• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks yang tertulis dalam naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) dan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah naskah “Masaaila ’Aqiidatu

`l-Islam” (“MAI”) yang telah diunduh dari web http://www.bl.uk/manuscripts/FullDisplay.aspx?ref‚IO_Islamic_2906 pada 21 sampai 27 Mei 2015, pukul 09.00 wib.

B. Metode Penelitian

Afrizal (2014:11-12) berpendapat metode penelitian diartikan sebagai cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut‚ metode penelitian bermakna sebagai strategi-strategi yang dilakukan oleh para peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis data dan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena penelitian ini memiliki paradigma kualitatif dan berjenis penelitian kualitatif. Banister et. al. dalam Haris Herdiansyah (2012:8) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu metode untuk menangkap dan memberikan

(2)

gambaran terhadap suatu fenomena‚ sebagai metode untuk mengeksplorasi fenomena‚ dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti. Banister menambahkan bahwa esensi dari fenomena biasanya tidak berada di atas permukaan‚ melainkan di bawah permukaan atau tersembunyi. Setiap individu yang memaknai sebuah fenomena tidak lantas dengan mudah menjelaskan makna tersebut. Penelitian kualitatif dengan kekhasannya mampu menguak tabir dan menangkap sesuatu yang dimaknai oleh individu sehingga makna tersebut dapat dipahami dengan lebih mudah dan sederhana.

Miles dan Huberman dalam Afrizal (2014:174) berpendapat bahwa analisis data kualitatif adalah mereduksi data‚ menyajikan data‚ dan menarik kesimpulan. Reduksi data diartikan sebagai kegiatan pemilihan data penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpul. Penyajian data diartikan sebagai penyajian informasi yang tersusun. Kesimpulan data diartikan sebagai tafsiran atau interpretasi terhadap data yang telah disajikan. Miles dan Huberman dalam Afrizal (2014:178) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif ke dalam tiga tahap‚ yaitu kodifikasi data‚ penyajian data‚ dan penarikan kesimpulan.

Kodifikasi data merupakan tahap pengkodingan data‚ yaitu peneliti memberikan nama terhadap hasil penelitian. Hasil kegiatan yang diperoleh ialah tema-tema atau klasifikasi baru dari peneliti. Setelah itu‚ dilakukan proses penyajian data. Peneliti berusaha menyajikan temuan-temuan penelitian berupa pengelompokan atau pengkategorian. Proses terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pada proses penarikan kesimpulan peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Tiga proses tersebut diulang-ulang agar dapat diperoleh sebuah hasil yang maksimal (Afrizal‚ 2014:178-180).

(3)

Selain metode kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penyuntingan teks dan metode pengkajian teks.

1. Metode Penyuntingan Teks

Suntingan adalah gabungan antara transkripsi dan transliterasi atau pemindahan satu huruf ke huruf lain dengan memberikan aparat kritik. Hal ini berarti, menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar.

Metode suntingan dalam penelitian ini menggunakan metode standar. Metode standar adalah salah satu bagian dari metode edisi naskah tunggal. Metode standar adalah usaha menyediakan naskah dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan. Ejaan disesuaikan dengan ketentuan ejaan yang berlaku. Setelah itu, diadakan pembagian kata, pembagian kalimat, penggunaan huruf besar, pungtuasi, dan pemberian komentar mengenai kesalahan-kesalahan teks. Perbaikan yang tepat dilakukan atas dasar pemahaman yang sempurna sebagai hasil perbandingan dengan naskah-naskah sejenis. Semua perubahan yang diadakan dicatat di tempat yang khusus agar dapat diperiksa dan dibandingkan dengan bacaan naskah sehingga memungkinkan penafsiran lain oleh pembaca. Segala usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawaban dengan metode rujukan yang tepat dengan mencantumkan dalam aparat kritik. (Baried, 1994:69).

