• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN UMN AL-WASHLIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN UMN AL-WASHLIYAH"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 775/Pendidikan IPA LAPORAN AKHIR

PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN UMN AL-WASHLIYAH

PEMBELAJARAN IPA BERMODEL TALKSHOW UNTUK MENGETAHUI DIMENSI PROSES KOGNITIF PADA

LEVEL C4 DAN C5

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Ketua : Sujarwo, S. Pd., M. Pd. NIDN : 0117128103

Anggota 1 : Wariyati, S. Pd., M. Hum. NIDN : 0124078503

Anggota 2 : Febriani Siregar NPM : 171434230

Dibiayai oleh Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah, sesuai dengan Surat Persetujuan Rektor UMN Al Washliyah Nomor: 263a/LP2M

UMNAW/B.07/2019 Tentang Pelaksanaan Penelitian Bagi Dosen Perguruan Tinggi Swasta Tahun Anggaran 2019

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH

(2)

i DAFTAR ISI Halam Sampul ... Halaman Pengesahan ... i Daftar Isi ... ii Ringkasan ... iii BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang dan Permasalahan ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A.State of The Art dalam Bidang yang diteliti ... 3

B.Road Map ... 4

C.Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif ... 5

D.Karakteristik IPA dan Belajar IPA ... 12

E. Model Pembelajaran ... 16

F. Model Pembelajaran Talkshow ... 17

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 18

A.Tujuan Penelitian ... 18

B.Manfaat Penelitian ... 18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A.Metode Penelitian ... 19

B.Waktu dan Tempat Penelitian... 19

C.Data dan Sumber Data ... 19

D.Metode Pengumpul Data... 19

E. Analisis Data ... 20

F. Bagan Alir Penelitian, Luaran dan Indikatornya ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A.Hasil Penelitian ... 21

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 23

BAB VI PENUTUP ... A.Kesimpulan ... B.Saran ... BAB VII DAFTAR PUSTAKA ... 19

(3)

ii Lampiran

1. Biodata Ketua dan Anggota ... 22 2. Surat Penerimaan Penelitian ... 3. Surat Pengumuman Pendanaan Penelitian ... 4. Kontrak Penelitian ... 5. Instrumen Penelitian (Jika Ada) ... 6. Draft Jurnal Internasional ... 7. Draft Prosiding ... 8. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas ... 28 9. Laporan Penggunaan Anggaran ... 20 10. Surat Izin Penelitian ... 11. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 12. Borang Monev ... 13. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 14. Poster ...

(4)

iii

RINGKASAN

Harapan dari setiap pembelajaran yang terjadi adalah terbentuknya proses kognitif yang menghasilkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) yang terdiri diantaranya adalah kemampuan berfikir pada level C4 dan kemampuan berfikir pada level C5. Kemampuan berfikir pada level C4 menunjukkan bahwa mahasiswa mampu berfikir analis. Sedangkan kemampun berfikir pada level C5 menunjukkan bahwa mahasiswa mampu berfikir dalam hal mengetahui kelemahan dan keunggulan dari bahan kajian yang dipelajari (evaluasi). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah a) menghasilkan model talkshow untuk pembelajaran IPA, b) mengetahui proses kognitif yang terjadi sehingga terlihat pada level C4 dan C5, dengan menerapkan metode penelitian yang bersifat eksploratif. Model ditentukan berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a) mahasiswa, yang secara sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaraan berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif. Selain menghasilkan model talkshow untuk pembelajaraan IPA, penelitian ini juga akan menghasilkan artikel ilmiah (internasional) dan prosiding nasional. Target luaran tambahan adalah jurnal (internasional atau jurnal nasional tidak terakreditasi). Penelitian ini dilaksanakan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) UMN Al-Washliyah tahun 2019.

(5)

iv PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin….

Subhanalloh Walhamdulillah Walailahaillalloh Wollahu Akbar…

Segala puji hanya untuk Allah SWT yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua makhluk ciptaan-hidayah-Nya. Sholawat dan salam mari senantiasa kita hadiahkan keharibaan junjungan alam nabi Muhammad SAW, semoga dengan mengamalkan seluruh sunnah-sunnahnya, ummatnya mendapatkan syafa’atnya diyaumil mahsyar. Aamiin.

Bersyukur kami kepada Allah SWT atas terselesaikannya laporan penelitian ini dengan judul Pembelajaran Ipa Bermodel Talkshow Untuk Mengetahui Dimensi Proses Kognitif Pada Level C4 Dan C5. Oleh karena itu, kami ucapkan juga rasa terimakasih kami yang mendalam kepada seluruh segenap sivitas akademika khsususnya unit lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LP2M) UMN Al-Washliyah yang telah menyelenggarakan program penelitian bagi dosen UMN Al-Washliyah tahun pelaksanaan 2019. Begitu juga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMN Al-Washliyah yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian dengan judul dimaksud dapat terlaksana dengan baik sesuai harapan.

Semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat dan inspirasi bagi penelitian selanjutnya demi tercapainya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di UMN Al-Washliyah.

Subhanallah…

Medan, 29 - 12 - 2019 Ketua Pelaksana

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang dan Permasalahan

Pembelajaran yang dilakukan oleh setiap orang dari dimulainya pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang melalui proses pendidikan.

Proses pendidikan yang terjadi adalah dimaksudkan untuk terciptanya kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan pendidikan dan atau pembelajaran. Kemampuan-kemampuan dimaksud adalah kemampun secara kognitif, kemampuan secara afektif dan kemampuan secara psikomotorik. Ketiga kemampuan tersebut merupakan kompetensi yang terdapat pada kurikulum yang menjadi acuan setiap pendidik. Dari ketiga kemampuan dimaksud, yang manjadi titik tolak atau menjadi pangkal untuk ketercapaian kemampuan selanjutnya adalah kemampuan kognitif. Dengan demikian, jika kemampuan kognitif yang ingin dicapai maka proses kognitif harus terjadi dan tak bisa diabaikan begitu saja. Kemampuan-kemampuan dimaksud atau kemampuan kognitif dapat dicapai dari berbagai bahan kajian (mata kuliah/mata pelajaran) yang dipelajari secara berkelanjutan.

