• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) PERUSAHAAN/USAHA SENSUS EKONOMI 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENDAFTARAN (LISTING) PERUSAHAAN/USAHA SENSUS EKONOMI 2006"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 07/05/34/Th.IX, 01 Mei 2007

HASIL PENDAFTARAN (LISTING) PERUSAHAAN/USAHA

SENSUS EKONOMI 2006

Hasil final pendaftaran (listing) perusahaan/usaha Sensus Ekonomi 2006 (SE06) menunjukkan bahwa jumlah seluruh perusahaan/usaha di luar sektor pertanian tercatat sebanyak 403,35 ribu; yang terdiri dari 140,63 ribu (34,87 persen) berusaha pada lokasi tidak permanen dan 262,72 ribu (65,13 persen) berusaha pada lokasi permanen. Dibandingkan tahun 1996; jumlah perusahaan/usaha meningkat 50,40 ribu; atau 1,43 persen per tahun.

Berdasarkan skala usaha; sebagian besar perusahaan/usaha merupakan Usaha Mikro (UM) dan Usaha Kecil (UK); dengan persentase masing-masing 82,12 persen dan 16,61 persen. Sedangkan jumlah perusahaan/usaha yang merupakan Usaha Menengah dan Besar hanya 5,06 ribu atau 1,25 persen terhadap seluruh perusahaan/usaha yang ada di Yogyakarta.

Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 915,10 ribu orang. Sekitar 742,14 ribu orang (81,10 persen) bekerja pada perusahaan/usaha dengan lokasi permanen; sementara sisanya (172,96 ribu orang atau 18,90 persen) bekerja pada perusahaan/usaha di lokasi tidak permanen. Menurut skala usaha; 60,47 persen bekerja pada usaha mikro; 24,16 persen pada usaha kecil; 7,20 persen pada usaha menengah dan 8,17 persen pada usaha besar.

Menurut distribusi usaha per kabupaten/kota; ternyata Kabupaten Sleman menduduki peringkat pertama dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 110,55 ribu (27,41 persen) diikuti oleh Kabupaten Bantul sebanyak 100,31 ribu (24,87 persen); Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 75,34 ribu (18,68 persen); Kota Yogyakarta sebanyak 66,59 ribu (16,51 persen) dan perusahaan/usaha yang ada di Kabupaten Kulonprogo menduduki peringkat terakhir yakni sebanyak 50,56 ribu (12,53) persen.

Menurut kategori lapangan usaha; perdagangan besar dan eceran merupakan kegiatan ekonomi terbesar; mencapai 177,19 ribu perusahaan/usaha (43,93 persen) diikuti industri pengolahan, dan hotel, penginapan, dan rumah makan/minum yang masing- masing mencapai 76,34 ribu perusahaan/usaha (18,93 persen) dan 48,75 ribu perusahaan/usaha (12,09 persen).

(2)

1. Pendahuluan

Dalam rangka Sensus Ekonomi 2006 (SE06); pada bulan Mei - Juni 2006 telah dilakukan kegiatan pendaftaran (listing) perusahaan/usaha di seluruh lapangan usaha tidak termasuk lapangan usaha pertanian. Pendaftaran perusahaan/usaha tersebut menggunakan 2 (dua) macam kuesioner; yaitu daftar SE06-Ll dan SE06-L2. Daftar SE06-Ll digunakan untuk mendaftar perusahaan/usaha di lokasi tidak permanen yaitu perusahaan/usaha yang berada di luar bangunan atau di dalam bangunan tetapi bukan bangunan tempat usaha (seperti usaha keliling; usaha kaki lima; ojek motor di pangkalan; pedagang di los pasar/koridor pertokoan/fasilitas umum). Daftar SE06-L2 digunakan untuk mendaftar perusahaan/usaha di lokasi permanen yaitu perusahaan/usaha yang berada di dalam bangunan tempat usaha tersendiri dan lokasi tetap.

