah merangsang Pemerintah Daerah untuk mengambil alih kegiatannya dan memperluas jangkauan Posdaya pada desa-desa lain di daerahnya. Komitmen Pemda itu disambut oleh Kecamatan, Desa/Kalurahan dan dukuh-dukuhnya secara mandiri. Contoh-contoh program Pemerintah Daerah tersebut misalnya pengembangan Posdayandu di seluruh kabupaten Jembrana di Bali, Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo di D.I. Yogyakarta, Kabupaten Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, Kabupaten dan Kota Bekasi di Jawa Barat, seluruh Propinsi NTB, beberapa Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009 diperkirakan mencapai lebih dari 3000 buah.

Sejalan dengan minat kabupaten dan kota yang meminta bantuan fasilitasi dari berbagai perguruan tinggi yang makin membesar, dirasakan pelayanan dari LPMnya akan menjadi kewalahan. Oleh karena itu pada awal tahun 2009 beberapa perguruan tinggi menetapkan pembentukan, pemeliharaan, pengisian dan pengembangan Posdaya sebagai tema dan tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan KKN dengan tema tersebut antara lain telah dilakukan oleh Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Purwokerto dan Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa (UST) di Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah (UNMUH), Malang dan Universitas Gunung Muria (UMK), Kudus. Beberapa PTN/PTS lainnya, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Institut Pertanian Bogor (IPB) juga telah merancang untuk menjadikan Posdaya sebagai tema KKN. Dalam forum internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan IPB telah menyatakan bahwa Posdaya merupakan contoh yang tepat sebagai

(5)

Sebagai program awal pengembangkan KKN Tematik Posdaya itu perlu dipahami prinsip-prinsip utama yang perlu dituangkan dalam Buku Petunjuk Teknis sebagai acuan umum untuk membentuk, membina dan mengembangkan Posdaya melalui kegiatan KKN. Petunjuk teknis ini bersifat umum menganut prinsip API, yaitu sebagai tuntunan Advokasi, Pemberdayaan dan Inisiasi. Artinya, pedoman ini merupakan contoh advokasi untuk merangsang minat, kesadaran dan komitmen para pemimpin dan semua pihak yang patut dianggap sebagai panutan masyarakat pada semua tingkatan, yaitu tingkat kabupaten, kota, kecamatan, pedesaan dan pedukuhan. Petunjuk tehnis ini, bersama Petunjuk Posdaya yang diterbitkan oleh Yayasan Damandiri sebelumnya, merupakan illustrasi atau contoh arahan bagaimana mengembangkan program pemberdayaan yang tujuannya mencapai sasaran atau target-target MDGs secara mandiri dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal. Petunjuk ini sekaligus memberi contoh bagaimana mengajak masyarakat untuk berani mengambil langkah-langkah nyata, atau Inisiasi, berupa kegiatan nyata oleh masyarakat secara gotong royong dan mandiri. Pedoman ini diharapkan merangsang pembentukan, pengisian kegiatan dan pengembangan Posdaya untuk mencapai sasaran dan target-target MDGs atau delapan fungsi keluarga. Buku petunuk ini dipergunakan bersama dengan Buku Petunjuk Posdaya yang diterbitkan Yayasan Damandiri dan pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikeluarkan oleh setiap Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

Dengan adanya Petunjuk Tehnis ini kegiatan KKN dengan Tema Posdaya diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh PTN/PTS di Indonesia serta menjadi pilihan tepat bagi mahasiswa untuk mengenal dan menyatu bersama masyarakat merancang dan melaksanakan pembangunan dengan menempatkan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral pembangunan.

Akhirnya, melalui penerbitan Buku Petunjuk Tehnis ini kami berharap kiranya kegiatan KKN Tematik Posdaya dapat berkembang dengan baik di semua daerah sehingga para mahasiswa yang sangat peduli terhadap kemajuan anak bangsanya memperoleh manfaat yang berharga dalam belajar dan membangun bersama masyarakat, dan kita semua memperoleh limpahan rahmat dan hidayah dari Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Amien.

Jakarta, April 2009 Ketua Damandiri, Prof. Dr. Haryono Suyono

(6)

A. LATAR BELAKANG

Dalam tahun 2005, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional, mengeluarkan petunjuk agar segera dilakukan revitalisasi atau penyegaran Posyandu. Penyegaran Posyandu tersebut diperlukan ketika di masyarakat muncul gejala terjadinya gizi buruk, bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas pembinaan dan kegiatan Posyandu.

Pada tahun 2005 itu juga Presiden menghadiri Sidang PBB di New York dan sekaligus menanda tangani kesepakatan bersama para pemimpin dunia lainnya tentang penyempurnaan sasaran pembangunan abad Millenium yang disebut Millennium Development Goals (MDGs). Paket MDGs itu telah disepakati sejak tahun 2000, tetapi disempurnakan dan kesepakatan antar para pemimpin dunia itu disegarkan kembali pada tahun 2005 tersebut. Pada akhir tahun 2006 diselenggarakan pertemuan khusus di Indonesia, yang dihadiri oleh semua pejabat teras tingkat pusat, para Gubernur, Bupati, Walikota dan jajaran lainnya. Pada penutupan pertemuan nasional tersebut di Jakarta, Presiden menghimbau agar semua pihak memberikan perhatian dan dukungan terhadap pencapaian sasaran dan target-target MDGs, utamanya karena dikawatirkan pertumbuhan penduduk makin meningkat karena penanganan program KB yang mengendor dan situasi kemelut dunia yang belum mereda bisa menambah meningkatnya kemiskinan yang belum dapat diatasi.

