• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka akan diuraikan mengenai : (1) Hakikat aktivitas belajar, (2) Hakikat IPS, dan (3) Hakikat teknik berkirim salam dan soal

1. Hakikat Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas

Leont'ev dalam Mlitwa (2007) menyatakan “ human activity is also socially mediated. Too often though, focus is placed on human action ”( hlm. 57). Maksud Leont’ev tersebut adalah aktivitas manusia merupakan perantara sosial. Sosial ini lebih ditekankan pada tindakan manusia

Menurut Ahmad Rohani (2004) menyatakan bahwa siswa belajar aktif bukan hanya ditandai dengan adanya aktifitas fisik, tetapi juga dengan adanya aktivitas mental. Aktivitas mental inilah yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Karena dengan adanya aktivitas mental ini, kegiatan pembelajaran dapat diingat sampai siswa dewasa. Prinsip aktivitas didasarkan pada pandangan psikologi menyatakan bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan yaitu mendengar, melihat, dan sebagainya. (hlm. 63)

Menurut Oemar Hamalik (2009) disebutkan bahwa “ dalam diri masing-masing siswa terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif itulah yang mengendalikan tingkah laku, sehingga memunculkan adanya aktivitas ” (hlm. 89).

Hal tersebut sependapat dengan Sardiman (2011) yaitu “ pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu

(2)

pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa ” (hlm. 95).

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan seseorang melalui kegiatan mendengar, bertanya, menjelaskan, dan melakukan untuk memperoleh pengetahuan.

b. Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2011) “ belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman ” (hlm. 106).

Hal ini sependapat dengan Moh. Uzer Usman (2009) “ belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya ” (hlm. 5).

Menurut Winkel (1996) “ belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar “ (hlm. 52).

Menurut Benny A. Pribadi (2009) “ belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan ” (hlm. 6) .

Sedangkan menurut Slameto (1991) “ belajar dapat didefinisikan sebagai proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ” ( hlm. 78).

Jadi dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu malalui kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

(3)

c. Aktivitas Belajar

European Communities (2006) menyatakan bahwa “ Learning Activities are defined as any activities of an individual organised with the intention to improve his/her knowledge, skills and competence.” (hlm. 9). Artinya “ kegiatan individu diselenggarakan dengan maksud untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi “.

Menurut Moh. Uzer (2009) “ aktivitas belajar adalah aktivitas jasmani maupun aktivitas mental yang dapat digolongkan menjadi 5 macam aktivitas, yaitu : (1) Aktivitas visual; (2) Aktivitas lisan; (3) Aktivitas mendengarkan; (4) Aktivitas gerak; (5) Aktivitas menulis” (hlm. 22).

Hamalik (2011) “ aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajaran dalam situasi belajar-mengajar. Aktivitas belajar adalah kegiatan atau tingkah laku siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar “ (hlm. 179).

Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau dalam Sardiman (2006) memberikan penjelasan bahwa “ segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam poses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis ” (hlm. 96).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan dalam proses belajar yang meliputi kegiatan berbicara, membaca, melihat/memperhatikan, mendengar, menggambar, bekerjasama, berpikir, melakukan sesuatu, maupun menulis. Namun tidak semua kegiatan dalam proses pembelajaran disebut dengan aktivitas belajar.

d. Aktivitas Belajar IPS

Pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Di samping itu masih

(4)

terdapat salah satu aspek yang harus ditingkatkan oleh guru yaitu aktivitas siswa dalam belajar IPS. Yang sering terjadi dalam pembelajaran adalah guru mengajar secara konvensional dan aktivitas siswa hanya mendengarkan sehingga siswa pasif. Siswa dalam pembelajaran juga harus dilibatkan secara aktif agar ranah afektif dan psikomotornya juga meningkat seiring meningkatnya ranah kognitif.

