• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Organisasi Rohani Islam dalam Meningkatkan Nilai Religius dan Kejujuran Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Organisasi Rohani Islam dalam Meningkatkan Nilai Religius dan Kejujuran Siswa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN ORGANISASI ROHANI ISLAM DALAM MENINGKATKAN NILAI RELIGIUS DAN

KEJUJURAN SISWA

(Desi Narita, Irawan Suntoro, Hermi Yanzi)

The purpose of this research was to describe various activities of Islamic spiritual organization (Rohis) that play a role in increasing the value of religious and rectitude students. The research methodology used in this research descriptive qualitative with the informants were vice headmaster of student field, the trustees of Islamic spiritual organization, former trustees of Islamic spiritual organization and member of Islamic spiritual organization. Technique of data collection used was interview guidelines, observation guidelines, documentation guidelines and likert scale. Technique data analysis was using analysis of interactive model. Based on the result of the research which has been done, it is known that Islamic spiritual activities in proselytizing common (study Islamic basic, guidance in reading Al-Quran, tadabur of nature, wall magazine), have a role in increasing the value of religious while the activities in special proselytizing (mentoring) have a role in increasing value of rectitude students in Senior High School 1 Pesisir Barat.

Tujuan penelitian ini adalah mendekripsikan peranan kegiatan organisasi Rohani Islam (Rohis) yang berperan dalam meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif dengan informan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, pembina Rohani Islam, mantan pembina Rohani Islam, dan anggota Rohis. Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan skala likert. Teknik analisis data menggunakan Analysis Interactive Model. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kegiatan Rohani Islam dalam dakwah umum (studi dasar Islam, bimbingan baca Al-Quran, tadabur alam, majalah dinding) berperan dalam meningkatkan nilai religius sedangkan kegiatan dalam dakwah khusus (mentoring) berperan dalam meningkatakan nilai kejujuran siswa di SMA Negeri 1 Pesisir Barat.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah untuk membantu peserta didik agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga menjadi manusia yang utuh dan sempurna. Hakikat pendidikan tersebut tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan Nasional sebagaimana diungkapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Upaya mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003 peran guru merupakan ujung tombak untuk mengembangkan sikap dan perilaku akademik siswa. Untuk mendukung hal itu, keberadaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan organisasi kesiswaan sangat penting. Salah satu organisasi kesiswaan di sekolah selain OSIS adalah Rohani Islam (ROHIS)

Rohani Islam merupakan organisasi yang bernuansakan nilai-nilai religius khusus bagi siswa beragama Islam. Rohani Islam biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler. Rohani Islam mempunyai dua kegiatan diantaranya, dakwah umum

dan dakwah khusus. Organisasi Rohani Islam dibentuk sebagai wadah untuk menanamkan akhlak yang baik bagi siswa untuk berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai dalam pengembangan 18 pendidikan budaya dan karakter bangsa yang ditetapkan oleh Diknas pada Tahun. Keberadaan organisasi Rohani Islam ini hampir menyeluruh terdapat di sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Lampung tidak terkecuali di SMA Negeri 1 Pesisir Barat Kabupaten Pesisir Barat. Organisasi Rohani Islam di SMA Negeri 1 Pesisir Barat dibentuk pada Tahun 2010 yang diketuai oleh Ibu Susi Damayanti dalam periode pertama dengan nama Majelis Kerohanian Islam (MKI) sebagai nama organisasinya. Struktur dalam Rohani Islam layaknya OSIS, didalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekretaris, dan divisi – divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing. Hingga saat ini beranggotakan 60 siswa dengan jumlah laki-laki 20 dan perempuan berjumlah 40 orang dari 1050 siswa. Anggota terdiri dari kelas X, XI, dan XII baik dari jurusan IPS dan IPA SMA Negeri 1 Pesisir Barat.

Kegiatan organisasi Rohis ini, sangat erat kaitannya untuk meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa di sekolah. religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Seperti halnya di sekolah banyak siswa yang menyepelekan ajaran agama, baik itu hak dan kewajiban siswa di sekolah yang rendah etika dan sopan santun terhadap guru dan siswa yang lain. Nilai religius ini harus diterapkan pada pendidik dan peserta didik, agar dalam kehidupan sehari-hari sikap dan kelakuan tetap berlandaskan pada agama yang dianut serta dapat menjunjung tinggi rasa toleransi. Oleh karena itu organisasi Rohis mempunyai fungsi untuk mewadahi

(3)

siswa yang rendah akan akhlak hingga menjadi siswa yang berakhlak mulia. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat observasi atau penelitian pendahuluan pada hari Kamis 29 Oktober 2015 di SMA Negeri 1 Pesisir Barat diperoleh data rendahnya minat siswa ikut Rohis dengan jumlah 60 dari 1050 siswa SMA Negeri 1 Pesisir Barat, rendahnya minat siswa untuk sholat berjamaah pada saat Dhuzur. Setiap hari diadakannya sholat Dzuhur berjamaah secara bergilir setiap kelas. Siswa memiliki banyak pandangan malas untuk mengikutinya karena selain waktunya yang singkat, malas membuka sepatu, dan menyita waktu istirahat. Siswa yang tidak mengikuti sholat berjamaah tersebut menunggu di kelas saja atau pergi ke mushola dan hanya duduk-duduk saja, ada juga yang pergi ke kantin dan juga memiliki banyak alasan agar tidak ikut sholat. Mushola terlihat sepi, hanya beberapa orang saja yang mengikuti sholat. Orang yang tidak sholat berarti tidak jujur dalam kegiatan agama itu, tetapi tidak melakukan atau mencerminkan perilaku yang tidak dimiliki antar pelajar dengan pembina. Adapun halnya dengan nilai kejujuran sangat berpengaruh terhadap hubungan sosial. Karena sikap jujur akan membangun hubungan kepercayaan seseorang terhadap kita. Apabila seseorang sudah percaya pada kita, maka mudah untuk kita membangun kerjasama dengan orang lain.

Nilai kejujuran siswa SMA Negeri 1 Pesisir Barat yang rendah ditunjukkan dengan sikap tidak jujur siswa melalui kantin kejujuran dan kantin lain. Kantin kejujuran merupakan sebuah kantin yang dibuat oleh pihak sekolah untuk siswa dengan membeli makanan dan minuman secara jujur yaitu dengan meletakkan uang sendiri di tempat penyimpanan uang. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi siswa untuk bersikap tidak jujur, karena tidak ada yang menunggu atau mengawasi setiap ingin membeli.

Sehingga pihak sekolah rugi akan hal itu. Selain di kantin kejujuran sikap tidak jujur siswa ditunjukkan di kantin lain. Kondisi tersebut membuat tidak jujur siswa karena banyaknya siswa yang membeli atau jajan mengakibatkan keterbatasan pengawasan oleh pihak penjual dengan banyaknya siswa yang ingin membeli di kantin tersebut.

Organisasi Rohis bertujuan membentuk siswa untuk berakhlak mulia dengan berlaku jujur, demokratis, toleransi, disiplin dan lain-lain seperti yang ada dalam 18 nilai karakter budaya bangsa Indonesia. Bahkan dalam pendidikan karakter sudah jelas bahwa siswa wajib menanamkan nilai-nilai karakter budaya bangsa untuk terwujudnya siswa yang berakhlak mulia.

Mengingat pentingnya nilai kejujuran dan sikap religius amanat Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka keberadaan organisasi ekstrakurikuler di sekolah sangat penting seperti Rohis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Peranan Organisasi Rohani Islam dalam Meningkatkan Nilai Religius dan Kejujuran Siswa di SMA Negeri 1 Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Peranan organisasi Rohis dalam

meningkatkan nilai religius.

2. Peranan organisasi Rohis dalam meningkatkan nilai kejujuran.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Peranan

Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

(4)

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya, Soekanto (2009: 212). Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang atau kelompok. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Sedangkan menurut Merton dalam Raho (2007 : 67) mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status social khusus. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.

Sedangkan menurut Abdulsyani (2007: 94) peranan adalah suatu perbuatan seseorang atau sekelompok orang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Pelaku peranan dikatakan berperan jika telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya dengan masyarakat. Jika seseoarang mempunyai status tertentu dalam kehidupan masyarakat, maka selanjutnya akan ada kecenderungan akan timbul suatu harapan-harapan baru.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal berdasarkan ketentuan dan

harapan yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain.