Sejak saat itu pemerintah mulai merancang program pemberdayaan yang komprehensif dan terpadu. Di lain pihak, kita mengetahui bahwa masalah dan kebutuhan masyarakat dan keluarga Indonesia makin kompleks. Jaringan untuk proses pemberdayaan banyak yang mengalami kerusakan dan perlu segera dikembangkan kembali, menurut istilah Presiden, perlu direvitalisasi. Keluarga Indonesia umumnya belum mampu mengembangkan dirinya atau menyelesaikan masalah secara mandiri sehingga dibutuhkan jaringan berupa lembaga-lembaga dalam masyarakat yang bisa membantu penyegaran usaha gotong royong untuk membantu keluarga yang masih tertinggal tersebut.

Sebagai jawaban langsung terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, yang disampaikan pada saat menutup Pertemuan Nasional Pembangunan Manusia itu, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) segera mengembangkan sistem penanganan operasional pada tingkat akar rumput. Pengembangan jaringan itu utamanya diturunkan dari pengalaman yang sukses dalam penanganan program KB di Indonesia.

(7)

Untuk melaksanakan sumbangannya itu Yayasan Damandiri segera mengajak berbagai kalangan perguruan tinggi dan pemerintah daerah mengembangkan Jaringan Pelaksana pada tingkat pedesaan dan pedukuhan berupa Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Secara luas gagasan ini disampaikan kepada Pemerintah melalui pertemuan yang dilaksanakan oleh Kantor Menko Kesra, berbagai Departemen dan Instansi lainnya. Untuk meyakinkan semua pihak bahwa pendekatan ini akan membawa hasil yang positip, yaitu dicapainya sasaran dan target-target MDGs oleh masyarakat secara mandiri, serta pengentasan kemiskinan dan terbentuknya keluarga bahagia dan sejahtera, Yayasan Damandiri mengembangkan langkah-langkah percontohan operasional secara langsung.

Dalam mendorong dan memfasilitasi pengembangan langkah-langkah operasional secara langsung melalui Posdaya di pedesaan, selama 3 tahun ini telah diperoleh pengalaman yang sangat berharga. Pada tingkat pertama, karena Yayasan Damandiri tidak memiliki tenaga cukup untuk memperluas jangkauan guna mencapai sasaran MDGs, sekaligus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cukup dan bermutu di daerah-daerah, Yayasan Damandiri melakukan kerjasama dengan sekitar 50 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pilihannya diutamakan pada provinsi dan kabupaten/kota yang dianggap bisa dan sekaligus memberikan dampak positip untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM).

Untuk mengembangkan program yang demikian kompleks dan luas di berbagai propinsi dan kabupaten/kota, Yayasan Damandiri mengembangkan program yang tujuannya meningkatkan komitmen perguruan tinggi melalui pendekatan peningkatan mutu sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Upaya ini dilakukan dengan memberikan bantuan SPP pada mahasiswa anak keluarga kurang mampu agar bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Perkenalan dengan berbagai perguruan tinggi melalui pendekatan ini membawa hasil yang menarik. Banyak perguruan tinggi sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia akan membawa manfaat yang sangat luas dan berjangka panjang.

Keberhasilan tersebut memberi kesempatan pada Yayasan Damandiri untuk bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) pada setiap perguruan tinggi. Kesempatan itu dipergunakan untuk mencari dan mengajak sekolah-sekolah SMA untuk dipilih menjadi forum untuk mencoba mengembangkan siswa anak keluarga kurang mampu melalui pemberdayaan guru dan peningkatan sekolahnya menjadi SMA Plus. Sekolah SMA Plus adalah suatu sekolah SMA biasa, bahkan sekolah yang rankingnya tidak terlalu menonjol, dimana siswanya, disamping ditingkatkan kemampuan akademisnya, juga diberikan pembekalan dan pemberdayaan ketrampilan atau

(8)

life skills agar apabila tidak melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi

bisa langsung siap untuk bekerja.

Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu diajak mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis sekolah dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan Posdaya berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga boleh mengembangkan Posdaya berbasis individu, perorangan, masjid, koperasi, atau basis lain yang dirasa mampu membentuk, memelihara, mengisi dan akhirnya menjadikan Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk memberdayakan keluarga dan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.

Bersama dengan jaringan itu Yayasan Damandiri mengembangkan proses pemberdayaan secara sungguh-sungguh. Sebagian upaya itu berhasil dan sebagian lagi perlu lebih dipacu. Upaya yang berhasil di berbagai tempat telah merangsang pemerintah daerah memperluas jangkauan Posdaya dengan lebih cepat. Di beberapa kabupaten pengembangan Posdaya diambil alih atau diperluas jangkauannya oleh Desa/Kelurahan atau oleh Pemerintah Daerah sebagai program pemerintah daerah. Contoh-contoh program pemerintah daerah yang berkembang pesat adalah Posdayandu di seluruh kabupaten Jembrana dan di beberapa Banjar di kabupaten lainnya di Bali, Posdaya di seluruh desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, di seluruh desa di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, di Kabupaten Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, di Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat, di beberapa kabupaten di NTB, di beberapa kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, di beberapa kabupaten dan kota di Lampung, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Secara terbatas di beberapa kabupaten dan kota di Sumatra Selatan dan Bengkulu. Dengan demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009 mencapai lebih dari 3000 buah.

Lembaga-lembaga itu diharapkan bisa berperan dengan tema API, advokasi, pemberdayaan dan inisiasi, untuk merangsang pelaksanaan pencapaian sasaran dan target-target MDGs yang telah dijadikan sasaran dan target pembangunan nasional tersebut. Kegiatan advokasi itu diarahkan untuk meningkatkan perhatian dan komitmen para pemimpin di semua tingkatan, para sesepuh dan panutan masyarakat lain agar upaya pengentasan kemiskinan melalui proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan lancar dan membawa hasil yang diharapkan. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan menempatkan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral pembangunan.