Hasil sementara listing berdasarkan olah cepat telah dilaporkan ke Presiden dan disajikan dalam Lampiran Pidato Presiden tanggal 16 Agustus 2006. Informasi yang disajikan baru mencakup jumlah perusahaan/usaha menurut lapangan usaha dan provinsi; yang dibedakan menurut lokasi perusahaan (permanen/tidak permanen).

Pada dasarnya cakupan target SE06 tidak hanya menyajikan populasi perusahaan/usaha; namun lebih luas lagi. Secara umum dari hasil listing SE06 akan dipero1eh database perusahaan/usaha Mikro Keci1 dan Menengah (UMKM) dan Besar (UB); direktori perusahaan/usaha menurut kategori lapangan usaha, skala usaha dan wilayah; serta peta perusahaan/usaha menurut kategori lapangan usaha; skala usaha dan wilayah. Laporan kali ini akan menyajikan populasi perusahaan/usaha dan jumlah tenaga kerja menurut kategori lapangan usaha; wi1ayah; dan skala usaha.

Pada tanggal 27 Mei 2006 atau minggu kedua kegiatan listing SE’06 berjalan; wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya digoncang gempa bumi yang mengakibatkan dokumen hasil

listing ada yang rusak bahkan tidak ditemukan; dan kegiatan listing SE’06 terhenti beberapa hari. Sampai hari terakhir pencacahan (cencus date) hasil sementara olah cepat tercatat sebanyak 368,10 ribu perusahaan/usaha yang ada di Provinsi D.I. Yogyakarta. Setelah dilakukan pengolahan rinci; validasi; pencocokan dan penelitian (coklit) terhadap perusahaan/usaha pasca gempa serta dilakukan penelusuran dan penyisiran kembali keberadaan perusahaan/usaha yang lewat cacah, tercatat jumlah perusahaan/usaha sebanyak 403,35 ribu perusahaan/usaha yang dikelompokkan dalam 13 kategori lapangan usaha sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005. Coklit yang dilakukan di Provinsi D.I. Yogyakarta pada bulan Oktober 2006 bertujuan untuk memverifikasi dan meng-up date perusahaan/usaha yang ada dan telah didata; tutup; pindah; terutama di kecamatan yang wilayah pendaftarannya mengalami kerusakan akibat gempa dan wilayah pendaftaran yang diperkirakan ada usaha terlewat cacah. Dari hasil coklit diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan sebelum gempa namun tidak temukan saat pasca gempa sebanyak 1.045 perusahaan/usaha pada lokasi tidak permanen dan 1.889 perusahaan/usaha pada lokasi permanen. Coklit juga menemukan perusahaan/usaha baru pada lokasi tidak permanen dan lokasi permanen masing-masing 11.667 perusahaan/usaha dan 26.506 perusahaan/usaha. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan/usaha setelah gempa.

Bila dirinci menurut lokasi tempat berusaha; 140,63 ribu perusahaan/usaha (34,87 persen) berusaha pada lokasi tidak permanen dan 262,72 ribu perusahaan/usaha (65,13 persen) berusaha pada lokasi permanen. Dibandingkan dengan Sensus Ekonomi 1996 (SE96) jumlah perusahaan/usaha

(3)

Tabel 1

Jumlah Perusahaan/Usaha menurut Kategori Lapangan Usaha dan Lokasi Tempat Usaha, di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2006 (dalam ribuan)

Lokasi Tempat Usaha Kategori Lapangan Usaha

Tidak Permanen Permanen Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Pertambangan dan Penggalian - 8,23 8,23

Industri Pengolahan 0,39 75,95 76,34

Listrik, Gas dan Air - 0,09 0,09

Konstruksi - 2,03 2,03

Perdagangan Besar dan Eceran 93,87 83,32 177,19

Akomodasi dan Makan Minum 25,93 22,82 48,75

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 13,56 10,58 24,14

Perantara Keuangan 0,05 1,79 1,84

Real Estate, Usaha Persewaan 0,13 24,06 24,19

Jasa Pendidikan - 5,54 5,54

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,07 2,78 2,85

Jasa Kemasyarakatan, Sosbud, Hiburan dan Perorangan Lainnya 4,91 25,32 30,23

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 1,71 0,22 1,93

Jumlah (34,87 %) 140,63 (65,13 %) 262,72 (100 %) 403,35

Catatan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase per lokasi tempat usaha.

