• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lentur Balok T. Analisis Penampang Ber-flens

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Lentur Balok T. Analisis Penampang Ber-flens"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur Beton SI-3112

1

Analisis Lentur Balok T

Struktur Beton SI-3112

2

Analisis Penampang Ber-flens

• Sistem lantai

dengan plat dan

balok umumnya di

cor secara monolit.

• Plat akan berfungsi

sebagai sayap atas

balok;

Balok-T dan Balok

L terbalik

(2)

Struktur Beton SI-3112

3

Analisis Penampang Ber-flens

Daerah momen positif dan negatif pada balok T

Analisis Penampang Ber-flens

Jika garis netral berada

pada bagian sayap maka

dilakukan analisis seperti

pada balok persegi. Bila

garis

netral

berada

dibawah plat sayap, pada

badan penampang, maka

dilakukan analisis Balok

T

(3)

Struktur Beton SI-3112

5

Analisis Penampang Ber-flens

Lebar efektif plat

Bagian dekat badan penampang

akan mengalami tegangan yang

lebih

besar

dibandingkan

dengan daerah yang jauh dari

bagian badan.

Lebar efektif (b

eff

)

b

eff

adalah

lebar

yang

mengalami

tegangan

secara

merata yang akan memberikan

gaya tekan yang sama dengan

yang sebenarnya terjadi di zona

tekan dengan lebar

b

(actual)

Struktur Beton SI-3112

6

Aturan SNI untuk Nilai b

eff

Berdasarkan SNI 03-2847-2002 (Pasal 10.10)

Plat balok T:

Balok L terbalik (plat hanya ada pada satu sisi)

aktual

lebar

16

4

+

w eff

b

t

L

b

w w w eff

b

b

t

b

L

b

+

+

+

balok)

antar

bersih

jarak

(

2

1

6

12

(4)

Struktur Beton SI-3112

7

Aturan SNI untuk Nilai b

eff

Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 10.10

Balok T yang terisolasi (tunggal)

w

w

b

b

4

sayap

efektif

Lebar

2

1

sayap

Tebal

Beberapa Model Geometri Balok T

Single Tee

Twin Tee

(5)

Struktur Beton SI-3112

9

Analisis Balok T

Kasus 1:

Sama seperti penampang

persegi

(tulangan baja leleh)

Cek apakah:

Keseimbangan:

f

h

a

f

h

a

b

f

f

A

a

C

T

0.85

c

y

s

=

=

y s y s

ε

f

=

f

ε

Asumsi

Struktur Beton SI-3112 10

Analisis Balok T

kasus 1:

Cek:

Hitung M

n

f

h

a

y cu s 1 y s

ε

ε

ε

β

ε

ε

⎛ −

=

=

c

c

d

a

c

⎛ −

=

2

y s n

a

d

f

A

M

(6)

Struktur Beton SI-3112

11

Analisis Balok T

Kasus 2:

Asumsi tulangan leleh

keseimbangan

f

h

a

>

(

)

y s w c w f w c f

85

.

0

85

.

0

f

A

T

a

b

f

C

h

b

b

f

C

=

=

=

(

)

w

c

f

w

c

y

s

w

f

85

.

0

85

.

0

b

f

h

b

b

f

f

A

a

C

C

T

=

+

=

Analisis Balok T

kasus 2:

Cek:

Hitung M

n

:

f

h

a

>

y cu s 1 f

ε

ε

ε

β

⎛ −

=

=

>

c

c

d

a

c

h

a

⎛ −

+

⎛ −

=

2

2

f

f

w

n

h

d

C

a

d

C

M

(7)

Struktur Beton SI-3112 13

Analisis Balok T

Definisi Cc dan

Cf untuk balok -T

adalah sebagai

berikut :

(

)

y

s

w

c

w

f

w

c

f

85

.

0

85

.