(9)

Melalui dukungan pemberdayaan yang berkelanjutan disertai komitmen yang tinggi dari para pemimpin di segala tingkatan diharapkan masyarakat secara mandiri berani mengembagkan inisiasi, yaitu mengawali langkah dan program nyata secara mandiri dengan mengajak dan mendampingi seluruh target keluarga dan penduduk tertinggal memperoleh akses pelayanan paripurna yang dibutuhkannya dengan lebih mudah. Di pihak lain keluarga dan penduduk tertinggal diharapkan bekerja keras dan cerdas menjemput pelayanan yang dibutuhkannya difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka menyempurnakan kemampuannya melaksanakan delapan fungsi keluarga yang utama untuk membangun seluruh anggotanya. Apabila seluruh keluarga mampu membangun seluruh anggotanya, anak-anaknya, dengan baik, maka seluruh anak bangsa dapat dikembangkan menjadi sumber daya manusia yang beriman, cerdas, terampil, serta sanggup membangun negara dan bangsanya dengan baik.

Karena pemberdayaan keluarga bersifat paripurna, maka jaringan Posdaya menjadi penguat jaringan Posyandu yang dibentuk sejak tahun 1983 oleh BKKBN dan Depkes khusus untuk memperluas jangkauan pelayanan KB dan Kesehatan. Jaringan Posdaya menjadi lembaga pemberdayaan keluarga secara paripurna dalam masyarakat, oleh masyarakat dan menjadi milik atau kebanggaan masyarakat. Lembaga ini menjadi sarana dimana anggotanya bersama-sama bertindak sebagai pemberi masukan untuk keluarga yang menjadi anggotanya. Lebih dari itu setiap keluarga diharapkan berpartisipasi secara penuh berusaha melaksanakan delapan fungsi utamanya. Dalam perkembangan yang menarik dipandang perlu bahwa perluasan jangkauan pengembangan Posdaya diperkuat dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau KKN. KKN sebagai bagian dalam rangka melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam kuliah dan penelitian serta pengembangan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, KKN bisa dipadukan dengan kegiatan LPM lainnya sebagai bagian terpadu untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. KKN dikembangkan menjadi KKN Tematik sebagai wahana penerapan ilmu dan teknologi untuk membantu dan mendampingi rakyat melakukan pemberdayaan menuju kehidupan yang lebih baik.

Kegiatan pengabdian masyarakat melalui KKN diwujudkan berupa penugasan mahasiswa melakukan penyuluhan pentingnya pembentukan jaringan Posdaya di dusunnya, membantu membentuk dan memilih pengurus Posdaya, membantu pembinaan dan pengembangan program dan kegiatan, serta mendampingi pengurus dan anggota Posdaya bekerja keras untuk hidup sebagai wirausahawan, cerdas, dan hidup sehat.

(10)

Karena KKN berlangsung selama 3 bulan, pada akhir KKN setiap kelompok mahasiswa diharapkan menulis laporan sebagai bahan untuk dilanjutkan oleh rombingan KKN berikutnya. Dengan cara demikian setiap KKN merupakan kelanjutan dari KKN sebelumnya yang memberi dukungan atau pendampingan para mahasiswa yang berkelanjutan. Karena upaya pemberdayaan sifatnya menempatkan manusia dan keluarga sebagai titik sentral pemberdayaan, maka semua keberhasilannya dikembalikan dan diukur melalui ukuran partisipasi keluarga dan penduduk yang ada di sekitar atau yang menjadi anggota Posdaya di dukuh dan desa yang bersangkutan.

Karena proses pemberdayaan melalui Posdaya mengacu dan menempatkan prioritas yang tinggi pada upaya pengentasan kemiskinan, maka semua keluarga miskin atau tertinggal diusahakan secara sungguh-sungguh untuk ikut dalam setiap kegiatan Posdaya. Lebih utama lagi, karena kemiskinan pada umumnya disebabkan keadaan isteri atau kaum perempuan yang lemah, maka kesertaan kaum perempuan, utamanya daari keluarga muda, menjadi sasaran yang utama.

Disamping itu, karena tujuan pemberdayaan adalah kemandirian, maka prioritas utama program yang ditawarkan adalah kesertaan seluruh keluarga yang menjadi anggota Posdaya dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi serta mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan ketrampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup lebih sejahtera.

Oleh karena itu KKN Tematik Posdaya berfungsi sebagai media untuk melatih mahasiswa, meningkatkan rasa percaya diri melalui kegiatan menyatu dengan masyarakat, menjadi makin penting dan menarik. Mahasiswa diharapkan secara cermat mendengar, melihat dan melakukan analisis ilmiah untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi keluarga dan masyarakat di tempat tugasnya. Upaya pemecahan itu didasarkan dan dilakukan melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dalam kesempatan tersebut mahasiswa belajar dan mendampingi masyarakat secara langsung dalam upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat yang bersangkutan secara mandiri.

Dengan demikian kegiatan KKN tersebut juga merupakan wujud nyata dari kepedulian Perguruan Tinggi melaksanakan misinya membantu mengatasi permasalahan penduduk, pembangunan dan pembinaan lingkungan dengan karya dan bukti nyata. Kuliah Kerja Nyata (KKN)

(11)

keterbelakangan dan ketidak berdayaan. Program pemberdayaan yang ditawarkan oleh mahasiswa bersama dosen pembimbing dilakukan dengan merangsang dan mengajak semua stakeholders, yaitu pemerintah daerah, lembaga swasta, serta masyarakat dan keluarga, bersama-sama menyusun dan melaksanakan program sesuai kebutuhan masyarakat.

