• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana Mengukur Kinerja Industri Jasa Konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bagaimana Mengukur Kinerja Industri Jasa Konstruksi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAGAIMANA MENGUKUR KINERJA INDUSTRI

JASA KONSTRUKSI

Tri Kuncoro

Abstrak: Kinerja kontraktor, konsultan perencana dapat diukur key performance indicators .3,V LQGLNDWRU NLQHUMD XWDPD ,.8 +DO WHUVHEXW GDODP XSD\D XQWXN PHQJLGHQWL¿NDVL NHNXD-tan dan kelemahan kinerja jasa konstruksi dalam kurun waktu tertentu. Key performance indica-tors (KPIs)/ indikator kinerja utama (IKU) berbeda dari satu negara ke negara lain. Hal tersebut, mengacu pada kondisi pasar yang berbeda, kebijakan, strategi, budaya, hukum, dan lingkungan persaingan yang berbeda. Industri konstruksi saat ini memiliki misi layanan jasa yang berfokus pada pelanggan. Perspektif pelanggan mencakup tiga indikator, yaitu, kualitas pelayanan dan kerja, kepuasan pelanggan, dan pangsa pasar. Kualitas pelayanan dan pekerjaan menempati uru-WDQ NHGXD SHQWLQJ VHWHODK SUR¿WDELOLWDV ,QGLNDWRU NLQHUMD VHSHUWL NHSXDVDQ SHODQJJDQ HNVWHUQDO NHDPDQDQ H¿VLHQVL ELVQLV GDQ H¿VLHQVL .HWHNXQDQ SHUHQFDQDDQ VHPDNLQ PHQMDGL SHQWLQJ LQGL-kator kinerja industri kontraktor, konsultan perencana, dan konsultan pengawas, di Malang Raya, PHOLSXWL NDSDELOLWDV SHODNVDQD GDODP SHNHUMDDQ ¿QLVKLQJ SHQ\HOHVDLDQ ZDNWX SHNHUMDDQ konstruksi, (3) manajemen pelaksana proyek yang berpengalaman, (4) keuangan dan Perpa-jakan, (5) produktivitas tenaga kerja, (6) pendayagunaan peralatan, (7) kualitas bahan material. Kata-kata kunci:indikator kinerja, layanan jasa, dan industri konstruksi.

Abstract: Contractor performance, planner consultant can be measured key performance indi-cators (KPIs) / key performance indiindi-cators (IKU). This, in an effort to identify the strengths and weaknesses of the performance of construction services within a certain time. Key performance indicators (KPIs) / main performance indicators (IKU) differ from country to country. It refers to different market conditions, different policies, strategies, cultures, laws, and competitive environments. The construction industry currently has a customer-focused service mission. The customer perspective includes three indicators, namely, service and work quality, customer satisfaction, and market share. Quality of service and occupation ranks second important after SUR¿WDELOLW\ 3HUIRUPDQFH LQGLFDWRUV VXFK DV H[WHUQDO FXVWRPHU VDWLVIDFWLRQ VHFXULW\ EXVL-QHVV HI¿FLHQF\ DQG HI¿FLHQF\ 3ODQQLQJ SHUVLVWHQFH LV LQFUHDVLQJO\ LPSRUWDQW FRPSOHWLRQ RI FRQVWUXFWLRQ ZRUN WLPH PDQDJHPHQW RI H[SHULHQFHG SURMHFW LPSOHPHQWHUV ¿QDQFH DQG 7D[DWLRQ ODERU SURGXFWLYLW\ XWLOL]DWLRQ RI HTXLSPHQW TXDOLW\ RI PDWHULDOV

Keywords: performance indicators, services, and construction industry.

Sudomo dan Tri Kuncoro adalah Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, email: Sudo-mo_19@yahoo.co.id dan tri.kuncoro.ft@um.ac.id; Alamat: Jln Semarang No 5.

