Pembinaan Jabatan Fungsional
Berdasarkan PP No. 11 Tahun 2017
tentang Manajemen PNS
Yulina Setiawati NN, SH, MM
OUTLINE
II.
Manajemen
PNS
III. Pembinaan
JFT
IV.
Penutup
I.
Pendahuluan
I.
Sasaran RB 1.Terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; 2.Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; 3.Meningkatnya kualitas pelayanan publik. TATANAN REGULASI 1.RUU ITE – UU. No. 11/2008 2.RUU OMBUDSMAN – UU
No. 38 Tahun 2008
3.RUU Pelayanan Publik – UU No. 25/2009
4.RUU ASN – UU No. 05/2014 5.REVISI UU No. 32 Tahun
2004 – UU No. 23/2014
6.RUU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN – UU No. 30/2014
.
8 Area Perubahan di Instansi 1.Organisasi;
2.Tatalaksana;
3.Peraturan Perundang-undangan; 4.Sumber Daya Manusia Aparatur; 5.Pengawasan;
6.Akuntabilitas; 7.Pelayanan publik;
8.Mindset dan cultural Set Aparatur. Program Nasional
PNS Facts and Figures, Des 2016
3.08%
PNS terhadap Angkatan
Kerja
(118.19 juta)
4.498.643
Jumlah PNS per Desember
2016
PNS Pusat : 20.94%
PNS Daerah : 79.06%
-0.44%
Rata-rata pertumbuhan
per tahun 2010-2015
Rata-rata
45 tahun
47 tahun
Median
51 tahun
Modus
BUP 2016-2020
752.271 PNS
Tingkat Pendidikan PNS
Rendah : 28.32%
Menengah : 20.09%
Tinggi : 51.59%
13.71%
PNS diatas 55 Tahun
10.6% Struktural
51.13% JFT
38.27% JFU
Jenis
Jabatan
Pria
Wanita
Jumlah
Struktural
332.112
144.462 476.574
Fungsional
Tertentu
914.325 1.386.025 2.306.048
Fungsional
Umum
1.049.743
671.976 1.716.021
Jumlah
2.296.180 2.202.463 4.498.643
Jumlah PNS menurut Jenis Jabatan dan Gender
14,46%
39,82%
45,72%
6,56%
62,93%
30,51%
Struktural
Fungsional
Tertentu
Fungsional
Umum
Wanita
Pria
2. UU No 8/1974
3. UU No 43/1999
4. UU No 5/2014
1. UU No 18/1961
Transformasi Manajemen ASN
1. Personal Administratif
2. Personal Manajemen
3. Human Resource Management
4. Human Capital Management
1. Recruitment
2. Placement and promotion
3. Performance-based Mgt./
SKP
4. Core competency training
5. Welfare dan Renumerasi
1. Deregulasi
2. Law Enforcement
3. Reward and Punishment
4. De-kooptasi dengan
politik
5. Minimalisasi spoiling
system
6. Wasdal/supervisi
1. Sistem Informasi
Kepegawaian
2. Pemanfaatan TIK
(e-office, e-gov dan i-gov)
3. Transparansi dan
akuntabilitas
4. Efektivitas dan efisiensi
5. Simplifikasi proses
1. Restrukturisasi organisasi (right sizing; flat org.)
2. Service Delivery 3. OutcomesOriented 4. Mind-set dan Culture set 5. Strong commitment
Reformasi Bidang Kepegawaian
SDM Aparatur
Penataan
Organisasi/Bis
nis Proses
Modernisasi Pelayanan
DRIVING FACTORS
PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaan SDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi mismacht
Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional
Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta
Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah
Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity Tsunami Pensiun
VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA
DI ERA UU ASN
VISI
•
Mewujudkan
Aparatur Sipil
Negara yang
memiliki
integritas,
profesional,
melayani dan
sejahtera
MISI
•
Memindahkan
Aparatur Sipil
Negara dari
Comfort Zone
ke
Competitive
Zone
PRINSIP DASAR MERIT SISTEM
a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi Jabatan;
b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan ABK;
c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola karir,
dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta;
e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian
kinerja yang objektif dan transparan;
f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
g.merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan kompetensi sesuai
hasil penilaian kinerja;
h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan penyalahgunaan
wewenang; dan
i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat
diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
II.
