• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, disamping itu Bahasa Arab begitu variatif dalam perspektif. dengan konteks yang berbeda satu sama lainnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkembang, disamping itu Bahasa Arab begitu variatif dalam perspektif. dengan konteks yang berbeda satu sama lainnya."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Zeiniyeh, Rikse 2016.Penerapan Model Pembelajaran Puzzle Untuk Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jember. Dosen Pembimbing: I. Siti Nursyamsiyah, SS, M.Pd. II. Bahar Agus Setiawan, S.Th.I, MM.Pd. Kata Kunci:pemahaman siswa, model pembelajaran Puzzle

Pada hasil observasi yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul Jember masih rendah, dikarnakan pada proses pembelajaran masih berpusat pada Guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar Bahasa Arab, dan menimbulkan anggapan bahwa pelajaran Bahasa Arab sangat rumit dan sulit, hal ini yang mempengaruhi pemahaman siswa.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana meningkatkan pemahaman Bahasa Arab pada siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk: meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul dengan menggunakan model pembelajaran Puzzle yaitu pada tahun pelajaran 2015 - 2016. Dengan tolak ukur keberhasilan E = e/n x 100%. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul yang berjumlah 22 siswa.

Penerapan model pembelajaran Puzzle pada siswa, dapat meningkatkan pemahaman Bahasa Arab dikarnakan adanya kerjasama antara siswa satu dengan lainnya, dimana seorang guru memberikan amanah dengan memberikan teka teki pada tiap siswa pada kelompok dengan tujuan supaya siswa dapat mengisi kolom kolom kosong satu sama lain sehingga semua mampu mengerti dan memahaminya dan menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar.

Hasil penelitian terhadap pemahaman belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan dari tahap siklus I dimana siklus I dengan keterangan 15 siswa yang tuntas 68.2 % yang sebelumnya pada observasi pra siklus dengan keterangan 6 siswa yang tuntas 27.3 %. Dan pada siklus ke II mengalami kenaikan hingga 19 siswa yang tuntas 86.3 % . Hal ini menunjukan bahwa model pembelajaran Puzzle mampu meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul.

(2)

ABSTRACT

Zeiniyeh, Rikse 2016. The Application Puzzle Learning Methods to improve the student understanding in grade VII in SMP Muhammadiyah 04 Tanggul Jember 2015/2016 acadenic years. Skripsi, Department of Islamic Education Faculty of Islamic Studies, Muhammadiyah University of Jember. Supervisor: I. Siti Nursyamsiyah, SS, M.Pd. II. Bahar Agus Setiawan, S.Th.I, MM.Pd.

Keywords: Student comprehension, Using puzzle method.

Based on observation showed that students comprehension in grade VII in SMP Muhammadiyah 04 Tanggul- Jember still low, because in the learning process is still centered on the teacher that only use speech and question-answer method. That can make students less excited in the study Arab language and raises the assumption that lesson the Arab language is very complicated and difficult,this affect of student understanding.

The problem of this research is how increasing student Arab languge comprehension. This research is using classroom action reasearch the aim to increasing student Arab language ability in the class VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul-Jember using puzzle method in 2015-2016 academic years. With formula output E = e/n x 100%. The research subject is students in VII class SMP Muhammadiyah 04 Tanggul-Jember the totaly is 22 students.

The implementation of the model puzzle learning on the student, it can increasing Arab language comprehension its due for students work together between one student and others where the teacher give explanation with giving the puzzle at each student in this group The purpose is student can fill the blank column each other until all student can understand and comprehend and make the student more active in study.

The results of the research on the learning achievement of students showed an increase from the first cycle stages in which the first cycle with captions 15 students who completed 68,2% prior to the observation that pre-cycle with 6 students who complete description of 27,3%. And in cycle II has increased to 19 students who completed 86,3%. this shows that the puzzle learning can improve the learning students achievment in the class VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul-Jember.

(3)