0

f

A

T

a

b

f

C

h

b

b

f

C

=

=

=

Struktur Beton SI-3112 14

Batas Penulangan untuk Balok

Berflens

• Batas atas (tulangan maksimum)

Berdasarkan nilai

regangan

pada

kondisi balanced

Cat:

Untuk flens yang mengalami tekan dan bila tinggi sumbu

netral c

bal,

berada dibawah plat sayap maka:

C

c(bal)

= C

f(bal)

+ C

w(bal)

y bal c bal s w bal s bal bal

f

C

A

d

b

A

Dimana

( ) ( ) ) ( max

0

.

75

=

=

ρ

ρ

ρ

(8)

Struktur Beton SI-3112

15

Batas Penulangan untuk Balok

Berflens

• Batas tulangan minimum (Pasal 12.5.1)

– Plat sayap tertekan

d

bw

fy

d

bw

fy

c

f

As

.

.

1

,

4

.

.

4

'

min

=

Batas Penulangan untuk Balok

Berflens

• Batas tulangan minimum (Pasal 12.5.2)

– Plat sayap tertarik

– A

smin

tidak boleh kurang dari nilai terkecil diantara:

b

f

adalah lebar bagian sayap penampang

d

bf

fy

c

f

A

dan

d

bw

fy

c

f

A

s s

.

.

4

'

.

.

2

'

min min

=

=

(9)

Struktur Beton SI-3112

17

Contoh – Balok T

Hitung M

n

, A

s

(max),

A

s

(min) untuk balok T.

b

eff

= 1350 mm. h

f

= 75 mm.

d = 420 mm. A

s

= 5485mm

2

f

y

= 400 MPa

f

c

= 21 MPa

b

w

= 300 mm L = 5.5 m

(10)

Struktur Beton SI-3112

1

Analisis dan Perencanaan Lentur

Tinggi

Tinggi

Balok

Balok

• SNI 02 mengatur mengenai tinggi minimum balok dan plat

yang diizinkan (jikalau tidak dilakukan kontrol thd

lendutan) SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 Tabel 8

– Sangat berguna dalam pemilihan dimensi awal

• SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5 Tabel 8

– Tinggi minimum, h

• Untuk balok dengan satu ujung menerus: L/18.5

• Untuk balok dengan dua ujung menerus: L/21

L=bentang balok [mm]

(11)

Struktur Beton SI-3112

3

Estimasi Tinggi Minimum Balok

l

/8

l

/21

l

/18,5

l

/16

Balok atau pelat rusuk satu arah

l

/10

l

/28

l

/24

l

/20

Pelat masif satu arah

Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan

partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh

lendutan yang besar

Kantilever

Kedua ujung

menerus

Satu ujung

menerus

Dua tumpuan

sederhana

Komponen struktur

Tinggi minimum, h

Struktur Beton SI-3112 4

Tinggi Balok

• Rule of thumb:

– h

b

(mm) ~ L/12 (mm)

– Contoh untuk L=9 m -> h

b

~ 750 mm.

– Terlalu besar, tapi ok sbg start awal untuk menghitung DL

• Aturan lainnya:

– w

DL

(badan dibawah plat) ~ 15% (w

SDL

+ w

LL

)

• Cat: Untuk desain, mulai dengan momen maksimum

untuk pendimensian balok.

• Pilih b sebagai fungsi d

– b ~ (0.45 to 0.65)*(d)

(12)

Struktur Beton SI-3112

5

Definisi Panjang Bentang L

( SNI Pasal 10.7 )

• Panjang bentang komponen struktur yang tidak

menyatu dengan struktur pendukung dihitung

sebagai bentang bersih ditambah dengan tinggi

komponen struktur. Besarnya bentang tersebut

tidak perlu melebihi jarak pusat ke pusat dari

komponen struktur pendukung yang ada.

• Dalam analisis untuk menentukan momen pada

rangka atau struktur menerus, panjang bentang

harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat

komponen struktur pendukung.

Pengaturan

Pengaturan

Beban

Beban

Hidup

Hidup

• SNI Pasal 10.9.2: Pengaturan beban hidup dapat

dilakukan dengan kombinasi berikut:

– Beban mati terfaktor pada semua bentang dengan

beban hidup penuh terfaktor yang bekerja pada dua

bentang yang berdekatan.

– Beban mati terfaktor pada semua bentang dengan

beban hidup penuh terfaktor pada bentang yang

berselang-seling.

