• Tidak ada hasil yang ditemukan

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA DENGAN

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI

TK DESA SUWALOH KECAMATAN BALEN KABUPATEN

BOJONEGORO

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti

Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro

ABSTRAK

Anak perlu toilet training karena kebutuhan yang paling awal yang ditemui

pada anak adalah kebutuhan untuk membantu diri dalam buang air. Toilet training

ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 3

tahun dan keberhasilan dapat diketahui pada usia 5 tahun. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan peran orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di TK Desa Suwaloh Balen

Bojonegoro.

Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik correlation

dengan pendekatan cross sectional dengan populasi orang tua anak usia 5 tahun

sebanyak 37 responden, dengan menggunakan Total sampling. Data ditabulasi dan

dianalisis dengan SPSS 17 for windows menggunakan uji Korelasi Uji

Spearman’s rho (ρ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua sebagian

besar cukup yaitu 40,5%, peran ibu lebih dari cukup yaitu 51,4%. Dan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun cukup yaitu 48,6%. Hasil

pengujian dengan uji korelasi Spearman’s rho (ρ) diperoleh nilai sebesar

koefisien korelasi = 0,626 dan nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ < 0.05

pada pengetahuan dan dengan uji korelasi Spearman’s rho (ρ). Diperoleh nilai

sebesar koefisien korelasi Spearman’s rho (ρ). = 0,721 dan nilai sig 2 tailed (p) =

0,000 dimana ρ < 0.05 pada peran orang tua.

Ini menunjukkan bahwa antara pengetahuan dan peran orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun mempunyai hubungan

signifikan, dengan arah korelasi positif.

Kata kunci: pengetahuan, peran orang tua, keberhasilan toilet training, usia

5 tahun

(2)

PENDAHULUAN

Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak ia lahir sampai

mencapai usia dewasa pada masa balita merupakan masa kritis yang perlu

mendapat perhatian lebih besar dari orang tuanya. Salah satu tugas perkembangan

adalah membentuk kemandirian kedisiplinan dan kepekaan emosi pada anak

untuk mencapai tugas perkembangan tersebut salah satunya dapat dilakukan

melalui toilet training sejak dini (Sukarni, 2008). Toilet training pada anak

merupakan suatu usaha melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan

buang air kecil dan buang air besar. Toilet training ini dapat berlangsung pada

fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 2 tahun. Dalam melakukan

latihan buang air kecil dan besar pada anak membutuhkan persiapan baik secara

fisik, psikologis maupun secara intelektual, melalui persiapan tersebut diharapkan

anak mampu mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri (

Hidayat, 2008 : 126 ). Anak usia toddler yang terbiasa menggunakan diapers atau

pempers dari kecil akan mengalami keterlambatan jika dibandingkan dengan anak

yang tidak memakai diapers atau pempres ketika berhadapan pada tuntutan

lingkungan yang mengharuskan anak untuk mampu mengeluarkan sisa makanan

dan minuman ditempat yang semestinya mengeluarkan sisa yaitu toilet.

Keterlambatan anak anak yang memakai diapers tersebut dinamakan hambatan

yang dampaknya akan panjang hingga anak dewasa apabila anak tidak segera

ditangani. Umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua

yaitu 31% orang tua memulai mengajarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27%

mulai diusia 23-27 bulan, dan 16% diusia 28-32% diusia 32 bulan ke atas. Orang

tua menunggu anak siap untuk diajari toilet training sehingga dalam pengajaran

tidak membutuhkan waktu yang lama (Warner,2007: 13). Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan di Paud Darma Wanita Suwaloh Balen Bojonegoro pada

tanggal 25 maret 2014 didapatkan data jumlah anak usia toddler (1-3 tahun)

sebanyak 35 anak ada sekitar 10 (25%) anak yang sudah berhasil melakukan

toilet training dan 25 (75%) anak belum berhasil melakukan toilet training.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan pengetahuan dan peran orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 di Tk Desa Suwaloh

Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini penulis menggunakan metode analitik correlation yaitu

mencari keterkaitan antara dua variabel independent dan satu variabel dependent,

pendekatannya dengan cara cross sectional yaitu jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh orang tua dari anak usia 5 tahun di TK Desa Suwaloh Kecamatan Balen

sebanyak 42 orang. Sampelnya adalah 37 orang tua dari anak usia 5 tahun di TK

Desa Suwaloh kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro. Teknik penggambilan

sampel non probability sampling dengan tehnik total sampling.

Variabel

(3)

independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan peran orang tua dalam toilet

training. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Toilet training

pada anak usia 5 tahun.

