• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK PENYANDANG AUTISME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK PENYANDANG AUTISME"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNTUK ANAK PENYANDANG AUTISME

(Studi Kasus Pada Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Disusun oleh:

SLAMET AGUS RIYANTO G 000 070 014

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

(2)
(3)
(4)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN INDIVIDUAL PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNTUK ANAK PENYANDANG AUTISME

(Studi Kasus di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta) Abstrak

Seorang anak sebagai bagian dari keluarga, kehadirannya dianggap penting untuk orang tua karena anak merupakan generasi penerus bagi mereka. Semua orang tua mengharapkan anak yang di lahirkannya kelak adalah anak yang sempurna baik jasmani maupun rohaninya. Tetapi kebahagian dan harapan itu dapat hancur ketika anak yang di lahirkan mengalami hambatan seperti autisma.

Autisma sendiri adalah gangguan perkembangan yang muncul pertama kali pada anak-anak berusia 6 bulan hingga 3 tahun, seorang anak-anak autis tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-oleh hidup dalam dunianya. Orang tua berkewajiban untuk mengarahkan kepada hal-hal yang baik seperti halnya pengetahuan agama terutama dalam menentukan pembelajaran bagi anak autis itu sendiri. Dengan alasan seperti inilah penulis mengadakan penelitian di sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta mengingat banyaknya orang tua yang memasuki anak mereka ke sekolah tersebut dengan tujuan sang anak dapat memperoleh pendidikan dan pengetahuan agama yang baik walaupun anak mereka mempunyai kekurangan. Adapun rumusan masalah pada skripsi ini adalah (1) Bagaimana penerapan pembelajaran individual dalam pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam pada anak autis di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta? (2) Bagaimana keberhasilan Pendidikan Agama Islam pada anak autis di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta?.

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan program pembelajaran individual pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam. (2) Untuk Mendeskripsikan keberhasilan pembelajaran agama Islam pada anak autis.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data penulis di peroleh dari sumber primer, yaitu informasi yang bersumber dari kepala sekolah atau wakil kepala sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta, pendidik yang bersangkutan dengan penelitian ini. Sumber sekunder yaitu yang dikutip dari sumber lain seperti buku literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

Dari hasil penelitian dapat diketahui tentang pembelajaran individual ini adalah Pembelajaran pendidikan agama Islam melalui rumusan program pembelajaran individiual (The Individualized Education Program) ini diterapkan dengan perencanaan-perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran terpadu berdasarkan hasil assessmen terhadap peserta didik. Tingkat efektifitas pembelajaran individual ini sangat berjalan dengan cukup baik dan efektif. Hal ini dicapai dalam standarisasi pengelolaan materi yang sederhana dan didukung dengan penerapan metode-metode pembelajaran yang efektif.

Pada akhir penulisan skripsi ini, adalah beberapa kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan.

Keyword : Pembelajaran Individual, Pendidikan Agama Islam, Anak Penyandang Autisme.

(5)

A. PENDAHULUAN

Gambaran pendidikan yang tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Semua warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Walaupun mereka yang perkembangannya terganggu pada jasmani dan atau mentalnya.

Hal ini telah ditetapkan dalam pasal 8 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Indonesia yang menyebutkan bahwa : “Warga negara yang mempunyai kelainan fisik dan mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”.

Agama sebagai dasar pijakan ummat manusia tentu memiliki peran strategis dan sangat penting dalam proses pembentukan manusia yang utuh. Agama telah mengatur pola hidup manusia, baik dalam lingkup hubungannya dengan Tuhannya maupun interaksi sosial dengan masyarakat/sesama.

Untuk menjalankan syariat agama dengan benar seseorang harus memperoleh pengetahuan tentang hal tersebut. Pengetahuan tersebut dapat dihasilkan melalui pendidikan dan pengalaman.

Pendidikan agama Islam sebagai bagian dari pendidikan merupakan salah satu bidang studi yang ada di lembaga pendidikan untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, baik secara individu maupun kelompok.

Demikian pula dengan anak cacat mental dan terbelakang, yang biasa disebut anak berkebutuhan khusus. Pendidikan yang diberikan pada mereka tentunya berbeda dengan pendidikan yang diberikan pada orang normal pada umumnya.

(6)

Autisme, merupakan salah satu dari sekian banyaknya permasalahan yang muncul dalam kesulitan belajar.

