BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Tahun Objek/Metode Hasil
1 Mohamad Yushak Anshori Pengaruh Orientasi Pasar, Intellectual Capital, dan Orientasi Pembelajaran terhadap Inovasi pada Industri Hotel di Jawa Timur 2011 Seluruh hotel bintang empat dan lima yang ada di Jawa Timur. Jumlah sampel yang digunakan 160. Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada para responden. orientasi pasar, intellectual capital, orientasi pembelajaran dan inovasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel. 2 Kianto et al Interaksi Aset Modal Intelektual dan Praktik Manajemen Pengetahuan dalam Penciptaan Nilai Organisasi 2014 Paper ini menggunakan literatur IC dan KM untuk membangun sebuah teoritis model. Penciptaan nilai organisasi didasarkan pada aspek
statis (aset IC)
dan dinamis (praktik KM) dari pengetahuan organisasi, dalam berbagai kombinasi. 3 Secundo et al Pengelolaan Modal Intelektual melalui Pendekatan Intelijen 2016 Metode penelitian menggunakan tahap keempat penelitian IC dan Universitas perlu mempertimban gkan strategi manajemen IC baru untuk 6
Kolektif. Sebuah Kerangka Terpadu untuk Universitas mengadopsi pendekatan kecerdasan kolektif. mengindentifik asi, mengukur, dan menilai berwujud sebagai bagian dari perspektif manajemen secara keseluruhan. 4 Irene YH Fan & Rongbin WB. Lee Intellectual Capital berdasarkan Rencana Inovasi Menggunakan WiNk Model 2016 Model WiNk diaplikasikan pada dua kelompok R&D untuk investigasi IC serta perencanaan inovasi. 1. Menggunaka n model WiNk dengan pengetahuan tentang kompleksita s model intelektual saat ini karena lokasi awal dapat menawarkan pencarian jalur untuk kinerja inovasi yang lebih tinggi. 2. Peningkatan unsur-unsur tertentu dari modal intelektual mungkin tidak menghasilka n efek yang sama dalam kasus yang berbeda. 5 Nikolai Sergeev Arah Prioritas Tinggi dari Modernisasi Pendidikan 2017 Peneliti menggunakan metode 1. Kondisi transisi ke masyarakat yang inovatif, ada
Universitas dalam Inovasi Masyarakat di Rusia korelasi dan analisis faktor transformasi peran pendidikan universitas dari sarana transisi pengetahua n dan keterampila n, yang diperlukan untuk kegiatan praktis, ke platform untuk penciptaan inovasi. 2. Inovasi itu adalah pendorong utama pengemban gannya disediakan oleh sistem pendidikan universitas. 6 Secundo et al Universitas yang Menggunakan Pendekatan Kecerdasan Kolektif untuk Mengelola Modal Intelektualnya (IC) 2018 Penulis menyelidiki bagaimana salah satu sekolah bisnis tertua di Eropa, Ca ‘Foscari University of Venice (Italia). Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan Ca ‘Foscari Manajemen IC perlu mengubah untuk memasukkan perspektif ekosistem, yang mencerminkan tahap keempat penelitian IC. Manajemen IC di universitas menggabungka n tujuan intinya (apa),
rencana strategis universitas. keterlibatan kolektif dari pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk mencapai tujuan (yang), motivasi dibalik pencapaian tujuan (mengapa) dan, akhirnya proses diaktifkan didalam universitas (bagaimana) dan indikator untuk menilai penciptaan nilai. 7 Cricelli et al Model Intelektual dan Kinerja Universitas di Negara-Negara Berkembang: Bukti dari Universitas Umum Colombia
2018 Analisis klaster 1. Universitas
harus mencapai massa kritis untuk diperoleh hasil riset dan inovasi yang luar biasa. 2. jumlah sarjana yang berafiliasi dengan universitas, sejauh mana penelitian tersebut diubah menjadi
hibah dan paten Faktor-faktor ini tidak boleh diabaikan ketika merencanak an strategi pendanaan publik dari negara berkembang . 3. Cendekiawa n maupun pelajar harus didorong melalui pendanaan yang tepat untuk berpartisipa si dalam proyek mobilitas internasiona l. B. Kajian Pustaka 1. Teori Stakeholder
Teori stakeholder yang menguraikan cara alternatif sebagai
manajemen strategis yang merespon terhadap daya saing,
meningkatnya kompleksitas usaha dan globalisasi. Suatu organisasi memiliki stakeholder dan hubungan diantara mereka perlu dikelola secara aktif untuk manfaat keuntungan yang berkelanjutan (Mohsin M,
2016). Adapun stakeholder sebuah perguruan tinggi meliputi mahasiswa, alumni, dosen, karyawan, pimpinan maupun badan akreditasi.