Namun dalam pembelajaran IPA, proses pembelajaran sangat menunjang untuk terjadinya proses kognitif. Dalam pembelajaran IPA, proses kognitif yang terjadi seharusnya dilakukan oleh semua mahasiswa yang menjadi peserta didik. Tetapi kenyataannya adalah tidak semua mahasiswa yang tampak melakukan proses kognitif. Secara empiris, hal ini terlihat jelas pada proses pembelajaran yang terjadi, mahasiswa masih menunjukkan ketidakseriusannya ketika belajar sedang terjadi, ada mahasiswa yang berbicara dengan teman sebelahnya, ada mahasiswa yang sembunyi-sembunyi sedang berkomunikasi menggunakan gadgetnya, ada mahasiswa yang tidak fokus memberikan perhatiannya untuk mendengarkan penjelasan terkait bahan kajian, ada mahasiswa yang matanya merah (mengantuk), ada mahasiswa terlambat, ada mahasiswa yang sedang menyelesaikan keperluannya diluar kelas, ada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas mata kuliah lain, ada mahasiswa yang seolah olah fokus konsentrasi dengan

(7)

2

menunjukkan arah pandangannya ke depan dan mendengarkan, tapi ketika ditanya tidak memberikan respon atau argumentasi.

Memperhatikan dan mempelajari fakta di atas, bisa saja mahasiswa sangat sungkan untuk menunjukkan responnya atau memberikan argumentasinya ketika ditanya khususnya mahasiswa yang memberikan perhatiannya dan mendengarkan penjelasan terkait bahan kajian. Karena ketika diperhatikan, jika sesama mereka berbicara, tampak bahwa komunikasi yang terjadi berjalan dengan baik dan lancar artinya mereka tidak sungkan dalam mengungapkan argumentasinya kepada temannya bahkan seperti terjadi perdebatan. Proses kognitif yang terjadipun menunjukkan bahwa mereka bisa menunjukkan pemahaman mereka.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah tidak terjadinya proses kognitif secara fundamental yang terjadi pada sebagian mahasiswa ketika proses pembelajaran sedang terjadi sehingga hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak fokus melaksanakan proses pembelajaran yang dapat berakibat pada tidak tercapainya kompetensi kognitif khususnya pada kategori C4 dan C5.

(8)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.State of the Art dalam bidang yang diteliti

Sebagaimana yang dikutip Faisal (2015), Gunawan dan Palupi (2012) dalam revisi taksonomi Bloom bahwa dimensi pengetahuan terdiri dari pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Sedangkan dimensi proses kognitif terdiri dari (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create). Dua dimensi di atas ketika berinterkasi akan membentuk polanya tersendiri. Dimensi pengetahuan berada pada baris-baris sedangan dimensi proses kognitif berada pada kolom-kolom, pola inilah yang biasa dikenal dengan istilah tabel taksnonomi. Dimensi pengetahuan dan proses kognitif merupakan tujuan kerangka dasar dalam melakukan penyusunan tujuan-tujuan pembelajaran, kurikulum dan sebagainya. Oleh karena itu, dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam mensukseskan tujuan pembelajaran.

Dengan menerapkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif akan mengetahui proses kognitif yang terjadi pada setiap peserta didik atau mahasiswa. Salah satu dimensi pengetahuan adalah pengetahuan konsep yang selanjutnya dapat juga dikatakan dengan pemahaman konsep. Mahasiswa yang memiliki pemahaman konsep akan menunjukkan kompetensi sesuai dengan konsep yang dipahami. Kompetensi yang dimiliki beraasal dari proses kognitif terjada ketika pembelajaran berlangsung. Untuk itu, state of the art penelitian ini adalah menunjukkan bahwa mahasiswa melakukan proses kognitif berdasarkan informasi berupa pengetahuan yang terdiri dari faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi melalui bahan kajian yang disampaikan berdasarkan dimensi proses kognitif.

(9)

4 B.Road Map

1

2019 Yang Dikerjakan

Pembelajaran IPA bermodel talkshow pada dimensi proses kognitif

Menghasilkan Draft Model Talkshow untuk Pembelajaran IPA

Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Prosiding Nasional

Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Prosiding Nasional

2

2020 Yang dikerjakan Menguji Model Talkshow untuk Pembelajaran IPA Tercapainya model yang siap terapkan Bidang Unggulan:

Pusat studi ilmu pendidikan dan Pemberdayaan Keluarga (IPPK)

Sub Bidang Unggulan:

Pengembangan Penelitian Kualitas KBM

Topik Unggulan:

(10)

5 C.Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk peserta didik berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yang terdiri dari empat kategori. Ke empat pengetahuan ini diasumsikan sebagai kontinum dari hal yang bersifat konkrit ke abstrak. Empat kategori dimensi pengetahuan dimaksud yaitu:

1. Pengetahuan Faktual

Pengetahuan faktual adalah pengetahuan diskrit, berupa informasi yang terpisah-pisah yang meliputi:

a. Pengetahuan terhadap istilah, misalnya simbol-simbol dan istilah-istilah ilmiah;

b. Pengetahuan terhadap unsur-unsur yang spesifik, misalnya sumber-sumber alam, sumber-sumber informasi, atau fakta-fakta yang bersifat praktis. 2. Pengetahuan Konseptual

Kemampuan kognitif dimensi konseptual, merupakan dasar untuk mengembangkan dimensi pengetahuan pada level yang lebih tinggi. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks dan diorganisasi dari beberapa pengetahuan faktual. Pengetahuan konseptual menyatakan hubungan antara pengetahuan faktual berupa unsur-unsur dasar dengan struktur keilmuan yang lebih besar sehingga memungkinkan terjadinya pengetahuan baru yang meliputi:

a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, misalnya pengelompokkan benda yang bersifat magnet dan tidak bersifat magnet;

b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, misalnya prinsip pesawat sederhana dan hukum Newton;

c. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur, misalnya teori evolusi dan teori atom, model lapisan tanah, struktur tubuh hewan dan tumbuhan.

(11)

6 3. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu yang meliputi:

a. Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma, misalnya keterampilan proses IPA dan langkah- langkah dan melakukan penyelidikan (inquiry);

b. Pengetahuan tentang teknik dan metode, misalnya metode penelitian, metode evaluasi, dan teknik pemecahan masalah;

c. Pengetahuan tentang kriteria yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan atau prosedur dengan mempertimbangkan “when to do what”, misalnya kriteria untuk menunjukkan prosedur statistik yang menggunakan pengumpulan data dalam eksperimen.

