• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan H"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN ALAM DI KELAS V SEKOLAH

DASAR NEGERI 005 BAGAN CEMPEDAK

KECAMATAN RANTAU KOPAR

KABUPATEN ROKAN HILIR

OLEH

RIFA ROHIMAH

NIM. 11518203560

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

(2)

PENGETAHUAN ALAM DI KELAS V SEKOLAH

DASAR NEGERI 005 BAGAN CEMPEDAK

KECAMATAN RANTAU KOPAR

KABUPATEN ROKAN HILIR

Skripsi

diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

Oleh

RIFA ROHIMAH

NIM. 11518203560

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

(3)
(4)
(5)

iii

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005

Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir, dapat

penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang peneliti miliki, maka dengan tangan terbuka dan hati yang lapang peneliti menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini tidak luput bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Terutama ayahanda Ibrahim dan ibunda Yusmidar yang telah mendidik, mendo’akan serta membantu peneliti baik dari segi moril maupun materil selama ini, sehingga peneliti bisa mendapat gelar sarjana. Selain itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof Dr. KH. Ahmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag., selaku Rektor UIN Suska Riau. Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah, MA., selaku Wakil Rektor I UIN Suska Riau. Drs. H. Promadi, MA. Ph. D., selaku Wakil Rektor III UIN Suska Riau. 2. Dr. H. Muhammad Syaifuddin, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Suska Riau. Dr. Drs. Alimuddin, M.Ag., selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. Dr. Dra. Rohani, M.Pd., selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. Dr. Drs. Nursalim, M.Pd., selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

(6)

iv

4. Melly Andriani, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Susiba, M.Pdi., selaku Penasehat Akademik yang selalu memberikan saran, do’a dan dukungan demi selesainya skripsi ini.

6. Bapak ibu dosen dan segenap staf Akademik yang telah memberikan jasa dan menyediakan waktu untuk penulis selama kuliah di UIN Suska Riau.

7. Bapak kepala dan seluruh karyawan perpustakaan UIN Suska Riau yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan berlangsung dan hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada pihak SDN 005 Bagan cempedak yang telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk dapat melangsungkan penelitian.

9. Keluargaku terkasih terutama buat Ayahanda M. Ali dan Ibunda Zulmiati serta kakak saya Seli Jania, dan adek saya M. Ilham Ali, Desma Nilam Ali, dan M. Iqram Ali yang telah banyak memberikan dukungan serta motivasi agar tetap terus semangat dalam menyelesaikan kuliah kepada saya, demi terselesaikannya skripsi ini.

10.Untuk teman-teman PGMI dan PPL Angkatan 2015, (Kamri, Umi Kalsum, Dwi Restia Ningsih, Wahyuni, Nurhafiza, Sri Setia Wati, yulia fitrah S, Hana Watriyah, Ketrin, Diana Putri, Siti Rahayu) terimakasih juga untuk semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan. 11.Untuk teman-teman KKN Desa Sebong Pereh Bintan, (Nur Padila,

Firmansyah, M. Syukratullah, Amimah, Rizal, Ummi Mummtamah, Dini, Nilam, Abet, Ari Perdinal) yang selalu memberi dukungan.

(7)

v

13.Tidak terlepas kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala meridhoi dan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi amal shaleh disisi Allah SWT. Amin..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pekanbaru, Desember 2019 Penulis Rifa Rohimah NIM. 11518203560

(8)

vi

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-‘Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS: Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu beberapa derajat (QS: Al-Mujadilah 11)

Yang Utama dari Segalanya …

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia

serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu

terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat

kukasihi dan ku sayangi Omak dan Ayah Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada Omak dan Ayah yang telah memberikan kasih dan sayang, segala dukungan,

dan cinta kasih yang tiada hingga yang tiada mungkin dapat ku balaskan hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata

(9)

vii

selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik lagi,, Terima kasih Omak…. Terima kasih Ayah

I LOVE YOU TO THE MOON AND BACK.. (Salam Cinta Anakmu)

My Brother’s and Sister

Untuk kakak (Seli Jania), adek (M. Ilham Ali), (Desma Nilam), (M. Iqram Ali), tiada hal yang paling mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar ketika berdekatan, percayalah bahwa kita akan selalu merindukan ketika berjauhan,

hal ini selalu menjadi warna yang tak akan tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan. Maaf belum bisa jadi panutan

seutuhnya, tapi aku akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua…

I love You and More All…

Dosen Penasehat Akademis dan Dosen Pembimbing Skripsi ku.. Ibu Susiba S.Ag, M.Pd.I, selaku dosen Penasehat Akademis terima

kasih atas waktu dan nasehat’’ ibu selama saya menjadi mahasiswa, Dan untuk Dosen Pembimbing skripsi Ibu Theresia

Lidya Nova S.Pd, M.Pd, terima kasih bu, saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran yang kalian berikan selama dari ibu.