2. Pengertian Intellectual Capital
Menurut Starovic et al. dipublikasikan Chartered Institute of
Management Accountants kekayaan intelektual dapat didefinisikan
sebagai aset tidak berwujud, seperti paten,merek dagang dan hak cipta, yang dapat termasuk dalam keuangan tradisional pernyataan. Mengukur intelektual properti itu penting jadi organisasi tahu apa yang dimilikinya tetapi tidak ambil proses yang diperlukan untuk menjangkau tahap itu. Modal intelektual bisa keduanya hasil akhir dari suatu pengetahuan proses transformasi atau pengetahuan yang diubah menjadi hak milik intelektual.
Modal intelektual merupakan modal maya dalam organisasi yang bersumber dari pengetahuan pekerja yang dapat digunakan untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam menjalankan usaha maupun memilih, menggunakan serta mengembangkan teknologi yang cenderung terus berkembang dan makin canggih di masa depan (Purba,2009).
Intellectual capital merupakan cara untuk memperoleh
keunggulan kompetitif dan menjadi komponen yang sangat penting bagi kemakmuran, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di era ekonomi baru berbasis pengetahuan (Baroroh,2013).
3. Klasifikasi Intellectual Capital
Menurut Starovic et al. dipublikasikan Chartered Institute of
Management Accountants klasifikasi intellectual capital yaitu human
capital, relational capital dan structural capital. Human capital
meliputi kapasitas inovasi, kreativitas, pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, kapasitas kerja tim, fleksibilitas karyawan, toleransi terhadap ambiguitas, motivasi, kepuasan, kapasitas belajar, loyalitas, pelatihan formal dan pendidikan. Baroroh (2013) Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital yang tinggi akan
dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan. Relational capital
meliputi citra, loyalitas pelanggan, tautan kepuasan pelanggan dengan pemasok, kekuatan komersial, kapasitas negosiasi dengan entitas keuangan dan kegiatan lingkungan. Baroroh (2013) Relational capital merupakan hubungan yang terjalin oleh perusahaan dengan para mitranya secara harmonis. Relational capital merupakan pengetahuan yang dibentuk dalam marketing channels untuk mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan melalui jalannya bisnis.Relational
capital yang tinggi akan dapat mendorong peningkatan terhadap kinerja
keuangan. Structural capital meliputi fleksibilitas organisasi , layanan
dokumentasi, keberadaan pusat pengetahuan, penggunaan umum teknologi informasi dan kapasitas pembelajaran organisasi. Baroroh
(2013) Structural capital merupakan kemampuan organisasi meliputi infrastruktur, sistem informasi, rutinitas, prosedur dan budaya organisasi yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan intelektual yang optimal. Suatu organisasi yang memiliki prosedur yang baik maka intellectualcapitalakan mencapai kinerja secara optimal.
4. Komponen Intellectual Capital
Komponen Intellectual capital mengacu pada konstruksi komponen Ulum (2012) dikarenakan konstruksi komponen IC dikolaborasikan dengan BAN-PT. BAN-PT merupakan lembaga independen yang memberikan akreditasi atas penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi di Indonesia.
Ulum (2012) komponen intellectual capital sebagai berikut: a. Human Capital
1) Jumlah penuh waktu profesor
2) Jumlah dan jenis pelatihan
3) Jumlah Dosen Tetap
4) Jumlah dosen tidak tetap (dosen tamu, dosen luar biasa,
dosen pakar)
5) Prestasi dosen (penghargaan, hibah, pendanaan program)
6) Kualifikasi (jumlah jabatan) dosen akademik
7) Kompentesi dosen akademik (jumlah jenjang pendidikan
8) Jumlah staf non akademik (pustakawan, laboran, teknisi, admin)
b. Structural Capital
9) investasi di Perpustakaan media elektronik
10) Penghasilan dari lisensi 11) Jumlah lisensi yang diberikan
12) Pengukuran dan layanan laboratorium 13) Visi program studi
14) Misi program studi 15) Tujuan dan sasaran
16) Strategi penyampaian (cara penyampaian) 17) Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran 18) Silabus dan rencana pembelajaran
19) Teknik pembelajaran
20) Sarana, prasarana, dana untuk pembelajaran
21) Sistem evaluasi pembelajaran (kehadiran dosen
mahasiswa) 22) Sistem perwalian 23) Rata-rata masa studi 24) Jumlah dosen per siswa 25) Ratio Drop Out
26) Rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing 27) Rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbing
28) Kualifikasi akademik dosen pembimbing
29) Ketersediaan panduan mekanisme pengerjaan tugas akhir 30) Target waktu penulisan tugas akhir
31) Jumlah lulusan/Wisuda c. Relational Capital
32) Jumlah penelitian pihak ke-3 hibah luar negeri 33) Jumlah penelitian pihak ke-3 Dikti
34) Para ilmuwan international di universitas 35) Jumlah konferensi yang diselenggarakan 36) Penelitian/ pengabdian kepada masyarakat 37) Publikasi ilmiah di jurnal International
38) Publikasi ilmiah di jurnal organisasi yang terakreditasi A 39) Publikasi ilmiah di jurnal lokal
40) Hits situs internet 41) E-Learning
42) Jumlah prestasi dan reputasi akademik, minat, dan bakat mahasiswa
43) Layanan kemahasiswaan
44) Layanan dan pendayagunaan lulusan 45) Perekaman data lulusan
5. Pentingnya Mengukur Intellectual Capital pada Universitas
Intellectual capital pada universitas seharusnya diukur karena
beberapa alasan :
1) Transparansi dari institusi publik seharusnya meningkat. Dalam
masyarakat berbasis pengetahuan masyarakat menginginkan akses yang komprehensif mengenai informasi dimana dana publik dialokasikan.
2) Daftar peringkat universitas perlu dibandingkan denga
benchmarking yang lain. Sehingga memberikan informasi
universitas mana yang lebih baik. Universitas seharusnya menerapkan metode pembelajaran yang baru untuk diaplikasikan.
Transfer good practise seharusnya ditingkatkan jika universitas
dapat memperoleh akses intellectual capital nya.
3) Kekuatan hubungan antara universitas dan industri tidak
mungkin dilakukan tanpa “common language”. Kerjasama terssebut akan menyebabkan akademisi dan praktisi bisnis mampu mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan.
4) Pengukuran IC dalam universitas akan membuat peneliti lebih
dekat dengan kebutuhan masyarakat dan industry (Fazlagic, conference tentang measuring the intellectual capital of a
6. Pengertian Inovasi
“Discovery”, “invention”, dan “innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia “penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikan pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi (Sa’ud, 2008).
Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yan ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang (Sa’ud, 2008).
Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru (Sa’ud, 2008).
Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu hal yang baru seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Sa’ud, 2008).
Inovasi pendidikan adalah adalah sesuatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Sa’ud, 2008).
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional (Sa’ud, 2008).
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran (Sihombing, 2010).
Sementara inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan meningkat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan (Sihombing, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi merupakan suatu hal yang penting bagi perguruan tinggu untuk
mewujudkan tujuan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
7. Indikator Penilaian Inovasi
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
mengklasifikasi indikator-indikator penilaian inovasi terdiri 5 (lima) aspek:
1) Aspek Kebijakan
a. Rencana induk
b. Pendidikan kewirausahaan
c. Insentif untuk dosen
d. Kebijakan institusi yang mendorong pengembangan
inovasi
2) Aspek Kelembagaan
a. Inkubator
b. Start-up dan spin-off
c. Lembaga inovasi
d. Sentra HKI
3) Aspek Jejaring
a. Jejaring dengan industri
c. Jejaring dengan pemerintah pusat/ pemerintah daerah
d. Jejaring dengan kelompok masyarakat
e. Jejaring internasional
4) Aspek Sumberdaya
a. Dosen
b. Laboratorium yang mendukung inovasi
c. Tenaga pendidik laboran
d. Anggaran penelitian, pengembangan dan inovasi
e. Mahasiswa yang terlibat penelitian dosen
f. Peralatan penelitian, pengembangan dan inovasi yang
berteknologi tinggi
5) Aspek Hasil Inovasi
a. Paten
b. Lisensi
c. Pendapatan dari inovasi
d. Dampak yang dirasakan masyarakat
8. Pengertian Kinerja
Secara potensial, kinerja sebagai alat pendorong tercapainya perubahan budaya dan perilaku serta memberi SDM wewenang dalam melakukan pekerjaan dan perkembangan pribadi mereka (Asih, 2017). Kinerja organisasi dimaksudkan sebagai tingkat capaian (prestasi) dari organisasi dalam melakukan aktivitasnya dalam periode tertentu (biasanya dalam satu tahun). Kinerja adalah merupakan cerminan, apakah organisasi atau perusahaan telah berhasil atau belum dalam usaha bisnisnya (Triatmanto, 2011).
9. Indikator Kinerja
Indikator kinerja utama pada perguruan tinggi menurut
KOPERTIS III terdiri dari 5 (lima) aspek:
1) Aspek Sumberdaya Manusia
a. Persentase dosen berkualifikasi S3 (Doktor)
b. Jumlah dosen bersertifikat pendidik
c. Jumlah dosen dengan jabatan guru besar (Profesor)
d. Jumlah dosen dengan jabatan Lektor Kepala
e. Jumlah dosen dengan jabatan Lektor
f. Rasio dosen tetap terhadap jumlah dosen
g. Jumlah Tendik
2) Aspek Kelembagaan
a. Peringkat perguruan tinggi skala nasional
c. Jumlah prodi terakreditasi minimal B
d. Jumlah program studi terakreditasi internasional
e. Jumlah kerjasama perguruan tinggi
f. Peringkat perguruan tinggi skala internasional
g. Jumlah taman sains dan teknologi
h. Jumlah pusat unggulan PT
i. Rasio jumlah dosen terhadap mahasiswa
3) Aspek Kemahasiswaan
a. Jumlah mahasiswa yang berwirausaha
b. Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi
c. Persentase lulusan pendidikan tinggi yang langsung bekerja
d. Jumlah mahasiswa berprestasi
e. Jumlah mahasiswa perguruan tinggi
f. Jumlah mahasiswa asing
g. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa
4) Aspek Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
a. Jumlah publikasi internasional
b. Jumlah kekayaan intelektual yang didaftarkan
c. Jumlah prototipe R&D
d. Jumlah prototipe industri
e. Jumlah publikasi nasional
f. Jumlah penelitian yang dimanfaatkan masyarakat
a. Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan oleh industri
b. Jumlah perusahaan pemula berbasis teknologi
10. Pengembangan Hipotesis
Starovic et al.dipublikasikan Chartered Institute of Management
Accountants. Human capital didefinisikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang diterima karyawan mereka saat mereka pergi. Sebagian dari ini pengetahuan itu unik bagi individu;beberapa mungkin generik. Contohnya adalah kapasitas inovasi, kreativitas, know how dan pengalaman sebelumnya, kerja tim kapasitas, fleksibilitas karyawan, toleransi untuk ambiguitas, motivasi, kepuasan, kapasitas belajar, kesetiaan, pelatihan formal dan pendidikan. Modal struktural didefinisikan sebagai pengetahuan yang berada di dalam perusahaan. ini terdiri dari rutinitas organisasi, prosedur, sistem, budaya dan basis data. Modal relasional didefinisikan sebagai semua sumber daya terkait dengan hubungan eksternal perusahaan dengan pelanggan, pemasok atau mitra dalam penelitian dan pengembangan. Ini terdiri dari bagian dari modal manusia dan struktural yang terlibat dengan hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (investor, kreditor, pelanggan, pemasok), ditambah persepsi yang mereka pegang tentang perusahaan.
