• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Dalam rangka penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Biro Umum, Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Jalan Medan Merdeka Selatan No.16 Jakarta Pusat.

Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia, sejak itu pula perubahan kehidupan mendasar berkembang di hampir seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti merebaknya beragam krisis yang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah berkaitan dengan Orientasi Pembangunan. Dimasa Orde Baru, orientasi pembangunan masih terkonsentrasi pada wilayah daratan.

Sektor kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis dan potensinya. Potensi sumberdaya tersebut terdiri dari sumberdaya yang dapat diperbaharui, seperti sumberdaya perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya laut dan pantai, energi non konvensional dan energi serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya minyak dan gas bumi dan berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai macam jasa lingkungan lautan yang dapat dikembangkan untuk

(2)

pembangunan kelautan dan perikanan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan dan sebagainya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid dengan Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 dalam Kabinet Periode 1999-2004 mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmaja sebagai Menteri Eksplorasi Laut.

Selanjutnya pengangkatan tersebut diikuti dengan pembentukan Departemen Eksplorasi Laut (DEL) beserta rincian tugas dan fungsinya melalui Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian. Ternyata penggunaan nomenklatur DEL tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan penyebutan dari Menteri Eksplorasi Laut menjadi Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1999. Perubahan ini ditindaklanjuti dengan penggantian nomenklatur DEL menjadi Kementerian Eksplorasi Laut dan Perikanan (DELP) melalui Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999.

Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah Sidang Tahunan MPR tahun 2000, dan terjadi perubahan nomenklatur DELP menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) sesuai Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian.

Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka Nomenklatur

(3)

Departemen Kelautan dan Perikanan berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan, sedangkan struktur organisasi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak mengalami perubahan.

1. Tugas dan Fungsi

Terbentuknya Kementerian Kelautan dan Perikanan pada dasarnya merupakan sebuah tantangan, sekaligus peluang bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Artinya, bagaimana Kementerian Kelautan dan Perikanan ini menempatkan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor andalan yang mampu mengantarkan Bangsa Indonesia keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Setidaknya ada beberapa alasan pokok yang mendasarinya,sebagai berikut:

Pertama, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km tidak hanya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tetapi juga menyimpan kekayaan sumberdaya alam laut yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Kedua, selama beberapa dasawarsa, orientasi pembangunan negara ini lebih mangarah ke darat, mengakibatkan sumberdaya daratan terkuras. Oleh karena itu wajar jika sumberdaya laut dan perikanan tumbuh ke depan.

Ketiga, dikaitkan dengan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kesadaran manusia terhadap arti penting produk perikanan dan kelautan bagi kesehatan dan kecerdasan manusia, sangat diyakini masih dapat meningkatkan

(4)

produk perikanan dan kelautan di masa datang. Keempat, kawasan pesisir dan lautan yang dinamis tidak hanya memiliki potensi sumberdaya, tetapi juga memiliki potensi bagi pengembangan berbagai aktivitas pembangunan yang bersifat ekstrasi seperti industri, pemukiman, konservasi dan lain sebagainya.

2. Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan

Visi dan Misi dari Kementerian Kelutan dan Perikanan, adalah : a. Visi

”Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang lestari dan bertanggungjawab bagi kesatuan dan kesejahteraan anak bangsa”.

b. Misi

1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir lainnya.

2) Meningkatan peran sektor Kelautan dan Perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

3) Memelihara daya dukung dan meningkatkan kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan (sumber daya kelautan dan perikanan).

4) Meningkatkan kecerdasan dan kesehatan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan.

(5)

6) Meningkatkan budaya bahari sebagai ciri bangsa Negara Kepulauan.

3. Struktur Organisasi Instansi

Dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 165 Tahun 2000 tersebut, pada November 2000 telah dilakukan penyempurnaan organisasi DKP. Pada akhir tahun 2000, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Kementerian, dimana organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang baru menjadi :

a. Menteri Kelautan dan Perikanan; b. Sekretaris Jenderal;

c. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; d. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;

e. Direktorat Jenderal Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan; f. Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran; g. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

h. Inspektorat Jenderal;

i. Badan Riset Kelautan dan Perikanan; j. Staf Ahli.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006, maka struktur organisasi DKP menjadi :

(6)

a. Menteri Kelautan dan Perikanan; b. Sekretaris Jenderal;

c. Inspektorat Jenderal;

d. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; e. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;

f. Direktorat Jenderal Pengawasan & Pengendalian Sumberdaya KP; g. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; h. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; i. Badan Riset Kelautan dan Perikanan;

j. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan; k. Staf Ahli.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Biro Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, tata usaha dan persuratan, serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan urusan tata usaha KKP;

b. Koordinasi pelaksanaan urusan tata usaha Menteri, Sekretaris Jenderal, dan Staf Ahli Menteri, serta keprotokolan dan persandian;

(7)

c. Koordinasi, fasilitasi, dan pengelolaan rumah tangga kantor pusat KKP, serta administrasi penggajian lingkup Setjen;

d. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan pengelolaan Barang Milik Negara lingkup KKP;

e. Pelaksanaan urusan persuratan dan kearsipan, penggandaan, ekspedisi, dan pencetakan, dan

f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga biro

Biro Umum dan Perlengkapan secara struktural dan fungsional berada di bawah lingkup Sekretariat Jenderal dan mempunyai tugas mendukung unit kerja teknis/ supporting unit. Pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pada umumnya dan unit kerja di lingkungan KKP khususnya, dimana sasaran akhirnya adalah tercapainya pelayanan prima.