B. TEMA

Memberdayakan mahasiswa, penduduk dan keluarga dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, dan lingkungan melalui penguatan lembaga Posdaya yang berfungsi sebagai wahana silaturahmi, komunikasi, informasi, dan edukasi yang dilakukan secara gotong royong dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, keluarga dan masyarakat dalam rangka membangun keluarga yang berkualitas, cerdas, dinamik dan sejahtera secara berkelanjutan.

C. PENGERTIAN KKN TEMATIK POSDAYA

Dari sudut mahasiswa, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya adalah kegiatan mahasiswa yang dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses pembelajaran dengan cara tinggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat. Menyatunya mahasiswa dan dosen dengan masyarakat sekaligus merupakan kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya kerja keras serta cerdas.

Dari sudut masyarakat penerima, KKN Tematik Posdaya membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya di desa atau pedukuhan secara sistematis. Posdaya yang dibentuk itu merupakan wadah keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi keluarga melalui kegiatan wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, peningkatan kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Langkah pertama yang dilakukan setiap Perguruan Tinggi, dosen dan mahasiswa yang melakukan KKN adalah konsultasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa dan aparatnya akan pentingnya kebersamaan dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan SDM melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat desa, pedukuhan atau unit daerah lain secara mandiri.

Selanjutnya dilakukan pendataan dan observasi seluruh sasaran keluarga yang tinggal dalam wilayah Posdaya. Pendataan yang seksama itu

(12)

bertujuan mengidentifikasi dan menempatkan keluarga sasaran dan memetakannya dalam kondisi atau posisi sesuai dengan indikator yang dipergunakan, misalnya ditempatkan sebagai kelompok keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, III, dan III Plus. Untuk kelompok pra sejahtera dan sejahtera I dianalisis masalah dan kebutuhan mereka untuk meningkat pada posisi yang lebih baik. Kelompok keluarga sejahtera II sampai III Plus diajak ikut serta membantu keluarga yang kurang beruntung mengatasi masalah melalui pendampingan.

Setelah Posdaya terbentuk dan pendataan mendapat perhatian, para mahasiswa diharapkan mengajak seluruh keluarga di sekitar Posdaya untuk mengadakan pertemuan atau sarasehan dan membentuk Pengurus Posdaya. Selanjutnya mahasiswa mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan prioritas sasaran, menyusun program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para mahasiswa mendampingi, dan dalam hal-hal tertentu, apabila diperlukan, tanpa menyebabkan ketergantungan, membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat.

Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga pedesaan yang mandiri, maka program utama yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, utamanya kegiatan ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan menjadi koperasi. Kegiatan ekonomi rumah tangga bersama itu akan meningkatkan kemampuan setiap keluarga untuk memberikan dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pemeliharaan lingkungan yang kondusif.

Langkah-langkah untuk melaksanakan KKN Tematik Posdaya pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman Pembentukan dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Damandiri, menyangkut proses dan pengisian program lembaga Posdaya tersebut. Mengingat luasnya materi dan bidang garapan yang dicakup, maka dalam kegiatan KKN Tematik Posdaya para mahasiswa dengan dikoordinasikan para dosen pembimbing lapangan perlu membentuk suatu TIM dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda sesuai bidang garapan yang dirancang.

(13)

D. TUJUAN KKN TEMATIK POSDAYA

1. Tujuan umum:

Tujuan umum KKN Tematik Posdaya dibagi dua, untuk kepentingan mahasiswa dan untuk kepentingan masyarakat penerima KKN. Untuk kepentingan mahasiswa, KKN Tematik bertujuan membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu bersama masyarakat, menerapkan ilmu dan tehnologi yang telah dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses penerapan tersebut sesuai dengan teori, atau kuliah yang diikutinya, serta membawa manfaat untuk rakyat.

Untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, KKN Tematik Posdaya bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera.

2. Tujuan khusus:

a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dan penduduk melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.

b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.

c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai

stakeholders (Pemda, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya

pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga lainnya.

d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan (pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program yang bersiat partisipatif.

e. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.

(14)

E. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Posdaya adalah:

1. Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan dukungan mahasiswa dalam upaya pemberdayaan keluarga dan penduduk untuk pengentasan kemiskinan dan mengatasi masalah lainnya.

2. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam membantu keluarga, masyarakat dan Posdaya menyusun program dan kegiatan kreatif dan inovatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. 3. Meningkatnya komitmen, kepedulian dan kerjasama semua stakeholders

dalam pengentasan kemiskinan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga.

4. Meningkatnya jumlah keluarga kurang mampu yang diberdayakan menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

5. Meningkatnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan Pemda, swasta dan LSM.

F.

