• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRODUKSI PENCAK SILAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRODUKSI PENCAK SILAT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRODUKSI

“PENCAK SILAT”

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

PENYUNTINGAN DIGITAL II

Dosen Pengampu :

-

Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn.

Disusun oleh : Ella Yuliatik 13148135 TettyIkawati 13148136 ShelmaShalindri 13148108 Dewi Karina 13148133 Tamara Geraldine 13148160

Program Studi Televisi dan Film 2013

Jurusan Seni Media Rekam

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta

(2)

DAFTAR ISI HalamanJudul ……….. DAFTAR ISI ………... KONSEP KARYA ……… PROSES KREATIF ……… HASIL KARYA ……… DAFTAR PUSTAKA ……… LAMPIRAN ………

(3)

KONSEP KARYA A. Ide / Gagasan

Ide ini muncul dari salah satu anggota kelompok kami, dan dengan kesepakatan bersama. Akhirnya kami memilih pencak silat dengan pengemasan editingnya menggunakan teknik chromakey. Terdapat seorang talent dengan kostum seragam pencak silat, dimana dia melakukan adegan pencak silat, sesuai naskah/skenario. Kami mengangkat pencak silat sebagai seni dan budaya indonesia yang wajib untuk dilestarikan. Dimana pencak silat sekarang ini tidak hanya menjadi budaya saja, tetapi juga menjadi salah satu olahraga internasional yang dipertandingkan.

Kami berharap, melalui video kreatif ini semua kalangan umum dapat memahami seperti apa itu pencak silat. Baik dari manfaatnya dan keindahan di tiap gerakannya. Dimana manfaatnya ini dapat memberikan kesehatan jasmani dan rohani.

B. Synopsis

Pada suatu ketika, seorang petarung sedang berlatih di sebuah pantai berdebur ombak yang menggunung. Dia melatih kemampuan silatnya. Matahari semakin memuncak memperlihatkan senyum gagahnya. Satu demi satu, jurus-jurus pencak silat dia pelajari. Ilmu yang diberikan gurunya ia latih di atas pasir pantai yang menguning. Pencak silat melahirkan dia menjadi petarung tangguh yang tak lelah ia pelajari jurus-jurusnya.

Pencak silat merupakan salah satu budaya yang terdapat di indonesia. Sampai saat ini pencak silat tetap diminati oleh berbagai kalangan muda hingga tua. Salah satu budaya yang juga digemari hingga mancanegara ini, membuat pencak silat lain bermunculan, dan hingga sekarang pencak silat sudah populer dikalangan masyarakat indonesia.

C. Storyboard

(4)

PROSES KREATIF A. Proses Produksi

1. Pra Produksi

a. Pembentukan crew

Pra Produksi merupakan poses awal dalam pembuatan video kreatif “PENCAK SILAT” ini. Dimana diawali dengan pembentukkan kelompok. Setelah pembentukkan kelompok, diadakan pembagian job disc atau tugas masing-masing per divisi.

b. Pencarian Ide

Setelah terbentuknya kelompok dan pembagian job disc, setiap anggota melakukan briefing awal untuk penentuan konsep dan ide. Dalam proses ini setiap ide yang masuk dari setiap crew langsung di tampung dan didiskusikan untuk menentukan cerita dan film seperti apa yang akan dibuat. Ide yang sudah ditentukan akan diolah menjadi sebuah cerita dengan synopsis oleh penulis naskah, setelah disetujui sutradara dan produser, synopsis akan dikembangkan menjadi sebuah naskah dan siap untuk diubah kedalam visual.

c. Pencarian Talent

Setelah ide didapat, selanjutnya adalah mencari seorang talent sebagai pemain dalam video. Dimana sang talent yang dicari haruslah sesuai dengan standart dan criteria dalam cerita dan naskah.

c. Hunting dan Survey Lokasi

Melakukan hunting dan survey lokasi merupakan hal selanjutnya yang di kerjakan. Tempat atau lokasi pengambilan gambar yang dipilih sesuai dengan konsep yang ditentukan sebelumnya.

d. Mencari Referensi

Referensi digunakan untuk pembelajaran serta sebagai acuan untuk pembuatan video ini, agar video ini lebih menarik dan dapat dipahami dengan mudah.

e. Persiapan Bahan dan Peralatan

Selanjutnya dilakukan penyiapan bahan baku serta peralatan yang akan kami gunakan pada saat produksi nantinya. Hal ini berguna untuk memeriksa kondisi peralatan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

(5)

2. Produksi

Setelah proses Pra Produksi, selanjutnya adalah Produksi dimana hal yang dilakukan adalah proses pengambilan gambar atau syuting sesuai dengan naskah.