2. Hasil Pendaftaran Perusahaan/Usaha

2.1 Distribusi Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja menurut Wilayah

Sebaran perusahaan/usaha antar kabupaten/kota relatif bervariasi. Perusahaan/usaha berlokasi di Kabupaten Sleman sebanyak 110,55 ribu atau 27,41 persen terhadap seluruh perusahaan/usaha yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Diikuti Kabupaten Bantul dengan jumlah perusahaan/usaha sebanyak 100,31 ribu (24,87 persen); Kabupaten Gunungkidul terdapat 75,34 ribu perusahaan/usaha atau 18,68 persen. Sedangkan perusahaan/usaha yang berada Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo masing masing 66,59 ribu (16,51 persen) dan 50,56 ribu (12,53 persen). Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk; kondisi ini sejalan dengan sebaran penduduk di Provinsi DIY; yaitu sekitar 29 persen penduduk berdomisili di Kabupaten Sleman; diikuti Kabupaten Bantul 25 persen; Kabupaten Gunungkidul 21 persen; Kota Yogyakarta 13 persen dan Kabupaten Kulonprogo 12 persen.

Demikian juga sebaran tenaga kerja menurut hasil SE06; terlihat bahwa jumlah tenaga kerja paling banyak berada di Kabupaten Sleman; yaitu sekitar 31,43 persen; selanjutnya tersebar di Kabupaten Bantul 23,09 persen; Kota Yogyakarta 20,35 persen; Kabupaten Gunungkidul 14,73 persen dan Kabupaten Kulonprogo 10,40 persen. Perbandingan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

(4)

Kabupaten/Kota Uraian

Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perusahaan/Usaha (ribuan) 50,56 100,31 75,34 110,55 66,59 403,35

(%) (12,53) (24,87) (18,68) (27,41) (16,51) (100,00)

Penduduk (puluhan ribu) 38,67 82,37 69,58 95,51 42,05 328,18

(%) (11,78) (25,10) (21,20) (29,10) (12,81) (100,00)

Tenaga Kerja (puluhan ribu) 9,53 21,08 13,50 28,81 18,59 91,51

(%) (10,40) (23,09) (14,73) (31,43) (20,35) (100,00)

2.2 Distribusi Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja menurut Kategori Lapangan Usaha

Hasil pendataan SE06 menunjukkan bahwa distribusi perusahaan/usaha menurut kategori lapangan usaha; didominasi oleh kategori lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 177,19 ribu perusahaan/usaha atau 43,93 persen dari seluruh perusahaan/ usaha yang ada di Provinsi DIY. Kemudian diikuti oleh kategori lapangan usaha industri pengolahan dan kategori lapangan usaha hotel, penginapan dan rumah makan/minum yang mencapai angka masing-masing 18,93 persen dan 12,09 persen. Sementara itu, kategori jasa kemasyarakatan, sosial budaya 7,48 persen; kategori real estate, persewaan dan jasa perusahaan 6,01 persen; dan kategori transportasi, telekomunikasi; pergudangan 5,99 persen. Sedangkan kategori usaha lainnya dibawah 5 persen.

