• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Papua Barat Oktober 2017

No. 53/11/91 Th. XI, 01 November 2017

Perkembangan

Indeks Harga Konsumen/Inflasi

Provinsi Papua Barat Oktober 2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

• Pada Oktober 2017 terjadi deflasi sebesar -0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,46. Dari 82 kota IHK, tercatat 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 1,05 persen dengan IHK 155,24; dan terendah terjadi di Surakarta dan Cilegon 0,01 persen dengan IHK 124,65 dan 136,75. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu -1,31 persen dengan IHK 130,33; dan terendah terjadi di Palopo -0,01 persen dengan IHK 127,47. • Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan

oleh penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni: kelompok bahan makanan -1,16 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -0,17 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok kesehatan 0,64 persen; kelompok sandang 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,15 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,03 persen.

• Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2017 sebesar 1,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 2,45 persen.

Deflasi di Papua

Barat Oktober

2017 sebesar

-0,32 persen

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

(2)

1. Pendahuluan

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas Provinsi Papua Barat hasil SBH 2012 di bentuk dari 2 kota SBH yakni Manokwari dan Kota Sorong. Di Kota Manokwari terpilih 343 komoditas dimana 137 merupakan komoditas makanan, dan 206 merupakan komoditas non makanan. Sedangkan di Kota Sorong terpilih 319 komoditas dimana 135 merupakan komoditas makanan, dan 184 merupakan komoditas non makanan.

2. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Papua Barat September

2017

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Oktober 2017, secara umum menunjukkan penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, dengan menggunakan penghitungan dan tahun dasar (2012 = 100), di Provinsi Papua Barat pada bulan Oktober 2017 terjadi deflasi sebesar -0,32 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 127,87 pada bulan September 2017 menjadi 127,46 pada bulan Oktober 2017. Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2017 sebesar 1,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 2,45 persen.

Deflasi di Provinsi Papua Barat terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran yakni: kelompok bahan makanan -1,16 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -0,17 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok kesehatan 0,64 persen; kelompok sandang 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,15 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,03 persen.

(3)

Deflasi yang terjadi di Provinsi Papua Barat dipengaruhi oleh penurunan indeks yang signifikan pada beberapa sub kelompok, yaitu: sub kelompok bumbua-bumbuan -7,90 persen; sub kelompok ikbahan makanan lainnya -1,73 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol -1,27 persen; sub kelompok olahraga -1,07 persen; serta sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya -0,90 persen. Sedangkan beberapa sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu: sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,09 persen; sub kelompok buah-buahan 0,94 persen; sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,81 persen; sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,76 persen; serta sub kelompok sandang wanita 0,66 persen.

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2016 IHK Oktober 2016 IHK Oktober 2017 Inflasi Oktober 2017*) Laju Inflasi Tahun Kalender 2017**) Inflasi Tahun ke Tahun 2017***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 125,72 124.41 127.46 -0.32 1.39 2.45 1. Bahan Makanan 133,03 130.34 135.22 -1.16 1.65 3.74

2. Makanan Jadi, minuman,

Rokok dan Tembakau 136,16 135.16 136.86 0.03 0.51 1.26

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas

dan Bahan bakar 120,70 120.15 124.68 0.15 3.29 3.77

4. Sandang 105,19 104.95 105.45 0.21 0.24 0.48

5. Kesehatan 132,82 130.61 135.12 0.64 1.73 3.45

6. Pendidikan, Rekreasi dan

Olah raga 104,31 104.30 104.70 0.04 0.37 0.39

7. Transpor dan Komunikasi

dan Jasa Keuangan 122,62 121.68 122.49 -0.17 -0.10 0.67

Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat Oktober 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Gambar 1 Perkembangan IHK Papua Barat (2012=100) Oktober 2016 - Oktober 2017 Oktober