Autisme bukan satu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) di mana terjadi penyimpangan pelambangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autisme hidup dalam dunianya sendiri. Selain itu, autisme merupakan kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak autisme terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif). (Faisal Yatim, 2003 : 217)

Mercer dalam Abdul Hadis (2006: 103) Salah satu bentuk pelayanan pendidikan yang dikhususkan bagi anak berkebutuhan khusus adalah pembelajaran individual atau yang dikenal dengan Individualized Education Program. Pembelajaran Individual merupakan suatu bentuk rancangan khusus dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus sehingga mereka mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kelemahan peserta didik.

Adapun Qiyas pendidikan mereka merujuk pada ayat Al-Qur’an surat ‘Abasa ayat 1 - 4 yaitu : 



































Artinya : “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah

datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau ia ingin mendapat pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya..

Ayat ini secara tidak langsung memberikan jaminan bagi orang-orang yang cacat baik fisik maupun psikis, tidak luput untuk mendapatkan pendidikan yang sama.

Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang menampung Anak Berkebutuhan Khusus/ABK (special needs). Lembaga

(7)

pendidikan yang berdiri 9 tahun yang lalu tepatnya Mei 2002 dan didirikan atas prakarsa mahasiswa lulusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta yaitu Ibu Ummi Hani, Ibu Siti Sopiyatun dan Erni Kadarwati.

Tujuan awal didirikannya lembaga ini adalah dalam upaya pendidikan anak berkebutuhan khusus. Pada perkembangannya, mengupayakan kurikulum pendidikan agama Islam sebagai bagian dari pengajarannya. Diwujudkannya kurikulum pendidikan agama Islam dengan tujuan agar identitas muslim yang melekat pada anak penyandang autism terjaga.

Pelaksanaan pembelajaran ilmu dasar keislaman yang secara hampir keseluruhannya menggunakan ranah psikomotor harus diimbangi dengan afektif dan kognitifnya. Hal inilah yang menjadi menarik bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam proses pembelajaran individual pada bidang studi agama Islam yang diajarkan di Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

Dari latar belakang inilah penulis mengangkat judul “Efektifitas Pembelajaran Individual Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Penyandang Autisme (Studi Kasus di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta)”

B. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu, serta menghindarkan terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan.

(8)

Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian tentang Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, di antaranya adalah :

1. Nur Awaliah Qusairi (UMM, 2006) dalam skripsinya yang berjudul : ”Proses

Pembelajaran Agama Islam Bagi Anak Penyandang Autisma” menyimpulkan

bahwa proses pembelajaran agama Islam bagi penyandang autisme adalah terapis berusaha mengenalkan materi terlebih dahulu dan menyuruh anak agar mengikuti apa yang di ucapkan oleh terapis dan hal ini dilakukan terus menerus agar anak dapat mengingat pelajaran yang telah diajarkan dan untuk faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam memberikan pelajaran agama Islam adalah karena faktor sulitnya menerima materi baru dan faktor keinginan atau kemauan anak autis serta kekonsistenan orang tua mereka sendiri.

2. Dina Permatasari (UIN Malang, 2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Solusinya pada

Anak Autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) IDAYU Malang”. Menyimpulkan

bahwa semua komponen yang terkait dengan pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak autis harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak autis. Problematika yang muncul adalah alokasi waktu untuk pembelajaran pendidikan agama Islam yang relatif kurang, peserta didik yang tidak bisa menulis huruf hijaiyah berangkai atau surat-surat pendek dan mudah berubah kepatuhan dan konsentrasinya, lingkungan keluarga (orang tua yang kurang kooperatif dengan sekolah) dan kebisingan yang sering muncul karena lokasi sekolah yang dekat dengan bandara Abdurrahman Saleh, fasilitas sekolah yang sering hilang, dan ketiadaan tenaga administrasi.

(9)

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat dilihat bahwa penelitian mengenai efektifitas pembelajaran Individual pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada anak penyandang Autisme merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya sehingga dapat dikatakan sebagai pembaruan penelitian.

C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah field research yang bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Lexy Moleong, 2000: 3).

2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah dengan

nonprobability sampling.