Gambar 1

Persentase Perusahaan/Usaha menurut Kategori Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2006

Tabel 2

Distribusi Perusahaan/Usaha, Penduduk dan Tenaga Kerja Non Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta , Tahun 2006

6,01% 1.37% 0.71% 0.46% 2.04% 7,48% 5,99% 0.50% 0.02% 18.93% 0.48%

Pertambangan & Penggalian

Perdag Besar & Eceran

Listrik, Gas & Air Ind. Pengolahan

Transport & Telkom

Jasa Perorangan Lainnya Perantara Keuangan Real Estate Jasa Pendidikan Jasa Kemasyarakatan Jasa Kesehatan Konstruksi

(5)

2.3 Kepadatan Perusahaan/Usaha per Km2

Berdasarkan luas wilayah; Kota Yogyakarta mempunyai ruang lingkup wilayah yang paling kecil sekitar 1,02 persen dari seluruh luas wilayah Provinsi DIY. Dengan demikian Kota Yogyakarta

yang paling padat perusahaan/usahanya yang mencapai 2.049,54 perusahaan/usaha per Km2

.

Kemudian Kabupaten Bantul yang mencapai 197,92 usaha per Km2

; Kabupaten Sleman dengan kepadatan perusahaan/usahanya sebesar 192,36 usaha/Km2

. Kabupaten Kulonprogo 86,23 usaha per Km2

dan Kabupaten Gunungkidul yang luas wilayahnya mencapai 46,63 persen dari total luas wilayah Provinsi DIY, dengan mempunyai kepadatan usaha terkecil yakni sekitar 50,72 usaha per Km2

.

Tabel 3

Kepadatan Perusahaan/Usaha menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2006

Luas Wilayah Jumlah Usaha

Kabupaten/Kota Km 2 % (000) % Kepadatan Usaha (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kulonprogo 586,27 18,40 50,56 12,53 86,23 2. Bantul 506,85 15,91 100,31 24,87 197,92 3. Gunungkidul 1.485,36 46,63 75,34 18,68 50,72 4. Sleman 574,82 18,04 110,55 27,41 192,36 5. Yogyakarta 32,50 1,02 66,59 16,51 2.049,54 Provinsi DIY 3.185,80 100,00 403,35 100,00 126,62

2.4. Distribusi Perusahaan/Usaha dan Tenaga Kerja menurut Skala Usaha

Kriteria skala Usaha Mikro (UM), Usaha Kecil (UK), Usaha Menegah dan Besar (UMB)

yang digunakan dalam SE06 ini adalah berdasarkan Kriteria Threshold Undang-Undang 95

dengan dasar omset yang dimiliki perusahaan/usaha untuk di luar Sektor Industri. UM dengan omset kurang dari 50 juta; UK dengan omset antara 50 juta sampai kurang dari 1 milyar; Usaha Menengah dengan omset antara 1 milyar sampai dengan 3 milyar dan UB dengan omset lebih dari 3 milyar per tahun. Sedangkan untuk Sektor Industri; kriteria skala usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja (TK) ; untuk UM mempunyai TK antara 1 orang sampai dengan 4 orang; UK dengan TK antara 5 orang sampai dengan 19 orang; Usaha Menengah antara 20 orang sampai dengan 99 orang dan UB dengan TK lebih dari 100 orang.

Secara umum berdasarkan skala usaha, sebagian besar perusahaan/usaha merupakan usaha mikro dan usaha kecil, dengan persentase masing-masing 82,12 persen dan 16,61 persen. Sedangkan perusahaan/usaha yang merupakan usaha menengah dan besar hanya 5,06 ribu perusahaan/ usaha atau sekitar satu persen terhadap seluruh perusahaan/usaha.