(13)

Struktur Beton SI-3112

7

Kombinasi

Kombinasi

Beban

Beban

Terfaktor

Terfaktor

untuk

untuk

Perencanaan

Perencanaan

Elemen

Elemen

Struktur

Struktur

– Kombinasi beban terfaktor mengacu pada SNI

Pasal 11.2

– Ambil

gaya

dalam

maksimum

dari

semua

kombinasi beban yang mungkin (Gambarkan

envelop momennya)

Struktur Beton SI-3112

8

Envelop

Envelop

Momen

Momen

Fig. 10-10; MacGregor (1997)

Envelop momen

memberi

indikasi nilai batas momen

lentur

yang ekstrim

disepanjang

balok

akibat

berbagai penempatan beban

hidup rencana.

(14)

Struktur Beton SI-3112

9

Metoda Analisis Struktur

• Menggunakan software analisis struktur

seperti SAP, GTStrudle, ETABS dll.

• Menggunakan metoda-metoda klasik seperti

Slope deflection, Cross dll.

• Menggunakan

metoda

pendekatan

berdasarkan SNI Pasal 10.3.

Metoda

Metoda

Pendekatan

Pendekatan

SNI

SNI

Koefisien Momen dan Geser SNI

• Metoda pendekatan SNI dapat digunakan

untuk menentukan momen lentur dan gaya

geser dalam perencanaan balok menerus

dan pelat satu arah.

• Namun sistem struktur yang dianalisis harus

memenuhi syarat-syarat tertentu.

(15)

Struktur Beton SI-3112

11

Metoda

Metoda

Pendekatan

Pendekatan

SNI

SNI

Persyaratan struktur menerus yang harus dipenuhi:

• Terdiri atas dua bentangan atau lebih

• Memiliki panjang-panjang bentang yang hampir sama

– Perbedaan

antara

bentang-bentang

yang

bersebelahan tidak lebih dari 20%

• Beban yang bekerja berupa beban merata

• Rasio LL/DL 3

(unfactored)

• Penampang bersifat prismatis

Struktur Beton SI-3112

12

Metoda

Metoda

Pendekatan

Pendekatan

SNI

SNI

=

=

2

)

(

2

n

u

v

u

n

u

m

u

l

w

C

V

l

w

C

M

w

u

= Beban mati dan hidup terfaktor

persatuan panjang

C

m

= Koefisien momen

C

v

= Koefisien geser

l

n

= Panjang bentang bersih untuk

bentangan yang ditinjau untuk

–M

u

pada sisi dalam tumpuan

ujung, +M

u

dan V

u

l

n

= Panjang bentang bersih

rata-rata dari bentang2 yang

bersebelahan untuk –M

u

pada

tumpuan dalam

(16)

Struktur Beton SI-3112

13

Metoda

Metoda

Pendekatan

Pendekatan

SNI

SNI

sisi luar dari

tumpuan

dalam

pertama

tumpuan ujung

bentang ujung

bentang dalam

tumpuan

dalam

tumpuan

dalam

sisi dalam

tumpuan

ujung

sisi lainnya

dari

tumpuan

dalam

Koefisien

Koefisien

Momen

Momen

dan

dan

Geser

Geser

SNI

SNI

(17)

Struktur Beton SI-3112

15

Perencanaan Lentur untuk Balok Beton

Analisis Versus Desain:

Analisis:

Dimensi penampang ,f’

c

, penulangan,

f

y

sudah diketahui Æ hitung kapasitas

Desain:

Dimensi penampang, f

c

’, penulangan, dan f

y

yang diperlukan harus dipilih agar mampu

menahan pengaruh beban terfaktor yang

bekerja

Struktur Beton SI-3112

16

Perencanaan Lentur untuk Balok Beton

Persyaratan SNI untuk Kuat Rencana

Rumusan dasar : Tahanan terfaktor

Pengaruh beban

terfaktor

u

n

M

M

φ

M

u

=

Momen akibat beban terfaktor (kuat lentur perlu)

M

n

= Momen nominal penampang.