ِﺺﱠﺨَﻠُﻤﻟا ﻰَ ْﻛ ِر ،ْﮫﱠﯿِﻨْﯾ َز 2014 . ﱡﻒَﺼﻟا ْﻲِﻓ ُب َﻼﱠﻄﻟا ِﻢْﮭَﻓ ُﻦْﯿِﺴ ْﺤَﺘِﻟ ُبﺎَﻌﻟا ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ُﻖْﯿِﺒْﻄَﺘﻟا ُﺔﱠﯾِﻮَﻨﱠﺴﻟا ُﺔَﺳ َرْﺪَﻤﻟا ِل ﱠوَﻷا ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ٤ ﻰ ِﺳا َرِّﺪﻟا ِمﺎَﻌﻟا ْﻲِﻓ ل ْﻮﱡ َﺗ 2015 / 2016 ُتﺎَﺳا َرِّﺪﻟا ُﺔﱠﯿ ِﻣ َﻼْﺳ ِﻹاُﺔَﯿِﺑ ْﺮَﺘﻟا ُﺔَﯿِﻠُﻛ ،ُﺔَﯾﺎَﮭِّﻨﻟا ْﺮِﺒْﻤ ِﺟ ُﻎِﻟﺎَﺑ ُة َرا َز َو ، ُف َﺮْﺸَﻤﻟا ، ْﺮِﺒ ْﻤ ِﺟ ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ُﺔَﻌ ِﻣﺎَﺟ ،ُﺔﱠﯿ ِﻣ َﻼْﺳ ِﻹا : I . ُﺔﱠﯿِﺴ ْﻤَﺷ ُر ْﻮُﻧ ﻰِّﺘِﺳ II . ْنا َوﺎَﯿِﺘْﯿِﺳ س ْﻮُﺟَأ ْﺮَﺤَﺒﻟا . ُﺚ َﺤَﺒﻟا ُتﺎَﻤِﻠَﻛ : ُبﺎَﻌﻟا ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ُﻖْﯿِﺒْﻄَﺘﻟا ، ُب َﻼَﻄﻟا ُﻢْﮭَﻓ ا ْﻲِﻓ ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ُس ْرﱠﺪﻟا ُب َﻼﱠﻄﻟا ُﻢْﯿِﮭَﻓ ﱠنِإ ُﺮْﯿِﺸﺗ ﻰَﻟ ْوُأ ِﺔَﺒِﻗ َﺮُﻣ ِتاَﺪٔﯨﺎَﻌﻟا ْﻲِﻓ ُﺔّﯾِﻮَﻨﱠﺴﻟا ُﺔَﺳ َرْﺪَﻤﻟا ِل ﱠوﻻا ﱡﻒَﺼﻟ ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ٤ ل ْﻮﱡ َﺗ َﻔْﯾ ِﺮَﻄﻟا ُﻞ ِﻤْﻌَﺘْﺴَﯾ ِﺮْﯿَﻏ َﻻ ﺎَﻣ ُذﺎَﺘْﺳُ ْﻷا ﻰَﻠَﻋ ُﺰِﻛ ْﺮَﺗ ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ُﺔﱠﯿِﻠَﻤَﻌﻟا ﱠنَ ِﻷ ،ٌﺔَﻀﱠﻔَﺨُﻣ ْﺮِﺒْﻤ ِﺟ ُﺔ َﻄﻟا َﻞَﻌْﺠَﯿِﻟ ، ُبا َﻮَﺠﻟا َو ُلاﻮﱡﺴﻟا َو ُة َﺮَﺿﺎَﺤُﻤﻟا ُﻢﱠﻠَﻌَﺗ ﱠنِإ َﻦَط ُﺮْﯿِﺜَﯾ َو ،ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ُس ْرﱠﺪﻟا ِﻢﱡﻠَﻌَﺘﻟا ْﻲِﻓ ُﺔﱠﯿ ِﻤَﺣ ْﻢَﻟ ُبَﻼ ُب َﻼَﻄﻟا ُﻢْﯿِﮭَﻓ ُﺮِﺛﻮُﯾ ٌﺔَﻟﺎَﺣ ِهِﺬَھ َو ، ٌﺐْﻌَﺻ َو ﱞمﺎَھ ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ُس ْرﱠﺪﻟا . َنﺎَﻛ ُثﺎ َﺤْﺑَأ اَﺬَھ ْﻲِﻓ ُةَﺪْﻘُﻋ َو : َﻒْﯿَﻛ ُﻞ ِﻤْﻌَﺘْﺴَﯾ ُثﺎَﺤْﺑَﻷا اَﺬَھ َو ،ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ِس ْرﱠﺪﻟا ْﻲِﻓ ُب َﻼَﻄﻟا ُﻢْﮭَﻓ ُﻦْﯿِﺴْﺤَﺗ ﻰَﻟإ ُفِّﺪَﮭُﺗ ُﻞَﻤَﻌﻟا َﻊَﺟا َﺮُﻤﻟا : ْﻲِﻓ ُب َﻼﱠﻄﻟا ُﻢْﯿِﮭَﻓ ُﻦْﯿِﺴْﺤَﺘِﻟ ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ُس ْرﱠﺪﻟا ِﻮَﻨﱠﺴﻟا ُﺔَﺳ َرْﺪَﻤﻟا ِل ﱠوَﻷا ﱡﻒَﺼﻟا ْﻲِﻓ ُﺔﱠﯾ ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ٤ ﻰ ِﺳا َرِّﺪﻟا ِمﺎَﻌﻟا ْﻲِﻓ ، ُبﺎَﻌﻟا ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ُﻖْﯿِﺒْﻄَﺘﻟا ُﻞَﻤْﻌَﺘْﺳِإ ،ل ْﻮﱡ َﺗ 2015 / 2016 . ُحﺎَﺠَﻧ ٌسﺎَﯿِﻗ َﻊَﻣ E = e / n x 100 .% ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ُﺔﱠﯾِﻮَﻨﱠﺴﻟا ُﺔَﺳ َرْﺪَﻤﻟا ِل ﱠوَﻷا ِّﻒَﺼﻟا ْﻦ ِﻣ ُب َﻼَﻄﻟا ُع ْﻮُﺿ ْﻮَﻣ ا َﻮُھ ٤ ﱡ َﺗ ُﮫَﻋ ْﻮُﻤ ْﺠَﻣ ل ْﻮ 22 ًﺎﺒِﻟﺎَط . َﺒَﺴِﺑ ،ُﺔﱠﯿِﺑ َﺮَﻌﻟا ُﺔَﻐﱡﻠﻟا ِس ْرﱠﺪﻟا ْﻲِﻓ ُب َﻼﱠﻄﻟا ُﻢْﮭَﻓ ُﻦْﯿِﺴ ْﺤَﺘِﻟ ، ُب َﻼَﻄﻟا ُبﺎَﻌﻟا ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ُﻖْﯿِﺒْﻄَﺘﻟا َﻦْﯿَﺑ ُن ُوﺎَﻌَﺗ ُد ْﻮُﺟ ُو ِﺐ َﻣَﻷا ُس ِّرَﺪُﻤﻟا ﻰَﻄْﻋَأ ُﺚْﯿَﺣ ، َﺾْﻌَﺒﻟا ْﻢُﮭَﻀْﻌَﺑ َﻊَﻣ ُب َﻼَﻄﻟا ِﺔَﻋ ْﻮُﻤ ْﺠ َﻤﻟ ْﻲِﻓ ُب َﻼَﻄﻟا ِّﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ُﺔﻠ ِﻀْﻌُﻣ ِﻢْﯾِﺪْﻘَﺘِﺑ ُﺔَﻧﺎ ﱞﻒَﺻ ُﻊِﺒْﺸُﯾ ْنَأ ِفْﺪَﮭِﺑ ِﻢﱠﻠَﻌﱠﺘﻟا ْﻲِﻓ َطﺎَﺸَﻧ ُب َﻼَﻄﻟا ِﻊْﯿِﻤَﺟ ﻰﱠﺘَﺣ َﺾْﻌَﺒﻟا ْﻢُﮭَﻀْﻌَﺑ َﻊَﻣ ُغ َرﺎَﻔﻟا ﱞﻒَﺻ . َﯾ ُب َﻼَﻄﻟا ُﻢِّﻠَﻌَﺗ ُﻢِﮭْﻔَﺘِﺑ ِث ْﻮُﺤُﺒﻟا َﻦ ِﻣ َﺞِٔﯨﺎَﺘَﻧ ُﻖْﯿِﻠْﻌَﺗ َﻊَﻣ َل ْوُﻷا ُة َر ْوَﺪﻟا ْﻰِﺘَﻟا ،َل ْوُﻷا ُة َر ْوَد ِﻞ ِﺟا َﺮَﻣ ْﻦ ِﻣ ُةَذﺎَﯾ ِز ُد ْﻮُﺟ ُو ُﺮُﻛْﺬ 15 َﻞ ِﻣﺎَﻛ َﻦْﯾِﺬﻟا ًﺎﺒِﻟﺎَط 68.2 % ُﻖْﯿِﻠْﻌَﺗ َﻊَﻣ ُة َر ْوَﺪﻟا َﻞْﺒَﻗ ﺎَﻣ ْنَأ ُﺔَﻈَﺣ َﻼُﻣ َﻞْﺒَﻗ ، 6 َﻞ ِﻣﺎَﻛ َﻦْﯾِﺬﻟا ًﺎﺒِﻟﺎَط 27.3 % ْﻲِﻓ َو ، ِة َر ْوﺪﻟا ﻰَﻟِإ ُةَدﺎَﯾ ِز َو ِﺔَﯿِﻧﺎَﺜﻟا 19 َﻞ ِﻣﺎَﻛ َﻦْﯾِﺬﻟا ًﺎﺒِﻟﺎَط 86.3 % ُﻦْﯿِﺴ ْﺤَﺗ ُﻊْﯿ ِﻄَﺘْﺴَﯾ ُبﺎَﻌﻟا ُﺔَﻤﱠﻠَﻌَﺘُﻤﻟا ْنَأ ﻰَﻠَﻋ ﱡلِﺪَﯾ اَﺬَھ، ُﺔﱠﯾِﺪﱠﻤَﺤُﻣ ُﺔﱠﯾِﻮَﻨﱠﺴﻟا ُﺔَﺳ َرْﺪَﻤﻟا ِل ﱠوَﻷا ﱡﻒَﺼﻟا ُب َﻼَﻄﻟا ُﻢْﮭَﻓ ٤ ل ْﻮﱡ َﺗ ْﺮِﺒْﻤ ِﺟ .

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional yang selalu berkembang, disamping itu Bahasa Arab begitu variatif dalam perspektif konteksnya, bahkan dalam segi makna setiap bangsa mengekspresikannya dengan konteks yang berbeda satu sama lainnya.

Bahasa Arab juga memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an al-Karim Bahasa Arab juga sebagai bahasa Shalat dan bahasa Al-Hadist dimana keduanya adalah merupakan sumber pokok ajaran dan hukum Islam, dengan menggunakan Bahasa Arab, maka wawasan kajian Islam akan berkembang.(Hamid, 2012:07)

Disamping itu banyak ungkapan-ungkapan atau slogan-slogan yang digunakan selalu berkaitan dengan Bahasa Arab, karena Bahasa Arab sebagai bahasa agama Islam, salah satu contohnya adalah sebagai berikut:

ﻢﻜﻨﯾد ﻦﻣ ءﺰﺟ ﺎﮭﻧﺈﻓ ﺔﯿﺑﺮﻌﻟا اﻮﻤﻠﻌﺗ ‘’belajarlah Bahasa Arab, karena Bahasa Arab itu bagian dari agama kalian (Islam)’’.

Pada kenyataannya banyak siswa masih menganggap sulit dan rumit belajar Bahasa Arab, karena dari segi tata bahasa, bahasa Indonesia dianggap lebih mudah dari pada Bahasa Arab, didalam Bahasa Arab ada perbedaan jenis antara laki-laki dan perempuan (mudzakkar-mu’annats) atau tunggal (mufrad), dua (mutsanna) dan plural (jama’). Hal ini yang menimbulkan stigma pelajaran

(5)

Bahasa Arab suatu pelajaran yang sulit difahami dan dimengerti.