2016 November2016 Desember2016 Januari2017 Februari2017 Maret2017 April 2017 Mei 2017 Juni 2017 Juli 2017 Agustus2017 Oktober2017 Oktober2017 BAHAN MAKANAN 130.34 131.87 133.03 134.04 134.13 135.08 133.16 132.25 135.01 137.60 135.35 136.81 135.22 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 135.16 135.73 136.16 136.74 135.74 135.86 136.32 136.24 136.58 136.87 136.87 136.82 136.86 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 120.15 120.57 120.70 121.95 122.23 122.93 123.45 123.79 124.32 124.34 124.31 124.48 124.68 SANDANG 104.95 105.07 105.19 105.31 104.96 104.82 104.82 104.89 104.90 104.94 105.17 105.23 105.45 KESEHATAN 130.61 131.92 132.82 133.04 132.02 133.35 133.57 133.75 133.81 134.26 134.29 134.26 135.12 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 104.30 104.35 104.31 104.38 104.46 104.58 104.51 104.51 104.48 104.52 104.66 104.67 104.70

100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00

Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan

*) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Oktober 2016

(4)

3. Uraian Menurut Kelompok Pengeluaran

3.1 Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar -1,16 persen atau terjadi penurunan indeks dari 136,81 pada bulan September 2017 menjadi 135,22 pada bulan Oktober 2017.

Dari sebelas sub kelompok yang ada dalam kelompok bahan makanan, tujuh sub kelompok mengalami deflasi; dan empat sub kelompok mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan -7,90 persen; dan deflasi terendah terjadi pada sub kelompok ikan diawetkan -0,09 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok buah-buahan 0,94 persen; dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan 0,05 persen.

3.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 136,82 pada bulan September 2017 menjadi 136,86 pada bulan Oktober 2017.

Dari tiga sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi; dan satu sub kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,76 persen; dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok makanan jadi 0,28. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol -1,27 persen.

3.3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 124,48 pada bulan September 2017 menjadi 124,68 pada bulan Oktober 2017.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi; dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,37 persen; dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok perlengkapan rumahtangga 0,01 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air -0,002.

3.4 Sandang

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,23 pada bulan September 2017 menjadi 105,45 pada bulan Oktober 2017.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami inflasi; dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok sandang wanita 0,66 persen; inflasi terendah terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain 0,002 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar -0,19 persen.

(5)

3.5 Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,64 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 134,29 pada bulan September 2017 menjadi 135,12 pada bulan Oktober 2017.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, dua sub kelompok mengalami inflasi; sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,09 persen; dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok obat-obatan 0,52.

3.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,04 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 104,67 pada bulan September 2017 menjadi 104,70 pada bulan Oktober 2017.

Dari lima sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami inflasi; satu sub kelompok mengalami deflasi; dan tiga sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,39 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok olahraga -1,07.

3.7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar -0,17 persen atau terjadi penurunan indeks dari 122,71 pada pada bulan September 2017 menjadi 122,49 pada bulan Oktober 2017.

Dari empat sub kelompok yang ada dalam kelompok ini, satu sub kelompok mengalami deflasi; satu sub kelompok mengalami inflasi; sedangkan dua sub kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Deflasi terjadi pada sub kelompok transpor -0,31 persen. Sedangkan inflasi terjadi pada sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,81 persen.

(6)

Tabel 2

IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan Provinsi Papua Barat Oktober 2017, Tahun Kalender 2017, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok dan Subkelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2016 IHK Oktober 2016 IHK Oktober 2017 Inflasi Oktober 2017*) Laju Inflasi Tahun Kalender 2017**) Inflasi Tahun ke Tahun 2017***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 125,72 124.41 127.46 -0.32 1.39 2.45 I. BAHAN MAKAN 133,03 130.34 135.22 -1.16 1.65 3.74

Padi-padian, Umbi-Umbian dan

Hasilnya 118,94 116.08 117.63 -0.90 -1.10 1.34 Daging dan Hasil-hasilnya 166,67 159.73 163.06 0.39 -2.16 2.09 Ikan Segar 122,08 119.03 132.95 -0.56 8.90 11.70 Ikan Diawetkan 109,90 107.79 113.66 -0.09 3.41 5.44 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,18 123.42 125.50 -0.49 1.07 1.69 Sayur-sayuran 126,84 128.54 141.44 -0.74 11.51 10.03 Kacang-kacangan 114,59 116.14 119.23 0.05 4.05 2.65 Buah-buahan 125,60 126.30 128.64 0.94 2.42 1.85 Bumbu-bumbuan 169,65 162.69 148.23 -7.90 -12.63 -8.89 Lemak dan Minyak 121,42 120.98 122.01 0.09 0.49 0.86 Bahan Makanan Lainnya 112,93 114.31 110.36 -1.73 -2.28 -3.45

II. MAKANAN JADI, MINUMAN ROKOK & TEMBAKAU 136,16 135.16 136.86 0.03 0.51 1.26

Makanan Jadi 128,91 128.16 130.12 0.28 0.94 1.53 Minuman yang Tidak Beralkohol 131,00 130.90 128.17 -1.27 -2.16 -2.09 Tembakau dan Minuman Beralkohol 155,62 153.12 159.14 0.76 2.26 3.93

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 120,70 120.15 124.68 0.15 3.29 3.77

Biaya Tempat Tinggal 111,73 111.26 112.73 0.22 0.89 1.32 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 148,29 147.75 162.38 -0.002 9.51 9.90 Perlengkapan Rumahtangga 118,98 117.77 118.42 0.01 -0.46 0.56 Penyelenggaraan Rumahtangga 118,46 117.65 121.30 0.37 2.40 3.10 IV. SANDANG 105,19 104.95 105.45 0.21 0.24 0.48 Sandang Laki-laki 103,41 103.32 103.77 -0.19 0.35 0.43 Sandang Wanita 110,94 109.98 111.86 0.66 0.83 1.71 Sandang Anak-anak 103,65 103.76 103.26 0.34 -0.37 -0.48 Barang Pribadi dan Sandang Lain 102,29 102.22 102.35 0.002 0.06 0.12

V. KESEHATAN 132,82 130.61 135.12 0.64 1.73 3.45

Jasa Kesehatan 150,73 150.21 151.48 0.00 0.50 0.85 Obat-obatan 121,90 120.42 125.83 0.52 3.23 4.49 Jasa Perawatan Jasmani 123,13 123.06 124.30 0.00 0.95 1.01 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 131,15 127.58 133.58 1.09 1.85 4.70

VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 104,31 104.30 104.70 0.04 0.37 0.39

Jasa Pendidikan 97,75 97.75 98.24 0.00 0.50 0.50 Kursus-kursus/Pelatihan 111,39 111.39 111.39 0.00 0.00 0.00

(7)

4. Perbandingan Antar Kota

Pada Oktober 2017 terjadi deflasi sebesar -0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,46. Dari 82 kota IHK, tercatat 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 1,05 persen dengan IHK 155,24; dan terendah terjadi di Surakarta dan Cilegon 0,01 persen dengan IHK 124,65 dan 136,75. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu -1,31 persen dengan IHK 130,33; dan terendah terjadi di Palopo -0,01 persen dengan IHK 127,47.

Kota-kota IHK di wilayah Sulampua yang berjumlah 18 kota, pada Oktober 2017 tercatat bahwa 15 kota mengalami deflasi dan 3 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 1,05 persen dengan IHK 155,24; dan terendah terjadi di Merauke 0,47 persen dengan IHK 132,13. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Palu -1,31 dengan IHK 130,33; dan terendah terjadi di Palopo -0,01 dengan IHK 127,47 (lihat Tabel 3).

Kelompok Pengeluaran Desember IHK 2016 IHK Oktober 2016 IHK Oktober 2017 Inflasi Oktober 2017*) Laju Inflasi Tahun Kalender 2017**) Inflasi Tahun ke Tahun 2017***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Rekreasi 112,87 112.92 113.46 0.00 0.52 0.48 Olahraga 103,54 103.68 102.80 -1.07 -0.71 -0.85

VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 122,62 121.68 122.49 -0.17 -0.10 0.67

