• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin 1kw Berbantuan Simulink Matlab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Angin 1kw Berbantuan Simulink Matlab"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW

BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

Subrata

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014 E-mail : [email protected]

Abstrak

Pada penelitian ini , hasil yang didapat dari pemodelan turbin angin 1kw dengan efisiensi generator dianggap tetap sebesar 67,4% .Untuk kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik yang dihasilkan sebesar 8,093 watt, putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Sedangkan untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik yang dihasilkan sebesar 1000 watt, putaran generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. Sedangkan pada disisi beban, setelah memodelkan voltage regulator tegangan keluaran rata-rata lebih kurang 220 volt (rms) dengan Total Harmonic Distortion (THD) rata-rata 3,185%. Tingkat kesalahan rata-rata dari hasil perhitungan dengan hasil pemodelan sebesar 1,352%.

Kata kunci :Simulasi ,Simulink Matlab , Turbin Angin, Generator Sinkron Magnet Permanen

1. Pendahuluan

Meningkatnya permintaan energi, menipisnya cadangan bahan bakar fosil, dan masalah lingkungan telah menempatkan sumber energi terbarukan menjadi sorotan di Indonesia. Energi angin, khususnya, yang telah menjadi banyak perhatian karena tak habis-habisnya dan ramah terhadap lingkungan alam.

Permasalahan yang timbul dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu bervariasinya lingkungan yang menentukan ketersediaan sumber energi angin, maka diperlukan pemodelan pembangkit energi angin untuk mempermudah perancangan dan analisa dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin tersebut. Penelitian tentang pemodelan turbin angin sudah banyak dilakukan. Alejandro Rolan [1] melakukan suatu pemodelan turbin angin

dengan menggunakan generator magnet permanen. Sedangkan dari indonesia sendiri pemodelan turbin angin telah dilakukan olehAryuanto Soetedjo[2]. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa semakin besar diameter dari turbin angin maka semakin besar torsi, daya kincir dan koefosien daya.

2. Landasan Teori

2.1 Prinsip Kerja Turbin Angin

Prinsip kerja dari turbin angin cukup sederhana yaitu energi angin yang memutar blade dari turbin angin, kemudian diteruskan untuk memutar rotor pada generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Dalam hal ini tegangan AC yang dihasilkan oleh generator akan di konversikan menjadi tegangan DC untuk selanjutnya dihubungkan pada DC Bus beban.

(2)

Daya yang dihasilkan oleh turbin angin (Pmekanik) merupakan energi mekanik per detik yang dinyatakan,

= Cp( , )ρ Au3...(2.1)

Energi aktual yang diserap turbin angin tergantung dari efisiensi turbin angin yang dinyatakan dalam Cp ( , )

yang merupakan fungsi dari (perbandingan kecepatan ujung :tip speed ratio (TSR) ) dan (sudut angguk:pitch angle). Sudut angguk adalah sudut antara bilah turbin dengan sumbu longitudinal (horisontal). Sedangkan perbandingan kecepatan ujung didefinisikan sebagai perbandingan antara kecepatan rotor turbin dengan kecepatan angin, yang dinyatakan oleh persamaan

=

……… (2.2)

dimana adalah kecepatan sudut turbin angin, dan R adalah jari-jari turbin angin. Untuk persamaan putaran generator (rad/s) itu sendiri, dapat ditulis sebagai berikut :

=

. . ………. (2.4) TSR sangat mempengaruhi kecepatan putar generator (RPM). Hubungan TSR dengan kecepatan generator adalah :

=

. .

. …...……(2.5) Dimana :

: Kecepatan putar generator (RPM) D : Diameter Rotor (m)

u : Kecepatan Angin (m/s)

Sedangkan hubungan antara torka (T) , kecepatan generator ( ), dan daya mekanik (Pmekanik) dapat dilihat pada

persamaan berikut.

