• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD

DALAM PENENTUAN FAKTOR – FAKTOR YANG

BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI MAHASISWA

S-1 MATEMATIKA

DI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

ARDI WAHYU AS’ARI

PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

(2)

PENDEKATAN REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD

DALAM PENENTUAN FAKTOR – FAKTOR YANG

BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI MAHASISWA

S-1 MATEMATIKA DI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Bidang Matematika

Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Disetujui oleh :

Pembimbing I,

Drs. Eko Tjahjono, M.Si. NIP 19600706 198601 1 001

Pembimbing II,

Drs. H. Sediono, M.Si NIP. 19610712 198701 1 001

(3)

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI

Judul : Pendekatan Regresi Cox Proporsional Hazard dalam Penentuan Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Lama Studi Mahasiswa S-1 Matematika di Universitas Airlangga

Penyusun : Ardi Wahyu As’ari

NIM : 080810352

Tanggal Ujian : 30 Agustus 2012

Disetujui oleh: Pembimbing I,

Drs. Eko Tjahjono, M.Si. NIP 19600706 198601 1 001

Pembimbing II,

Drs. H. Sediono, M.Si NIP. 19610712 198701 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Matematika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Dr. Miswanto, M.Si NIP 19680204 199303 1 002

(4)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya layak untuk Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Pendekatan Regresi Cox Proporsional Hazard dalam Penentuan Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Lama Studi Mahasiswa S-1 Matematika di Universitas Airlangga”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan kasih sayangnya yang tak berujung kepada penyusun,

2. Drs. Eko Tjahjono,M.Si. dan Drs. Sediono,M.Si. selaku Dosen Pembimbing penyusun yang selalu dengan sabar memberikan arahan dan masukan,

3. Ahmadin, S.Si, M.Si. selaku Dosen Wali, Toha Saifudin S.Si, M.Si. yang telah membantu penyusun dalam mengarahkan dan menyelesaikan proposal awal, serta segenap Dosen Matematika yang telah memberikan banyak ilmu, 4. sahabat-sahabat dekat penyusun yang selalu mengiringi, menemani dan

memotivasi : Hikma, Titin, Putri, Desi, teman-teman MU 123, teman-teman Math ’08, dan temen – teman seperjuangan C.I.S yang sama-sama merantau di Surabaya,

5. serta rekan – rekan lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, Agustus 2012 Ardi Wahyu A.

(6)

Ardi Wahyu As’ari, 2012, Pendekatan Regresi Cox Proporsional Hazard dalam Penentuan Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Lama Studi Mahasiswa S-1 Matematika di Universitas Airlangga. Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Eko Tjahjono,M.Si. dan Drs. Sediono,M.Si., Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

ABSTRAK

Pada dasarnya setiap perguruan tinggi berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kelulusan para mahasiswanya karena tingkat keberhasilan mahasiswa dapat mempengaruhi kualitas dari suatu perguruan tinggi. Oleh karena itu diperlukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi lama studi pada mahasiswa S-1 Matematika Universitas Airlangga.

Metode analisis survival yaitu suatu metode statistika yang mempelajari lamanya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi atau biasa dikenal dengan nama failure event. Model regresi Cox merupakan model yang sangat terkenal pada analisis survival untuk menjelaskan hubungan antara kegagalan individu pada suatu waktu dengan variabel penjelas dalam adanya penyensoran. Survival yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap lama studi mahasiswa adalah faktor IPK. Model regresi Cox yang diperoleh dalam kasus ini adalah :

( ) ( ) ( ( ) ( )) dengan dan .

Dari hasil model yang diperoleh, dapat diketahui bahwa semakin tinggi IPK maka seorang mahasiswa akan semakin cepat lulus. Oleh karena itu semakin tinggi IPK maka akan semakin besar peluang mahasiswa menyelesaikan studi Kata Kunci : Lama Studi Mahasiswa, Survival, Regresi Cox

(7)

Ardi Wahyu As’ari, 2012, Proporsional Hazard Cox Regression Approach in Determining Factors Affecting S-1 Mathematic Students’ Duration of Study in Airlangga University. This skripsi was supervised by Drs. Eko Tjahjono,M.Si. and Drs. Sediono,M.Si., Department of Mathematics, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

Basically every university struggles to increase graduation rate of its students because the success rate of students can affect the quality of a university. Because of it, analysis of the factors that affect the duration of study in S-1 Mathematic students of Airlangga University is required.

A method of survival analysis is a statistical method used to learn the duration of an event or commonly known as failure event. Cox regression model is a very popular model in survival analysis to describe the relationship between the failures of an individual at a time with the explanatory variables with censoring data. Survival meant in this research is the ability of students to complete their studies.

Research results show that significant factors influence a student's study duration is the GPA factor. The Cox regression models obtained in this case are:

( ) ( ) ( ( ) ( )) where and .

From the obtained model results, it is showed that if the student’s GPA is higher then the graduation of the student is earlier. Therefore, if the student’s GPA is higher then the probability of the student to complete the study is larger. Keywords : Student’s Time Duration, Survival, Cox Regression

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ... iii

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan ... 4 1.4 Manfaat... 5 1.5 Batasan Masalah ... 5 TINJAUAN PUSTAKA ... 6 2.1 Analisis Survival ... 6

2.2 Fungsi Survival dan Fungsi Hazard ... 6

2.3 Tipe Penyensoran ... 10

2.1.1 Sampel Lengkap ... 11

2.1.2 Sampel Tersensor Tipe I ... 11

2.1.3 Sampel Tersensor Tipe II ... 11

2.4 Estimasi Kaplan-Meier ... 12

2.5 Model Regresi Cox Proporsional Hazard ... 12

2.6 Asumsi Model Cox Proporsional Hazard ... 15

2.7 Fungsi Likelihood ... 16

2.8 Cox Likelihood ... 16

2.9 Maksimum Likelihood Estimator (MLE) ... 17

2.10 Estimasi Fungsi Hazard Dasar dan Fungsi Survival Dasar ... 17

2.11 Estimasi Fungsi Kumulatif Hazard Dasar... 18

(9)

2.13 Uji Rasio Likelihood ... 18

2.14 Metode Backward ... 19

2.15 Metode Newton – Raphson ... 20

2.16 SPSS ... 21

METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Sumber Data ... 23

3.2 Variabel Penelitian ... 23

3.2.1 Variabel Dependen atau Variabel Respon ... 23

3.2.2 Variabel Independen ... 24

3.3 Penyajian Data ... 25

3.4 Metode Analisis ... 26

PEMBAHASAN ... 28

4.1 Analisis Distribusi Data ... 28

4.1.1 Analisis Distribusi untuk Faktor IPK ... 29

4.1.2 Analisis Distribusi untuk Faktor Asal Daerah ... 30

4.1.3 Analisis Distribusi untuk Faktor Jenis Kelamin ... 31

4.1.4 Analisis Distribusi untuk Faktor Status SMA ... 32

4.1.5 Analisis Distribusi untuk Faktor Jalur Masuk ... 33

4.1.6 Analisis Distribusi untuk Faktor Penghasilan Orang Tua .... 34

4.1.7 Analisis Distribusi untuk Faktor Rata-Rata NUN SMA ... 35

4.2 Pemeriksaan Asumsi Proporsional ... 36

4.2.1 Estimasi Survival dari Data Lama Studi Mahasiswa S-1 Matematika dengan Metode Kaplan – Meier ... 36

4.2.2 Melakukan Pemeriksaan Asumsi Proporsional Hazard dengan Menggunakan Plot ( ) Terhadap Waktu Survival ( ) ... 44

4.3 Estimasi Parameter dalam Model Regresi Cox Proporsional Hazard ... 48

4.3.1 Menentukan Fungsi Parsial Likelihood ... 49

4.3.2 Menentukan Fungsi Log-Cox Likelihood... 50

4.3.3 Menentukan Turunan Pertama Log-Cox Likelihood terhadap ... 51

4.3.4 Menentukan Turunan Kedua Log-Cox Likelihood terhadap ... 51

4.3.5 Mengestimasi menggunakan metode Newton-Raphson. .. 52

4.4 Estimasi Hazard Dasar ( ) dalam Model Regresi Cox Proporsional Hazard ... 53

(10)