Oleh karena itu seiring berkembangannya zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas maka guru harus memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan semangat belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Karena guru berperan sebagai fasilitator serta pengelola proses belajar mengajar yang dituntut mampu menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, meningkatakan kemampuan perserta didik untuk menyimak pelajaran terutama dalam pelajaran Bahasa Arab.

Sebagai fasilitator seorang pendidik dituntut mampu menerapkan pembelajara aktif, kreatif, efektif dan menyenagkan. (Daryanto, 2013 : 119).

Serta mampu menciptakan pembalajaran yang memungkinkan pesert didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk menegembangkan keterampilamn sikap dan pemahaman dengan menekankan kepada belajar sambil bekerja.

Oleh Daryanto didalam bukunya yang berjudul Inovasi pembelajaran efektif, Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar peserta didik sehingga ia mau belajar. (Daryanto, 2013:191).

Dari penjelasan diatas sudah jelas tugas utama seorang pendidik yaitu harus mampu membuat suasana pembelajaran seaktif mungkin sehingga tidak ada ruang untuk siswa merasa jenuh dan bosan dengan materi yang disampaikan.

(6)

Karena belajar sesungguhnya merupakan sebuah proses kegiatan untuk menciptakan pandangan - pandangan baru mengenai beberapa hal yang selanjutnya menuntun pembelajar pada sebuah kehidupan yang bermakna. Disebut belajar ketika ada interaksi yang dinamis dan konstruktif antara pelaku dengan sesuatu yang sedang dipelajari.

Berdasarkan wawancara dengan bapak Zainul Hasan,S.Pd pada Tanggal 17 September 2015 beliau merupakan guru Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul, beliau menuturkan selama ini proses pembelajaran Bahasa Arab yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan memberikan tugas untuk mengartikan. Cara-cara seperti itu diakui membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar pelajaran Bahasa Arab. Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik (feed back) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap guru, tidak tertarik pada materi, sehingga mempengaruhi pemahaman Bahasa Arab pada siswa berkurang.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti harus memberikan upaya tindakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab. Upaya yang dimaksud adalah penggunaan strategi dalam pembelajaran. Dengan penggunaan strategi diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pemahaman Bahasa Arab para siswa.

(7)

Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi yang paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri kalau dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu metode mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi mengajar tertentu yang secara teoritis dapat dipertanggung jawabkan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan suatu alternatife strategi pembelajaran baru yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran

Untuk meningkatkan partisipasi sekaligus untuk menambah pemahanan siswa tersebut penulis berminat dan berkeinginan untuk meneliti sejauh mana“ Penerapan model pembelajaran puzzle untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Arab pada siswa kelas VII SMP Muhammdiyah 04 Tanggul Tahun pelajaran 2015/2016“.

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Bagaimana meningkatkan pemahaman Bahasa Arab dengan penerapan model pembelajaran puzzle pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016?

(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pokok dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran bahasa arab dengan menggunakan model pembelajaran puzzle di kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016.

1.4 Definisi Operasional a. Puzzle

Puzzle adalah suatu Model pembelajaran yang dapat menciptakan kretifitas, menyenangkan dan tidak membosankan, melatih siswa untuk berfikir logis, mengembangkan ide siswa, membantu siswa untuk memahami suatu persoalan dengan mudah dan tepat. Adapun yang dimaksud model pembelajaran puzzle disini adalah dengan menggunakan media kertas yang akan disusun kembali menjadi kalimat yang sempurna.

b. Pemahaman Bahasa Arab

Pemahaman Bahasa Arab adalah mengerti dan mengetahui dari apa yang telah dikerjakan serta mampu menterjemahkan kalimat Bahasa Arab dengan baik dan benar serta memahami maksud dari kalimat tersebut, tetapi hal ini tidak akan tercapai tanpa adanya penguasaan dalam segi kosakata atau mufrodat.

1.5 Manfaat Penelitian

(9)

1. Bagi Peserta Didik

a) Siswa dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan

b) Melatih berfikir logis, serta menimbulkan keakraban sesama teman. c) Dapat meningkatkan pemahaman Bahasa Arab pada siswa

d) Pemahaman dan hasil belajar Bahasa Arab siswa akan meningkat e) Mengurangi stigma bahwa pelajaran Bahasa Arab itu sulit

2. Bagi guru

a) Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih menentukan strategi dan metode pembelajaran.

b) Sebagai informasi bagi tenaga pendidik mengenai metode pembelajaran puzzle

c) Guru mendapat wawasan tentang metode pembelajaran yang baru, yakni puzzle

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun dalam penulisan skripsi ini yang menjadi ruang lingkup penelitian adalah:

1. Penerapan model pembelajaran puzzle pada mata pelajaran Bahasa Arab kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul

2. Pemahaman siswa yang meliputi meningkatnya penguasaan mufrodat dan siswa mampu menterjemahkan kalimat dengan baik dan benar, hal ini di tandai dengan meningkatnya nilai.

3. Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul yang berjumlah 22 siswa.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Puzzle

Menurut Mulkan yang mengutip pendapat Rokhmat (2006 : 50), Puzzle adalah permainan konstruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan huruf atau angka , atau bangun-bangun tertentu sehingga akhirnya membentuk sebuah pola tertentu, (Situmorang, 2012 : 05 ).

Puzzle salah satu metode pembelajaran efektif yang bisa digunakan guru untuk meperbanyak kosa kata siswa, karena puzzle merupakan permainan huruf-huruf acak yang akan dijodohkan menjadi kosa kata yang benar dan mampu menciptakan suasana yang menyenagkan dan memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan puzzle dengan cepat dan tepat.

Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba dan terus mencoba hingga berhasil( Syukron, 2011 : 9 )

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwas pembelajaran puzzle dapat menciptakan kreativitas pada siswa , menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa bosan terhadap materi yang sedang dipelajari , melatih siswa untuk

(11)

berpikir logis, serta dapat mengembangkan ide siswa, membantu siswa untuk memahami suatu persoalan dengan mudah dan cepat.

2. 1.1.1 Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Puzzle Adapun langkah langkah penerapan metode Puzzle adalah sebagai berikut :

1. Menulis kata-kata kunci yang sesuai dengan materi

2. Membuat pertanyaan dalam bentuk bagan pada selembar kertas 3. Membuat kolom-kolom kosong di dalam bagan tersebut,yang akan

dijawab oleh siswa

4. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

5. Setiap kelompok di beri teka-teki yang sama dengan kelompok lain

6. Memberi batas waktu untuk menyelesaikan teka-teki tersebut 7. Setelah waktu habis setiap kelompok mendiskusikan hasil

jawaban(Ayu, 52-53 : 2014)

2.1.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Puzzle a. Kelebihan

Adapun beberapa kelebihan strategi ini antara lain:

1. Dengan strategi puzzle dapat memupuk semangat belajar pada diri siswa

2. Mengajari siswa agar lebih teliti

(12)

4. Dengan strategi puzzle siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

5. Strategi ini mampu meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa, baik interaksi antar sesama siswa atau siswa dengan guru 6. Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan pemahaman siswa.(Muzaki, 2012 : 14)

b. Kekurangan

Adapun untuk kekurangan dalam pembelajaran mengunakan metode pembelajaran puzzle ini antara lain:

1. Penerapan strategi puzzle di dalam kelas akan terjadi diskusi didalam. Adakalanya siswa berteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannya karena mereka mampu

memecahkan masalah

2. Banyak mengandung unsur spekulasi, peserta yang lebih dahulu selesai (berhasil) dalam permainan puzzle belum dapat dijadikan ukuran bahwa dia seorang siswa lebih pandai dari lainnya.

3. Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permaina puzzle.(Muzaki, 2012 : 15)

(13)

2.1.2 Pemahaman Bahasa Arab

2.1.2.1 Pengertian Pemahaman Bahasa Arab

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami. (dalam skripsi Ulfa, 2014:17)

Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia pemahaman berasal dari kata paham; pendapat, pikiran; haluan; mengerti benar; tahu benar; Pandai dan mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman. Proses, perbuatan, cara memahami. (Prima pena : 568)

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahui banyak.

Dengan demikian, memahami berarti sebagaimana seseorang dapat mencari sesuatu yang belum diketahui sebelumnya hingga menjadi tahu. Memahami merupakan sebuah kerja berfikir yang berusaha untuk berfikir kritis terhadap sesuatu hal. (Yamin,2014 : 77 )

Pemahaman tidak hanya meliputi tentang apa yang disebut atau dikatakan oleh pengarangnya, melainkan pada kemampuan pemahaman siswa terhadap makna yang terkandung. Dengan demikian belajar memahami dapat disebut sebagai upaya diri untuk selalu mencari tahu dari sesuatu yang masih abu-abu agar semakin terang benderang maksud serta tujuannya.

(14)

2.1.2.2 Pemahaman Bahasa Arab

Didalam pembelajaran bahasa Arab, ada empat keterampilan dalam berbahasa antara lain yaitu : Keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

1. Keterampilan mendengar

Dimana seseorang dituntut untuk memfokuskan pemikirannya untuk memperhatikan lawan bicara serta memahami arti yang terkandung didalamnya.

2. Keterampilan berbicara

Berbicara disini adalah mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab dengan benar sesuai dengan makharij al-huruf .

3. Keterampilan membaca

Membaca merupakan salah satu faktor yang sangat urgen dalam dunia pendidikan karena dengan membaca seseorang dapat memperluas wawansan dan paradigm berfikir, dan dalam keterampilan membaca ini yang terlebih dahulu harus di pahami yaitu tentang penulisan alfabet Arab karena penulisaanya berbeda dengan alfabet latin.

4. Keterampilan menulis

Menulis kata berbahasa Arab merupakan aktivitas yang sangat rumit untuk direalisasikan, untuk itu perlu bimbingan secara bertahap. (Zulhannan,2014 : 76-78)

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pengajaran bahasa diarahkan pada pembinaan kemampuan dalam mengunakan bahasa baik secara aktif maupun pasif. Kemampuan bahasa secara aktif adalah penguasaan

(15)

melalui percakapan dan penulisan, sedangkan kemampuan mengunakan bahasa secara pasif yaitu memahami bahasa secara mendengar atau membaca.

(Muhith,2013:73)

Kemampuan membaca teks Bahasa Arab menunjuk kemampuan seseorang untuk memahami isi bacaan serta mampu untuk menterjemahkan teks Bahasa Arab tersebut. Sehingga hasil belajar seorang siswa dapat meningkat dari rendah ke tinggi, dari tidak bisa menjadi bisa. apabila siswa sudah paham dengan materi tersebut maka siswa akan mudah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh seorang Guru.

Akan tetapi semua ini tidak akan tercapai tanpa didasari penguasaan Mufradat (kosa-kata) karena kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini peneliti berfokus kepada peningkatan pemahaman Mufradat (kosa-kata) Bahasa Arab pada siswa.

2.1.2.2.1 Pengertian Mufradat

Kosa kata atau dalam Bahasa Arabnya disebut Mufradat adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.

Menurut Mustofa didalam bukunya yang berjudul Strategi pembelajaran Bahasa Arab inovatif, yang mengutip pendapat Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah bahasa.(Mustofa, 2011:61)

Maka kemampuan seseorang untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata yang

(16)

menterjemahkan bentuk-bentuk mufradat juga mampu menulis dalam bentuk kalimat dengan benar.

Adapun prinsip-prinsip dalam pemilihan Mufradat yang akan diajarkan adalah sebagai berikut :

1. Tawatur, artinya memilih kosakata yang sering digunakan

2. Tawazzu’, artinya memilih kosakata yang banyak digunakan di negara-negara Arab.

3. Ahammiyah, artinya memilih kata yang sering dibutuhkan penggunanya oleh siswa dari pada kata yang tidak dibutuhkan bahakan jarang

dibutuhkan.

4. Mataahiyah, artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula, yakni kata yang digunakan dalam bidang tertentu pula contohnya thobibun.

5. Ulfah, artinya memilih kata yang familier dan terkenal. Misalnya syamsun lebih sering digunakan dari padakata dzuha padahal keduanya sama maknanya yakni matahari.

6. Syummul, yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya kata baitun lebih luas cakupannya daripada kata manzil.

7. ‘Uruubah, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang di Arabisasi dari bahasa lain.( Hamid , 2012:69)

(17)

1. Memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa baik melalui bahan bacaan maupun pendengaran

2. Melatih siswa melafalkan kosakata dengan baik dan benar karena pelafalan baik dan benar mengantar kepada kemahiran dalam berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.

3. Memahami makna kosakata baik ketika berdiri sendiri maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu.

4. Mampu mengapresiasi dan mengfungsikan dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang).(Mustof, 2011:63)

2.1.3 Hubungan atau Keterkaitan antara Metode Pembelajaran Puzzle dan Pemahaman Siswa

Sebagaimana telah diuraikan diatas Metode puzzle adalah sebuah metode pembelajaran aktif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.

Lebih jauh menurut Daryanto, ( 2013: 52), menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pengajar dalam proses pembelajaran .

Senada dengan pendapat diatas, Zainal Aqib, (2013: 40 ) menyatakan bahwa dalam pembelajaran Aktif guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif dalam bertanya mempertanyakan dan mengemukakan

(18)

gagasan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berfikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal.

2.2 Hipotesis Tindakan

Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu diketahui bahwa keberadaan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan deskripsi diatas, maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:

Melalui metode pembelajaran puzzle dapat diduga meningkatkan pemahaman dalam pelajaran Bahasa Arab pada kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan, yang terfokus dalam kegiatan dikelas sehingga penelitiannya berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. Atau penelitian yang dilakukan oleh Guru dikelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Selain bersifat partisipati PTK juga dilaksanakan secara kolaboratif. Hal ini dikarenakan pada PTK juga melibatkan rekan kerja dalam proses penelitiannya. (Maharani, 2014 : 13 )

Penelitian tindakan kelas atau class action research merupakan suatu kajian yang bersifat kondusif karena membuat Guru akan lebih peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dan Guru akan menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang terjadi selama proses belajar mengajar. Dengan

melaksanakan PTK Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang akan dipakai. Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas

permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas Guru sehari-hari dikelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan yang faktual yang benar-benar

(20)

dihadapi di lapangan, bukan permasalahan yang dicari atau direkayasa. Sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh Guru atau peneliti untuk memecahkan pembelajaran melalui kegiatan penelitian.( Aqib,2006 : 14 )

Penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini sebagai upaya peningkatan pemahaman Bahasa Arab di kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016

3.2 Desain Penelitian

Desain ( rancangan ) penelitian ini menggunakan 2 siklus. Model skema yang digunakan dalam penelitian ini terdapat empat tahapan penting dalam penelitian, yaitu :

1. Perencanaan, yang merupakan penjelasan dari peneliti mengenai apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan, yang merupakan implementasi atau penerapan dari

perncanaan yang telah dilakukan.

3. Pengamatan, yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengamat ketika pelaksanaan tindakan berlangsung dalam rangka pengumpulan data.

4. Refleksi, yang merupakan tindakan peneliti untuk menganalisa secara sistematis informasi atau data yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan tindakan dan kemudian menyimpulkannya.

(21)

Berikut adalah alur penelitian tindakan kelas menurut Iskandar

Gambar 3.2 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar,2012 : 49)

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 04 Tanggul. Karena pada kelas VII SMP Muhammadiyah terdiri dari 22 siswa yang akan mempermudah peneliti untuk membagi sama banyak dalam tiap kelompok serta adanya berbagai pertimbangan dan saran yang diberikan oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti mengadakan penelitian yang gunanya untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti memilih SMP Muhammadiyah 04 Tanggul jalan teratai no 21 Tanggul Jember Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaa n SIKLUS II Pengamatan Refleksi Pelaksanaan Pelaksanaan Refleksi

Berhenti atau lanjut ke siklus berikutnya

(22)

Dipilihnya SMP Muhammadiyah 04 Tanggul sebagai lokasi penelitian karena di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul masih belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis, dan kesediaan pihak SMP Muhammadiyah 04 Tanggul serta lokasinya yang strategis dan mudah di jangkau.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Prosedur penelitiannya meliputi (1) studi pendahuluan(2) perencanaan, (3) pelaksanaan/implementasi (4) pengamatan , dan (5) refleksi.