Terima kasih banyak IBU… Teman-teman Seperjuangan

(10)

viii

PUTRI UTAMI, DWI RESTIA NINGSIH)

Terimakasih atas segalanya yang telah kalian berikan kepadaku, terimakasih selalu membantu dikala aku berada pada waktu yang sangat terpuruk kau selalu menemani dan mengajarkan ku… terimakasih atas segalanya yang tak akan pernah dapat aku balas, sayang ya kita gak bisa wisuda bareng-bareng seperti yang telah kita rencanakan sebelumnya... sebuah karya kecil ini ku persembahkan untuk kalian semua,

I hope we can be together forever…

“Your dream Today, Can Be your Future Tomorrow”

Untuk ribuan tujuan yang dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa

tujuan. Terus belajar, berusaha, dan berdo’a untuk menggapainya…

Terimakasih beribu Terimakasih ku ucapkan… atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku, kurendahkan hati serta diri

menjabat tanga meminta beribu-ribu maaf tercurah. Skripsi ini ku persembahkan…

(11)

ix

Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat pada mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa diantaranya adanya nilai siswa yang tidak mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, kurangnya pemahaman siswa terkait materi pelajaran, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal soal latihan saat pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru dan 31 orang siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis kualitatif dengan persentase. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini diketahui sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa diperoleh dengan persentase ketuntasan klasikal 38,70% atau hanya 12 siswa yang tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 65,48. Setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat pada siklus I hasil belajar siswa mencapai 64,51% atau 20 siswa yang tuntas dan mendapat rata-rata kelas menjadi 73,22. Pada siklus II diperoleh dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,09% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 siswa dengan rata-rata kelas 83,7, artinya sudah mencapai KKM yang ditetapkan dan mencapai ketuntasan klasikal siswa. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(12)

x

Technology, Society Type of Cooperative Learning Model in Increasing Student Learning Achievement on Natural Science Subject at the Fifth Grade of State Elementary School 005 Bagan Cempedak, Rantau Kopar District, Rokan Hilir Regency

This research aimed at increasing student learning achievement by implementing Science, Environment, Technology, Society type of Cooperative learning model on Natural Science subject at the fifth grade of State Elementary School 005 Bagan Cempedak, Rantau Kopar District, Rokan Hilir Regency. It was instigated by the low of student learning achievement, student scores that could not pass the minimum standard of passing grade determined by the school, the lack of student comprehension of learning material and it could be seen from student ability in finishing practice questions in the learning. It was a Classroom Action Research. The subjects of this research were a teacher and 31 the fifth-grade students. This research was conducted for two cycles, and every cycle comprised two meetings. The techniques of collecting the data were observation, test, and documentation. The technique of analyzing the data was qualitative analysis with percentage. Based on the result of analyzing the data, it showed that the implementation of Science, Environment, Technology, Society type of Cooperative learning model could increase student learning achievement. It could be known that before doing the action the classical mastery percentage of student learning achievement was 38.70%, or there were 12 students who could pass and the mean was 65.48. After implementing the learning model in the first cycle, student learning achievement was 64.61%, or there were 20 students who could pass and the mean was 73.22. In the second cycle, it was obtained that the classical mastery percentage was 87.09%, and it meant that the minimum standard of passing grade determined and student classical mastery had been achieved. Therefore, it could be concluded that the implementation of Science, Environment, Technology, Society type of Cooperative learning model could increase student learning achievement.

Keywords: Science, Environment, Technology, Society, Student Learning Achievement

(13)

xi

حر افير

ي

ةم

( ،

9102

:)

قيبطت

جذومن

ميلعتلا

ينواعتلا

عونب

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ة

ىلع

ا

ةيعمجل

تل

ةيقر

ملعت جئاتن

ذيملاتلا

يف

ةدام

ةيعيبطلا مولعلا

يف

سماخلا فصلا

ب

ةيموكحلا ةيئادتبلاا ةسردملا

110

س ناجب

كديبم

ةيريدم

ريليه نكور ةقطنم رابوك واتنر

ي

فده

ذى

ثحبلا ا

لىإ

ةيقرت

ملعت جئاتن

ذيملاتلا

للاخ نم

قيبطت

جذونم

ميلعتلا

نيواعتلا

عونب

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ةيعملجا ىلع ة

في

ةدام

ةيعيبطلا مولعلا

سمالخا فصلا في

ب

ةسردلدا

ةيموكلحا ةيئادتبلاا

000

يليى نكور ةقطنم رابوك واتنر ةيريدم كديبسم نابج

.

وتيفلخ

يى

ضافنخا

ملعت جئاتن

ذيملاتلا

كلذ في ابم

ةجيتن

ذيملاتلا

لىإ نولصي لا نيذلا

نىدلأا رايعلدا ّدح

اهتعضو تيلا

مهف مدعو ،ةسردلدا

ذيملاتلا

ةردق للاخ نم كلذ ةظحلام نكيمو ،عوضولداب قلعتي اميف

ذيملاتلا

بيردتلا ةلئسأ ىلع لمعلا ىلع

في

ثحبلا اذى .ملعتلا

يئارجإ ثبح

.

هدارفأ

سردلدا

و

13

اذيملت

نم

فصلا

.سمالخا

ميق

ينترود ىلع ثحبلا اذى

و

ةرود لك

اقل

نيء

.