4.5.1 Menghitung Estimasi Parameter Model Cox Proporsional

Hazard ... 54

4.5.2 Menghitung Hazard Dasar Model Cox Proporsional Hazard ... 57

4.5.3 Menentukan Model Cox Proporsional Hazard ... 57

4.6 Dugaan Peluang Mahasiswa yang Melakukan Studi dan Peluang Mahasiswa yang Lulus pada Berbagai Waktu ... 58

PENUTUP ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Tabel Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi 25

3.2 Tabel Kaplan-Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi 26

4.1 Tabel Ringkasan Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 33

4.2 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 terhadap Variabel Penjelas atau Faktor Dugaan 33 4.3 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor IPK 34

4.4 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Asal Daerah 35

4.5 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Jenis Kelamin 36

4.6 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Jenis Kelamin 37

4.7 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Jalur Masuk 38

4.8 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Penghasilan Orang Tua 39

4.9 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan

2006 untuk Faktor Rata-Rata NUN SMA 40

4.10 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi untuk Faktor IPK 42

4.11 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Daerah Asal

(12)

4.12 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Jenis Kelamin

Mahasiswa 44

4.13 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi untuk Faktor Status Asal SMA 45 4.14 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi untuk Faktor Jalur Masuk 46 4.15 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi untuk Faktor Penghasilan Orang

Tua 47

4.16 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa

Menyelesaikan Studi untuk Faktor Rata-Rata NUN SMA 49

4.17 Tabel Estimasi Awal Parameter 55

4.18 Tabel Estimasi Parameter yang Signifikan 57

4.19 Tabel Estimasi Hazard Dasar dan Survival 58

4.20 Dugaan Peluang Mahasiswa yang Melakukan Studi

( ) pada Berbagai Waktu 59

4.21 Dugaan Peluang Mahasiswa yang Lulus ( ) pada

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kurva Fungsi Survival 7

2.2 Kurva Fungsi Hazard 8

2.4 Plot [ [ ̂( )]] terhadap t yang sejajar 15 4.1 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor IPK 50 4.2 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Daerah Asal 51 4.3 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Jenis Kelamin 51 4.4 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Status SMA 52 4.5 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Jalur Masuk 52 4.6 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Penghasilan Orang

Tua 53

4.7 Plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu lama mahasiswa

menyelesaikan studi (t) untuk faktor Rata-Rata NUN SMA 53 4.8 Grafik Peluang Mahasiswa yang Melakukan Studi ( )

yang Dipengaruhi IPK pada Berbagai Waktu (t) 60 4.9 Grafik Peluang Mahasiswa yang Lulus ( ) yang

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1 Data Lama Mahasiswa Matematika Universitas Airlangga Tahun 2006 dalam Menyelesaikan Studi

2 Hasil Pengolahan SPSS untuk Model Regresi Cox Proporsional Hazard

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap perguruan tinggi berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kelulusan para mahasiswanya, baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas diharapkan jumlah mahasiswa yang lulus sama dengan yang terdaftar. Sedangkan secara kualitas diharapkan para mahasiswa dapat lulus dengan IPK yang maksimal dan tepat waktu.

Universitas Airlangga merupakan salah satu perguruan tinggi negeri favorit di Indonesia yang mempunyai visi menjadi World Class University. Untuk menuju keinginan tersebut, dibutuhkan kerja keras dan kesungguhan seluruh civitas akademik baik dari pihak mahasiswa, dosen maupun karyawan demi tercapainya visi tersebut. Tingginya tingkat keberhasilan mahasiswa dan rendahnya tingkat kegagalan mahasiswa dapat mencerminkan kualitas dari suatu perguruan tinggi.

Salah satu prodi yang berada di dalam naungan Univesitas Airlangga adalah S-1 Matematika. Seorang mahasiswa S-1 dikatakan lulus tepat waktu jika masa studinya tidak melebihi delapan semester. Pada studi pendahuluan yang dilakukan berdasarkan data mahasiswa S-1 Matematika angkatan 2006 yang diperoleh dari Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangaa memberikan informasi bahwa mahasiswa yang

(16)

menyelesaikan studi melebihi delapan semester sebesar 43,9 % dari mahasiswa keseluruhan.

Dalam statistika dikenal metode analisis survival yaitu suatu metode statistika yang mempelajari lamanya suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi atau biasa dikenal dengan nama failure event. Kejadian dalam kasus ini merupakan lama studi mahasiswa S-1 Matematika. Dalam analisis survival atau dikenal dengan istilah waktu ketahanan hidup (survival time) atau T merupakan waktu dari awal perlakuan sampai terjadinya respon pertama kali yang ingin diamati.

Respon yang dimaksud adalah waktu yang diperlukan sampai suatu peristiwa atau kejadian yang diharapkan terjadi atau mungkin saja belum ditemukan pada saat pengumpulan data berakhir sehingga waktu survival-nya tidak dapat diamati. Pada kondisi demikian, pengamatan tersebut dapat dinyatakan sebagai pengamatan tersensor (Collet, 1994). Sedangkan metode regresi survival adalah metode regresi yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian (biasa dikenal dengan nama time dependent covariate) dengan variabel responnya adalah waktu ketahanan hidup. Salah satu metode regresi survival yang sering digunakan adalah regresi Cox proporsional hazard (Collet,1994). Survival yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan studinya

Model Cox proporsional hazard merupakan model yang sangat terkenal pada analisis survival. Menurut Kleinbaum dan Klein (2005) hal yang menyebabkan model ini terkenal dan digunakan secara luas adalah :

(17)

1. Model Cox proporsional hazard merupakan model semiparametrik.

2. Dapat mengestimasi hazard rasio tanpa diketahui ( ) atau fungsi hazard dasarnya.

3. Dapat mengestimasi ( ) ( ) dan fungsi survival walaupun ( ) tidak spesifik.

4. Merupakan model robust sehingga hasil dari model Cox hampir sama dengan model parametrik.

5. Model yang aman dipilih ketika berada dalam keraguan untuk menentukan model parametriknya, sehingga tidak ada ketakutan tentang pilihan model parametrik yang salah.

Penelitian sebelumnya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa program sarjana ekstensi manajemen agribisnis IPB menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki IPK lebih tinggi dan masa studi lebih singkat (Syafrudin, 2006). Sartika (2009) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruruh terhadap keberhasilan mahasiswa Politeknik di Politeknik Negeri Bandung dan menunjukkan faktor nilai IPK, jenis kelamin, program studi yang diambil, dan nilai mata kuliah tertentu berpengaruh terhadap lama studi mahasiswa. Selain itu faktor lain usia, asal daerah mahasiswa, penghasilan orang tua, dan jalur masuk juga dianggap berpengaruh oleh Khoirunnisak (2010).

Faktor – faktor yang diduga yang mempengaruhi daya tahan dalam penelitian ini, yaitu : jenis kelamin, asal daerah mahasiswa, asal sekolah, NUN (Nilai Ujian Nasional) SMA, jalur masuk, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)

(18)

terakhir, dan penghasilan orang tua. Pemilihan faktor – faktor tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan ketersediaan data karena mahasiswa yang diteliti saat ini sudah dinyatakan lulus.

