• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH Pengaruh Variasi Campuran Serbuk Aluminium Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan Dengan Bahan Tambah Serbuk Gipsum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH Pengaruh Variasi Campuran Serbuk Aluminium Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan Dengan Bahan Tambah Serbuk Gipsum."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM

PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH

SERBUK GIPSUM

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh:

Ahmad Zainudin

D 100 100 081

kepada:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM

PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH

SERBUK GIPSUM

Ahmad Zainudin (D100 100 081)

Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol

Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta

e-mail : Fabz_90@yahoo.com

ABTRAKS

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis

(density)

lebih ringan dari

pada beton pada umumnya. Berdasarkan ketentuan berat isi maksimum beton ringan

adalah 1.800 kg/m³ sedangkan berat beton biasa mempunyai berat sebesar ± 2.400

kg/m

3

. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh beton ringan dengan campuran

serbuk aluminium dan bahan tambah serbuk gipsum. Rancangan campuran bata beton

terbuat dari serbuk variasi aluminium sebesar 0%; 0,3%; 0,5% dan 0,7% dari berat

semen, dan perbandingan 1kg semen : 6 kg pasir. Benda uji terbentuk dari silinder

dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan pengujian dilakukan benda uji berumur

28 hari. Pengujian meliputi, berat jenis beton, kuat tekan dan serapan air. Dengan

menggunakan metode suatu percobaan guna mendapatkan suatu hasil yang

menegaskan dan menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang diselidiki.

Hasil dari pengujian adalah nilai Berat jenis terkecil 1.946 kg/cm³ dan nilai berat jenis

terbesar 2.069 kg/m³. Nilai Kuat tekan terkecil 13,599 MPa dan nilai kuat tekan

terbesar 15,286 MPa. Nilai Serapan air terkecil 2.918 kg/cm³ dan nilai serapan air

terbesar 4.403 kg/cm³. Hasil tersebut menunjukan bahwa belum mampu

menghasilkan beton ringan dengan penambahan serbuk alumunium terbanyak yaitu

sebesar 0,7%. Serbuk alumunium mampu mengurangi berat jenis dalam pembuatan

beton ringan sebesar 1,23%. Akan tetapi belum mencapai spesifikasi beton ringan

yaitu 1.800 kg/m

³

. Serbuk aluminium tidak mampu berdiri sendiri sebagai bahan

pengembang beton ringan sehingga perlu ditambah

zat additive

agar beton ringan bisa

mengembang mencapai spesifikasi. Serbuk aluminium sifatnya ber

aerasi

bukan

mengembangkan beton. Karena adanya reaksi kimia antara serbuk aluminium dengan

semen yang mengeluarkan gelembung udara

aerasi

dan beton cepat mengeras,

sehingga dibutuhkan alat mesin pembuat beton ringan.

(5)

PENDAHULUAN

Dengan semakin pesatnya

perkembangan teknologi dibidang kontruksi terutama pada teknologi beton, sehingga dibutuhkan bahan pendukung beton yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman saat ini. Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. (id.m.wikipedia/ wiki/beton)

Beton sendiri sudah tidak asing lagi bagi para Engineer. Hal ini dikarenakan hampir semua bangunan seperti gedung, perkantoran, dan lain-lain menggunakan beton sebagai bahan dasar bangunan. Beton digunakan pada bangunan karena faktor biaya pemeliharaan yang lebih hemat dan mempunyai kuat tekan yang tinggi.

Dalam perkembanganya, banyak

ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (shotcrete), beton fiber, beton berkualitas tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (self compacted concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di dunia. (id.m.wikipedia.org /wiki/beton)

Dari sinilah para kontraktor terinspirasi dan semakin tertantang untuk mengembangkan beton yang lebih berkualitas atau dengan kata lain memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sudah ada selama ini. Dan rasa tertarik inilah yang

mendasari munculnya variasi beton itu sendiri. Salah satu yang kita kenal adalah Beton Ringan. Beton ringan adalah beton yang agregat kasarnya diganti dengan agregat ringan berdasarkan ketentuan berat isi maksimum beton 1.800 kg/m3, sedangkan berat beton biasa mempunyai berat sebesar ± 2.400 kg/m3. Dengan menggunakan agreagat ringan seperti tanah liat bakar, batu apung maka beton akan menjadi lebih ringan daripada jenis beton biasa (Tjokrodimuljo,1996). Beton ringan sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk. Salah satu bentuk beton ringan adalah beton busa (Foam

Concrete)

.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengacu pada tahap-tahap penelitian yang telah direncanakan.