=

…………. (2.6)

Dimana :

Pmekanik: potensi daya turbin (watt)

T : besarnya torka (Nm) : putaran generator (rad/s)

Berdasarkan efisiensi generator (Ng),

total daya listrik yang bisa dihasilkan generator turbin angin (Plistrik) adalah

= . ……... (2.7)

2.2 Generator Sinkron Magnet Permanen

2.2.1 Dasar Teori Flux Vector

Model koordinat ABC pada semua motor tiga phasa adalah model konvensional semua motor induksi. Dalam bentuk vektor, model ini akan diubah ke bentuk direct, quadrature, dan netral (dqn model) untuk memudahkan simulasi motor mulai kondisi transien sampai stabil.

Gambar 1.1 Vektor satuan dqn

Persamaan-persamaan di bawah ini menjelaskan bagaimana proses perubahan vektor ABC ke vektor dq. Model dq ini akan dipakai untuk mengetahui flux yang diberikan dalam satuan waktu. Semua persamaan dibentuk dalam bentuk vector yang menunjukkan adanya perubahan fasa, dan menggunakan bentuk matrix untuk memudahkan perhitungan.

Berasumsikan pada kondisi seimbang (Va + Vb +Vc = 0), maka :

 Vektor satuan pada sumbuq =

| |

= cos + cos − +

(3)

 Vektor satuan pada sumbud =

= sin + sin −

sin ( + ) …...…(2.9) Untuk turunan persamaan sistem elektrikal generator dapat dilihat dibawah ini,

= ( − + ( + .(2.10)

= ( − − [ ( +

...(2.11) Pada persamaan 2.10 dan 2.11 bisa dilihat rangkaian ekivalen d-q generator sinkron magnet permanen dibawah ini gambar 3.4a dan gambar 3.4b,

Gambar 1.2 Rangkaian ekivalen sumbu d

Gambar 1.3 Rangkaian ekivalen sumbu q Untuk persamaan lengkapnya elektromagnetic torkanya sebagai berikut :

= 1,5 ( + ( − ) ...(2.12) Dimana ,

Lds (Induktansi stator pada sumbu d (H)),

Lls (Induktansi bocor stator (H)),rs

(Resistansi (Ohm)), iq , id (Arus pada

sumbu q dan d (A)),vq ,vd (Tegangan pada

sumbu q dan d (V)), ( Kecepatan putar

elektrikal (rad/s)), (Amplitute fluks dari generator sinkron magnet permanen (Wb)),p ( Banyak kutub), Te(Torka

elektromagnetik (Nm)).

Sedangkan model matematika dari sistem mekanik dari generator ini adalah

…...…(2.13) …...…(2.14) Dimana ,

J (factor inertia (kg.m2)), F (dumping coefficient (N.m.s)), (theta (derajat)), Tm( Shaft torsi mekanikal (Nm))

3. Pemodelan Turbin Angin 1kW

a. Model Dari Turbin Angin

Gambar 3.1 Model turbin angin b. Model Dari Generator

Gambar 3.2 Model generator

c. Model Dari Buck Converter

Gambar 3.3 Model buck converter

 Vektor satuan pada sumbud =

= +

…...…(2.9) Untuk turunan persamaan sistem elektrikal generator dapat dilihat dibawah ini,

) .(2.10) ) + ] +

...(2.11) Pada persamaan 2.10 dan 2.11 bisa dilihat rangkaian ekivalen d-q generator sinkron magnet permanen dibawah ini gambar 3.4a dan gambar 3.4b,

Gambar 1.2 Rangkaian ekivalen sumbu d

Gambar 1.3 Rangkaian ekivalen sumbu q Untuk persamaan lengkapnya elektromagnetic torkanya sebagai berikut :

) ...(2.12) Dimana ,

Lds (Induktansi stator pada sumbu d (H)),

Lls (Induktansi bocor stator (H)),rs

(Resistansi (Ohm)), iq , id (Arus pada

sumbu q dan d (A)),vq ,vd (Tegangan pada

sumbu q dan d (V)), ( Kecepatan putar

elektrikal (rad/s)), (Amplitute fluks dari generator sinkron magnet permanen (Wb)),p ( Banyak kutub), Te(Torka

elektromagnetik (Nm)).

Sedangkan model matematika dari sistem mekanik dari generator ini adalah

= ( − − …...…(2.13)

= …...…(2.14) Dimana ,

J (factor inertia (kg.m2)), F (dumping coefficient (N.m.s)), (theta (derajat)), Tm( Shaft torsi mekanikal (Nm))

3. Pemodelan Turbin Angin 1kW

a. Model Dari Turbin Angin

Gambar 3.1 Model turbin angin b. Model Dari Generator

Gambar 3.2 Model generator

c. Model Dari Buck Converter

Gambar 3.3 Model buck converter

 Vektor satuan pada sumbud =

=

…...…(2.9) Untuk turunan persamaan sistem elektrikal generator dapat dilihat dibawah ini,

.(2.10)

...(2.11) Pada persamaan 2.10 dan 2.11 bisa dilihat rangkaian ekivalen d-q generator sinkron magnet permanen dibawah ini gambar 3.4a dan gambar 3.4b,

Gambar 1.2 Rangkaian ekivalen sumbu d

Gambar 1.3 Rangkaian ekivalen sumbu q Untuk persamaan lengkapnya elektromagnetic torkanya sebagai berikut :

...(2.12) Dimana ,

Lds (Induktansi stator pada sumbu d (H)),

Lls (Induktansi bocor stator (H)),rs

(Resistansi (Ohm)), iq , id (Arus pada

sumbu q dan d (A)),vq ,vd (Tegangan pada

sumbu q dan d (V)), ( Kecepatan putar

elektrikal (rad/s)), (Amplitute fluks dari generator sinkron magnet permanen (Wb)),p ( Banyak kutub), Te(Torka

elektromagnetik (Nm)).

Sedangkan model matematika dari sistem mekanik dari generator ini adalah

− )…...…(2.13)

…...…(2.14) Dimana ,

J (factor inertia (kg.m2)), F (dumping coefficient (N.m.s)), (theta (derajat)), Tm( Shaft torsi mekanikal (Nm))

3. Pemodelan Turbin Angin 1kW

a. Model Dari Turbin Angin

Gambar 3.1 Model turbin angin b. Model Dari Generator

Gambar 3.2 Model generator

c. Model Dari Buck Converter

(4)

d. Model Keseluruhan

Gambar 3.4 Model Keseluruhan Sistem Turbin Angin

4. Analisa

4.1 Hasil Dari Metode Analitik

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

Gambar 4.1.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

Gambar 4.1.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

Gambar 4.1.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

Gambar 4.1.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

Gambar 4.1.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

Gambar 4.1.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

4.2 Hasil Dari Metode Simulasi

Hasil keluaran pemodelan dengan kecepatan angin sebesar 14 m/s, maka didapat karakteristik sebagai berikut; d. Model Keseluruhan

Gambar 3.4 Model Keseluruhan Sistem Turbin Angin

4. Analisa

4.1 Hasil Dari Metode Analitik

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

Gambar 4.1.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

Gambar 4.1.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

Gambar 4.1.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

Gambar 4.1.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

Gambar 4.1.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

Gambar 4.1.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

4.2 Hasil Dari Metode Simulasi

Hasil keluaran pemodelan dengan kecepatan angin sebesar 14 m/s, maka didapat karakteristik sebagai berikut; d. Model Keseluruhan

Gambar 3.4 Model Keseluruhan Sistem Turbin Angin

4. Analisa

4.1 Hasil Dari Metode Analitik

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

Gambar 4.1.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

Gambar 4.1.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

Gambar 4.1.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

Gambar 4.1.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

Gambar 4.1.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

Gambar 4.1.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik

4.2 Hasil Dari Metode Simulasi

Hasil keluaran pemodelan dengan kecepatan angin sebesar 14 m/s, maka didapat karakteristik sebagai berikut;

(5)

1. Karakteristik Tegangan Generator

Gambar 4.2.1 Karakteristik Tegangan Generator Pada karakteristik tegangan generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan puncak lebih kurang 408 volt selama periode waktu pengujian.

