1
Perancangan Aplikasi
Emergency Button
berbasis
Android
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Rizky Purnomo (672010024) Yos Richard Beeh, S.T., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Perancangan Aplikasi
Emergency Button
berbasis
Android
1 ) Rizky Purnomo 2 ) Yos Richard Beeh
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Jawa Tengah, Indonesia Email : 1)672010024@student.uksw.edu, 2)
Abstract
Criminality which frequently reported in mass media makes people to be more alert and watchful any time especially because that thing can be happens unexpectedly. Using questionnaires showed that the use of technology is a solution to deal with emergency situation.. The Emergency Button application was made as one of the way to prepare for the danger around us that can happen, in a way that application can be activated anytime without the needs to see the screen and can perform a series of processes with a single activation including sending text mainly related to an emergency and the location of the device located..
Keywords : Emergency Situation, Questionnaires, Emergency Button
Abstrak
Kriminalitas yang terjadi seperti sering diberitakan oleh media massa membuat masyarakat lebih waspada dan berjaga – jaga setiap saat terutama karena hal tersebut dapat terjadi dimana dan kapan saja. Menggunakan metode kuesioner didapatkan bahwa pemanfaatan teknologi menjadi salah satu solusi untuk menghadapi situasi darurat. Aplikasi Emergency Button dibuat sebagai salah satu cara persiapan menghadapi bahaya yang senantiasa bisa datang, dengan cara aplikasi bisa sewaktu – waktu diaktifkan tanpa melihat layar dan bisa melakukan serangkaian proses dengan sekali aktivasi termasuk mengirim sms terutama terkait situasi darurat dan lokasi device berada.
Kata Kunci : Situasi Darurat, Metode Kuesioner, Emergency Button
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1. Pendahuluan
Kriminalitas yang terjadi seperti sering diberitakan di media massa membuat masyarakat lebih waspada, terutama jika melihat angka kriminalitas yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kriminalitas yang terjadi selama periode tahun 2011-2013 mencapai 340.000 kasus atau lebih setiap tahunnya [1].
Berdasarkan survey awal terhadap 30 orang responden mengenai perlu dibuatnya aplikasi Emergency Button, didapati bahwa banyak orang mulai sadar akan bahaya di sekitar yang bisa datang tanpa diduga dan aplikasi untuk menangani situasi tersebut memang dibutuhkan terutama bagi anak – anak dan wanita yang lebih sering menjadi korban. Maka dari itu kita perlu untuk mempersiapkan diri dengan cara membawa alat perlindungan diri ataupun semacamnya. Salah satu cara untuk melindungi diri adalah dengan memanfaatkan teknologi yang sudah melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini yaitu handphone Android. Android saat ini telah dilengkapi macam – macam aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan dan dapat dengan mudah diunduh oleh penggunanya.
Melihat permasalahan yang terjadi, dirancanglah aplikasi untuk membantu pengguna aplikasi saat menghadapi situasi darurat yang dinamakan Emergency Button. Dengan bantuan Emergency Button pengguna handphone Android dapat segera mengirimkan pesan meminta bantuan yang disertai koordinat lokasi dari pengguna kepada orang – orang terdekat. Tentu saja dengan persyaratan pulsa masih mencukupi dan Global Positioning System (GPS) dalam keadaan aktif.
Masalah yang akan diteliti adalah bagaimana cara membuat aplikasi Emergency Button yang dapat membantu pengguna saat menghadapi situasi darurat (Emergency).
Batasan masalah dari penelitian ini adalah aplikasi dibuat secara native atau berjalan pada perangkat mobile, menggunakan OS minimal Android 2.3 dan dikhususkan untuk menangani situasi darurat penculikan atau saat sedang melarikan diri dari penjahat.
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini, diharapkan dengan penggunaan aplikasi Emergency Button dapat membantu pengguna aplikasi saat menghadapi situasi darurat (Emergency) terutama saat bepergian sendirian mempermudah pengiriman pesan disertai koordinat lokasi dalam sekali aktivasi.