φ =

Faktor reduksi kekuatan (untuk mengakomodasi adanya variasi

dimensi, kuat material, dan penyederhanaan perhitungan)

(18)

Struktur Beton SI-3112

17

Perencanaan

Perencanaan

Lentur

Lentur

untuk

untuk

Balok

Balok

Beton

Beton

Kuat Perlu ( Lihat SNI 02 Pasal 11.2)

U =

Kuat Perlu untuk menahan beban luar terfaktor

D =

Beban Mati

L = Beban Hidup

W = Beban Angin

E = Beban Gempa

H =

Beban akibat tekanan / berat karena tanah, air tanah.

F = Beban akibat tekanan/berat karena fluida dengan berat

jenis yang telah diketahui dengan baik dan ketinggian

maksimum yang terkontrol

T =

Efek suhu, rangkak, susut, perbedaan penurunan

pondasi, perubahan suhu.

Faktor

Faktor

Tahanan

Tahanan

,

,

φ

φ

SNI 02

SNI 02

Pasal

Pasal

11.3

11.3

Faktor

Faktor

Reduksi

Reduksi

Kekuatan

Kekuatan

[1] Lentur dengan/tanpa aksial tarik

φ = 0.80

[2] Aksial Tarik

φ = 0.80

[3] Aksial Tekan dengan atau tanpa lentur

(a) Dengan tulangan spiral

φ = 0.70

(b) Komponen struktur yang lain

φ = 0.65

nilai

φ dapat ditingkatkan jika gaya aksial tekan rendah

[4] Geser dan Torsi

φ = 0.75

[5] Tumpuan pada beton

φ = 0.65

(19)

Struktur Beton SI-3112

19

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

1.

2.

Lokasi Penempatan Tulangan

Tempatkan tulangan pada daerah dimana retak akan

terjadi (daerah tarik) . Tegangan Tarik dapat terjadi krn :

a) Lentur

b) Beban aksial

c ) Pengaruh susut

Pelaksanaan Konstruksi

Harga bekisting relatif mahal, sebaiknya gunakan tipe

yang dapat digunakan beberapa kali

Struktur Beton SI-3112

20

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

3. Tinggi Balok

SNI 02-Pasal 11.5 Tabel 8 Æ tinggi balok minimum

Rule of thumb: h

b

(mm) L/12 (mm)

Untuk ketinggian balok menerus, rencanakan terhadap

momen maksimum di perletakan.

(20)

Struktur Beton SI-3112

21

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

4. Selimut Beton

Selimut = Tebal beton antara permukaan plat/ balok

beton terhadap tulangan

Apa fungsi selimut beton?

[a] Perekat tulangan pada beton

[b] Melindungi tulangan dari korosi

[c] Melindungi tulangan dari api (panas berlebih

dapat menyebabkan penurunan kekuatan)

[d] Tambahan tebal selimut biasanya digunakan

pada garasi, pabrik, dll. untuk mengakomodasi

keausan/abrasi.

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

Tebal selimut minimum (SNI 02 ps.9.7)

Contoh tebal selimut beton

• Beton yang dicor langsung diatas tanah

- 75 mm

• Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca

Batang D19 hingga D-56

- 50 mm

Batang D-16, jaringan kawat polos P 16 atau

(21)

Struktur Beton SI-3112

23

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

Beton yang tidak berhubungan langsung dengan tanah/ cuaca

Plat, dinding, plat berusuk

Batang D-44 dan D-56

- 40 mm

Batang D-36 dan yang lebih kecil

- 20 mm

Balok, kolom

Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral

- 40mm

Komponen struktur cangkang, plat tipis

Batang D-19 dan yang lebih besar

- 20mm

Batang D-16, jaringan kawat polos P16 atau ulir D16 dan

yang lebih kecil

- 15 mm

Struktur Beton SI-3112

24

Informasi Dasar untuk Perencanaan

Penampang Balok

5. Batasan Spasi Tulangan

(SNI 02 ps 9.6)

- Spasi tulangan minimumÆ f(ukuran agregat)

- Spasi maksimum tulangan lentur pada dinding

dan pelat.

Spasi maksimum = lebih kecil dari

mm

500

t

3

(22)

Struktur Beton SI-3112

25

Dimensi Selimut Minimum

Balok Interior.