Pembelajaran IPS sangat penting untuk diajarkan karena siswa yang belajar di dalam sekolah tersebut berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Tujuan IPS menurut Nursid Sumaatmadja (2005 : 10), pembelajaran IPS bertujuan membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara.

Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dalam pembelajaran IPS adalah aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, oleh Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2009) aktivitas belajar diklasifikasikan ke dalam delapan kelompok yaitu visual activities, oral activities, listening aktivities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Uraian kegiatan yang termasuk ke dalam aktivitas belajar tersebut adalah sebagai berikut :

1) Visual Activities (kegiatan visual) yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities (kegiatan lisan) meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi.

3) Listening Activities (kegiatan mendengarkan) sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) Writing Activities (kegiatan menulis) seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

(5)

5) Drawing activities (kegiatan menggambar) meliputi menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor Activities (kegiatan metrik) yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities (kegiatan mental) sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional Activities (kegiatan emosional) seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

“Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya”(Ahmad Rohani,2004 : 9)

Sedangkan menurut Moh. Uzer (2009) menggolongkan aktivitas belajar siswa menjadi lima hal yaitu :

1) Aktivitas Visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan percobaan, eksperimen, dan demonstrasi.

2) Aktivitas Lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi.

3) Aktivitas Mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

4) Aktivitas Gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.

5) Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.

Setiap jenis aktivitas memiliki kadar yang berbeda tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengambil salah satu pendapat yang dijadikan acuan, yaitu pendapat Paul B Diedrich yang

(6)

mengelompokkan aktivitas belajar menjadi 8 macam, yaitu : visual activities, oral activities, listening aktivities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities.

2. Hakikat IPS a. Pengertian IPS

Menurut Mulyono Abdurrahman (1996) menyebutkan “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, menggunakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, hasil karya cipta manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia dan bagaimana memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan interaksi manusia dalam kelompok dan lingkungan kehidupannya” (hlm. 227).

Menurut Nasution dalam Dakir, Sri Haryati, dkk (2002) ”IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi” (hlm. 6).

Sedangkan menurut Soemantri dalam Rudy Gunawan: “Pendidikan IPS dalam kepustakaan asing disebut dengan berbagai istilah seperti Social Studies, Social Education, Citizenship Education dan Social Science Education”.

Mengenal studi sosial Banks (Rudy Gunawan, 2011: 17) memberikan definisi sebagai berikut: “The social studies is that part of the elementary and high school curriculum which has the primary responsibility for helping students to develop the knowledge skill, attitudes, and values needed to participate in the civic life of their local communities, the nation, and the world”.

(7)

Berdasarkan kutipan tersebut dapat diartikan studi-studi sosial adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang memiliki tanggung jawab utama untuk membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sipil masyarakat lokal mereka, bangsa, dan dunia.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai masalah sosial di masyarakat dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.

b. Tujuan Pendidikan IPS

Menurut Nursid Sumaatmadja (2005) “pembelajaran IPS bertujuan membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara. Melalui mata pelajaran IPS, anak didik dibina dan dikembangkan kemampuan mental-intelektualnya menjadi warga Negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab sesuai dengan nilan-nilai yang terkandung dalam Pancasila” (hlm. 10).

Menurut pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (2003), bahwa: “Bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat” (hlm. 86).

c. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

IPS adalah salah satu mata pelajaran di SD yang terdiri atas dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahkan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (kurikulum SD, 1994:85).

(8)

Pembelajaran IPS di SD sangat penting untuk diajarkan karena siswa yang belajar di dalam sekolah tersebut berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu untuk memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui mata pelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. d. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

SD

Berdasarkan Permendiknas no. 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS tingkat SD adalah sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. Dengan lingkungan alam sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara nyata.

Disamping itu, dengan mempelajari sosial atau masyarakat, siswa secara langsung dapat mengamati dan mempelajari norma-norma

(9)

atau peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa mendapat pengalaman langsung adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan masyarakat. Dengan kata lain, manfaat yang diperoleh setelah mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di samping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan mentaati aturan yang berlaku dan bermanfaat pula dalam mengembangkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

e. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS

Mempelajari IPS hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari berbagai aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat.

IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Oleh karena itu, peserta didik tidak hanya cukup berpengetahuan dan berkemampuan berpikir tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.

Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau dapat juga dikatakan manusia dalam konteks sosial. Ditinjau dari aspek-aspeknya ruang lingkup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi, dan aspek politik. Dari ruang lingkup kelompoknya, meliputi keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari tingkat proses

(10)

interaksi sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik, dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi sub sistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya.

Arnie Fajar (2004: 111) mengemukakan ruang lingkup mata pelajaran pengetahuan sosial sebagai berikut: (1) Sistem sosial budaya, (2) Manusia, tempat, dan lingkungan, (3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan, (4) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (5) Sistem berbangsa dan bernegara.

f. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M Sadeli dalam Hidayati, dkk, 2008: 1-26). Karena IPS terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya.

Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari segi materi dan strategi penyampaiannya.

1) Materi IPS

Ada 5 macam sumber materi IPS menurut Hidayati, dkk (2008 : 26), antara lain :

a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

b) Kegiatan manusia, misalnya; mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.

c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh

(11)

d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimuali dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.

2) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut ”The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukmman dalam Hidayati,dkk, 2008:1-27).

Tipe kurikulum tersebut didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas.

g. Standar Kompetensi IPS

Standar kompetensi IPS merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Kompetensi Dasar IPS merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran tertentu. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran IPS kelas IV yaitu :

(12)

Semester I

Standar kompetensi Kompetensi dasar 1. Memahami sejarah,

kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan

kabupaten/kota dan proinsi.

1.1 Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana

1.2 Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkugan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman soisal dan budaya.

1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta

pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat 1.4 Menghargai keragaman suku

bangsa dan budaya setempat(kabupaten/kota, provinsi)

1.5 Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan

setempat(kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya

1.6 Meneladani kepahlawanan dan pariotime tokoh-tokoh di lingkungannya

(13)

Semester II

Standar kompetensi Kompetensi dasar 2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota, provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal peningnya koperasi dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat 2.3 Mengenal perkembangan

teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

Peneliti mengambil materi pelajaran semester II pada kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

h. Materi Perkembangan Teknologi 1) Perkembangan Teknologi Produksi

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Teknologi dapat mempermudah pekerjaan. Contohnya, pekerjaan cepat selesai dan hasil yang meningkat. Teknologi adalah kemampuan berlandaskan ilmu pengetahuan. Adapun kegiatan produksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan barang-barang yang kita pakai .Jadi, teknologi produksi adalah kegiatan menghasilkan barang berlandaskan pengetahuan.

Teknologi produksi mengalami perkembangan. Perkembangannya selalu ke arah kemajuan. Teknologi produksi pada masa kini jauh lebih baik. Apabila dibandingkan dengan

(14)

teknologi masa lalu. Teknologi produksi masa lalu bersifat sederhana. Hasilnya pun sangat terbatas. Teknologi produksi masa kini bersifat modern. Selain itu, banyak memberi kemudahan. Salah satu kemudahan itu adalah hasil produksi yang melimpah. Sumber daya alam perlu diolah sebelum dinikmati. Pengolahannya menggunakan teknologi. Misalnya: dulu orang menanak nasi dengan menggunakan cara tradisional yaitu menggunakan dandang, tetapi sekarang sudah berkembang yaitu menggunakan magicom.