Pada penelitian ini penyusun mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi lama studi mahasiswa S1 Matematika Universitas Airlangga dengan regresi Cox proporsional hazard dengan demikian akan diperoleh analisis survival tentang kasus tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Faktor - faktor apa yang mempengaruhi lama studi mahasiswa S1 Matematika Universitas Airlangga berdasarkan model regresi Cox proporsional hazard ? 2. Bagaimana model hubungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi lama studi

mahasiswa S1 Matematika Universitas Airlangga ?

1.3 Tujuan

Sesuai rumusan masalah yang telah diperoleh, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk :

(19)

1. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi lama studi mahasiswa S-1 Matematika Universitas Airlangga berdasarkan model regresi Cox proporsional hazard,

2. Mengetahui model hubungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi lama studi mahasiswa S-1 Matematika Universitas Airlangga.

1.4 Manfaat

Diharapkan penelitian ini memberikan informasi mengenai lama studi mahasiswa S-1 Matematika Universitas Airlangga serta faktor-faktor yang mempengaruhi lama studi mahasiswa S-1 Matematika Universitas Airlangga.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penelitian hanya dilakukan pada mahasiswa S-1 Matematika Univesitas Airlangga tahun angkatan 2006. Lama menyelesaikan studi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai lama seorang mahasiswa menyelesaikan studi (dalam semester) dan berakhir pada saat dinyatakan lulus (yudisium). Data diambil berdasarkan kelengkapan hasil rekap yang dilaksanakan pada Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga untuk tahun angkatan 2006.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Survival

Menurut Kleinbaum dan Klein (2005), analisis survival merupakan sekumpulan prosedur dalam statistika untuk menganalisis data yaitu waktu tahan hidup sampai mengalami kejadian atau event. Waktu dapat dinyatakan dalam tahun, bulan, minggu, atau hari dari awal suatu individu sampai mengalami suatu kejadian, dengan kata lain waktu dapat menyatakan usia dari suatu individu ketika mengalami sebuah kejadian.

Pada umumnya kejadian dikenal sebagai kegagalan atau failure misalnya kematian, muncul penyakit, atau beberapa penelitian yang mempunyai dampak negatif. Namun waktu survival juga dapat dinyatakan waktu untuk kembali bekerja setelah melakukan operasi atau kembali sehat, yang dalam kasus ini kegagalan mengakibatkan kejadian positif.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Collet (1994) bahwa kejadian tidak selalu berujung pada kematian, bisa juga mengenai sembuhnya pasien dari penyakit, berkurangnya gejala penyakit, atau kambuhnya pasien dari kondisi tertentu.

2.2 Fungsi Survival dan Fungsi Hazard

menyatakan variabel random dari waktu tahan uji hidup. Karena menyatakan waktu, maka nilai yang mungkin adalah bilangan non negarif,

(21)

sehingga harus lebih besar atau sama dengan nol. Sedangkan menyatakan nilai tertentu dari variabel random besar.

Fungsi survival ( ) merupakan probabilitas dari seseorang mampu bertahan lebih lama dari beberapa waktu tertentu , sehingga ( ) menyatakan probabilitas variabel random melewati waktu tertentu . Secara teori range merupakan bilangan dari nol sampai tak hingga. Fungsi survival dapat digambarkan sebagai kurva kontinu dan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. tidak meningkat, kurva cenderung turun ketika meningkat,

2. untuk , ( ) adalah awal dari penelitian, karena tidak ada objek yang mengalami kejadian, probabilitas waktu survival 0 adalah 1,

3. untuk ( ) secara teori, jika periode penelitian meningkat maka tidak ada satu pun yang bertahan, sehingga kurva survival mendekati nol.

Gambar 2.1 Kurva Fungsi Survival

Fungsi hazard menyatakan kemampuan atau potential sesaat per unit waktu untuk suatu kejadian yang dialami, yaitu waktu suatu individu telah

(22)

bertahan hidup sampai waktu . Berbeda dengan fungsi survival yang fokus pada keberhasilan, fungsi hazard fokus pada kegagalan ketika kejadian berlangsung. Sehingga dalam beberapa pemikiran, fungsi hazard dapat dianggap memberikan informasi yang berlawanan dengan fungsi survival.

Kurva fungsi hazard juga memiliki karakteristik, yaitu : 1. selalu non negatif, yaitu sama dengan atau lebih besar dari nol, 2. tidak memiliki batas atas.

Gambar 2.2 Kurva Fungsi Hazard Selain itu tujuan fungsi hazard dapat digunakan untuk : 1. memberikan gambaran tentang failure rate,

2. mengidentifikasi bentuk model yang spesifik,

3. membuat model matematik untuk analisis survival biasa.

(Kleinbaum dan Klein,2005) Misalkan melambangkan waktu survival dari waktu awal sampai terjadinya peristiwa yang merupakan variabel acak yang memiliki karakteristik fungsi survival dan fungsi hazard, Fungsi survival ( ) didefinisikan sebagai

(23)

probabilitas suatu individu dapat bertahan sampai waktu yang lebih besar atau sama dengan waktu. Apabila diketahui fungsi distribusi kumulatif , yaitu :

( ) ( ) ∫ ( ) maka diperoleh fungsi survival sebagai berikut :

( ) ( ) ∫ ( )

∫ ( ) ( ),

Fungsi survival dapat digunakan untuk menyatakan probabilitas suatu individu mampu bertahan dari waktu mula-mula sampai waktu (Collet, 1994).

Fungsi hazard ( ) didefinisikan sebagai kemampuan peluang kegagalan sesaat suatu individu pada waktu . Misalkan probabilitas variabel random berada antara dan dengan syarat lebih besar atau sama dengan , maka dapat ditulis sebagai berikut :

( | ) Sehingga fungsi hazard adalah

( ) , ( | ) - { ( ) ( ) } , ( ) ( ) ( ) -

(24)

( ) , ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

karena ( ) ( ) ( ) ( ) sehingga diperoleh ( ) ( ) * ( )+ ( ) ( ) * ( )+ ( ) *

( )+

( ) , ( )- (2.1) dengan ( ) ∫ ( )

( ) disebut fungsi hazard kumulatif. Dari persamaan (2.1), fungsi hazard kumulatif dapat diperoleh dari fungsi survival sehingga

( ) ( ( )) (2.2)

(Collet, 1994)

2.3 Tipe Penyensoran

Untuk mendapatkan data uji hidup biasanya dilakukan eksperimen. Dalam melakukan eksperimen ada beberapa metode yang dilakukan sehingga data yang dihasilkan juga berbeda dari satu metode ke metode lain. Yang membedakan analisis uji hidup dengan bidang-bidang yang lain pada statistika adalah penyensoran. Tipe penyensoran dalam analisis uji hidup adalah sebagai berikut :

(25)

2.1.1 Sampel Lengkap

Pada uji sampel lengkap, eksperimen akan dihentikan jika semua benda atau individu yang telah diuji mati atau gagal. Langkah seperti ini mempunyai suatu keuntungan yaitu dihasilkannya observasi terurut dari semua benda atau individu yang diuji.

(Lawless,2003) 2.1.2 Sampel Tersensor Tipe I

Dalam sampel tersensor tipe I, eksperimen akan dihentikan jika telah dicapai waktu tertentu (waktu penyensoran). Misalkan adalah sampel random dari distribusi tahan hidup dengan fungsi kepadatan peluang ( ), fungsi survival ( ) dan waktu tersensor untuk semua yaitu dengan . Suatu komponen dikatakan terobservasi jika dan tersensor jika . Selanjutnya data sampel uji hidup dicatat sebagai ( ) dan :

{

(Lawless, 2003) 2.1.3 Sampel Tersensor Tipe II

Pada pengujian sampel tersensor tipe II, eksperimen akan dihentikan setelah kematian ke- dari komponen yang dioperasikan tercapai. Misalkan adalah sampel random dari distribusi tahan hidup dengan fungsi kepadatan peluang ( ) dan fungsi survival ( ). Eksperimen dikatakan telah selesai jika kegagalan ke- telah dicapai ( ).