2. Karakteristik Arus Generator

Gambar 4.2.2 Karakteristik Arus Generator Pada karakteristik arus generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar arus lebih kurang 4.89 ampere selama periode waktu pengujian.

3. Karakteristik Daya Listrik

Gambar 4.2.3 Karakteristik Daya Listrik Pada karakteristik daya listrik dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar daya listrik lebih kurang 1000 watt selama periode waktu pengujian.

4. Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Gambar 4.2.4 Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Pada karakteristik putaran generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar putaran generator lebih kurang 450 RPM selama periode waktu pengujian.

5. Karakteristik Setelah Pemasangan Buck Converter dan Voltage Regulator Pada Sisi Beban

Pada kecepatan angin 3 m/s untuk sample karakteristik.

Gambar 4.2.5 Karakteristik Tegangan Beban Pada karakteristik tegangan beban dengan masukan kecepatan angin 3 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan rms beban lebih kurang 220 volt selama periode waktu pengujian dengan nilai THD (Total Harmonic Distortion) nya 1,709% dan frekuensi sebesar 50 Hz.

4.3 Karakteristik Keluaran Dari

Pemodelan Turbin Angin

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

1. Karakteristik Tegangan Generator

Gambar 4.2.1 Karakteristik Tegangan Generator Pada karakteristik tegangan generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan puncak lebih kurang 408 volt selama periode waktu pengujian.

2. Karakteristik Arus Generator

Gambar 4.2.2 Karakteristik Arus Generator Pada karakteristik arus generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar arus lebih kurang 4.89 ampere selama periode waktu pengujian.

3. Karakteristik Daya Listrik

Gambar 4.2.3 Karakteristik Daya Listrik Pada karakteristik daya listrik dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar daya listrik lebih kurang 1000 watt selama periode waktu pengujian.

4. Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Gambar 4.2.4 Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Pada karakteristik putaran generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar putaran generator lebih kurang 450 RPM selama periode waktu pengujian.

5. Karakteristik Setelah Pemasangan Buck Converter dan Voltage Regulator Pada Sisi Beban

Pada kecepatan angin 3 m/s untuk sample karakteristik.

Gambar 4.2.5 Karakteristik Tegangan Beban Pada karakteristik tegangan beban dengan masukan kecepatan angin 3 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan rms beban lebih kurang 220 volt selama periode waktu pengujian dengan nilai THD (Total Harmonic Distortion) nya 1,709% dan frekuensi sebesar 50 Hz.

4.3 Karakteristik Keluaran Dari

Pemodelan Turbin Angin

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

1. Karakteristik Tegangan Generator

Gambar 4.2.1 Karakteristik Tegangan Generator Pada karakteristik tegangan generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan puncak lebih kurang 408 volt selama periode waktu pengujian.

2. Karakteristik Arus Generator

Gambar 4.2.2 Karakteristik Arus Generator Pada karakteristik arus generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar arus lebih kurang 4.89 ampere selama periode waktu pengujian.

3. Karakteristik Daya Listrik

Gambar 4.2.3 Karakteristik Daya Listrik Pada karakteristik daya listrik dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar daya listrik lebih kurang 1000 watt selama periode waktu pengujian.

4. Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Gambar 4.2.4 Karakteristik Kecepatan Putaran Generator

Pada karakteristik putaran generator dengan masukan kecepatan angin 14 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar putaran generator lebih kurang 450 RPM selama periode waktu pengujian.

5. Karakteristik Setelah Pemasangan Buck Converter dan Voltage Regulator Pada Sisi Beban

Pada kecepatan angin 3 m/s untuk sample karakteristik.