Dan jenis teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah jenis

Purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah peserta

didik dan pendidik anak penyandang autisme yang menjadi sumber data primer penelitian ini di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

3. Subyek Penelitian

Dalam hal ini yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, peserta didik dan orang tua peserta didik di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

(10)

Ada tiga metode pngumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu : Observasi Langsung, In-depth Interview dan Dokumen Tertulis.

a) Metode Observasi

Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data-data yang mudah dipahami dan diamati secara langsung, seperti proses pelaksanaan pembelajaran individual terhadap anak autis dan hasil pembelajaran di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta

b) Metode interview atau wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang mudah dipahami seperti pelaksanaan pembelajaran Individual dan tentang keadaan sekolah Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

c) Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengambil data yang berhubungan dengan gambaran umum sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta yang meliputi hasil laporan/catatan guru tentang perkembangan anak, letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, keadaan guru dan murid, serta fasilitas-fasilitas yang ada di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta struktur kepengurusan, keadaan sarana dan prasarana, guru dan siswa, jadwal pelajaran dan kegiatan harian, silabus Pendidikan Agama Islam.

5. Analisis Data

Analisa data yang dihasilkan oleh peneliti menggunakan metode Analisis Deskriptif

Artinya peneliti mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang metode pembelejaran pendidikan agama islam pada anak penyandang autisme di

(11)

Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta karena struktur pendekatan yang bersifat kualitatif, di mana data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, maka dilakukan pengelompokkan data dan pengurangan dan penarikan kesimpulan tentang metode pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

D. Hasil Pembelajaran Individual Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Untuk Anak Penyandang Autisme di Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

Indikasi dari proses belajar pendidikan agama Islam di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta adalah dengan terbinanya pola perilaku yang sebelumnya tidak teratur dan terarah menjadi terkondisikan dengan perilaku yang sesuai.

Contoh hasil dalam evaluasi pembelajaran antara lain mampu mengimitasi atau meniru perilaku/gerakan-gerakan sederhana, Menyamakan, memahami perintah-perintah sederhana, mempersepsikan suatu benda, menunjukkan (real) benda-benda, mengelompokkan dan memperbantukan diri secara mandiri.

Sebagaimana halnya yang peneliti amati saat pertemuan pembelajaran lanjutan, hal-hal yang dilakukan adalah :

Pertama, menyiapkan bahan acuan materi yang akan disampaikan melalui

Penjabaran Program Pembelajaran Individual sesuai dengan hasil perkembangan pembelajaran sebelumnya.

Kedua, Pengantar pembelajaran dimulai dengan perkenalan personal anak

(12)

Ketiga, dilanjutkan dengan mengurai pelajaran Al Qur’an melalui Metode Computerised Pictography for Communication (COMPIC) yaitu salah satu

contohnya dengan menggunakan kartu bergambar huruf-huruf hijaiyyah dan melalui perintah – perintah untuk melafalkan huruf – huruf hijaiyyah.

Membacakannya dengan menunjukkan kartu yang dimaksud dan memerintahkannya untuk menirukan bacaan Pendidik secara berulang-ulang. Setelah itu peserta didik dimiinta untuk mengulang-ulang secara mandiri menunjukkan kartu dan mengucapkan lafal huruf yang dimaksud.

Hasilnya yang didapat pertama kali adalah anak didik mengulang lafal hingga 2 kali.

Keempat, dilanjutkan dengan mengurai pembelajaran motorik seperti

menunjukkan benda, mengambil benda sesuai yang diperintahkan.

Setelah pembelajaran ingatan dan gerak motorik dilanjutkan dengan menulis dan menggambar.

Dalam hal lain guru memberikan semacam reward setelah anak didik melakukan tugas dengan baik. Dalam hal perilaku anak didik melakukan hal-hal baik seperti mencium tangan saat diperintah untuk menyalami. (Observasi pembelajaran individual dengan Ibu Hartati, A. Md. pada 21/11/2011)

Secara konkrit pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi sampai dengan perkembangannya dilihat dari hasil yang dicapai menunjukkan perkembangan secara signifikan ketika anak tersebut mampu melakukannya dengan baik dan terarah secara rapi.

(13)

Hasil yang sederhana dari proses yang sederhana pula memberikan sisi positif bagi perkembangan perilaku anak-anak penyandang autis yang ada di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta.

E. Kesimpulan

Setelah mengetengahkan data-data yang ada dan melalui penelitian lapangan, pengkajian teori dan pengolahan data yang berkenaan dengan judul “Efektifitas pembelajaran individual pada bidang studi Pendidikan Agama Islam bagi anak penyandang autisme (Studi kasus di Sekolah Mutiara Center Jamsaren Surakarta), penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran pendidikan agama Islam melalui rumusan program pembelajaran individiual (The Individualized Education Program) ini diterapkan dengan perencanaan-perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran terpadu berdasarkan hasil assessmen terhadap peserta didik.