Transpor 130,84 130.19 129.89 -0.31 -0.73 -0.23 Komunikasi dan Pengiriman 104,54 102.93 105.46 0.00 0.88 2.46 Sarana dan Penunjang Transpor 104,59 104.40 111.30 0.81 6.42 6.60 Jasa Keuangan 124,13 124.13 124.36 0.00 0.19 0.19 Catatan : Angka diatas merupakan pembulatan

*) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2017 terhadap IHK bulan Oktober 2016

(8)

No Kota Bulan Oktober 2017

IHK Inflasi Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) 1 MANADO 128.18 -0.06 49 2 PALU 130.33 -1.31 82 3 BULUKUMBA 135.64 -0.49 74 4 WATAMPONE 126.09 -0.51 76 5 MAKASSAR 130.24 -0.28 63 6 PAREPARE 124.69 -0.60 77 7 PALOPO 127.47 -0.01 45 8 KENDARI 124.87 -0.81 79 9 BAU BAU 131.22 -1.08 80 10 GORONTALO 125.87 -0.36 66 11 MAMUJU 128.93 -0.48 73 12 AMBON 126.11 -1.28 81 13 TUAL 155.24 1.05 1 14 TERNATE 132.55 0.52 4 15 MANOKWARI 124.22 -0.36 66 16 SORONG 128.54 -0.30 64 17 MERAUKE 132.13 0.47 5 18 JAYAPURA 128.92 -0.09 53 Tabel 3 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2017 Kota-kota di Sulampua (2012=100)

(9)

Grafik 1 Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2017 Kota-kota di Sulampua (2012=100) Tabel 3 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2017 Kota-kota di Luar Sulampua (2012=100) No Kota Bulan Oktober 2017

IHK Inflasi Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) 1 MEULABOH 129.14 0.28 10 2 BANDA ACEH 124.08 0.17 16 3 LHOKSEUMAWE 126.00 0.10 25 4 SIBOLGA 134.58 0.31 8 5 PEMATANG SIANTAR 135.10 0.15 20 6 MEDAN 135.63 0.24 12 7 PADANG SIDEMPUAN 128.21 0.16 18 8 PADANG 134.69 0.19 15 9 BUKIT TINGGI 127.14 0.41 6 10 TEMBILAHAN 134.07 0.09 26 11 PEKAN BARU 132.09 0.33 7 12 DUMAI 132.29 0.08 29 13 BUNGO 128.69 0.55 3 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 -0.06 -1.31 -0.49 -0.51 -0.28 -0.60 -0.01 -0.81 -1.08 -0.36 -0.48 -1.28 1.05 0.52 -0.36 -0.30 0.47 -0.09 Kota

(10)

No Kota Bulan Oktober 2017

IHK Inflasi Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) 14 JAMBI 127.61 0.05 37 15 PALEMBANG 127.29 0.08 29 16 LUBUK LINGGAU 126.87 0.06 35 17 BENGKULU 138.63 -0.12 55 18 BANDAR LAMPUNG 130.42 0.11 24 19 METRO 136.77 0.23 13 20 TANJUNG PANDAN 137.14 0.29 9 21 PANGKAL PINANG 134.99 -0.07 51 22 BATAM 131.12 0.72 2 23 TANJUNG PINANG 129.13 -0.02 46 24 JAKARTA 130.02 0.06 35 25 BOGOR 130.77 0.26 11 26 SUKABUMI 129.23 0.08 29 27 BANDUNG 128.17 -0.03 47 28 CIREBON 125.53 0.07 33 29 BEKASI 126.22 0.07 33 30 DEPOK 128.31 -0.19 61 31 TASIKMALAYA 128.44 -0.08 52 32 CILACAP 132.15 0.02 40 33 PURWOKERTO 126.83 0.09 26 34 KUDUS 135.39 -0.09 53 35 SURAKARTA 124.65 0.01 43 36 SEMARANG 127.88 -0.15 57 37 TEGAL 126.46 0.21 14 38 YOGYAKARTA 126.98 0.16 18 39 JEMBER 125.62 -0.17 58 40 BANYUWANGI 125.21 0.09 26 41 SUMENEP 125.93 0.03 39 42 KEDIRI 125.94 -0.12 55 43 MALANG 130.10 0.02 40 44 PROBOLINGGO 125.79 -0.17 58 45 MADIUN 127.88 0.14 22 46 SURABAYA 129.92 0.05 37

(11)

No Kota Bulan Oktober 2017

IHK Inflasi Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) 47 TANGGERANG 136.70 -0.06 49 48 CILEGON 136.75 0.01 43 49 SERANG 138.91 0.15 20 50 SINGARAJA 135.67 -0.38 68 51 DENPASAR 125.58 -0.05 48 52 MATARAM 127.52 0.08 29 53 BIMA 131.48 0.02 40 54 MAUMERE 123.34 -0.39 69 55 KUPANG 128.90 -0.50 75 56 PONTIANAK 139.66 -0.34 65 57 SINGKAWANG 131.46 0.17 16 58 SAMPIT 129.99 0.13 23 59 PALANGKA RAYA 126.20 -0.46 72 60 TANJUNG 127.96 -0.74 78 61 BANJARMASIN 130.06 -0.40 70 62 BALIKPAPAN 133.21 -0.22 62 63 SAMARINDA 132.77 -0.17 58 64 TARAKAN 139.42 -0.40 70

(12)

Diterbitkan oleh:

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan

Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat

Jl. Trikora Sowi IV No. 99 Manokwari-Indonesia 98315

Kristin Paskahrani Bakara

Seksi Harga Konsumen dan Harga Perdagangan Besar

Grafik 2

Grafik Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Oktober 2017 Kota-kota di Luar Sulampua (2012=100)

Gambar

Tabel 1 IHK	dan	Tingkat	Inflasi	Gabungan	Provinsi	Papua	Barat	Oktober	2017,	Tahun	Kalender	2017,	dan	 Tahun	ke	Tahun	Menurut	Kelompok	Pengeluaran	(2012=100) Gambar	1 Perkembangan	IHK	Papua	Barat	(2012=100) Oktober	2016	-	Oktober	2017 Oktober 2016 November2
Tabel 2 IHK	dan	Tingkat	Inflasi	Gabungan	Provinsi	Papua	Barat	Oktober	2017,	Tahun	Kalender	2017,	dan	 Tahun	ke	Tahun	Menurut	Kelompok	dan	Subkelompok	Pengeluaran	(2012=100) Kelompok	Pengeluaran IHK  Desember  2016 IHK	Oktober	2016 IHK	Oktober	2017 Inflasi
Grafik	1 Grafik	Perbandingan	Indeks	dan	Inflasi/Deflasi	Oktober	2017	 Kota-kota	di	Sulampua	(2012=100) Tabel 3 Perbandingan	Indeks	dan	Inflasi/Deflasi	Oktober	2017			 Kota-kota	di	Luar	Sulampua	(2012=100) No Kota Bulan	Oktober	2017

Referensi

Dokumen terkait

Setianingrum (2008) menemukan investasi dan pengeluaran pemerintah yang berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja... Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru matematika Sekolah Menengah Kejuruan

ini ke dalam seni kriya dengan media kulit sebagai objek penerapan konsep tersebut. Kulit yang digunakan dalam penciptaan karya berupa kulit yang diolah dengan teknik

Kepekaan terhadap makhluk hidup dan lingkungannya merupakan sikap ilmiah khusus yang sangat diperlukan oleh orang yang belajar biologi maupun pendidik biologi untuk menempa

Calon Customer Service yang lolos seleksi Administrasi akan kami hubungi melalui email dan atau whatsapp aktif sesuai data yang terdaftar pada saat submit

Adanya imbas negatif dari rilis data-data Jepang dan China yang di bawah estimasi pelaku pasar membuat laju bursa saham Asia terkoreksi dan memberikan imbas negatif

Perbedaan ini menunjukkan bahwa pada kunjungan bulan pertama saat pasien terdiagnosa mengalami penyakit TB secara kualitas hidup kondisi pasien buruk yang ditandai

Jadi dapat disimpulkan bahwa direktori merupakan buku rujukan yang berisi daftar seperti nama orang, lembaga, badan, organisasi yang dilengkapi dengan alamat, kode, dan