4. Pengetahuan Metakognisi

Pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan tentang kognisi (pikiran) secara umum, misal dalam hal kesadaran, dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri yang meliputi:

a. Pengetahuan strategi, misalnya pengetahuan tentang strategi perencanaan atau heuristik untuk memecahkan masalah;

b. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi yaitu pengetahuan konstekstual dan kondisional, misalnya pengetahuan tentang jenis-jenis tes, pengetahuan tentang perintah kognitif untuk tugas yang berbeda;

c. Pengetahuan diri sendiri (self-knowledge), misalnya pengetahuan tentang cara mengkritisi kelemahan dan kelebihan pengetahuan sendiri.

(12)

7 Dimensi Proses Kognitif

Proses kognitif berkaitan dengan proses berpikir yang diasumsikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom yang menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku siswa yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar yang mencakup: 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) penilaian (evaluation), yang selanjutnya mengalami revisi yang dilakukan oleh Anderson & Krathwolf (2000) yang dikenal dengan istilah dimensi proses kognitif (cognitive process dimension) yang merupakan proses berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan yang terdiri dari:

1. Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Proses mengingat cukup esensial untuk belajar bermakna dan pemecahan masalah karena pengetahuan yang digunakan lebih kompleks.

Pada dimensi proses remember melibatkan proses kognitif

recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif

recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Misalnya mengenali ciri-ciri makhluk hidup. Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Misalnya menyebutkan suhu air yang mendidih. 2. Memahami (Understand)

Memahami merupakan proses membangun makna dari informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis dan gambar grafik.

(13)

8

Seseorang disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan “baru” yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya. Secara khusus, pengetahuan baru diintegrasikan dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Proses kognitif dalam dimensi understand terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Menerapkan (Apply)

Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya. Kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori proses kognitif, yaitu melakukan latihan dan memecahkan masalah. Peserta didik dikatakan melakukan latihan jika peserta didik tersebut secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta didik dikatakan memecahkan masalah jika peserta didik tersebut memilih dan menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Karena peserta didik harus memilih prosedur yang akan digunakan, peserta didik tersebut harus memiliki pemahaman jenis-jenis masalah yang dihadapinya.

4. Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang sangat penting bagi peserta didik terutama pada peserta didik yang sudah dapat berpikir abstrak. Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini, menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan tersebut, menunjukkan hubungan gagasan yang satu dengan gagasan lain, dan membedakan konsep-konsep yang relevan

(14)

9

dengan yang tidak relevan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada peserta didik jika peserta didik dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting.

5. Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik. Proses kognitif pada mengevaluasi terdiri dari pengecekan (checking) dan peninjauan (critiquing). Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misalnya, pengecekan terjadi ketika peserta didik diuji apakah peserta didik dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya. Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan kriteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan.

6. Menciptakan (Create)

Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan jika peserta didik membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar

(15)

10

siswa sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam menciptakan merujuk pada hal yang dapat dilakukan siswa dan hal yang akan dilakukan siswa. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing). Proses berpikir kreatif dalam konteks ini terdiri dari tiga hal, yaitu representasi masalah, perencanaan penyelesaian masalah, dan penyelesaian masalah. Pada tahap representasi masalah, peserta didik berusaha untuk memahami tugas-tugasnya dan membuat dugaan-dugaan penyelesaian masalah. Pada tahap perencanaan, peserta didik merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguji dugaan-dugaan. Pada tahap produksi, peserta didik melaksanakan rencana-rencana yang sudah disusun dan menghasilkan suatu produk baru dengan spesifikasi tertentu.

Dimensi proses kognitif di atas merupakan revisi terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif. Keterkaitan dimensi proses kognitif dan ranah kognitif Bloom dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

(16)

11 Tabel Taksonomi

Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan yang menunjukkan kata benda, dimensi proses kognitif yang menunjukkan kata kerja yang diilustrasikan dalam bentuk di bawah ini:

Tabel Taksonomi

Berdasarkan tabel di atas dapat difahami bahwa, tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif

(17)

12

menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan pengetahuan metakognisi membutuhkan kemampuan- kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di atas dan sebelah kirinya.

D.Karakteristik IPA dan Belajar IPA 1. Karakteristik IPA

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya berlaku bagi IPA saja tetapi juga berlaku untuk bidang ilmu lainnya. Hal yang membedakan metode ilmiah dalam IPA dengan ilmu lainnya adalah cakupan dan proses perolehannya. IPA meliputi dua cakupan yaitu IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. Science is both of knowledge and a process (Trowbridge and Sund, 1973:2). Oleh karena itu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain, yaitu:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat semula;

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu

(18)

13

rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006);

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain;

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan- bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006);

e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

2. Karakteristik Belajar IPA

Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk mempelajari pemuaian pada benda, diperlukan melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan

(19)

14

cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat. Misalnya data panjang awal benda sebelum dipanaskan dan data panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam kurun waktu tertentu. Proses ini melibatkan alat indra untuk mencatat data dan mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat;

b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi;

c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas. Misal, pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer. Alat bantu ini membantu ketepatan pengukuran dan data pengamatannya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jika pengukuran dilakukan berulang-ulang dengan tingkat ketelitian yang sama maka data yang diperoleh akan sama. Jika pengukuran dilakukan dengan panca indera saja, maka data yang diperoleh akan berbeda-beda dan datanya bersifat kualitatif karena didasarkan pada hal-hal yang dirasakan orang yang melakukan pengukuran. Data kualitatif ini bersifat subyektif, karena sangat mungkin keadaan panas benda yang sama, dirasakan oleh dua orang atau lebih yang berbeda, hasilnya berbeda-beda pula sehingga data yang diperoleh tidak obyektif;

d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif. Contoh, sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah

(20)

15

lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya;

e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus peserta didik lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk peserta didik. Dalam belajar IPA, peserta didik mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau minds-on (NRC, 1996:20). Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, peserta didik juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.

(21)

16 E.Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51). Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:

a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya;

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran;

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya;

(22)

17

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Talkshow

Dalam referensi yang dikutip dari wikipedia.org, talkshow merupakan bahasa Inggris yang dapat berarti gelar wicara yang berbentuk perbincangan atau diskusi baik perseorangan maupun tim terkait suatu topik tertentu yang dipandu oleh pemandu gelar wicara seperti moderator dan sebagainya. Perseorangan atau tim dimaksud merupakan orang atau kelompok yang telah memiliki pengalaman atau mempelajari terkait dengan isu yang sedang diperbincangkan.

Pembelajaran IPA bermodel talkshow merujuk pada uraian di atas, sehingga dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran akan mengadopsi sebagaimana acara talkshow atau gelar wicara. Dengan demikian, tahapan pembelajaran (sintaks) akan dikembangkan melalui proses penelitian yang akan dilaksanakan kedepan.

(23)

18 BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A.Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi proses kognitif pada level C4 dan C5, dan:

a. Menghasilkan model talkshow untuk pembelajaran IPA; b. Tercapainya proses kognitif khususnya pada level C4 dan C5; c. Menghasilkan jurnal internasional dan prosiding nasional.

Oleh karena itu, untuk mengetahui proses kognitif yang terjadi secara akurat perlu dilakukan variasi pembelajaran yang mampu mengarahkan maksud tersebut sebagai balasan terhadap fakta yang telah dikemukakan di atas. Variasi pembelajaran dimaksud adalah pembelajaran IPA dengan model talkshow. Model pembelajaran sebagaimana dimaksud belum ada dijumpai khususnya dilokasi penelitian. Kekhususan model ini adalah sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran khususnya untuk mengetahui proses kognitif yang fundamental yang secara murni berasal dari mahasiswa. Selain itu, diharapkan, dengan model ini dapat memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk menyampaikan pandangannnya sebagai proses kognitif yang terjadi terkait bahan kajian yang sedang dipelajari.

B.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan:

a. Untuk mengetahui proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas;

b. Sebagai acuan atau rujukan penelitian yang relevan dan terkini;

c. Sumber pengetahuan untuk pengembangan peningkatan kompetensi khususnyaa paadaa level C4 dan C5;

d. Sebagai pedomanan dalam melaksanakaan proses pembelajaran khususnya pada rumpun ilmu pengetahuan alam (IPA).

(24)

19 BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan tahun 2019 dengan metode penelitian bersifat eksploratif, bertujuan untuk membangun model talkshow pada pembelajaran IPA. Model ditentukan berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a) mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun ditunjuk menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif.

Penelitian dilakukan selama proses pembelajaran untuk menguji model talkshow yang telah dibangun. Pada tahun kedua ini dihasilkan jurnal internasional dan prosiding nasional. Pada tahap ini juga dilakukan analisis kebijakan pendidikan terkait model pembelajaran. Analisis dilakukan untuk menghasilkan model terbaik model talkshow untuk pembelajaran IPA.

B.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tahun 2019 dilaksanakan September 2019 sampai Desember 2019. Penelitian dilakukan di program studi PGSD UMN Al Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan 20147.

C.Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data terkait proses kognitif yang terjadi ketika proses belajar sedang terjadi. Data proses kognitif merupakan data primer yang diperoleh secara langsung selama proses belajar terjadi. Data diperoleh berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a) mahasiswa, yang secara sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaraan berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif. D.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari sumber data sebagaimana dimaksud di atas adalah dilakukan dengan metode observasi. Untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi digunakan metode alternatif jika memang diperlukan

(25)

20

yakni metode kuesioner/angket. Pengumpulan data dilaksanakan ketika proses belajar sedang terjadi berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a) mahasiswa, yang secara sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaraan berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif. E.Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk membangun dan menguji model talkshow untuk pembelajaran IPA. Tentunya analisis deskriptif dimaksud didukung dengan sajian data kuantitatif.

F. Bagan Alir Penelitian, Luaran dan Indikatornya

Sebagaimana metode dan disain penelitian di atas maka bagan alir yang menunjukkan tahapan penelitian ini adalah seperti pada bagan di bawah ini:

Menginformasikan Materi

Membentuk Kelompok

Peserta Didik Bereksplorasi Mencari Bahan

Pembelajaran IPA bermodel talkshow

Evaluasi Belajar (UTS, UAS)

Model Talkshow untuk Pembelajaran IPA

Draft Model Talkshow Pembelajaran IPA

Pengujian Draft Model Talkshow Pembelajaran IPA

TAHUN

2

1

Luaran Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Prosiding

Nasional

Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Porsiding Nasional

(26)

21 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Data mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun ditunjuk menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis talkshow

Data mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun ditunjuk menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis talkshow dikemukakan dalam bentuk gambar yang berasal dari proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)

(27)

22

2. Data mahasiswa, yang memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif

Data mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif dikemukakan dalam bentuk gambar yang berasal dari proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)

Pada gambar tersebut tampak seorang mahasiswa mewakili kelompoknya membahas mengenai gerak lurus, gerak semu, gerak melingkar secara tertulis yang menggunakan sumber dari internet sebagai panduannya. Serta memberikan contoh mengenai gerak melingkar seperti ban sepeda motor, gerak lurus seperti gerak mobil yang melintasi jalan tol sedangkan gerak semu seperti benda-benda yang ada diluar mobil seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak.

Pada gambar tersebut tampak seorang mahasiswa perwakilan kelompok yang membahas mengenai gerak melingkar, gerak semu, gerak lurus dan gerak ganda menggunakan sumber dari internet dan memberikan contoh yang berkaitan dengan pembahasan. Misalnya, gerak ganda adalah katrol, gerak melingkar yaitu kompas, dan gerak lurus seperti buah kelapa yang bergerak

Gambar 1. Mahasiswa 3O menjelaskan materi gerak

(28)

23

lurus jatuh ke tanah, sedangkan gerak semu yaitu bumi berputar pada porosnya terhadap matahari.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan diskusi kelompok mencari

sebuah vidio

pembelajaran yang akan digunakan sebagai contoh tentang gerak ganda dan gerak katrol menggunakan sumber internet.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan aktivitas kegiatan kelompok yang terdiri dari penyaji dan penanya untuk memerinci atau menguraikan tentang perubahan energi yang dihasilkan dari perubahan energi ginetik, perubahan energi listrik yang menghasilkan perubahan energi panas , dan energi listrik menghasilkan perubahan energi kalor. Contohnya setrika dari energi listrik berubah menjadi energi kalor, energi kimia berubah menjadi energi panas yaitu lampu, sedangkan keran air yang memiliki energi kinetik berubah menjadi energi potensial dikarenakan apabila keran diputar maka keran air tersebut akan mengecil dan membesar.