ينقت

ة

مادختساب تانايبلا عجم

ينقت

ة

.قيثوتلاو رابتخلااو ةبقارلدا

و

ليلحتلا يى ةمدختسلدا تانايبلا ليلتح ةينقت

يفيكلا

ب

.ةيوئم ةبسن

،تانايبلا ليلتح جئاتن ىلع ًءانب

تنتسا

نأ ج

يبطت

ق

جذونم

ميلعتلا

نيواعتلا

عونب

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ةيعملجا ىلع ة

عيطتسي

نأ

يقري

ملعت جئاتن

ذيملاتلا

.

قيبطتلا لبق ،كلذ فرعو

لوصلحا

ملعت جئاتن ىلع

ذيملاتلا

لامتكلاا نم ةيكيسلاك ةيوئم ةبسنب

17.80

وأ 9

31

اذيملت

طقف

ب اولمكأ

لداعلدا ةجيتن

فلا

لص

80.57

دعب .

قيبطت

جذونم

ميلعتلا

نيواعتلا

عونب

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ةيعملجا ىلع ة

ملعت جئاتن في

ذيملاتلا

غلب ،لىولأا ةرودلا في

85.03

وأ 9

10

اذيملت

لدعم ىلع اولصحو اولمكأ

81.11

ةيكيسلاك لامتكا ةبسنب اهيلع لوصلحا تم ،ةيناثلا ةرودلا في .

اىردق

78.08

9

ب

ددع

ذيملاتلا

ذلا

لىإ لصي ام نولمكي ني

18

اذيملت

لداعلدا وجيتنب

71.8

،

لىإ اولصو دق منهأ نيعي اذىو

نىدلأا رايعلدا ّدح

لامتكا قيقتحو ددلمحا

ذيملاتلا

لياتلابو .ةيكيسلاكلا

تنتسا

نأ ج

قيبطت

جذونم

ميلعتلا

نيواعتلا

عونب

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ةيعملجا ىلع ة

عيطتسي

نأ

يقري

ملعت جئاتن

ذيملاتلا

.

تاملكلا

ةيساسلأا

:

مولعلا

ةيئيبلا

لا

يجولونكت

ةيعمجلا ىلع ة

ملعت جئاتن ،

ذيملاتلا

.

(14)

xii

PENGESAHAN ... ii

PENGHARGAAN ... iii

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Defenisi Istilah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Karangka Teoretis ... 9

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir .. ... 23

D. Indikator Keberhasilan ... 25

E. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Rancangan Penelitian ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Setting Penelitian ... 34

(15)

xiii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 67 DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(16)

xiv

Tabel IV.1 Data Tenaga Pengajar SDN 005 Bagan Cempedak T.A

2018/2019 ... 35

Tabel IV.2 Keadaan Siswa SDN 005 Bagan Cempedak ... 36

Tabel IV.3 Keadaan Siswa Di Kelas V SDN 005 Bagan Cempedak ... 36

Tabel IV.4 Sarana dan Prasarana SDN 005 Bagan Cempedak ... 37

Tabel IV.5 Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ... 38

Tabel IV.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I ... 44

Tabel IV.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 46

Tabel IV.8 Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 48

Tabel IV.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 3 ... 55

Tabel IV.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 57

Tabel IV.11 Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 59

Tabel IV.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ... 62

Tabel IV.13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 63

(17)

xv

Gambar III.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 28 Gambar IV.1 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Hasil Observasi

Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II ... 62 Gambar IV.2 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Hasil Observasi

Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus II ... 64 Gambar IV.3 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Sebelum

(18)

xvii

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 3 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 4 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 8 Lembar Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Guru Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1 Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 3 Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 4 Lampiran 13 Lembar Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 3 Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 4 Lampiran 20 Surat Izin Melakukan Pra Riset dari Fakultas

Lampiran 21 Surat Izin Melakukan Riset dari Sekolah Dasar 005 Bagan Cempedak

Lampiran 22 Surat Izin Melakukan Riset dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Lampiran 23 Surat Izin Melakukan Riset dari Provinsi Riau

Lampiran 24 Surat Izin Melakukan Riset dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rokan Hilir

Lampiran 25 Surat Keterangan dari Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak (telah melakukan penelitian)

(19)
(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagaimana mahkluk pendidikan karena dia memiliki berbagai potensi, seperti akal, hati, jasmani, dan rohani. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan adalah proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.1 pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2 Dalam UU nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa “Pendidikan Merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,atau latihan bagi perannya di masa mendatang.

Ilmu Pegetahuan Alam (IPA) secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA didefenisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan penomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuawan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Tujuan pemebelajaran IPA di Sekolah Dasar

1

Hasan Basri. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hlm.13

2

Tianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Hlm.1

(21)

berdasarkan Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (KTSP) diantaranya adalah sebagai berikut:3

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

3. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

4. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Salah satu cara agar tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar tersebut dapat tercapai, maka dalam pembelajaran guru harus membekali siswanya pengetahuan bahwa terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat agar siswa dapat menerapkan konsep IPA yang telah di pelajari dalam kehidupannya sehari-hari, yang nantinya juga akan dapat menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS: Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi4:

3

Susilawati. 2013. Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah. Pekanbaru: Benteng

Media. Hlm. 9.

4

Kementrian Agama Republik Indonesia. 2011. Al-Qur’an Al-Karim. Bekasi: Cipta

(22)















































Artimya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Ayat di atas mengatakan bahwa kerusakan (lingkungan) yang ada di bumi itu kebanyakan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia. Sebaiknya manusia sekarang ini harus segera disadari dan menghentikan perbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan di daratan maupun di lautan, dan mencari solusi untuk kelestarian alam kita ini. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas guru akan menghubungkan materi dalam pembelajaran dengan kondisi lingkungan yang ada dan mengajarkan kepada siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya agar tetap terjaga keseimbangannya. Hal ini sangat perlu karena belajar IPA tidak cukup hanya menghafal materinya saja tetapi siswa juga harus dapat memahami konsep-konsep di dalamnya. Dengan penanaman konsep yang sesuai maka akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Sementara itu, berdasarkan hasil observasi peneliti ke sekolah SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilirtentang proses pembelajaran diketahui bahwa dalam proses pembelajaran telah dilakukan berbagai usaha perbaikan, di antaranya dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode tanya jawab, metode latihan, metode demonstrasi dan menanyakan kepada siswa mengapa

(23)

mereka tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Namun usaha tersebut belum secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditemukan sebagai berikut:

1. Dari 31 orang siswa, hanya 17 orang (54,83%) yang memperoleh nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75;

2. Dari 31 orang siswa, hanya 15 orang (48,38%) Kurangnya pemahaman siswa terkait materi pelajaran, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan saat pembelajaran;

Berdasarkan gejala-gejala tersebut terlihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VSDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir yang diperoleh belum optimal. Khususnya pada mta pelajaran IPA, melihat rendahnya hasil belajar pada mata pembelajaran IPA guru juga telah berupaya untuk memperbaiki ketidak tuntas siswanya dengan cara memberikan tugas tambahan. Namun upaya tersebut belum berhasil meningkatan hasil belajar. Maka peneliti ingin melengkapi usaha guru dengan mengubah model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat (salingtemas).

Model pembelajaran kooperatif telah dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. 5Model ini dapat memberikan pengalaman belajar dengan membangun saling

5

Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif

(24)

ketergantungan positif antar anggota sesama anggota kelompok, mengembangkan tanggungjawab individual, dan keterampilan bekerjasama secara seimbang. 6Sedangkan pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPA pada hakikatnya dapat ditinjau dari pengertian dasar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat maupun keterkaitan komponen tersebut dengan tujuan pendidikan IPA.

Cara pembelajaran menggunakan tipe ini adalah guru menyampaikan materi ajar kepada siswa dengan menggali apa yang diketahui oleh siswa tentang isu-isu atau fenomena-fenomena yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan konsep atau teori pembelajaran yang ingin dan akan disampaikan. Dengan demikian, awal dari pembelajaran tipe ini adalah pengetahuan siswa itu sendiri. Sehubungan dengan itu, peranan guru tantang konteks ini adalah menggali dan merangsang agar pengetahuan yang dimiliki siswa bisa tertuangkan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Jadi, landasan utama dari pembelajaran adalah pengetahuan siswa tentang penomena yang ada di masyarakat.7

Salah satu alasan kenapa memilih model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sesuai dengan ketuntasan yang ingin dicapai yaitu 75, kemudian untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih giat belajar. Guru mempunyai fungsi dan peran yang strategis

6

Wahab Jufri. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Hlm. 112.

7

Istarani & Muhammad Ridwan. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: CV.

(25)

dalam pendidikan. penddikan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya seorang guru. Guru menempati peranan kunci dalam menegelola pembelajaran. peranan kunci ini dapat diemban apabila seorang pendidik tersebut memiliki kompetensi-kompetensi yang baik dalam dirinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya peningkatan hasil balajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir”.

B. Defenisi Istilah

Beberapa istilah yang perlu didefenisikan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian antara lain:

1. Pembelajaran kooperatif adalah pelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan, akademik, jenis kelamin, ras atau susku yaang berbeda.8

2. Tipe Salingtemas adalah pembelajaran yang diawali dengan menyampaikan materi ajar kepada siswa dengan menggali apa yang mereka ketahui tentang isu-isu atau fenomena-fenomena yang sedang

8

(26)

hangat dibicarakan di tengah-tengah masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan konsep atau teori pembelajaran yang ingin disampaikan.9

3. Hasil belajar adalah suatu proses yang dilaukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksidengan lingkungannya.10 Jadi, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

yang diperoleh setelah diadakan model pembelajaran kooperatif tipe sains lingkungan teknologi masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas di kelas V SDN 005 Rantau Kopar Rokan Hilir.

9

Istarani & Muhammad Ridwan. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: CV.

Media Persada. Hlm. 159

10

(27)

2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian berakhir tentunya akan menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan, adapun beberapa manfaat yang diharapkan ini, yakni: a. Bagi Sekolah, dapat meningkatkan prestasi sekolah yang dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa serta meningkatkan produktivitas sekolah melalui peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam mengambil suatu keputusan dalam proses pembelajaran di masa yang akan datang serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi Guru, yaitu dapat membantu dan mempermudah pengambilan tindakan perbaikan selanjutnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang merupakan permasalahan selama ini. Sekaligus mengajak guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam mengajar

c. Bagi Siswa, yaitu dapat merasakan langsung adanya perbedaan dalam kegiatan pembelajaran IPASDN 005 Rantau Kopar Rokan Hilirserta memberikan pengalaman belajar yang berbeda saat belajardan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran karena model ini mengaitkan materi dengan lingkungan tinggal siswa.

d. Bagi peneliti, untuk memenuhi syarat penyelesaian pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan sebagai landasan berpijak dalam penelitian berikutnya.

(28)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teorities

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola, prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan

dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran terkait dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur, metode, keterampilan dan aktifitas siswa. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Yang mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefenisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan konsentrasi dan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan yang berbeda-beda.

(29)

Ciri-ciri dari model pembelajaran adalah:11

a. Rasional, teoritis, dan logis yang disusun oleh para pengembang model pembelajaran,

b. Memiliki landasan pemikiran yang kuat mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil,

d. Lingkungan belajar yang kondusif diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Istilah cooperative learning dalam pengertian Bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Jhonson

cooperative learning adalah mengelompokkan siswa yang berada di dalam kelas kedalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajarinya satu sama lain dalam kelompok tersebut.12

Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang biasa anggotanya 4-6. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.13 Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu

11

Muhammad Fathurrohman. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif . Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hlm. 16.

12

Isjoni, Loc.Cit.

13

(30)

mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:14

a. Setiap anggota memiliki peran,

b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa,

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan dikelompoknya,

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok-kelompok saat diperlukan. Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran kooperatif adalah:15

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan, kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain,

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide yang lain,

c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan,

14

Ibid, hlm.31.

15

(31)

d. Pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar,

e. Pembelajaran kooperatif ini cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik,

f. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri.

Adapun kelemahan pembelajaran kooperatif adalah:16

a. Untuk mamahami dan mengerti tentang pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu,

b. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok,

c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam memotivasi belajar siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan temannya yang lain. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif ini, siswa akan dapat bersosialisasi ataupun berinteraksi dalam menjalin kerjasama antar kelompok ataupun antar semua kelompok.

16

(32)

2. Salingtemas

a. Pengertian Salingtemas

Dalam buku yang ditulis oleh Istarani dan Muhammad Ridwan, istilah Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (salingtemas) ini sering dikenal oleh para pendidik atau praktisi pendidikan dengan istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) atau Science Environment Technology Society (SETS). Pembelajaran tipe salingtemas adalah cara penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menggali apa yang diketahui oleh siswa tentang isu-isu atau penomena-penomena yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan konsep atau teori pembelajaran yang ingin dan akan disampaikan. Dengan demikian, awal dari pembelajaran tipe ini adalah pengetahuan siswa itu sendiri.17

Sehubungan dengan itu, peranan guru tantang konteks ini adalah mengali dan merangsang agar pengetahuan yang dimilikinya bisa tertuangkan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Jadi, landasan utama dari pembelajaran adalah pengetahuan siswa tentang penomena yang ada di masyarakat.18

b. Langkah-langkah pembelajaran Salingtemas

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas ialah sebagai berikut:19

17

Istarani & Muhammad Ridwan. Lop.Cit. Hlm. 159

18

Ibid

19

(33)

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa melaluisalingtemas terkait materi;

2) Guru menyajikan informasi, mendiskusikan atau menugaskan dengan mengaitkan langsung salah satu atau semua komponen salingtemas;

3) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Agar kerja sama lebih efektif diantara mereka;

4) Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar sambil mengontrol apakah model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas yang digunakan sesuai dengan materi yang dibahas apabila tidak maka guru segera mengalihkannya dengan variabel salingtemas yang lain;

5) Guru memberikan evaluasi yang dilakukan bukan sekedar tentang materi bahan ajar, tetapi termasuk wawasan siswa terhadap komponen salingtemas yang telah digunakan.

c. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran salingtemas

Adapun kelebihan model pembelajaran kooperafif tipe salingtemas ini adalah sebagai berikut:20

1) Dapat menggali pengetahuan yang dimiliki oleh siswa;

2) Dapat menumbuhkan jiwa kepedulian siswa terhadap masyarakat yang ada di sekelilingnya;

20

(34)

3) Dapat mengaitkan antara fakta yang terjadi di masyarakat dengan konsep pengetahuan yang diajarkan oleh guru;

4) Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang ada dalam hidup dan kehidupan siswa sehari-hari;

Sedangkan kekurangan pembelajaran tipe ini yaitu;

1) Adanya siswa yang kurang mampu mengemukakan penomena yang terjadi di masyarakat;

2) Antara fakta dengan yang terjadi di lapangan, ada kalanya bertentangan dengan teori atau konsep pengetahuan yang diajarkan;

3) Guru harus benar-benar memiliki pengetahuan luas tentang kehidupan bermasyarakat.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Menurut Aunurrahman belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu, sebagai hasil pengalaman individu itu

(35)

sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 21Sedangkan belajar

menurut Slameto menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.22

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku pad diri sendiri berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

b. Pengertian Hasil Bealajar

Hasil dari suatu interaksi tindak belajar tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran, Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran terhadap hasil belajar dapat di ukur, seperti tertuang dalam angka rappor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.23

Belajar terjadi bila muncul perubahan perilaku pada diri siswa, baik dalam makna kognitif, efektif, maupun psikomotor. Perubahan

21

Aunurrahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hlm. 35

22

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,.

Hlm. 2

23

(36)

perilaku itu sangat mungkin bahkan pasti demikian, tidak secara langsung dapat diamati. Prubahan perilaku sebagai hasil belajar dari kegiatan pembelajaran itu merupakan hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.24

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek koqnitif, afektif, dan psikomoto sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar sebagai objek penilaian terdiri dari tiga macam, antara lain.25

1) Ranah Kognitif yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah efektif yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan sikap dan

nilai yang berdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotorik yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Ranah psikomotorik terdiri dari enam aspek yakni gerakan refleksi, keharmonisan, atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif, dan interpreatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak nilai

24

Sudarwan Danim dan Khairil. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm.

120

25

Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

(37)

oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi materi pelajaran.

Berdasarkaan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti pembelajarn tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. sehubungan dengan penilaian ini maka hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan strategis kisi-kisi pengelompok.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor dan sikap faktor pendukung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:26

1) Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktr internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruhi terhadap hasil belajar siswwa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertangkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap

26

(38)

anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar.

Baik buruknya situasi proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses intruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi: karakteristik guru, interaksi dan metode, karakteristik kelompok, fasilitas fisik, mata pelajaran, dan lingkungan alam sekitar.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, untuk meningkatkan hasil belajar, guru hendaknya mampu menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran, agar pada saat pembelajaran tidak membosankan dan mampu menarik perhatian siswa.

4. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Salingtemas Dengan Hasil Belajar Siswa

Usaha sadar dari seorang guru dapat di implementasikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model ini menarik untuk digunakan karena kegiatan pendahuluan pembelajaran dikembangkan dengan menggali pengetahuan siswa mengenai penomena alam di lingkungan siswa yang diungkapkan oleh siswa maupun guru.27

27

Hutomo Pristiadi. 2010. http://ilmuwanmuda.wordpress.com .Diakses pada 21/04/2016

(39)

Pembelajaran tipe salingtemas ini dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari peserta didik atau konsep-konsep rumit sains maupun non sains. Dengan penerapan ini maka siswa akan mengetahui solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang melanda kehidupan sehari-hari. Misalnya masalah pencemaran maupun kerusakan lingkungan dan lain-lain. penomena tersebut dapat dibawa ke dalam kelas dan dikaji melalui pembelajaran kooperatif tipe salingtemas untuk dicarikan pemecahannya, paling tidak pencegahannya sesuai dengan kadar kemampuan berpikir dan bernalarnya siswa. Siswa dibimbing untuk memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah di masyarakat dan berperan aktif untuk turut mencari pemecahannya. Pembelajaran seperti ini tentu tidak diperoleh pada pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, guru membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.28

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas ini,siswa akan didorong untuk mengambil peran aktif semenjak awal pembelajaran sehingga memicu meningkatnya hasil belajar, dan dengan model pembelajaran ini juga siswa akan diberi kesempatan untuk berpikir dan saling membantu memberikan pemahaman antara satu siswa dengan siswa lainnya. Sehingga dengan sendirinya pembelajaran ini akan

28

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

(40)

mendorong kemampuan siswa terhadap konsep yang ada, serta mengetahui bagaimana tindakan atau solusi yang tepat terhadap fenomena yang berkembang di masyarakat. Keadaan inilah yang nantinya akan memberikan peluang bahwa penerapan model pembelajaran salingtemas dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Devi Pratiwi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Salingtemas Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangbesuki 4 Malang“. 29

Hasil penelitian saudari Pratiwi Devi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 73,50% sedangkan pada siklus II menjadi 83,17% dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dari siklus I dengan rata-rata hasil belajar siswa mencapai 62,54%. Sedangkan pada siklus II presentase hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,74% keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikatakan meningkat dengan menggunakan model pembelajaran salingtemas. Persamaan dari penelitian di atas dengan yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada variabel X yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran

29

Pratiwi Devi. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48597.Diaksespada 05/02/2019 Pukul 14:43 WIB.

