• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT TIMAH TBK DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PT TIMAH TBK DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI

KE PT TIMAH TBK DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Masa Persidangan II Tahun Sidang 2019-2020

7 s.d. 9 Februari 2020

I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM

1. Pasal 59 ayat (3) huruf f dan ayat (4) Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib

2. Keputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI tanggal 15 Januari 2020.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Timah Tbk di Provinsi Bangka Belitung untuk melaksanakan salah satu fungsi DPR RI yaitu fungsi pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah, guna mendapatkan gambaran dan penjelasan yang berhubungan dengan perkembangan kinerja Pemerintah Daerah dan BUMN, serta permasalahan dan kendala yang dihadapi sekaligus upaya penyelesaiannya.

Maksud kunjungan kerja spesifik ini dilakukan, sesuai dengan Keputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI tanggal 15 Januari 2020, adalah untuk menindaklanjuti permohonan audiensi dari Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui surat Nomor 592/1129/VIII tanggal 29 November 2019 dan Audiensi Komisi VI DPR RI dengan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 22 Januari 2020.

(2)

dengan regulasi tentang jaminan ketersediaan bahan baku timah untuk mendukung program hilirisasi timah dan mineral ikutan lainnya dalam tata kelola dan perniagaan timah yang memberikan manfaat bagi percepatan pembangunan, khususnya di Provinsi Kepalauan Bangka Belitung.

C. SASARAN DAN OBYEK KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

Sasaran dan obyek Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ini Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang usaha pertimahan, yaitu PT Timah Tbk. Hal ini dimaksudkan agar Komisi VI DPR RI selain mendapatkan gambaran tentang realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dan rencana serta program pembangunan yang akan dilakukan oleh PT Timah, Tbk sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan.

Untuk itu, Komisi VI DPR RI ingin mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan pembangunan di daerah maka diperlukan data-data sebagai bahan awal kunjungan kerja ini sebagai berikut.

1) Profil persero termasuk profil anak perusahaan dan afiliasi.

2) Proses produksi dari eksplorasi sampai dengan berupa logam timah dan sampai menghasilkan logam timah, termasuk sumber-sumber bahan baku pada tiap tahapannya.

3) Wilayah pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri serta bentuk produksi timah, termasuk dengan bentuk produksi timahnya.

4) Tata kelola pengusahaan pertambangan dari pelaksanaan aspek pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Bangka Belitung, khususnya masyarakat yang terkena dampak langsung.

5) Kaidah teknik pertambangan dari pelaksanaan aspek pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang, serta pascaoperasinya.

6) Kendala atau tantangan yang dihadapi, khususnya dalam mengembangkan perusahaan dan melakukan investasi.

7) Tanggapan PT Timah, Tbk tentang keinginan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk memiliki saham PT Timah, Tbk 10 %.

8) Tanggapan dan masukan PT Timah Tbk terhadap peraturan tata niaga timah nasional.

(3)

II. HASIL KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

A. UMUM

Dalam mendukung program prioritas nasional sebagaimana dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 dalam Narasi Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020.

Program Prioritas Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan prioritas (lihat gambar), yaitu: (1) pencegahan pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (2) penanggulangan pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (3) pemulihan pencemaran dan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup; serta (4) penguatan kelembagaan dan penegakan hukum bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Arah kebijakan pembangunan berkelanjutannya antara lain adalah menjaga kualitas lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam, melalui: (1) pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai sumber daya dan modal pembangunan secara berkelanjutan; (2) pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kekuatan industri nasional; serta (3) konservasi dan perlindungan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Sedangkan dalam Kebijakan

Pengarusutamaan Modal Sosial Budaya diarahkan pada 4 (empat) program prioritas, salah satunya yaitu Meningkatkan pembangunan berkelanjutan dan