Teknologi produksi dalam pemanfaatannya menggunakan alat. Adanya teknologi produksi kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Kebutuhan hidup itu, seperti pangan, sandang, dan sebagainya. Berikut akan dibahas mengenai teknologi produksi. Di antaranya teknologi produksi pangan dan sandang.

a) Teknologi Produksi Pangan

Teknologi produksi pangan membantu pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan berkaitan dengan pertanian. Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman. Kegiatan pertanian pada masa lalu masih tradisional. Contohnya merontokkan gabah dengan cara tradisional. Caranya gabah diinjak-injak menggunakan kaki. Setelah cara tersebut ditemukan cara lain, yaitu gabah ditumbuk dengan lesung. Selain itu, merontokkan padi dengan dipukul-pukul. Namun, setelah teknologi produksi ditemukan. Cara produksi tradisional mulai ditinggalkan. Beralih menggunakan tenaga mesin. Adanya teknologi mesin memperingan pekerjaan. Selain itu, penggunaan mesin dalam pertanian menguntungkan. Keuntungan itu berupa menghemat waktu dan hasil melimpah.

(15)

b) Teknologi Produksi Sandang

Pakaian merupakan kebutuhan sandang. Kebutuhan sandang pada masa lalu dan masa kini berbeda. Pada masa lalu kebutuhan sandang bersifat sederhana. Pengolahannya pun bersifat sederhana, yaitu dibuat sendiri. Caranya dengan menenun. Menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu. Pada cara ini hasil yang diperoleh sedikit. Kebutuhan sandang pada masa kini lebih modern. Ini karena banyak menggunakan alat-alat berteknologi modern. Pada masa kini kebutuhan sandang tidak dilakukan sendiri. Akan tetapi, dikerjakan oleh pabrik. Kita langsung dapat membelinya.

2) Perkembangan Teknologi Komunikasi

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Kita tidak dapat berhubungan dengan orang lain di tempat yang jauh kalau tidak ada alat komunikasi. Teknologi komunikasi berkembang dari yang sederhana yang modern.

a) Teknologi Komunikasi Zaman Dulu

Orang-orang zaman dahulu sudah menggunakan alat-alat komunikasi. Tentu alat-alat-alat-alatnya tidak secanggih sekarang. Pada zaman dulu, orang menggunakan alat kentongan, tali, telik sandi, surat, dan kurir untuk berkomunikasi.

b) Teknologi komunikasi saat ini

Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua macam, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua orang atau lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka. Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila orang yang berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara. Biasanya oranya tidak berhadapan secara langsung.

Sekarang marilah kita bahas perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Zaman sekarang, kita dapat berkomunikasi

(16)

melalui surat, telegram, telepon, radio, handy talkie, pager, TV, internet, koran, dan majalah.

(1) Surat

Surat termasuk alat komunikasi tidak langsung. Perkembangan tentang surat-menyurat sangat pesat. Pada masa lalu orang menulis surat di atas kertas.

Pada masa kini mengirim surat dapat dengan cepat. Caranya dengan email. Email adalah surat menyurat yang dikirim melalui internet. Email penerima dan pengirim harus dapat menggunakan internet. Selain itu, dengan SMS (Short Message Service) melalui telepon selular. Bahkan juga ada pengiriman pesan dengan cara faksimile. Pada faksimile menggunakan mesin faks.

(2) Telegram

Telegram sering disebut surat kawat. Alat pengirim telegram disebut telegraf. Telegraf adalah pesawat untuk mengirim berita. Telegram mempergunakan kekuatan listrik. Pesawat telegraf diciptakan oleh Samuel F.B. Morse tahun 1840. Orang berkebangsaan Amerika. Pengiriman berita dengan telegraf termasuk mahal. Ini karena perhitungannya tiap huruf.

(3) Telepon

Telepon merupakan alat yang sering digunakan. Adanya telepon, komunikasi menjadi sangat mudah dan cepat. Pesawat telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Alexander berkebangsaan Amerika Serikat. Jenis telepon ada dua, yaitu telepon kabel dan telepon selular. Adanya telepon selulamemudahkan dalam berkomunikasi. Baik dengan suara langsung atau dengan pesan tertulis (SMS).