75

K

eunikan dari layanan industri jasa

Kon-struksi yaitu pelaksanaan proyek kon-struksi yang berpindah-pindah mengacu atas permintaan pemberi atau lokasi proyek yang di tempati untuk membangun. Kegiatan usaha jasa konstruksi di Malang Raya, berhubun-gan denberhubun-gan proyek-proyek pemerintah mau-pun swasta yang didapatkan melalui lelang yang dimenangkan melalui tender. Perekru-tan tenaga kerja yang diperkerjakan selalu

berganti-ganti dan pada umumnya berasal dari masyarakat yang berpendidikan rendah karena dalam menyelesaikan suatu proyek tidak se-lalu dibutuhkan pekerja yang berpendidikan, tetapi pekerja yang berpengalaman, pekerja keras, ulet, terampil, dan bisa bekerja sama. Kinerja perusahaan Jasa Konstruksi meru-pakan hal yang sangat penting agar dapat

EHUWDKDQ GDQ EHUNHPEDQJ VHVXDL VSHVL¿NDVL

(2)

perencana dapat diukur dari beberapa fak-tor yang ditinjau dari segi pembuatan do-kumen, waktu, biaya dan kerangka acuan

NHUMD 5XVPDQ ,QGXVWUL MDVD NRQ -struksi erat hubunganya dengan layanan jasa pembangunan konstruksi bangunan. Kegiatan layanan industri jasa konstruk-si berlangsung dalam jangka waktu yang dtentukan sesuai dengan kontrak yang dis-epakati. Dalam pelaksanaan layanan pen-gelolaan industri konstruksi (proyek) ada beberapa layanan kinerja yang dijalankan, yaitu dimulai dari tahap perencanaan (plan-ning), perekayasaan dan perancangan (en-gineering and design), pengadaan atau pelelangan (procurement), pelaksanaan (con-struction), tes operasional (commisioning), serta tahap pemanfaatan dan pemeliharaan

(op-HUDWLRQDO DQG PDLQWHQDQFH 1XUKD\DWL

Industri jasa konstruksi merupakan sek-tor layanan usaha yang memberikan kon-tribusi pada pertumbuhan ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja. Industri jasa kon-struksi mampu mendorong industri lainnya tumbuh, diantaranya mendorong tumbuh-nya bahan material, peralatan konstruksi, teknologi pelaksanaan dan bahan konstruk-si lainnya, serta dinamika tenaga kerja.

Pengukuran kinerja layanan industri jasa konstruksi selama ini bergantung pada

be-VDUQ\D ¿QDQVLDDO 0HQXUXW 0 $OL

temuan menunjukkan bahwa besaran keuan-gan industri konstruksi tidak dapat lagi men-jadi satu-satunya penentu keberhasilan in-dustri konstruksi. Pada perkembangannya, pengukuran kinerja layanan industri jasa

kon-VWUXNVL PHQFDNXS NHXDQJDQ GDQ QRQ ¿QDQ -sial. Kinerja kontraktor, konsultan perencana dapat diukur melalui key performance indi-cators (KPIs)/indikator kinerja utama (IKU).

Pengukuran kinerja layanan industri jasa konstruksi dapat dibandingkan terhadap kin-erja layanan jasa Industri Konstruksi yang sudah diakui kredibilitasnya. Hal tersebut,

GDODP XSD\D XQWXN PHQJLGHQWL¿NDVL NHNXD -tan dan kelemahan kinerja jasa industri kon-struksi dalam kurun waktu tertentu.

(El-0DVKDOHK HW DO 6WDSHQKXUVW

Penggunaan Key performance indicators (KPIs)/indikator kinerja utama (IKU) ber-beda satu negara ke negara yang lain. Hal tersebut tergantung dari kondisi pasar in-dustri yang berbeda, kebijakan, strategi, bu-daya, peraturan, hukum dan lingkungan per-saingan yang berbeda (Kaplan dan Norton,

2OHK NDUHQD LWX DGD NHEXWXKDQ XQWXN

mengembangkan indikator kinerja utama (IKU) sesuai dengan kondisi di Malang Raya.