Dimensi Selimut Minimum

Susunan batang tulangan untuk penempatan dua

lapis.

(23)

Struktur Beton SI-3112

27

Dimensi Selimut Minimum

SNI 03-2847-2002 Ps 5.3

Ukuran maksimum

nominal agregat kasar

harus tidak melebihi.

•1/5 jarak terkecil antar

sisi-sisi cetakan.,

•1/3 ketebalan plat lantai

•¾ jarak bersih minimum

antara tulangan – tulangan

atau kawat – kawat, dll.

Struktur Beton SI-3112

28

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Tidak Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

1) Untuk momen rencana

Substitusi:

(

)

(

)

⎟⎟

⎜⎜

=

⎟⎟

⎜⎜

=

⎛ −

=

b

0.85

2

bd

d

bd

b

0.85

2

A

d

A

2

a

d

T

M

M

c y y c y s y s n u

f

f

f

f

f

f

ρ

ρ

φ

φ

φ

φ

bd

A

dan

s

c

y

=

=

ρ

ρ

ω

f

f

(24)

Struktur Beton SI-3112

29

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Tidak Diketahui

(Balok dengan Tulangan Tunggal)

(

)

(

)

( )

bd

(

1

0

.

59

)

d

59

.

0

d

bd

M

d

59

.

0

d

bd

M

M

2

c

c

u

y

n

u

ω

ω

ω

ω

φ

ω

ρ

φ

φ

=

=

=

=

f

f

f

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Tidak Diketahui

(Balok dengan Tulangan Tunggal)

Hitung:

( )

(

)

R

M

bd

R

59

.

0

1

bd

M

u

2

c

2

u

⎟⎟

⎜⎜

=

=

⎟⎟

⎜⎜

φ

ω

ω

φ

4

4 3

4

4 2

1

f

(25)

Struktur Beton SI-3112

31

Prosedur

Prosedur

Desain

Desain

untuk

untuk

dimensi

dimensi

penampang

penampang

yang

yang

tidak

tidak

diketahui

diketahui

(

(

balok

balok

dengan

dengan

tulangan

tulangan

tunggal

tunggal

)

)

Asumsi bahwa properti material, beban, dan panjang bentang semuanya

diketahui. Estimasi dimensi untuk berat sendiri menggunakan aturan sbb:

a.

Tinggi, h, bisa diambil pendekatan sekitar 8 sampai 10 % dari

panjang bentang dan estimasi lebar b dapat diambil sekitar

setengah h.

b.

Berat

suatu

balok

persegi

berkisar

15 % dari

beban

superimposed (dead, live, dll). Asumsi b sekitar setengah dari h.

Perkiraan awal nilai h dan b dari dua prosedur di atas harus dipilih. Dari

data tersebut hitung berat sendiri dan M

u

.

Struktur Beton SI-3112

32

Prosedur Desain untuk dimensi

penampang yang tidak diketahui (balok

dengan tulangan tunggal)

1 Tentukan suatu nilai yang realistik untuk

ρ

berdasarkan pengalaman atau perkiraan awal

sekitar 45 % hingga 55 %

ρ

bal.

2 Menghitung indeks tulangan,

3 Menghitung koefisien:

c

y

f

f

=

ρ

ω

(

1

0

.

59

)

R

=

ω

f

c

ω

(26)

Struktur Beton SI-3112

33

Prosedur Desain untuk dimensi

penampang yang tidak diketahui (balok

dengan tulangan tunggal)

4 Menghitung nilai perlu dari:

5 Tentukan b sebagai fungsi dari d. b ~

(0.45d sampai 0.65d)

6 Hitung d. Bulatkan d untuk memperoleh

nilai h (ditambah min sekitar = 60 mm).

R

M

bd

u 2

⎟⎟

⎜⎜

=

φ

Design Procedure for section dimensions are

Design Procedure for section dimensions are

unknown (singly Reinforced Beams)

unknown (singly Reinforced Beams)

7 Tentukan lebar, b, dengan menggunakan nilai d

yang dipilih. Bulatkan b.