Pengertian Organisasi

Menurut Sigian (2007: 12) Organisasi merupakan bentuk setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan sedangkan menurut Mooney (2007: 214), organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama. Pendapat lain menurut Menurut Trisnayadi (2009: 79) Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari berorganisasi. Beroganisasi dapat menjadi sarana pergaulan dan pengenalan sifat dan watak manusia. Bagi pelajar, mahasiswa, dan pemuda organisasai dapat menjadi wahana untuk melatih diri dalam mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.

Manfaat lain dari organisasi adalah memupuk kerja sama dan gotong royong antara sesama manusia, karena salah satu unsur organisasi adalah kerja sama. Dari beberapa pendapat menurut para ahli maka, dapat disimpulakan bahwa organisasi merupakan bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian Rohani Islam (ROHIS) Rohis berasal dari kata “Rohani” dan “Islam”, yang berarti sebuah lembaga untuk memperkuat keislaman, yang dikemas dalam bentuk ekstrakurikuler (eskul). Sehingga dari segi kuantitas Rohis mempunyai peran yang besar dalam pembentukan perilaku

(5)

keberagamaan siswa, hal inilah yang menantang bagaimana agar mampu mengerahkan dan mengarahkan segenap potensi yang ada.

Menurut Koesmarwanti (2002: 16) kata Rohani Islam ini sering disebut dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah disekolah. Sedangkan menurut Amru Khalid (2006: 37) Rohani Islam merupakan kegiatan Ekstrakurikuler yang di jalankan di luar jam pelajaran. Dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler Rohis terdapat beberapa bidang kepengurusan di antaranya:

1. Dewan pembina, terdiri dari guru-guru Agama Islam yang membina dan memberikan saran bagi pengurus demi kemajuan Rohis pada umumnya. 2. Majelis Pertimbangan, terdiri dari

kelas III dan tim alumni yang ditentukan. mereka memberi bantuan berupa tenaga, saran, dan bimbingan dalam menjalankan dakwah sekolah. 3. Badan Pengurus Harian (BPH),

lembaga eksekutif penggerak utama organisasi kerohanian yang terdiri dari ketua umum, wakil ketua I (ikhwan), wakil ketua II (akhwat), sekretaris, bendahara, dan ketua-ketua bidang. Sedangkan menurut Roman Sragen (2012: 193) Rohis adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan untuk maksud dan tujuan yang sama yaitu untuk memajukan agama islam.

Uraian di atas dapat penulis simpulkan pengertian kerohanian Islam adalah kegiatan ekstra kurikuler kegamaan, kegiatan ini di bawah naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran dan merupakan suatu wadah besar yang dimiliki siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah sebagai perwujudan pendidikan diluar sekolah dengan program pembinaan dan sarana

yang tersedia untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Kegiatan Organisasi Rohis

Kegiatan organisasi Rohis diselaraskan dengan misinya. Menurut Koesmarwanti (2002: 47). Kegiatan-kegiatan dakwah di Sekolah di bagi menjadi dua yaitu:

1) Dakwah umum, dilakukan dengan cara yang umum. Dakwah ammah dalam sekolah adalah proses penyebaran Fikrah Islamiyah dalam rangka menarik simpati, dan meraih dukungan dari lingkungan sekolah. Karena sifatnya demikian, dakwah ini harus di buat dalam bentuk yang menarik, sehingga memunculkan objek untuk mengikutinya. Dakwah Ammah (umum) meliputi:

a. Penyambutan Siswa Baru b. Penyuluhan Problem Remaja c. Studi Dasar Islam

d. Perlombaan e. Majalah Dinding

f. Bimbingan Baca Tulis Al-Quran

2) Dakwah khusus, yaitu proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah khashah bersifat selektif dan terbatas dan lebih berorientasi pada proses pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini memiliki karakter yang Khashah (khusus), harus di peroleh melalui proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khashah meliputi: a. Mabit

b. Diskusi atau Bedah Buku (mujadalah) Adapun kegiatan-kegiatan organisasi Rohis di SMA 1 Pesisir Barat terdiri dari dakwah umum dan dakwah khusus. Dakwah umum terdiri dari studi dasar islam (kajian islam), tadabur alam, peringatan hari besar, mading dan BBQ. Sedangkan dakwah khususnya terdiri dari mentoring.