(26)

2.4 Estimasi Kaplan-Meier

Cara yang digunakan untuk menggambarkan survival dari sampel acak yaitu menggambarkan grafik fungsi survival atau fungsi distribusi empiris dengan cara estimasi Kaplan-Meier. Selain itu juga memberikan estimasi distribusi secara nonparametrik.

Diberikan ( ) yang menyatakan sampel random tersensor, dengan merupakan data terobservasi dan merupakan data tersensor. Misalkan terdapat ( ) dengan waktu yang berbeda , yang menyatakan banyaknya data yang terobesvasi. Kemungkian terjadinya satu atau lebih event yang terobservasi dinotasikan sebagai ∑ ( ) atau menyatakan banyaknya event terobservasi pada saat . Estimasi dari ̂( ) dapat didefinisikan sebagai berikut :

̂( ) ∏

dengan ∑ ( ) merupakan banyaknya individu yang beresiko pada saat dengan kata lain banyaknya individu yang belum mengalami kejadian atau event dan tidak tersensor sebelum pada saat .

(Lawless, 1982)

2.5 Model Regresi Cox Proporsional Hazard

Fungsi survival dan fungsi hazard merupakan analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan antara dua kelompok atau lebih. Namun bila ada variabel-variabel bebas yang ingin dikontrol atau bila menggunakan beberapa

(27)

variabel penjelas untuk menjelaskan hubungan antara waktu survival, maka regresi Cox proporsional hazard lah yang digunakan. Jadi regresi Cox proporsional hazard merupakan model yang menggambarkan hubungan antara waktu survival sebagai variabel dependen dengan satu set variabel independen. Variabel independen ini bisa kontinu ataupun kategorik.

Cox proporsional hazard merupakan model semiparametrik. Regresi Cox proporsional hazard ini digunakan bila respon yang diobservasi adalah data waktu survival (Kleinbaum dan Klein, 2005). Pada mulanya pemodelan ini digunakan pada cabang statistika khususnya biostatistika yaitu digunakan untuk menganalisis kematian atau harapan hidup seseorang. Namun seiring perkembangan zaman pemodelan ini banyak dimanfaatkan diberbagai bidang. Diantaranya bidang akademik, kedokteran, sosial, science, teknik, pertanian dan sebagainya.

Model regresi Cox proposional hazard (Kleinbaum dan Klein, 2005) ditulis dalam bentuk sebagai berikut :

( ) ( ) ( ) (2.3)

dengan :

( ) merupakan variabel prediktor atau penjelas, jumlah dari variabel penjelas

( ) fungsi hazard dasar.

Dalam memilih model yang sesuai dari regresi Cox proposional hazard diperlukan untuk mengestimasi , koefisien dari variabel penjelas X. Fungsi hazard dasar mungkin juga perlu diestimasi. Namun dua komponen model tersebut dapat diestimasi secara terpisah (Collet, 1994). Oleh karena itu, dapat

(28)

diestimasi terlebih dahulu. Ketika menentukan nilai ̂ ditemukan solusi yang implisit sehingga diselesaikan secara numerik dengan metode Newton-Raphson. Kemudian nilai ̂ yang diperoleh digunakan untuk mengestimasi fungsi hazard dasar.

Menurut Kleinbaum dan Klein (2005) dari model Cox proposional hazard, dapat mengestimasi rasio hazard ( ̂ ) yang membandingkan dua variabel X yang dinyatakan X* dan X dengan bentuk umum sebagai berikut :

̂ ,∑ ̂ ( )

-

dengan ( ) ( ).

Selain itu dari model Cox proposional hazard juga diperoleh persamaan untuk penyesuaian kurva survival (adjusted survival curves) yang merupakan model Cox fungsi survival yang didefinisikan sebagai berikut :

( ) ( ) ( ) (2.4)

dengan :

( ) merupakan variabel prediktor atau penjelas, jumlah dari variabel penjelas

( ) fungsi survival dasar.

(29)

2.6 Asumsi Model Cox Proporsional Hazard

Model Cox proporsional hazard mengasumsikan bahwa perbandingan rasio hazard dua prediktor tertentu selalu konstan dari waktu ke waktu. Jadi hazard dari suatu individu, proporsional atau sebanding dengan hazard dari individu lain dengan perbandingannya konstan atau tidak tergantung pada waktu.

Asumsi proporsional hazard terpenuhi jika grarik hazard tidak memotong dua atau lebih kategori prediktor. Namun jika fungsi hazard memotong, asumsi proporsional hazard mungkin tidak terpenuhi. Oleh karena itu, untuk memeriksa perpotongan hazard digunakan pendekatan lain untuk mengevaluasi kelayakan asumsi proporsional hazard. Pemeriksaan asumsi proportional hazard dapat dilakukan dengan melihat plot – , ̂( )- atau juga dikenal dengan log-log plot terhadap waktu survival ( ) untuk setiap variabel penjelas.

Dalam hal ini fungsi survival ̂( ) merupakan hasil estimasi metode Kaplan Meier. Apabila plot antar kategori dalam satu variabel penjelas terlihat sejajar atau tidak bersilangan maka asumsi proportional hazard terpenuhi dan variabel penjelas yang bersifat kategori dapat dimasukkan model.

Gambar 2.3 Plot [ [ ̂( )]] terhadap t yang sejajar

(30)

2.7 Fungsi Likelihood

Misalkan adalah variabel random yang identik dan independen dari suatu distribusi dengan fungsi kepadatan peluang (fkp) ( ) untuk dan adalah ruang parameter. Fkp bersama antara adalah ( ) ( ) ( ). Jika fkp bersama tersebut dinyatakan sebagai fungsi terhadap maka dinamakan fungsi likelihood yang dinyatakan dengan atau ditulis :

( ) ( ) ( ) ( )

(Hogg dan Craig, 1978)

2.8 Cox Likelihood

Collet (1994) menunjukkan fungsi likelihood yang sesuai untuk model proporsional hazard dengan kejadian diberikan berikut:

( ) ∏ ( ( ) )

( ( )) ( )

(2.5)

dengan ( ) merupakan vektor kovariat untuk individu yang terobservasi pada ( ) kategori waktu ( ) dan ( ( )) merupakan himpunan dari waktu pengamatan yang mengalami kegagalan. Penjumlahan dalam persamaan fungsi likelihood ini merupakan jumlahan dari nilai ( ) pada setiap individu yang terobservasi pada waktu ( ).

Kemudian jika data terdiri dari waktu survival, yang dinotasikan dengan dan merupakan status sensoring, maka fungsi Cox likelihood dapat dinyatakan sebagai berikut :

(31)

( ) ∏ { ( ( ) )

( ) }

(2.6)

dengan ( ) merupakan himpunan dari waktu yang mengalami kegagalan pada waktu .

2.9 Maksimum Likelihood Estimator (MLE)

Jika statistik ̂ ( ) memaksimumkan fungsi likelihood ( ) maka statistik ̂ ( ) dinamakan maksimum likelihood estimator (MLE) dari .

(Hogg and Craig, 1978)

2.10 Estimasi Fungsi Hazard Dasar dan Fungsi Survival Dasar

Misalkan komponen linear dari model proporsional hazard yang terdapat variabel penjelas X sebanyak p dan telah diperoleh estimasi koefisien variabel ̂ ̂ ̂ , sehingga dapat mengestimasi fungsi hazard dasar.