Edwar Djamaris (2002:24) menjelaskan bahwa penggunaan metode standar ini adalah untuk memudahkan pembaca atau peneliti membaca dan memahami teks. Edisi standar adalah suatu usaha perbaikan dan meluruskan teks sehingga terhindar dari berbagai kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan

(4)

yang timbul ketika proses penulisan. Tujuan digunakannya metode ini ialah agar dihasilkan suatu edisi yang baru dan sesuai dengan kemajuan serta perkembangan masyarakat, misalnya dengan mengadakan pembagian alinea-alinea, pungtuasi, huruf besar dan kecil, dan membuat penafsiran (interpretasi) setiap bagian atau kata-kata yang perlu penjelasan sehingga teks tampak mudah dipahami oleh pembaca modern. Pada hal ini‚ peneliti harus bertanggung jawab terhadap semua perbaikan atau penafsiran yang diadakan. Oleh karena itu, peneliti yang memilih edisi standar tidak diperkenankan menggurui dan menampakkan campur tangannya yang mencolok. Apabila terlalu banyak perbaikan, ditakutkan peneliti seolah-olah mengaburkan gambaran teks asli‚ maka perbaikan yang dilakukan sebaiknya yang mendasar saja (Lubis, 1996:88-89).

Berdasarkan hal tersebut‚ dapat disimpulkan bahwa metode standar adalah usaha penyuntingan terhadap sebuah teks yang diikuti campur tangan peneliti berdasarkan pengetahuan luas, akal sehat, dan sumber lain. Suntingan tersebut berupa pembetulan terhadap kesalahan-kesalahan kecil dalam teks dan ketidakkonsistenan penggunaan ejaan sehingga diperoleh edisi teks yang bersih dan tidak banyak kesalahan, mudah dipahami dan dimengerti oleh para pembaca modern, dan dapat dianggap sebagai teks yang dekat dengan teks aslinya.

2. Metode Analisis Isi

Dalam mengkaji isi kandungan teks pada penelitian ini digunakan metode penelitian analisis isi. Michael H. Walizer (1991:48) berpendapat bahwa analisis isi adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi informasi terekam. Datanya dapat berupa dokumen tertulis‚ film‚ rekaman audio dan video‚ atau jenis media komunikasi lain. Tujuan analisis isi adalah mempelajari

(5)

gejala-gejala yang lebih besar dari orang per-orang. Salah satu manfaat analisis isi adalah memahami arti dan maksud. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diperoleh lewat analisis isi sangat dipercaya.

Klauss Kripendorff (1991:15) menyatakan bahwa analisis isi merupakan suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih dengan memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Sebagaimana semua teknik penelitian, analisis isi bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta, dan panduan praktis pelaksanaannya. Ia adalah suatu alat.

Klauss Kripendorff (1991:23) menambahkan analisis isi dapat dikarakterisasikan sebagai metode penelitian makna simbolik pesan-pesan. Definisi tentang analisis isi menggambarkan objek penelitian dan menempatkan peneliti ke dalam posisi khusus yang berhadapan langsung dengan realitasnya. Dalam sebuah analisis isi haruslah jelas data yang akan dianalisis, cara dalam menentukan sebuah data, dan populasi data tersebut diambil. Data dihadirkan kepada analisis isi, konteksnya tidak. Data merupakan unsur-unsur dasar analisis isi yang berbentuk permukaan dan dengan analisis isi ingin menembusnya.

Dalam analisis isi, konteks yang berhubungan dengan data harus dieksplisitkan. Dalam sebuah analisis isi, tujuan atau target inferensi harus dinyatakan secara jelas. Target adalah apa yang ingin diketahui oleh analis. Oleh karena analisis isi memberikan pengetahuan yang seolah-olah dialami sendiri, informasi tentang sesuatu tidak diobservasi secara langsung, target ini

(6)

ditempatkan dalam bagian konteks yang berubah-ubah dari data yang ada (Kripendorff‚ 1991:24-25).