Nilai Religius

Salah nilai yang terdapat dalam pendidikan karakter yakni nilai religius.

(6)

Nilai religius merupakan nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi, serta bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau kepercayaan akan adanya sesuatu kekuatan kodrati di atas manusia. Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi yang melekat pada diri seseorang Amru Khalid ( 2006:125). Sedangkan menurut Anna Farida (2014: 108) nilai religius memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan. Manusia mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai personalitas luhur yang digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma, ritus-ritus dan mitos. Untuk memahami nilai Religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia dan dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Maha Tahu dan Hakim bagi dunia ini. Melalui nilai Religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui kebaktian, pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan.

Indikator Nilai Religius

Terdapat 3 indikator nilai religius, yaitu: 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa

2. Toleransi antar dan antara umat beragama,

3. Penghormatan terhadap martabat manusia.

Nilai Kejujuran

Menyiapkan karakter bangsa merupakan sebuah pedagogi yang memiliki tujuan agar setiap pribadi semakin menghayati individualitasnya, mampu menghargai kebebasan yang dimilikinya sehingga dia dapat semakin bertumbuh sebagai pribadi maupun sebagai warganegara yang bebas dan bertanggung jawab, bahkan sampai pada tanggung jawab moral integritas atas

kebersamaan hidup dengan orang lain di dalam dunia.

Menurut Hermawan Aksan (2014: 32) Kejujuran merupakan salah satu sikap yang dimana perbuatannya, ucapannya yang dikeluarkan dari hati, sesuai dengan fakta. Lawannya jujur adalah bohong atau dusta. Jujur merupakan sifat yang harus diteladani setiap orang seperti sifat yang diteladani Rasulullah SAW adalah merupakan contoh terbaik dan seorang yang memiliki pribadi utama dalam hal kejujuran. Nilai kejujuran merupakan nilai yang dilandasi oleh nilai-nilai religius, paralel dengan nilai-nilai etika moral yang berlaku secara umum. Pengembangan nilai-nilai bijak tersebut diyakini sangat efektif melalui pendidikan dan hasilnya akan tercermin dalam kehidupan masyarakat. Ini merupakan cita-cita ideal dari dunia pendidikan sebagai basis untuk belajar kejujuran.

Berkaitan dengan upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik ada empat (4) hal yang penting diperhatikan, yaitu:

1. Isi yang diajarkan kepada anak didik hendaknya dikaitkan dengan kenyataan dan praktek yang ada dilingkungan luar.

2. Adanya atmosfir lingkungan yang jujur, mulai dari keluarga, sekolah, teman sebaya, sampai perguruan tinggi. 3. Pengenalan diri, tugas, fungsi dan

perannya serta kemampuan bertindak sesuai tugas, fangsi, dan martabatnya perlu menjadi atmosfer dunia pendidikan.

4. Pentingnya pembentukan kemauan dan kehendak yang kuat dalam proses pendidikan untuk membiasakan siswa dengan soft skill yang diperlukan dalam kehidupan.

Berdasarkan uraian di atas, penanaman nilai-nilai kejujuran pendidik hendaklah mengerjakan tugasnya dengan rasa kasih sayang, penuh keikhlasan, kejujuran, keagamaan, dan dalam suasana

(7)

kekeluargaan. Kinerja atau perestasi kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu sehingga tercapai hasil belajar tingkat tertinggi ranah afektif yaitu karakteristik/internalisasi atau dikatakan juga penghayatan nilai-nilai yang ada sehingga nilai-nilai tersebut menjadi milik pribadi anak didik. Kejujuran sebagai suatu nilai adalah landasan dan dasar dari prilaku manusia yang baik.

Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan peranan kegiatan organisasi Rohani Islam (Rohis) yang dalam meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena akan memberikan gambaran tentang permasalahan melalui analisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yaitu untuk mengetahui peranan peranan kegiatan organisasi Rohani Islam (Rohis) yang dalam meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa.

Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Pesisir Barat yang terletak di Jalan Abdul Hamid Puncak Rawas Krui Kabupaten Pesisir Barat. Informan dan Unit Analisis

Istilah sampel dalam penelitian kualitatif disebut dengan informan atau subjek penelitian yaitu orang yang merupakan sumber informasi. Dalam penentuan subjek penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowboling sampling. Menurut Arikunto (2009:16), snowboling sampling merupakan teknik pengumpulan data dimana antara sumber

data yang satu dengan yang lain saling berkaitan.”

Informan ini kemudian terdiri dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan (WK), pembina rohani Islam (PR), mantan pembina rohani Islam (MPR), dan anggota rohani Islam (AR).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan skala likert yang berpedoman pada panduan yang telah disusun berdasarkan dimensi penelitian dan indikator-indikator.

Uji Kredibilitas

Menurut Moelong (2002: 319), tingkat kepercayaan hasil penelitian dilakukan dengan melihat kredibilitas temuan yaitu kesesuaian antara konsep peneliti dengan konsep informan. Agar kredibilitas terpenuhi maka dilakukan perpanjangan waktu dan mendiskusikan temuan dengan teori dengan mengadakan:

1. Trianggulasi 2. Member Check 3. Auditorial 4. Expert Opinion

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Pesisir Barat merupakan sekolah tertua yaitu sekolah yang pertama kali berdiri di Pesisir Barat yang terletak di Jalan Abdul Hamid Puncak Rawas Krui Kabupaten Pesisir Barat dengan status akreditasi A NSS 10803535. Sekolah ini berdiri pada Tahun 1979 dengan nama sekolah SMA Negeri 1 Krui Kabupaten Lampung Barat. Dasar pendirian berdasarkan SK/Piagam Dirjen Dikdasmen No. 483/C/Kep/1995. Seiring perluasan Kecamatan maka nama sekolah ini berganti menjadi SMA Negeri1 Pesisir Tengah. Pemecahan Kabupaten Pesisir Barat dari Lampung Barat maka sekolah ini menjadi SMA Negeri 1 Pesisir Barat.

(8)

Luas tanah pekarangan 3.360 M dan luas tanah bangunan 7.008 .

Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, test skala sikap dan dokumentasi tentang

peranan organisasi Rohis dalam meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa di SMA Negeri 1 Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2015/2016, peneliti menemukan beberapa hal yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Temuan Penelitian

No Objek Temuan Penelitian

1. Dakwah umum: -Studi Dasar Islam

-BBQ

Kegiatan studi dasar Islam sangat mendukung dalam membentuk dan meningkatkan nilai religius dan kejujuran siswa. Hal ini diperkuat dengan diberikannya materi-materi seperti Al- ihsan dan muataba’ah yaitu berbuat baik dalam hidup, puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh manusia untuk mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Maksudnya segala sesuatu yang terjadi atau dilakukan oleh seluruh makhluk di dunia pasti terlihat oleh-Nya. Materi yang disampaikan oleh pembina Rohis sering berupa cerita dan kisah inspiratif agar siswa lebih tertarik dan serius mengikutinya.

Gambar 1.1 Kegiatan Studi Dasar Islam

Membimbing siswa agar bisa membaca, menulis dan memahami isi Al-Qur’an ini sangat mendukung terutama dalam meningkatkan sikap religius. Karena semua sumber dan acuan bagi yang beragama Islam ialah Al-Qur’an.

Adapun pihak yang terlibat dalam BBQ ini yaitu:

(9)

-Tadabur Alam

-Majalah Dinding

2. Mantan Pembina Rohis 3. Guru Agama Islam

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari sabtu. Masing-masing siswa dikelompokkan yang terbagi 10 orang. Mengingat banyaknya siswa yang mengikuti jadi diperlukan tenaga pembimbing lain selain pembina Rohis.

Gambar 1.2 Kegiatan BBQ

Kegiatan ini bertujuan agar siswa dekat dengan alam, mencintai dan memelihara seluruh ciptaan Tuhan. Kegiatan yang diadakan tiap dua bulan sekali ini agar siswa mensyukuri segala kebesaran Tuhan. Misalnya mengunjungi pantai dan Hutan tempat tumbuhan dan hewan hidup. Kegiatan ini biasanya melibatkan beberapa sekolah lain yakni diikuti seluruh SMA sekabupaten.

Kegiatan selain mengembangkan kreatifitas siswa tujuan utamanya bagi siswa yang melihat isi dalam majalah dinding ini yakni berupa gambar, kata-kata sederhana, puisi, dan cerita pendek mengenai keislaman tergugah hatinya akan indahnya Islam. Sehingga memperkuat iman seseorang setelah memahami maksud majalah dinding yang ditulis oleh anggota Rohis. Dengan demikan berpengaruh dalam meningkatkan sikap religius siswa.

(10)

Gambar 1.3 Mading Rohis SMA Negeri 1 Pesisir Barat 2. Dakwah Khusus: -Mentoring/ Sharing

Kegiatan diskusi ini diadakan setiap hari jum’at sama halnya dengan studi dasar Islam yakni di pandu oleh Pembina Rohis. Memulai kegiatan ini dengan pembacaan tilawah oleh salah satu anggota Rohis yang ditunjuk dilanjutkan dengan pembina Rohis mengemukakan problematika saat ini mengenai keislaman atau mempersilakan siswa untuk mengemukakan masalah yang dihadapi sendiri atau problematika teman atau keadaan yang janggal dijumpai. Kegiatan ini melatih siswa untuk berkata sejujur-jujurnya tidak boleh berbohong. Karena pada dasarnya dalam kegiatan studi dasar Islam disampaikan materi-materi mengenai hubungan manusia dengan Tuhan artinya, segala sesuatu yang dikerjakan Alloh mengetahui. Menurut pembina Rohis pada wawancara pada 18 Desember 2015, kegiatan ini juga melatih percaya diri siswa untuk selalu berbuat dan berkata benar serta tidak malu karena Tuhan menyukai orang jujur. Setelah itu di musyawarahkan untuk mencari solusinya.

(11)

Gambar 1.4 Kegiatan Mentoring

Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, test skala sikap, dokumentasi dan temuan peneliti maka dibuatlah pembahasan terhadap masing-masing masing objek penelitian yaitu sebagai berikut:

Peranan Organisasi Rohani Islam dalam Meningkatkan Nilai Religius dengan Dakwah Umum

Studi Dasar Islam

Studi dasar islam dapat diartikan sebagai program kajian dasar Islam yang materi-materi antara lain tentang akidah, makna syahadatain, mengenal Allah, mengenal Rasul, mengenal Islam, dan mengenal Al-Quran, peranan pemuda dalam mengemban risalah, ukhuwah urgensi tarbiah dan islamiah. Sehingga melalui materi yang disampaikan dapat berguna maksimal bagi pencapaian tujuan Rohis yang sesungguhnya untuk siswa.

Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik dibandingkan tahun sebelumnya sebab bertambahnya anggota dan materi yang mudah dipahami dengan penyampaian melalui cerita. Pembina selalu mengingatkan bahwa segala sesuatu

yang dilakukan manusia Allah mengetahui. Dengan memahami materi yang disampaikan diharapkan dapat diaplikasikan siswa walaupun hasilnya sekarang belum maksimal.

Bimbingan Baca Al-Quran

Bimbingan baca Quran merupakan salah satu unsur penting dalam suatu kegiatan Rohis. Tanpa adanya bimbingan baca qur’an wujud dari bentuk pengaplikasian rohani Islam sesungguhnya tidak ada karena jelas terlihat bahwa nilai religius dapat terbentuk dari kegiatan tersebut. Selain itu bahwa Al-Quran merupakan suatu unsur yang paling utama yakni sumber dari segala dari segala sesuatu bagi umat Islam baik untuk dunia maupun akhirat.

Pembina Rohis di SMA Negeri 1 Pesisir Barat sendiri telah menentukan pihak-pihak mana yang dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan baca qur’an karena mengingat banyaknya peserta Rohis dalam mengikuti kegiatan ini sehingga tidak cukup jika harus pembina Rohis sendiri yang memandunya antara lain sebagai berikut:

1). Pembina Rohis

(12)

3). Guru Agama Islam

Pelaksanaan kegiatan bimbingan baca Al-Quran ini berjalan dengan baik di lihat dari banyaknya siswa yang mengikuti dan tidak hanya suatu kewajiban membaca Quran yang dikerjakan melainkan prestasi yang diperoleh terdapat salah satu siswa yaitu Yusef dengan mengikuti berbagai perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) baik tingkat kecamatan dan provinsi.

Tadabur Alam

Kegiatan yang mempunyai tujuan agar manusia selalu bersyukur terhadap apa yang ada disekitarnya itulah makna tadabur alam yang terpenting. Tadabur alam merupakan sarana pembelajaran untuk lebih mengenal ke Maha Besaran Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Bukan berarti menyukai merenung sebagai media penghambur waktu, melainkan sudah menjadi semestinya jika kita mengenal Allah melalui ciptaan-Nya.

Pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia dan mampu memahami kekuasaan serta kesempurnaan ciptaan Alloh di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkan pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya dan meningkatkan keimanan seseorang.

Pelaksanaan kegiatan diadakan tiap dua sekali dengan mengunjungi tempat yang berbeda setiap kunjungan contohnya pantai dan hutan yang diikuti seluruh SMA sederajat antar Kabupaten dan program ini sudah berjalan 3 tahun. Dengan kegiatan ini siswa bisa mensyukuri segala ciptaanNya dan menjaga laut untuk tidak membuang sampah di dalam nya.

Majalah Dinding

Majalah dinding atau disingkat mading merupakan salah satu media komunikasi masssa tulis yang penyajiannya biasa dipajang pada media dinding dan sejenisnya. Siswa Rohis bukan hanya belajar membaca Quran saja melainkan pengembangan kreatifitas yang Islami tentunya juga ikut mereka tekuni. Adanya majalah dinding tujuannya baik untuk siswa Rohis maupun siswa lain yang melihat agar bisa memahami setiap makna yang terkandung di dalamnya. Seperti gambar, kata-kata sederhana, puisi, dan cerita pendek yang dikemas sedemikan menarik mungkin. Majalah dinding ini dibuat dua minggu sekali oleh pengurus Rohis yang kemudian ditempelkan dekat masjid dan majalah dinding sekolah. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik bahkan majalah dinding pengembangan kreatifitas ini dilombakan antar kelas dan juga menambah pemahaman tentang Islam siswa melalui majalah dinding dengan nunsa Islam.

Peranan Organisasi Rohani Islam dalam Meningkatkan Nilai Religius dengan Kegiatan Dakwah Khusus Mentoring

Kegiatan ini bertemakan adanya suatu masalah atau problematika yang dihadapi oleh siswa yang hadir dalam kegiatan ini atau temannya dan bisa juga membahas problematika remaja Islam saat ini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jum’at setelah pulang sekolah di masjid Al Furqon. Seperti kegiatan lain pada umumnya yaitu di buka oleh pembina Rohis dilanjutkan dengan pembacaan tilawah Quran oleh salah satu anggota Rohis. Kemudian pembina Rohis membahas problematika remaja atau mempersilakan siswa untuk mengemukakan masalah yang dihadapinya sendiri maupun temannya. Siswa yang lain memberikan pendapat solusinya. Kegiatan

(13)

ini melatih siswa untuk percaya diri dan berkata sejujur-jujurnya tidak boleh berbohong melainkan berkata sesuai keadaan. Seperti dalam kegiatan studi dasar Islam pembina Rohis selalu menyampaikan bahwa apapun yang dilakukan manusia Alloh mengetahui. Sehingga siswa tidak takut untuk berkata jujur.

Peranan kegiatan mentor ini sangat berpengaruh terhadap sikap religius dan jujur siswa. Sebab melatih siswa untuk berkata dan berbuat jujur terhadap apa yang di lihat dan dialami. Terdapat siswa anggota Rohis yang tidak mau disebutkan nama, dahulunya sangat malu jika masalah yang dialaminya diketahui oleh orang lain sebab pemikirannya orang lain tersebut akan mengejeknya dan mencemoohnya. Setelah mengikuti kegiatan ini secara rutin dan mengikuti saran pembina. Siswa ini mencoba tidak malu terhadap problematika yang dialami. Bahkan anggota Rohis membantu menyelesaikan masalahnya. Sehingga siswa tersebut tumbu sikap percaya diri dan berkata jujur terhadap apa yang dilakukan serta mengambil hikmah dari setiap problema yang datang sebab Tuhan tidak memberikan ujian kepada manusia melebihi kemampuannya.