PENYELENGGARAAN KKN

a. Status dan Beban Kredit

KKN Tematik Posdaya yang dilakukan oleh LPM Perguruan Tinggi merupakan salah satu mata kuliah wajib atau pilihan bagi mahasiswa program sarjana (S1) untuk jurusan atau bidang studi sesuai dengan ketentuan masing-masing univesitas/fakultas/institut dengan nilai kredit 3 sks (satuan kredit semester).

b. Persyaratan bagi mahasiswa peserta

1. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang-kurangnya 100 - 110 sks dengan IPK > 2,00 (mulai dari semester 1 sampai 5)

2. Sehat jasmani dan rohani

3. Membayar biaya KKN yang ditetapkan oleh PTN/PTS.

4. Mengikuti kegiatan pembekalan dan lulus ujian serta mengikuti tata cara pelaksanaan KKN.

c. Lokasi Kegiatan

(15)

di sekitar lokasi Perguruan Tinggi, atau daerah lain yang dipilih oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Pemda yang bersangkutan, terutama diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki banyak keluarga kurang mampu. Adanya dukungan komitmen dari Pemerintah Daerah setempat sangat diutamakan.

d. Jangka waktu Kegiatan

Kegiatan KKN Posdaya dari PTN/PTS dilaksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan sesuai kalender belajar yang diawali dengan pelatihan pembekalan sampai berakhirnya kegiatan di lapangan.

e. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan KKN dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana, persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan dan pelaporan.

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPM mencakup koordinasi antar departemen/fakultas untuk penetapan jumlah dan pendaftaran peserta, penetapan lokasi KKN, pendekatan dan sosialisasi kepada Pemda, identifikasi mitra kerja untuk bekerjasama dan pelaksanaan KKN serta koordinasi dengan Yayasan Damandiri. Perencanaan KKN Tematik Posdaya perlu dimatangkan dalam rapat persiapan yang apabila perlu dapat dihadiri oleh nara sumber dari Yayasan Damandiri, Pemda yang akan menjadi lokasi KKN, Dosen Pembimbing Lapangan serta pimpinan dan staf pengajar yang terlibat dari berbagai departemen.

2) Persiapan

Tahap persiapan meliputi kunjungan penjajagan ke lokasi dan pengurusan perijinan, penetapan dosen pembimbing, serta pembekalan kepada mahasiswa peserta. Penjajagan lokasi dan perijinan dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk dari LPM PTN/PTS. Jika berhasil dicapai kesepakatan dengan mitra kerja atau Pemda, perlu dibuat naskah kerjasama antara LPM dengan Instansi penerima atau mitra kerja. Penunjukan dosen pembimbing didasarkan pada masukan dari setiap departemen atau fakultas dengan rasio satu orang dosen pembimbing disesuaikan dengan mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN.

(16)

LPM membentuk tim yang bertugas mengidentifikasi materi ilmu pengetahuan dan teknologi terapan yang dapat diberikan kepada mahasiswa untuk dimanfaatkan membantu pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya. Selanjutnya kumpulan materi tersebut perlu disusun sebagai kurikulum untuk pembekalan mahasiswa yang akan mengikuti KKN. Dibawah koordinasi Panitia Pelaksana dipersiapkan pula materi pembekalan umum yang difokuskan kepada pemahaman tentang langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya. Langkah-langkah tersebut termasuk tehnik advokasi, negosiasi dan analisis kebutuhan keluarga, masyarakat, potensi maupun kegiatan pembaungan yang sudah ada.

Secara garis besar Materi Pembekalan KKN Tematik Posdaya dapat terdiri atas:

a. Materi Dasar Posdaya:

(i). Latar Belakang, Pengertian, Tujuan dan Sasaran Posdaya.

(ii). Langkah-langkah pembentukan, pembinaan dan pengembangan Posdaya melalui pendataan dan pemetaan untuk identifikasi potensi, inventarisasi kebutuhan dan pemrioritasan sasaran wilayah;

(iii).Penyelenggaraan lokakarya mini atau pertemuan/sarasehan antar warga, penyusunan pengurus dan penyusunan program kerja. (iv). Penjelasan bentuk dan jenis kegiatan Posdaya;

(v). Achievement Motivation Training;

(vi). Indikator, Monitoring dan Evaluasi keberhasilan; (vii). Penyusunan laporan

b. Materi substansi Program Posdaya:

(i). Pengembangan Wirausaha, Usaha Bersama dan Koperasi serta pemeliharaan lingkungan untuk diikuti secara massal atau sebanyak-banyak keluarga anggota Posdaya, utamanya keluarga muda dan ibu-ibu usia subur;

(ii). Penyisiran Anak Usia Sekolah yang belum sekolah, Pemberian Motivasi untuk mengirim anak usia sekolah ke sekolah SD, SLTP, SLTA, atau mengikuti kursus-kursus ketrampilan, peningkatan motivasi bagi anak putus sekolah untuk mengikuti Kejar Paket, motivasi kepada orang tua agar mengirim anak

(17)

yang belum bisa membaca dan menulis untuk mengikuti Pembrantasan Buta Aksara fungsional;

(iii). Pengembangan atau revitalisasi Posyandu dengan mengu-tamakan penyegaran Program KB, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Gizi Keluarga yang utamanya ditujukan kepada keluarga muda kurang mampu. Penyegaran program dan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) atau Karang Wreda;

(iv). Penataan lingkungan dan kelestarian alam untuk sebesar-besar kesejahteraan keluarga;

(v). Pengembangan masyarakat untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan melalui Posdaya.

3) Pendataan dan Pemetaan

Langkah utama kegiatan Posdaya adalah pemetaan sasaran. Pemetaan ini dilakukan oleh Pengurus/Calon Pengurus Posdaya dibantu oleh para mahasiswa yang mengikuti KKN. Pemetaan tersebut utamanya dilakukan untuk Tahap I (yang diuraikan dalam peragrap berikutnya) dimulai dengan pendataan seluruh keluarga yang menjadi sasaran sesuai cakupan wilayah. Jika pendataan sudah dilakukan oleh masyarakat, maka dapat langsung dapat dibuat peta sebagai landasan kerja. Untuk Tahap II, III dan seterusnya pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika tenggang waktu antara Tahap I dan tahap berikutnya sudah lebih dari 6 bulan lamanya.

Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan indikator yang disepakati, biasanya dipergunakan indikator keluarga yang memberi gambaran jumlah dan persebaran menurut kondisinya yang dibedakan atas keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci kondisi keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/ tahapan umur penduduk, yang dibedakan golongan Pasangan Usia Subur (PUS), Balita dan Batita, Remaja dan Dewasa, Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha Ekonomis Produktif.

Oleh karena itu untuk pendataan digunakan register, formulir, dan buku rekapitulasi sebagai instrumen untuk menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan. Indikator keluarga sejahtera dan kondisi masing-masing segmentasi itu merupakan indikator mutable, artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan mudah sehingga penempatan sebuah keluarga di dalamnya akan memicu dan memacu setiap keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri.

(18)

Contoh peta keluarga dan instrumen pendataan dilampirkan dalam Petunjuk Tehnis ini.

4) Pelaksanaan

KKN tematik Posdaya dapat dilaksanakan secara bertahap yang masing-masing tahap dilakukan oleh satu tim yang berlangsung kurang lebih selama 3 (tiga) bulan atau 10 (sepuluh) minggu efektif.

Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya.

Tahapan ini dimulai setelah mahasiswa mengikuti dan lulus ujian pembekalan untuk ikut KKN. Selanjutnya mahasiswa dan dosen pembimbing mengadakan silaturahmi kepada para sesepuh desa atau dukuh untuk membangun komitmen aparat desa dan pedukuhan untuk menggalang dukungan dan fasilitasi pembentukan Posdaya. Selanjutnya bekerja sama dengan calon pengurus/kader setempat dilakukan kegiatan pendataan untuk identifikasi masalah, inventarisasi potensi dan penetapan sasara. Hasil pendataan untuk kondisi sasaran ini dipetakan sesuai uraian diatas. Kegiatan ini diharapkan dapat diselesaikan selama 3 (tiga) minggu. Hasilnya dipergunakan sebagai bahan untuk menggelar lokakarya mini/sarasehan dengan menghadirkan kepala desa/lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta anggota masyarakat, utamanya sasaran prioritas, yang untuk penyiapannya diharapkan selesai dalam 1 (satu) minggu. Dalam lokakarya tersebut sekaligus ditetapkan pengurus, disusun rencana dan program kerja yang diharapkan dapat diselesaikan dalam 4 minggu. Akhirnya Tim melakukan penyusunan laporan kegiatan selama 1 (satu) minggu. Diakhir tahap ini masyarakat diharapkan dapat mulai membina dan mengisi Posdaya dengan kegiatan sederhana secara mandiri.

Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya.

Dalam tahap pembinaan ini Pengurus melaksanakan rencana kegiatan, utamanya dimulai dengan kegiatan ekonomi untuk mengajak masyarakat mengembangkan usaha mikro secara gotong royong atau usaha besama. Keluarga yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak tetangganya untuk ikut berlatih dengan membentuk kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai mengundang ahli-ahli di desa atau di luar desanya untuk mengajar warganya dengan ketrampilan yang bisa dikembangkan menjadi usaha sederhana atau usaha bersama yang

(19)

instansi terkait dan mulai mencari sumber dana untuk kegiatan anggotanya dalam bidang ekonomi mikro.

Tahap III : Pengembangan Posdaya.

Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak anggotanya menyisir anak-anak usia sekolah yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong royong anak-anak yang belum atau tidak sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah. Prinsipnya setiap anak usia sekolah harus sekolah, dan kalau orang tuanya tidak mampu diusahakan secara gotong royong untuk membantunya. Kalau memungkinkan segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD. Anak-anak dibawah usia lima tahun, utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan dan didorong ikut kegiatan BKB atau kegiatan PAUD.

Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di PAUD, dipisahkan dari anak-anaknya dan diusahakan mengikuti kegiatan pelatihan ketrampilan. Setelah mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang pada usaha apa saja yang ada di desa atau dukuhnya. Makin lama kalau makin mahir, dan tetangganya membuka cabang usaha, mereka bisa bekerja bersama dengan pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan bantuan dan fasilitasi Posdaya.

Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan telah berjalan dengan baik, maka Pengurus segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kalau perlu mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan untuk membuka praktek sebagai bidan desa di kampung atau desa tersebut. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang diperlukan agar bidan mau tinggal di desa.

Dalam rangka pengembangan KB, Kesehatan dan Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun Kebun Bergizi, yaitu menanam tanaman bergizi di halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa langsung di masak untuk memperbaiki kandungan gizi untuk keluarga.

Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan secara bertahap dalam bentuk sederhana dan mudah ditiru. Suksesnya bukan diukur dari mutu atau bentuk program yang dilaksanakan, tetapi utamanya melalui partisipasi yang tinggi dari keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi, perlu diperhatikan bahwa keluarga kurang mampu merupakan

(20)

partisipan yang bekerja keras dengan dukungan dan fasilitasi keluarga yang lebih mampu. Apabila selama 10 minggu program yang telah dirancang belum dapat diselesaikan dengan baik, program dapat dilanjutkan oleh Tim mahasiswa yang ber KKN dalam periode berikutnya.

5) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh dosen pembimbing lapangan sebanyak 3 (tiga) kali selama kegiatan operasional setiap tahap di lapangan berlangsung. Untuk tahap I dilakukan pada saat pendataan, persiapan lokakarya serta penyusunan rencana. Pada tahap II dan seterusnya pada saat mahasiswa mendampingi pelaksanaan kegiatan pelaksanaan. Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap pertengahan atau akhir bulan ketika Tim mengembangkan jenis dan kegiatan Posdaya berikutnya. Contoh-contoh formulir untuk monitoring dilampirkan dalam Petunjuk Tehnis ini.