Widiyaningrum (2004) intellectual capital merupakan sumber daya berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan di masa depan bagi
perusahaan. Dimana perusahaan tersebut akan menjadi modal intelektual bila diciptakan, dipelihara dan di transformasi serta diatur dengan baik. Berdasarkan teori stakeholder Suatu organisasi memiliki
stakeholder dan hubungan diantara mereka perlu dikelola secara aktif
untuk manfaat keuntungan yang berkelanjutan (Mohsin M, 2016). Adapun stakeholder sebuah perguruan tinggi meliputi mahasiswa, alumni, dosen, karyawan, pimpinan maupun badan akreditasi. Semakin baik pengungkapan IC maka perguruan tinggi semakin mampu menciptakan inovasi. Inovasi yang baik berdampak pada kinerja perguruan tinggi yang tentunya tuntutan stakeholder terpenuhi yang memberikan feedback terhadap perguruan tinggi seperti akreditasi yang menggambarkan kinerja di perguruan tinggi tersebut.
Anshori (2011) meneliti tentang pengaruh orientasi pasar,
intellectual capital, dan orientasi pembelajaran terhadap inovasi pada
industri hotel di Jawa Timur. Hasilnya, bahwa orientasi pasar,
intellectual capital, orientasi pembelajaran dan inovasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja hotel.
Sergeev (2017) meneliti arah prioritas tinggi dari modernisasi pendidikan universitas dalam inovasi masyarakat di Rusia. Hasilnya, bahwa dalam kondisi transisi ke masyarakat yang inovatif, ada transformasi peran pendidikan universitas dari sarana transisi pengetahuan dan keterampilan, yang diperlukan untuk kegiatan praktis, ke platform untuk penciptaan inovasi. Sergeev menganalisis kekhasan
masyarakat inovasi dan menemukan bahwa inovasi itu adalah pendorong utama pengembangannya disediakan oleh sistem pendidikan universitas.
H1: Intellectual capital berpengaruh terhadap inovasi di perguruan
tinggi Indonesia.
H2: Intellectual capital berpengaruh terhadap inovasi di perguruan
tinggi Malaysia.
H3: Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja di
perguruan tinggi Indonesia.
H4: Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja di
perguruan tinggi Malaysia.
H5:Perbedaan pengaruh intellectual capital terhadap inovasi dan
kinerja di perguruan tinggi Indonesia.
H6:Perbedaan pengaruh intellectual capital terhadap inovasi dan
kinerja di perguruan tinggi Malaysia.
11. Kerangka Pemikiran Intellectual Capital (X) Inovasi (Y1) Kinerja (Y2) Indonesia
Independen Variable (X) Dependen Varible (Y) Intellectual Capital (X) Inovasi (Y1) Kinerja (Y2) Malaysia