3. Pasca Produksi a. Proses Editing

Setelah pengambilan gambar tahapan selanjutnya, yaitu proses editing. Di dalam proses ini semua video dan audio di olah dan di edit untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

Pertama, kami melakukan pemilihan atau pengecekan peralatan yang dibutuhkan dalam editing sperti computer, mouse, keyboard, headset atau speaker dan software. Setelah peralatan dipastikan cukup memadai, selanjutnya kami melakukan capturing atau memindah seluruh data yang dibutuhkan seperti materi video, audio, gambar dan sebagainya kedalam satu folder pada computer edit sehingga mempermudah proses editing.

Proses editing diawali dengan memasukkan seluruh materi yang telah disortir ke dalam palet project yang ada pada software editing. Software yang digunakan dalam proses ini adalah Adobe Premiere CS 6, hal didasarkan pada kemampuan edit kami yang cukup menguasai software tersebut. Setelah itu, materi edit dimasukkan ke timeline software dan mulai melakukan penataan serta cutting materi. Setelah cutting materi dirasa cukup baik kami melanjutkan dengan menambah transisi serta opening video, opening title, closing title dan juga audio. Dalam editing ini audio juga diberikan transisi secukupnya sehingga pergantian audio tidak begitu buruk atau terkesan kontras.

Setelah proses editing selesai, maka melanjutkannya dengan merender project tersebut kedalam satu format video .avi. Format ini dipilih karena paling sesuai dengan hasil akhir dan memiliki kualitas cukup baik dengan kapasitas tidak terlalu berat.

b. Membuat Laporan

Laporan ini dibuat untuk menjelaskan detail dan proses kreatif yang kami lakukan, serta mempertanggungjawabkan semua hasil produksi hingga pasca produksi.

(6)

B. Property

Costume

 Baju Silat berwarna hitam (milik talent) Aksesoris

 Sabuk warna putih Make up  Cermin  Sisir  Tisu Peralatan Produksi  Kamera “CANON 550 D”  Tripod  Green Screen  Laptop  Kartu Memory 16Gb

 2 buah terminal stop kontak

 4 buah Lighting (2 buah lampu blonde, dan 2 buah lampu red head)

 2 buah filter (kertas kalkir) Peralatan Pendukung

 Tali rafia

 Jarum

 Klip

C. Tim Produksi

Adapun tugas dan job disc yang terbagi dalam kelompok ini adalah sebagai berikut : Produser : Ella Yuliatik

Sutradara : Tetty Ikawati Penulis Naskah : Dewi Karina Lighting : Shelma Shalindri Penata Artistik : Tamara Geraldine Kameraman : Tetty Ikawati Editor : all crew

(7)

D. Jadwal Produksi

No Tanggal Kegiatan

1 Senin, 22 September 2014

Pra Produksi : - Pembagian job disc

- Penentuan konsep dan ide cerita

2 Selasa, 23 September 2014

Pra Produksi : - Pembuatan naskah

- Peminjaman alat dan ruang / lokasi - Pencarian Talent

3 Rabu, 24 September 2014 Produksi

4 Kamis, 25 September 2014

Pasca Produksi : - Editing Video -Pembuatan Laporan

E. Lokasi

Dalam produksi dengan teknik Green Screen ini, kami menggunakan 2 lokasi dalam video ini.

- Lokasi pertama sebagai tempat produksi/syuting pengambilan gambar. Dimana syuting kami lakukan di ruang studio kampus ISI Surakarta yang bertempat di Gd 4,lt 2 Kampus II Mojosongo. Dengan menggunakan studio kami bisa dengan lebih leluasa meng-set alat dan property green screen.

- Lokasi kedua merupakan lokasi yang menjadi backgroundpengganti layar hijau pada video. Dimana kami memilih lokasi pantai, lokasi ini juga tidak langsung kami ambil gambarnya, tetapi kami memilih untuk men-download video pantai ini.

F. Konsep Kreatif Editing 1. Aspect Ratio

Kami memilih aspect ratio 16:9, dimana dengan ukuran ini video bisa digunakan pada format HDTV, Laptop, DVD / CD, Televisi HDTV, dan TV Analog. Sehingga bisa ditayangkan dalam bentuk apapun, dan tidak terbatas untuk penayangan pada TV saja. Juga dengan ukuran 16:9 yang dirasa lebih lebar (disbanding 4:3), background pantai pada video akan terlihat landscape pemandangan, tetapi juga mempertahankan detail gerakan sang pendekar.

(8)

2. Durasi

Durasi pada video adalah 2 menit, yang mana termasuk opening title hingga credit title. Durasi ini hanya sebentar sebab hanya menampilkan dan menekankan gerakan beladiri saja, tanpa ada adegan tambahan apapun.