Evaluasi KKN dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya mencakup partisipasi dalam pembekalan dan ujian pembekalan, pelakssnaan kerja lapangan dan penyusunan laporan KKN. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengumpulan informasi untuk mengetahuai tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat. Bentuk dan jenis evaluasi dibuat sangat sederhana tetapi diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya yang berdangkutan.

6) Laporan Kegiatan

Substansi laporan kegiatan yang dibuat mahasiswa mencakup hasil: Tahap I.

1. Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan masyarakat 2. Peta Keluarga dalam lingkungan Posdaya

3. Rancangan penyelenggaraaan dan hasil lokakarya 4. Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan Pengurus Tahap II, III dst.

5. Catatan tentang perkembangan dan masalah yang dijumpai dalam pengembangan Posdaya dan kegiatannya, khususnya menyangkut jumlah keluarga yang ikut aktif dalam kegiatan wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan KB, kesehatan dan Posyandu pada

(21)

6. Laporan pelaksanaan KKN untuk setiap unit kerja 7. Catatan untuk tindak lanjut KKN periode berikutnya.

7) Cakupan wilayah dan Program Pengembangan Posdaya

a) Program untuk tiap unit kerja (desa/kelurahan /dusun/RW) disusun dengan mempertimbangkan potensi, permasalahan dan kebutuhan daerah kerja serta disesuaikan dengan kompetensi masyarakat yang menjadi pengurus dan kemampuan Tim mahasiswa secara terpadu untuk mendampingi pengurus. Dalam setiap unit kerja, khususnya ketika mulai membentuk Posdaya, setiap kelompok mahasiswa sebaik-baiknya terdiri dari 5 orang yang berasal dari berbagai departemen/fakultas/jurusan. Selanjutnya pada tahap pembinaan setiap mahasiswa bisa membina beberapa Posdaya dan mendampingi Posdaya yang masih perlu pendampingan.

b) Program Pengembangan Posdaya yang disusun mengandung hal-hal berikut:

(1) pemilihan jenis dan bentuk Posdaya dibidang Wirausaha Pendidikan dan Ketrampilan, KB dan Kesehatan, serta Pembinaan Lingkungan dan Kebun Bergizi sesuai potensi, kebutuhan wilayah serta kemampuan masyarakat serta pendampingan mahasiswa;

(2) penyelenggaraan program secara mandiri, mempertimbangkan kemampuan dan masukan yang dihimpun dari masyarakat, dukungan lembaga dan dinas terkait;

(3) organisasi pelaksana disusun bersama masyarakat;

(4) secara sungguh-sungguh dikembangkan dukungan dari institusi mitra dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan; serta

(5) mengarahkan kegiatan kepada sasaran prioritas, yaitu keluarga muda dengan kategori miskin atau kurang mampu.

8) Penyelenggaraan dan Pembimbingan

Penyelenggara KKN Tematik Posdaya adalah LPM atau lembaga yang ditunjuk oleh PTN/PTS bekerjasama dengan Pimpinan Departemen/Fakultas dan Ketua Jurusan serta Dosen yang ditetapkan sebagai Pembimbing atau Pendamping Lapangan. Pimpinan Departemen/Fakultas dan Ketua Jurusan yang ada di lingkungan Universitas/Institut dapat menugaskan dosen yang potensial untuk menjadi Pembimbing/pendamping KKN Tematik Posdaya.

9

(22)

KKN dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang diketuai oleh Ketua LPM atau Pejabat lain yang ditunjuk, dibantu oleh suatu tim yang terdiri dari wakil-wakil fakultas/departemen/jurusan sebagai dosen pembimbing. Kepanitiaan bersifat Ad Hoc yang disahkan dengan Surat Keputusan Rektor/Ketua Lembaga.

G.

TATA TERTIB PELAKSANAAN KKN

Peserta mengikuti KKN dengan tertib sesuai pentahapan kegiatan dalam jadwal seperti terlampir.

a. Tata Tertib bagi Mahasiswa

Selama persiapan dan pelaksanaan KKN:

1. Mengikuti secara penuh kegiatan dan ujian pembekalan 2. Wajib tinggal di lokasi selama pelaksanaan KKN

3. Mahasiswa bekerjasama dalam melaksanakan program dalam Tim

4. Mahasiswa wajib membuat makalah dan rumusan hasil kegiatan serta laporan pelaksanaan KKN sesuai ketentuan

5. Menjaga dan memelihara nama baik almamater

6. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan politik praktis, kriminal dan kegiatan yang berbau SARA serta melibatkan diri dalam bentuk kegiatan yang dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat

7. Mencatat kegiatan harian dan melampirkannya dalam laporan pelaksanaan KKN

8. Diberikan toleransi meninggalkan lokasi sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali 24 jam selama masa KKN (9 minggu) untuk keperluan akademik dengan ijin kepala desa/kelurahan/pimpinan institusi mitra kerja atau Dosen Pembimbing.

b. Pelanggaran dan Sanksi

1. Mereka yang meninggalkan lokasi lebih dari ketentuan dengan alasan yang tidak dibenarkan diberikan sanksi berupa teguran dosen pembimbing 2. Pelanggaran tindak kriminal, SARA, politik praktis, sanksinya berupa

penarikan dari lokasi oleh dosen pembimbing dan berdasarkan laporan dosen pembimbing, panitia mengajukan mahasiswa tersebut ke Dekan Fakultas/Departemen/Ketua Jurusan untuk menerima sanksi akademik.