3.5.1 Studi Pendahuluan

Yang dimaksudkan dengan studi pendahuluan adalah kegiatan awal yang dilaksanakan oleh peneliti sebelum peneliti melaksanakan penelitian yang sebenarnya. Peneliti melakukan kegiatan ini untuk mengetahui kekurangan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. sebelum diberi pembelajaran oleh peneliti yang menggunakan model Pembelajaran puzzle.

Sebagai upaya efektifitas penetapan rancangan penelitian, peneliti

mengadakan study pendahuluan di lokasi yaitu SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Kegiatan ini di lakukan dengan observasi pada saat pembelajaran berlangsung, dari hasil nilai ulangan harian siswa yang tuntas 27,3 % atau 6 siswa sedangkan yang belum tuntas 72.7% atau 16 siswa, hal ini menunjukan rendahnya partisipasi aktif siswa terutama pada pelajaran Bahasa Arab. Tanya jawab dengan Guru di lakukan di luar jam pelajaran. Dari pemantuan peneliti di kelas, dapat di simpulkan bagaimana sikap siswa dalam menerima pelajaran. Peneliti juga

(23)

melakukan tanya jawab dengan siswa di luar jam pelajaran untuk mengetahui model pembelajaran seperti apa yang lebih disukai siswa.

Berdasarkan identifikasi awal, penelti mencari strategi untuk meningkatkan pemahaman siswa. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Arab siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul dengan menggunakan model pembelajaran puzzle.

3.5.2 Perencanaan

Setelah melakukan studi pendahuluan, tahap selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian adalah perencanaan tindakan. Tahap perencanaan tindakan pada masing-masing siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.Perencanaan pada siklus 1 dilaksanakan untuk menyusun rencana tindakan setelah mengetahui permasalahan yang ditemukan, sedangkan perencanaan pada siklus 2 dilaksanakan untuk

menyusun rencana tindakan berdasarkan hasil refleksipada siklus 1.

Tahap perencanaan ini merupakan tahap merencanakan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan perangkat mengajar yang terdiri dari silabus dan rencana pembelajaran.

2. Mempersiapkan beberapa sub topik permasalahan yang akan dipelajari dan difahami oleh masing-masing siswa dalam kelompok.

3. Mengelompokkan siswa secara hitrogen menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang sama.

(24)

4. Waktu yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada tiap-tiap pertemuan adalah 2 x 45 menit .

5. Membuat lembar observasi yang digunakan peneliti untuk mengamati keaktifan siswa .

Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan pada saat wawancara terhadap siswa dan Guru, yaitu mengenai tanggapan siswa dan Guru terhadap kegiatan belajar dalam model yang telah diterapkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran.

3.5.3 Pelaksanaan Tindakan

Hal-hal yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan tindakan ini adalah, peneliti berperan sebagai Guru yang mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mempersiapkan kondisi belajar sehingga siswa benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran. Sebagai langkah awal dalam proses belajar mengajar terlebih dahulu Guru mengemukakan garis besar materi yang akan dipelajari secara singkat, kemudian dilanjutkan dengan inti pembelajaran dengan menggunakan model puzzle

Adapun langkah langkah penerapan model pembelajaran puzzle adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Terdapat 22 siswa sehingga dibagi menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa

2. Guru menempelkan teka-teki di papan tulis dengan menggunakan double tape.

(25)

3. Tugas masing-masing kelompok melengkapi tiap-tiap kolom yang kosong.

4. Meminta siswa perkelompok yang akan menjawab untuk berdiri dengan jarak sekitar 3-4 m dari papan tulis.

5. Setiap siswa yang mengikuti permainan ini tidak boleh melihat pertanyaan yang telah disiapkan, sebelum ada aba-aba dari Guru 6. Memberi batas waktu minimal 2-3 menit pada tiap-tiap soal.

7. Setelah selesai diskusikan mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa.

3.5.4 Pengamatan/Observasi

Kegitan observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan berlangsung yang dibantu oleh Guru pengajar Bahasa Arab, adapun maksud diadakan observasi adalah untuk mengetahui perubahan tingkah laku yang terjadi berkaitan dengan pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab diantaranya adalah: Pemahaman siswa dalam mengartikan mufrodat Bahasa Arab

3.5.5 Refleksi

Refleksi adalah melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan oleh guru (Iskandar,2012 : 50). Jadi refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi dengan observer dan dari hasil refleksi dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu di perbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan rencana ulang atau siklus selanjutnya

Tahapan refleksi dibutuhkan untuk mengkaji segala hal yang telah terjadi selama pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung. Dengan mengkaji

(26)

kembali, maka peneliti mengetahui kegiatan yang telah dihasilkan dan yang belum dicapai pada saat pelaksanaan tindakan dan observasi. Hasil refleksi ini digunakan untuk merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi, yaitu menganalisis, menjelaskan dan mengumpulkan hasil-hasil dari observasi siswa yang digunakan untuk mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran puzzle dapat meningkatkan pemahaman siswa.

3.6 Kriteria Kesuksesan

Kriteria kesuksesan pada penelitian ini apabila pada siklus 1 telah mencapai standart yang ditetapkan yaitu terjadinya peningkatan pemahaman belajar siswa dari rendah menjadi tinggi maka pelaksanaan siklus dihentikan. Adapun standart keberhasilan individu yang ditetapkan sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan lembaga yakni > 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 70%.Tetapi jika hasil yang dicapai belum memenuhi standart yang diharapkan maka akan dilanjutkan pada siklus II dan jikalau pada siklus I nilai sudah cukup maka dihentikan penelitian.

Untuk tolak ukur berhasil tidaknya penelitian tindakan kelas tersebut, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

E = x 100%

Keterangan :

E = jumlah ketuntasan

e = jumlah siswa yang tuntas

(27)

(Depdiknas, 2004:17-20)

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi atau tes tulis.

3.7.1 Evaluasi / Test

Evaluasi adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam aktivitas pendidikan. Evaluasi itu semacam pengukuran karena dalam evaluasi digunakan alat ukur tertentu.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan anak didik dalam mengikuti mata pelajaran tertentu, baik yang sifatnya teoristis, metodologis, materi maupun subtansinya. Yang dievaluasi adalah tiga ranah dalam tujuan pendidikan, yakni evaluasi pada ranah kognitif.

Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis. Tes tulis dilakukan dengan cara setiap siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja siswa.

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes tulis

Mata pelajaran : Bahasa Arab Jumlah Soal : 10

Bentuk Soal : Uraian

(28)

Kompetensi Dasar Soal 1 Menguasai empat keterampilan dasar berbahasa Arab Menyimak, berbicara,membac a dan menulis tentang ﻞﺼﻔﻟا ﻲﻓ (disekolah) yang memuat : ﺚﻧ ﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا ﺮﻛﺬﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا اﺬھ , ﻚﻟذ , هﺬھ , ﻚﻠﺗ , ﺎﻣ , أ

Siswa dapat menyimak

1.1 Memahami wacana lisan melalui kegiatan

mendengarkan tentang lingkungan kelas yang memuat: ﺚﻧ ﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا ﺮﻛﺬﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا اﺬھ , ﻚﻟذ , هﺬھ , ﻚﻠﺗ , ﺎﻣ , أ

Siswa dapat berbicara

1.2 mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan,

pengalaman serta informasi melaluai kegiatan bercerita dan bertanya jawab tentang lingkungan kelas yang memuat: ﺚﻧ ﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا ﺮﻛﺬﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا اﺬھ , ﻚﻟذ , هﺬھ , ﻚﻠﺗ , ﺎﻣ ,أ

Siswa dapat membaca

(29)

1.3 Memahami berbagai teks tulis dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, baik fiksi atau nonfiksi melalui kegiatan membaca, menganalisis, dan

menemukan pokok pikiran tentang lingkungan kelas yang memuat: ﺚﻧ ﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا ﺮﻛﺬﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا اﺬھ , ﻚﻟذ , هﺬھ , ﻚﻠﺗ , ﺎﻣ , أ

Siswa dapat menulis

1.4. Mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan informasi baik fiksi atau nonfiksi melalui kegiatan menulis tentang lingkungan kelas yang memuat :

ﺚﻧ ﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا ﺮﻛﺬﻤﻟا ءﺎﻤﺳﻷا اﺬھ , ﻚﻟذ , هﺬھ , ﻚﻠﺗ , ﺎﻣ , أ

(30)

Kreteria Penilaian Nilai ≥70 = Tuntas Nilai ≤70 = Belum Tuntas

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Diskripsi Setting Penelitian

Untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui pola penelitian tindakan kelas (PTK). dalam penelitian ini terdapat dua siklus yang masing masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Perencanaan. 2.pelaksanaan. 3. Pengamatan dan 4. Refleksi.

4.1.1 Studi Pendahuluan.

Pada studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran di dalam kelas dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman belajar siswa pada pelajaran Bahasa Arab sebelum diadakannya tindakan. Kegiatan peneliti yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah observasi awal. Observasi awal bertujuan untuk mengetahui permasalahan didalam pembelajaran pada pelajaran Bahasa Arab pada materi ِﻞْﺼَﻔﻟا ْﻲِﻓ di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Pada observasi awal yaitu dilakukan pada hari Senin tanggal 17 September 2015 dengan meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. adapun kegiatan awal yang dilakukan dalam kegiatan observasi adalah mengamati secara langsung proses berjalannya kegiatan belajar mengajar pelajaran Bahasa Arab kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016.

Kegiatan observasi ini dilakukan pada siswa SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Adapun hal-hal yang diamati adalah pemahaman belajar siswa yaitu

(32)

hasil dari ulangan harian yang peneliti laksanakan pada kegiatan observasi awal. Berikut ini adalah hasil observasi awal.

Tabel 4.1 Hasil Observasi pemahaman Bahasa Arab sebelum pelaksanaan tindakan atau pra siklus.

No Nilai Jumlah siswa Prosentase keterangan

1 ≥70 6 27.3% Tuntas

2 ≤70 16 72.7% Belum Tuntas

Dari table diatas dapat diambil kesimpulan dari hasil pra siklus, diperoleh nilai siswa menunjukkan hasil yang kurang memuaskan atau sangat jauh dari apa yang dicita citakan. Serta dapat dilihat dan diamati bahwa pada penelitian awal nilai yang diperoleh siswa masih belum maksimal.

Terbukti dengan masih banyak ditemukannya perolehan nilai siswa yang mendapat keterangan belum tuntas, dengan jumlah 16 siswa atau 72.7% % dan yang mendapat keterangan Tuntas dengan jumlah 6 siswa atau 27.3%.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa guru selalu terfokus pada satu metode pembelajaran yaitu ceramah. Metode ini kurang merangsang siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga membuat pemahaman siswa berkurang dalam penguasaan mufradat, Guru hanya

menjelaskan dengan cara metode ceramah dan mengerjakan soal yang ada di buku paket, sehingga siswa merasa jenuh.

(33)

4.2 Hasil Penelitian Siklus I

Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 merupakan usaha perbaikan setelah melihat hasil dari studi pendahuluan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul. Hasil penelitian pada siklus 1 meliputi:

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus 1

Setelah melihat hasil dari studi pendahuluan, kemudian peneliti

merencanakan langkah-langkah yang diperlukan guna meningkatkan pemahaman belajar siswa pada pelajaran Bahasa Arab. Pelaksanaan siklus I dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 November 2015 pukul 08.30 – 10.00.

Perencanaan penelitian tindakan kelas ini diantaranya : 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Menentukan materi pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Puzzle

3. Menyiapkan soal - soal.

4. Menegaskan tujuan dari pembelajaran (meningkatkan pemahaman Belajar siswa).

5. Menentukan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran Puzzle yaitu:

a. Menyiapkan media pembelajaran yang berupa kolom-kolom kosong yang akan di isi oleh siswa.

(34)

c. Menjelaskan pelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Puzzle.

d. Setiap kelompok di beri teka-teki yang sama dengan kelompok lain e. Memberi batas waktu untuk menyelesaikan teka-teki tersebut f. Setelah waktu habis setiap kelompok mendiskusikan hasil jawaban. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 November 2015 pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/ 2016 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Menetapkan rancangan penelitian, Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah menyiapkan lembar lembar soal untuk meneliti pemahaman siswa dari hasil nilai.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Adapun Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan hasil dari tahapan perencanaan. Pelaksanaan tindakan penelitian adalah dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai mana berikut ini.

Pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 November 2015 pukul 08.30 – 10.00. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Puzzle sebagai berikut :

1. Guru memberikan salam serta motivasi untuk siswa.

2. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 4-5

(35)

3. Guru menempelkan teka-teki di papan tulis dengan menggunakan double tape.

4. Tugas masing-masing kelompok melengkapi tiap-tiap kolom yang kosong. 5. Meminta siswa perkelompok yang akan menjawab untuk berdiri dengan jarak

sekitar 2-3 m dari papan tulis.

6. Setiap siswa yang mengikuti permainan ini tidak boleh melihat pertanyaan yang telah disiapkan, sebelum ada aba-aba dari Guru

7. Memberi batas waktu minimal 3-4 menit pada tiap-tiap soal.

8. Setelah selesai diskusikan mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa. 9. Tiap kelompok memberikan kesimpulan (apabila diperlukan).

10. Guru memberikan nasehat dan menutup dengan salam.

4.2.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus 1

Pada hasil observasi ini penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Puzzle pada pelajaran Bahasa Arab dengan ِﻞْﺼَﻔﻟا ْﻲِﻓ

Berikut adalah hasil observasi terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 4.2 Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus I

No Nilai Jumlah siswa Prosentase Keterangan

1 ≥70 15 68.2% Tuntas

2 ≤70 7 31.8% Belum Tuntas

Dari hasil table diatas pada siklus I menunjukan pemahaman belajar siswa pada pelajaran Bahasa Arab kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015 / 2016. bertambah jumlah ketuntasannya, siswa yang tuntas

(36)

sebanyak 15 siswa atau 68.2 % dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 31.8% . Dapat disimpulkan pada siklus pertama proses pembelajaran mengalami kenaikan dibandingkan sebelum diadakannya siklus I sehingga menambah pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, peneliti akan melajutkan pembelajaran pada siklus II. Hal ini dilakukan karena prosentase peningkatan pemahaman belajar siswa belum bisa mencapai kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

4.2.4 Refleksi Tindakan Siklus 1

Setelah seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus 1

dilaksanakan, maka kegiatan selanjutnya melakukan kegiatan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Arab. Tujuan refleksi ini adalah menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakuakan peneliti dengan merancang serta melaksanakan perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus berikutnya. Dalam kegiatan refleksi, ketercapaian tujuan pembelajaran yang susuai dengan rencana pembelajaran pada siklus 1 diidentifikasi. Guru dan peneliti mengidentifikasi hasil observasi pemahaman belajar siswa dalam pembelajaran. Identifikasi didasarkan pada hasil observasi terhadap proses pembelajaran, penilaian pemahaman belajar siswa setelah diberi tindakan pada siklus 1.

Pada refleksi ini ada beberapa hambatan dan Kekurangan pada siklus 1 yaitu : 1) Dalam proses pembelajaran siswa yang sulit menerima pelajaran masih

(37)

dengan teman disaat pelajaran berlangsung, dan hal ini memerlukan perhatian secara khusus.