Rancangan Campuran Beton

Hasil perhitungan campuran adukan

beton untuk tiap benda uji.

Volume benda uji silinder

= ¼ x π x

d

2

x t

= ¼ x π x 15

2 [image:5.612.338.529.645.700.2]

x 30= 5302 cm

3

= 0,005302 m

3
(6)

Tahapan Penelitian

Pada penelitian ini pelaksanakan terbagi atas lima tahap dengan penjelasan sebagai berikut : Persiapan bahan-bahan dan alat-alat penelitian. Kegiatan yang ada pada tahap ini adalah : Penyiapan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu meliputi : penyiapan semen, pasir, serta bahan-bahan penunjang lainnya. Penyiapan alat atau mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu meliputi : alat uji pemeriksaan bahan dan alat uji kuat tekan beton. Pemeriksaan kualitas bahan: Pemeriksaan kualitas bahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Pemeriksaan agregat halus (pasir) meliputi ; kadar lumpur, kandungan bahan organik. Penyediaan benda uji: Penyediaan benda uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perencanaan campuran (mix design), pembuatan adukan beton dan sampel pengujian kuat tekan beton sebanyak 12 buah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian benda uji: Pengujian benda uji yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji kuat tekan beton, bertujuan untuk mengetahui mutu bahan beton yaitu mendapatkan kuat tekan beton (f ‘c). Analisis data dan pembahasan: Dari hasil pengujian yang dilakukan pada Tahap IV dilakukan analisis data. Analisis data merupakan pembahasan hasil penelitian, kemudian dari langkah tersebut dapat diambil kesimpulan dan saran penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan berbagai tahap, seperti yang telah

dijabarkan dalam tahap-tahap penelitian dalam bagan alir. Kegiatan awal dalam penelitian ini adalah pemeriksaan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian. Pemeriksaan bahan-bahan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan yang akan digunakan dalam penelitian, dengan melakukan berbagai pengujian di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil UMS.

Pengujian Agregat Halus

(sumber: hasil penelitian)

Hasil pengujian gradasi pada pasir

(sumber: hasil penelitian)

dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan termasuk dalam daerah II (pasir agak kasar). Pasir mempunyai nilai modulus halus butir 1,5 – 3,8

0 20 40 60 80 100

0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 10

P e r se n tas e Ko m u la tif P as ir L o lo s (%)

Ukuran Ayakan (mm)

(7)

Pengujian Berat Jenis Beton

(sumber: hasil penelitian)

pada penelitian ini serbuk aluminium sebesar 0,7 hanya bisa mendapatkan beton dengan berat jenis sebesar 1,946 g/cm³.

Pengujian Serapan Air

(sumber: hasil penelitian)

Beton dengan campuran serbuk

aluminium sebesar 0% menyerap air paling sedikit yaitu dengan nilai 4,403 % karena tidak adanya campuran serbuk aluminium dan tidak membentuk banyak pori.

Pengujian Kuat Tekan Beton

1.9 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.1 2.1

0 0.2 0.4 0.6 0.8

Berat Jenis B er at j en is ra ta -r at a b et o n ( g /c m³ )

variasi campuran serbuk aluminium (%)

0 1 2 3 4 5 6

0 0,3 0,5 0,7

Serapan Air

ser ap an air r ata -r ata b eto n ( %)

variasi campuran prosentase serbuk alumunium (%)

y = 22.42x3 - 24.05x2 + 3.436x + 15.28

13 13.5 14 14.5 15 15.5 16

0.00 0.08 0.16 0.24 0.32 0.40 0.48 0.56 0.64 0.72 0.80

kua t te ka n b et o n r at a-ra ta ( M P a) Kuat Tekan

(8)

Dan beton dengan penambahan serbuk aluminium mendapatkan kuat tekan sebesar 15,286 MPa. Hal ini menunjukan terjadinya penurunan karena serbuk aluminium sebanyak 1,6%. Dengan menggunakan rumus polynominal y = 22.42x3 - 24.05x2 + 3.436x + 15.28 didapatkan kuat tekan tertinggi sebesar 15.412 MPa pada penambahan serbuk 0.08%.