Jika terdapat r waktu kegagalan yang berbeda sehingga diperoleh penyusunan orde waktu ( ) ( ) ( ), dan terdapat banyaknya kegagalan dan banyaknya individu yang belum mengalami kegagalan pada waktu ( ). Estimasi fungsi hazard pada waktu ( ) diberikan berikut :

̂ ( ( )) ̂ (2.7)

dengan ̂ merupakan solusi dari persamaan yang diberikan berikut :

̂ ( ( ) ( )

( ) )

(32)

(2.9) Estimasi fungsi survival dasar dari model regresi Cox proporsional hazard dengan hazard dasar yang telah diestimasi dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

̂ ( ) ∏ ̂ (2.8)

(Collet, 1994)

2.11 Estimasi Fungsi Kumulatif Hazard Dasar

Dari persamaan (2.2) diperoleh ( ) ( ( )), maka fungsi kumulatif hazard dasar dapat diestimasi berikut :

̂ ( ) ̂ ( ) ∑ ̂

(Collet, 1994)

2.12 Estimasi Fungsi Kumulatif Hazard

Dengan mengintegralkan kedua ruas dari persamaan (2.3), maka diperoleh: ∫ ̂( ) ∑ ∫ ̂ ( )

sehingga dapat diestimasi fungsi kumulatif hazard sebagai berikut :

̂( ) ∑ ̂ ( ) (2.10)

(Collet, 1994)

2.13 Uji Rasio Likelihood

Diberikan sampel random dari populasi yang mempunyai pdf ( ) ( ) Ω , dengan Ω = . Fungsi likelihood

(33)

dibawah adalah ( ) ∏ ( ) dan fungsi likelihood dibawah

adalah ( ) ∏ ( ), maka untuk menguji hipotesis versus digunakan statistik uji ( ̂ )

( ̂ dengan ( ̂ )

( ) dan ( ̂ ) ( ) Daerah kritis untuk uji hipotesis tersebut adalah tolak jika untuk . ( Hogg and Craig, 2004)

Menurut Arbia (2006), statistik uji berdistribusi ( ) dengan adalah banyaknya parameter. Untuk tingkat signifikansi , ditolak jika ( ).

2.14 Metode Backward

Metode backward merupakan salah satu metode untuk mendapatkan model terbaik yang dapat menggambarkan hubungan antara waktu survival dengan beberapa variabel penjelas. Berikut ini merupakan langkah yang dilakukan untuk menyeleksi variabel berdasarkan variabel mana yang seharusnya masuk dalam model maupun dihilangkan dalam model menurut Le(1997) adalah sebagai berikut:

1. Membuat model regresi untuk setiap variabel penjelas secara bersama-sama 2. Memilih salah satu variabel penjelas, yang berdasarkan kriteria pemilihan

(34)

3. Melakukan pengujian pada variabel yang terpilih pada langkah II, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut harus dihilangkan dari model atau tidak

4. Mengulangi langkah II dan III untuk setiap variabel yang ada dalam model. Jika tidak ada kriteria yang cocok lagi berdasarkan langkah III, maka tidak ada lagi variabel yang dihilangkan dari model dan proses telah selesai.

2.15 Metode Newton – Raphson

Misalkan terdapat bentuk implisit dari ( ) dengan maka iterasi Newton-Raphson adalah sebagai berikut (Lawless, 2003) :

( ) ( ) (2.11) Dengan ( ) maka ( ) ( ( ) ( ) ( ) ) dan ( ) * ( ) + Keterangan :

: vektor parameter regresor berukuran pada iterasi ke . ( ) matrik Jacobian pada saat .

( ) Vektor dari fungsi turunan pertama log L.

Adapun langkah-langkah dalam metode Newton-Raphson adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai awal estimator untuk ( )

(35)

3. Menghitung estimator berikutnya menggunakan (2.11).

4. Mengulangi iterasi sampai diperoleh nilai max | | dengan adalah konstanta positif yang ditentukan.

2.16 SPSS

Analisis yang dijalankan di SPSS menggunakan prosedur yang sesuai pada dataset SPSS. Sebagian besar pengguna memilih prosedur dengan menunjuk dan mengklik mouse melalui serangkaian dari menu dan kotak dialog. Kode atau perintah syntax yang digunakan untuk analisis survival sebagai berikut :

 Estimasi fungsi survival dan membandingkan tiap tingkatan

Untuk mendapatkan estimator survival dengan Kaplan-Meier, pilih Analyze → Survival → Kaplan-Meier. Pilih variabel waktu survival (SURVT) dari daftar variabel dan memasukkannya ke dalam Time box, kemudian pilih STATUS variabel dan masukkan ke dalam Status box. Lalu akan dilihat sebuah tanda tanya dalam tanda kurung setelah variabel status yang menunjukkan bahwa nilai event yang akan dimasukkan. Klik tombol Define Event dan masukkan nilai 1 dalam kotak karena STATUS variabel berkode 1 untuk terobesrvasi dan 0 untuk tersensor. Kemudian masukkan variabel faktor. Kemudian klik tanda Save. Klik Next dan kemudian OK untuk melihat output.

 Memeriksa asumsi proporsional hazard menggunakan kurva log-log survival Kaplan-Meier

(36)

Untuk menghitung log-log survival dapat dihitung dengan memilih Transform → Compute dan mendefinisikan variabel baru dalam dialog-box. Kemudian untuk kurva log-log survival Kaplan-Meier dapat dijalankan dengan memilih Graphs → Scatter dan kemudian mengklik Simple dan kemudian klik Define di kotak dialog scatterplot. Pilih LLS untuk sumbu Y, SURVT untuk sumbu X, dan varibel faktor di Set Marker by Box.

 Menjalankan model Cox proporsional hazard

Sebuah model Cox proporsional hazard dapat dijalankan dengan memilih Analyze → Survival→ Cox Regression. Pilih variabel waktu survival (SURVT) dari daftar variabel dan memasukkannya ke dalam kotak Time, kemudian pilih STATUS variabel dan masukkan ke dalam kotak Status. Kemudian akan dilihat sebuah tanda tanya dalam tanda kurung setelah Status variabel menunjukkan bahwa nilai event perlu dimasukkan. Klik tombol Define Event dan masukkan nilai 1 dalam kotak karena STATUS variabel diberi kode 1 untuk terobservasi dan 0 untuk tersensor. Klik Next dan pilih daftar variabel faktor dan memasukkan ke dalam kotak kovariat. Klik OK untuk melihat output.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tentang lama studi mahasiswa (dalam semester) S-1 Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga tahun angkatan 2006, yaitu sebanyak 73 mahasiswa.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Dependen atau Variabel Respon

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah waktu yang diperlukan oleh mahasiswa S-1 Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga tahun angkatan 2006 dalam menjalankan studi dari waktu awal studi hingga akhir studi dinyatakan lulus S-1 yang dilambangkan dengan huruf t dan satuan waktunya adalah semester dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika seorang mahasiswa diketahui waktu lama studi (dalam semester) dinyatakan lulus sampai dengan semester gasal tahun ajaran 2011/2012 maka waktu survival tersebut dinyatakan data terobservasi.