(17)

(4) Radio

Radio ditemukan oleh C. Marconi tahun 1901. Apa yang sering kalian dengar dari radio. Radio dapat memberikan informasi dan hiburan. Informasi dapat berupa berita. Adapun hiburan berupa musik. Siaran radio dipancarkan oleh pemerintah dan swasta. Pemancar radio milik pemerintah adalah RRI (Radio Republik ndonesia). Pemancar radio milik swasta jumlahnya banyak sekali. (5) HT ( Handy Talkie )

HT termasuk alat komunikasi menyerupai telepon genggam. Biasa digunakan polisi, tentara, satpam, pendaki gunung, dan tim SAR.

(6) Pager

Pager ( radio panggil ) adalah alat komunikasi satu arah. Jika ada pesan yang masuk, pager akan berbunyi dan pesannya tertulis pada layar pager.

(7) Televisi

Televisi merupakan alat komunikasi yang sering digunakan.Televisi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Adanya televisi dapat melihat peristiwa penting. Selain itu, televisi menjadi media hiburan yang ada di rumah. Televisi berkembang sangat maju. Televisi ditemukan oleh John Logie Baird tahun 1925. Beliau berkebangsaan Inggris. Jaringan penyiaran televisi Indonesia semakin beragam. Siaran televisi dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Stasiun TV milik pemerintah adalah TVRI. Stasiun TV swasta, antara lain Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), dan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

(18)

(8) Media Cetak

Selain media elektronik ada pula media cetak. Seperti, koran, majalah, tabloid, dan buku. Koran tertua lahir di Cina tahun 400 Masehi. Nama Koran itu adalah “Cin Tie Kwan Po”. Koran berbahasa Indonesia pertama lahir di Semarang (Jawa Tengah) tahun 1860. Namanya “Slompret Melayu”. Contoh surat kabar seperti Kompas, Republika, dan sebagainya.

3) Perkembangan Teknologi Transportasi

Transportasi adalah sarana perhubungan. Sarana ini mempermudah untuk sampai ke tempat tujuan. Baik mengangkut orang maupun barang. Perkembangan sarana transportasi mengalami kemajuan. Dahulu daya angkut terbatas. Selain itu, kecepatannya juga sangat terbatas. Akan tetapi, sekarang mengalami peningkatan dan perubahan. Negara kita negara kepulauan. Pulau-pulaunya disatukan dengan laut. Hal ini membutuhkan suatu transportasi. Baik transportasi darat, laut, dan udara. Berdasarkan jenisnya ada transportasi darat, laut, dan udara. a) Transportasi Darat

Sarana angkutan melalui jalan darat disebut transportasi darat. Angkutan darat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bermesin dan tidak bermesin. Angkutan tidak bermesin bersifat tradisional. Berlangsung sejak dahulu. Misalnya, sepeda, becak, delman, gerobak, dan sebagainya. Transportasi yang tidak menggunakan mesin umumnya menggunakan hewan. Hewan-hewan itu biasanya hewan besar, seperti kuda, sapi, unta dan sebagainya.

Angkutan darat yang menggunakan mesin bersifat modern. Harganya lebih mahal. Daya angkut lebih cepat. Contohnya, sepeda motor, mobil, bus, kereta api, dan

(19)

sebagainya. Kereta api merupakan angkutan darat. Kereta dapat mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar. Kereta api pertama dibuat di Inggris oleh Stephenson tahun 1825. Perusahaan kereta api di Indonesia didirikan tahun 1878. Industri kereta api Indonesia (INKA) di Madiun (Jawa Timur). Kereta api mengalami kemajuan teknologi. Jenis kereta api ada tiga , yaitu kereta api bahan bakar batu bara, kereta api yang digerakkan oleh mesin diesel , dan kereta api listrik.

b) Transportasi Laut

Transportasi laut ada yang bermesin dan tidak bermesin. Contoh tidak bermesin, seperti perahu dayung, kapal layar, dan sebagainya. Adapun yang bermesin adalah kapal laut. Kapal laut ada yang berukuran besar dan kecil. Kapal yang besar dapat mengangkut bus, truk, dan sebagainya. Perakitan kapal di dalam negeri, yaitu PT PAL di Surabaya (Jawa Timur). Adapun PT Pelni merupakan perusahaan pemerintah yang mengelola transportasi laut.

c) Transportasi Udara

Pelabuhan udara (bandara) terdapat di kota-kota besar. Transportasi udara di Indonesia telah berkembang. Perkembangannya itu ke arah kemajuan. Angkutan udara lebih mahal dibandingkan angkutan lainnya. Waktu tempuh angkutan udara lebih cepat. Angkutan udara di Indonesia ditangani oleh Departemen Perhubungan RI. Penerbangan yang diusahakan pemerintah, yaitu Garuda Indonesia. Adapun penerbangan swasta adalah Mandala, Batavia, Lion, dan sebagainya. Industri pesawat terbang Indonesia terdapat di Bandung (Jawa Barat). Selain pesawat alat transportasi udara lainnya adalah helikopter. Helikopter daya angkutnya lebih kecil. Helikopter dapat menjangkau daerah terpencil yang sulit

(20)

ditempuh jalan darat. Oleh karena itu, adanya angkutan udara dapat mempermudah komunikasi dalam kehidupan manusia.

3. Hakikat Teknik Berkirim Salam dan Soal.

a. Pengertian Teknik Berkirim Salam Dan Soal

Salah satu metode dalam pembelajaran adalah metode struktural. Di dalam metode struktural ada beberapa macam tekniknya dalam pembelajaran. Teknik pembelajaran ada beberapa macam misalnya : teknik mencari pasangan, bertukar pasangan, bercerita berpasangan, keliling kelompok, team quiz, berkirim salam dan soal, kancing gemerincing, dan dua tinggal dua tamu. Peneliti dalam pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi menggunakan teknik berkirim salam dan soal.

Menurut Sugiyanto (2009 ) “ teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik “ (hlm. 51).

Hal tersebut sependapat dengan Miftahul Huda (2011 ) bahwa “ teknik berkirim salam dan soal dapat melatih keterampilan dan pengetahuan siswa. Dengan meminta mereka membuat sendiri pertanyaan- pertanyaanya mereka akan lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat teman-teman sekelasnya. Teknik ini sangat cocok digunakan untuk persiapan menjelang tes dan ujian “ (hlm. 137-138).

(21)

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2011) dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemapuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan (hlm. 107).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik berkirim salam dan soal dapat membuat siswa lebih aktif karena mereka terdorong untuk menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman sekelasnya. Dengan teknik berkirim salam dan soal dapat melatih keterampilan siswa dalam berbicara, berdiskusi, dan bertanya.

b. Langkah – langkah dalam Pembelajaran Teknik Berkirim Salam dan Soal

Menurut Sugiyanto (2009 : 51) menyatakan langkah-langkah pelaksanaan teknik berkirim salam dan soal adalah sebagai berikut : 1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat-berempat, dan

setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilah soal-soal yang cocok

2. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (salam kelompok yang bisa disertai sorak kelompok)

3. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain 4. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan

dengan jawaban kelompok yang membuat soal

Hal itu sependapat dengan Miftahul Huda (2011 : 137-138) yaitu menyatakan langkah-langkah pelaksanaan teknik berkirim salam dan soal adalah sebagai berikut :

1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat-berempat, dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa

(22)

mengawasi dan membantu memilah soal-soal yang tepat sesuai dengan materi perkembangan teknologi.

2. Kemudian masing-masing kelompok mengirimkan salah seorang anggotanya yang akan menyampaikan “salam dan soal” dari kelompoknya kepada kelompok lain ( salam ini bisa berupa yel-yel (lagu) atau ungkapan –ungkapan unik yang menjadi ciri khas setiap kelompok)

3. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain 4. Setelah selesai, jawaban tersebut dikirimkan kepada kelompok

asal untuk dikoreksi dan diperbandingkan satu sama lain.

Berdasarkan langkah – langkah yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka digambarkan penjelasan langkah – langkah tentang teknik berkirim salam dan soal pada mata pelajaran IPS yang akan digunakan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok, dan masing – masing kelompok terdiri dari 5 orang.

2. Setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan dari materi perkembangan teknologi yang sudah disampaikan guru. Guru bisa mengawasi dan membantu memilah soal-soal yang tepat sesuai dengan materi perkembangan teknologi.

3. Setelah selesai membuat pertanyaan maka setiap kelompok menunjukkan yel-yelnya ( lagu ) kepada guru, dan bagi kelompok yang kompak maka kelompok itu yang berhak memberikan pertanyaannya kepada kelompok lain (misalnya kelompok 1 memberi pertanyaanya kepada kelompok 4 untuk menjawab). 4. Kelompok yang diberi pertanyaan harus menjawab pertanyaan

dengan tepat, apabila kurang tepat maka akan dilemparkan ke kelompok lainnnya. , dan seterusnya.

(23)

B. Penelitian yang Relevan

1. Srisunani Rida Hafata ( 2011 ) yang berjudul “ Peningkatan Aktivitas Belajar IPS Melalui Penerapan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar pada Siswa Kelas IV SD Negeri Dawung 2 Tahun Pelajaran 2010/2011” yang menyatakan sebelum tindakan rata-rata aktivitas belajar IPS 64,38 %. Setelah diadakan tindakan siklus I menunjukkan adanya peningkatan yaitu rata-rata aktivitas IPS 71,05 %. Sedangkan pada siklus II ada peningkatan dibanding siklus I yaitu dari rata-rata aktivitas belajar IPS 71,05 % menjadi 76,61 %.

Persamaanya terdapat pada variabel bebas ( variabel x ) yaitu peningkatan aktivitas belajar IPS. Perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya ( variabel y ) yaitu yang dilakukan oleh Srisunani Rida Hafata untuk meningkatkan aktivitas melalui penerapan lingkungan sebagai sumber belajar sedangkan peneliti menggunakan teknik berkirim salam dan soal.

2. Lilis Purwanti ( 2010 ) yang berjudul “ Peningkatan Aktivitas Pembelajaran IPA dengan Media Benda Konkret pada Siswa Kelas II SD Negeri Kaling Tasikmadu Karanganyar Tahun 2009/2010” yang menyatakan bahwa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dengan rata-rata 2,63 / 65,75 %. Setelah diadakan tindakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan dibanding siklus I yaitu dari 2,63 menjadi 3,26 / 81,6%.

Persamaanya terdapat pada variabel bebas ( variabel x ) yaitu peningkatan aktivitas belajar. Perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya ( variabel y ) yaitu yang dilakukan oleh Lilis Purwanti untuk meningkatkan aktivitas belajar dengan media benda konkret sedangkan peneliti menggunakan teknik berkirim salam dan soal.

3. Nurhayati Prasetyaningsih ( 2011 ) yang berjudul “ Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berkirim Salam dan Soal dengan Menggunakan Media Lingkungan Alam Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perubahan Lingkungan pada Siswa Kelas V SD Jurangjero IV Sragen Tahun Ajaran 2010 / 2011” yang menyatakan bahwa pada pra tindakan

(24)

hanya 26.7% siswa yang mendapat nilai ≥ 65, pada siklus I 73,3% siswa telah mendapat nilai ≥ 65 dan pada siklus II 100% siswa telah mendapat nilai ≥ 65. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal dengan media lingkungan alam sekitar sangat berguna untuk membantu meningkatkan prestasi belajar IPA.