3. Cutting

Dalam video ini, kami memotong setiap gambar dengan memilih per adegan pada saat pergantian jurus / gerakan. Dimana pada tiap jurus, terdapat gerakan awalan yang memuncak dan berakhir hingga gerakan lambat/istirahat. Dan dilanjutkan kembali dengan jurus selanjutnya. Ditiap gerakan ini akan lebih dijelaskan pada bab „Hasil Karya‟.

Selain pemotongan pada gerakan ditiap jurus, kami juga menekankan pada beberapa adegan yang dirasa perlu dengan men-close up wajah dan ekspresi pemain.

4. Chroma key

Pada saat produksi, kami menggunakan teknik Green Screen, yaitu penggunaan layar hijau sebagai background pada subjek. Selanjutnya dalam proses editing, kami menggunakan background warna hijau tersebut menjadi background yang kami inginkan menggunakan teknik Chroma key. Teknik ini secara otomatis menghilangkan warns hijau. Dan meletakkan background pengganti di track pertama (1), sehingga background warna hijau langsung berganti menjadi background yang sudah kami siapkan.

Kami memilih background pantai untuk menyesuaikannya dengan naskah yang telah disepakati sebelumnya. Dimana pada naskah, bercerita tentang latihan dari seorang pendekar. Tempat latihan inilah, kami memilih tempat outdoor/luar ruangan, sehingga akan terasa latihan yang dijalani sang pendekar ini lebih „liar‟. Tempat pantai juga akan terasa lebih terbuka pemandangannya dengan deburan ombak yang menyesuaikan pada curahan gerakan yang „kuat‟ dari sang pendekar.

5. Audio

Pada video ini, kami menggunakan 2 audio yang berbeda, audio pertama digunakan untuk mengiringi adegan gerakan pencak, sedangkan audio kedua mengiringi credit title/closing title.

Pada video ini, suara tidak muncul pada opening video. Namun audio baru terdengar pada bagian opening title yang di dalamnya ternapat nama anggota kelompok. Audio background ini kemudian mengiringi gerakan adegan pada video hingga adegan selesai.

(9)

Sedangkan pada credit title sebagai penutup menggunakan audio yang berbeda berupa music instrumental.

Kami memilih audio dengan suara music gamelan sebagai ilustrasi music sekaligus music pengiring setiap adegan, sebab music gamelan merupakan sebuah budaya nusantara yang juga berkaitan dengan dunia pencak silat.

6. Caption Title

Dalam karya ini sama sekali tidak menggunakan caption title yang muncul pada atau ketika adegan berlangsung, akan tetapi kami menggunakan opening title dan closing title yang cukup mewakili caption title.

7. Transisi

Dalam teknik editing ini menggunakan teknik yang cukup sederhana. Tidak terlalu banyak transisi yang digunakan mengingat adegan yang terjadi adalah adegan aksi yang berjalan secara langsung. Transisi yang digunakan kebanyakan adalah cut to cut atau memotong gambar dan menyambungnya secara langsung tanpa menambah transisi, transisi lainnya yaitu dip to black yang digunakan sebagai transisi antara opening video dengan opening title dan juga pada beberapa potongan adengan.

(10)

HASIL KARYA

( 00.00.02 ) Logo ISI Surakarta

( 00.00.09 ) Opening Title

nama-nama anggota kelompok

( 00.00.15 )

Kemunculan awal Sang Pendekar

( 00.00.19 )

Gerakan mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa

( 00.00.22 )

Gerakan „hening‟ setelah syukur

( 00.00.28 )

(11)

( 00.00.36 )

Gerakan Persiapan memukul

( 00.00.49 )

Gerakan kuda – kuda atas yang mengulur waktu penyerangan

( 00.00.55 )

Gerakan Kuda – Kuda bawah sebelum posisi berdiri

( 00.00.59 )

Gerakan serangan memukul dari bagian samping tubuh

( 00.01.02 )

Gerakan antisipatif sebelum melakukan penyerangan

( 00.01.10 )

Gerakan setelah adegan serangan yang mengulur serangan

(12)

( 00.01.21 )

Gerakan kuda – kuda sekaligus perlindungan diri sebelum

menyerang

( 00.01.35 )

Gerakan jatuh bawah utuk menghindari serangan

( 00.01.40 )

Gerakan B dobel atau tendangan atas untuk melawan penyerang

( 00.01.50 )

(13)

KENDALA & SOLUSI A. Pra Produksi

1. Kurangnya komunikasi dan waktu yang tepat untuk kumpul antar anggota kelompok, sehingga persiapan dan penentuan ide&konsep tidak matang.

Solusi, intruksi, berbagi tugas, dan penyampaian saran disampaikan lewat sms dan bbm. 2. Kesulitan dalam mencari peralatan green screen.