2. Kajian Pustaka
8
Penelitian kedua yang berjudul Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Pencurian Handphone Berbasis Android yang membahas tentang pengambilan koordinat GPS yang dikirimkan melalui SMS. Temuan pada penelitian pertama yang diterapkan pada penelitian ini yaitu pemanfaatan fungsi SMS dapat dimanfaatkan untuk membantu menemukan lokasi handphone yang dicuri berada [3].
Penelitian yang dilakukan ini memanfaatkan pengambilan koordinat menggunakan GPS dan mengirimkannya melalui SMS ke nomor yang telah didaftarkan oleh pengguna. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian - penelitian terdahulu adalah perintah yang dilakukan oleh aplikasi dijalankan secara native atau segala proses yang dilakukan berjalan di dalam device mobile, sedangkan penelitian – penelitian terdahulu berjalan secara hybrid.
Pembuatan aplikasi Emergency Button ini berbasiskan Android yang merupakan salah satu sistem operasi berbasis Linux untuk smartphone maupun komputer tablet. Android merupakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi. [4].
Database yang digunakan pada aplikasi Emergency Button adalah SQLite. SQLite merupakan sebuah database OpenSource seperti halnya MySQL, Firebird dan lain – lain. Dengan ukuran file yang sangat kecil SQLite layak dipertimbangkan untuk pemilihan sebuah database relasional (RDBMS). Di dalam pustaka SQLite terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi data ataupun mendefinisikan data [5].
Aplikasi ini juga memanfaatkan GPS untuk pengambilan koordinat. Global Positioning System (GPS) sendiri merupakan sebuah sistem navigasi berbasis radio yang menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada pengguna di seluruh dunia. Penggunaan satelit GPS tidak dikenakan biaya dan pengguna hanya membutuhkan GPS Receiver untuk dapat mengetahui koordinat lokasi. Keakuratan koordinat lokasi dari GPS itu sendiri tergantung pada tipe receiver [6]. Selain itu koordinat yang didapat melalui GPS dapat ditampilkan dengan bantuan Google Maps.
Google Maps adalah layanan aplikasi peta online yang disediakan Google secara gratis. Layanan peta Google Maps secara resmi dapat diakses melalui situs http://maps.google.com. Layanan ini dibuat sangat interaktif, di dalamnya peta dapat digeser sesuai keinginan pengguna, mengubah level zoom, serta mengubah tampilan jenis peta [7]. Pemanfaatan google maps pada aplikasi Emergency Button adalah secara terpisah dalam artian untuk mempermudah pembacaan koordinat dari lokasi device berada.
3. Metode Penelitian
1. Rumusan Masalah
Pada tahap ini masalah dirumuskan yaitu tentang bagaimana aplikasi Emergency Button dapat berfungsi dengan baik di saat darurat.
2. Landasan Teori
Dilakukan studi pustaka berupa sumber buku, artikel, jurnal dan penelitian terdahulu untuk mencari teori untuk menjawab rumusan masalah.
Kemudian ditentukan untuk menggunakan metode kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan informasi keinginan responden terhadap aplikasi yang dibuat.
Survei dilakukan untuk mencari tahu tentang tingkat kewaspadaan dari seseorang akan kemungkinannya tindak kriminal di sekitar mereka dan perlunya alat pertahanan diri. Sampel untuk survei merupakan pengguna handphoneAndroid kisaran usia 15 – 40 tahun.
3. Perumusan Hipotesis
Pada tahap ini dirumuskan bahwa perancangan aplikasi Emergency Button dapat menjawab rumusan masalah.
Kemudian dilakukan analisis lebih jauh mengenai sistem yang akan dibangun berdasarkan hasil survei yang dilakukan semisal perancangan database, alur program, pengaturan dari konfigurasi yang dibutuhkan sistem serta analisis dari output sistem.
4. Pengumpulan Data
Dilakukan pengumpulan data dengan cara pengujian fungsi utama aplikasi, pengujian situasi darurat dan melalui kuesioner terhadap tingkat persetujuan terhadap kinerja aplikasi. Sampel untuk kuesioner dan pengujian merupakan pengguna handphoneAndroid kisaran usia 15 – 40 tahun.
5. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan pembandingan apakah hasil yang didapat sudah sesuai dengan yang diharapkan dan dapat menjawab masalah yang sebelumnya telah dirumuskan. Menggunakan metode kuesioner yang dilakukan sebelumnya akan diketahui apakah pemakai aplikasi sudah puas akan kinerja dari aplikasi atau belum.
6. Kesimpulan dan Saran
Setelah melakukan proses pengujian dan pengumpulan data melalui kuesioner terhadap aplikasi Emergency Button didapatkan hasil bahwa aplikasi Emergency Button bisa diterapkan untuk menghadapi situasi darurat seperti saat lari dari penjahat dengan cara aplikasi bisa sewaktu – waktu diaktifkan tanpa melihat layar dan bisa melakukan serangkaian proses dengan sekali aktivasi termasuk mengirim sms terutama terkait pengguna dalam bahaya dan lokasi device berada. Hasil pengujian terhadap 30 orang responden mendapatkan hasil bahwa 82.42% setuju terhadap kinerja aplikasi Emergency Button.
10
Gambar 1 Metode Penelitian [8]
Dalam pemodelan aplikasi Emergency Button ini model proses yang digunakan adalah model Waterfall. Model Waterfall dapat dilihat pada Gambar 2 .
Gambar 2 Metode Pengembangan Sistem [9]
Proses perancangan program yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dalam Gambar 2 adalah sebagai berikut:
- Analisis Kebutuhan: Pada tahap ini dilakukan kuesioner untuk mengetahui keinginan user terhadap aplikasi yang ingin dibuat. Hal yang didapatkan berupa gambaran sistem bekerja, tentang fungsi utama aplikasi, dan gambaran awal Rumusan
Masalah
Landasan Teori
Perumusan Hipotesis
Pengumpulan Data Populasi
& Sampel
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran Pengembangan
dari user interface yang diharapkan. Setelah didapatkan data – data yang dibutuhkan, maka dilakukan analisis tentang bagaimana agar aplikasi Emergency Button yang dibuat dapat memenuhi keinginan user. Setelah dilakukan analisis pada data yang didapatkan melalui kuesioner maka aplikasi Emergency Button yang dibuat harus dapat mengirimkan pesan dengan cepat melalui penekanan tombol yang jumlahnya dan dengan interval waktu yang ditentukan.
- Desain Sistem: Kemudian tahap selanjutnya adalah mendesain aplikasi atau lebih tepatnya user interface atau tampilan dan alur program dari Emergency Button. Hasil yang didapat adalah tombol Emergency Button diletakkan di tengah – tengah lockscreen dan dibuat besar, sedangkan fungsi lainnya diletakkan di pinggir atau sisi – sisi dari layar. Alur dari program Emergency Button adalah penekanan tombol Emergency Button akan memanggil fungsi pengambilan data koordinat lokasi dari GPS yang kemudian dimasukkan ke pesan singkat dan dikirimkan ke nomor – nomor yang telah disimpan pada aplikasi terus menerus dalam interval waktu tertentu yang ditentukan sebelumnya sampai program dinon-aktifkan melalui tombol di kiri atas layar. - Penulisan Kode Program: Setelah analisis dan desain sistem telah dibuat,
selanjutnya dilakukan perancangan aplikasi Emergency Button hingga aplikasi tersebut dapat berfungsi sesuai analisis dan desain awal yang telah dibuat. - Pengujian Program : Setelah program selesai akan dilakukan pengecekan
terhadap fungsi – fungsi utama aplikasi (alpha testing). Jika semua fungsi utama dari aplikasi bekerja dengan baik, maka dilakukan tahap pengetesan selanjutnya yaitu beta testing atau pengujian aplikasi terhadap keinginan user. Aplikasi akan diujikan kepada pengguna untuk menguji apakah aplikasi sudah sesuai atau belum terhadap keinginan user. Jika aplikasi belum sesuai maka dilakukan pengulangan pada tahap satu sampai dengan tiga sesuai kebutuhan.