Gambar 4.2.5 Karakteristik Tegangan Beban Pada karakteristik tegangan beban dengan masukan kecepatan angin 3 m/s, kondisi steady state menunjukkan besar tegangan rms beban lebih kurang 220 volt selama periode waktu pengujian dengan nilai THD (Total Harmonic Distortion) nya 1,709% dan frekuensi sebesar 50 Hz.

4.3 Karakteristik Keluaran Dari

Pemodelan Turbin Angin

1. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

(6)

Gambar 4.3.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

Gambar 4.3.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

7. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan Generator Sinkron Magnet Permanen, pada saat kecepatan angin rendah, generator tetap bekerja. Untuk hasil secara analitik dan pemodelan ,dapat lihat karakteristik kurva yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin (m/s), semakin besar pula torque (Nm), putaran generator (Rpm) dan daya listrik (watt) yang dihasilkan.

b. Secara metode analitik,Tip Speed Ratio (TSR) yang dihasilkan sebesar 3,46 dan efisiensi generator 67,4 %. Sedangkan masukan kecepatan angin rendah 1 m/s, dengan daya listrik sebesar 8 watt. Putaran generator sebesar 32,14 rpm dan torka sebesar 3,53 N.m. Untuk

Gambar 4.3.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

Gambar 4.3.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

7. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan Generator Sinkron Magnet Permanen, pada saat kecepatan angin rendah, generator tetap bekerja. Untuk hasil secara analitik dan pemodelan ,dapat lihat karakteristik kurva yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin (m/s), semakin besar pula torque (Nm), putaran generator (Rpm) dan daya listrik (watt) yang dihasilkan.

b. Secara metode analitik,Tip Speed Ratio (TSR) yang dihasilkan sebesar 3,46 dan efisiensi generator 67,4 %. Sedangkan masukan kecepatan angin rendah 1 m/s, dengan daya listrik sebesar 8 watt. Putaran generator sebesar 32,14 rpm dan torka sebesar 3,53 N.m. Untuk

Gambar 4.3.1 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Daya Listrik Pemodelan

2. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.2 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Putaran Generator Pemodelan

3. Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

Gambar 4.3.3 Kurva Karakteristik Kecepatan angin dan Torka Pemodelan

4. Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.4 Kurva Karakteristik Putaran Generator dan Daya Listrik Pemodelan

5. Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

Gambar 4.3.5 Kurva Karakteristik Torka dan Putaran Generator Pemodelan

6. Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

Gambar 4.3.6 Kurva Karakteristik Torka dan Daya Listrik Pemodelan

7. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan Generator Sinkron Magnet Permanen, pada saat kecepatan angin rendah, generator tetap bekerja. Untuk hasil secara analitik dan pemodelan ,dapat lihat karakteristik kurva yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin (m/s), semakin besar pula torque (Nm), putaran generator (Rpm) dan daya listrik (watt) yang dihasilkan.

b. Secara metode analitik,Tip Speed Ratio (TSR) yang dihasilkan sebesar 3,46 dan efisiensi generator 67,4 %. Sedangkan masukan kecepatan angin rendah 1 m/s, dengan daya listrik sebesar 8 watt. Putaran generator sebesar 32,14 rpm dan torka sebesar 3,53 N.m. Untuk

(7)

kecepatan angin maksimal 14 m/s, berdasarkan daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. c. Secara metode simulasi, untuk masukan

kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik sebesar 8,093 watt. Putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m.

d. Setelah pemodelan terkondisikan dengan memodelkan buck converter dan voltage regulator, untuk masukkan kecepatan angin dari 1 m/s sampai 14 m/s pada sisi bebannya menunjukkan rata-rata tegangan rms beban sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 Hz dan Total Harmonic Distortion (THD) rata-rata sebesar 3,185%.

e. Tingkat kesalahan dari perbandingan antara metode analitik dan metode simulai ini sebesar 1,352%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rolan, A.; Luna, A.; Vazquez, G.; dan Aguilar, A. 2009. Modeling of a Variable Speed Wind Turbine with a Permanent Magnet Synchronous Generator. Terrassa, Spain : Technical University of Catalonia.