Prinsip
Mengikuti Siklus Anggaran
Menggunakan aplikasi
yg bersifat elektronik
Berdasarkan
ANJAB dan
ABK
Untuk jangka
waktu 5 tahun
(dirinci per tahun)
Usulan Maksimum
disampaikan akhir
Maret Th
sebelumnya atau
April bila ada
perubahan
anggaran
Jumlah dan jenis
JA, JF, dan JPT
Berdasarkan Prioritas
Pembangunan
Nasional
Ditetapkan oleh Menteri PANRB setelah
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan
RI dan pertimbangan teknis Kepala BKN
Instansi
Kemen
Keuangan
Menpan
RB
BKN
2. PERTEK
Tembusan Usul
3. PENDAPAT
1. USUL
Maret-April
Juli
Mei tahun berjalan
Mei
PERENCANAAN
• Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNS
• Ketua Kepala BKN
PENGUMUMAN LOWONGAN
• Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari kalender sblm tgl penerimaan lamaran
PELAMARAN
• Harus memenuhi persyaratan administrasi
• Pendaftaran dengan online
• Batas usia melamar untuk jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Presiden adalah 40 tahun
SELEKSI DAN PENGUMUMAN HASIL SELEKSI
• Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang dilakukan dengan CAT
• Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
PENGANGKATAN DAN MASA PERCOBAAN CPNS
• Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis dari Kepala BKN
• Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun
• Harus ikut diklat prajabatan 1x, apabila tidak lulus diberhentikan sebagai CPNS
• Apabila mengundurkan diri dimasa percobaan ybs dikenakan punishment tidak boleh ikut test CPNS untuk waktu tertentu
SUMPAH PNS
• Setelah diangkat sebagai PNS oleh PPK maka diharuskan mengangkat sumpah sesuai agama atau kepercayaannya
PANGKAT &
JABATAN
1. Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.
2. Nomenklatur jabatan & pangkat JPT Maya & Utama oleh Presiden, JPT Pratama dan Jabatan Administrator oleh PPK dengan pertimbangan Menpan
3. Pengangkatan dalam jabatan Administrator dilaksanakan dengan pertimbangan Tim Penilai Kinerja
4. Pengangkatan Jabatan Fungsional melalui pengangkatan pertama, pengangkatan perpindahan dari jabatan lain, pengangkatan penyesuaian (inpassing), dan promosi.
5. Pengangkatan JPT dilakukan secara terbuka dan kompetitif dan dapat diisi dari kalangan non-PNS (JPT utama dan Madya) kecuali Instansi yang sudah melaksanakan merit sistem.
6. PPK dilarang mengisi jabatan yang lowong dari calon JPT yang lulus dari JPT lain.
7. Presiden dapat mengangkat JPT Utama melalui penugasan dan penunjukan langsung.
8. Mutasi antar JPT dapat dilakukan dengan uji kompetensi dari pejabat yang ada dengan syarat 1 klasifikasi jabatan, memenuhi standart kompetensi & menduduki jabatan min 2 tahun maksimal 5 tahun
9. Pejabat Fungsional dilarang rangkap jabatan dengan jabatan administrasi atau jabatan pimpinan tinggi kecuali yang kompetensinya sama
10. JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh Prajurit TNI dan Anggota Polri.
Transformasi Pangkat PNS
GOL. RUANG IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/d I/c I/b I/aKONVERSI
ADMINISTRATOR
1. berstatus PNS;
2.kualifikasi dan paling rendah diploma IV atau S1;
3. integritas dan
moralitas yang baik;
4.pengalaman dalam
Jabatan pengawas
minimal 3 tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan
pengawas sesuai
dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
5.penilaian prestasi kerja minimal baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
6.memiliki Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural
sesuai standar
kompetensi;
7. sehat jasmani dan rohani.
PENGAWAS
1.berstatus PNS;
2.kualifikasi dan paling rendah diploma III atau yang setara;
3.integritas dan moralitas yang baik;
4.pengalaman dalam
Jabatan pelaksana
minimal 4 (empat) tahun atau JF yang setingkat
dengan Jabatan
pelaksana sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
5.penilaian prestasi kerja minimal baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
6.memiliki Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural sesuai standar kompetensi;
7.sehat jasmani dan
rohani.
PELAKSANA
1.berstatus PNS;
2.kualifikasi dan tingkat pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;
3.mengikuti dan lulus
pelatihan terkait
dengan bidang tugas
dan/atau lulus
pendidikan dan
pelatihan terintegrasi; 4.memiliki integritas
dan moralitas yang baik;
5.Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Sosial Kultural sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan; dan 6.sehat jasmani dan
rohani.
Persyaratan Pengangkatan
Jabatan Administrator
PERSYARATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
Dari Kalangan
PNS
utama
madya
pratama
1.
Minimal D-IV/S-1
2.
Memiliki kompetensi yang
diperlukan
3.
Memiliki pengalaman di
bidang
jabatan
secara
kumulatif min
10 thn
4.
Sedang
atau
pernah
menduduki
JPT Madya/JF
Ahli Utama
min 2 thn
5.
Memiliki rekam jejak dan
integritas yg baik
6.
Usia max
58 thn
7.
Sehat jasmani dan rohani
1.
Minimal D-IV/S-1
2.
Memiliki kompetensi yang
diperlukan
3.
Memiliki pengalaman di
bidang
jabatan
secara
kumulatif min
7 thn
4.
Sedang /pernah menduduki
JPT Pratama/JF Ahli Utama
min 2 thn
5.
Memiliki rekam jejak dan
integritas yg baik
6.
Usia max
58 thn
7.
Sehat jasmani dan rohani
1.
Minimal D-IV/S-1
2.
Memiliki
kompetensi
yang diperlukan
3.
Memiliki pengalaman di
bidang jabatan secara
kumulatif min
5 thn
4.
Sedang
/pernah
menduduki
Administrator/JF
Ahli
Madya
min 2 thn
5.
Memiliki rekam jejak dan
integritas yg baik
6.
Usia max
56 thn
Persyaratan dari Non PNS
No JPT Utama JPT Madya
1 warga negara Indonesia; warga negara Indonesia;
2 kualifikasi pendidikan minimal S2; memiliki kualifikasi pendidikan minimal S2;
3 Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
Kompetensi Teknis, Manajerial, dan Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang dibutuhkan;
4
pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat 15 (lima belas) tahun;
pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat 10 (sepuluh) tahun;
5 bukan anggota atau pengurus partai politik palingsingkat 5 (lima) tahun sebelum pendaftaran; bukan anggota/pengurus partai politik palingsingkat 5 (lima) tahun sebelum pendaftaran; 6 tidak pernah dipidana dengan pidana penjara; tidak pernah dipidana dengan pidana penjara; 7 memiliki rekam jejak Jabatan, integritas, dan
moralitas yang baik;
memiliki rekam jejak Jabatan, integritas dan moralitas yang baik;
8 usia maksimal 58 (lima puluh delapan) tahun; Usia maksimal 58 (lima puluh delapan) tahun;
9 sehat jasmani dan rohani; dan sehat jasmani dan rohani; dan
10
tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, prajurit TNI, anggota Kepolisian atau pegawai swasta.
tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat dari PNS, prajurit TNI, anggota Kepolisian atau pegawai swasta.
PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA
KARIER, PROMOSI DAN MUTASI
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
• kejelasan dan kepastian karier kepada PNS
• berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah
• Dilakukan melalui mutasi dan/atau promosi PENGEMBANG
AN KARIER
• Diklat, seminar, kursus, penataran, sekolah/pelatihan kader dan magang
• paling kurang 20 jam pelajaran dalam 1 tahun
• Prinsip Dasar: PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama didasarkan pada penilaian kinerja dan penilaian kompetensi
• Diklat Pim (Madya, pratama, Administrator, Pengawas)
• Diklat tingkat nasional PENGEMBANG
AN KOMPETENSI
• Berdasarkan standar jabatan dan standar kompetensi jabatan
• Pola karier nasional dan Instansional.
• Berbentuk horizontal, vertikal dan diagonal
• Prinsip Dasar: untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan penyelenggaraan tugas-nya
POLA KARIER
• Instansi menyusun perencanaan mutasi
• Atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier
• paling cepat 2 tahun dan paling lama 5 tahun
• Mutasi antar kota/kab dalam provinsi oleh Gubernur dengan pertimbangan BKN
• Mutasi kab/kota antar provinsi oleh Mendagri dengan pertimbangan BKN
• Mutasi proc/kab/kota ke pusat dan antar instansi pusat oleh BKN PROMOSI DAN
KONSEP KOMPETENSI ASN MENURUT JABATAN
TEKNIS
SOSIAL
KULTURAL
MANAJERIAL
JPT
JA
JF
POLA KARIR ASN
MADYA
KETRAMPILAN
PPPK
PNS
PPPK
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
KEAHLIAN
JABATAN FUNGSIONAL
UTAMA
POSISI
KARIER
PERPINDAHAN PEGAWAI ASN
MADYA
KETRAMPILAN
VERTIKAL
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
KEAHLIAN
JABATAN
FUNGSIONAL
UTAMA
HORIZONTAL
VERTIKAL
DIAGONAL
PENILAIAN KINERJA
(1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan
tingkat
unit
atau
organisasi,
dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan
manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
(4) Penilaian kinerja PNS dilakukan oleh atasan
langsung dari PNS atau pejabat yang ditentukan
oleh PyB.
• Untuk
menjamin
terpeliharanya
tata
tertib
dalam
kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS
• Instansi pemerintah wajib
melaksanakan
penegakan
disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya
peningkatan disiplin
• PNS
yang
melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin
• Hukuman disiplin dijatuhkan
oleh pejabat yang berwenang
menghukum
PENGHARGAAN
• Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada PNS berdasarkan pada
penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam menjalankan
tugas jabatannya
• Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi diberikan
kepada PNS yang mempunyai nilai prestasi kerja yang sangat baik,
memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi pada organisasi
Penghargaan berupa :
a. Tanda Kehormatan
b. Kenaikan pangkat istimewa
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan
Didasarkan
atas
kesetiaan,
pengabdian,
kecakapan,
kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya
1.Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
2.Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia
Pensiun
3.Perampingan
Organisasi
atau
Kebijakan
Pemerintah
4. Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi anggota/pengurus parpol
9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
10. Selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
negara
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
1
• DIANGKAT MENJADI PEJABAT
NEGARA
2
• DIANGKAT MENJADI
KOMISIONER/ANGGOTA LNS
3
• DITAHAN KARENA MENJADI
TERSANGKA TINDAK PIDANA
Yang Berhak Pensiun
• PNS meninggal dunia
• APS masa kerja 20 tahun, usia minimal 45 tahun
• BUP dengan masa kerja minimal 10 tahun
• Perampingan organisasi, usia minimal 50 tahun masa kerja
10 tahun
• Keadaan jasmani karena disebabkan dalam dinas tanpa
melihat masa kerja dan usia
• Keadaan jasmani bukan dikarenakan dinas masa kerja
minimal 4 tahun
• Diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri usia minimal 50 tahun dan masa kerja minimal 20
tahun
Hak Kepegawaian
1. Uang tunggu untuk tahun pertama
100% gaji, 80% dari gaji untuk
tahun-tahun berikutnya.
2.
Perampingan
organisasi
tidak
disalurkan setelah uang tunggu,
jika masa kerja 10 tahun diberikan
uang pengabdian 6 x gaji terakhir
3. Diberhentikan sementara karena
ditahan = 50% x penghasilan
jabatan
4. PNS MPP menerima penghasilan
5. PNS
mencapai
BUP
putusan
pengadilan belum inkracht maka
diberi 75% x pensiun yang akan
diterima
PERLINDUNGAN
dalam
perkara
yang dihadapi di
pengadilan terkait
pelaksanaan
tugasnya
diberikan on
top dari
program
jaminan
sosial
nasional
CUTI
• Cuti Sakit, Cuti Melahirkan, Cuti Karena Alasan Penting, dan Cuti Bersama berlaku pula untuk Calon Pegawai Negeri Sipil
• Cuti Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Pejabat Negara, Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang dijabat oleh bukan Pegawai Negeri diatur dalam peraturan tersendiri.
• Lamanya hak atas cuti tahunan adalah 12 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja
• Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan lebih dari 2 (dua) tahun atau lebih berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 hari kerja
• guru dan dosen yang mendapat liburan disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan
CUTI TAHUNAN
• PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 bulan
CUTI BESAR
• PNS yang sakit lebih dari 1 hari sampai dengan 14 hari berhak atas cuti sakit
• Hak atas cuti sakit dapat diberikan paling lama 1 tahun & dapat ditambah untuk paling lama 6 bulan • PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 1/2 (satu
setengah) bulan
CUTI SAKIT
• Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan
CUTI MELAHIRKAN
• Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting paling lama 1 bulan
CUTI KARENA ALASAN PENTING
• Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan;
• PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan
CUTI BERSAMA
• PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara paling lama 3 (tiga) bulan
KETENTUAN
PERALIHAN
•
CPNS
yang
belum
prajab
wajib
ikut
prajab
berdasarkan PP ini paling lambat 07 April 2018.
•
Ketentuan Pangkat dan golongan ruang tetap berlaku
sampai PP Gaji yang baru.
•
Pejabat administrator yang belum S1 atau D4 dalam 5
tahun harus sudah S1 atau D4
•
Jabatan Fungsional Madya yang usia diatas 60 tahun,
yang sebelumnya BUPnya 65 tahun, maka BUPnya
tetap 65.
•
Jabatan Fungsional Ahli Pertama, Muda, Penyelia
yang diangkat setelah 7 April 2017 BUPnya 58 Tahun
•
Jabatan Administrator, Jabatan Pimpinan Tinggi yang
telah melaksanakan tugas jabatan fungsional sebelum
PP berlaku, dapat diangkat melalui inpassing nasional
•
Jabatan Pimpinan Tinggi yang belum memenuhi
syarat jabatan berdasarkan PP ini wajib memenuhi
syarat paling lama 2 tahun
•
PNS yang sedang diberhentikan sementara tetap
menerim penghasilan sampai selesai pemberhentian
sementara
•
PNS yang sedang cuti, sisa masa cutinya berlaku
sesuai PP ini.
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut
15
Peraturan
Pemerintah
Memberlakukan
Peraturan
Pelaksana
yang
ada
yang
mengatur
penyusunan
kebutuhan, pengadaan, pangkat,
jabatan, pengembangan karier,
pola
karier,
promosi,
mutasi,
penilaian kinerja, penggajian &
tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun,
THT,
perlindungan
sepanjang
tidak bertentangan atau belum
diganti
PP yang
dicabut dan
dinyatakan
tidak berlaku
(Psl 362)
1. PP Nomor 4 Tahun 1966 tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara
Pegawai Negeri
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
PNS
3. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
4. PP Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urutan
Kepangkatan PNS
5. PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian
PNS
6. PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional PNS
7. PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang
Menduduki Jabatan Rangkap
8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS
9. PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
PNS
10. PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat PNS
11. PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural
12. PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
dan PNS
13. PP Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan
Status Anggota TNI dan Anggota POLRI Menjadi
PNS Untuk Menduduki Jabatan Struktural
14. PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
PNS
15. PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian
PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat
No
Pasal
Nama Perka
1
Pasal 11
Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan
Kebutuhan PNS
2
Pasal 45
Petunjuk Teknis Pengadaan PNS
3
Pasal 63
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan
Sumpah/Janji Jabatan Administrator dan
Jabatan Pengawas
Perka BKN No.7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelantikan Dan
Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas, Jabatan Fungsional, Dan Jabatan Pimpinan Tinggi
4
Pasal 93
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan
Sumpah/Janji JF
5
Pasal 141
Tata Cara Pelantikan dan Pengambilan
Sumpah/Janji Jabatan Pejabat Pimpinan
Tinggi
6
Pasal 197
Tata Cara Pelaksanaan Mutasi
7
Pasal 260 ayat (5)
Sistem Informasi Manajemen Pemberhentian
dan Pensiun
8
Pasal 341
Tata Cara Pemberian Cuti
9
Pasal 350 ayat (5)
Tata Cara Masa Persiapan Pensiun
10
Kewenangan Atribusi
Tata Cara Pemberhentian PNS
11
Kewenangan Atribusi
Pengangkatan Dalam Jabatan Administrasi
III. Pembinaan Jabatan
Fungsional Tertntu
JUMLAH JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
No Instansi Guru Dokter Pendidik Dokter Klinis
Dokter
Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi
Tenaga Kesehatan Lainnya Fungsiona l Tertentu Lainnya Jumlah 1 Pusat 138,069 2,760 924 653 872 14,352 467 5,553 166,055 329,705 2 Daerah 1,577,135 21,275 480 6,264 74,943 142,884 9,463 63,693 80,206 1,976,343 Jumlah 1,715,204 24,035 1,404 6,917 75,815 157,236 9,930 69,246 246,261 2,306,048
TREND
PERTUMBUHAN
JABATAN
FUNGSIONAL
43 INSTANSI PEMBINA
JFT
TERAMPIL
AHLI
JABATAN FUNGSIONAL2012
110 jenis2013
124 jenis2014
142 jenis 2.303.887 org2015
142 jenis 2.306.048 org2016
147 jenis 2.285.264 org2017
153 Jenis 2.276.925Jenjang Jabatan Fungsional
Utama
•
Profesional Tertinggi
Madya
•
Profesional Tinggi
Muda
•
Profesional Tingkat Lanjutan
Pertama
•
Profesional Tingkat Dasar
Penyelia
•
Koordinasi Ketrampilan
Mahir
•
Ketrampilan
Terampil
•
Lanjutan Ketrampilan
Pemula
•
DasarKetrampilan
42
TUJUAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL
1. PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS
2. PENINGKATAN KARIER PNS
3. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UNIT KERJA
4. PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA PNS
Klasifikasi Jabatan Fungsional
(Rumpun : Keppres 87/1999)
1. Fisika Kimia 2. Matematika Statistika3. Kekomputeran
4. Arsitek,
Insinyur
5. Penelitian
Rekayasa
6. Ilmu Hayat 7. Kesehatan 11. Operator Alat Optik & Elektronik 12. Teknisi Pengontrol Kapal & Pesawat 13. Pengawas Kualitas Dan Keamanan 14. Angkutan & Anggaran 24. Keagamaa n 25. Politik & Hubungan Luar Negeri 15. Ass. Profesional Keuangan & Penjualan16. Imigrasi, Pajak & Ass. Profesional 17. Manajemen 18. Hukum & Peradilan 19. Hak Cipta, Paten & Merk 20. Penyidik & Detektif 21. Arsiparis, Pustakawan, 22.Ilmu Sosial 23. Penerangan & Seni Budaya
8. Pendidikan
Tinggi
9. Pendidikan
TK, Dasar,
Lanjutan &
khusus
10. Pendidikan
Lainnya
Pengangkatan Jabatan Fungsional
4
2
Pertama : Pengisian Formasi Melalui CPNS
Perpindahan : Dari Struktural - Fungsional
3
Penyesuaian
Pengangkatan PPPK untuk Jabatan Tertentu yang
Ditetapkan oleh Presiden
Syarat Pengangkatan Jabatan Fungsional
Formasi
Status PNS
Kesehatan
Kualifikasi
Integritas
Moralitas
Uji
Kompetensi
Kinerja
Syarat Lain
Pengambilan
Sumpah
Usia Pindah dari Jabatan Lain : 53, 55,
60
BUP Pejabat
Fungsional
58 Tahun : pejabat
fungsional ahli muda, pejabat
fungsional ahli pertama, dan
pejabat fungsional
keterampilan;
60 Tahun : pejabat
Pembinaan Jabatan Fungsional
Bina Karier
Bina
Profesionalisme
Bina Budaya Kerja
Bina Disiplin
Bina Kode Etik
Bina Teknologi
Sumber: Kedeputian PMK BKN, 2017BINA KARIER JABATAN FUNGSIONAL
1. Pengambilan Sumpah atau Janji.
2. Kegiatan dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi kegiatan dalam
bentuk angka kredit.
3. Kenaikan jabatan berdasarkan angka kredit dan Uji Kompetensi.
4. Rangkap jabatan tidak diperbolehkan kecuali yang kompetensi dan bidang
tugas jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan.
5. Pemberhentian sementara PNS:
a. diangkat menjadi pejabat negara;
b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga non struktural;
c. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana;
6. Pemberhentian, PNS diberhentikan dari JF apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatannya;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar JFnya; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
BKN