• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Kendari Oktober 2017

No. 56/11/74/Th. XX, 1 November2017

Perkembangan Indeks

Harga Konsumen/Inflasi

Kota Kendari Oktober

2017

• Deflasi Kota Kendari bulan Oktober tahun 2017, tercatat sebesar 0,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 124,87. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, tiga puluh delapan kota tercatat deflasi dan empat puluh empat kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 1,31 persen dan deflasi terendah tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,01 persen. Sementara itu inflasi terbesar tercatat di Tual (Provinsi Maluku) 1,05 persen.

• Deflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 3,55 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu Sandang 0,41 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,40 persen; kesehatan 0,26 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,02 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar tidak mengalami perubahan.

• Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah cabai rawit, rambe, layang/benggol, kembung/ gembung/banyar/gembolo/aso-aso, ekor kuning, tomat buah, tomat sayur, bandeng/bolu, bawang merah dan tembang.

Indeks Harga

Konsumen/Inflasi

Kota Kendari

Oktober 2017

Mengalami Deflasi

Sebesar 0,81

persen.

BERITA

RESMI

(2)

• Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah beras, rokok putih, terong panjang, gaun/terusan, bayam, rokok kretek filter, sewa rumah, celana panjang jeans laki-laki, anggur, dan baju kaos berkerah anak.

• Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, seluruh kota tercatat deflasi. Deflasi tertingi tercatat di Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 1,31 persen dengan IHK 130,33 dan deflasi terendah tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,01 persen dengan IHK 127,47.

• Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Oktober) 2017 tercatat 2,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) 2,53 persen.

• Inflasi pada periode yang sama Oktober 2016 tercatat 0,12 persen, tahun kalender (Januari – Oktober) 2016 sebesar 3,16 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Oktober 2016 terhadap Oktober 2015 tercatat 3,58 persen.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang.Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Oktober 2017 tercatat deflasi sebesar 0,81 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,89 pada September 2017 menjadi 124,87 pada Oktober 2017. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2017 2,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober2016) sebesar 2,53 persen.

Deflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 3,55 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu sandang 0,41 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,40 persen; kesehatan 0,26 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,02 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar tidak mengalami perubahan.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober

2017 antara lain: cabai rawit, tomat sayur, tomat buah, daun kelor, rambe, bawang merah, tembang, ekor kuning, layang/benggol, dan bawang putih.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah kemeja panjang sersin wanita, gaun/terusan, baju kaos berkerah anak, anggur, terong panjang, celana dalam wanita, kerang, jeruk nipis/limau, daging ayam kampong dan baju anak stelan..

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Oktober 2017, yaitu: kelompok bahan makanan 0,89 dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01. Sedangkan yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan

(3)

tembakau 0,04; kelompok sandang 0,03; kelompok kesehatan 0,01; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga masing-masing sebesar 0,001.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari Oktober 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun 2017, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Subsektor

IHK Inflasi Bulan

September 2017 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2017 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) Oktober 2016 Desember 2016 Oktober 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 121,79 121,68 124,87 -0,81 2,62 2,53 1. Bahan Makanan 127,08 125,29 131,63 -3,55 5,06 3,58

2. Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 128,72 129,37 131,65 0,40 1,76 2,28 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 123,56 123,63 126,02 0,00 1,93 1,99

4. Sandang 104,36 103,38 105,17 0,41 1,73 0,78

5. Kesehatan 119,98 121,62 124,41 0,26 2,29 3,69

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 114,46 114,51 115,13 0,02 0,54 0,59 7. Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 120,60 121,68 124,38 -0,03 2,22 3,13

1) Persentase perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan September 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 3) Persentase perubahan IHK bulan September 2017terhadap IHK bulan Oktober 2016

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Oktober 2016 – Oktober 2017

-8.00 -3.00 2.00 7.00 12.00 17.00 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan

2016

2017

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 –Oktober 2017(2012 = 100,00)

Bulan Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,24 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desember 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Mei 0,15 0,24 1,31 0,40 Juni 0,93 0,66 2,25 1,06 Juli 0,77 0,69 3,04 1,76 Agustus 0,01 -0,02 3,05 1,74 September -0,01 0,23 3,04 1,97 Oktober 0,12 0,14 3,16 2,11 November -0,22 0,47 2,93 2,59 Desember 0,13 0,42 3,07 3,02 Januari 0,88 0,97 0,88 0,97 Februari 0,49 0,23 1,37 1,21 Maret -0.,24 -0,02 1,13 1,19 April -0,13 0,09 1,00 1,28 Mei 0,68 0,39 1,69 1,67 Juni 3,58 0,69 5,33 2,38 Juli 0,46 0,22 5,82 2,60 Agustus -1,48 -0,07 4,26 2,53 September -0,76 0,13 3,46 2,66 Oktober -0,81 2,62