Solusi, kami meminjam kepada staff pengajar di kampus ISI Surakarta, yaitu Pak Gito. 3. Kesulitan saat mencari talent/pemain pengganti, karena talent yang ditentukan pertama tiba-tiba tidak bisa melakukan produksi.

Solusi, saat talent pertama tidak bisa datang pada H-1 produksi, kami terpaksa mencari kembali talent yang ada. Dengan mencari pada kenalan-kenalan kami, dan akhirnya kami menemukan seorang teman dari kenalan Sutradara yang akhirnya mau untuk membantu menjadi talent.

B. Produksi

1. Karena seluruh anggota merupakan perempuan, kami tidak bisa menge-set ruang studio dengan benar, seperti memasang green screen dan lighting.

Solusi : Untuk menyelesaikan kendala ini kami berusaha semampu mungkin hingga

akhirnya meminta bantuan dari teman kelompok lain untuk menge – set secara bersamaan. 2. Pemasangan green screen mengalami kendala karena tidak memiliki tiang penyangga, sehingga masih terdapat lekukan dan kerutan pada kain (hal ini akan berdampak pada proses editing)

3. Awalnya kami menggunakan 3 buah lampu (Key,Fill,Back Light), tetapi masih terdapat bayangan yang sangat jelas tercetak pada layar green screen. Sehingga kami kesulitan menyesuaikan lampu untuk menghilangkan bayangan ini.

Solusi : untuk menyelesaikan kendala ini akhirnya kami menambah satu lagi lampu blonde dan mengubah pola peletakan lampu sehingga bayangan tidak begitu terlihat seperti sebelumnya.

4. Gerakan dari „Pencak Silat‟ ini bergerak secara „bebas‟, maka banyak beberapa gerakan yang bocor dan melewati area green screen. Karena green screen yang kami gunakan hanya berupa kain persegi panjang, dan bahkan tidak memenuhi setengah ruangan.

(14)

Solusi : Untuk menyelesaikan kendala ini akhirnya kami mengarahkan talent untuk tidak melewati batas yang telah ditentukan. Selain itu juga dilakukan pengulangan dan pengambilan gambar berkali – kali.

C. Pasca Produksi

1. Karena menggunakan 4 lampu, hasil pencahayaan pada wajah talent menjadi sangat terang. Sedangkan background yang disiapkan sebagai pengganti layar hijau adalah video pantai yang tidak begitu cerah. Sehingga saat penyatuan 2 video, terangnya wajah talent tidak sesuai dengan kecerahan background dibelakangnya.

Solusi : untuk mensiasati kendala tersebut, dalam proses editing ditambahkan beberapa video efek seperti control image dan efek lighting sehingga cahaya yang begitu terang dapat diminimalisir.

2. Kesulitan saat penyambungan beberapa potongan video yang „di cutting‟ di tengah-tengah adegan, dan karena posisi talent pada pemotongan adegan berubah-ubah. Sehingga penyatuan video terasa kurang sesuai.

Solusi : untuk menyelesaikan kendala ini dilakukan beberapa kali cutting hingga dirasa cutting sudah cukup pas. Namun dari beberapa kali cutting yang dilakukan ini menimbulkan kendala baru yaitu pertambahan waktu edit yang semakin panjang sedangkan sudah ada deadline pengumpulan.

3. Kurangnya waktu yang diberikan saat mengedit, sehingga hasil video tidak bisa diperbaiki dan ditambahi.

(15)

BEHIND THE SCENE

Berikut adalah beberapa dokumentasi behind the scene yang hanya diambil dari bagian produksi. Gambar – gambar ini mewakili apa saja yang kami lakukan pada saat produksi.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Amennyiben hasonló mértékben agglomerált területeken hasonlítjuk össze a jövedelem és az ingatlanárak kapcsolatát (4-5. oszlop), akkor minden pozitív összefüggés

Sehubungan dengan telah selesainya pembuktian kualifikasi penimbunan dan pengur ugan halaman gedung kantor Pengadilan Tipikor Palangka Raya Tahun Anggar an 2014, maka ber

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Lumbis pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja. • guru dan

diambil diambil yang yang masa masa dilalui dilalui yang yang  jarak  jarak 10. Min = Min = data data  bilangan  bilangan data data nilai nilai  t  t amb ambah ah hasil hasil 11. Min

Pemilihan konfigurasi jenis Co-Axial ini mengacu pada pendapat (Topfl, 2006) bahwa konfigurasi letak dari elektroda yang berdasarkan coaxial treatment chamber

Jenis penelitian kedua adalah hasil pengamatan terhadap keaktifan belajar peserta didik selama kegiatan berlangsung. Adapun observasi keaktifan peserta didik

Perancangan kursi loby home stay bahan kayu memiliki keunikan yang mampu mengangkat promosi sebuah bisnis. Perancangan kursi yang disiapkan untuk loby tersebut memuat bahan