(6)

Tabel 4

Jumlah Perusahaan/Usaha menurut Skala Usaha dan Kabupaten Kota, di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2006

Skala Usaha Kabupaten/Kota

Mikro Kecil Menengah Besar Jumlah

Tidak Dapat diklasifi-kasikan Jumlah total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kulonprogo 45.030 5.326 158 41 50.555 0 50.555 Bantul 83.844 15.373 952 112 100.281 33 100.314 Gunungkidul 65.989 9.018 289 46 75.342 0 75.342 Sleman 86.647 22.008 1.558 306 110.519 26 110.545 Yogyakarta 49.711 15.256 1.337 266 66.570 22 66.592 Provinsi DIY 331.221 ( 82,12 %) 66.981 (16,61 %) 4.294 (1,06 %) 771 (0,19 %) 403.267 (0,98 %) 81 (0,02 %) 403.348 (100 %)

Dari 403,35 ribu perusahan/usaha yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 81 perusahan/usaha diantaranya (0,02 persen) diantaranya merupakan perusahaan/usaha yang tidak dapat diklasifikasikan skala usahanya; karena berdasarkan hasil pencacahan di lapangan, perusahan/usaha tersebut hanya merupakan unit kegiatan ekonomi yang melayani keperluan perusahaan pusat/induknya saja.

3. Kegiatan Lanjutan SE06

SE06 merupakan kegiatan yang berskala besar sehingga pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Kegiatan listing perusahaan/usaha yang dilakukan pada tahun 2006 merupakan tahap awal dari SE06. Berdasarkan hasil listing tersebut diperoleh kerangka sampel perusahaan/usaha berskala mikro dan kecil, serta direktori perusahaan/ usaha berskala menengah dan besar.

Pada tahun 2007 akan dilaksanakan kegiatan SE06 lanjutan, berupa pencacahan terhadap Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar. Pencacahan terhadap Usaha Mikro dan Kecil (UMK) akan dilakukan secara sampel; sedangkan untuk Usaha Menengah dan Besar (UMB) dilakukan secara lengkap sesuai dengan direktori perusahaan/usaha berskala menengah dan besar. Pencacahan ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai struktur ketenagakerjaan; struktur permodalan; struktur biaya dan produksi; prospek usaha dan lainnya.

4. Penutup

Data yang dilaporkan ini merupakan hasil olah rinci dari Daftar SE06-Ll dan Daftar SE06- L2 yang mencakup populasi perusahaan/usaha dan jumlah tenaga kerja menurut wilayah; kategori lapangan usaha; dan skala usaha. Informasi penting lainnya; seperti populasi perusahaan menurut status badan hokum; jaringan usaha; dan sebagainya akan disajikan secara agregasi dalam bentuk publikasi hard copy dan soft copy tahun 2007.

(7)

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jl. Brigjend. Katamso Komplek THR Yogyakarta 55152 Telp. 0274-387752 (Hunting) Fax. 0274-375310 Email : bps3400@jogjamedianet.com

bps3400@yogya.wasantara.net.id Homepage : http://yogyakarta.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Begitu pula dengan skripsi yang ditulis oleh Fadlilatul Munawaroh dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Tata Cara Pengupahan Buruh Tani di Desa Kedungpanji

Namun pada lembar observasi yang mendapat kategori baik yaitu ; (1) guru menyampaikan apersepsi dengan menggali informasi siswa tentang cerita anak dengan baik, sehingga

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT -.. TOTAL LABA

Retribusi perpanjangan IMTA menjadi Retribusi Daerah mulai berlaku pada tanggal Peraturan Daerah ini diundangkan/1 Januari 2013, mengingat ketentuan

1) Kriteria tujuan pembelajaran. Suatu materi pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena

Leveneov test je pokazao da su u ove dvije skupine stranaka varijance povrata vlastitih izvora homogene (p=0,266) pa je odgovarajuća empirijska razina signifikantnosti t-testa

Pertama , fenomena gagal ginjal kronis pada diri partisipan dapat dipelajari dengan menggunakan kajian antropologi kesehatan, yang menemukan bahwa penyakit ini kebanyakan

Melihat dari tujuan pembelajaran mata pelajaran akuntansi yang pada dasarnya menuntut siswa mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur, maka model