(4)

pemanfaatannya melalui pengetahuan tradisional; (b) penetapan dan pengakuan wilayah adat dan kantung kebudayaan sebagai pusat pelestarian nilai tradisi, budaya, dan lingkungan hidup; (c) penyelesaian konflik tenurial kawasan hutan dan peningkatan akses masyarakat terhadap kawasan hutan berbasis desa; (d) peningkatan peran serta swasta dan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pembangunan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup merupakan upaya untuk: (1) memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan hidup sebagai sumber daya dan modal pembangunan secara berkelanjutan; (2) mengelola sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukung kekuatan industri nasional; serta (3) melakukan konservasi dan perlindungan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Beberapa permasalahan utama yang dihadapi bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah: (1) masih terjadinya degradasi ekosistem pesisir dan laut (mangrove, terumbu, karang, dan padang lamun) serta masih tingginya sampah plastik di laut; (2) semakin tingginya tantangan produksi komoditas pertanian dalam negeri dan fluktuasi harga komoditas pertanian; (3) penurunan kuantitas, kualitas, dan aksesibilitas air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan industri; (4) tingkat kebakaran hutan dan angka deforestasi yang tinggi; (5) produksi hasil hutan tidak maksimal; (6) konflik tenurial dan belum terselesaikan tata batas kawasan (7) tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup masih tinggi dan belum optimalnya penegakan hukum di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup; serta (8) belum maksimalnya penerapan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan.

Sasaran dan Indikator Pembangunan Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk meningkatnya nilai tambah industri mineral dan pertambangan (logam timah) berkelanjutan dari 2017 sebesar 68.702 ton, menjadi di tahun 2018 sebesar 50.000 ton, tahun 2019 sebesar 70.000 ton, dan di tahun 2020 sebesar 85.000 ton.

Pada sisi lain, Kinerja dan Investasi BUMN. Kinerja BUMN sampai dengan Desember tahun 2018 masih tetap terjaga, tercermin dari posisi keuangan dan realisasi investasi BUMN yang meningkat. Dilihat dari posisi keuangan BUMN, aset BUMN meningkat sebesar 12,4 persen dari Rp7.211,0 triliun pada

(5)

tahun 2017 menjadi Rp8.097,0 triliun tahun 2018. Peningkatan aset BUMN tersebut didorong oleh peningkatan ekuitas dan liabilitas BUMN masing-masing sebesar 4,0 dan 16,2 persen pada tahun 2018 dibandingkan akhir tahun sebelumnya. Selain itu, perolehan laba usaha BUMN pada tahun 2018 mencapai sebesar Rp203,0 triliun atau tumbuh 9,1 persen dari tahun 2017. Disisi lain, sampai tahun 2018, realisasi investasi BUMN yang dilihat dari realisasi penyaluran belanja modal (capex) menunjukan peningkatan dibanding tahun 2017. Sampai dengan Desember tahun 2018, BUMN telah berinvestasi modal sebesar Rp487,0 triliun atau meningkat 39,5 persen dari tahun 2017.

Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2020, kebutuhan investasi yang diperlukan sekitar Rp6.006,1 - Rp6.024,0 triliun. modal BUMN diharapkan dapat menyumbang sekitar 8,7 - 9,3 persen, sedangkan sisanya akan berasal dari swasta sekitar 82,6 - 84,4 persen. Selain dari pemerintah, belanja modal BUMN diharapkan

dapat menyumbang sekitar 8,7 – 9,3 persen, sedangkan sisanya akan berasal dari swasta sekitar 82,6 – 84,4 persen.

Untuk memenuhi kebutuhan investasi di tahun 2020, dibutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh dari instrumen pembiayaan investasi seperti kredit perbankan, penerbitan saham, penerbitan obligasi, dana internal BUMN, serta dana internal

masyarakat. Dana internal masyarakat merupakan penyumbang terbesar dalam sumber pembiayaan dalam negeri, yaitu sebesar 75,5 – 76,8 persen dari total pembiayaan investasi. Sedangkan sumber pembiayaan dalam negeri dari BUMN yaitu sebesar 5,8-6,1 persen.