Nyoman Kutha Ratna (2015:49) berpendapat bahwa dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Dasar penafsiran pada metode analisis isi memberikan perhatian kepada pesan. Oleh karena itu‚ metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu teknik pengumpulan data kualitatif ialah dengan studi dokumentasi atau studi tulisan-tulisan. Studi dokumentasi ialah salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapat gambaran sebuah subjek melalui media tertulis (Herdiansyah‚2012:143). Berbeda dengan Afrizal yang menyebut sebagai teknik pengumpulan dokumen‚ yaitu peneliti mengumpulkan bahan tertulis‚ seperti berita di media‚ surat menyurat‚ atau laporan-laporan untuk mencari informasi yang diperlukan. Bukti-bukti tertulis tentu lebih akurat daripada informasi dalam bentuk lisan‚ seperti perjanjian‚ peraturan‚ atau respon pemerintah terhadap sesuatu (Afrizal‚2014:21).

Pada penelitian ini‚ dikumpulkan data-data tertulis yang berkaitan dengan naskah Melayu klasik karena sesuai dengan tujuan penelitian filologi yang berobjek pada naskah klasik. Data-data dikumpulkan dari beberapa web-web yang menyimpan naskah Melayu klasik. Setelah memperhatikan beberapa data, maka dipilihlah naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”). Alasan terkuat pemilihan data ini adalah teks ini menggunakan huruf Arab-Jawi dan berbahasa Melayu. Selain itu‚ naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) belum diteliti oleh peneliti-peneliti lainnya setelah diadakan studi kepustakaan dan pencarian di

(7)

website-website yang berkaitan dengan teks tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam memperoleh naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) sebagai objek penelitian ialah sebagai berikut.

1. Tahap Informasi

Pada tahap ini‚ dilakukan pencarian naskah ke halaman-halaman website yang disinyalir menyediakan dan menyimpan naskah Melayu klasik. Naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI)” tersimpan pada katalog online milik Perpustakaan British pada sub-bagian India Office yang beralamatkan di: http: //www.bl.uk/manuscripts/FullDisplay.aspx?ref‚IO_Islamic_2906.

2. Tahap Pencetakan Data

Tahap selanjutnya adalah tahap pencetakan data. Naskah “Masaaila

’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) yang tersimpan di website Perpustakaan British

berbentuk digital. Oleh karena itu‚ untuk mempermudah pengadaan penelitian ini‚ naskah berbentuk digital tersebut perlu dicetak terlebih dahulu.

Sebelum pencetakan dilakukan‚ naskah yang berbentuk digital tersebut diunduh terlebih dahulu pada halaman website di atas yang akan memunculkan nomor inventarisasi IO 2906. Setelah naskah berhasil diunduh‚ proses pencetakan data dapat dilakukan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua hal, yaitu teknik suntingan teks dan teknik analisis isi.

(8)

1. Suntingan Teks

Teknik suntingan diperlukan dalam penelitian ini karena data penelitian berupa naskah lampau. Agar teks dapat dikaji isi dan kandungannya, dipastikan terlebih dahulu teks telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya sehingga mendekati dengan teks aslinya. Edwar Djamaris (2002:24) berpendapat terdapat enam cara yang diperlukan dalam menyunting sebuah teks, yaitu sebagai berikut.

a) Mentransliterasikan teks

b) Membetulkan kesalahan teks (emendation atau conjectura) c) Membuat catatan perbaikan/perubahan

d) Memberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks) e) Membagi teks dalam beberapa bagian

f) Menyusun daftar kata sukar (glosarium)

2. Analisis Isi

Setelah suntingan teks dipaparkan, selanjutnya teks dapat dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis isi sebagai bagian dari metode kualitatif. Cara atau teknik yang diperlukan dalam metode analisis isi ialah sebagai berikut.

a) Pengkodean atau pengelompokkan tiap bab, subbab, sampai sub-subbab. Pengelompokkan berdasarkan tema atau ide dan hal-hal yang bersangkutan dalam naskah

b) Data-data yang telah dikodekan tiap bab diamati dan dicermati sehingga akan diketahui pesan secara sekilas (memudahkan dalam memahami data

(9)

secara komprehensif). Proses ini menjadikan adanya hubungan langsung antara peneliti dengan data.

c) Setelah dipahami secara tekstual, dicari konteks yang ada dalam data. Konteks dieksplisitkan agar jelas antara teks dan konteksnya.

d) Pencarian isi atau pesan menggunakan teks dan konteks yang telah ditemukan. Dengan begitu, isi pesan yang terkandung dalam teks “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) dapat dipahami dan diungkapkan secara maksimal.

