• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Antara Aktivitas Memerah Susu Sapi Dengan Resiko Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Pada Petani Pemerah Susu Sapi Di. Desa Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Antara Aktivitas Memerah Susu Sapi Dengan Resiko Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome Pada Petani Pemerah Susu Sapi Di. Desa Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap peternak sapi perah dalam melakukan pemerahan harus

berupaya untuk mendapatkan hasil susu yang bersih dan sehat. Kuantitas dan

kualitas hasil pemerahan tergantung pada tatalaksana pemeliharaan dan

pemerahan yang dilakukandan batas maksimum residu dalam bahan makanan

asal hewan (Santosa et a l 2013).Sistem pemerahan yang dilakukan umumnya

masih bersifat tradisional, yaitu pemerahan susu dilakukan secara manual

menggunakan tangan (Handayani dan Purwanti, 2010).

Proses produksi pemerahan susu menggunakan tangan dapat dianggap

sebagai faktor memicu nyeri pada pergelangan tangan / tangan, tulang

belakang dan kaki / pergelangan kaki (Ulbricht L et all, 2015).Salah satu

penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati

tekanan/jebakan (entrapment neuropathy), dipergelangan tangan nervus

medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan

menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari,

telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan

melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan

yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah

(2)

Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS)

(Huldani, 2013).

Berdasarkan penelitian dari Kouyoumdjian J A dan de Araujo di

Brazil tahun 2006 dari 3125 pasiendari kasus Carpal Tunnel

Syndrome(CTS)yang terkait dengan pemerahan susu secara manual

didapatkan data prevalensi menurut usia rata-rata adalah 44,9 tahun dan

88,4% adalah laki- laki. Waktu rata-rata dalam profesi pemerahan adalah 247

bulan, waktu pemerahan dalam satu hari adalah 120 menit.

Survei awal jumlah pemerah susu 30 orang, 22 perempuan dan 8

laki-laki, sistem pemerahan yang dilakukan umumnya masih bersifat tradisional

yaitu pemerahan secara manual menggunakan tangan. Pemerahan di Desa

Jemowo Kecamatan Musuk Boyolali dilakukan dua kali sehari Pagi pukul

05.00-06.00 WIB, Sore pukul 15.00-16.00 WIB. Untuk 1 ekor sapi

memerlukan waktu15-20 menit untuk menghasilkan 4-5 liter susu sapi. Data

awal menunjukkan 11 orang pemerah susu sapi mengeluhkan nyeri, rasa

tebal dan kaku pada tangan.

Permenkes No 80 Tahun 2013 menyatakan Fisioterapi adalah bentuk

pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok

untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh

(3)

manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutis dan mekanis)

pelatihan fungsi, komunikasi.

Peran Fisioterapi dalam penanganan Carpal Tunnel Syndrome ialah

mengatasi masalah nyeri, spasme otot, penurunan kekuatan otot, tropic

change serta membantu keterbatasan fungsional berupa gangguan aktifitas

sehari- hari terutama aktifitas yang menggunakan kemampuan gerak tangan

dan mampu melakukan program observasi, edukasi area kerja

Karena bekerja adalah suatu keharusan bagi siapa saja yang

berkeinginan meraih kebahagiaan dan kesuksesan maka bekerja keras

merupakan bagian dari akhlakul karimah yang harus dimiliki oleh setiap

Muslim. Sebab AllahSubhanahu wa Ta'alaberfirman : Dan katakanlah

bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan

melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah. Kemudian

diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (QS. At-Taubah

[9]: 105).

B. Rumusan masalah

Apakah ada hubungan antara aktivitas memerahan susu sapi dengan

resiko terjadinya Carpa l Tunnel Syndrome pada petani pemerah susu sapi di

(4)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan aktivitas memerah susu sapi dengan

dengan resiko terjadinya Carpa l Tunnel Syndrome pada petani pemerah

susu sapi di Desa. Jemowo Kec. Musuk Kab. Boyolali

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, lama

bekerja, jumlah sapi dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome.

b. Untuk mengetahui hubungan aktivitas memerah susu sapi dengan

kejadian CarpalTunnel Syndromedi Desa Jemowo Kecamatan Musuk

Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam kasus Carpal Tunnel

Syndrome.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan ketrampilan penanganan kasus dengan

(5)

3. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan

ilmu pengetahuan bagi tenaga kesehatan lainnya pada umumnya dan bagi

fisioterapi pada khususnya.

4. Bagi Masyarakat Umum

- Menambah wawasan tentang apakah itu Carpal Tunnel Syndrome.

- Menambah wawasan tentang proses pemerahan yang tidak

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif dan inovatif yang membuat PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Susana kelas

Pembuatan Sirup Glukosa dari Sorgum Biji (Sorghum bicolor) dengan Proses Hidrolisis Katalis Enzim.. Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media manipulatif dan peningkatan pemahaman konsep operasi

Paper introduces for the first time an overview of a new 3D recording computer tool conceived to support the conservation process for cultural heritages, with

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN

nomor Berita Acara Nomor: 014/PPBJ'DishubkomintollX/2011 tanggat 9 September 2Ol1 serta surat penetapan Panitia Pengadaan Bararg/ Jasa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,212 ( Asymp.

Hasil uji serologi in vitro dengan uji SN menunjukkan bahwa titer antibodi anti anti-idiotipe (Ab 3 ) antara perlakuan Ab 2 dengan vaksin AI H5N1 tidak ditemukan perbedaan