(6)

B. PROFIL PERSEROAN PT TIMAH TBK

PT Timah Tbk merupakan eksportir logam timah terbesar di dunia sekaligus produsen logam timah terbesar ke dua di dunia. Keberadaan bisnis timah yang dikelola oleh PT Timah Tbk merupakan bagian dari sejarah industri tambang di provinsi Bangka-Belitung yang telah berjalan selama lebih dari 4 abad dan telah menjadi kultur masyarakat setempat. Produk-produk logam timah yang selama ini dihasilkan oleh PT Timah Tbk telah memiliki brand yang telah lama diakui di dunia internasional yaitu: “Banka Tin”, “Kundur Tin”, dan “Muntok Tin” yang mana semuanya telah resmi terdaftar di London Metal Exchange (LME) yang merupakan bursa internasional terbesar di dunia untuk bahan tambang termasuk logam timah. PT Timah Tbk juga aktif dalam perkancahan timah global sebagai salah satu anggota dari International Tin Association (ITA) yang merupakan gabungan dari beberapa produsen logam timah terkemuka di dunia. Sejak tahun 1995, PT Timah Tbk telah melantai di Bursa Efek Indonesia, di mana kepemilikan pemegang saham publik mencapai 35% dari total kepemilikan saham perusahaan.

Jejak langkah PT Timah Tbk terekam dalam sejarah industri pertambangan timah sejak jaman kolonial Belanda yang mendirikan usaha pertambangan timah di daerah Bangka (1856), Belitung (1858) dan Singkep di Kepulauan Riau (1878). Paska kemerdekaan Republik Indonesia, tiga perusahaan milik Belanda ini secara bertahap dinasionalisasi oleh Pemerintah (1953-1959), disusul pembentukan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang Timah Negara atau BPU (1961). Tiga perusahaan yang telah dinasionalisasi oleh Pemerintah kemudian digabungkan dengan BPU pada 1968 menjadi PN Tambang Timah, kemudian diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero) di 1976. Di tahun 1995, perusahaan melakukan go public dengan melepas 35% saham ke publik dan mengubah nama menjadi PT Timah (Persero) Tbk. Seiring dengan pembentukan perusahaan holding untuk BUMN di industri pertambangan di tahun 2017 yang dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau PT Inalum, PT Timah (Persero) Tbk bergabung menjadi anggota holding dan melepas status persero, untuk kemudian berubah menjadi PT Timah Tbk.

Saat ini, PT Timah Tbk beserta anak perusahaan memiliki empat (4) lini bisnis yaitu: pertambangan timah, hilirisasi timah, pertambangan non timah, dan bisnis

(7)

berbasis kompetensi. Dari bisnis tersebut, PT Timah Tbk memiliki 129 Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang terdiri dari 122 IUP di Provinsi Bangka Belitung dan 7 IUP di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau dengan total luas IUP di wilayah darat maupun laut sebesar 473.401 hektar.

Cadangan bijih timah yang dimiliki PT Timah Tbk per 31 Desember 2018, sebesar 415.358 ton dengan jumlah sumberdaya bijih timah sebesar 1.043.632 ton. Selama periode Sembilan Bulan tahun 2019, PT Timah Tbk memproduksi bijih timah sebanyak 65.573 ton sn atau naik 149%, dengan total produksi logam di periode yang sama sebesar 58.157 ton atau naik 173% dan total penjualan logam timah di periode yang sama sebesar 50.305 ton atau naik 149%.

(8)

PT Timah Tbk mempunyai 8 (delapan) anak perusahaan yaitu PT Timah Industri (TI), PT Timah Investasi Mineral (TIM), PT Dok & Perkapalan Air Kantung (DAK), Timah International Investment Pte, Ltd (Tinves), PT Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT), Indometal London (Limited), PT Timah Agro Manunggal (TAM), dan PT Timah Karya Persada Properti (TKPP).

1. PT Timah Industri

PT Timah Industri merupakan anak perusahaan PT Timah Tbk yang bergerak di bidang industri kimia (tin-based tin chemical) dan berlokasi di Kawasan KIEC Cilegon, Banten. Produk yang dihasilkan berupa BANKASTAB Heat Stabilizer.

Tin based tin chemical adalah stabilisator panas (heat stabilizer) yang paling baik karena sangat efektif untuk penggulungan, pembentukan dan penyuntikan bahan cetakan PVC yang mempunyai sifat keras. Bahan ini juga digunakan dalam industri plastik pengepakan makanan dan produk PVC keras lainnya untuk industri bahan bangunan plastik seperti pintu, jendela plastik, pipa air dan bahan dekorasi.

Keuntungan penggunaan tin-based tin chemical antara lain: Ramah lingkungan, Aman untuk produk kemasan makanan, Stabil pada kondisi temperatur tinggi, dan Penggunaan lebih efisien. Beberapa tipe produk tin-based tin chemical yaitu methyltin dan octyltin yang dipergunakan untuk pengemasan makanan serta methyltin untuk aplikasi pipa PVC.

2. PT Timah Investasi Mineral

PT Timah Investasi Mineral didirikan pada tahun 1996 dengan sasaran pengembangan usaha pada sektor pertambangan non timah. PT Timah Investasi Mineral merupakan perusahaan yang saat ini mengelola usaha penambangan batubara secara komersial di Provinsi Kalimantan Selatan di bawah PT Tanjung Alam Jaya, dengan areal Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) seluas lebih dari 9.000 hektar dan PT Truba Bara Banyu Enim yang berlokasi di Sumatera Selatan dengan izin IUP.

(9)

3. PT Dok & Perkapalan Air Kantung

PT Dok & Perkapalan Air Kantung awalnya merupakan perusahaan joint venture antara PT Timah Tbk dengan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari yang dibentuk tahun 1996. Pada tahun 1999, seluruh sahamnya dimiliki oleh PT Timah Tbk. PT Dok & Perkapalan Air Kantung sebagai penyedia jasa doking mempunyai lokasi yang strategis yaitu di jalur pelayaran internasional Selat Malaka.

Layanan jasa yang diberikan meliputi :

a. Industri Perawatan Kapal Laut (Docking) meliputi : Perawatan, Pemeliharaan dan Perbaikan (Reparasi) yang meliputi Kapal Laut, Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat dan kegiatan terkait.

b. Industri Pembuatan Kapal Laut (Angkutan Laut) meliputi :

 Kapal Laut (Baja dan atau Kayu), Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat serta memperdagangkan (sewa/beli) hasil Industri pembuatan angkutan laut dan kegiatan terkait.

 Survey Kapal Laut.

 Melakukan survey atas kapal laut dan muatannya.  Jasa Penyewaan Kapal Laut (Chartering).

 Usaha Pelayaran Penundaan Laut.

 Ekspor-impor dan Perdagangan Mesin Perkapalan Laut. 4. Timah International Investment Pte, Ltd

Timah International Investment Pte, Ltd merupakan sebuah perusahaan yang dibentuk di Singapura dan dengan yurisdiksi Singapura pada tahun 2014 dengan nomor registrasi 201405834W. PT Timah Tbk sebagai pemegang saham tunggal (100%) mendirikan Tinves dalam rangka go international. Tinves didesain sebagai Special Purpose Vehicle (SPV) PT Timah Tbk dalam usaha ekspansi bisnis ke luar negeri.

Ruang Lingkup/Aktifitas Timah International Investment Pte, Ltd: a. Sebagai perusahaan investasi yang bergerak secara internasional

(10)

5. PT Rumah Sakit Bakti Timah

PT Rumah Sakit Bakti Timah merupakan salah satu anak perusahaan PT Timah Tbk yang bergerak pada bidang jasa pelayanan kesehatan/rumah sakit bagi masyarakat berdiri pada 18 Desember 2014 sesuai Akta Pendirian No.34 Tahun 2014. Sebelumnya RSBT dikelola sebuah yayasan bernama Yayasan Bakti Timah yang berlokasi di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

6. Indometal London (Limited)

Indometal London (Limited) adalah perusahaan yang bergerak sebagai agen pemasaran timah untuk wilayah Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Didirikan tahun 1988 di Inggris, Indometal London (Limited) bertujuan untuk menunjang strategi korporat untuk lebih mendekati pasar bursa logam yaitu London Metal Exchange (LME), yang merupakan bursa komoditas tambang terbesar di dunia.

7. PT Timah Agro Manunggal

PT Timah Agro Manunggal masuk dalam pilar usaha ke-4 dari PT Timah Tbk, yaitu bisnis berbasis kompetensi yang didirikan sebagai upaya diversifikasi usaha perusahaan. Ke depan, entitas anak yang bergerak di bidang usaha agrobisnis, seperti pertanian, peternakan maupun jasa reklamasi dan penataan lahan pertanian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi perusahaan yang memanfaatkan lahan eks tambang PT Timah Tbk.

8. PT Timah Karya Persada Properti

PT Timah Karya Persada Properti berdiri pada 3 September 2015 sesuai Akta Pendirian No.01 Tahun 2015, merupakan anak perusahaan PT Timah Tbk yang bergerak di bidang properti. Perusahaan tersebut akan menggarap lahan seluas 176 Ha yang berlokasi di Bekasi serta Depok (Jawa Barat) dan Tangerang Selatan (Banten).

Untuk tahap pertama, TKPP akan mengembangkan 3 (tiga) kawasan diatas lahan milik PT Timah Tbk, yakni: Kawasan Bekasi seluas 15 hektar, Kawasan Kelapa Dua, Depok diatas lahan seluas 1,2 Hektar dan Kawasan Cirendeu,

(11)

Tangerang Selatan diatas tanah seluas 2.050 m2. Pengembangan properti ini telah dilakukan dan dipasarkan untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Februari 2017 dan akan selesai pada tahun 2018-2022 mendatang.

C. PROSES PRODUKSI

PT Timah Tbk mendahului semua kegiatannya dengan kegiatan eksplorasi, di mana pemboran dilakukan sesuai dengan kajian geologinya mengenai keterdapatan mineral berharga dalam hal ini mineral cassiterite, hasil dari eksplorasi ini adalah didapatnya sumberdaya timah sesuai dengan klasifikasinya yaitu sumberdaya tereka, tertunjuk dan terukur, data sumberdaya dengan klasifikasi tertunjuk dan terukur tersebut diolah menjadi cadangan terkira dan terbukti sesuai dengan kelas tambangnya masing-masing.

Penyusunan laporan sumberdaya dan cadangan ini sesuai dengan kode pelaporan yang sudah diakui yaitu kode KCMI 2017 di mana harus sudah dilengkapi faktor-faktor baik dari rencana penambangan, rencana pengolahan, rencana peleburan dan pemurnian, ijin lingkungan, ijin IUP, social mapping, infrastruktur, kesesuaian dengan peraturan pemerintah, target pemasaran dan yang terakhir keekonomian.

Data cadangan yang telah disusun tersebut dijadikan dasar rencana kerja perusahaan jangka panjang dan jangka pendek. PT Timah Tbk dalam penambangannya dilakukan di darat dengan penambangan mekanis dan juga di laut dengan menggunakan kapal keruk dan kapal isap.

Di penambangan laut, kadar konsentrat yang direncanakan adalah sekitar 20%-30% Sn dan untuk penambangan darat dari kadar 20%-70%. Kadar timah yang rendah akan dilakukan peningkatan kadar kembali di washing plant hingga kadar nya naik menjadi 70% sebagai umpan feed untuk peleburan.

(12)

Saat ini PT Timah Tbk juga sedang merevitalisasi metode peleburannya dengan membangun peleburan (smelter) dengan teknologi ausmelt. Keuntungan dari smelter ausmelt ini yaitu selain cost peleburan yang lebih rendah juga mampu melebur timah dengan kadar yang lebih rendah hingga 40% Sn. Setelah melalui hasil peleburan ini maka dihasilkanlah ingot timah batangan dengan beberapa brand yaitu Brand Banka dan Brand Kundur. Proses bisnis PT Timah Tbk untuk bisnis timah yang terintegrasi mulai dari aktivitas eksplorasi hingga pemasaran (marketing).

Hilirisasi yang sudah disiapkan PT Timah Tbk saat ini adalah pabrik solder dantin chemical yang ada di Cilegon. Namun hilirisasi tersebut, masih menghadapi persoalan. Problemnya yang beli juga ada pabrik elektronik. Itu sayangnya. Tentunya kami senang industri LTJ bisa berkembang karena LTJ sudah bertahun-tahun di Bangka sudah jadi dan monazite tidak dimanfaatkan.

PT Timah dalam mengembangkan LTJ sudah melakukan pilot project baru untuk ujicoba meski itu bukan domain PT Timah. Domainnya sebenarnya di lembaga riset. Karena lembaga riset untuk LTJ di Indonesia tidak banyak kami akhirnya bekerja sama dengan Batan dengan menggunakan teknologi hidroksida. Untuk penggunaan teknologi, PT Timah sudah menjajaki beberapa perusahaan dari luar negeri, terutama Cina. Namun hal tersebut terkendala karena pihakprovider ingin mengolah sendiri.

(13)

D. WILAYAH PENJUALAN LOGAM TIMAH

Penjualan logam timah oleh PT Timah Tbk kepada pelanggan dilakukan melalui Bursa Timah Indonesia berdasarkan Permendag nomor 53 tahun 2018. Bursa Timah Indonesia saat ini ada dua yaitu: Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) dan Bursa Berjangka Jakarta (JFX). Pengelompokkan pelanggan berdasarkan geografis dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Wilayah Eropa - Amerika, Wilayah Asia Pasifik, dan Wilayah Domestik (Indonesia)

Untuk pelanggan di wilayah Eropa, Amerika, dan Asia Pasifik yang tidak menjadi anggota bursa, maka penjualan logam timah dilakukan oleh Indometal London Ltd sebagai trading arm PT Timah Tbk, sedangkan bagi pelanggan domestik maka transaksi perdagangan cukup melaporkan kepada Bursa Timah.

Logam timah yang dipasarkan memiliki bentuk sesuai dengan standar internasional dan dapat memenuhi berbagai kebutuhan pasar, PT Timah Tbk membuat beberapa grade kualitas produk yang secara umum dibedakan berdasarkan kandungan Pb yaitu :

a. Banka 3N, Kundur 3N dan Mentok 3N b. Kundur LL200

(14)

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk maka PT Timah Tbk melalui anak perusahaan PT Timah Industri melakukan hilirisasi logam timah menjadi tin chemical dan tin solder.

E. PELAKSANAAN ASPEK PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PT Timah Tbk patuh dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen ESDM) No.11/2018, pemegang IUP wajib melakukan konservasi sumberdaya mineral dan batubara. Selain itu, Permen ESDM No. 25/2018 dan No.26/2018 menyatakan bahwa pemegang IUP wajib mengelola material sisa hasil pengolahan, mineral kadar rendah, mineral ikutan serta cadangan marginal.

Kemudian, sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) RI No.63/2004 tentang pengamanan obyek vital nasional, pengelola obyek vital nasional (dalam hal ini, PT Timah Tbk) bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengamanan obyek vital nasional masing-masing berdasarkan prinsip pengamanan internal.

Oleh karena itu, berdasarkan regulasi-regulasi tersebut, mulai tahun 2017 PT Timah Tbk mendesain program yang dapat mengikutsertakan masyarakat dengan tujuan melakukan penertiban sehingga semua kegiatan penambangan masyarakat tersebut masuk ke dalam program operasional perusahaan yaitu peningkatan recovery.

Melalui program tersebut, PT Timah Tbk melakukan penyuluhan tentang lingkungan, keselamatan kerja, menyediakan teknologi untuk masyarakat dan dapat melakukan pengamanan terhadap bijih maupun mineral ikutannya pada IUP yang dimiliki oleh PT Timah Tbk. Dampak dari dilaksanakannya program ini sangat besar hingga perusahaan dapat meningkatkan produksi bijih timah.

F. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN, REKLAMASI, DAN PASCATAMBANG, SERTA PASCAOPERASINYA.

Sebagai perusahaan tambang timah kelas dunia, PT Timah Tbk tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, namun juga melaksanakan tanggung jawab pengelolaan lingkungan. Salah satu pijakan penting di Indonesia dalam upaya membangun kepedulian terhadap lingkungan adalah pemberlakuan

(15)

ketentuan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai syarat bagi para pelaku usaha dalam upaya menciptakan kegiatan ekonomi dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Para pelaku usaha kemudian juga dituntut untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan dan standar di bidang lingkungan.

Kegiatan pertambangan berpotensi mengubah bentang alam dan mengganggu ekosistem. Oleh sebab itu, PT Timah Tbk memberikan perhatian khusus bagi perbaikan kembali kualitas lingkungan sejak perencanaan operasi penambangan yang tertuang dalam dokumen reklamasi dan dokumen pasca tambang.

PT Timah Tbk telah melakukan kewajiban pengelolaan lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada (yaitu Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2018 dan Keputusan Menteri ESDM No. 1827 tahun 2018) yang ditandai dengan dilakukannya kegiatan reklamasi darat sejak tahun 1992 hingga saat ini dengan jenis tanaman fast growing (akasia dan sengon) serta tanaman lokal (nyatoh, jambu mente, seru, dll) untuk membantu percepatan pemulihan unsur hara di lahan bekas tambang.

Selain itu, PT Timah Tbk juga telah melakukan reklamasi laut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegiatan operasional di laut. Kegiatan reklamasi laut yang dilakukan berupa penenggelaman artificial reef (fish shelter), transplantasi karang, penanaman mangrove, pencegahan abrasi dan pemantauan kualitas air laut.

Kegiatan reklamasi darat dan laut yang dilakukan selain sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan di area bekas tambang juga untuk menjaga serta meningkatkan keanekaragaman hayati di area bekas penambangan. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan untuk mewujudkan Good Mining Practice.

Berikut Jaminan Reklamasi (Jamrek) untuk daerah Darat serta Laut di angka, Belitung, dan Kundur yang merupakan wilayah operasional pertambangan PT Timah Tbk serta Jaminan Pasca Tambang Bangka Belitung dan Kundur.

(16)

G. KENDALA ATAU TANTANGAN YANG DIHADAPI OLEH PT TIMAH, TBK Dalam rangka pengembangan bisnis penambangan timah, PT Timah Tbk saat ini telah menerapkan prinsip kerja total mining yang mana perusahaan berusaha untuk memanfaatkan seluruh potensi mineral timah termasuk mineral ikutan timah secara optimal.

Salah satu mineral ikutan timah mengandung unsur logam tanah jarang yaitu Monazite. Kendala serta tantangan yang dihadapi untuk pengembangan bisnis ini adalah 1) teknologi, di mana Indonesia belum memiliki teknologi pemrosesan logam tanah jarang, 2) keberadaan regulasi yang dapat mengakomodir komersialisasi produk Rare Earth Carbonate, di mana perusahaan melirik pasar ekspor sebagai potensi pasar untuk produk tersebut, 3) Monazite mengandung unsur radioaktif sehingga butuh penanganan khusus. Sebagai antisipasi, PT Timah Tbk memiliki kerjasama dengan BATAN dan BAPETEN dalam pengelolaan mineral radioaktif ini.

H. KEINGINAN PEMERINTAH PROVINSI BANGKA BELITUNG UNTUK MEMILIKI SAHAM PT TIMAH TBK 10%

PT Timah Tbk memahami aspirasi dari Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk berpartisipasi dalam kepemilikan saham PT Timah Tbk sebesar 10%. Kepemilikan saham PT Timah Tbk merupakan domain dari pemegang saham

(17)

mayoritas perusahaan yaitu Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemilik 100% saham PT Inalum (Persero) sekaligus pemegang saham seri A dwiwarna. Di samping itu, PT Timah Tbk juga telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak 1995 dengan kepemilikan saham publik sebesar 35% sehingga terbuka kesempatan bagi Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk dapat memiliki saham PT Timah Tbk melalui transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

I. PERATURAN TATA NIAGA TIMAH NASIONAL

Tata niaga timah nasional yang terbaru diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53 Tahun 2018 tentang perubahan ke-2 atas Permendag nomor 44 tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah. Tata niaga ini sudah tepat dan efektif dalam pengelolaan perdagangan Timah baik dalam negeri maupun ekspor. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan tersebut, setiap logam timah yang akan diekspor wajib diperdagangkan melalui Bursa Timah Indonesia.