(8)

Gambar 1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

(9)

Gambar 2

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

(10)

Gambar 3

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN BAGIAN TATA USAHA PIMPINAN BAGIAN RUMAH TANGGA BAGIAN PERLENGKAPAN BAGIAN TATA USAHA DAN PERSURATAN SUBBAGIAN PROTOKOL SUBBAGIAN TATA USAHA MENTERI SUBBAGIAN URUSAN DALAM SUBBAGIAN ANGKUTAN DAN PERJALANAN DINAS SUBBAGIAN PERENCANAAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN PENGADAAN DAN PENYALURAN SUBBAGIAN PERSURATAN SUBBAGIAN ARSIP SUBBAGIAN TATA USAHA PERBANTUAN SUBBAGIAN INVENTARISASI DAN PENGHAPUSAN SUBBAGIAN

KEPEGAWAIAN TATA USAHA BIROSUBBAGIAN

STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Sumber : Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

4. Kebijakan Instansi mengenai SIMAK-BMN

Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan program Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara mempunyai kebijakan sendiri sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku.

(11)

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian terhadap Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara, penulis menggunakan jenis metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematik, faktual dan akurat.

Alasan pemilihan jenis penelitian deskriptif ini adalah karena jenis ini berusaha untuk meneliti suatu obyek penelitian dengan mencari dan menemukan fakta-fakta yang ada.

Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan peningkatan dan pembaharuan di masa yang akan datang terutama bagi para pengguna dan pengelola Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian/Lembaga Pemerintah Republik Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data

Guna memperoleh gambaran yang cukup jelas dalam penyusunan skripsi ini, metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian lapangan (field research) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research).

D. Jenis Data

Dalam rangka mengumpulkan dan menyajikan data yang dibutuhkan dengan disertai analisa, penulis memperoleh data yang berasal dari :

(12)

Data primer merupakan data yang penulis kumpulkan langsung dari perusahaan dengan cara penelitian lapangan (field research) pada objek yang dituju guna mendapatkan data secara nyata. Adapun untuk mendapatkan data dalam penelitian dilakukan dengan cara berikut :

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data langsung dilapangan dimana penulis mengadakan penelitian ke perusahaan untuk memperoleh data yang berhubungan.

b. Wawancara dilakukan secara langsung dengan pejabat atau staf yang mempunyai wewenang terhadap data-data yang dibutuhkan penulis. 2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan penulis Melalui Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan mempelajari buku-buku dan literature-literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian yang dipilih. Penulis berusaha mendapatkan data dengan membaca literature berupa teori-teori dari text book, kemudian diolah dan dianalisis untuk membuat kesimpulan dan saran.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dijadikan fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah: 1. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

(SIMAK-BMN) merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SIMAK-BMN diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas

(13)

pelaksanaan APBN serta pengelolaan/pengendalian Barang Milik Negara yang dikuasai oleh suatu unit akuntansi barang. Disamping menghasilkan informasi sebagai dasar penyusunan Neraca Kementerian Negara/Lembaga. SIMAK-BMN juga menghasilkan informasi-informasi untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban pengelolaan Barang Milik Negara dan kebutuhan-kebutuhan manajerial Kementerian Negara/Lembaga lainnya.

2. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Barang Milik Negara merupakan bagian dari aset pemerintah pusat.

3. Barang Milik Negara

adalah meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainya yang sah antara lain berupa transfer masuk, hibah, pembatalan penghapusan, dan rampasan/sitaan, Barang Milik Negara dari pelaksanaan perjanjian/ kontrak, Barang Milik Negara yang diperoleh berdasar ketentuan UU dan Barang Milik Negara yang diperoleh berdasar keputusan pengadilan.

(14)

F. Unit Analisa

Unit Analisa adalah responden individual yang dihubungi dalam rangka mendapatkan data penelitian. Penulis dalam hal ini berada dalam Bagian Perlengkapan sub bagian Perencanaan dan Pemanfaatan yang merupakan unit kerja pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga bisa mengamati dan memahami mengenai aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana menganalisis data-data yang telah diperoleh agar lebih mudah dipahami, oleh karena itu penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil penelitian, wawancara dan studi kepustakaan. Penulis membandingkan antara prosedur yang telah ditetapkan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat ditarik kesimpulan serta saran dan masukan kepada objek yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Pendahuluan Tutor menyapa mahasiswa dengan salam jumpa kembali, menanyakan kesiapan mahasiswa mengkuti tutorial keempat, menyampaikan topik bahasan pada pertemuan

[r]

PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA PERTAMA (KLUI) BERKALA (KLUI) KHUSUS (KLUI) NKK NK3 NP I NP

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Dampak dari krisis ekonomi yang tak kunjung juga usai, salah satunya adalah masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secepatnya adalah banyaknya anak jalanan yang belakangan

Ciri-ciri gaya arsitektur klasik yang dominan di indonesia biasanya bergaya Yunani hingga Romawi dengan ciri-ciri antara lain bagian depan bangunan memiliki pilar-pilar silindris

Hasil penelitian adalah: (1) kenaikan populasi, richness dan evenness gulma berpengaruh terhadap populasi, richness dan evenness serangga herbivora dan karnivora; (2)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Klinik Musik hanya membuat laporan laba rugi dan analisis penyajian laporan keuangan Klinik Musik belum sesuai dengan apa