2. Seorang mahasiswa yang lama studinya (dalam semester) sampai dengan lulus dinyatakan data tersensor jika masa studinya melebihi semester gasal tahun ajaran 2011/2012

(38)

3.2.2 Variabel Independen

1. Nilai Indeks Prestasi Kumulatif / IPK ( ) 1 :

2 : 3 :

2. Asal daerah mahasiswa ( ) 1 : Surabaya

2 : Luar Surabaya

3. Jenis kelamin mahasiswa ( ) 1 : Peremupan

2 : Laki – laki 4. Status asal SMA ( )

1 : Negeri 2 : Swasta 5. Jalur masuk ( ) 1 : PMDK Prestasi 2 : PMDK Umum 3 : SPMB

6. Penghasilan orang tua ( ) 1 : <Rp 500.000,00

2 : Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 3 : Rp 1.000.000,00 - Rp 2.500.000,00 4 : Rp 2.500.000,00 – Rp 5.000.000,00

(39)

5 : Rp 5.000.000,00 – Rp 7.500.000,00

7. Rata – rata nilai Ujian Nasional (NUN) SMA ( ) 1. :

2. :

3.3 Penyajian Data

Tabel 3.1 Tabel Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi

Individu( ) 1 2 3 N Keterangan :

: lama mahasiswa (dalam semester) menyelesaikan studi sampai dinyatakan yusidium

: variabel dikotomi yang menyatakan status tersensor ( ) atau terobservasi ( )

: variabel independen atau prediktor : banyaknya individu yang diamati

(40)

Tabel 3.2 Tabel Kaplan-Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi ̂( ) ̂( ) ̂( ) ̂( ) Keterangan :

: lama mahasiswa (dalam semester) menyelesaikan studi sampai dinyatakan yusidium

: banyaknya mahasiswa terobservasi yang masih melakukan studi sampai sebelum pada saat

: banyaknya mahasiswa menyelesaikan studi sampai dinyatakan yudisium pada saat

̂( ) : estimasi fungsi survival pada saat

3.4 Metode Analisis

1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang memenuhi asumsi proporsional hazard dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. melakukan estimasi survival dari data lama studi mahasiswa S1 Matematika dengan metode Kaplan-Meier,

b. melakukan pemeriksaan asumsi proporsional hazard dengan menggunakan plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu survival ( ).

(41)

2. Untuk mengetahui model hubungan faktor – faktor yang mempengaruhi waktu survival mahasiswa S1 Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. melakukan estimasi parameter model Cox proporsional hazard secara terpisah dengan langkah – langkah berikut :

i. menentukan estimasi parameter dari persamaan (2.6) dengan metode maksimum likelihood,

ii. menghitung nilai ̂,

iii. melakukan uji signikansi parameter dengan uji Rasio Likelihood dan seleksi model dengan metode backward,

iv. menghitung estimasi fungsi hazard dasar dari ̂ yang diperoleh, b. menyusun model regresi Cox proporsional hazard dari estimasi yang

diperoleh,

c. menghitung taksiran fungsi survival dari model yang terbentuk untuk mengetahui peluang mahasiswa S-1 Matematika yang masih studi pada waktu ke t,

d. membuat grafik taksiran fungsi survival untuk mengetahui perbandingan peluang mahasiswa S-1 Matematika yang masih studi dari setiap kategori variabel penjelas pada waktu survival (t).

(42)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisis Distribusi Data

Tabel 4.1 Tabel Ringkasan Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006

Frekuensi Prosentase

Informasi Kejadian Terobervasi 66 90,4%

Tersensor 7 9,6%

Total 73 100,0%

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.1 diatas terlihat bahwa banyaknya mahasiswa yang terobservasi atau banyaknya mahasiswa matematika angkatan 2006 yang lulus (yudisium) sampai semester gasal tahun ajaran 2011/2012 yaitu 66 mahasiswa atau 90,4%. Sedangkan banyaknya mahasiswa yang tersensor atau banyaknya mahasiswa matematika angkatan 2006 yang masih melakukan studi sampai semester gasal tahun ajaran 2011/2012 sebanyak tujuh mahasiswa atau 9,6%.

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 terhadap Variabel Penjelas atau Faktor Dugaan

Jenis Faktor Frekuensi

IPK 1=IPK ≤ 2,75 2=2,75 < IPK ≤ 3,50 3=IPK > 3,50 17 49 7

Asal Daerah 1=Surabaya 2=Luar Surabaya

32 41

Jenis Kelamin 1=Perempuan 2=Laki-Laki

51 22

Status SMA 1=Negeri

2=Swasta

65 8

Jalur Masuk 1=PMDK Prestasi 2=PMDK Umum 3=SPMB

4 21 48

Penghasilan Orang Tua 1=<Rp500.000

2=Rp500.000-Rp1.000.000

3 5

(43)

3=Rp1.000.000-Rp2.500.000 4=Rp2.500.000-Rp5.000.000

50 15

Rata NUN SMA 1=6,00 <rata NUN ≤ 8,00 2=rata NUN >8,00

14 59

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa mahasiswa matematika angkatan 2006 untuk faktor IPK frekuensi terbesar pada kategori II (2,75 < IPK ≤ 3,50), untuk faktor asal daerah frekuensi terbesar pada asal daerah luar Surabaya, untuk faktor jenis kelamin frekuensi terbesar pada mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan, untuk faktor status SMA frekuensi terbesar pada mahasiswa dengan status asal SMA negeri, untuk faktor jalur masuk frekuensi terbesar pada mahasiswa yang berasal dari SPMB, untuk faktor penghasilan orang tua frekuensi terbesar pada kategori III (Rp1.000.000-Rp2.500.000), dan untuk faktor rata NUN SMA frekuensi terbesar pada kategori III (rata NUN >8,00).

4.1.1 Analisis Distribusi untuk Faktor IPK

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor IPK

IPK pada Semeter VI Lama Studi (Semester) Jumlah Mahasiswa Mahasiswa Terobservasi Mahasiswa Tersensor IPK 2, 75 8 4 4 0 9 4 4 0 10 2 2 0 11 7 1 6 Total 17 11 6 2, 75 < IPK ≤3, 50 7 9 9 0 8 21 21 0 9 12 12 0 10 5 5 0 11 2 1 1 Total 49 48 1 IPK > 3,50 8 7 7 0 Total 7 7 0

(44)

IPK pada Semeter VI Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi Frekensi Tersensor IPK ≤ 2,75 17 11 6 2,75< IPK ≤ 3,50 49 48 1 IPK > 3,50 7 7 0 Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa pada kategori IPK ≤ 2,75 dari 17 mahasiswa terdapat 11 mahasiswa teroservasi dan enam mahasiswa tersensor di semester XI , dan pada kategori 2,75 < IPK ≤ 3,50 dari 49 mahasiswa terdapat 48 mahasiswa teroservasi dan hanya satu mahasiswa tersensor di semester XI. Sedangkan pada kategori IPK > 3,50 seluruh mahasiswa terobservasi, yaitu sebanyak tujuh mahasiswa.

Selain itu dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa untuk kategori dan untuk kategori mahasiswa menyelesaikannya studi paling lama sampai sebelas semester, sedangkan untuk kategori mahasiswa menyelesaikan studinya paling lama sampai delapan semester.

4.1.2 Analisis Distribusi untuk Faktor Asal Daerah

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Asal Daerah

Asal Daerah Waktu (Semester) Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi Frekuensi Tersensor Surabaya 7 3 3 0 8 13 13 0 9 6 6 0 10 5 5 0 11 5 0 5 Total 32 27 5 Luar Surabaya 7 6 6 0 8 19 19 0 9 10 10 0 10 2 2 0 11 4 2 2 Total 41 39 2

(45)

Asal Daerah Frekuensi Total Frekuensi

Terobsevasi Frekensi Tersensor

Surabaya 32 27 5

Luar Surabaya 41 39 2

Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa pada kategori asal daerah Surabaya dari 32 mahasiswa terdapat 27 mahasiswa teroservasi dan 5 mahasiswa tersensor di semester XI. Sedangkan pada kategori asal daerah luar Surabaya seluruh mahasiswa dari 41 mahasiswa terdapat 39 mahasiswa teroservasi dan 2 mahasiswa tersensor di semester XI.