- Penerapan Program dan Pemeliharaan: Terakhir setelah pengujian terhadap aplikasi telah selesai dilakukan maka aplikasi dapat diterapkan atau dikomersialkan tergantung kegunaan. Aplikasi nantinya akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh penyesuaian akan lingkungan baru atau situasi baru maupun perkembangan fungsional.
Diagram UML (Unified Modeling Language) yang digunakan dalam merancang sistem terdiri dari use case diagram, dan class diagram. Pada use case diagram, user yang dimaksud adalah pengguna telepon genggam atau handphone Android yang dapat memanggil fungsi Emergency Button dan melakukan pengaturan pada Option.
12
Gambar 3 Use Case Diagram
Activity diagram menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sebuah aktifitas mulai dari awal mula aktifitas tersebut dimulai hingga aktifitas tersebut berhenti. Gambar 4 menjelaskan proses aktifitas yang dimiliki oleh user.
Gambar 4 merupakan activity diagram Sistem Emergency Button, dimana pengguna harus melakukan registrasi awal terlebih dahulu sebelum dapat mengakses sistem. Tampilan awal yang akan dijumpai oleh user setelah registrasi awal adalah lockscreen, yang didalamnya terdapat tombol Emergency Button dan option.
Saat Emergency Button ditekan, program akan secara otomatis mengambil koordinat x dan y melalui GPS dan mengirimkannya melalui SMS ke nomor yang sudah didaftarkan oleh user pada registrasi awal dan menu option. Program Emergency Button akan terus berjalan dengan interval tertentu yang dapat diatur di menu option sampai ada perintah untuk menghentikannya.
Gambar 5 Class Diagram Sistem
Gambar 5 menunjukkan Class Diagram pada sistem. Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan atau yang disebut atribut suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi tersebut yang disebut fungsi. Class memiliki tiga area pokok yaitu nama dan stereotype, atribut, metoda. Sistem aplikasi Emergency Button yang dirancang memiliki beberapa class antara lain LockScreen, Login, EmergencyOption, dan DataKontakEmergency yang relasinya dijelaskan pada Gambar 5.
14
Gambar 6 Sequence Diagram Sistem Emergency Button
Sequence Diagram pada Gambar 6 menunjukkan apa yang terjadi di dalam sistem saat user menjalankan fungsi Emergency Button. Proses dimulai dengan pengecekan apakah user telah melakukan registrasi awal atau belum. Setelah registrasi dan menambahkan resipien penerima sms, maka user dapat kembali ke lockscreen. Di lockscreen, user dapat menekan tombol Emergency Button yang berada di tengah layar dan secara otomatis program akan bekerja untuk mengambil lokasi GPS dan mengirimkannya dalam bentuk sms ke resipien yang telah terdaftar. Program Emergency Button akan terus berulang dalam interval waktu tertentu hingga program dihentikan secara manual oleh user dengan cara menekan tombol X di kiri atas layar.
4. Hasil dan Pembahasan
Gambar 7. Tampilan Lockscreen
Pada Gambar 7 dapat dilihat tampilan awal lockscreen saat aplikasi dijalankan yang berisi tombol Emergency Button di tengah layar dan tombol option di sebelah kanan atas dari layar.
Kode Program 1. Kode Program Gesture Tombol Lockscreen
Pada Kode Program 1 dapat dilihat kode untuk menggerakkan tombol untuk membuka lockscreen dengan menggunakan fungsi MotionEvent.ACTION_MOVE. Pada baris 10 posisi y dari tombol tidak berubah atau sudah ditetapkan sehingga tombol hanya akan bergerak secara horizontal. Ditambah juga posisi x dari tombol juga dibatasi sehingga tombol tidak akan keluar dari layar terlihat pada baris 08 dimana posisi x dibatasi agar kurang dari posX dengan menggunakan fungsi if.
Pada Kode Program 2 baris 01 dapat dilihat ketika tombol Emergency Button ditekan maka sistem akan memanggil method yang bernama
01 case MotionEvent.ACTION_MOVE: 02 int x_cord = (int)event.getRawX();
03 int y_cord = (int)event.getRawY(); 04 if(x_cord>windowwidth-(windowwidth/24)) 05 {x_cord=windowwidth-(windowwidth/24)*2;}
06 if(y_cord>windowheight-(windowheight/32)) 07 {y_cord=windowheight-(windowheight/32)*2;}
08 if(x_cord>posX){
09 layoutParams.leftMargin = x_cord ; 10 layoutParams.topMargin = posY; 11 droid.getLocationOnScreen(droidpos);
16
yang telah didapatkan dikirimkan kepada resipien data kontak yang sudah disimpan oleh user sebelumnya dalam bentuk SMS terlihat pada baris 11 sampai dengan 16.
Kode Program 2. Kode Program Emergency Button
Gambar 9.(a). Tampilan Menu Option (b). Tampilan Data Kontak Emergency 01 public void activateMessage(double lat,double longi){
02 util = new Utils(this);
03 UserSQLHelper helper = new UserSQLHelper(this); 04 database = helper.getWritableDatabase();
05 dataTeman = new ArrayList<User>(); 06 dataTeman = util.loadData();
07 int tamp = dataTeman.size(); 08 if(tamp>0){
09 for(int y=0;y<tamp;y++){
10 try {String phNumb = dataTeman.get(y).getPhone(); 11 SmsManager smsManager = SmsManager.getDefault();
12 smsManager.sendTextMessage(phNumb, null,
13 "Lokasi Teman Anda di\n" + "Latitude : "+lat+"\nLongitude :
14 "+longi+"\nPastikan dengan meneleponnya"+ 15 "\nJika tidak ada balasan segera hubungi polisi. 16 (Emergency Button)", null, null);
17 Toast.makeText(getApplicationContext(), "SMS Sent!" + 18 phNumb, Toast.LENGTH_LONG).show();}
19 catch (Exception e) {
20 Toast.makeText(getApplicationContext(), 21 "SMS faild, please try again later!",
Pada Gambar 9a terdapat tampilan menu Option yang berisi pengaturan untuk data kontak emergency dan pengaturan Emergency Button. Gambar 9b adalah tampilan pengaturan Emergency Button yang digunakan untuk mengatur jumlah click dan interval pada Emergency Button beserta keterangan dibawahnya.
Kode Program 3. Kode Program Pengaturan Emergency Button
Kode Program 3 berisi fungsi penyimpanan pengaturan Emergency Button. Terdapat dua pengaturan untuk fungsi Emergency Button yaitu jumlah click atau tekan dan interval. Langkah penyimpanan pengaturan diatas yaitu pertama pada baris 02 dan 03 data dari kedua spinner diambil dan dimasukkan kedalam variabel yang sudah disiapkan. Kemudian pada baris 11 dan 12 data tersebut disimpan kedalam class user yang lalu disimpan ke database menggunakan perintah util.onUpdateOption(user) pada baris 13.
Dilakukan.pengujian blackbox testing terhadap aplikasi Emergency Button ditunjukkan pada Tabel 1. Blackbox testing adalah metode pengujian fungsionalitas tanpa memperhatikan alur eksekusi program, namun cukup memperhatikan apakah setiap fungsi berjalan sesuai yang diharapkan.
Dilakukan juga pengujian terhadap simulasi pengaktifan aplikasi Emergency Button pada keadaan darurat yang ditunjukkan pada Tabel 2. Simulasi ini dilakukan untuk melakukan pengujian apakah aplikasi Emergency Button dapat diaktifkan oleh pengguna dalam situasi darurat. Simulasi pengujian ini dilakukan oleh 20 orang pengguna aplikasi dengan kisaran usia 15 – 40 tahun.
01 String sp1, sp2, sp3, spT;
02 sp1 = String.valueOf(spn1.getSelectedItem()); 03 sp2 = String.valueOf(spn2.getSelectedItem()); 04 if(sp1.equalsIgnoreCase(“3 kali”)){ sp1 = “3”; } 05 else if(sp1.equalsIgnoreCase(“5 kali”)){ sp1 = “5”; } 06 else if(sp1.equalsIgnoreCase(“7 kali”)){ sp1 = “7”; } 07 if(sp2.equalsIgnoreCase(“5 menit”)){ sp1 = “5”; } 08 else if(sp2.equalsIgnoreCase(“10 menit”)){ sp1 = “10”; } 09 else if(sp2.equalsIgnoreCase(“15 menit”)){ sp1 = “15”; } 10 user = new User();
11 user.setClick(sp1); 12 user.setInterval(sp2);
18
Tabel 1. Blackbox Testing Emergency Button
Fungsi yang
Form diisi dengan benar sukses registrasi
Form diisi dengan benar sukses tambah
Form kosong gagal
tambah
Form diisi dengan benar sukses ubah data
Konfirmasi dengan benar sukses hapus data
Simpan pengubahan sukses ubah
Data kontak tersedia dan GPS aktif dan pulsa tersedia
sukses kirim sms
sukses kirim sms
valid
Data kontak belum tersedia atau GPS tidak aktif atau
Tombol Stop menghilang jika ditekan
Lockscreen lockscreen dibuka secara normal
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa aplikasi ini sudah berjalan secara baik dan sesuai yang diharapkan.
Tabel 2. Simulasi Pengaktifan Emergency Button pada Keadaan Darurat
No Simulasi Pengaktifan Emergency Button pada Keadaan Darurat
Sukses Gagal 1 Mengaktifkan Emergency Button sambil berlari 20 0 2 Mengaktifkan Emergency Button saat handphone berada
di saku celana
15 5
3 Mengaktifkan Emergency Button saat mata ditutup 18 2 4 Mengaktifkan Emergency Button saat pergelangan tangan
terikat di depan badan
20 0
5 Mengaktifkan Emergency Button saat pergelangan tangan terikat di belakang punggung
Gambar 10. Tingkat Keberhasilan Simulasi Pengaktifan Emergency Button pada Keadaan Darurat
Pada Tabel 2 dilakukan simulasi pengaktifan Emergency Button pada keadaan darurat yang tingkat keberhasilannya ditunjukkan pada Gambar 10. Pengujian yang dilakukan bersifat situasional atau hasilnya dapat berubah – ubah tergantung keadaan dan juga subyek yang diuji.
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan metode kuesioner. Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi dapat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan dengan cara pembagian kuesioner kepada sample user. Sample user berjumlah 30 responden dengan kisaran usia 15 – 40 tahun. Dari data kuesioner yang diisi para responden, diketahui jumlah jawaban untuk setiap nomor yang dirangkum pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Jawaban Kuesioner
No Pernyataan STS TS CS S SS
1 Aplikasi emergency button mudah digunakan 0 0 6 21 3 2 Posisi emergency button mudah untuk
dijangkau 0 0 5 6 19
3 Posisi lockscreen mudah untuk dijangkau 0 0 2 4 24 4 Penambahan data kontak emergency mudah
dilakukan 0 0 11 18 1
5 Pesan cepat terkirim 0 0 1 28 1
6 Isi pesan jelas dan mudah dipahami 0 0 3 26 1 7 Pesan terkirim dengan tepat sampai tujuan 0 0 1 28 1 8 Aplikasi emergency button dapat digunakan
20
∑ 0 0 33 145 62
Gambar 11. Skala Likert Tingkat Persetujuan Responden
Tahap selanjutnya adalah menguji tanggapan para responden yang telah mengisi kuesioner, dihitung dengan menggunakan skala Likert untuk menghitung skala pengukuran variabel, di mana masing-masing jawaban diberi skala skor 1-5, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 2. Tidak Setuju (TS) = 2 3. Cukup Setuju (CS) = 3 4. Setuju (S) = 4
5. Sangat Setuju (SS) = 5
Dari Gambar 11 untuk pernyataan satu diketahui skor likert yang didapatkan dengan formula,
= (Skor tiap pernyataan x jumlah responden) / skor maksimal x 100%. = [1(STS) x 0(responden) + 2 x 0 + 3 x 6 + 4 x 21 + 5 x 3] / [5(skor maksimal) x 30(total responden)] x 100%.
= [0 + 0 + 18 + 84 + 15] / 150 x 100%. = 117 / 150 x 100% = 78%.
Skor Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jadi berdasarkan skor Likert pada Gambar 11 didapatkan kesimpulan pendapat dari responden adalah sebagai berikut:
1. 78% responden setuju bahwa aplikasi emergency button mudah untuk digunakan.
2. 89.33% responden setuju bahwa posisi emergency button mudah untuk dijangkau.
3. 94.67% responden setuju bahwa posisi lockscreen mudah untuk dijangkau.
4. 74.33% responden setuju bahwa penambahan data kontak emergency mudah dilakukan.
5. 80% responden setuju bahwa pesan cepat terkirim.
6. 78.67% responden setuju bahwa isi pesan jelas dan mudah dipahami. 7. 80% responden setuju bahwa pesan terkirim dengan tepat sampai tujuan. 8. 85.33% responden setuju bahwa aplikasi emergency button dapat digunakan
dalam situasi darurat.
Pada Gambar 11, diketahui tingkat persetujuan keseluruhan responden dari delapan pernyataan adalah 82.42% atau berada di daerah sangat setuju. Jadi kesimpulannya, hampir semua responden puas terhadap kegunaan dari aplikasi Emergency Button yang diujikan.
5. Simpulan
Setelah melakukan proses pengujian dan pengumpulan data melalui kuesioner terhadap aplikasi Emergency Button didapatkan hasil bahwa aplikasi Emergency Button bisa diterapkan untuk menghadapi situasi darurat seperti saat lari dari penjahat dengan cara aplikasi bisa sewaktu – waktu diaktifkan tanpa melihat layar dan bisa melakukan serangkaian proses dengan sekali aktivasi termasuk mengirim sms terutama terkait pengguna dalam bahaya dan lokasi device berada. Hasil pengujian terhadap 30 orang responden mendapatkan hasil bahwa 82.42% setuju terhadap kinerja aplikasi Emergency Button.
Untuk saran pengembangan, melalui simulasi pengaktifan Emergency Button pada situasi darurat ditemukan satu situasi dimana dari 20 orang hanya tujuh orang yang berhasil mengaktifkan aplikasi. Karena itu dibutuhkan cara pengaktifan aplikasi Emergency Button yang dapat meningkatkan kemungkinan berhasilnya pengaktifan aplikasi dengan cara dapat dimodifikasi pada hardware-nya atau dengan cara penambahan tombol khusus untuk Emergency Button tersebut. Dapat juga ditambahkan aplikasi penerima sms dari Emergency Button yang langsung menampilkan lokasi dari pengirim sms dan juga arah atau jarak dari pengirim dan penerima sms emergency.
6. Daftar Pustaka
[1] Badan Pusat Statistik, 2014, Statistik Kriminal 2014, http://www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Juni 2015.
[2] Wahyudi, Anton; Andjarwirawan, Justinus; Handojo, Andreas. 2011. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Tracker Position dan Alert pada Mobile Device Berbasis Android Yang Dapat Dipantau Via Website.,
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/teknik-informatika/article/viewFile/819/716. Diakses tanggal 3 Juni 2015.
[3] Dirgantara, Devryan Bayu. 2012. Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi
Pencurian Handphone Berbasis Android,
22
[4] Nazarudin Safaat H. 2011. Android Pemograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android. Informatika. Bandung.
[5] Anonim, Android Developer – SQLite
Database.http://developer.android.com/reference/android/database/sqlite/ package-summary.html.
[6] Widjaja, Damar, & Dandy Firdaus. 2009. Akuisisi Data GPS Untuk Pemantauan Jaringan GSM, Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.
[7] Amri, Syaiful. (2011). Membangun Sistem Navigasi di Surabaya Menggunakan Google Maps API. Retrieved October 23, 2012, from www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1563.
[8] Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.