Gambar 3. Mahasiswa 3V melakukan diskusi

(29)

24

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan diskusi kelompok dalam mencari contoh gerak dalam bentuk vidio yang bersumber dari internet dan menuliskan hasil pembahasan berdasarkan vidio yang telaah ditemukan.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan diskusi yaitu aktivitas mahasiswa yang memuat kegiatan menguraikan dan menelaah hubungan keterkaitan antara perubahan energi untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat. Menguraikan suatu contoh yang berkaitan dengan energi kimia, energi listrik, perubahan energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi listrik menjadi energi gerak untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat, menelaah perubahan hubungan perubahan energi kimia menjadi energi gerak, energi gerak menjadi energi panas.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan diskusi dengan menggambarkan kegiatan mahasiswa menyebutkan dan menjelaskan mengenai pengertian dan contoh energi panas, energi listrik, energi kimia, perubahan

Gambar 5. Mahasiswa 3B melakukan diskusi

Gambar 6. Mahasiswa 3A melakukan diskusi

(30)

25

energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi listrik menjadi energi cahaya.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa sedang mempersiapkan eksperimen mengenai perubahan wujud benda menyublin dengan menggunakan alat dan bahan yang terdiri dari kapur barus, lilin, korek api, kaleng susu yang dilakukan secara bertahap-tahap.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa sedang menunjukkan suatu kegiatan percobaan tentang perubahan wujud benda mengkristal yang menerapkan beberapa metode dalam langkah-langkah proses percobaan perubahan wujud benda mengkristal dengan bahan utamanya dari es batu.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa sedang mengkomunikasikan hasil eksperimennya dengan menggambarkan kegiatan pratikum melakukan eksperimen

Gambar 8. Mahasiswa 3O mempersipkan eksperimen

Gambar 9. Mahasiswa 3O bereksperimen sublimasi

(31)

26

untuk menunjukkan proses terjadinya perubahan wujud benda mengkristal dengan menggunakan prosedur kerja yang diawali dengan perubahan wujud benda padat ke cair, cair ke gas, gas menjadi kristal.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa menunjukkan kegiatan dengan melakukan suatu penilaian mengenai induksi elegtromagnetik pada proses cepat atau lambatnya perputaran yang terjadi pada timah yang menggunakan beberapa bahan dalam penerapannya yaitu timah, baterai, magnet, dan uang logam.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan diskusi dengan mengamati gerak perputaran yang ditunjukkan oleh kawat timah dari rangkaian yang telah disusun.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa melakukan kegiatan diskusi dengan bertanya dan menjawab untuk mengetahui pengertian dari energi kimia dan perubahan energi listrik

Gambar 11. Mahasiswa 3V melakukan diskusi

Gambar 12. Mahasiswa 3A melakukan diskusi

(32)

27

menjadi energi kimia menggunakan contoh baterai handphone yang mengandung energi kimia.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa menggambarkan proses induksi elektromagnetik tentang memeriksa dan memvalidasi penyebab terjadinya panas pada baterai, penyebab timah berputar, penyebab timah berputar kearah kanan dan kekiri, apabila menggunakan uang logam.

Pada gambar tersebut tampak mahasiswa menunjukkan proses pembuatan baterai alami dengan memanfaatkan baterai bekas menjadi baterai baru dengan mengunakan bahan dari jeruk.

Gambar 14. Mahasiswa 3A melakukan diskusi

(33)

28 B.Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran sebagaimana yang ditunjukkan pada setiap gambar

Nomor Gambar Deskripsi Proses Kognitif

Gambar 1

Menunjukkan suatu proses pembelajaran berbasis kelompok yang terdiri dari 3 kelompok yang membahas mengenai gerak lurus, gerak semu, gerak melingkar. Setiap kelompok memilih perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan pengertian dari gerak semu, gerak lurus, gerak melingkar, secara tertulis yang menggunakan sumber dari internet sebagai panduannya. Serta memberikan contoh mengenai gerak melingkar seperti ban sepeda motor, gerak lurus seperti gerak mobil yang melintasi jalan tol sedangkan gerak semu seperti benda-benda yang ada diluar mobil seolah bergerak padahal kendaraanlah yang bergerak.

Gambar 2

Menunjukkan kegiatan mahasiswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berkelompok yang terdiri dari 4 kelompok membahas mengenai gerak melingkar, gerak semu, gerak lurus dan gerak ganda. Masing-masing kelompok menjelaskan pengertian dari gerak melingkar, gerak semu, gerak lurus dan gerak ganda yang menggunakan sumber dari internet. Serta memberikan contoh yang berkaitan dengan pembahasan dari masing-masing kelompok. Contoh dari gerak ganda adalah katrol, gerak melingkar yaitu kompas, dan gerak lurus seperti buah kelapa yang bergerak lurus jatuh ke tanah, sedangkan gerak semu yaitu bumi berputar pada porosnya terhadap matahari.

Gambar 3

Menggambarkan kegiatan mahasiswa melakukan diskusi kelompok mencari sebuah vidio yang menggunakan sumber internet tentang gerak ganda dan gerak katrol. Dapat mengetahui pengertian dari gerak ganda dan gerak katrol berdasarkan vidio yang diamati.

Gambar 4

Menunjukkan suatu aktivitas kegiatan kelompok yang terdiri dari penyaji dan penanya untuk memerinci atau menguraikan tentang perubahan energi yang dihasilkan dari perubahan energi ginetik, perubahan energi listrik yang menghasilkan perubahan energi panas , dan energi listrik menghasilkan perubahan energi kalor.

(34)

29

Contohnya setrika dari energi listrik berubah menjadi energi kalor, energi kimia berubah menjadi energi panas yaitu lampu, sedangkan keran air yang memiliki energi kinetik berubah menjadi energi potensial dikarenakan apabila keran diputar maka keran air tersebut akan mengecil dan membesar.

Gambar 5

Menunjukkan kegiatan mahasiswa dalam mencari contoh vidio yang bersumber dari internet dan menuliskan hasil pembahasan berdasarkan contoh vidio.