Hubungan antara Berat Jenis, Serapan Air dan Kuat Tekan Beton

Dalam pembuatan beton, berat

jenis, serapan air dan kuat tekan beton

saling berhubungan. Ketiganya sangat

berkaitan

erat

dan

saling

mempengaruhi. Berikut keteranganya.

Hubungan antara berat jenis

rata-rata dengan serapan air

Hubungan antara berat jenis dan daya serap beton adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis beton maka semakin kecil daya serap air beton tersebut.

Hubungan antara berat jenis dengan kuat tekan beton

Hubungan antara berat jenis dan kuat tekan beton adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis beton maka semakin tinggi nilai kuat tekan beton tersebut

.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Bahan penyusun atau agregat untuk pembuatan beton sudah memenuhi syarat ketentuan untuk pembuatan beton.

2) Komposisi campuran pembuatan beton ringan terbaik adalah semen : pasir adalah 1 Kg : 6 Kg, dengan penambahan serbuk aluminium sebesar 0,08%.

3) Penambahan serbuk aluminium sangat berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Kuat tekan terkecil adalah 13,599 MPa. Dan beton tanpa penambahan serbuk aluminium mempunyai kuat tekan sebesar 15,286 MPa. Semakin

0 1 2 3 4 5 6 7

1.85 1.9 1.95 2 2.05 2.1

Ser ap an A ir R ata -r ata

Berat Jenis Beton Rata-rata (g/cm3)

Hubungan antara Berat jenis rata-rata dengan Serapan air rata-rata 1.94 1.96 1.98 2.00 2.02 2.04 2.06 2.08

13.5 14 14.5 15 15.5

B er at Jeni s kg/ m ³

(9)

banyak penambahan serbuk

aluminium maka semakin

berkurang kuat tekan beton. 4) Berat jenis beton berkurang

meskipun belum sampai

spesifikasi beton ringan yaitu 1.800 kg/m³. Nilai berat jenis terkecil pada penelitian adalah 1.946 kg/cm³. Dan beton tanpa penambahan serbuk aluminium mempunyai nilai berat jenis sebesar 2069 kg/m³. Semakin banyak penambahan serbuk

aluminium maka semakin

berkurang berat jenis beton tersebut.

5) Nilai serapan air terkecil adalah 2,918 gram/cm³. sedangkan nilai serapan air terbesar adalah 4,403 gram/cm³. Semakin banyak penambahan serbuk alumunium maka semakin bertambah nilai serapan air pada beton.

6) Dari hasil ini menunjukan bahwa penambahan serbuk aluminium mampu mengurangi berat jenis beton sebesar 1,23% dari berat jenis tanpa penambahan serbuk aluminium. Menambah nilai serapan air sebesar 1,4% dari beton tanpa penambahan serbuk aluminium. Dan mengurangi nilai kuat tekan sebesar 1,687% dari beton tanpa penambahan serbuk alumunium.

7) Penambahan serbuk aluminium mempengaruhi berat jenis, kuat tekan maupun daya serap air pada beton. Semakin tinggi nilai berat jenis beton maka semakin kecil

daya serap air beton tersebut. Sebaliknya, jika semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin tinggi pula nilai kuat tekan pada beton tersebut.

8) Teknik atau cara pembuatan sangat mempengaruhi untuk keberhasilan pembuatan beton ringan tersebut.

Saran

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1) Penambahan serbuk aluminium mempercepat pengerasan pada beton, sehingga pembuatan beton memerlukan alat pengaduk mesin beton ringan.

2) Penambahan serbuk aluminum saja tidak bisa berdiri sendiri dalam pembuatan bata beton

ringan dan tidak bisa

menghasilkan beton ringan. Karena tanpa penambahan zat

additive pengembang beton,

serbuk aluminium hanya bisa membuat pori.

3) Hasil penelitian dimana diharapkan untuk membuat beton ringan menggunakan campuran

serbuk aluminium belum

tercapai.

4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, yaitu

dengan menambahkan zat

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Sekilas Beton Ringan/Beton

Aerasi/Bata Hebel.

http://hakikigavrila .wordpress.com/batu-bata- merah-cikarang/sekilas-beton-ringanbeton-aerasibata-hebel/. Diakses pada 4 Juni 2014. Admin. 2012. Teknologi Beton Ringan.

www.teknologibetonringan.com. Diakses pada 27 Maret 2014. Admin, 2013. Concrete Mix Design.

http://fakultasteknik.narotama.ac .id/index. php/berita/614/detail. diakses pada 28 oktober 2014. Anggita, Wibvowo. 2013. Kajian dan

Serapan Penetrasi Beton Ringan Metakaolin Berserat Alumunium Pasca Bakar (The Study Absorbtion And Penetration Of Lightweight Concrete With Metakaolin Alumunium Fiber

Post Burning).

http://eprints.uns.ac.id/eprint/86 80. diakses pada 6 nopember 2014.

ASTM C 642 – 97. Standart Test Method of Density, Absorption, and

Void’s in Hardened Concrete. Hanamanteo, dkk,. 2014. Beton.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/be ton/URL. diakses pada 2 April 2014.

Hanamanteo, dkk,. 2014. Serbuk Aluminium.

http://id.wikipedia.org/wiki/serb uk aluminium/URL. diakses pada2 April 2014.

Kadek, Bagus. 2010. Beton Ringan

Lightweight Concrete.

.http://pustakats.

blogspot.com/2010/08/beton-

ringan-lightweight-concrete.html?m=1. Diakses 25 Maret 2014.

Lutfi, M. 2012. Studi Pengembangan Beton Ringan Berserat dengan Memanfaatkan Lumpur Bakar Sidoarjo Serat Kenaf dan Serbuk

Aluminium Sebagai Bahan

Pengembang. Tersedia:

http://Digilib. its.ac.id/studi- pengembangan-beton-ringan- berserat-denga-memanfaatkan- lumpur-bakar-sidoarjo-serat- kenaf-dan-serbuk-aluminium- sebagai-bahan-pengembang-25200.html. diakses pada 2 April 2014.

Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton. Penerbit Andi. Yogyakarta. Murdock dan K.M.Brook. 1991. Bahan

dan Praktek Beton. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Murdock dan K.M.Brook. 1996. Bahan

dan Praktek Beton. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

SNI, 1989. Bata Beton (Paving Block). Badan Standadarisasi Nasional, Jakarta.

SNI, 1989. Bata Beton Untuk Pasangan

Dinding SNI 03-0348-1989.

Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

SNI, 1993. Tata Cara Pembuatan

Rencana Campuran Beton

(11)

Susanto, Eka Pradana, dkk. 2012. Studi

Penggunaan Dinding Foam

Concrete (FC) dalam efisiensi

Energi dan Biaya untuk

Pendinginan Udara (Air

Conditioner). Tersedia :

www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/25 010319-eka-pradana-susanto.pdf. Diakses pada 4 Mei 2014.

Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton.

Biro Penerbit Keluarga

Mahasiswa Teknik Sipil

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Wijanarko, wisnu. 2008. Landasan Teori Beton Ringan dengan Bahan Tambah Jerami Padi. Tersedia

(12)

Gambar

Tabel 1. Perhitungan campuran adukan beton untuk tiap benda uji dengan penambahan serbuk aluminium sebesar 0%; 0,3%; 0,5% dan 0,7% dari berat semen

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana membuat program aplikasi untuk pengontrolan stok barang dan pemesanan barang secara online. Dimana dengan menggunakan program

Peraturan Kepala BKPM Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pelimpahan dan Pedoman Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2015

Berdasarkan Tabel 3, kita dapat melihat nilai kepentingan setiap atribut yang paling diperhatikan oleh perusahaan Logistik secara berurutan dari Ranking 1 hingga 4

Standar Kompetensi : Standar Kompetensi mata kuliah administrasi pendidikan ini adalah agar mahasiswa memiliki pemahaman secara teoritis dan praktis tentang konsep,

Perbedaan formulasi krim tipe M/A dan A/M memiliki pelepasan obat yang berbeda maka akan memiliki aktivitas dan sifat fisik yang berbeda pula sehingga dalam penelitian ini

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

Metode yang digunakan dalam Analisis Debit Banjir Rancangan terdiri dari: Metode GAMA I dan metode Nakayasu dengan pertimbangan: keterbatasan data pengukuran

Analisis yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung bagaimana proses bisnis dari Samafitro untuk berbagai aktifitas