ALAT PENELITIAN

Instrumen

penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Kuisionernya

berupa pertanyaan terbuka (open ended question) yang digunakan untuk

mendapatkan biodata responden, selain itu juga menggunakan quesioner tertutup

(close ended question) tentang pengetahuan dan peran orang tua tentang toilet

training pada anak usia 5 tahun, dimana responden tinggal memilih jawaban yang

disediakan sesuai keyakinannya untuk pertanyaan pengetahuan, sedangkan untuk

pertanyaan peran orang tua dan keberhasilan toilet training responden cukup

memberi tanda tertentu pada kolom yang telah disediakan sesuai.

Untuk mengukur

pengetahuan dengan menggunakan pertanyaan multiple choice sejumlah 15

pertanyaan, sedangkan peran orang dalam toilet training diukur dengan skala likert

sebanyak 12 pernyataan: 7 pernyataan negatif dan 5 pernyataan positif. Dan

keberhasialan toilet training pada anak usia 5 tahun diukur menggunakan skala

ordinal sebanyak 11 soal . Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS. Dan

keputusan valid tidaknya dilakukan dengan membandingkan r hitung, yaitu nilai

Pearson Correlation dari output SPSS dengan perhitungan dengan rtabel yaitu tabel r

Product Momen. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

diandalkan dan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap obyek yang sama dengan alat ukur sama. Penentuan reliabel dilakukan

dengan menggunkan antara r hitung dan yaitu nilai Alpha output SPSS dengan nilai r

tabel positif.

HASIL PENELITIAN

Pengetahuan orang tua diukur dengan menggunakan skor berdasarkan

jawaban orang terhadap kuesioner yang diberikan. Penggolongan pengetahuan oleh

penulis digolongkan menjadi 3 yaitu baik, cukup, dan kurang. Karakteristik

pengetahuan responden di TK desa suwaloh Kecamatan Balen Kabupaten

Bojonegoro 15 responden (41%) memiliki pengetahuan toilet training cukup, 12

responden (32%) memiliki pengetahuan toilet training kurang dan sisanya 10

responden (27%) memiliki pengetahuan toilet training baik, sehingga dapat dikatakan

bahwa responden yang memiliki pengetatuan toilet training cukup lebih banyak dari

pada responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan kurang.

Peran orang tua diukur dengan menggunakan skor berdasarkan jawaban orang

terhadap kuesioner yang diberikan. Peran orang tua di TK Desa Suwaloh Keamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro dapat dijelaskan bahwa dari 37 responden, 19

responden (51%) memiliki peran toilet training cukup, 10 responden (27,%) memiliki

peran toilet training baik, dan 8 responden (22%) orang memiliki peran toilet training

kurang, sehingga dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan toilet

training cukup lebih banyak daripada responden yang memiliki pengetahuan baik dan

kurang. Keberhasilan toilet training pada anka usia 5 tahun diukur dengan

menggunakan skor. Keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di TK Desa

Suwaloh Keamatan Balen Kabupaten Bojonegoro dapat dijelakan bahwa dari 37 anak

(4)

responden terdapat 21 anak responden (57%) gagal dalam melakukan toilet training,

16 anak responden (43%) berhasil dalam melakukan toilet training, sehingga dapat

dikatakan bahwa anak responden banyak yang gagal melakukan toilet training

dibandingkan dengan yang berhasil melakukan toilet training.

Tabel 1. Distibusi tabulasi silang Hubungan Antara pengetahuan responden

Dengan keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di Tk Desa Suwaloh

Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.

Setelah dilakukan analisa dengan analisa dengan program SPSS seri 17.00 dengan Uji

Korelasi Spearman Rho, maka diperoleh hasil bahwa peran orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun sebesar 0,000 artinya di bawah

0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak berarti ada hubungan antara kedua variabel

tersebut. Terlihat angka korelasi sebesar 0,721** artinya hubungan kedua variabel

tersebut erat.

PEMBAHASAN

Menurut peneliti tinggi rendahnya pengetahuan responden dapat di pengaruhi

oleh riwayat pendidikan responden dimana dalam penelitian ini sebagian ibu

berpendidikan SMP sehingga orang tua sedikit menerima informasi dan akhirnya

sedikit pula pengetahuan yang dimilikinya tetapi disisi lain ada orang tua yang

berpendidikan SMA maka bisa dikatakan selain pendidikan, pengetahuan juga

dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi dimana respondenden dengan pendidikan

yang tinggi tetapi tidak mempunyai pengalaman dan informasi tentang toilet training