8 Hitung kembali berat sendiri balok dan M

u

berdasarkan dimensi b dan h yang baru. Kembali

ke langkah 1 hanya jika berat sendiri yang baru

menghasilkan perubahan yang signifikan pada M

u

.

9 Hitung A

s perlu

=

ρ

bd. Gunakan nilai d yang telah

dipilih pada langkah 6 dan nilai b (tanpa

pembulatan) yang dihitung pada langkah 7.

(27)

Struktur Beton SI-3112

35

Prosedur Desain untuk dimensi

penampang yang tidak diketahui (balok

dengan tulangan tunggal)

Tentukan batang tulangan baja sehingga

A

s

A

sperlu

(dari langkah 9). Pastikan bahwa tulangan

akan pas dengan ukuran penampang. Penggantian

ukuran

tulangan

mungkin

diperlukan

agar

tulangan bisa disusun dalam satu lapisan. Jika dua

lapis tulangan diperlukan, maka nilai h harus

disesuaikan.

Hitung M

n

aktual untuk dimensi penampang dan

tulangan yang telah ditentukan. Periksa kekuatan,

(over-desain jangan lebih dari 10%)

u n

M

M

φ

10

11

Struktur Beton SI-3112 36

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

(28)

Struktur Beton SI-3112

37

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

1 Hitung momen rencana, M

u

.

2 Hitung d, dari h yang diketahui.

d h – 63 mm. Untuk tulangan satu lapis.

d h – 88 mm. Untuk tulangan dua lapis.

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

3 Tentukan luas tulangan tarik perlu, A

s

,

berdasarkan pada persamaan berikut:

⎛ −

=

2

a

d

A

M

M

u

φ

n

φ

s

f

y

(29)

Struktur Beton SI-3112

39

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

Atau:

(

)

⎛ −

⎟⎟

⎜⎜

=

2

a

d

M

d

req'

A

y

u

s

f

φ

Asumsi (d-a/2) 0.85 d to 0.9 d dan didapat A

sperlu

Catatan

φ = 0.8 untuk lentur tanpa beban aksial

(SNI-03-2487-2002 pasal 11.3)

Struktur Beton SI-3112

40

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

4 Tentukan batang tulangan sehingga

A

s

(terpasang) A

s

(perlu). Pastikan tulangan cocok dengan

ukuran penampang. Penggantian ukuran tulangan mungkin

diperlukan agar tulangan bisa disusun dalam satu lapisan

atau bila perlu dapat disusun dalam dua lapisan tulangan.

5 Hitung M

n

aktual untuk dimensi penampang dan tulangan

yang telah dipilih. Cek apakah

Cek kekuatan

(over-design jangan lebih dari

10%)

u

n

M

M

φ

ε

s

ε

y

(30)

Struktur Beton SI-3112

41

Prosedur Desain untuk Dimensi

Penampang yang Diketahui (Balok

dengan Tulangan Tunggal)

6 Periksa apakah A

s

(terpasang) masih dalam batas

yang diijinkan.

A

s

(terpasang) A

s

(max)= 0.75 A

s

(bal)

A

s

(terpasang) A

s

(min)

Gambar

Fig. 10-10; MacGregor (1997)

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dari pendapat tersebut dapat kita simpulkan make a match merupakan cara belajar dengan mencari pasang yang cocok dengan kartu yang dipegang, karena

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “

Berdasarkan gambar 1 diatas, maka aliran program akan berjalan dari awal hingga akhir yaitu user menekan tombol input jumlah sampel DNA yang digunakan untuk mencari

Hasil pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dari tahun 2009-2013 berdasarkan hasil produksi palawija menghasilkan 2 cluster, dengan jumlah anggota cluster

[r]

Pertama, dibahas bagaimana steganografi dengan menggunakan metode fraktal, yaitu memanfaatkan proses iterasi dalam pembuatan citra himpunan Julia dari fungsi komplek z 2 –

Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi campuran senyawa butilamina dan oktilamina dalam larutan natrium klorida 0,3 M maka kecepatan korosi baja beton

Diversifikasi horizontal, dimana perusahaan menambah produk- produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang