• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN MESIN PEMERAH SUSU SAPI PORTABLE MODEL BODYPACK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAWATAN MESIN PEMERAH SUSU SAPI PORTABLE MODEL BODYPACK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAWATAN MESIN PEMERAH SUSU SAPI PORTABLE MODEL

BODYPACK

Roni Suhartono1*& Adhan Efendi 2

1,2,3Dosen Politeknik Negeri Subang

Jalan Arif Rahman Hakim 08,Cigadung, Subang, Jawa Barat

*E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Cow milking machines are used to help farmers in mountainous areas in the milking process. The problem faced is that it takes a schedule and selection of appropriate engine maintenance methods so that the milking machine for cows is not easily damaged. This study aims to make a schedule and determine the engine components that must be treated. The data obtained are then processed descriptively qualitatively. The results of the study concluded: (1) the maintenance of a portable milking machine with a bodypack model is carried out every day using the Inspection, Small Repair, Medium Repair, and Overhaul (ISMO) methods; (2) the main components to be examined are the electrical parts of the machine, the machine box, the putting straw, the milk container, and the carrying case; (3) routine maintenance carried out is proven to be able to maintain and extend the life of the portable milking machine model bodypack

Keywords : Cow, ISMO, Milking Machine,

PENDAHULUAN

Sapi perah merupakan penghasil utama susu untuk konsumsi manusia. Kebutuhan akan susu sapi sekarang semakin meningkat, sehingga produksi susu pun juga harus ditingkatkan.namun susu yang dihasilkan harus higienis tidak tercemar dan terjamin kualitasnya, maka penanganan, peralatan, pemerahan harus dilakukan dengan benar (Putra, Widyantara, dan Christian. 2016). Peralatan yang dapat digunakan oleh peternak adalah mesin pemeras susu sapi. Mesin pemerah susu adalah suatu mesin semi otomatis untuk memerah susu pada sapi (Himam, S. 2008). Mesin ini tidak dibuat hanya untuk satu ekor sapi, tapi kebanyakan satu rangkaian komponen alat itu dibuat untuk memerah 200 ekor sapi per jam. Sistem dari rangkaian alat tersebut adalah terdiri dari pompa vacum, regulator (alat pengukur), dan pulsator. Semua komponen terintegrasi untuk mengalirkan susu ke penampung yang selanjutnya akan diolah menjadi sebuah produk.

Di pasaran beragam tipe mesin pemerah beredar, namun harga mesin pemeras susu sapi cukup mahal, berkisar Rp 17 juta-Rp 25 Juta (Himam, S. 2008). Hasil observasi tim peneliti di Sentra Peternak Rakyat (SPR) Cinagarabogo Kabupaten Subang pada bulan Juni-Juli 2018 bahwa didapatkan beberapa permasalahan, yaitu: (1) peternak belum mampu membeli mesin pemerah sapi yang di jual di pasaran sekarang karena harganya sangat mahal, (2) peternak merasa sulit mengoperasikan mesin pemeras sapi sehingga dibutuhkan mesin yang mudah dalam pengoperasiannya, (3) mesin pemerah sapi sekarang dirasa petani kurang cocok untuk peternak skala kecil karena mesin membutuhkan tempat yang besar dan kurang efektif jika digunakan peternak di daerah pegunungan.

Berdasarkan permasalahan diatas tim peneliti tertarik untuk mendesign dan membuat suatu mesin pemerah susu sapi portable yang efektif, efisien, dan murah untuk peternak skala kecil di daerah pergunungan. Mesin pemerah susu sapi ini diharapkan dapat membantu proses pemerahan susu sehingga produksi susu sapi daerah Kabupaten Subang dapat meningkat secara signifikan. Namun mesin tersebut harus dilakukan perawatan, agar setelah melalui proses manufaktur. Mesin pemerah susu sapi dapat berkerja dan terjaga kondisinya secara optimal.

(2)

Definisi Susu Sapi

Susu merupakan salah satu komoditas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dari semua kelompok umur untuk memenuhi kebutuhan gizi (Pertiwi dan Purnama, 2011). Di Indonesia pada umumnya masyarakat mengonsumsi susu sapi. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, dan perubahan gaya hidup, termasuk di dalamnya pola makan, konsumsi susu sapi di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi susu dari 6.8 liter/kapita/tahun pada tahun 2005 menjadi 7.7 liter/kapita/tahun pada tahun 2008, atau setara dengan 25 g/kapita/hari (Ditjen Bina Produksi Peternakan, 2009). Ditambahkan oleh Riyanto (2012) Produk susu merupakan produk pangan yang penting bagi kesehatan dikarenakan kandungan yang terdapat didalamnya. Sehingga usaha peternakan sapi perah menjadikan landasan terpenting dalam menajalani ketahanan pangan, oleh itu karena usaha peternakan sapi perah perlu di tumbuh kembangkan karena mampu menjaga ketahanan pangan dan memberikan peluang usah

Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing (sapi) sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain (Rachman, 2008:19). Senada dengan pendapat diatas, menurut Budianto dan Usmiati (2008) berpendapat susu merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting sebagai sumber pangan dan nutrisi. Susu diperoleh dari ambing hewan sehat sebagai sekresi normal dari kelenjar susu yang diproduksi secara teratur melalui suatu siklus kelahiran anak. Susu sebagai salah satu produk hasil ternak mempunyai kandungan gizi yang lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Kondisi zat gizi yang baik pada susu memberi peluang yang baik bagi pertumbuhan bakteri, kapang dan khamir. Komposisi susu adalah sebagai berikut: kadar air 83,3%, lemak 4,3%, protein 3,2%, karbohidrat 3,5%, K 4,3 mg/100 g, Ca 143,3 mg/100g, P 60 mg/100 g, Fe 1,7 mg/ 100 g, Vitamin A 130 (SI), Vitamin B1 0,3 mg/100 g dan Vitamin C 1 mg/100 g. Susu juga mengandung sejumlah kecil komponen lain seperti pigmen, enzim, dan leukosit (Goff dan Hill, 1993).

Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Susu Sapi

Menurut Budianto dan Usmiati (2008) Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas susu antara lain waktu dan urutan pemerahan, musim, penyakit, makanan, pemalsuan susu dan kegiatan mikroba. Kualitas susu juga dapat dipengaruhi saat penanganan yang berkaitan kualitas air dan kebersihan peralatan serta transportasi dari peternak sampai perusahaan susu (Gran et al.,2002). Sebagian besar susu dihasilkan dari peternakan sapi perah rakyat. Oleh karena peternak bermodalkan keuangan yang rendah mengakibatkan kandang, peralatan pemerahan, dan ketersediaan air sangat terbatas sehingga mutu susu yang dihasilkan rendah terutama nilai TPC yang tinggi sehingga positif test alkohol. Hal ini yang memicu susu dibuang karena penolakan susu oleh IPS. Oleh karena itu persyaratan untuk komponen mutu susu dan ambang batas yang ditentukan oleh IPS harus disepakati antara peternak dan IPS melalui koperasi. Persyaratan mutu susu berdasarkan SNI 101-2782-1998 (Badan Standarisasi Nasional,1998).

Susu yang berkualitas dapat diperoleh dengan manajemen yang baik meliputi sanitasi alat- alat operasional pemerahan dan lingkungan (pakan, kandang, operator), kebersihan dan kesehatan ternak, serta kebersihan sumber air dan penanganan susu setelah pemerahan (Budianto dan Usmiati, 2008). Selain itu perlu menerapkan cara penanganan makan yang sehat meliputi lingkungan, cara produksi/peralatan, penanganan, penyimpanan dan transportasi, pencucian, pemeliharaan dan tenaga kerja, sesuai rekomendasi Codex (FAO dan WHO, 1997). Pengendalian mutu dan keamanan pangan susu perlu mendapat perhatian serius karena berkaitan dengan makin maraknya permintaan konsumen atas pangan yang aman dari segala bentuk cemaran baik fisik, kimia maupun mikrobiologi. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh pangan yangtercemar adalah timbulnya penyakit, keracunan bahkan kematian bagi konsumen.

Peternakan sapi perah rakyat di Indonesia umumnya tergabung dalam suatu wadah koperasi susu. Agribisnis susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai risiko tinggi, oleh karena itu perlu penanganan yang hati-hati dan spesialisasi. Spesialisasi menumbuhkan kemampuan dan

(3)

keahlian yang baik. Keahlian memerlukan kompetensi yang dapat dipelajari melalui pendidikan yang teratur dan berkesinambungan. Perilaku peternak yang seringkali bersikap tidak peduli atas masalah keamanan susu perlu mendapat perhatian untuk senantiasa dibina, diarahkan serta diyakinkan kesadarannya dalam upaya memperbaiki mutu dan keamanan pangan susu (Budianto dan Usmiati, 2008).

Perawatan Mesin

Menurut Sofyan Assauri, (2004) pemeliharaan mesin ialah menjaga kondisi mesin dalam keadaan kondisi siap kerja. Ditambahkan oleh Adhan dan Roni (2018) bahwa pemeliharaan mesin terdiri dari perawatan dan perbaikan. Jenis-jenis pemeliharaan yaitu:

1. Preventive Maintenance

Kegiatan pemeliharaan kondisi mesin yang bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan mesin dan mendeteksi peluang-peluang kerusakan-kerusakan mesin yang timbul saat mesin dioperasikan.

2. Corrective Maintenance

Kegiatan pemeliharaan kondisi mesin yang dilakukan ketika mesin bekerja tidak optimal karena terjadinya kerusakan kondisi mesin.

METODE PENELITIAN

Rancangan dan Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian di mulai dengan studi literatur di perpustakaan Politeknik Negeri Subang, pengecekan kondisi mesin pemerah susu, pembuatan jadwal pemeliharaan, validasi ahli, dan selesai. Data yang didapat kemudian dijabarkan secara deksriptif kualitatif.

.

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Lokasi Penelitian

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Literatur

Tim peneliti melakukan studi literatur berupa mencari informasi dan materi terkait proses perawatan pada mesin pemerah susu sapi baik melalui buku atau jurnal di perpustakaan Politeknik Negeri Subang.

Pengecekan Kondisi Mesin

Mesin pemerah susu adalah mesin yang digunakan untuk membantu proses pemerahan susu sapi dan mudah dibawa-bawa. Pada dasarnya semua mesin pemerah susu terdiri atas a) Pompa Vakum b) Pulsator c) Milk claw d) Sedotan putting (Teat cup) dan e). Wadah susu (Bucket).

Gambar 2. Kondisi Mesin Pemerah Susu

Kondisi mesin secara umum setelah proses manufaktur dan pengujian di lapangan mengalami beberapa kerusakan. Kerusakan tersebut dapat segera diperbaiki dan dilakukan proses perawatan dengan metode Inspeksi, Small Repair, Medium Repair, dan Overhaul dengan perawatan rutin yang dilakukan setiap perhari. Perhari dipilih oleh ahli karena faktor mesin pemerah yang harus selalu dalam kondisi steril.

Gambar 3. Pembersihan Box Mesin

Pemeriksaan dan melakukan pembersihan pada bagian sedotan putting (Teat cup). Proses pemeriksaan dan pembersihan ini dilakukan dengan air panas, air panas dimaksudkan untuk membunuh kumat yang ada setelah proses penyedotan susu. Saat proses pemeriksaan juga ditemukan kelonggaran pada karet yang dapat menyebabkan kebocoran, hal ini segera diperbaiki dengan cara mengganti yang baru.

(5)

Gambar 4. Pemeriksaan dan Pembersihan Sedotan Putting

Perawatan selanjutnya dilakukan pada bagian wadah penampung susu mesin pemerah susu sapi, penampung tersebut dalam kondisi yang baik, hanya saja harus dilakukan pembersihan rutin pada bagian dalam wadah dari sisa susu yang menempel.

Gambar 5. Pembersihan Wadah Susu

Pembuatan Jadwal Perawatan Harian

Proses pembuatan jadwal dilakukan berdasarkan data-data yang didapatkan dilapangan setelah proses penyedotan susu. Kondisi dan kebersihan mesin pemerah susu sapi menjadi perhatian utama yang kemudian hal tersebut dikonsultasikan dengan ahli perawatan mesin yaitu Ibu Susilawati, M.Pd. selaku dosen pemeliharaan mesin Politeknik Negeri Subang. Berdasarkan hasil validasi disepakti bahwa perawatan harian yang dilakukan dengan menggunakan metode Inspeksi, Small

Repair, Medium Repair, dan Overhaul. Beberapa komponen yang dirawat yaitu bagian kelistrikan

mesin, box mesin, sedotan putting, wadah susu, dan penyangga tas. Berikut jadwal yang telah melalui tahap validasi ahli.

No Komponen Minggu 4 Pemeliharaan

Pakai 1/Menit Pakai 2/Menit Pakai 3/Menit Pakai 4/Menit Pakai 5/Menit Pakai 6/Menit Pakai 7/Menit 1 Penyangga Tas I5

(6)

2 Tas Utama I5 3 Box Mesin I5 I5 4 Kelistrikan I10 5 Sedotan Puting I10 I10 I10 I10 I10 I10 I10 6 Wadah Susu I10 I10 I10 I10 Jumlah Menit Perminggu 140 Inspection 70 Keterangan: I = Inspection

Bersihkan mesin disc mill setelah selesai digunakan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapati beberapa kesimpulan, yaitu: (1) perawatan mesin pemerah susu portable model bodypack dilakukan setiap hari dengan metode Inspeksi, Small

Repair, Medium Repair, dan Overhaul (ISMO); (2) komponen utama yang dilakukan pemeriksaan

adalah bagian kelistrikan mesin, box mesin, sedotan putting, wadah susu, dan penyangga tas; (3) perawatan rutin yang dilakukan terbukti dapat menjaga dan memperpanjang usia mesin pemerah susu

portable model bodypack.