maka pengetahuan responden tentang toilet training kurang maka dapat

dikatakan

semakin tinggi riwayat pendidikan responden maka akan

semakin banyak juga

pengetahuan atau informasi dan pengalaman yang diperolehnya, pengetahuan yang

tinggi juga akan dapat merubah perilaku seseorang untuk menjadi yang lebih baik,

sebaliknya apabila riwayat pendidikikan semakin rendah maka maka semakin rendah

pula pengetahuannya karena sumber pengetahuannya semakin sedikit dan sedikit pula

informasi yang didapatkan. Selain riwayat pendidikan usia juga merupakan faktor

yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena dengan usia yang muda seseorang

dapat dengan mudah menerima dan menangkap informasi yang didapatkannya, selain

faktor- faktor diatas pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

karena dengan bekerja seseorang lebih banyak bertemu dan interaksi dengan interaksi

(5)

maka banyak pertukaran informasi yang didapatkan dari orang lain sehingga makin

banyak pengetahuan yang akan didapatkannya.

Peran responden dalam keberhasilan toilet training. Hal ini menunjukkan

bahwa masih banyak responden yang tidak mempergunakan perannya dengan baik

saat anaknya melakukan toilet training, menurut peniliti baik atau buruknya peran

responden juga dipengaruhi pendidikan karena dengan pendidikan yang tinggi dan

banyak pengetahuan yang didapatkan oleh responden maka akan mempengaruhi

sikap atau perannya dalam melakukan penerapan toilet training pada anaknya, selain

itu usia juga mempengaruhi peran responden karena usia menjadi salah satu ciri

tingkat kedewasaan seeorang karena dengan bertambahnya usia terjadi kematangan

baik organ maupun cara berfikir seseorang dan makin banyak pula pengalaman

sehingga makin dewasa responden makin baik banyak perannya. Pekerjaan juga

mempengaruhi peran responden terhadap anaknya karena dengan bekerja sedikit pula

waktu dan interaksi dengan anaknya. sedangkan jika tidak bekerja atau sebagai ibu

rumah tangga dimana responden tidak tidak mempunyai batasan waktu untuk

berinteraksi dan dapat memberikan bimbingan dan mengasuh anaknya dengan baik

sehingga orang tua juga akan menggunakan perannya dengan baik pula. Jumlah

saudara juga mempengaruhi peran orang tua semakin banyak saudara maka peran

terhadap anaknya akan berkurang karena peran dan perhatiannya akan tertuju pada

hadirnya saudara baru begitu sebaliknya jika tidak mempunyai saudara maka semakin

banyak perhatian dan bimbingan lebih banyak. Peran orang tua sangat penting dalam

mendasari terbentuknya prilaku yang mendukung atau tidak mendukung kerhadap

keberhasilan anak dalam toilet training sehingga diperlukan peran orang tua yang

baik untuk mencai keberhasilan dalam toilet training. Keberhasilan toilet training

juga akan menentukan perilakunya ketika dewasa untuk itu ketika responden akan

mengajrakan toilet training pada anaknya juga harus memperhatikan kesiapan anak

baik dari segi fisik dan juga organ dalam sistem perkemihan, sebaiknya kebiasaan

dalam BAK (Buang air kecil) pada anak diajarkan setelah anak bisa merangsang

kandung kemihnya dan ketika mengajarkan toilet training juga dapat dengan

menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak.

Hubungan Antara Pengetahuan Responden Tentang Toilet training Dengan

Keberhasilan Toilet training menggunakan uji korelasi berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan uji Spearman Rho dan dianalisa menggunakan program SPSS

17 for windows antara pengetahuan responden tua dengan keberhasilan toilet training

pada anak usia 5 tahun, diperoleh nilai koefisien korelasi Sperman Rho = 0,626 dan

nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana p<0,05 maka H1 diterima, artinya ada hubungan

pengetahuan orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di

TK Desa Suwaloh Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro tahun 2014. Dari fakta

atau hasil penelitian diatas diketahui bahwa pengetahuan responden mempengaruhi

keberhasilan toilet training pada anak. Faktor lain yang dapat mempengaruhi

keberhasilan toilet training adalah kesiapan anak, persiapan dan perencanaan,

lingkungan dan cara pengajaran toilet training pada anak. Hal itu sesuai dengan teori

pengetahuan semakin rendah pengetahuan semakin rendah pula keberhasilan toilet

training. Pengetahuan adalah perilaku yang ditunjukkan untuk melakukan suatu

tindakan, dan faktor yang dapat mempengaruhi tindakan responden tua untuk

mengajarkan anaknya toilet training (Notoadmodjo, 2002:123).