Logam timah sebagai logam yang digunakan untuk berbagai kebutuhan manusia, hanya dapat diperoleh di beberapa Negara seperti: China, Indonesia, Peru, Brazil, dan Afrika. Selain itu, sampai saat ini belum ada logam yang secara fungsi aplikasi dari sisi kualitas dan nilai dapat menggantikan logam timah. Beberapa aplikasi logam timah tersebut adalah: Solder, Glass, Chemical, Battery dan Alloy.

Mengingat keterbatasan sumber deposit dan aplikasinya yang begitu luas, untuk kepentingan nasional sebaiknya logam Timah dapat menjadi logam strategis yang pengelolaannya diambil alih oleh Negara melalui BUMN.

III. KESIMPULAN / REKOMENDASI

1. Komisi VI DPR RI meminta PT Timah Tbk untuk mempercepat pembangunan industri hilirisasi dari timah, mineral ikutan maupun Logam Tanah Jarang (LTJ). Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kembali kontribusi PT Timah terhadap Bangka Belitung, sebagai daerah penghasil maupun negara. Kontribusi PT Timah untuk menopang perekonomian Bangka Belitung dari

(18)

29,8 persen. Sekarang tinggal 17 persen. Padahal ekspor timah cukup berkembang.

2. PT Timah Tbk sebagai produsen logam timah punya rencana pengembangan hilirisasi dan untuk mineral ikutan bisa ada processing lebih lanjut, Oleh karena itu, Komisi VI DPR RI meminta agar PT Timah Tbk bisa mengolah mineral ikutan dan LTJ supaya menjadi bagian penting industri di masa mendatang. Sebab LTJ sampai saat ini belum diproduksi secara komersial. Hilirisasi ini diperlukan karena posisi PT Timah Tbk rentan terhadap fluktuasi harga timah dimana untung saat harga logam timah naik dan rugi saat harga turun.

3. Komisi VI menyarankan PT Timah untuk bekerja sama dengan buyer langsung dalam pengembangan hilirisasi agar proses produksi barang kebutuhan industri dari timah benar-benar tepat sasaran karena sudah memiliki pembeli.

4. Komisi VI DPR RI meminta agar PT Timah Tbk jangan salah menerapkan teknologi dalam pengelolaan timah, khususnya dalam membangun smelter besar, karena selama ini PT Timah Tbk masih pakai pilot project dan sistem yang belum mengikjuti zaman, seperti dalam proses produksi komersial.

IV. PENUTUP

Demikian laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Timah Tbk di Provinsi Kepulauan Bangka Belting. Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan masukan bagi Komisi VI DPR RI dalam rangka mengawasi Tata Niaga Timah dan kinerja BUMN serta rekomendasi bagi pemerintah.

Jakarta, 10 Februari 2020 Ketua Tim,

TTD.

MOHAMAD HEKAL, M.B.A. A-103

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kesempatan itu, Ketua Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI, I Komang Koheri, SE menyampaikan terima kasih atas penerimaan dan sambutan yang diberikan oleh

Angkasa Pura II mengelola 19 Bandara udara dimana 15 diantaranya merupakan bandara internasional. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat negatif terhadap industri

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik struktur ikatan polimer

Objek kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI adalah Kementerian Investasi/Kepala BKPM, Badan Standarisasi Nasional (BSN), PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank

29 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari konjungsi adalah bernilai benar jika kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai benar..

Secara khusus, kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT Perusahaan Listrik

Maksud kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI adalah untuk mengetahu kondisi kondisi aktual, permasalahan serta tantangan yang dihadapi oleh PT Semen

Ace Hasan Sadzily menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penerimaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta jajarannya dan berharap Komisi VIII DPR RI dapat