(23)

H.

STANDAR PENILAIAN KEGIATAN KKN

a. Kelulusan mahasiswa peserta KKN Tematik Posdaya ditetapkan oleh Panitia Pelaksana setelah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Telah melunasi dana partisipasi dan terdaftar sebagai mahasiswa peserta KKN Tematik Posdaya.

2. Mengikuti secara penuh (100 persen) kuliah pembekalan KKN. Apabila berhalangan dalam kuliah pembekalan, harus menyerahkan surat izin dari yang berwenang (Ketua Pelaksana KKN, Dokter, Pimpinan Fakultas, Ketua Departemen/Jurusan). Ketidakhadiran dalam kuliah pembekalan maksimal 20 persen.

3. Mahasiswa yang kurang kehadirannya dalam mengikuti kuliah pembekalan (butir 2), tidak diperkenankan mengikuti ujian pembekalan. 4. Mahasiswa peserta KKN yang tidak memenuhi ketentuan diatas (butir 1

sampai dengan 3), dinyatakan gugur dalam mengikuti dan melaksanakan kegiatan KKN di lapangan.

5. Mengikuti ujian pembekalan.

6. Melaksanakan kegiatan di lapangan/daerah kerja. Apabila berhalangan harus memberitahukan dengan surat izin dari yang berwenang (Panitia KKP, dokter, Pimpinan Fakultas/Departemen, dan atau pejabat daerah/unit kerja).

7. Membuat laporan hasil KKN dari unit kerja dan menyerahkan ke Fakulas/Departemen/Ketua Jurusan Pengirim.

8. Mahasiswa KKN yang tidak memenuhi ketentuan butir 7, tidak diperkenankan mengikuti ujian yang dilakukan Dosen Pembimbing. 9. Mengikuti ujian yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing.

b. Penilaian akademik mahasiswa KKN Tematik Posdaya dilakukan terhadap setiap komponen dengan bobot (%) sebagai berikut:

1. Pembekalan (20 %)

(i). Materi Dasar (50%): kehadiran (50%) dengan kisaran nilai 0 – 100, ujian (50%) dengan kisaran nilai 0-100.

(ii). Materi Substansi (50%): kehadiran (50%) dengan kisaran nilai 0 – 100; ujian (50%) dengan kisaran nilai 0-100

2. Lapangan (60%): kerjasama dalam penyusunan program bersama kepala desa/pimpinan unit kerja 20% dan dosen pembimbing 40%)

(i) Partisipasi dalam kegiatan pendataan (50%) dan tahap-tahap kegiatan berikutnya dengan kisaran nilai: 60 - 100

(ii) Inisiatif (10%) dengan kisaran nilai : 60 – 100 (iii) Pelaksanaan (20%) dengan kisaran nilai : 60 – 100 (iv) Kerjasama (20%) dengan kisaran nilai : 60 – 100

(24)

3. Laporan dan ujian (20%)

Nilai laporan dan ujian akhir berkisar : 60 – 100 4. Contoh pedoman konversi huruf mutu

Nilai Tertimbang Huruf Mutu (HM)

> 80 A

70 – 79 B

60 – 69 C

(25)

Lampiran 1 :

LEMBAR PENILAIAN KULIAH KERJA NYATA

DILAKUKAN OLEH LPM UNIVERSITAS/INSTITUT... Periode : a. Januari- Maret b. Juli – September

Fakultas : Kuliah Pembekalan (20%) Dasae (50%) Substansi (50%) No Nama NRP 1 (50%) 2 (50%) 3 (50%) 4 (50%) Rataan NT1 ..., ...2009 Ketua Pelaksana KKN, (...) Keterangan: 1 dan 3 = Kehadiran 2 dan 4 = Ujian Rataan = ¼ (dari 1+2+3+4)

(26)

Lampiran 2.

LEMBAR PENILAIAN KULIAH KERJA KKN POSDAYA DLAKUKAN OLEH LPM UNIVERSITAS/INSTITUT...

Periode : Juli – Agustus 2008 Departemen :

Lapangan (60%) dan Ujian Laporan (20%) 1 2 3 4 No Nama NRP A B A B A B A B ∑b NT2 Nilai NT3 ..., ...2009 Ketua Pelaksana KKN (...) Keterangan: 1 = Kehadiran (50%) : 70 – 100 2 = Inisiatif (10%) : 60 – 100 3 = Pelaksanaan (20%) : 60 – 100 4 = Kerjasama (20%) : 60 – 100 A = Skor B = Nilai Tertimbang NT2 = 60% x ∑b NT3 = 20% x nilai

Referensi

Dokumen terkait

GASAL TAHUN AJARAN 2016/2017 Judul Vol./No./Hal./Ta hun Nama Jurnal Sebagai Ketua/Anggot a Keterangan (Terakredita si Dikti/ Tidak) Bukti Penulisan (SK/ Cover &..

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

1) meminimalkan dampak negatif alam (Hawkes, Yeang, Van der Ryn & Cowan); meminimalkan pemakaian energi yang tidak dapat diperbarui (Yeang, Freestone, Vale); ) meminimalkan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan.. benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses dua siklus autoclaving-cooling terhadap kadar pati resisten tepung dan bihun beras yang

• LAMPIRAN DAFTAR PENERIMAAN BESERTA SOFTCOPY (SOFTCOPY DIEMAIL DAHULU KE BANK JOGJA UNTUK. DIVERIFIKASI SEBELUM PROSES

Pengujian pendahuluan aktivitas antikanker dan antimalaria dilakukan secara in vitro dari ekstrak metanol, fraksi n -heksan, dan etil asetat daun E.. variegata