(5)

Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari September 2017 dan Oktober 2017(2012=100) Subsektor Andil Inflasi (%) Agustus September (1) (3) (4) U m u m -0,76 -0,81 1. Bahan Makanan -0,78 -0,89

2. Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 0,006 0,04 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar -0,02 0,001

4. Sandang 0,012 0,03

5. Kesehatan 0,010 0,01

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 0,0003 0,001 7. Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,0002 -0,01

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) Oktober 2017 (Persen) 0,81 0,89 0,04 0,00 0,03 0,012 0,01 001 001 001 000 000 000 000 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan

0,001

1. URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.1 Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 tercatat deflasi 3,55 persen atau terjadi penurunan indeks dari 136,48 pada September 2017 menjadi 131,63 pada Oktober 2017. Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat delapan subkelompok diantaranya

(6)

deflasi dan tiga subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah bumbu-bumbuan 10,98; ikan segar 6,26; buah-buahan 4,93; sayur-sayuran 3,49; daging dan hasil-hasilnya 1,78; lemak dan minyak 0,94; kacang-kacangan 0,56; ikan diawetkan 0,02. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya 0.61; telur, susu, dan hasilnya 0,43; bahan makanan lainnya 0,01. Kelompok ini pada Oktober 2017 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,89 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain cabai rawit 0,16; rambe dan layang/benggol masing-masing sebesar 0,10; kembung, ekor kuning, dan tomat buah masing-masing sebesar 0,07.

1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Oktober 2017 tercatat inflasi 0,40 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 131,13 pada September 2017 menjadi 131,65 pada Oktober 2017. Dari tiga subkelompok, tercatat dua subkelompok inflasi dan satu subkelompok deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi yaitu subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,43 persen dan subkelompok makanan jadi 0,01 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen. Kelompok ini pada Oktober 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain rokok putih 0,03; rokok kretek filter dan rokok kretek sebesar 0,01; kopi bubuk 0,002; biskuit 0,0002.

1.3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar pada Oktober

2017 tidak mengalami perubahan/relatif stabil dengan indeks 126,02.

Dari empat subkelompok, tercatat dua subkelompok inflasi dan dua subkelompok tercatat deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,19 persen dan subkelompok biaya tempat tinggal 0,08 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu bahan bakar, penerangan, dan air 0,14 persen dan subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,05 persen.

Pada Oktober 2017 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,001 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain sewa rumah 0,01 persen; sabun detergen bubuk/cair 0,004 persen; pembersih lantai dan pengharum/pelembut cucian masing-masing 0,0005 persen.

1.4 S a n d a n g

Kelompok sandang pada Oktober 2017 tercatat inflasi sebesar 0,41 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 104,74 pada September 2017 menjadi 105,17 pada Oktober 2017. Tiga subkelompok yang tercatat inflasi yaitu subkelompok sandang wanita 1,26 persen; sandang anak-anak 0,44 persen; dan barang pribadi dan sandang lain 0,04 persen.Sedang satu subkelompok tercatat deflasi pada Oktober 2017 yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,11 persen.

Kelompok ini pada Oktober 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/ andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu gaun/terusan sebesar 0,02; celana panjang jeans laki-laki dan baju kaos berkerah anak masing-masing sebesar 0,01; baju anak stelan 0,005; dan celana dalam wanita 0,004

1.5 K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Oktober 2017 tercatat inflasi 0,26 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 124,09 pada September 2017 menjadi 124,41 pada Oktober 2017.

(7)

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok dan perawatan jasmani dan kosmetika 0,54 persen dan subkelompok obat-obatan 0,03 persen. Sedang subkelompok subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Oktober 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu shampo 0,005 ; parfum 0,004; deodorant 0,002; pelembab dan obat gosok masing-masing sebesar 0,001.

1.6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Oktober 2017 tercatat inflasi 0,02 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 115,11 pada September 2017 menjadi 115,13 pada Oktober 2017. Subkelompok yang tercatat inflasi pada Oktober 2017 yaitu subkelompok perlengkapan/ peralatan pendidikan sebesar 0,07 persen. Sementara subkelompok pendidikan; kursus-kursus/pelatihan; rekreasi serta olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Kelompok ini pada Oktober 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/ andil inflasi sebesar 0,001 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan positif yaitu buku tulis bergaris sebesar 0,001; kertas HVS dan pulpen/bollpoint masing-masing sebesar 0,0002. Sedang komoditas lain tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

1.7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober tercatat deflasi 0,03 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 124,42 pada September 2017 menjadi 124,38 pada Oktober 2017.

Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok transpor 0,05 persen. Subkelompok sarana dan penunjang traspor tercatat inflasi sebesar 0,02 persen. Sedang subkelompok komunikasi dan pengiriman serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan/relatif stabil.