Persamaanya terdapat pada variabel terikatnya ( variabel y ) yaitu menggunakan teknik berkirim salam dan soal. Perbedaannya terdapat pada variabel bebasnya ( variabel x ) yaitu Nurhayati Prasetyaningsih untuk meningkatkan hasil belajar IPA sedangkan peneliti untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori dapat disusun kerangka pemikiran untuk memperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangka pemikiran ini disusun berdasarkan variabel-variabel yang dipakai pada penelitian. Belajar merupakan interaksi antara siswa sebagai subyek didik dan guru sebagai pengajar. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi banyak faktor, yang salah satunya adalah metode pembelajaran dan aktivitas siswa.

Pada awal pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran dalam model konvensional dengan mengandalkan metode ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis. Metode ceramah ini menitik beratkan pada keaktifan guru dan siswa cenderung pasif. Pembelajaran kurang interaktif, sehingga aktivitas siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi perkembangan teknologi tidak bisa menjawab karena pada waktu guru menjelaskan materi perkembangan teknologi siswa ramai sendiri, namun ketika diberi kesempatan bertanya siswa hanya diam saja dan tidak bertanya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menggunakan teknik berkirim salam dan soal. Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan

(25)

mereka dalam keterampilan bertanya, berdiskusi, dan berbicara. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik.

Dalam mata pelajaran IPS, aktivitas belajar siswa yang sangat diperlukan. Dengan adanya aktivitas belajar yang tinggi siswa akan aktif mengikuti pelajaran, mereka akan aktif dalam membuat pertanyaan, berdiskusi, dan akan aktif dalam berbicara.

Setelah guru menggunakan teknik berkirim salam dan soal, siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran. Dengan demikian, penguasaan materi pelajaran juga akan lebih mendalam sehingga aktivitas belajarpun akan meningkat.

Dari uraian tersebut, jelas bahwa dengan teknik berkirim salam dan soal akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, karena siswa akan diberi kegiatan – kegiatan yang membuat mereka aktif. Dalam penelitian ini, peneliti telah melaksanakan dua siklus untuk pelaksanaan tindakan dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Dari pemikiran di atas, maka dapat digambarkan desain penelitian pada gambar 1 sebagai berikut :

(26)

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Tindakan Pembelajaran dengan teknik berkirim salam dan soal

K

Siklus I

Guru menerapkan teknik Berkirim

Salam dan soal dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Kondisi awal Pembelajaran konvensional

K

Aktivitas belajar siswa rendah

K

Kondisi Akhir Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS meningkat

Siklus II Refleksi dari Siklus

I

Guru menerapkan teknik Berkirim Salam dan soal dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

(27)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas didapatkan hipotesis sebagai berikut:

“Dengan menggunakan teknik berkirim salam dan soal dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS dalam materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Malangjiwan Tahun 2012”.

Gambar

Gambar  1. Kerangka  Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

6) Setelah memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji perbedaan rataan skor pre-test dan uji perbedaan rataan skor post-test dan N-

 MRM adalah proses sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan risiko terhadap mutu.. CPOTB : Manajemen Risiko

Dengan menggunakan marker ini maka proses tracking pada saat aplikasi digunakan, komputer akan mengenali posisi dan orientasi dari marker dan akan menciptakan objek virtual

Adapun maksud dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh tebal dinding terhadap stabilitas konstruksi dinding penahan tanah tipe counterfort pada rencana pembangunan dinding

1) Bibit kelapa sawit ditanam dengan tegak lurus, jika penanaman kelapa sawit miring bisa memempengaruhi pertumbuhan menjadi tidak optimal. 2) Pada saat penanaman tanah

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh 17α-Metil Testosteron dalam sex reversal dengan dosis yang berbeda terhadap nisbah kelamin dan kelangsungan hidup

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nurmadinah (2015) yang menyatakan bahwa secara parsial CR menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap

Dari hasil pengamatan apabila petambak ingin mengganti atau menambahkan air maka saat yang tepat adalah sekitar pukul 21.00 WIB atau pasang kedua untuk nilai tertinggi