2) Dari hasil tes masih banyak siswa yang belum memenuhi nilai ketuntasan. 3) Siswa harus banyak bimbingan dalam hal menyusun kalimat Bahasa Arab. 4) kurangnya waktu dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Puzzle

Maka dengan adanya kekurangan yang ada pada siswa yang terdapat pada penelitian siklus I peneliti memberikan cara untuk mengatasi dengan :

1. Memberi bimbingan dalam penyusunan kalimat Bahasa Arab.

2. Menambah jam pelajaran yang semula hanya 2 x 45 menit menjadi 3 x 45 menit

4.3 Hasil Tindakan Siklus II

Diadakannya Siklus II sebagai usaha perbaikan dari siklus I. Usaha perbaikan ini menyangkut hal-hal mengenai pelaksanaan tindakan yang belum sempurna, siklus II ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Arab.

Langkah-langkah dalam siklus II adalah sebagai berikut.

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan analisis pada siklus I, maka masih perlu beberapa perbaikan agar hasil belajar yang diharapkan dapat meningkat dan menjadi lebih baik. Tahap ini dilaksanakan setelah adanya refleksi dari siklus I dan akan diperbaiki pada pelaksanaan tahap siklus II.

(38)

1. Menambah Variasi dalam pemaparan Materi yang akan diajarkan. 2. Memberikan pendekatan yang Optimal pada siswa yang masih kurang

pada pemahaman belajarnya.

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

6. Menentukan materi pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Puzzle

7. Menyiapkan soal - soal.

8. Menegaskan tujuan dari pembelajaran (meningkatkan pemahaman Belajar siswa).

9. Menentukan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran Puzzle yaitu:

a. Menyiapkan media pembelajaran yang berupa kolom-kolom kosong yang akan di isi oleh siswa.

b. Merumuskan secara jelas apa yang harus dicapai oleh siswa.. c. Menjelaskan pelajaran dengan menggunakan menggunakan metode

Puzzle.

d. Setiap kelompok di beri teka-teki yang sama dengan kelompok lain e. Memberi batas waktu untuk menyelesaikan teka-teki tersebut f. Setelah waktu habis setiap kelompok mendiskusikan hasil jawaban.

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul 08.30 – 10.45. pada siswa SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015 / 2016 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.

(39)

Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah menyiapkan lembar lembar soal untuk meneliti pemahaman siswa dari hasil nilai.

4.3.2 Pelaksanaan siklus II

Pada pelaksanaan siklus I siswa sudah ada peningkatan pada pemahaman akan tetapi masih perlu beberapa perbaikan supaya pemahaman belajar meningkat lebih baik.yaitu akan dilaksanakannya siklus II, Tahap ini dilaksanakan setelah adanya refleksi dari siklus I dan akan diperbaiki pada pelaksanaan tahap siklus II.

Pelaksaaan tindakan perbaikan pada siklus II, sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai mana berikut ini.

Pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 November 2015 pukul 08.30 – 10.45. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran Puzzle sebagai berikut :

1. Guru memberikan salam serta motivasi untuk siswa.

2. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa

3. Guru menempelkan teka-teki di papan tulis dengan menggunakan double tape.

4. Tugas masing-masing kelompok melengkapi tiap-tiap kolom yang kosong.

5. Meminta siswa perkelompok yang akan menjawab untuk berdiri dengan jarak sekitar 2-3 m dari papan tulis.

(40)

6. Setiap siswa yang mengikuti permainan ini tidak boleh melihat pertanyaan yang telah disiapkan, sebelum ada aba-aba dari Guru

7. Memberi batas waktu minimal 3-4 menit pada tiap-tiap soal.

8. Setelah selesai diskusikan mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa. 9. Tiap kelompok memberikan kesimpulan (apabila diperlukan).

10. Guru memberikan nasehat dan menutup dengan salam.

4.3.3 Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Pada hasil observasi ini penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran puzzle pada pelajaran Bahasa Arab dengan materi ِﻞْﺼَﻔﻟا ْﻲِﻓ

Berikut adalah hasil observasi terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 4.3 Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus II.

No Nilai Jumlah siswa Prosentase Keterangan

1 ≥70 19 86.3% Tuntas

2 ≤70 3 13.7% Belum Tuntas

Pada penelitian tindakan kelas ini, observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab mengalami kenaikan yakni siswa yang mendapat keterangan tuntas sebanyak 19 siswa atau 86.3 % dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa atau 13.7 %.

Dari hasil table diatas pada siklus II menunjukan pemahaman belajar siswa pada pelajaran Bahasa Arab kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul tahun pelajaran 2015/2016. Mengalami penambahan jumlah ketuntasannya.

(41)

Berdasarkan hasil dari paparan pada tabel menunjukkan bahwa

pemahaman belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang sangat signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari siswa yang memperoleh nilai belum tuntas dan meningkatnya perolehan nilai siswa yang tuntas.

4.3.4 Refleksi Tindakan Siklus II

Dari hasil penelitian awal jumlah siswa yang tuntas 6 siswa atau 27.3% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa atau 72.7%.. Pada siklus I mengalami kenaikan yaitu 15 siswa atau 68.2% tuntas dan 7 siswa atau 31.8% belum tuntas. Sedangkan pada siklus II 19 siswa atau 86.3% tuntas dan 3 siswa atau 13.7% belum tuntas. Karena dalam proses pembelajaran antara siklus I dan siklus II ada perbadaan dalam penerapan Puzzle, pada siklus I siswa hanya mengisi kolom-kolom dengan kosakata atau mufradat saja, sedangkan pada siklus II siswa menyusun kalimat yang acak sehingga menjadi kalimat yang sempurna. Maka disimpulkan dari guru pengampu pelajaran Bahasa Arab dan peneliti bahwa metode pembelajaran Puzzle mampu meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul pada tahun pelajaran 2015/2016.

4.3.5 Hasil Data Pada Tiap Siklus

Dibawah ini kami paparkan hasil data dari penelitian awal, siklus I dan siklus II. Serta dilanjutkan pada pembahasan.

Tabel Data hasil belajar siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.

(42)

1 Tuntas

2

Belum Tuntas

Pada penelitian awal jumlah siswa yang tuntas 6 siswa atau 27.3% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa atau 72.7%. Pada siklus I mengalami kenaikan yaitu 15 siswa atau 68.2% tuntas dan 7 siswa atau 31.8% belum tuntas. Sedangkan pada siklus II 19 siswa ata

belum tuntas. Dengan demikian metode pembelajaran

meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul pada tahun pelajaran 2015/2016.

0 20 40 60 80 100 pra siklus Jumlah Siswa Prosen Jumlah Siswa Prosen Jumlah Siswa 6 27.3% 15 68.2% 16 72.7% 7 31.8%

Pada penelitian awal jumlah siswa yang tuntas 6 siswa atau 27.3% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa atau 72.7%. Pada siklus I mengalami kenaikan yaitu 15 siswa atau 68.2% tuntas dan 7 siswa atau 31.8% belum tuntas. Sedangkan pada siklus II 19 siswa atau 86.3% tuntas dan 3 siswa atau 13.7% belum tuntas. Dengan demikian metode pembelajaran Puzzle mampu

meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul pada tahun pelajaran 2015/2016.

siklus I siklus II Jumlah Siswa Prosen 19 86.3% 3 13.7%

Pada penelitian awal jumlah siswa yang tuntas 6 siswa atau 27.3% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa atau 72.7%. Pada siklus I mengalami kenaikan yaitu 15 siswa atau 68.2% tuntas dan 7 siswa atau 31.8% belum tuntas.

u 86.3% tuntas dan 3 siswa atau 13.7% mampu

meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04

Tuntas Belum Tuntas

(43)

BAB V

PEMBAHASAN

Dari hasil observasi awal dimana belum diterapkannya metode pembelajaran Puzzle untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Tanggul masih rendah pemahaman siswanya dalam pelajaran Bahasa Arab. Hal ini dikarnakan guru menguasai jalannya pembelajaran dan siswa hanya melihat dan mendengar sehingga mengakibatkan kejenuhan dan semangat belajar siswa berkurang.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dapat di ketahui bahwa pemahaman belajar siswa walaupun peningkatan tidak terlalu tapi adanya peningkatan disini, bisa diambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran Puzzle dapat mengangkat pemahaman siswa. Karna sebelumnya guru hanya

menggunakan metode ceramah sehingga terkesan membosankan dan siswa merasa kurang tertarik terhadap pembelajaran.