2. Tingkat efektifitas pembelajaran individual (The Individualized Education

Program) pada bidang studi pendidikan agama Islam di sekolah Mutiara Center

Jamsaren Surakarta ini sangat berjalan dengan cukup baik dan efektif. Hal ini terbukti dengan hasil yang dicapai dalam standarisasi pengelolaan materi yang sederhana dan didukung dengan penerapan metode-metode pembelajaran yang efektif.

(14)

F. Saran

1. Kepada Kepala Sekolah

a. Upaya dalam mengatasi masalah dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pendidikan dan pelayanan peserta didik merupakan ruang kreasi dan inovasi bagi proses perkembangan lembaga pendidikan kedepannya.

b. Pelayanan pendidikan masyarakat yang mudah dan terjangkau harus tetap terjaga sehingga menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat sekitarnya, terlebih lagi dalam upaya pelayanan terapi bagi anak-anak yang mengalami keterbelakangan.

2. Kepada Pendidik

a. Peningkatan kompetensi pendidik merupakan hal mutlak yang harus dilakukan secara terus menerus sehingga kemampuan pendidik bisa optimal. b. Pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan sifat kekeluargaan dan menempatkan peserta didik sebagai teman belajar agar tercipta suasana pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aqila, Smart. Anak Cacat Bukan Kiamat: Metode Pembelajaran dan terapi Praktis. Yogyakarta: Katahati, 2010

Arifin. Ilmu Pendidikan Islam: tijauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan

interdisipliner. Jakarta, Bumi Aksara: 2006

Assjari, Musjafak. Program Pembelajaran Individual, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2005

Dadiyanto, Dwi Wastono, Dr. Sp.A, Autisme dan Penyembuhannya, Suara Merdeka, Minggu, 27 Januari 2002.

Daud Ali, Muhammad, Prof, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2010

Delphie, Bandi, Prof. Dr, Pendidikan Anak Autistik, Sleman: KTSP 2009

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : PT. Toha Putra, 1989.

Handoyo, Y. Dr. Dr. MPH, Autisme, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2003. Irwanto Drs, ( ed ), Psikologi Umum, Jakarta: Gramedioa Pustaka, 1996.

Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara 1995

Marijani, Leny, BSc, Seputar Autisme dan permasalahannya, Jakarta: Putra Kembara Foundation, 2003

Marimba, Ahmad D, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1980

Miler Matthew B dan Haberman Michael,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI-Press 1992

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remaja karya,1989.

Muhaimin, dkk. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengaktifkan PAI di

Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang

(16)

Sutadi, Rudi, dkk (ed). Penatalaksanaan Holistik Autisme, Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta: 2003

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Tatang, Menyusun Rencana Peneltian. Jakarta: Rajawali Press. 1986

Yatim, Faisal, DR. DTM. & H. MPH. Autisme (Suatu Ganngguan Jiwa pada

Referensi

Dokumen terkait

Kedua , penjelasan keutamaan surah. Pada paragraf yang sama dengan penyebutan jumlah ayat dan periode turunnya, ‘Abd al-Rauf merasa penting untuk menyebutkan keutamaan suatu surah

Ketiga, faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam perkembangan mitra Koperasi Syariah 212 adalah pemahaman anggota terhadap karakter lembaga koperasi yang

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Teknologi dapat mempermudah pekerjaan. Contohnya, pekerjaan cepat selesai dan hasil yang meningkat. Teknologi adalah

Untuk mengetahui variabel yang memberikan nilai peningkatan daya dukung tanah pasir yang lebih dominan dari variabel rasio panjang pondasi (L/B) dan variabel rasio

ulang di PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223 ayat (2) dan Pasal 225 dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari setelah hari/tanggal pemungutan suara

Jika suatu buku ajar digunakan oleh dosen pada semester berikut  toko buku kampus akan membeli-kembali dengan harga sesuai dengan kondisi buku..

Di kelas menengah, tiga tertinggi nilai N-gain keterampilan generik sains dicapai pada simbolis, pemodelan, dan indikator inferensi logika, sedangkan untuk kelas

• Lahan terdegradasi & penurunan muka air tanah Æ konservasi • Produktivitas lahan turun Æ asupan tambahan dari luar sistem • Produksi limbah organik yang semakin berlebih