C-211
ADSORPSI LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM PADA LIMBAH BATIK
MENGGUNAKAN BIOSORBENT PULPA KOPI TERXANTHASI
Indah Riwayati1, Indah Hartati2, Helmy Purwanto3, Suwardiyono2 1,2 4Jurusan Teknik Kimia, Universitas Wahid Hasyim Semarang
3Jurusan Teknik Mesin, Universitas Wahid Hasyim Semarang
e-mail :1riway79@yahoo.com
ABSTRACT
Effluent from Batik industries may contain some toxic pollutant. One of those are heavy used
optimally. Heavy metal in wastewater can be treated by adsorption process. Modification of coffe pulp
can be an alternative to conventional methode for heavy metal contain waste adsorption. The effects of
various parameter on adsorption efficiency of Pb (II) dan cadmium particularly pH, temperature,
contact time and amount of adsorbent were investigated. The aim of this research was evaluate
optimum condition adsorption on those parameter using xanthated coffe pulp for heavy metal contain
batik wastewater. The experimental results obtained optimum conditionsat pH valuesof 2, the
maximum temperature of 40
0C, the maximum contact time of24 hours and a maximum weight of 100g
adsorbent. These conditions result in the adsorption process, respectively for 68.18% and76.1% of
lead and cadmium with successive adsorption capacity of 0,029 and 0.00198mg metalion/g adsorbent.
Has successfully reduced the adsorption capacity of heavymetal content in the waste batik originally
0,213ppm to 0,068ppm for lead. While the original metal cadmium 0,068ppm to 0,013ppm.
Keywords:
waste batik, adsorption
,xanthated coffe pulp
PENDAHULUAN
Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat
pengakuan internasional dari UNESCO pada tahun 2009. Pencanangan hari batik nasional telah
berperan meningkatkan minat pemakai batik. Data Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa
pada tahun 2010 jumlah konsumen batik tercatat 72,86 juta orang (Kompas, 2011). Meningkatnya
minta dan konsumsi batik berdampak tumbuh dan berkembangnya sentra-sentra industri batik
berbagai daerah di Indonesia.
Proses pembuatan batik berawal dari metode sederhana, yaitu menggambar dengan canting
dan mencelupkan dalam pewarna, batik cap dengan cara dicap pada cetakan sampai produksi massal
dengan mesin moderen. Dalam pembuatan batik, dari proses awal hingga proses penyempurnaan
diindikasikan menggunakan bahan kimia yang mengandung unsur logam berat, sehingga bahan
buangannya juga masih mengandung unsur logam berat tersebut. Apabila bahan buangan tersebut
tidak diolah dengan baik, maka bahan buangan tersebut dapat mencemari lingkungan (Sasongko dan
Tresna, 2010).
Karakteristik limbah batik adalah meliputi: (i) karakteristik fisika yang terdiri atas warna, bau,
zat padat tersuspensi, temperatur, dan (ii) karakteristik kimia yang terdiri atas bahan organik,
anorganik, fenol, sulfur, pH, logam berat, senyawa racun (nitrit), dan gas (Muljadi, 2009). Adapun
contoh karaketeristik limbah industri batik (industri batik cap khas Palembang) disajikan pada Tabel 1
(Agustina dkk., 2011).
Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu-batuan, tanah, tumbuhan
dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik yang
bersifat kurang larut dalam air. Timbal merupakan suatu logam toksik yang bersifat kumulatif,
toksisitasnya dibedakan menurut organ yang dipengaruhi. Pada sistem hemopoietik dapat
memperlambat pematangan normal sel darah merah yang menyebabkan anemia, mempengaruhi
kelangsungan hidup sel darah merah serta menghambat biosintesa haemoglobin. Risiko dari keracunan
timbal dapat menimbulkan kerusakan pada otak. Penyakit-penyakit yang timbul sebagai akibat dari
keracunan timbal adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium.Timbal yang
terlarut dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada ginjal.Timbal dapat melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan pada
janin berupa cacat pada bayi dan menimbulkan berat badan lahir rendah serta prematur. Timbal juga
C-212
Tabel 1. Karakteristik air limbah pabrik batik cap
Parameter Standar (mg/L) Limbah industri batik (mg/L)pH 6-9 6 COD 150 4.230 Amoniak total 8 5,47 Fenol total 0,5 0,008 TSS 50 535 Sulfida 0,3 0,040 Crom total 1 0,1385 Besi - 2,0587 Tembaga - 0,2696 Seng - 54,7175 Kadmium - 0,0063 Timbal - 0,2349
Sumber: Agustina dkk., 2011
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dengan warna kebiruan. Titik
didih relatif rendah (767ºC) membuatnya mudah terbakar, membentuk asap kadmium oksida.