DAFTAR PUSTAKA

Adhan Efendi & Roni SUhartono. 2018. Perawatan mesin disc mill bongkol jagung. Jurnal Rekayasa Mesin Volume 13 Nomor 3, Desember 2018.

Agus Budianto dan S. Usmiati. 2008. Pemerahan Susu Secara Higienis Menggunaka Alat Perah Sederhana (Hygienic Milking Using Simple Milking Machine). Bogor: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.

Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas ekonomi Universitas Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional . 1998. SNI 01- 2782-1998, Metoda pengujian susu segar. Jakarta. Direktorat Jendral Peternakan . 2002. Buku Statistik Peternakan. Dirjen Bina Produksi Peternakan.

Departemen Pertanian, Jakarta

Ditjen Bina Produksi Peternakan. 2009. Konsumsi Protein Masyarakat Indonesia. http://www. disnak.go.id. [diakses pada tanggal 30 Juli 2018]

FAO and WHO. 1997. General Requirements (Food Hygiene). Codex Alimentarius (Supplement to Vol. 1B). FAO, Rome.

Goff , H.D. and A.R. Hill . 1993. Chemistry and Physics. In: Dairy Science and Technology Handbook: Principles and Properties. HUI , Y.H. (Eds.). VCH Publishers Inc.

Gran, H.M., A.N.Mutukumira , A.Wetlesen and J.A. Narvhus . 2002. Smallholder dairy processing in Zimbabwe: Hygienic practices during milking and the microbiological qualityof the milk at

(7)

Puguh Surjowardojo ,Pratiwi Trisunuwati, dan Surotul Khikma. 2016. Pengaruh Lama Massage dan Lama Milk Flow Rate Terhadap Laju Pancaran Produksi Susu Sapi Friesian Holstein di PT

Greenfields Indonesia. Malang: Universitas Brawijaya.

Rachman, C. 2008. Penanganan dan Pengolahan Susu. Jakarta: Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian.

Riyanto, A. 2012. Analisis Keuntungan dan Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kota

Semarang. Universitas Diponegoro: Semarang.

Sandhi Y.E. Putra, Helmy Widyantara, dan Madha Christian Wibowo. 2016. Rancang Bangun Alat

Pemerah Susu Elektif. Surabaya: Stikom.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian  Lokasi Penelitian
Gambar 2. Kondisi Mesin Pemerah Susu
Gambar 5. Pembersihan Wadah Susu

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini ingin diketahui kadar kalsium yang terdapat pada susu sapi murni dan susu sapi segar di pasaran secara Spektrofotometri Serapan Atom

Berdasarkan tujuan umum untuk mengetahui pengaruh kondisi hygiene pemerah dan sanitasi kandang terhadap cemaran mikroba pada susu di peternakan sapi perah di Desa Jurug

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah berapakah jumlah cemaran mikroba pada susu sapi segar berdasarkan kondisi hygiene pemerah dan sanitasi kandang yang dihitung dengan

Kuliah teori dilakukan dalam kelas besar, antara lain membahas: Pengertian Perawatan dan Perbaikan Mesin; Fungsi Perawatan/Perbaikan Mesin dalam Industri; Klasifikasi

Untuk perawatan mesin-mesin perkakas yang presisi dan dioperasikan dengan secara terus menerus pelumasan harus dilakukan secara teratur dan

Pada saat melakukan pemerahan menggunakan alat pemerah susu sapi semi otomatis, konsumsi tenaga terendah terjadi pada awal pemerahan yaitu bernilai 19,919 kal/detik dan

Dengan nilai-nilai biaya dan harga jual alat pemerah susu sapi semi otomatis tersebut di atas, pada umur proyek selama 15 tahun dan tingkat bunga 15% diperoleh nilai

Part Perawatan Harian Perawatan Mingguan Perawatan Bulanan 1 Thermocouple Pemeriksaan suhu lingkungan sekitar mesin dengan pengukur suhu ruangan Pembersihan