Kelompok ini pada Oktober 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan negatif yaitu angkutan udara sebesar 0,01 persen dan sepeda 0,0003 persen. Sedang komoditas lain tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

(8)

Tabel 4

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Oktober 2017(2012 = 100)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi

(1) (2) (3) (4)

A U M U M 124,87 -0,81

I BAHAN MAKANAN 131,63 -3,55

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 125,03 0,61

Daging dan Hasil-hasilnya 115,94 -1,78

Ikan Segar 136,61 -6,26

Ikan Diawetkan 158,92 -0,02

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 128,55 0,43

Sayur-sayuran 135,65 -3,49

Kacang – kacangan 112,56 -0,56

Buah – buahan 137,25 -4,93

Bumbu – bumbuan 142,68 -10,98

Lemak dan Minyak 124,93 -0,94

Bahan Makanan Lainnya 121,30 0,01

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 131,65 0,40

Makanan Jadi 126,96 0,01

Minuman yang Tidak Beralkohol 115,82 -0,09

Tembakau dan Minuman Beralkohol 156,31 1,43

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 126,02 0,00

Biaya Tempat Tinggal 112,37 0,08

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 171,63 -0,14

Perlengkapan Rumahtangga 111,04 -0,05 Penyelenggaraan Rumahtangga 124,38 0,19 IV SANDANG 105,17 0,41 Sandang Laki-laki 104,74 -0,11 Sandang Wanita 108,30 1,26 Sandang Anak-anak 112,46 0,44

Barang Pribadi dan Sandang Lain 96,83 0,04

V KESEHATAN 124,41 0,26

Jasa Kesehatan 114,48 0,00

Obat-obatan 118,45 0,03

Jasa Perawatan Jasmani 119,42 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 134,41 0,54

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 115,13 0,02

Pendidikan 114,75 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 148,24 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,96 0,07

Rekreasi 111,64 0,00

Olahraga 105,84 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 124,38 -0,03

Transpor 133,01 -0,05

Komunikasi Dan Pengiriman 102,49 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 132,90 0,02

(9)

2. PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Deflasi Kota Kendari Oktober 2017 tercatat 0,81 persen dan tahun kalender (Januari - Oktober) 2017 tercatat 2,62 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) tercatat 2,53 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama Oktober 2016 tercatat 0,12 persen, tahun kalender (Januari – Oktober) 2016 sebesar 3,16 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Oktober 2016 terhadap Oktober 2015 tercatat 3,58 persen.

Tabel 5

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2013-2017

No Inflasi 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. September 0,11 0,18 -0,36 0,12 -0,81

2. (Januari - September) tahun kalender 6,76 2,28 1,22 3,16 2,62 3. September terhadap September (year on year) 6,88 2,41 6,28 3,58 2,53

(tahun n) (tahun n-1)

3. PERBANDINGAN ANTARKOTA

PPada Oktober 2017 di Kota Kendari tercatat deflasi sebesar 0,81 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,87. Dari 82 kota yang menghitung inflasi, tiga puluh delapan kota tercatat deflasi dan empat puluh empat kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 1,31 persen dan deflasi terendah tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,01 persen. Sementara itu inflasi terbesar tercatat di Tual (Provinsi Maluku) 1,05 persen.

3.1 Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Oktober 2017 tiga kota tercatat deflasi dan dua puluh kota tercatat inflasi.Deflasi tertinggi tercatat di Bengkulu (Provinsi Bengkulu) 0,12 persen dengan IHK 138,63 dan deflasi terendah tercatat di Tanjung Pinang (Provinsi Bangka Belitung) 0,02 persen dengan IHK 129,13. (lihat Tabel 6).

(10)

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi Oktober 2017 Kota-Kota di Pulau Sumatera (2012=100)

K O T A Oktober IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (3) (4) 1. Meulaboh 129,14 0,28 2. Banda Aceh 124,08 0,17 3. Lhoksesmawe 126,00 0,10 4. Sibolga 134,58 0,31 5. Pematang Siantar 135,10 0,15 6. Medan 135,63 0,24 7. Padangsidimpsan 128,21 0,16 8. Padang 134,69 0,19 9. Bukittinggi 127,14 0,41 10. Tembilahan 134,07 0,09 11. Pekanbaru 132,09 0,33 12. Dumai 132,29 0,08 13. Bungo 128,69 0,55 14. Jambi 127,61 0,05 15. Palembang 127,29 0,08 16. Lubuklinggau 126,87 0,06 17. Bengkulu 138,63 -0,12 18. Bandar Lampung 130,42 0,11 19. Metro 136,77 0,23 20. Tanjung Pandan 137,14 0,29 21. Pangkal Pinang 134,99 -0,07 22. Batam 131,12 0,72 23. Tanjung Pinang 129,13 -0,02