0HQXUXW /XX GNN GL QHJDUD 9LHWQDP

penggunaan Key performance indicators (KPIs)/indikator kinerja utama (IKU),

me-OLSXWL ELD\D NRQVWUXNVL ZDNWX SHQ\ -elesaian pekerjaan konstruksi, (3) kepuasan pelanggan, (4) manajemen mutu, (5) kinerja tim, (6) inisiatif manajemen, (7) manajemen

PDWHULDO GDQ NHVHODPDWDQ 6HODQMXWQ\D SHQJJXQDDQ GL ZLOD\DK $FHK .H\ SHUIRU -mance indicators (KPIs)/indikator kinerja

uta-PD ,.8 SDGD NRQWUDNWRU GL ZLOD\DK $FHK

meliputi: (1) kemampuan dan kecakapan

SHODNVDQD VLQJNDWQ\D ZDNWX SHNHUMDDQ

(3) manajemen proyek pengalaman, (4) per-pajakan, (5) gangguan cuaca, (6) tenaga kerja

GDQ SURGXNWL¿WDV SHUDODWDQ GDQ SHUNLUDDQ

Bill of Quantity yang kurang akurat

Rus-PDQ +DO WHUVHEXW PHQXQMXNNDQ DG -anya perbedaan pada kondisi wilayah tersebut.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode survy, Teknik pengambilan sampel secara simple

UDQGRP VDPSOLQJ 6LPSOH UDQGRP VDPSOLQJ

yaitu pengambilan sampel anggota popu-lasi dilakukan secara acak tanpa memper-hatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan data menggunakan instrumen, pengamatan, dan wawancara dengan nilai

(3)

6DPSHO SHQHOLWLDQ \DLWX GLUHNWXU VWDI

dan pekerja jasa industri konstruksi di Kota Malang Raya yang tergabung dalam

aso-VLDVL *$3(16, *DEXQJDQ 3HODNVDQD .RQ -struksi Nasional Indonesia) dan Gapeksindo.

PEMBAHASAN

Hasil pengukuran indikator kinerja indus-tri kontraktor, konsultan perencana, dan kon-sultan pengawas, di Malang Raya, meliputi:

NDSDELOLWDV SHODNVDQD GDODP SHNHUMDDQ ¿Q

-LVKLQJ SHQ\HOHVDLDQ ZDNWX SHNHUMDDQ NRQ -struksi, (3) manajemen pelaksana proyek yang berpengalaman, (4) keuangan dan Perpajakan, (5) produktivitas tenaga kerja, (6) pendaya-gunaan peralatan, (7) kualitas bahan mate-rial. Keberhasilan kinerja industri kontraktor, konsultan perencana, dan konsultan penga-was, tidak dapat diukur hanya menggunakan key performance indicators (KPIs)/indikator kinerja utama (IKU) dari negara tertentu saja. Bagaimana kriteria keberhasilan kinerja bila bandingkan dengan negara India, oleh

3LOODL GNN NH\ SHUIRUPDQFH LQGLFDWRUV

(KPIs)/indikator kinerja utama (IKU)

meli-SXWL PDQIDDW ULVLNR VWDWXV SUR\HN

(4) efektivitas keputusan, (5) produksi, (6) efektivitas biaya, (7) komitmen pelanggan,

SHPDQJNX NHSHQWLQJDQ GDQ PDQDMH

-PHQ SUR\HN 6HODQMXWQ\D &KHXQJ GNN

GDUL &LQD 2UDQJ %LD\D :DNWX

(4) kualitas, (5) Keselamatan, (6) Kepuasan

NOLHQ .RPXQLNDVL GDQ /LQJNXQJDQ

Hasil tersebut menunjukkan bahwa KPI/ IKU peringkat teratas didistribusikan di an-tara tiga perspektif yaitu, keuangan,

pelang-JDQ GDQ NHEHUODQMXWDQ 3UR¿WDELOLWDV GLWH -mukan sebagai IKU terpenting bagi direktur