Hubungan Antara Peran Responden Tua Tentang Toilet trainin Dengan

Keberhasilan Toilet training Pada Anak Usia 5 Tahun menggunakan uji korelasi

(6)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji Spearman Rho (p) dan

dianalisa menggunakan program SPSS 17 for windows antara peran responden tua

dengan keberhasilan toilet training, diperoleh nilai koefisien korelasi Spearman Rho

(r) = 0,721** dan nilai sig 2 tailed (p) = 0,000 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima,

artinya Ada Hubungan peran responden tua dengan keberhasilan toilet training pada

anak usia 5 tahun di TK Desa Suwaloh Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.

Sehingga dari hasil penelitian ini semakin baik peran responden tua maka semakin

baik pula keberhasilan toilet training anak usia 5 tahun dan juga sebaliknya semakin

kurang atau cukup peran responden tua semakin kurang atau cukup pula keberhasilan

toilet training anak. Dari fakta atau hasil penelitian diatas diketahui bahwa peran

responden tua mempengaruhi keberhasilan toilet training pada anak.

Hal ini menunjukkan dalam peningkatan derajat kesehatan anak sangat

diperlukan dorongan dan tuntuan dari responden tua untuk menuntukan keberhasilan

toilet training. Peran serta orang tua sangat penting alam Keberhasilan toilet training

anak, mengingat pada anak keberhasilan toilet training merupakan hal yang sering

terlupakan kesehatannya.

KESIMPULAN

Pengetahuan orang tua tentang toilet training di TK Desa Suwaloh

Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro dari 37 responden diperoleh hasil 15

responden (41%) memiliki pengetahuan cukup, 12 responden (32%) memiliki

pengetahuan kurang dan 10 responden (27%) memiliki pengetahuan baik. Peran

orang tua dalam toilet training di TK Desa Suwaloh Kecamatan Balen Kabupaten

Bojonegoro dari 37 responden diperoleh hasil 19 responden (51%) memiliki peran

cukup, 10 responden (27%) memiliki peran baik, dan 8 responden (22%) memiliki

peran kurang.

Keberhasilan toilet training anak usia 5 tahundi TK Desa Suwaloh Kecamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro dari 37 responden diperoleh hasil 16 anak responden

(43%) gagal dalam toilet training, 21 anak responden (47%) berhasil dalam toilet

training .

Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di TK Desa Suwaloh Kecamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi Sperman Rho

sebesar 0,626** dengan nilai 0.000 < 0,05.

Terdapat hubungan yang signifikan antara Peran orang tua dengan

keberhasilan toilet training pada anak usia 5 tahun di TK Desa Suwaloh Kecamatan

Balen Kabupaten Bojonegoro, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi Kendall Tau

sebesar 0,721** dengan nilai 0.000 < 0,05

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:

Salemba Medika

______(2011). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba

Medika.

(7)

Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodelogi penelitian kesehatan.Jakarta: PT

RINEKA CIPTA

______(2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.

Jakarta : PT RINEKA CIPTA

______(2011). Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Purwati,Andika.(2006).Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam

Toilet Training Pada Toddler (18 – 36 Bulan) Di Desa Geger Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun. Sekrisi :Akademi Keperawatan Dr. Soedono

Sujarweni, V.Wiratna. (2012). SPSS Untuk Paramedi. Yogyakarta:Gava Media

Warner, Penny and paula Kelly (2007). Mengajari anak pergi ketoilet. Jakarta:

Arcan.

Wawan dan Dewi (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan,Sikap,Dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Wong, Donna L 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC

Yupi. Sumartini (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak dan

Remaja. Jakarta: EGC

Zaivera, Ferdinand 2008. Mengenali dan Memahami Tumbuh Kembang Anak.

Jogjakarta: Katahati

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu alasan yang dapat digunakan adalah bahwa psikologi Islam menempatkan kembali kedudukan agama dalam kehidupan manusia yang dalam sejarah perkembangan ilmu

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa pengomposan limbah daun kayu putih dapat dilakukan dengan baik dalam waktu 60 hari (lebih singkat dibandingkan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

Di Indonesia, desentralisasi hutan lindung dimulai sejak Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1998 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan, Pengelolaan hutan lindung diserahkan

Hasil uji hipotesis serta hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini, menunjukan bahwa variabel keterampilan kerja, disiplin kerja, dan lingkungan

service sebagai alat bukti Elektronik dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat dan/atau alat bukti petunjuk, Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun

Opersional (BOPO) yang dicapai perusahaan tahun 2018 adalah 48,15%. Dilihat dari Perspektif Pelanggan, kinerja perusahaan termasuk kategori baik. Dalam Perspektif

Disamping itu, budidaya jamur TIram dikembangkan bersama rumah Jamur untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup guna diketahui hasil budidaya yang baik dan efisien