Kadmium dan bentuk garamnya banyak digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk proses
produksinya.Berbagai organ tubuh dapat terpengaruh setelah paparan jangka panjang terhadap
kadmium. Organ yang akan mengalami gangguan fungsional dini adalah ginjal. Keracunan Cd kronis
dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan hipertensi (Sudarwin, 2008).
Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah/pulpa kopi
pada proses pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat penggerbusan (hulling). Limbah
pulpa kopi dapat mencapai 28,7% dari produksi kopi (Parani&Eyini, 2010). Jika produksi kopi pada
tahun 2008 mencapai 683 ribu ton (Deptan, 2009) maka limbah pulpa kopi mencapai 196,2 ribu ton.
Limbah pulpa kopi yang berlimpah tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal.
Umumnya pulpa kopi hanya ditumpuk di sekitar lokasi pengolahan, sehingga menimbulkan bau busuk
dan cairan yang mencemari lingkungan. Sementara ini, pulpa kopi baru dimanfaatkan sebagai pupuk
kompos, bahan baku biogas, media tanam jamur, pakan ternak, karbon aktif dan produksi bioetanol
(Rathinavelu&Grazioni, 2005; Yesuf, 2010).
Senyawa xanthate dibuat dengan mereaksikan substrat yang mengandung gugus hidroksil
dengan karbon bisulfida dalam suasana basa. Reaksi xanthasi disajikan pada Gambar 4 (Bashyal,
Homagai, &Ghimire, 2010).
Gambar 1. Reaksi xanthasi
Adsorpsi ion logam berat kedalam permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai
proses pertukaran ion, pembentukan kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui proses
pertukaran ion, dua atom sulfur yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion
logam bervalensi dua. Sedangkan pada proses pembentukan kompleks melibatkan empat atom sulfur
dan satu ion logam bervalensi dua.
Beberapa penelitian mengenai penggunaan senyawa xanthate yang digunakan dalam
pemisahan logam berat antara lain penelitian oleh Kim dkk. (2006) yang menggunakan senyawa
xanthat yang berbasis kitin dalam mengadsorpsi ion Pb
2+. Homagai dkk. (2009) menggunakan
senyawa xanthate dari ampas apel untuk mengadsorpsi ion Pb
2+, Cd
2+, Zn
2+, dan Fe
3+. Sementara Sha
dkk. (2010) menggunakan senyawa xanthate dari kulit jeruk untuk mengadsorpsi logam ion Cu
2+,
Cd
2+, Pb
2+, Zn
2+, dan Ni
2+.
C-213
METODE PENELITIAN
Proses adsorpsi logam berat dengan menggunakan pulpa kopi terxanthasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari kondisi optimum variabel proses pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu pada adsorbsi
logam berat timbal dan cadmium yang ada di dalam limbah batik dengan menggunakan biosorben
pulpa kopi terxanthasi dalam prototype tanki biosorpsi.
Tahap pertama dari penelitian ini adalah sintesa pulpa kopi terxanthasi. Pulpa kopi dicuci dan
dikeringkan pada suhu 70
0C selama 24 jam dan digiling (PK). Sebanyak 50 gram PK direndam dalam
250 ml etanol dan 250 ml larutan NaOH 1% pada suhu ruang selama 24 jam. Campuran disaring,
dicuci dengan distilled water dan dikeringkan pada suhu 70
0C. Selanjutnya produk kering (PKK)
sebanyak 15 g ditambahkan dengan 200 ml larutan NaOH 4 M. Larutan diaduk pada suhu ruang
selama 3 jam dan 3 jam lagi setelah ditambah 10 ml CS
2. Campuran dibiarkan mengendap dan
supernatan didekantasi. Alkali berlebih dihilangkan dengan distilled water dan aceton serta
dikeringkan.
