• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Resource Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Paseban Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Resource Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Paseban Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Oleh : HAFID ROSYIDI

A. 510091007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS

IV SDN 02 PASEBAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HAFID ROSYIDI A510091007

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 02 Paseban tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 19 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBS) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban yang berjumlah 19 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama membahas sub pokok bahasan pengertian kegiatan ekonomi dan siklus kedua tentang manfaat sumber daya alam yang ada di daerah. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan lembar observasi motivasi siswa, angket respon siswa, test, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh dari lembar observasi motivasi dan angket respon siswa dianalisis dengan menghitung persentase dari keseluruhan aspek yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar IPS siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Resource Based Learning menunjukkan bahwa rata-rata seluruh aspek motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar pada pokok bahasan kegiatan ekonomi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil rata-rata persentase lembar observasi motivasi belajar siswa untuk tiap siklus, yaitu pada siklus I motivasi siswa sebesar 66.3 % untuk siklus II sebesar 96.3 %.

(3)

A. Pendahuluan

Berdasarkan Kurikulum IPS SD (1994 : 150) menyatakan bahwa : Pengajaran sosial di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini. Pemikiran bahwa proses belajar mengajar sebaiknya dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bukanlah merupakan hal yang baru. Siswa belajar langsung dari pengalamannya sendiri, daripada hanya mengandalkan perolehan informasi dari buku-buku. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penyajian pengajaran IPS ke dalam suasana belajar yang lebih menggairahkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran IPS itu sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Berkaitan dengan hal tersebut, rendahnya prestasi terjadi juga pada siswa kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar terutama pada pelajaran IPS. Hal ini dibuktikan oleh rendahnya perolehan nilai pada setiap nilai ulangan harian. Data pada analisis hasil evaluasi dari setiap pokok bahasan atau kompetensi dasar menunjukkan siswa yang menguasai materi secara umum ketuntasan belajar masih di bawah standar ketuntasan belajar minimal, disebabkan kurangnya antusias guru dalam pembelajaran IPS, demikian pula pengelolaan Proses Belajar Mengajar (PBM) selalu bersifat konvensional atau tradisional atau lebih jelasnya DDCH (Duduk, Dengar, Catat dan Hafal).

(4)

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan motivasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Resource-Based Learning, dimana model pembelajaran tersebut tidak berpusat pada satu sumber saja dan berorientasi kepada keterampilan proses ( prosess skill ). Untuk menerapkan model pembelajaran Reource-Based Learning terhadap pelajaran IPS, guru perlu strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, motivasi yang dapat meyakinkan siswa akan kegunaan sumber belajar bagi kehidupannya. Guru harus dapat menciptakan situasi dinamis sehingga materi pelajaran selalu menarik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah sebagai berikut : Meningkatkan motivasi belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning pada siswa kelas IV SDN 02 Paseban.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 11). Sedangkan menurut T. Raka J. (1998: 5), Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan.

(5)

Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian adalah semua kejadian yang terlihat selama guru melakukan proses pembelajaran. Sedangkan subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 02 PASEBAN Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 19 siswa.

(6)

buku-buku, koran, majalah, dan lain-lain. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama siswa serta nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan.

Dalam penelitian ini disiapkan sejumlah instrumen-instrumen penilaian, antara lain: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan adalah suatu perangkat pembelajaran yang dibuat setiap kali putaran siklus. (2) Lembar Observasi; Lembar observasi digunakan untuk mengungkap motivasi belajar peserta didik terhadap materi pelajaran dalam berdiskusi seperti mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja sama, menyimak, mengambil kesimpulan, memahami konsep, memberikan contoh, dan aktivitas-aktivitas lain yang relevan. Serta data prestasi hasil belajar setelah dilakukan tindakan. Lembar observasi diantaranya : Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar observasi aktivitas guru, serta Lembar observasi interaksi belajar mengajar. (3) Lembar test; Lembar test yang akan digunakan adalah LKS yang terdiri atas materi pembelajaran dan soal-soal latihan yang harus diselesaikan oleh peserta didik, dan didukung oleh buku sumber lain.

(7)

apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan yang sebenarnya. (c) Interpretasi; Kumpulan data yang telah divalidasi kemudian diinterpretasi berdasarkan kajian empiric dan teoritik, serta intuisi guru dalam merefleksi diri selama pembelajaran berlangsung. Hasil interpretasi data itu akan menghasilkan analisis penelitian tindakan kelas secara keseluruhan. (d) Tindakan; Berdasarkan pada hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan menjadi referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna, sehingga bermanfaat dan menjadi dasar bagi guru untuk melakukan tindakan pembelajaran selanjutnya. (e) Refleksi; Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap refleksi ini. Disamping data hasil observasi dipergunakan pula jurnal yang dibuat saat guru selesai melaksanakan kegiatan pengajaran, sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi diri. Hasil analisa dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan pada pelaksanaan berikutnya.

Menurut Arikunto (2002:346), siswa dikatakan berhasil di kelastersebut apabila telah mencapai standar nilai 65. Dan suatu kelas disebut telah berhasil apabila jumlah yang mencapai nilai 65 minimal 80 %. Dengan demikian motivasi belajar IPS siswa setelah diterapkan model pembelajaran resource based learning dikatakan meningkat jika hasil rata persentase seluruh aspek yang diamati lebih dari 65%.

C. Hasil Penelitian

(8)

diberi kesempatan bertanya tentang materi yang disampaikan. Tetapi pada saat guru tidak ada di kelas, suasana di kelas menjadi gaduh. Kemudian peneliti menanyakan kepada beberapa siswa kelas IV SDN 02 Paseban mengapa mereka hanya diam jika guru bertanya atau memberi kesempatan bertanya tetapi mereka ramai saat guru tidak ada atau diberi tugas menyelesaikan soal. Beberapa siswa tersebut menjawab bahwa mereka takut salah jika bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru secara langsung. Ketika mereka diminta mengerjakan soal, mereka berusaha bertanya kepada teman yang lain sehingga kelas menjadi gaduh. Berdasar pengamatan tersebut, peneliti melihat bahwa siswa kelas IV SDN 02 Paseban sudah sedikit ada motivasi karena ada keinginan bertanya kepada teman ketika mereka tidak paham. Meskipun demikian, motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban masih perlu ditingkatkan dengan harapan prestasi belajar juga meningkat.

Kegiatan pra penelitian pada hari Rabu 02 Januari 2013 yaitu peneliti memberikan penjelasan kepada siswa-siswa kelas IV SDN 02 Paseban mengenai model pembelajaran kooperatif dengan metode resource based learning yang akan dilaksanakan pada pembelajaran selanjutnya yaitu mata pelejaran IPS dengan materi Kegiatan Ekonomi. Penjelasan yang diberikan oleh peneliti diharapkan dapat memperlancar penelitian. Kemudian peneliti mengumumkan kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh peneliti dan dikonsultasikan pada guru kelas IV. Peneliti membentuk 4 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda. Berdasarkan kesepakatan dengan guru, pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran IPS kelas IV. Jadwal pelajaran IPS kelas IV adalah hari Kamis.

(9)

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya motivasi peserta didik terhadap materi pembelajaran, motivasi peserta didik dalam belajar, motivasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan, motivasi dalam mengajukan pertanyaan, keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, motivasi peserta didik dalam diskusi kelompok, motivasi peserta didik dalam bermain peran, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dari sumber belajar, dan motivasi peserta didik dalam mengimplementasikan konsep pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Resource-Based

Learning.

Secara garis besar penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat tahapan sebagaimana penulis telah kemukakan pada bab terdahulu dengan mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:74), adapun keempat tahapan penelitian yang penulis tempuh pada penelitian ini terangkum dalam 2 (dua) siklus penelitian. Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan ke-1 sebagaimana terlampir. Setelah selesai kegiatan pembelajaran, kemudian dilakukan tes siklus I dan diperoleh data Peserta didik yang mencapai lebih dari KKM ada 12 siswa dan Rata-rata skor yang dicapai peserta didik adalah 66.89. Pada siklus I diperoleh pengamatan siswa sebagai berikut: (1) Siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan tanggap perintah guru masih kurang karena sebagian besar siswa kurang termotivasi dalam menerima penjelasan materi. (2) Sebagian siswa masih kurang aktif di dalam diskusi kelompok (kerjasama dengan kelompok, melaksanakan dan mencatat hasil diskusi) karena siswa kurang termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. (3) Dalam mengerjakan tugas kelompok sebagian siswa kurang aktif karena tidak ada motivasi untuk belajar. (4) Siswa yang aktif bertanya dan menjawab serta memberi tanggapan terhadap pertanyaan guru masih kurang karena sebagian besar siswa kurang termotivasi dalam menerima penjelasan materi.

(10)

metode pada siklus I, yaitu diskusi kelompok dengan mengelompokkan peserta didik ke dalam 4 kelompok diskusi secara heterogen dengan berdasar kepada kemampuan akademiknya yang terdiri atas 4 sampai dengan 5 orang tiap kelompoknya dan diberikan bahan ajar dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Waktu yang direncakan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu 2 (dua) kali pertemuan atau setara dengan (4 x 35 menit), yaitu (2 x 35 menit) waktu yang dialokasikan untuk penyampaian materi dan (2 x 35) menit untuk tugas dan tes tertulis siklus II. Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan siklus ke-2 sebagaimana terlampir. Setelah selesai pembelajaran pada siklus II, kemudian dilakukan pos tes siklus II.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran siklus I, selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan ke-2. Pada siklus II, dalam penyampaian materi guru memberikan penekanan pada materi tertentu, dalam hal keseriusan peserta didik guru memberikan pengarahan, teguran, ataupun sanksi yang dapat merangsang dan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik.

Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan ke-2 sebagaimana terlampir. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, Selama kegiatan pembelajaran siklus II, dilakukan pengamatan terhadap peserta didik sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Peserta didik yang mencapai lebih dari KKM ada 16 siswa dan Rata-rata skor yang dicapai peserta didik mencapai 72.26.

Berdasar analisis hasil penelitian, diperoleh peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan oleh tabel hasil pengamatan dan data jumlah peserta didik yang dapat mencapai nilai sama dengan dan atau di atas KKM, di mana pada siklus I sebesar 63% dengan rata-rat nilai 66.89, meningkat menjadi 89% dengan rata-rata nilai 72.26 pada siklus II.

(11)

menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan resource

based learning yang telah dirancang untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada pembelajaran siklus I untuk meningkatkan pembelajaran siklus II.

Peningkatan ketuntasan peserta didik secara tidak langsung mengindikasikan bahwa Model Pembelajaran Resource Based Learning yang diterapkan peneliti telah mampu meningkatkan motivasi peserta didik terhadap materi Kegiatan Ekonomi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Dalam pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Resource Based

Learning peserta didik diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan

partisipasinya dalam belajar, peserta didik lebih leluasa mengemukakan pendapat atau gagasan dengan bahasa mereka sendiri, diberi kesempatan untuk berfikir, dan bekerja sendiri dan bekerja secara kelompok dengan orang lain.

D. Simpulan

(12)

akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi peserta didik pada kompetensi dasar koperasi pada Mata Pelajaran IPS di kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar. (3) Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan resource based learning telah mampu meningkatkan motivasi peserta didik terhadap kompetensi dasar koperasi pada Mata Pelajaran IPS di kelas IV SDN 02 Paseban kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar.

E. Daftar Pustaka

Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995) Aristo Rahadi, 2008. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar . Jakarta.

Refika Utama.

Bleakley, A., & Carrigan, JL (1994). Resource-based learning activities (terjemahan): Information literacy for high school students. Chicago: ALA.

Dimyati 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan kelas yang dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Rangka Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah (Studi Etnosains pada Masyarakat

Pengendalian biaya yang dimaksud adalah biaya pemasaran yang meliputi biayabiaya yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi pemasaran yaitu : biaya menurut fungsi penjualan,

Dan suatu perusahaan dikatakan profit apabila laba yang didapat perusahaan adalah besar atau semakin tinggi rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan karena laba yang

Pada penulisan ini dibahas mengenai cara pembuatan rangkaian lampu kedip telephone dan cara pengoperasian alat atau cara kerja lampu kedip telephone yang dapat membantu seseorang

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Pengisian dokumen medis merupakan perilaku kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah