PENGEMBANGAN VIDEO MOTION GRAPHICSSENI TARI
JAIPONG KREASI
Rifki Risandhy
1, Achmad Syarief
2, Elda Franzia Jasjfi
3Abstract
The development of traditional dance 'Jaipong Kreasi' as one of the performing arts is still pretty good in the public. Any kinds of event in many regions still often stage it, but the development of Jaipong Kreasi dance in digital media is still slow due to little appreciation. Therefore, a development of motion graphic video is required for the traditional dance Jaipong Kreasi in order to provide an interesting spectacle for the public and as one of efforts to maintain the existence of local culture, in this case, Jaipong Kreasi dance art. Research is conducted by using qualitative approach with data collection technique through interview and observation. Subsequently, the data is analyzed under several phases, namely data reduction, data presentation, and conclusion. Motion graphics videos are designed with a modern and dynamic concept. giving the appearance of traditional dance to be fresher and up-to-date, but remain to consider the principles of Indonesian culture.
Keywords: Jaipong Kreasi Dance, Video, Motion Graphics, Modern
Abstrak
Perkembangan tari tradisional Jaipong Kreasi sebagai salah satu seni pertunjukkan masih cukup baik di masyarakat, namun pada media digital perkembangan taxi Jaipong Kreasi masih kurang mendapat apresiasi. Maka dari itu dibutuhkan suatu pengembangan video
motion graphics pada taxi tradisional Jaipong Kreasi. Untuk memberikan sebuah tontonan yang menarik bagi masyarakat sebagai salah satu upaya dalam menjaga eksistensi budaya lokal seni tari Jaipong Kreasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil tersebut video motion graphics kemudian dirancang dengan konsep modern dan dinamis. Sehingga tampilan taxi tradisional menjadi lebih fresh dan kekinian, namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah budaya Indonesia.
Kata kunci: Tari Jaipong Kreasi, Video, Motion Graphics, Modern
1 Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti, e-mail: rifkirisandhy@gmail.com 2 Staf Pengajar Magister ITB – Magister Usakti
3 Staf Pengajar Magister Usakti, e-mail: eldafranzia@gmail.com
291
Pendahuluan
Perkembangan tari Jaipong sebagai salah satu seni pertunjukkan pada saat ini cukup baik, berbagai kegiatan dari masyarakat, pemerintah maupun swasta masih kerap menampilkan tari Jaipong. Seperti event Bandung International Arts Festival 2018 (BIAF) pada juli 2018. Event nasional Goyang Karawang (Gokar) September 2018, hingga acara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta dengan menampilkan beberapa taxi tradisional Indonesia salah satunya Jaipong. Demikian juga eksistensi sanggar-sanggar seni taxi Jaipong yang cukup banyak di beberapa daerah khususnya di Jawa Barat.
Namun perkembangan tari Jaipong pada media digital kurang mendapat apresiasi. Berbagai media digital seperti youtube, instagram, dan lain-lain masih sangat sedikit konten video tari Jaipong maupun jumlah penontonnya, dibandingkan dengan taxi kpop atau tari modern. Pada pencarian di Instagram tanggal 18 september 2018 dengan kata kunci 'taxi Jaipong' hanya terdapat 2.958 postingan, sementara 'modern dance' terdapat 373.000 postingan dan 'kpop dance'
terdapat 567.000 postingan. Adapun di Youtube pencarian tari Jaipong jumlah penonton terbanyak rata-rata yaitu hanya ratusan ribu, sementara kpop dance mencapai jutaan penonton dan bahkan modern dance hingga puluhan juta penonton. Kemasan video tari Jaipong juga kurang menarik, karena sekedar menampilkan dokumentasi video amatir dibandingkan taxi dari barat yang banyak menampilkan video tarian yang keren dan kekinian. Padahal saat ini merupakan era digital multimedia dimana masyarakat dapat menonton hiburan atau seni pertunjukkan tidak hanya secara langsung namun dapat melihat di handphone, tablet, laptop dan sebagainya.
Maka dari itu diperlukan sebuah konten video taxi Jaipong pada media digital yang menarik dan kekinian sebagai salah satu upaya daya tarik penonton generasi muda dan eksistensi kebudayaan tan Jaipong. Video motion graphics bisa menjadi salah satu pilihan untuk memberikan tontonan yang menarik terhadap tan Jaipong, dengan mengemas sebuah video live action dan teknik animasi motion
graphics dibaur dengan efek visual sederhana. Memanfaatkan digital dan
teknologi merupakan salah satu strategi dalam mempertahankan eksistensi budaya lokal ditengah terpaan arus globalisasi. Diharapkan dengan
mengembangkan video motion graphics terhadap seni tan Jaipong dapat
memberikan tontonan yang baru kekinian yang dapat mengemas tarian tradisional lebih menarik.
Metodologi
Penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, karena memiliki karakteristik yang lebih pada kedalaman data, fleksibel, empiris, dan membangun teori (Kriyantono, 2012). Hal tersebut disesuaikan terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan informasi seputar tari Jaipong Kreasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi selanjutnya akan digunakan sebagai sumber referensi untuk mengembangkan video motion graphics
taxi Jaipong Kreasi. 1. Wawancara
Dalam proses pengumpulan data menggunakan wawancara, dengan jenis wawancara tidak struktur (Sugiyono, 2012: 197-199). Wawancara dilakukan terhadap pakar seni taxi Jaipong Kreasi seperti koreografer taxi Jaipong, penari Jaipong, Akademis, atau Pemda Dinas Pariwisata & Kebudayaan, dengan jumlah minimal 2 narasumber. Beberapa jenis pertanyaan akan diajukan, daintaranya jenis pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman, pendapat dan tentang pengetahuan (Patton, 1991: 199-203).
Wawancara yang dilakukan kepada:
1.
Citra Nuranteni Putri, S.Sn., M.Sn yang bertindak sebagai koreografer seni tari Jaipong Kreasi sekaligus akedemisi dalam bidang seni taxi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi umum terkait seni tari Jaipong.2.
Aristiyani, Spd. yang berprofesi sebagai koreografer dan pencipta taxiJaipong Kreasi yang akan dirancang video motion graphicsnya. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang gerakan-gerakan tari Jaipong yang diciptakan dan menarik perhatian.
3.
Wawancara juga dilakukan kepada pecinta video tarian modern dance ataukpop dance, untuk medapatkan opini tentang tampilan video modern dance
atau kpop dance dan video tari Jaipong pada media digital. 2. Observasi
Pengumpulan data juga dilakukan secara observasi, dengan melakukan pengamatan secara langsung, Harbani Pasolong (2013: 131). Observasi fokus dilakukan untuk mengamati gerakan penari jaipong Kreasi khususnya gerakan-gerakan dasar yang menampilkan ciri khas taxi Jaipong. Kemudian selain dari mengamati gerakan umum atau gerakan dasar, juga dilakukan observasi terhadap
gerakan-gerakan yang secara spesifik menjadi kekhasan dari taxi Jaipong Kreasi. Observasi taxi Jaipong Kreasi dilakukan di Sanggar Puspo Budoyo Ciputat. Analisis Data Pendahuluan
Analisis Data yang diperoleh melalui pengumpulan data selanjutnya akan diolah secara sistematis. Prosedur yang akan digunakan dalam menganalisis data kualitatif menurut (miles & huberman, 1984) di dalam buku Sugiyono, antara lain adalah Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan atau Verifikasi.
a.
Reduksi DataPada proses reduksi data, informasi hasil wawancara dan observasi yang telah didapatkan kemudian direduksi kepada hal-hal yang pokok dan sifatnya yang penting yaitu seperti gerakan-gerakan yang ditampilkan, gerakan utama, gerakan kreasi, body language, gerakan dinamis, gerakan dengan ekspresi wajah dan tempo gerakan. Kemudian membuang hal-hal yang tidak perlu dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan proses data selanjutnya.
b.
Penyajian DataSetelah melalui proses reduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Terkait dengan perkembangan tan Jaipong Kreasi khususnya pada media digital (audio visual) serta gambaran gerakan taxi Jaipong Kreasi dari hasil data sebelumnya. Bentuk penyajian data lebih banyak mengacu pada teks naratif dan akan dilakukan penyederhanaan pada informasi yang bersifat kompleks.
c.
Kesimpulan atau VerifikasiSetelah melakukan proses reduksi data dan penyajian data, maka selanjutnya adalah menyimpulkan dan memverifikasi data-data yang diperoleh. Kesimpulan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan video motion graphics taxi Jaipong Kreasi. Kesimpulan ini dapat pula berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.
Metode dan Prosedur Perancangan
Berdasarkan hasil kesimpulan atas data pendahuluan maka disusun proses perancangan dengan prosedur sebagai berikut.
Gambar 1. Skema Metode Perancangan
Metode perancangan yang digunakan untuk mengembangkan video motion
graphics tari Jaipong Kreasi memiliki 3 tahapan, yaitu Pra Produksi, Produksi dan
Pasca Produksi. Hasil
A.Konsep
Berdasarkan dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa konsep yang digunakan dalam perancangan video motion graphics taxi Jaipong Kreasi yaitu modern. Modern merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris yang berarti sesuatu yang baru yang berlaku pada masa kini. Jadi Untuk memberikan daya tarik sebuah tampilan video yang terkesan jadul pada tari tradisional yaitu dengan memberikan sentuhan modern agar sesuai dengan perkembangan zaman yang dapat diminati generasi muda.
Perancangan video motion graphics yaitu menggabungkan live action dan motion
graphics dengan teknik tracking pada video taxi Jaipong Kreasi. Sehingga motion
graphics yang diciptakan akan lebih menyatu pergerakannya dengan penari dan pergerakan kamera. Beberapa aspek konsep perancangan video motion graphics
tari Jaipong Kreasi:
1.
VideoDari konsep modern tampilan video divisualisasikan dengan pengambilan gambar yang dinamis seperti menggunakan multi angle dan camera movement
mengikuti irama gerakan objek penari Jaipong Kreasi. Kualitas resolusi video yang besar menjadi salah satu hal yang penting, agar video yang dihasilkan cukup tajam dan tidak noise maka dari itu kamera yang digunakan dengan kualitas yang baik dan sesuai.
2.
Motion GraphicsPergerakan elemen desain (motion graphics) diselaraskan mengikuti pergerakan tubuh penari dengan iringan musik hingga tercapai keharmonisan gerak dan visual. Pada konsep elemen desain yang digunakan yaitu minimalis agar menambah kesan modern. Garis lengkung diberikan untuk menampilkan kesan dinamis dan luwes, garis lengkungan yang bergelombang memberikan kesan yang mengalir. Serta bentuk-bentuk geometri diberikan untuk kesan stabil, energik, dan minimalis. Elemen visual batik garutan mewakili unsur tradisional dari jawa barat serta menyesuaikan kostum penari. Kombinasi unsur organik membentuk pita dan kain dalam menyesuaikan setting dan tarian tradisional Indonesia Jaipong Kreasi.
Gambar 2. Elemen Desain
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
3.
Warna / Color GradingPemilihan warna pada elemen desain motion graphics dan color grading video, berkaitan dengan konsep modern mengusung tone color bright & fresh, style
generasi muda. Diharapkan konsep warna tersebut dapat menyegarkan tampilan video motion graphics taxi tradisional Jaipong Kreasi. Warna merah, jingga, biru, putih dan abu-abu menjadi ragam pewarnaan yang dipilih.
Gambar 3. Color Pallete
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
4.
TipografiPemilihan jenis huruf pada motion graphic ini dilihat dari kesesuaian dan kejelasan huruf. Font yang dipilih adalah Nooa Semiserif yang merupakan tipe huruf kapital. Font ini terkesan simple dan tidak terlalu kaku serta memiliki kesan modern.
Gambar 4. Font Nooa Semiserif
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
5.
LokasiLokasi pengambilan video yaitu di Rumah Puspo Budoyo Ciputat, Tangerang Selatan. Sebuah panggung bernuansa etnik dengan background bangunan relief budaya nusantara dan bertekstur bebatuan dengan warna natural. Karakter dari bangunan tersebut sangat kuat dalam pementasan sebuah tarian Jaipong Kreasi sebagai salah satu seni pertunjukan Indonesia.
Gambar 5. Lokasi Shoting
(Sumber: Dokumen Rifki Risandhy, 2018) B. Produksi
Pada tahap produksi yaitu melakukan proses pengambilan gambar tarian Jaipong Kreasi yang dipentaskan oleh sang Penari Tania Hantara. Berbagai hal dipersiapkan untuk dapat menghasilkan gambar yang dinamis sesuai dengan konsep storyboard yang telah dirancang. Seperti peralatan, crew, setting dan sebagainya.
1. Peralatan
Untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik diperlukan beberapa peralatan produksi yang sesuai, diantaranya: Kamera Sony a6500, Lensa 10-18 mm, Lensa
fix 35mm, Drone dji Spark, Stabilizer kamera dji Ronin S, Monopod, Lighting redhead, Lighting LED, Laptop, Speaker.
2. Kru Produksi
Untuk mendukung proses pengambilan gambar dibutuhkan sebuah tim atau kru yang dapat bekerja sama agar proses produksi berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil gambar yang bagus. Terdapat 7 kru untuk melakukan
shoting taxi jaipong Kreasi diantaranya:
1.
Rifki Risandhy sebagai Director & Cameraman 12.
Dedy Arpan sebagai Cameraman 23.
Iqbal sebagai Pilot Drone4.
Hana Iriani sebagai Asisten Director5.
Tito sebagai Lightingman6.
Adit sebagai Asisten7.
Adam sebagai Dokumentasi3. Proses Shoting
Proses shoting dilakukan pada hari Selasa tanggal 18 Desember 2018 di lokasi Rumah Puspo Budoyo, Jalan Elang Raya No. 1, Sawah Lama, Ciputat, Tangerang. Pengambilan video mulai dari pagi hingga sore hari di tiga titik kawasan.
Gambar 6. Proses Shoting
(Sumber: Dokumen Rifki Risandhy, 2018) C. Pasca produksi
Pasca produksi dilakukan setelah tahap produksi proses shoting telah selesai. Pada tahapan ini dimulai dari proses editing hasil shoting, pemberian motion graphics, rotoscoping, color correction & color grading, compositing kemudian terakhir adalah
final render. Terdapat beberapa software untuk mendukung proses pembuatan
video motion graphics Tari Jaipong Kreasi diantaranya: Adobe Photoshop, Adobe Premiere Pro, Adobe After Effect, Adobe, dan Cinema 4D.
1. Editing
Proses editing menggabungkan dan menyusun video hasil shoting yang
disesuaikan dengan konsep dan storyboard. Sebelum tahap editing, pemilihan shot
video yang baik dan sesuai disortir untuk selanjutnya digabungkan.
Dalam proses editing software yang digunakan yaitu Adobe Premiere Pro. Video-video shot yang telah dipilih kemudian disusun berdasarkan urutan storyboard
serta memotong bagian-bagian shot yang kurang sesuai angle mapun durasinya.
Gambar 7. Proses penyusunan video (Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
2. Motion Graphics
Perancangan motion graphics dilakukan dengan mengacu pada video hasil editing. Tahapan awal video shot by shot dilakukan proses motion tracking untuk memberikan titik-titik proyeksi 3d pada video taxi Jaipong. Software yang
digunakan yaitu Cinema 4d. Kemudian elemen-elemen desain digerakkan sesuai
dengan storyboard mengikuti musik dan gerakan penari. Sehingga motion graphics
tersebut seolah menyatu dalam ruang dan gerak pada video live action taxi Jaipong Kreasi.
Gambar 8. Proses Tracking Camera
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Gambar 9. Proses pembuatan Motion Graphics
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019) 300
3. Color Correction & Color Grading
Setelah proses compositing selesai selanjutnya adalah Color Correction yaitu menyelaraskan intensitas warna secara keseluruhan. Kemudian memberikan color
grading sesuai dengan karakter dan konsep yang dipilih yaitu kesan modern.
Gambar 10. Proses Color Grading
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
4. Compositing
Tahap compositing yaitu menyatukan motion graphics dengan video. Berbagai elemen motion yang dibuat kemudian di render lalu digabungkan dan diselaraskan lagi dengan video dan audio.
Gambar 11. Proses Compositing
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019) 291
5. Final Render
Proses terakhir adalah final render yaitu menjadikan hasil output video ke beberapa file format untuk dapat disaksikan dan dipublikasikan. Format video yang digunakan adalah .mov dan .mp4 sebagai format yang dapat dijalankan di beberapa media digital.
Hasil Perancangan
Gambar 12. Proses Color Grading
(Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Video diawali dengan memperlihatkan panggung utama dari kejauhan melintasi pepohonan menuju ke arah penari yang memulai pergerakan pembuka tan Jaipong Kreasi. Terdapat opening text motion dengan judul 'Tani Jaipong Kreasi' pada awal video dan motion graphics elemen kain melintasi kamera dan teks. Kemudian pada shot berikutnya penari bergerak dengan dinamis mengikuti irama musik dan motion graphics menghiasi pergerakan penari yang berwarna merah biru dan putih. Pada beberapa tampilan video terdapat teks gerak Bukaan
& gerak Mincid sebagai informasi nama gerakan-gerakan dasar tan Jaipong.
Gambar 13. Screenshot Hasil Perancangan (Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Penari bergerak mengikuti tempo musik yang terkadang melambat dan cepat, diiringi motion graphics yang mengikuti gerak tangan atau tubuh sang penari. Motion graphics tidak hanya mengikuti gerakan penari namun ada juga pada
background mengikuti bentuk dan relief panggung. Terdapat beberapa scene
dengan setting panggung utama dan diantara pepohonan yang silih berganti menjadikan tampilan video lebih beragam.
Gambar 14. Screenshot Hasil Perancangan (Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Pergerakan tan Jaipong begitu beragam menggunakan gerak kepala, tangan, pinggul dan kaki. Beberapa angle di fokuskan pada setiap gerakan, seperti kaki
yang membentuk kuda-kuda, melompat, dan berputar dengan lincah dan energic.
Elemen desain yang ditampilkan seperti karakteristik kain, pita dan batik garutan
bersinergi melengkapi setiap gerakan penari.
Gambar 15. Screenshot Hasil Perancangan (Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Terdapat Gerak Pencak atau pencak silat sebagai salah satu ciri khas dari tarian
jaipong, dibawakan dengan energic dan menghentak mengikuti suara kendang.
Pergerakan kamera begitu cepat dan dinamis mengikuti ritme dari gerak dan musik pengiring, sehingga memberikan tampilan video yang tidak monoton pada seni pertunjukan tari tradisional jaipong Kreasi.
Gambar 16. Screenshot Hasil Perancangan (Sumber: Hasil Olahan Rifki Risandhy, 2019)
Informasi nama gerak dasar tan Jaipong disuguhkan seperti, gerak Ukel, gerak
Geol, gerak Pencugan dan gerak Terisik. Video ditutup dengan gerakan dan
alunan musik yang semakin cepat dengan motion graphics pada penari dan
background panggung, menampilkan visual yang dinamis & modern.
Simpulan
Kesenian tari Jaipong Kreasi merupakan salah satu kebudayaan tradisional Indonesia yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Salah satu aspek yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan media digital, melalui perancangan video yang bisa menarik perhatian masyarakat khususnya bagi generasi muda. Mereka lebih menyukai tontonan video tarian luar negeri yang terkesan keren dan modern dibandingkan video tari tradisional yang terkesan kuno dan membosankan.
Maka dari itu dengan mengembangkan video motion graphics tari Jaipong Kreasi ini, dapat memberikan sebuah tontonan yang menarik bagi kesenian tradisional tari Jaipong Kreasi. Proses perancangan dilakukan dari pra produksi, produksi dan pasca produksi. Adapun konsep yang digunakan yaitu modern dan dinamis, serta menyajikan sebuah video live action dengan mengkombinasikan motion
graphics didalamnya. Kemudian aspek-aspek dalam proses perancangan juga
dilakukan dengan baik dan sesuai konsep, seperti sinematografi, warna, tipografi, elemen desain, motion graphics dan lainnya, sehingga dapat menyuguhkan sebuah tampilan yang baru, menarik dan modern. Hasil evaluasi dari perancangan tersebut dapat dikatakan bahwa generasi muda menyukai rancangan video motion
graphics taxi Jaipong Kreasi. Mereka tertarik dengan sebuah tampilan yang baru,
modern, serta mengikuti zaman dan teknologi. Tesis ini juga dapat dijadikan sebuah referensi untuk lebih banyak mengembangkan sebuah video tari tradisional yang dapat bersaing dengan video tarian luar negeri seperti modern
dance atau kpop dance. Sehingga taxi tradisional Indonesia dapat terus eksis dan
bahkan lebih berkembang untuk lokal maupun internasional. 291
Referensi
Ablan, D. 2002. Digital Cinematography & Directing. Indianapolis: New Riders. Beare, I. C. (2016). Motion Graphics: Principles and Practices from the Ground Up.
London: Bloomsbury.
Curran, S. 2001. Motion Graphics: Graphic Design for Broadcast and Film. Rockport: Rockport Publishers.
Djalle, Z. G. 2008. The Making of 3D Animation Movie Using 3D Studio Max. Bandung: Informatika.
Goethe, J. W. 1970. Theory of Colours. Terjemahan C.L. Eastlake, Cambridge: MIT Press. Krasner, J. 2008. Motion Graphic Design Applied Historic and Aesthetics. Oxford: Elsevier. Kusrianto, A. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Publisher.
Mascelli, J. V. 1997. The Five C'S of Cinematography: Motion Picture Filming Technique Simplified atau Angle-Kontiniti-Editing-Close Up-Komposisi dalam Sinematografi. Terjemahan H.M.Y. Biran. Jakarta: Yayasan Citra. Motion by Design. 2010. "History of Motion Graphic Design". I. 15 Maret. Him.
5-13.
Peacock, R. B. 2000. The Art of Movie Making: Script to Screen. Upper Saddle River: Prentice Hall.
Rustan, S. (2009). Layout: dasar & penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sanyoto, S. E. 2010. Nirmana: Dasar-Dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Shaughnessy, A. (2010). How to be a graphic designer, without losing your soul. New York: Pricenton Architectural Press.
Sihombing, D. 2015. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Triedman, K. (2015). Colour: The Professional's Guide. Great Britain: Octopus.
Website
https://www.tradisikita.my.id/2017/02/tari-jaipong-dari-jawa-barat.html, diakses pada 2 juli 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Jaipongan.jpg, diakses 2 juli 2018 https://ekspektasia.com/tari-jaipong/, diakses 2 juli 2018
http://www.eenherdiani.net/2013/11/jaipongan-dan-karakteristik-perempuan.html, diakses 4 juli 2018
http://www.eenherdiani.net/2016/08/jaipongan-proses-kreasi-dan.html, diakses 4 juli 2018 https://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 15 juli 2018
https://en.wikipedia.org/wiki/Color.grading, diakses 4 September 2018 https://studioantelope.com/category/filmmaking/, diakses 7 februari 2019 https://studioantelope.com/istilah-shot-dalam-film/, diakses 7 februari 2019