Tahap selanjutnya, sebanyak 25 g adsorben pulpa kopi terxanthasi ditambahkan kedalam 1,5
Llimbah industri batik. Larutan diaduk menggunakan pengaduk isotermal dengan kecepatan
pengadukan dijaga pada 100 rpm. Temperatur larutan diatur pada suhu 25
0C (atau sesuai variabel). pH
awal larutan diatur pada pH sesuai variabel menggunakan larutan 1 N NaOH dan HCl. Pada akhir
kesetimbangan, erlenmeyer dipindahkan dari tanki biosorpsi dan adsorben disaring menggunakan
kertas saring Whatman no 41. Konsentrasi logam pada filtrat dianalisa menggunakan AAS.Variabel
pH pada percobaan sebesar 2,4,6, 8; berat adsorben (gr)25, 50, 75, 100; waktu kontak (jam) : 6, 12,
18,24 dan suhu (
0C): 25, 30, 35, 40. Optimasi dilakukan pada variabel pH, hasilnya digunakan untuk
optimasi variabel suhu kemudian berturut –turut waktu dan berat adsorben. Data yang diperoleh dari
setiap run percobaan adalah data konsentrasi akhir ion logam dalam larutan (C
e). Jumlah ion logam
yang teradsorpsi pada kesetimbangan ditentukan menggunakan persamaan kesetimbangan massa:
S
C
C
q
i e e−
=
………
(1)
Dimana q
eadalah konsentrasi ion logam yang teradsorpsi dalam adsorben pulpa kopi
terxantasi pada saat kesetimbangan (mg ion logam /g adsorben), C
iadalah konsentrasi awal ion logam
(mg/L) dan
ܥ
adalah konsentrasi kesetimbangan atau konsentrasi akhir ion logam dalam larutan.
Sementara S adalah konsentrasi slury, yang dinyatakan sebagai:
v
m
S
=
………
(2)
Dimana v adalah volume awal larutan logam yang digunakan (L) dan m adalah berat adsorben
yang digunakan.Persentase adsorpsi dan rasio distribusi dihitung menggunakan persamaan berikut:
%
100
%
x
C
C
C
adsorpsi
i e i−
=
………..
(3)
PEMBAHASAN
Hasil percobaan optimasi variabel pH dapat dilihat seperti pada Gambar 2. Dari Gambar 2
dapat dilihat bahwa kondisi optimum diperoleh pada nilai pH 2. Prosentase adsorpsi maximum pada
pH sebesar 61,4 % untuk timbal dan 63,45 % untuk kadmium atau kapasitas adsorpsi sebesar 0,026
mgr ion logam /gr adsorben dan 0,00165 mgr ion logam/gr adsorben. Dari konsentrasi awal sebesar
0,213 ppm untuk timbal menjadi 0,082 ppm. Sedangkan konsentrasi awal logam kadmium sebesar
0,013 ppm menjadi 0,00475 ppm.
C-214
Gambar 2. Hasil percobaan optimasi variabel pH
Kapasitas adsorbsi dan prosentase adsorpsi menurun tajam jika dibandingkan dengan
penggunaan adsorben pulpa kopi terxanthasi pada limbah sintetis yang hanya mengandung timbal atau
kadmium saja. Pada limbah sintetik diperoleh nilai pH optimal sebesar 8 dengan kapasitas adsorpsi
sebesar 10 mg ion/gr adsorben untuk timbal dan 9,64 mg ion/gr adsorben untuk kadmium. Prosentas
adsorpsi maksimum berturut-turut sebesar 100 % dan 96,45 % untuk timbal dan kadmium (Riwayati
dkk., 2013). Penurunan ini diakibatkan oleh kompleksnya kandungan bahan dalam limbah batik yang
sebagian besar terdiri dari zat warna. Zat warna dalam batik dapat melepatkan kation yang akan
bersaing dengan ion logam berat untuk menenpel pada adsorbent (Khalir dkk., 2011).Adsorpsi ion
logam berat kedalam permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai proses pertukaran ion,
pembentukan kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui proses pertukaran ion, dua atom
sulfur yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion logam bervalensi dua.
Sedangkan pada proses pembentukan kompleks melibatkan empat atom sulfur dan satu ion logam
bervalensi dua. Pada pH 2 diperoleh prosen adsorpsi optimum. Prosen adsorbsi turun pada pH yang
lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh semakin kecilnya kelarutan logam sehingga memungkinkan
terjadinya pengendapan dalam larutan. Pada adsorbsi bebrapa logam berat menggunakan xanthat kulit
apel diperoleh pH optimum sebesar 3 untuk timbal dan 4 untuk kadmium (Homagai dkk., 2009). Pada
pH tinggi juga terjadi interaksi antara ion Pb dengan OH
-yang diikuti dengan pelarutan dan hidrolisis
didalam larutan. Mekanisme yang terjadi adalah sebagai berikut (Bashyal dkk., 2010):
+ +