Pemahaman belajar siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan pada: pra siklus siswa yang mendapat predikat dengan keterangan tuntas 6 siswa (27.3 %) dan 16 siswa (72.7 % ) mendapat predikat dengan keterangan belum tuntas, dikarnakan metode yang digunakan guru pengampu pelajaran Bahasa Arab masih belum tepat karna guru yang menguasai pembelajaran tersebut dan siswa hanya mendengarkan.

Dari hasil penelitian siklus I adanya peningkatan dari pemahaman belajar siswa yaitu : siswa yang mendapat predikan dengan keterangan tuntas sebanyak 15 (68.2 %) siswa dan 7 siswa (31.8 %) mendapat predikat dengan keterangan

(44)

belum tuntas. Adanya peningkatan pemahaman siswa dari tidak tuntas menjadi tuntas menjadikan motivasi bagi siswa untuk lebih semangat belajar sehingga meningkat dalam prestasinya.

Dan dari hasil penelitian siklus II juga mengalami peningkatan dengan predikan siswa yang mendapat predikat dengan keterangan tuntas sebanyak 19 siswa (86,3 %) dan 3 siswa (13,7 %) mendapat predikat dengan keterangan belum tuntas. Disini dikarnakan antara guru dan siswa mengoptimalkan tenaga pikiran dan kerjasama dalam aktivitas belajar mengajar.

Penerapan pembelajaran Puzzle membuat siswa berlatih berpikir logis, aktif dalam suasana yang menyenangkan untuk memecahkan suatu masalah baik individu maupun kelompok. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Daryanto, ( 2013: 52), menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pengajar dalam proses pembelajaran .

Suasana belajar yang telah diciptakan peneliti dalam pembelajaran Bahasa Arab melalui permainan Puzzle, membuat belajar siswa secara lebih aktif dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa bosan dan jenuh terhadap materi yang sisampaikan oleh guru, sehingga memungkinkan berkembangnya

pemahaman siswa secara optimal.

Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di

(45)

ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba dan terus mencoba hingga berhasil( Syukron, 2011 : 9 )

Karena pada dasarnya usaha atau motivasi belajar datang dari diri siswa dalam melakukan berbagai aktifitas. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rahman dkk (2013:41) bahwa anak akan belajar lebih baik jika proses pembelajaran dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu akan berkembang jika mereka terbebas dari rasa jenuh dan bosan. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenagkan. Suasana pembelajaran yang telah diberikan oleh peneliti lebih disenangi siswa karna mampu membuat siswa belajar lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.

Pemahaman belajar siswa kurang maksimal ketika dilihat dari hasil nilai baik dari ujian dan ulangan harian dikarnakan kurangnya bimbingan sehingga mengakibatkan siswa berusaha sendiri, sehingga berpengaruh pada prestasi siswa. Dan diterapkannya pembelajaran Puzzle untuk mengoptimalkan siswa untuk belajar mandiri dengan berkelompok, bukan mandiri individu. Supaya antara siswa satu dengan lain saling ketergantungan positif.

Dari hasil observasi siswa, banyak kekurangan siswa dalam pembelajaran awal, dilanjut dengan siklus I dan siklus II disini siswa memang kurang pada tahap dimana melatih siswa untuk aktif,kreatif dan berfikir logis. Setelah

diterapkannya metode pembelajaran Puzzle pemahaman belajar siswa meningkat disini dikarnakan adanya pembagian tugas, waktu untuk meyelesaikan sebuah permainan sehingga menjadikan dampak pemahaman belajar meningkat yang dapat diambil dari hasil nilai siswa.

(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil rumusan masalah yang ada, maka dapat diambil kesimpulan : bahwa pemahaman belajar siswa dapat meningkat melalui proses penerapan metode pembelajaran Puzzle pada siswa, dikarnakan adanya kesinambungan antara siswa satu dengan lainnya, metode Puzzle merupakan sebuah permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa. Dimana seorang guru memberikan amanah dengan memberikan teka teki pada tiap siswa pada kelompok dengan tujuan supaya siswa dapat mengisi kolom kolom kosong satu sama lain sehingga semua mampu mengerti dan memahaminya dan menjadikan siswa yang lebih aktif dalam belajar.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dan telah berhasil meningkatkan pemahaman belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Tanggul melalui metode pembelajaran Puzzle dapat mengangkat pemahaman belajar siswa .

maka dari itu peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru pengampu pelajaran Bahasa Arab untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode pembelajaran.

2. Bagi lembaga, disarankan untuk menambah media pembelajaran dan buku penunjang demi menunjang proses belajar mengajar.

(47)

3. Bagi siswa, disarankan untuk lebih semangat dalam belajar, serta berupaya untuk memotivasi diri sendiri dan kepada teman teman, sehingga dapat membentuk suasana belajar dengan keseriusan yang menghasilkan prestasi yang membanggakan.

(48)

DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Zainal. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Ayu, Shinta. 2014. Segudang Game Edukatif Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Daryanto, 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung : CV Yrama Widya

Hamid, Abdul, dkk, 2012. Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. UIN Malang: Maliki Pres.

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Referensi (GP Press Group)

Maharani, Ervina. 2014. Panduan Sukse Menulis Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Parasmu.

Muhith, Abd. .2013. Metodologi Pembelajaran(bahasa arab), Yogyakarta : Interpena.

Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. UIN Malang : Maliki Press

Rohman, Muhammad, dkk. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Situmorang, Mulkan Andika. Meningkatkan Kemampuan Memahami Wacana Dengan Menggunkan Media Puzzle.

Skripsi Mas’ula, Ulfa. 2014. Pengaruh Pembelajaran Card Sort Terhadap Pemahaman Pesrta Didik Dalam Mata Pelajaran SKI. Tidak diterbitkan . Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Skripsi Muzaki, Ahmad. 2012. Implementasi Strategi Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab.Universistas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta

(49)

Syukron, Muh. 2011. Upaya Penggunaan Media Game Puzzle Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa. Pakajangan

Yamin, Moh. 2014. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani.

Zulhannan. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 3.2  Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar,2012 : 49)
Tabel 4.1 Hasil Observasi pemahaman Bahasa Arab sebelum pelaksanaan  tindakan atau pra siklus
Tabel 4.2 Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus I
Tabel 4.3 Hasil observasi hasil belajar siswa pada siklus II.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan perangkat lunak dengan cara kerja sistem dimulai ketika sensor loop mendeteksi mobil yang tepat berada diatas kawat lilitan, data dari sensor itu dikirim ke

Dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan persediaan yang telah dilakukan oleh perusahaan sudah berjalan baik atau belum, maka perlu dilakukan

cara definisi diberikan terlebih dahulu, kemudian para pelajar diajak untuk menerapakan teori-teori melalui contoh yang sesuai dengan bahan yang diberikan sebelumnya oleh guru,

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa ke- cenderungan perkembangan riap diameter dan riap tinggi tegakan sebelum umur te- gakan 10 tahun relatif hampir sama, yaitu setelah umur

Oleh sebab itu, menurut penulis (sebagai temuan baru) perlu perbaikan terhadap rumusan Pasal 483 RUU KUHP dengan menambahkan hukumannya menjadi 20 tahun penjara dan delik

Pada saat kita berhasil menciptakan rapport, lawan bicara akan berada pada situasi bebas, ia tidak merasa perlu menyembunyikan sesuatu karena toh apa pun yang tadi ia kemukakan

Penanganan run off dengan secepat cepatnya cenderung hanya menyelesaikan masalah pada sub DAS tersebut dalam jangka pendek dan akan memberikan resiko banjir

19 (2) Orang itu berada dalam keadaan keracunan yang merusak kemampuan orang tersebut untuk menilai ketidak-absahan atau sifat dari perbuatannya, atau kemampuan untuk