LQGXVWUL NRQVWUXNVL 3UR¿WDELOLWDV MXJD GLDQJ -gap sebagai salah satu indikator kinerja ter-penting di banyak negara lainnya, seperti

:DQJ HW DO GDQ <X HW DO +D -sil ini menunjukkan bahwa layanan jasa in-dustri konstruksi, besaran keuangan bukan

satu-satunya ukuran inklusif kinerja jasa in-dustri konstruksi lagi. Hal tersebut, dapat mengalihkan minat industri konstruksi, untuk memfokuskan terhadap tindakan non keuan-gan, seperti melayani kepuasan pelangkeuan-gan,

NHDPDQDQ H¿VLHQVL XVDKD GDQ HIHNWLYLWDV

perencanaan. Dari paparan tersebut, ada per-bedaan key performance indicators (KPIs)/ indikator kinerja utama (IKU) setiap negara.

Perbedaan Key performance indica-tors (KPIs) tersebut, terletak pada skala ber-beda dari satu negara ke negara lain. Hal tersebut, karena terpengaruh oleh kondisi budaya yang berbeda, kebijakan, strate-gi, peraturan, dan lingkungan persaingan

\DQJ EHUEHGD .DSODQ GDQ 1RUWRQ

Di samping itu salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja industri konstruksi, yaitu strategi keunggulan bersaing

berkelan-MXWDQ 3RUWHU PHQJXQJNDSNDQ NLQHUMD

daya saing industri konstruksi dapat dikaji pada kemampuan industri konstruksi dalam membangun daya saing. Kualitas layanan jasa industri konstruksi, ini meliputi 5 dimensi kualitas jasa, yaitu reliability (keandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan). emphaty (empati) dan tangible

(ke-EHUZXMXGDQ /RYHORFN GDQ :ULJKW

Karakteristik manajer industri konstruk-si yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek konstruksi, meliputi: (1) membangun hubungan/networking di dalam atau di luar

RUJDQLVDVL SUR\HN PHPLOLNL NHPDPSXDQ PHQLQJNDWNDQ SURGXNWL¿WDV NHUMD WLP PHPDKDPL KDVLO NDMLDQ $0'$/ PDP -pu merumuskan cost database system (per-encanaan pekerjaan) sebagai acuan dalam proses cost estimation, (5) safety plan k3 pada pelaksanaan proyek, (6) mampu meru-muskan work breakdown structure

(rang-NDLDQ DNWL¿WDV SHUNLUDDQ GXUDVL DNWL¿WDV SHQJHPEDQJDQ GDQ SHQJHQGDOLDQ MDGZDO

(7) berkinerja maksimal walaupun dalam

(4)

-liki komitment dalam mencapai tujuan

ber-VDPD PDPSX PHPEDQJXQ NHGLVLSOLQDQ NHUMD GDQ PHPLOLNL NHPDPSXDQ PHP -buat tim proyek tetap solid dan bersemangat. Pelaksanaan layanan jasa yang

menyeim-EDQJNDQ EHVDUDQ ¿QDQVLDO GDQ SHODNVDQDDQ

operasional merupakan dasar dari pengukuran kinerja layanan jasa industri konstruksi. Dalam layanan jasa industri konstruksi (proyek), dibutuhkan pengelolaan yang baik dan ter-arah karena suatu kegiatan proyek memiliki durasi waktu dalam menyelesaikan, sehingga tujuan layanan jasa konstruksi dapat tercapai. Pengelolaan proyek yang diperlukan meli-puti tiga hal yang dikenal dengan istilah tiga kendala proyek (triple constraint), yaitu biaya (cost), mutu (quality), dan waktu (schedule). Ketiga batasan tersebut saling mempenga-ruhi dalam keberhasilan sebuah proyek serta memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan proyek. Kegiatan pelaksanaan proyek tersebut, diwujudkan melalui kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan

SHQJHQGDOLDQ FRQWUROOLQJ 6RHKDUWR

Industri konstruksi saat ini memiliki misi layanan jasa yang berfokus pada pelang-gan. Perspektif pelanggan mencakup tiga indikator, yaitu, kualitas pelayanan dan ker-ja, kepuasan pelanggan, dan pangsa pasar. Kualitas pelayanan dan pekerjaan menempati

XUXWDQ NHGXD SHQWLQJ VHWHODK SUR¿WDELOLWDV

SIMPULAN DAN SARAN

Indikator kinerja industri kontraktor, kon-sultan perencana, dan konkon-sultan pengawas, di Malang Raya, meliputi: (1) kapabilitas

SHODNVDQD GDODP SHNHUMDDQ ¿QLVKLQJ SH -nyelesaian waktu pekerjaan konstruksi, (3) manajemen pelaksana proyek yang berpen-galaman, (4) keuangan dan Perpajakan, (5) produktivitas tenaga kerja, (6) pendayagu-naan peralatan, (7) kualitas bahan material.

DAFTAR RUJUKAN

$JXQJ 1XJURKR 3UDSWRPR $JXQJ 5L\DUGL GDQ 6\DPVXGLQ 3HODNX 8VDKD -DVD .RQVWUXNVL 6WXGL (PSLULV )DNWRU <DQJ 0HPSHQJDUXKL .LQHUMD ,QGXVWUL -DVD .RQVWUXNVL 'L .RWD 6XUDNDUWD 3URFHHGLQJ 6HPLQDU 1DVLRQDO ,6%1

6XUDNDUWD 0DUHW

&KHXQJ 6 2 6XHQ + & + &KHXQJ . . : $ :HE EDVHG FRQVWUXFWLRQ SURMHFW SHUIRUPDQFH PRQLWRULQJ V\VWHP $XWRPDW &RQVWU ±

(O 0DVKDOHK 0 )LUP SHUIRUPDQFH DQG

information technology utilization in the construction industry: an empirical study.

3K ' 'LVVHUWDWLRQ *DLQHVYLOOH )ORULGD 8QLYHUVLW\ RI )ORULGD

(O 0DVKDOHK 0 0LQFKLQ 5 2¶%ULHQ : 0DQDJHPHQW RI FRQVWUXFWLRQ ¿UP

performance using benchmarking. J. Man

DJH (QJ ±

.DSODQ 5 6 1RUWRQ ' 3 3XWWLQJ WKH

balanced scorecard to work. Harv. Bus.

5HY ±

.DXVDUL $KPDG =DLGLU :DUGL $QDOLVLV )DN WRU )DNWRU <DQJ 0HPSHQJDUXKL .LQHUMD

Mutu Pada Proyek Peningkatan Dan Pem bangunan Jalan Kabupaten Di Kabupaten Merangin. JurnalPenelitian Program Pasca

6DUMDQD 8%+ ± 3DGDQJ

/RYHORFN &KULVWRSKHU DQG -RFKHQ :LUW] 0DQDMHPHQ 3HPDVDUDQ -DVD 7HU

jemahan). PT. Indeks, Jakarta.

/XX 9 7 .LP 6 +X\QK 7 ,PSURY

ing project management performance of large contractors using benchmarking ap

SURDFK ,QW - 3URMHFW 0DQDJH ± 0 $OL +DQ\ $EG (OVKDNRXU ,EUDKLP $ $O

6XODLKL .KDOLG 6 $O *DKWDQL ,QGL

cators for measuring performance of build ing construction companies in Kingdom of

6DXGL $UDELD &LYLO (QJLQHHULQJ 'HSDUW PHQW &ROOHJH RI (QJLQHHULQJ .LQJ 6DXG

(5)

8QLYHUVLW\ 6DXGL $UDELD -RXUQDO RI .LQJ 6DXG 8QLYHUVLW\ (QJLQHHULQJ 6FLHQFHV 5H FHLYHG 2FWREHU DFFHSWHG 0DUFK

$YDLODEOH RQOLQH $SULO

www.ksu.edu.sa. www.sciencedirect.com

1XUKD\DWL 0DQDMHPHQ 3UR\HN .RQ VWUXNVL &HWDNDQ SHUWDPD <RJ\DNDUWD $QGL 2IIVHW

3LOODL $ 6 -RVKL $ 5DR . 6 3HU

formance measurement of R&D projects in a multi-project, concurrent engineering en

YLURQPHQW ,QW - 3URMHFW 0DQDJH ±

177

3RUWHU 0 ( *OREDO &RPSHWLWLYHQHVV 5HSRUW )LQGLQJV IURP WKH%XVL QHVV &RPSHWLWLYHQHVV ,QGH[ 1HZ <RUN ,Q VWLWXWH IRU 6WUDWHJ\ DQG &RPSHWLWLYH QHVV+DUYDUG %XVLQHVV 6FKRRO

5XVPDQ 0XWWDTLQ 1XUXO 0DODKD\DWL

)DNWRU )DNWRU 5HVLNR <DQJ 0HPSHQJDUXKL .LQHUMD :DNWX 3HODNVDQDDQ .RQVWUXNVL *H

GXQJ 6HFDUD 6ZDNHOROD 6WXGL .DVXV 3UR\HN 3HQJHPEDQJDQ 6HNRODK 0HQHQJDK .HMXUXDQ 'L 3URYLQVL $FHK -XUQDO 7HNQLN 6LSLO 3DVFDVDUMDQD 8QLYHUVLWDV 6\LDK .XD

OD 9ROXPH 1R $JXVWXV SS

3DJHV ,661

6RHKDUWR , 0DQDMHPHQ 3UR\HN GDUL .RQVHSWXDO VDPSDL 2SHUDVLRQDO &HWDNDQ SHUWDPD -DNDUWD *HORUD $NVDUD 3UDWDPD 6WDSHQKXUVW 7 7KH %HQFKPDUNLQJ %RRN $ +RZ WR JXLGH WR %HVW 3UDFWLFH IRU 0DQDJHUV DQG 3UDFWLWLRQHUV ¿UVW HG (OVH

vier Ltd, United Kingdom.

:DQJ 2 (OB*DI\ 0 =KD - %L OHYHO

framework for measuring performance to improve productivity of construction enter

SULVHV &RQVWU 5HV &RQJU ± <X , .LP . -XQJ < &KLQ 6 &RP

parable performance measurement system for construction companies. J. Manage.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Kelas kesesuaian lahan fisik tanaman kelapa adalah satuan lahan 1 dan 4 tergolong agak sesuai dengan faktor kendala kondisi fisik perakaran; satuan lahan 2 dominan sesuai

Evaluasi gangguan tidur anak dilakukan pada pagi hari (jam 8 pagi) dengan wawancara orang tua atau pasien langsung. Analisis ter- hadap masalah gangguan tidur

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap kerja adalah respon atau pernyataan baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dalam melakukan pekerjaan atau

Musyayyadah, Studi Analisis Metode Penentuan Awal Waktu Salat Dengan Jam Istiwa’ Dalam Kitab Syawariq Al-Anwar, Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Salah satu alasannya adalah bahwa DAR menunjukkan kondisi yang menyulitkan perusahaan, karena perusahaan yang memiliki hutang yang lebih besar akan memerlukan

Ju takatka winia nunkarui Inimkis, yajasma irunu, kampunniunam, kajín menkainiana: numi, namak, yajasma muntsu, chinki, tsenkem. Ju iwikainia itiur kajinia, itiur kampumniun

Penelitian menghasilkan empat tema yaitu: alasan merokok mild ; perubahan yang terjadi setelah menjadi perokok mild ; makna kebiasaan merokok; jenis dan strategi layanan

Adapun kelebihan dari algoritma RSA saat dilakukan enkripsi sebuah pesan,maka dengan adanya algoritma ini sangat membantu dalam mengamankan sebuah gambar untuk