4.1.3 Analisis Distribusi untuk Faktor Jenis Kelamin

Tabel 4.5 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Lama Studi (Semester) Jumlah Mahasiswa Mahasiswa Terobservasi Mahasiswa Tersensor Pe re m u p an 7 9 9 0 8 24 24 0 9 9 9 0 10 7 7 0 11 2 1 1 Total 51 50 1 L ak i-la k i 7 8 8 0 8 7 7 0 11 7 1 6 Total 22 16 6

Asal Daerah Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi Frekensi Tersensor Perempuan 51 50 1 Laki-laki 22 16 6 Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa dari 51 mahasiswa perempuan terdapat 50 mahasiswa teroservasi dan hanya satu mahasiswa tersensor di semester XI.

(46)

Sedangkan dari 22 mahasiswa laki-laki terdapat 16 mahasiswa teroservasi dan enam mahasiswa tersensor di semester XI.

4.1.4 Analisis Distribusi untuk Faktor Status SMA

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Asal Daerah

Status SMA Lama Studi (Semester) Jumlah Mahasiswa Mahasiswa Terobservasi Mahasiswa Tersensor Negeri 7 8 8 0 8 30 30 0 9 14 14 0 10 6 6 0 11 7 2 5 Total 65 60 5 Swasta 7 1 1 0 8 2 2 0 9 2 2 0 10 1 1 0 11 2 0 2 Total 8 6 2

Status SMA Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi

Frekensi Tersensor

Negeri 65 60 5

Swasta 8 6 2

Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa pada kategori status SMA negeri dari 65 mahasiswa terdapat 60 mahasiswa teroservasi dan lima mahasiswa tersensor di semester XI. Sedangkan pada kategori status SMA swasta dari delapan mahasiswa terdapat enam mahasiswa teroservasi dan dua mahasiswa tersensor di semester XI.

(47)

4.1.5 Analisis Distribusi untuk Faktor Jalur Masuk

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Jalur Masuk

Jalur Masuk Lama Studi (Semester) Mahasiswa Jumlah Terobservasi Mahasiswa Mahasiswa Tersensor

PM D K Pr est asi 7 2 2 0 8 1 1 0 9 0 0 0 10 0 0 0 11 1 0 1 Total 4 3 1 PM D K U m u m 7 1 1 0 8 7 7 0 9 7 7 0 10 2 2 0 11 4 0 4 Total 21 17 4 S PM B 7 6 6 0 8 24 24 0 9 9 9 0 10 5 5 0 11 4 2 2 Total 48 46 2

Status SMA Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi Frekensi Tersensor PMDK Prestasi 4 3 1 PMDK Umum 21 17 4 SPMB 48 46 2 Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.7 terlihat bahwa pada kategori PMDK Prestasi dari empat mahasiswa terdapat tiga mahasiswa teroservasi dan satu mahasiswa tersensor di semester XI. Pada kategori PMDK Umum dari 21 mahasiswa terdapat 17 mahasiswa teroservasi dan empat mahasiswa tersensor di semester XI. Sedangkan pada kategori PMDK Prestasi dari 48 mahasiswa terdapat 46 mahasiswa teroservasi dan dua mahasiswa tersensor di semester XI.

(48)

4.1.6 Analisis Distribusi untuk Faktor Penghasilan Orang Tua

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Penghasilan Orang Tua

Penghasilan Orang Tua Lama Studi (Semester) Jumlah Mahasiswa Mahasiswa Terobservasi Mahasiswa Tersensor I 7 1 1 0 8 2 2 0 Total 3 3 0 II 7 1 1 0 8 3 3 0 9 1 1 0 Total 5 5 0 III 7 6 6 0 8 20 20 0 9 13 13 0 10 3 3 0 11 8 2 6 Total 50 44 6 IV 7 1 1 0 8 7 7 0 9 2 2 0 10 4 4 0 11 1 0 1 Total 15 14 1

Penghasilan Orang Tua Frekuensi Total Frekuensi Terobsevasi Frekensi Tersensor I 3 3 0 II 5 5 0 III 50 44 6 IV 15 14 1 Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa tidak ada mahasiswa yang tersensor untuk kategori I dan II, sedangkan pada kategori I terdapat tiga mahasiswa teroservasi dan pada kategori II terdapat lima mahasiswa teroservasi. Pada kategori III dari 50 mahasiswa terdapat 44 mahasiswa teroservasi dan enam mahasiswa tersensor di semester XI. Kemudian pada kategori IVI dari 15 mahasiswa terdapat 14 mahasiswa teroservasi dan hanya satu mahasiswa tersensor di semester XI.

(49)

Selain itu dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa untuk kategori penghasilan orang tua <Rp500.000,00 studi paling lama sampai delapan semester, untuk kategori penghasilan orang tua Rp500.000,00 – Rp1.000.000,00 studi paling lama sampai sembilan semester, sedangkan untuk kategori penghasilan orang tua Rp1.000.000,00 – Rp2.500.000,00 dan kategori penghasilan orang tua Rp2.500.000,00 – Rp5.000.000,00studi paling lama sampai sebelas semester. 4.1.7 Analisis Distribusi untuk Faktor Rata-Rata NUN SMA

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Data Mahasiswa Matematika Angkatan 2006 untuk Faktor Rata-Rata NUN SMA

Rata NUN SMA Lama Studi (Semester) Jumlah Mahasiswa Mahasiswa Terobservasi Mahasiswa Tersensor 6,00 < rata NUN ≤ 8,00 7 1 1 0 8 3 3 0 9 4 4 0 10 2 2 0 11 4 0 4 Total 14 10 4 rata NUN > 8,00 7 8 8 0 8 29 29 0 9 12 12 0 10 5 5 0 11 5 2 3 Total 59 56 3

Asal Daerah Frekuensi Total Terobsevasi Frekuensi Tersensor Frekensi

6,00<rataNUN ≤8,00 14 10 4

rata NUN > 8,00 59 56 3

Keseluruhan 73 66 7

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.9 terlihat bahwa pada kategori 6,00<rataNUN ≤8,00 dari 14 mahasiswa terdapat sepuluh mahasiswa teroservasi dan empat mahasiswa tersensor di semester XI. Sedangkan pada kategori rata NUN > 8,00 dari 59

(50)

mahasiswa terdapat 56 mahasiswa teroservasi dan tiga mahasiswa tersensor di semester XI.

4.2 Pemeriksaan Asumsi Proporsional

4.2.1 Estimasi Survival dari Data Lama Studi Mahasiswa S-1 Matematika dengan Metode Kaplan – Meier

Sebelum menggambarkan plot [ [ ̂( )]] terhadap waktu survival (t), dibutuhkan estimasi survival, yaitu probabilitas mahasiswa yang masih studi pada waktu t semester. Menurut Lawless (1983), estimasi dari ̂( ) dapat diestimasi secara empiris dengan metode Kaplan-Meier yang dapat didefinisikan

̂( ) ∏

dengan merupakan lama mahasiswa Matematikan (dalam semester) menyelesaikan studi sampai dinyatakan lulus dari mahasiswa ke-j, menyatakan banyaknya mahasiswa terobservasi yang telah menyelesaikan studi sampai dinyatakan yudisium pada saat , dan menyatakan banyaknya mahasiswa

terobservasi yang masih melakukan studi sampai sebelum pada saat ( [ ] =banyaknya data yang tersensor pada saat )

Kemudian dari estimasi survival diperoleh, yang dalam kasus ini merupakan estimasi probabilitas mahasiswa yang belum lulus atau masih melakukan studi akan dapat dihitung juga estimasi probabilitas mahasiswa yang sudah lulus (yudisium) yaitu ̂( ). Maka, dengan kata lain nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang sudah lulus (yudisium) sama dengan ̂( ). Berikut

(51)

hasil perhitungan estimasi survival untuk masing – masing kategori dapat dilihat pada tabel 4.10 sampai tabel 4.16.

Tabel 4.10 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor IPK

̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 8 17 4 0 0.794706 -1.470620 0.20529 9 13 4 0 0.529412 -0.452575 0.47059 10 9 2 0 0.411765 -0.119569 0.58824 11 7 1 6 0.352941 0.040618 0.64706 ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 49 9 0 0.816327 -1.594844 0.18367 8 40 21 0 0.387755 -0.054053 0.61225 9 19 12 0 0.142857 0.665730 0.85714 10 7 5 0 0.040816 1.162739 0.95918 11 2 1 1 0.020408 1.358879 0.97959 ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 8 7 7 0 0.000000 * 1.0000

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang masih studi ̂( ) untuk masing-masing kategori, semakin lama studinya semakin kecil probabilitas mahasiswa yang masih studi sehingga probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi semakin lama semakin besar.

Selain itu dari tabel 4.10 terlihat bahwa semakin tinggi nilai IPK yang diperoleh maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi untuk setiap kategori semakin lama semakin besar. Hal ini dapat ditunjukkan untuk kategori nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,20529 atau 20,529% dari total mahasiswa, untuk kategori nilai ̂( )

(52)

maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,61225 atau 61,225% dari total mahasiswa, dan untuk kategori nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 1 atau 100%. Sehingga semakin tinggi IPK semakin besar untuk peluang menyelesaikan masa studi.

Tabel 4.11 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Daerah Asal Mahasiswa

Surabaya ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 32 3 0 0.90625 -2.318307 0.09375 8 29 13 0 0.50000 -0.366513 0.5 9 16 6 0 0.31250 0.151133 0.6875 10 10 5 5 0.15625 0.618584 0.84375 Luar Surabaya ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 41 6 0 0.853659 -1.843747 0.14634 8 35 19 0 0.390244 -0.060830 0.60976 9 16 10 0 0.146341 0.653270 0.85366 10 6 2 0 0.097561 0.844699 0.90244 11 4 2 2 0.048780 1.105401 0.95122

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang masih studi ̂( ) untuk masing-masing kategori semakin lama studinya semakin kecil probabilitas mahasiswa yang masih studi sehingga probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi semakin lama semakin besar.

Selanjutnya pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa untuk kategori mahasiswa Surabaya nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,09375 atau 9,375% dari total mahasiswa dan untuk kategori mahasiswa luar Surabaya nilai ̂( )

(53)

maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,146341 atau 14,6341% dari total mahasiswa. Sehingga peluang mahasiswa Surabaya dapat menyelesaikan masa studi lebih kecil daripada mahasiswa luar Surabaya.

Tabel 4.12 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Jenis Kelamin Mahasiswa

Perempuan ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 51 9 0 0.823529 -1.639091 0.17647 8 42 24 0 0.352941 0.040618 0.64706 9 18 9 0 0.176471 0.550776 0.82353 10 9 7 0 0.039216 1.175163 0.96078 11 2 1 1 0.019608 1.369102 0.98039 Laki-Laki ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 8 22 8 0 0.636364 -0.794107 0.36364 9 14 7 0 0.318182 0.135520 0.68182 11 7 1 6 0.272727 0.261813 0.72727

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.12 terlihat bahwa nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang masih studi ̂( ) untuk masing-masing kategori semakin lama studinya semakin kecil probabilitas mahasiswa yang masih studi sehingga probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi semakin lama semakin besar.

Selanjutnya dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa untuk kategori mahasiswa berjenis kelamin perempuan nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,64706 atau 64,706% dan untuk kategori mahasiswa berjenis kelamin laki-laki nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,36364 atau 36,364% dari total mahasiswa.

(54)

Maka, mahasiswa berjenis kelamin perempuan mempunyai peluang lebih besar untuk menyelesaikan masa studi daripada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.13 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Status Asal SMA

Negeri F ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 65 8 0 0.876923 -2.029996 0.12308 8 57 30 0 0.415385 -0.129483 0.58462 9 27 14 0 0.200000 0.475885 0.8 10 13 6 0 0.107692 0.801320 0.89231 11 7 2 5 0.076923 0.941939 0.92308 Swasta F ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 8 1 0 0.875 -2.013419 0.125 8 7 2 0 0.475 -0.295122 0.525 9 5 2 0 0.375 -0.019357 0.625 10 3 1 2 0.250 0.326634 0.75

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.13 terlihat bahwa nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang masih studi ̂( ) untuk masing-masing kategori semakin lama studinya semakin kecil probabilitas mahasiswa yang masih studi sehingga probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi semakin lama semakin besar.

Selanjutnya dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa untuk kategori mahasiswa yang berasal dari SMA negeri nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,12308 atau 12,308% dan untuk kategori mahasiswa yang berasal dari SMA swasta nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,125 atau 12,57% dari total

(55)

mahasiswa. Sehingga mahasiswa yang berasal dari SMA swasta mempunyai peluang lebih besar untuk menyelesaikan masa studi daripada mahasiswa yang berasal dari SMA negeri.

Tabel 4.14 Tabel Kaplan - Meier dari Lama Mahasiswa Menyelesaikan Studi untuk Faktor Jalur Masuk

PMDK Prestasi F ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 4 2 0 0.50000 -0.366513 0.50000 8 2 1 1 0.25000 0.326634 0.75000 PMDK Umum F ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 21 1 0 0.952381 -3.020228 0.04762 8 20 7 0 0.619048 -0.734860 0.38095 9 13 7 0 0.285714 0.225352 0.71429 10 6 2 4 0.190476 0.505750 0.80952 SPMB F ̂( ) [ [ ̂( )]] ̂( ) ̂( ) 7 48 6 0 0.875000 -2.013419 0.12500 8 42 24 0 0.375000 -0.019357 0.62500 9 18 9 0 0.187500 0.515202 0.81250 10 9 5 0 0.041667 1.156266 0.95833 11 4 2 2 0.041667 1.156266 0.95833

*Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Dari tabel 4.14 terlihat bahwa nilai estimasi probabilitas mahasiswa yang masih studi ̂( ) untuk masing-masing kategori semakin lama studinya semakin kecil probabilitas mahasiswa yang masih studi sehingga probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi semakin lama semakin besar.

Selain itu pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa untuk mahasiswa dari PMDK prestasi nilai ̂( ) maka probabilitas mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi pada semester delapan sebesar 0,5 atau 50% dari total mahasiswa, untuk kategori mahasiswa dari PMDK umum nilai ̂( )

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui skala prioritas mitigasi risiko TPPU pada sektor jasa keuangan, yang terbagi menjadi risiko TPPU menurut jenis profil nasabah, produk/layanan, area

Meskipun kegiatan pengadaan koleksi sudah dilakukan di tiap perpustakaan sekolah, akan tetapi Kepala Sekolah dan pengelola perpustakaan tetap mengupayakan untuk menambah

• Jurnalistik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan sarana yang digunakan dalam mencari, memproses dan menyusun berita hingga mencapai publik atau kelompok tertentu

Segala puji syukur pada Allah SWT atas segala berkah, rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Bab XXI pasal 79 bahwa, Konferensi Cabang salah satunya membicarakan tentang Pokok-pokok Program 5

Dari hasil perhitungan air bersih dapat diketahui besarnya debit kebutuhan air rata-rata sebesar 23,68 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Kalibagor dengan debit sumber sebesar

Tabel 2 Hasil Belajar (Literasi Sains) Peserta Didik Berdasarkan Nilai Pretest dan Posttes Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol XI. IPA SMAN

b. Metode Tidak Langsung : efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energy yang masuk. Standar acuan untuk Uji Boiler di Tempat dengan.. menggunakan