2. Soetedjo, A.; Lomi, A.; dan Nakhoda, Y.I. Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Angin dan Surya . Malang : Institut Teknologi Nasional (ITN).

3. Shadab, M.M. 2012. Performance Analysis Of Permanent Magnet Synchronous Generator Connected With Wind Turbine. India : Integral University.

4. Irianto, C.G.; Sukmawidjaja, M.; dan Wisnu, A. 2008. Mengurangi Harmonisa Pada Transformator 3 Fasa. Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti. 5. “AWI-E1000T 1000W MICRO WIND

TURBINE”. http://www.awing-i.com/english/1kW_wind_turbine.html, diakses pada 19.00 pm, Maret 12, 2014. 6. Wind Turbine Permanent Magnet Generator/ Alternator, Ginlong Technologies GL-PMG-1000, World Leading Professional Wind Turbine Parts Supplier. Maret 12, 2014.

7. Kadaffi, M. 2011. Penerapan Simulink Untuk Simulasi. Jakarta : Universitas Mercu Buana. Biografi Subrata, dilahirkan di Samalantan, Kalimantan Barat, pada tanggal 28 Juni 1990. Me-nempuh pendidikan sarjana teknik di Universitas Tanjung-pura sejak tahun 2008, jurusan teknik elektro, program studi teknik elektro.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Ayong Hiendro, S.T., M.T. NIP. 19691101 199702 1 001

kecepatan angin maksimal 14 m/s, berdasarkan daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. c. Secara metode simulasi, untuk masukan

kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik sebesar 8,093 watt. Putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m.

d. Setelah pemodelan terkondisikan dengan memodelkan buck converter dan voltage regulator, untuk masukkan kecepatan angin dari 1 m/s sampai 14 m/s pada sisi bebannya menunjukkan rata-rata tegangan rms beban sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 Hz dan Total Harmonic Distortion (THD) rata-rata sebesar 3,185%.

e. Tingkat kesalahan dari perbandingan antara metode analitik dan metode simulai ini sebesar 1,352%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rolan, A.; Luna, A.; Vazquez, G.; dan Aguilar, A. 2009. Modeling of a Variable Speed Wind Turbine with a Permanent Magnet Synchronous Generator. Terrassa, Spain : Technical University of Catalonia.

2. Soetedjo, A.; Lomi, A.; dan Nakhoda, Y.I. Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Angin dan Surya . Malang : Institut Teknologi Nasional (ITN).

3. Shadab, M.M. 2012. Performance Analysis Of Permanent Magnet Synchronous Generator Connected With Wind Turbine. India : Integral University.

4. Irianto, C.G.; Sukmawidjaja, M.; dan Wisnu, A. 2008. Mengurangi Harmonisa Pada Transformator 3 Fasa. Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti. 5. “AWI-E1000T 1000W MICRO WIND

TURBINE”. http://www.awing-i.com/english/1kW_wind_turbine.html, diakses pada 19.00 pm, Maret 12, 2014. 6. Wind Turbine Permanent Magnet Generator/ Alternator, Ginlong Technologies GL-PMG-1000, World Leading Professional Wind Turbine Parts Supplier. Maret 12, 2014.

7. Kadaffi, M. 2011. Penerapan Simulink Untuk Simulasi. Jakarta : Universitas Mercu Buana. Biografi Subrata, dilahirkan di Samalantan, Kalimantan Barat, pada tanggal 28 Juni 1990. Me-nempuh pendidikan sarjana teknik di Universitas Tanjung-pura sejak tahun 2008, jurusan teknik elektro, program studi teknik elektro.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Ayong Hiendro, S.T., M.T. NIP. 19691101 199702 1 001

kecepatan angin maksimal 14 m/s, berdasarkan daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m. c. Secara metode simulasi, untuk masukan

kecepatan angin rendah 1 m/s, daya listrik sebesar 8,093 watt. Putaran generator sebesar 53,53 rpm dan torka sebesar 3,176 N.m. Untuk kecepatan angin maksimal 14 m/s, daya listrik sebesar 1000 watt, maka kecepatan generator sebesar 450 rpm dan torka sebesar 31,5 N.m.

d. Setelah pemodelan terkondisikan dengan memodelkan buck converter dan voltage regulator, untuk masukkan kecepatan angin dari 1 m/s sampai 14 m/s pada sisi bebannya menunjukkan rata-rata tegangan rms beban sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 Hz dan Total Harmonic Distortion (THD) rata-rata sebesar 3,185%.

e. Tingkat kesalahan dari perbandingan antara metode analitik dan metode simulai ini sebesar 1,352%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rolan, A.; Luna, A.; Vazquez, G.; dan Aguilar, A. 2009. Modeling of a Variable Speed Wind Turbine with a Permanent Magnet Synchronous Generator. Terrassa, Spain : Technical University of Catalonia.

2. Soetedjo, A.; Lomi, A.; dan Nakhoda, Y.I. Pemodelan Sistem Pembangkit Listrik Hibrid Angin dan Surya . Malang : Institut Teknologi Nasional (ITN).

3. Shadab, M.M. 2012. Performance Analysis Of Permanent Magnet Synchronous Generator Connected With Wind Turbine. India : Integral University.

4. Irianto, C.G.; Sukmawidjaja, M.; dan Wisnu, A. 2008. Mengurangi Harmonisa Pada Transformator 3 Fasa. Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti. 5. “AWI-E1000T 1000W MICRO WIND

TURBINE”. http://www.awing-i.com/english/1kW_wind_turbine.html, diakses pada 19.00 pm, Maret 12, 2014. 6. Wind Turbine Permanent Magnet Generator/ Alternator, Ginlong Technologies GL-PMG-1000, World Leading Professional Wind Turbine Parts Supplier. Maret 12, 2014.

7. Kadaffi, M. 2011. Penerapan Simulink Untuk Simulasi. Jakarta : Universitas Mercu Buana. Biografi Subrata, dilahirkan di Samalantan, Kalimantan Barat, pada tanggal 28 Juni 1990. Me-nempuh pendidikan sarjana teknik di Universitas Tanjung-pura sejak tahun 2008, jurusan teknik elektro, program studi teknik elektro.

Menyetujui, Pembimbing Utama

Ayong Hiendro, S.T., M.T. NIP. 19691101 199702 1 001

Gambar

Gambar 1.1 Vektor satuan dqn

Referensi

Dokumen terkait

Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin... Turbin angin terbagi dalam dua kelompok yaitu

Karena kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyakN. Wind direction

Dari hasil pengujian, hubungan putaran turbin dengan efisiensi yang dihasilkan jika digambarkan sesuai dengan lebar sudu dan pada berbagai harga kecepatan angin

Untuk dapat bekerja optimal dengan kecepatan angin yang cukup, maka turbin generator tersebut harus dipasang pada ketinggian di atas 50 m.. PLTB saat ini yang dipasang

Perancangan sistem informasi berbasis IoT untuk mencatat dan mengirimkan data kecepatan angin, arah angin, tegangan dan arus keluaran generator, kecepatan putar generator,

Dari design dan pengujian turbin angin untuk rumah tinggal di daerah kecepatan rendah didapatkan hasil disain jenis turbin angin yang dipilih adalah turbin angin savonius

Dari Gambar tersebut diketahui bahwa jika kecepatan angin v1 dan turbin beroperasi pada A (untuk kecepatan rotor ω 1 ), daya maksimal yang bisa diperoleh pada

Perancangan sistem informasi berbasis IoT untuk mencatat dan mengirimkan data kecepatan angin, arah angin, tegangan dan arus keluaran generator, kecepatan putar generator,