Gambar 6

Menggambarkan sebuah aktivitas mahasiswa yang memuat kegiatan menguraikan dan menelaah hubungan keterkaitan antara perubahan energi untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat. Menguraikan suatu contoh yang berkaitan dengan energi kimia, energi listrik, perubahan energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi listrik menjadi energi gerak untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat. Dan menelaah perubahan hubungan perubahan energi kimia menjadi energi gerak, energi gerak menjadi energi panas.

Gambar 7

Menggambarkan kegiatan mahasiswa menyebutkan dan menjelaskan mengenai pengertian dan contoh energi panas, energi listrik, energi kimia, perubahan energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi listrik menjadi energi cahaya.

Gambar 8

Menunjukan proses pembelajaran dilakukan dengan mengimplementasikan suatu cara yang telah ada mengenai perubahan wujud benda menyublin dengan menggunakan alat dan bahan yang terdiri dari kapur barus, lilin, korek api, kaleng susu yang dilakukan secara bertahap-tahap. Langkah awal hidupkan lilin dengan korek api letakkan di antara kaleng susu lainnya, masukkan kapur barus kedalam kaleng susu dan letakkan kaleng susu tersebut ditas lilin tunggu beberapa menit agar kapus barus meleleh dan berubah menjadi perubahan wujud benda menyublin.

Gambar 9

Menunjukkan suatu kegiatan percobaan tentang perubahan wujud benda mengkristal yang menerapkan beberapa metode dalam langkah-langkah proses percobaan perubahan wujud benda mengkristal dengan bahan utamanya dari es batu.

Gambar 10

Menggambarkan kegiatan pratikum melakukan eksperimen untuk mengonsepkan proses terjadinya perubahan wujud benda mengkristal dengan menggunakan prosedur kerja yang diawali dengan

(35)

30

perubahan wujud benda padat ke cair, cair ke gas, gas menjadi Kristal.

Langkah kerja yang dilakukan diawali dengan kapur barus yang dipanaskan dengan menggunakan kaleng susu, bagian atas kaleng ditutup dengan menggunakan es batu, kemudian di letakkan diatas permukaan lilin. Sehingga kabur barus tersebut akan menjadi cair dan gas dari kapur barus naik keatas permukaan pada tutup kaleng dan terkena dingin es yang telah mencair pada tutup kaleng. sehingga membentuk Kristal pada tutup kaleng.

Gambar 11

Menunjukkan kegiatan mahasiswa melakukan suatu penilaian mengenai induksi elegtromagnetik pada proses cepat atau lambatnya perputaran yang terjadi pada timah yang menggunakan beberapa bahan dalam penerapannya. Seperti timah, baterai, magnet, dan uang logam, untuk menghasilkan aliran arus listrik. Cara yang dilakukan diawali dengan letakkan uang logam diatas magnet, setelah itu letakkan baterai diatas uang logam dengan posisi kutub negatif berada diatas, ukuran panjang timah mampu mengelilingi area medan magnet.

Magnet dan uang logam saling tarik menarik yang sangat kuat sehingga bermuatan arus listrik, sedangkan baterai sebagai sumber arus dan mengalir ke timah sebagai penghantar listrik.

Gambar 12

Menggambarkan kegiatan mahasiswa melakukan diskusi dengan mengamati gerak perputaran yang ditunjukkan oleh kawat timah dari rangkaian yang telah disusun.

Gambar 13

Mengambarkan kegiatan mahasiswa yang saling bertanya dan menjawab untuk mengetahui pengertian dari energi kimia dan perubahan energi listrik menjadi energi kimia menggunakan contoh baterai handphone yang mengandung energi kimia.

Gambar 14

Menggambarkan proses pembelajaran model berkelompok mengenai induksi elektromagnetik tentang memeriksa dan memvalidasi penyebab terjadinya panas pada baterai, penyebab timah berputar, penyebab timah berputar kearah kanan dan kekiri, apabila penghantar panasnya tidak menggunakan uang logam.

Gambar 15

Menunjukkan proses pembelajaran praktek mengenai merancang baterai bekas menjadi baterai baru dengan mengunakan bahan dari jeruk. Yang dapat menciptakan nilai guna suatu barang menjadi baterai baru.

(36)

31

2. Klasifikasi proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran sebagaimana yang ditunjukkan pada setiap gambar

Gambar 1 Proses

Kognitif→ C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas

Belajar Deskripsi Pengetahuan ↓ Faktual   Menunjukkan gambar gerak benda mengenai gerak ganda, gerak melingkar, gerak semu, dan gerak lurus dalam kehidupan sehari- hari. Mengetahui dan memahami pengertian dari gerak lurus, gerak semu dan gerak melingkar

berdasarkan

pemahaman konsep dalam memberikan contoh gerak lurus seperti gerak mobil yang melintasi jalan tol, gerak melingkar seperti jarum jam dan kompas sedangkan gerak semu benda diluar mobil seolah bergerak padahal kendaraanlah bergerak. Konseptual   Menerangkan pengertian gerak ganda, gerak semu, gerak lurus, dan gerak melingkar berdasarkan contoh vidio.  Memberikan contoh vidio gerak benda semu, gerak benda ganda, gerak benda lurus dan gerak benda

melingkar. Prosedural

(37)

32 Gambar 2

Proses Kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan Faktual   Menceritakan yang dimaksud dengan gerak melingkar dan gerak ganda.  Menunjukkan contoh bentuk dari gerak melingkar dan gerak ganda  Mengetahui dan memahami pengertian dari gerak lurus, gerak semu, gerak melingkar, gerak ganda melalui contoh yang di tunjukkan. Konseptual   Memberikan contoh mengenai gerak ganda dan gerak melingkar seperti jarum jam dan kincir angin melalui vidio. Prosedural Metakogmisi Gambar 3 Proses Kognitif → C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi Pengetahuan ↓ Faktual  Merangkum pengertian gerak ganda dan gerak katrol melalui contoh vidio Konseptual  1)Memberikan contoh vidio gerak benda mengenai gerak ganda dan gerak katrol ganda menggunakan sumber dari internet secara kelompok. Prosedural

(38)

33 Gambar 4

Proses Kognitif →

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi Pengetahuan

Faktual  Memerinci dan

menguraikan perubahan energi yang dihasilkan energi ginetik, energy kimia menjadi perubahan energi panas, energi listrik menjadi perubahan energi kalor. Konseptual Prosedural Metakognitif  2) Menguraikan pembahasan mengenai energi ginetik, energi kimia, energi listrik, energi kalor, energi potensial secara individu.

3) Membandingkan hubungan

perubahan energi listrik dan energi potensial berdasarkan contoh ilustrasi berdasarkan penggunaan keran air. 4) Menanyai perubahan yang terjadi pada energi ginetik.

5) Mempertentangkan perubahan energy yang dihasilkan dari perubahan energy ginetik.

(39)

34 Gambar 5 Proses Kognitif→ C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan

Faktual  Menuliskan hasil

pembahasan berdasarkan contoh vidio. Konseptual   Mencari vidio mengenai materi atau pembahasan berdasarkan kelompok melalui sumber internet. Prosedural Metakognitif Gambar 6 Proses Kognitif → C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 Uraian Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan

Faktual  Memerinci, dan

menguraikan berdasarkan contoh tentang perubahan energi kimia menjadi energi gerak dan perubahan energi listrik menjadi energi gerak serta menelaah

menelaah hubungan

perubahan energi kimia menjadi energi gerak dan Konseptual

Prosedural

Metakognitif 

 Menguraikan pengertian energi kimia dan energi listrik berdasarkan contoh energi pada ace dan mesin pada motor berjalan yang berada di

(40)

35  Mengaitkan hubungan antara energi kimia dengan energi panas,antara energi listrik dengan energi gerak dengan contoh mesin yang ada pada motor.

 Menanya tentang contoh dan proses yang menghasilkan energi kimia dengan energi kimia dengan gerak, energi kimia dengan panas. energi gerak menjadi energi panas. Gambar 7 Proses Kognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 Uraian Aktivitas Belajar Deskrisi Pengetahuan Faktual   Menyebutkan contoh energi listrik menjadi energi gerak, energi panas menjadi energi cahaya, energi kimia menjadi energi gerak, energi potensial menjadi energi gerak, energi kimia menjadi energi panas, seperti kipas angin, lilin, baterai handphone, dan lampu.  Menyebutkan contoh dan menjelaskan mengenai energi listrik, energi gerak dan energi kimia.

Konseptual 

 Menjelaskan perubahan energi listrik, energi ginetik dan energi kimia dengan

(41)

36 perubahan energi lainnya. Prosedural Metakognitif Gambar 8 Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan ↓ Faktual  Menerapkan suatu metode atau cara yang telah ada dalam melalukan percobaan perubahan wujud benda menyublin dengan menggunakan bahan kapur barus yang prosesnya dilakukan secara bertahap. Konseptual Prosedural   Membuktikan praktikum mengenai perubahan wujud benda menyublin melalui kapur barus sebagai bahan awalnya. Metakognitif Gambar 9 Proses Kognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C

6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi Pengetahuan ↓ Faktual  Menerapkan suatu cara dalam melakukan pratikum mengenai perubahan wujub benda mengkristal dengan bahan dari es batu. Konseptual Prosedural 

 Menggunakan alat dan bahan sebagai

pratikum mengenai perubahan wujud benda mengkristal Metakognitif

(42)

37 Gambar 10 Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan ↓ Faktual Konseptual Prosedural   Membuktikan perubahan wujud benda mencair, dan mengkristal dan mengembun.

 Mengkonsepkan perubahan wujud benda padat menjadi cair, cair menjadi gas, padat menjadi gas.  Menemukan konsep dari perubahan wujud benda mengkristal. Metakognitif Gambar 11 Proses Kognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 Uraian

Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan↓

Faktual  Menilai kecepatan

dan lambatnya perputaran timah berdasarkan kedalaman cekungan timah.  Membuktikan apabila timah berputar dengan cepat maka kapasita baterai akan juga cepat menurun. Konseptual Prosedural   Mengevaluasi proses lambat dan cepatnya perputaran timah berdasarkan pada cekungan timah yang harus melintasi area magnet.  Mengecek cekungan timah yang terletak pada kutub positif baterai. Metakognitif

(43)

38 Gambar 12 Proses Kognitif C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi Pengetahuan ↓ Faktual  Merangkum pengertian gerak ganda dan gerak katrol melalui contoh vidio Konseptual  6)Memberikan contoh vidio gerak benda mengenai gerak ganda dan gerak katrol ganda menggunakan sumber dari internet secara kelompok. Prosedural Metakognitif Gambar 13 ProsesKognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 Uraian Aktivitas Belajar Deskripsi Pengetahuan↓

Faktual  Menjelaskan pengertian

energi kimia dan perubahan yang terjadi pada energi listrik menjadi energi kimia. Konseptual   Menguraikan pengertian dari energi kimia melalui ilustrasi dari energi yang terkandung pada baterai handphone. Prosedural Metakognitif Gambar 14 ProsesKognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C

6 Uraian Aktivitas Belajar

Deskrisi Pengetahuan↓

Faktual  Memeriksa dan

memvalidasi mengenai penyebab timah bisa berputar, penyebab Konseptual Prosedural   Memvalidasi proses yang terjadi pada induksi

(44)

39 elektromagnetik apabila penghantar panasnya tidak menggunakan uang logam.  Menilai penyebab terjadinya panas pada baterai yang disebab karena perputaran timah terlalu cepat

 Menafsirkan proses timah bisa berputar dan berputar kekiri dan kekanan. timah dapat berputar ke kanan dan kekiri, penyebab panas pada baterai dan pengaruh apabila penghantar panas tidak menggunakan uang logam. Metakognitif Gambar 15 ProsesKognitif→ C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C

6 Uraian Aktivitas Belajar

Deskripsi Pengetahuan↓ Faktual  Menciptakan baterai bekas menjadi batera baru menggunakan bahan dari jeruk. Konseptual Prosedural   Menciptakan baterai baru dari baterai bekas pada jam dinding.  Memproduksikan baterai bekas dengan menggunakan jeruk menjadi baterai baru. Metakognitif

(45)

40

(46)

41 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bermodel talkshow yang menunjukkan dimensi proses kognitif yang terjadi pada gambar 1 sampai gambar 15 adalah terdapat pada gambar 4, gambar 6, gambar 11, gambar 15 yakni:

No. Pengetahuan Dimens Proses Kognitif

Nomor Gambar

Proses Pembelajaran yang terjadi

Metakognitif C4 4

1) Menguraikan pembahasan mengenai energi ginetik, energi kimia, energi listrik, energi kalor, energi potensial secara individu; 2) Membandingkan hubungan

perubahan energi listrik dan energi potensial berdasarkan contoh ilustrasi berdasarkan penggunaan keran air;

3) Menanyai perubahan yang terjadi pada energi ginetik; 4) Mempertentangkan

perubahan energy yang dihasilkan dari perubahan energy ginetik.

Metakognitif C4 6

1) Menguraikan pengertian energi kimia dan energi listrik berdasarkan contoh energi pada ace dan mesin pada motor berjalan yang berada dilingkungan UMN Al-Washliyah;

2) Mengaitkan hubungan antara energi kimia dengan energi panas,antara energi listrik dengan energi gerak dengan contoh mesin yang ada pada motor;

3) Menanya tentang contoh dan proses yang menghasilkan energi kimia

(47)

42

dengan energi kimia dengan gerak, energi kimia dengan panas.

Prosedural C5 11

1) Mengevaluasi proses lambat dan cepatnya perputaran timah berdasarkan pada cekungan timah yang harus melintasi area magnet; 2) Mengecek cekungan timah

yang terletak pada kutub positif baterai.

Prosedural C6 15

1) Menciptakan baterai baru dari baterai bekas pada jam dinding;

2) Memproduksikan baterai

bekas dengan

menggunakan jeruk menjadi baterai baru.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan bahwa:

1. Bagi tenaga pendidik yang rumpun ilmuya sama agar melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan kesiapan dan perhatian belajar peserta didik agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai;

2. Bagi peneliti untuk dapat menelaah lebih dalam/jauh mengenai dimensi proses kognitif dan pengetahuan dalam proses pembelajaran untuk menunjang pencapaian kompetensi yang diharapkan;

3. Bagi perguruan tinggi untuk dapat melengkapai fasilitas belajar khususnya pada rumpun ilmu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

(48)

43 BAB VII DAFTAR PUSTAKA

Suhito. 2018. Menumbuhkan Kemampuan Kognitif Dimensi Konseptual dalam Perkuliahan Geometri pada Jurusan Matematika FMIPA Unnes. Prisma, Prosiding Nasional Seminar Nasional Matematika. Available online:

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/2013 3/9539/. Diakses 23 Juni 2019.

Yuliati, Lia. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Available online: http://pjjpgsd.unesa.ac.id/

Anonim. 2019. Gelar Wicara. Available online: https://id.wikipedia.org/wiki/Gelar_wicara. Diakses 24 Juni 2019. Aina Mulyana. 2015. Model Pembelajaran dan Model Pengelolaan Pembelajaran.

Available online: https://ainamulyana.blogspot.com/2015/02/model-pembelajaran-dan-model.html. Diakses 24 Juni 2019.

Soliha, Nisa. Juwaedah, Ade. Rahmawati, Yulia. 2018. Kompetensi Pengetahuan “Metode Pembelajaran” Sebagai Kesiapan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 1, April 2018. Available online:

http://ejournal.upi.edu/index.php/Boga/article/viewFile/11598/6970. Diakses 24 Juni 2019.

Faisal. 2015. Menintegrasikan Revisi Taksonomi Bloom kedalam Pembelajaran Biologi (Jurnal Sainsmat, September 2015, Hal. 102-112 Vol. IV, No.

2 ISSN 2086-6755. Avilable online:

http://ojs.unm.ac.id/sainsmat/article/download/1837/844. Diakses 24 Juni 2019.

Gunawan, Imam. Palupi, Anggarini Retno. 2012. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian (Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol 2, No 02 (2012). Available online: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/download/50/47. Diakses 24 Juni 2019.

(49)

44 LAMPIRAN 1.

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

A. Identitas Diri

1 Nama : Sujarwo, S. Pd., M. Pd.

2 Jenis Kelamin : Laki-laki 3 Jabatan Fungsional : Lektor 4 NIP/NIK/Identitas Lainnya : -

5 NIDN : 0117128103

6 Tempat dan Tanggal Lahir : Tanah Raja, 17 Des 1981

7 E-mail : sujarwoumnaw@gmail.com

8 Nomor Telepon/HP : 0813 1123 0997

9 Alamat Kantor : Jl Garu II No. 02 Medan 10 Nomor Telepon/Faks : 061 7867044

11 Lulusan yang telah dihasilkan : 35 Orang

12 Mata Kuliah yang diampu 1. Pembelajaran IPA SD

2. Metodologi Penelitian Pendidikan

B. Riwayat Pendidikan

No. S1 S2

Nama Perguruan Tinggi UMN Al-Washliyah UNJ

Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Pendidikan Dasar

Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2006 2007 - 2010

Judul Skripsi/Tesis Korelasi antara Gaya Belajar dan Hasil Belajar Fisika

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap

Hasil Belajar Matematika

Nama Pembimbing/Promotor

Dra. Rita Destini, M. Pd Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman

Drs. Marnanda Seragih Dr. Kinayati Djojosubroto, M. Pd.

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber* Jumlah (Juta Rp)

1 2012 Pengaruh Metode Pembelajaran

dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika

(50)

45

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian

Pendanaan

Sumber* Jumlah (Juta Rp)

1 2013

Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Ilmu Kealaman Dasar Mahasiswa FKIP UMN Al-Washliyah

Ditlitabmas Dikti Rp 12,500,000

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/No./Thn.

1

2

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertem.

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan

Tempat

1 Seminar Fakultas Dampak Gaya Belajar Visual terhadap Hasil Belajar Fisika

15-Feb-13 UMN Al-Washliyah G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jmlh.

Halaman Penerbit

1

H. Perolehan HKI dalam 5 - 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

1

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa

Sosial Lainnya yang telah diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1 2

(51)

Gambar

Tabel  taksonomi  merupakan  tabel  dua  dimensi  yang  menyatakan  hubungan  antara  dimensi  pengetahuan  dengan  dimensi  proses  kognitif
Gambar 2. Mahasiswa 3A menjelaskan materi gerak
Gambar 4. Mahasiswa 3B: penyaji & penanya
Gambar 7. Mahasiswa 3A melakukan diskusi
+4

Referensi

Dokumen terkait