(41)

salingtemas. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada variabel Y, bahwa pada penelitian di atas untuk mengingkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sedangkan penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu, penelitian ini juga relevan dengan penelitian Ria Herawati dengan judul “Penerapan Pendekatan SETS untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar”.30

Hasil penelitian saudari Ria Herawati menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dari siklus I dengan rata-rata hasil belajar siswa mencapai 66,67%. Sedangkan pada siklus II presentase hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,33% keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikatakan meningkat dengan menggunakan pendekatan SETS. Persamaan dari penelitian di atas dengan yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada variabel Y yaitu sama-sama untuk mengingkatkan hasil belajar siswa di kelas V Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada variabel X, bahwa pada penelitian di atas menggunakan pendekatan SETS sedangkan yang akan peneliti lakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas.

30

Ria Herawati. 2012. Penerapan Pendekatan SETS Scince Environment Technology

Society Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Pulau Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Skripsi. Pekanbaru: UIN SUSKA

(42)

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar dapat didefenisikan sebagai kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswasetelah menerima proses pembelajaran. hal ini tidak lepas dari proses belajar dan hasil yang dicapainya. Sehingga mempunyai peran besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Maka Setelah siswa menerima pengetahuan dalam pembelajaran, dilakukan test atau latihan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu suatu cara atau model yang disenangi sisawa. dengan melaksanakan model pembelajaran, memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baikketerampilan berpikir kreatif maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang di dalam kelas.

Dalam pendidikan proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang dapat menentukan hasil. Dimana tugas dan peranan guru sebagai pendidik mampu memilih cara mengajar sehingga dapat mengaktfkan siswa, membuat suasana proses belajar mengajar yang menarik dan bermakna agar tidak bosan. Agar siswa dapat belajar lebih efektif dan efesien, sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dianggap sesuai dan tepat pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah model embelajaran kooperatif tipe salingtemas ini akan mengajak siswa untuk fokus dan terlibat dalam pembelajaran sejak awal mulainya proses pembelajaran, yakni dengan cara guru memberi kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang apa yang mereka ketahui terkait penomena atau isu-isu yang ada di sekitar kehidupannya baik dari segi lingkungan, masyarakat

(43)

maupun teknologi, yang nantinya guru akan mengaitkan pendapat siswa tersebut dengan meteri pembelajaran.

Dengan demikian diharapkan akan membuat siswa berpartisipasi dan fokus terhadap pelajaran mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Hasilnya, proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton, serta hasil belajar siswa pada pelajaran IPA juga akan meningkat.

Gambar II.1 Kerangka Berfikir Sebelum

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe SALINGTEMAS

Hasil Belajar Siswa Rendah Siswa Rendah Setelah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SALINGTEMAS Diharapkan Hasil

Belajar Siswa Meningkat KONDISI AWAL

PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

(44)

D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja

a. Aktivitas Guru

1) Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi dengan menunjukkan contoh teknologi, lingkungan atau aktivitas masyarakat tertentu sesuai dengan bahasan yang dibicarakan. 2) Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan dengan mengaitkan langsung salah satu atau semua komponen salingtemas.

3) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dan memberikan LKS kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan.

4) Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka sambil mengontrol apakah model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas yang digunakan sesuai dengan materi yang dibahas dan apabila tidak sesuai, maka guru segera mengalihkannya dengan variabel salingtemas yang lain. 5) Guru mengevaluasi materi dan wawasan salingtemas yang telah

digunakan dalam mempelajari bahan ajar pada masing-masing kelompok.

b. Aktivitas Siswa

1) Siswa mendengarkan guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran dan mengamati contoh teknologi, lingkungan atau

(45)

aktivitas masyarakat yang ditunjukkan guru sesuai dengan bahasan yang dibicarakan.

2) Siswa memperhatikan dengan seksama selama guru menyajikan informasi.

3) Siswa duduk berkelompok sesuai dengan arahan guru dan mengerjakan LKS yang telah diberikan.

4) Siswa dibimbing oleh guru dalam mengerjakan tugas mereka sesuai variabel salingtemas.

5) Siswa mengerjakan tugas dan mengungkapkan wawasannya tentang salingtemas yang dipelajari terkait bahan ajar.

2. Indikator Hasil Belajar

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa 75% dari selurh siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan.31 Adapun Skor

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hasil belajar siswa adalah 75. jadi, apabila hasil belajar siswa mencapai skor 75 ke atas, maka siswa dikatakan tuntas.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu melaluimodel pembelajaran kooperatif tipe salingtemas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

31

E. Mulyasa,.2011. Krurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir yang berjumlah 31 orang. Laki-laki berjumlah 12 orang dan perempuan berjumlah 19 orang. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir pada mata pelajaran IPA. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 pada 15 April 2019 sampai 25 April 2019.

C. Rancangan Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).32 PTK dapat diartikan sebagai

32

Masnur Mushlich. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 9

(47)

suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik pendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi di mana praktik itu dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu

planing (perencanaan), action (pelaksanaan), observation/evaluation

(pengamatan), dan reflection (refleksi).33 Berikut adalah alur siklus PTK:

Gambar III.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas34

33

Zainal Arifin. 2011. Penelitian Penddikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Hlm. 98

34

Suharsimi Arikunto dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 16 Perencanaan Refleksi Awal Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi Pengamatan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(48)

1. Perencanaan / Persiapan Tindakan

Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus pembelajaran.

b. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas.

c. Meminta teman sejawat/guru sebagai observer. Tugas observer adalah untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas.

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe salingtemas yaitu:

a. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi dengan menunjukkan contoh teknologi, lingkungan atau aktivitas masyarakat tertentu sesuai dengan bahasan yang dibicarakan.

b. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan dengan mengaitkan langsung salah satu atau semua komponen salingtemas.

c. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d. Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan

(49)

kooperatif tipe salingtemas yang digunakan sesuai dengan materi yang dibahas. Apabila tidak segera mengalihkannya dengan variabel salingtemas yang lain.

e. Guru mengevaluasi materi dan wawasan salingtemas yang telah digunakan dalam mempelajari bahan ajar pada masing-masing kelompok.

3. Observasi

Pelaksanaan penelitian ini melibatkan observer, tugasnya untuk melihat aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan untuk memberi masukan dan pendapat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan, sehingga masukan-masukan dari observer dapat dipakai untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

4. Refleksi

Hasil yang didapat dalam tahap observasi, dikumpulkan, serta di analisis. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi guru selama pembelajaran berlangsung. Hal ini untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN 005 Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir. Apabila dari hasil observasi pada siklus I belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka dilakukan perbaikan pada siklus II.

(50)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data tentang aktivitas guru dan siswa serta data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu:

1. Observasi, merupakan proses pengamatan secara sistematis dengan melakukan perekaman terhadap perilaku tertentu untuk tujuan pembuatan keputusan-keputusan pengajaran. Observasi dilaksanakan dalam proses pembelajaran berlangsung terhadap aktivitas guru dan siswa. Tujuan observasi adalah untuk menjelaskan apa yang terjadi selama tindakan berlangsung.35

2. Tes, adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran belajar dan pembelajaran.36 Tes ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan

pembelajaran di siklus I dan di siklus II. Tujuan utamanya adalah untkuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa hurufatau kata atau simbol.37

3. Dokumentasi, artinya bahan-bahan tertulis. Yakni teknik pengumpulan data untuk mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis kantor atau sekolah, seperti: silabus, catatan pribadi siswa, daftar nilai, dan sebagainya.38

35

Zainal Arifin. Penelitian Penddikan Metode dan Paradigma Baru.Lop. Cit. 114.

36

Dimyati & Mudjiono. Op.Cit. Hlm. 192

37

Ibid. Hlm. 200.

38

(51)

E. Teknik Analisis Data

1. Aktivitas Guru dan Siswa

Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan menggunakan rumus persentase,39 yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Jumlah frekuensi (banyak frekuensi)

P = Angka presentase 100% = Bilangan tetap

Menentukan kriteria penilaian tentang hasil observasi, maka dilakukan pengelompokan atas 5 kriteria penilaian yaitu Sangat Kuat, Kuat, Cukup, Lemah, dan Sangat Lemah. Adapun kriteria presentase tersebut yaitu sebagai berikut.40

Tabel III.1

Kategori Aktivitas Guru dan Siswa

No Interval (%) Kategori 1 81% – 100% Sangat Kuat 2 61% – 80% Kuat 3 41% – 60% Cukup 4 21% – 40% Lemah 5 0% - 20% Sangat Lemah 2. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa diukur dari ketuntasan klasikal. Secara individu siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai KKM, yaitu 75. Untuk

39

Anas Sudijono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hlm. 43.

40

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelit Pemula. Bandung: Alfabeta. Hlm. 89.

(52)

menghitung ketuntasan individu dan presentase ketuntasan klasikal, rumus yang digunakan adalah41:

Sedangkan untuk mengukur ketuntasan secara klasikal rumus yang digunakan yaitu:

41

Ngalim Purwanto.2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Gambar

Gambar III.1  Alur Penelitian Tindakan Kelas ..........................................
Gambar II.1 Kerangka Berfikir Sebelum
Gambar III.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas 34
Tabel III.1
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

I n particular we focus on the gender difference in school attendance, effect of parents education and employment, household resource constraint, location of the household and

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian perlakuan media tanam tanah + arang sekam padi (M1) dan penggunaan perlakuan level dosis

Indeks kesamaan jenis kupu-kupu superfamili Papilionoidae yang ditemukan pada habitat permukiman dan habitat persawahan lebih besar dibandingkan dengan jenis kupu-

internet en las prácticas de producción periodística en la versión digital del periódico El. Universal de Cartagena

 Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal (pyramidal) merupakan jalur desending yang terdiri dari

Tradisi berasal dari bahasa Latin traditio (diteruskan) atau kebiasaan yang telah dilakukan dengan cukup lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu

Koefisien Korelasi (R) antara Variabel Bebas Panjang Tungkai (X1) dan Power Tungkai (X2 terhadap Variabel Terikat Sepak Mula ( service ) (Y)...953. Uji Hipotesis/Uji

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang proses pembuatan perancangan villa dengan memakai animasi yang terbagi menjadi empat tahap, yang pertama membuat bentuk perancangan villa