(11)

3.2 Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Oktober 2017 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa sembilan kota tercatat deflasi dan tujuh belas kota tercatat inflasi.Deflasi tertinggi tercatat di Depok (Provinsi Jawa Barat) 0,19 persen dengan IHK 128,31, terendah tercatat di Bandung (Provinsi Jawa Barat) sebesar 0,03 persen dengan IHK 128,17 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi Oktober 2017 Kota-Kota di Pulau Jawa (2012=100)

K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (3) (4) 1. DKI Jakarta 130,02 0,06 2. Bogor 130,77 0,26 3. Sukabumi 129,23 0,08 4. Bandung 128,17 -0,03 5. Cirebon 125,53 0,07 6. Bekasi 126,22 0,07 7. Depok 128,31 -0,19 8. Tasikmalaya 128,44 -0,08 9. Cilacap 132,15 0,02 10. Purwokerto 126,83 0,09 11. Kudus 135,39 -0,09 12. Surakarta 124,65 0,01 13. Semarang 127,88 -0,15 14. Tegal 126,46 0,21 15. Yogyakarta 126,98 0,16 16. Jember 125,62 -0,17 17. Banyuwangi 125,21 0,09 18. Sumenep 125,93 0,03 19. Kediri 125,94 -0,12 20. Malang 130,10 0,02 21. Probolinggo 125,79 -0,17 22. Madiun 127,88 0,14 23. Surabaya 129,92 0,05 24. Tangerang 136,70 -0,06 25. Cilegon 136,75 0,01 26. Serang 138,91 0,15

(12)

Diterbitkan oleh:

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.

BPS Provinsi Sulawesi Tenggara

Jl. Boulevard No. 1

Kendari, Sulawesi Tenggara 93231

Ir. Surianti Toar, MS

Kepala Bidang Statistik Distribusi Telepon: 0401-3121751, Pesawat 74004 E-mail: antitoar@bps.go.id

Website : www.sultra.bps.go.id

3.3 Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada Oktober 2017 kota IHK di wilayah Pulau seluruh kota tercatat deflasi. Deflasi tertingi tercatat di Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 1,31 persen dengan IHK 130,33 dan deflasi terendah tercatat di Palopo (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,01 persen dengan IHK 123,78 (lihat Tabel 9).

Tabel 9

Perbandingan Indeks dan Inflasi Oktober 2017 Kota-Kota di Pulau Sulawesi (2012=100)

K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (3) (4) 1. Manado 128,18 -0,06 2. Palu 130,33 -1,31 3. Bulukumba 135,64 -0,49 4. Watampone 126,09 -0,51 5. Makassar 130,24 -0,28 6. Pare-Pare 124,69 -0,60 7. Palopo 127,47 -0,01 8. Kendari 124,87 -0,81 9. Baubau 131,22 -1,08 10. Gorontalo 125,87 -0,36 11. Mamuju 128,93 -0,48

3.4 Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada Oktober 2017 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa,Sumatera dan Sulawesi tercatat lima belas kota deflasi dan tujuh kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Ambon (Provinsi Maluku) 1,28 persen dengan IHK 126,11 dan terendah tercatat di Denpasar (Provinsi Bali) 0,05 persen dengan IHK 125,58. Sedang inflasi tertinggi tercatat di Tual (Provinsi Maluku) 1,05 persen dengan IHK 155,24 (lihat Tabel 7).

Referensi

Dokumen terkait

Kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungannya merupakan sikap ilmiah khusus yang sangat diperlukan oleh orang yang belajar biologi maupun pendidik biologi untuk menempa

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tindak pidana penganiayaan yang diatur dalam Bab XX Pasal 351 ayat (1) yang mengandung pengertian suatu perbuatan yang

"untuk membentuk sikap toleran dalam diri siswa, kami mengajarkan pada siswa agar selalu menjunjung tinggi dan menghormati adanya perbedaan, misal ada yang sholat

Kemudian apabila telah disetujui akan dikeluarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga rencana kerja dan anggaran untuk Belanja Modal pemerintah dapat

Nilai pretes, postes literasi sains pada aspek proses secara keseluruhan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran discovery learning lebih tinggi dengan

Bagi umat manusia, Alquran adalah pedoman dan rujukan hukum untuk setiap perbuatan manusia di bumi ini. oligarki ekonomi adalah system pemerintahan yang di mana kekuasaan

Ketika orang tua saya sedang melaksanakan shalat jama’ah secara ber di rumah, saya ikut melaksanakan shalat jama’ah ber dengan

Pola baru tafsir Indonesia modern adalah keberadaan corak pendidikan dalam tafsir.Upaya Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’a>n Karim bertujuan untuk menggali