E. Teknik Pengolahan Data

Terdapat tiga tahap pengolahan data yang dilakukan setelah diperoleh data yang berupa naskah “Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Deskripsi

Tahap pertama yang dilakukan adalah deskripsi terhadap data penelitian yang berupa naskah. Pada tahap ini dilakukan deskripsi naskah secara komprehensif agar diperoleh informasi-informasi mengenai naskah dan seluk-beluknya. Selain itu‚ tahapan deskripsi naskah berfungsi agar suntingan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan karakteristik naskah yang diteliti. Secara tidak langsung‚ deskripsi naskah membantu adanya sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Suntingan tersebut nantinya akan mempermudah peneliti dalam mengkaji teks.

Sebelum pendeskripsian naskah dilakukan dilakukan proses inventarisasi naskah agar karakter naskah dapat diketahui berbentuk tunggal atau jamak.

(10)

Dengan begitu‚ dapat ditentukan metode yang akan digunakan dalam penyuntingan teks.

2. Tahap Klasifikasi/Pengkodean

Peneliti melakukan pembagian atau pengkodean kategori dalam teks serta memberikan penamaan pada tiap kategori. Miles dan Huberman dalam Afrizal (2014:178) menyatakan kodifikasi data merupakan tahap pengkodingan data‚ yaitu peneliti memberikan nama terhadap hasil penelitian. Hasil kegiatan yang diperoleh ialah tema-tema atau klasifikasi baru dari peneliti.

Setelah itu‚ dilakukan proses penyajian data. Dalam hal ini disajikan temuan-temuan penelitian berupa pengelompokan atau pengkategorian.

3. Tahap Analisis

Tahap yang ketiga adalah analisis data. Analisis dalam teks akan sulit tanpa dilakukan terlebih dahulu tahapan deskripsi naskah yang menghasilkan suntingan teks. Hasil suntingan teks tersebut yang akan dijadikan sebagai data dalam menganalisis isi kandungan teks.

Setelah adanya pengklasifikasian isi dalam teks‚ maka tiap-tiap kategori dan klasifikasi dianalisis secara mendalam sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian ini sampai akhir.

F. Teknik Penarikan Simpulan

Pada tahap sebelumnya telah ditemukan hasil suntingan dan hasil analisis tiap kategori yang terkandung dalam teks. Proses selanjutnya adalah proses penarikan simpulan. Sebelum penarikan simpulan‚ terlebih dahulu dilakukan evaluasi atau pengecekan ulang hasil suntingan dan hasil analisis agar benar-benar

(11)

terhindar dari kesalahan. Afrizal (2014:180) menambahkan proses analisis tersebut sebaiknya diulang-ulang agar dapat diperoleh sebuah hasil yang maksimal (Afrizal‚ 2014:180). Setelah proses pengecekan terhadap hasil suntingan dan hasil analisis‚ maka dapat disimpulkan tiap-tiap hasil analisis secara induktif atau penarikan kesimpulan dari pengetahuan yang bersifat khusus kepada pengetahuan yang bersifat umum. Hasil-hasil tersebut tentunya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan pengaruh waktu penyinaran UV terhadap aktivitas fotokatalis TiO 2 dilakukan dengan menggunakan limbah cair tapioka yang dikondisikan pada pH

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

1) Sikap mental mengutamakan prioritas adalah sikap yang mengarah pada kemampuan dalam mengutamakan prioritas yang lebih penting dari segala sesuatu yang ada

Memberikan aliran proses perpindahan kendaraan menjadi lebih efektif dengan memperpendek jarak tempuh kendaraan selama proses persiapan kendaraan antar station mulai

Mengenai struktur kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat di Kampung Kauman, kini Kauman telah mengalami perubahan yang sangat besar seiring dengan

Baris ini berisi tombol workspace (workspace switcher), menu dan aplikasi lainnya. 2) Toolbar Document, berisi tombol-tombol yang digunakan untu menampilkan