Simpulan Dan Saran Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan peneliti Peranan organisasi rohani Islam (ROHIS) dalam meningkatkan nilai religius dengan kegiatan dalam dakwah umum yaitu studi dasar Islam melalui materi pemahaman dasar-dasar keislaman, bimbingan baca Al-Quran selain melakukan perintah agama juga adanya prestasi yang didapat oleh salah satu siswa dengan mengikuti perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) , tadabur alam dengan hikmah siswa mensyukuri segala ciptaan Tuhan dan majalah dinding nunsakan Islami

Peranan organisasi rohani Islam (ROHIS) dalam meningkatkan nilai kejujuran dengan kegiatan dalam dakwah khusus yaitu mentoring/sharing. Melalui kegiatan tersebut membuat siswa menjadi percaya diri dan berkata sesuai keadaan sebab Allah selalu melihat terhadap segala apa yang dikerjakan oleh manusia.

Saran

Guru agama lebih meningkatkan lagi akan pentingnya sikap religius dan jujur kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung agar siswa sadar akan pentingnya sikap religius dan jujur dalam hidup.

Pembina Rohis lebih banyak variasi dengan metode yang menarik perlu juga didukung buku referensi terbitan terbaru agar para siswa juga memiliki wawasan yang lebih luas dan mengikuti perkembangan zaman namun tidak menyimpang dari ajaran agama.

Siswa konsekuensi atas perilaku terhadap apa yang diajarkan dalam kegiatan rohani Islam dan ditularkan kepada siswa yang lain.

Daftar Pustaka

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teknologi, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aksan,Hermawan. 2014. pendidikan budaya dan karakter bangsa. Bandung: Nuansa Cendikia

Arikunto, Suharsimi. 2009. Metodelogi Penelitian. Jakarta : Sinar Grafika. Farida, Anna. 2014. Pilar-Pilar

Pembangunan Karakter Remaja. Bandung: Nuansa Cendikia.

Khalid, Amru. 2006. Semua Akhlak Nabi. Solo:Aqwam.

(14)

Koesmarwanti. 2002. Dakwah Sekolah di Era Baru.Surabaya: Kencana Jaya. Merton. 2007. Kedudukan Status Sosial.

Yogyakarta: Pelita Jaya.

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mooney. 2007. Kiat-Kiat Belajar Beorganisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Roman, Sragen. 2012. Dakwah Dalam

Remaja Islam. Bandung: Kencana Jaya.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Rajawali.

Sigian, P. 2007. Manajemen sumberdaya manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Trisnayadi.2009.Pemuda dan Organisasi. Solo: Intan Raya.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Penerbit Jaya.

Gambar

Tabel 1.1 Temuan Penelitian
Gambar 1.2 Kegiatan BBQ
Gambar  1.3  Mading  Rohis  SMA  Negeri  1  Pesisir Barat  2.  Dakwah  Khusus:  -Mentoring/  Sharing
Gambar 1.4 Kegiatan Mentoring

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya solusi yang digunakan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 terhadap prestasi siswa/I pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs

Isi dari undang-undang narkotika misalnya, boleh saja teori pada pernyataan suatu pasalnya mengatakan bahwa orang tua yang anaknya adalah seorang pecandu

Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 02/PER/III/2006 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Negara Riset clan

Dengan mengetahui gambaran intensi berhubungan seksual pranikah serta kontribusi dari sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif dan persepsi tentang kontrol tingkah laku

Klasifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kerang darah yang hidup di perairan Tanjung Pasir pada saat pengambilan contoh pada bulan Juni dan Oktober

Seperti yang telah ditunjukkan pada gambar 1, sistem steering ini diharapkan dapat digunakan untuk mengemudikan orientasi dari roda agar pergerakan

Begitu pula di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa terdapat pengaturan tentang