SEJARAH MIGRASI ETNIK BATAK TOBA KE KAWASAN
ETNIK KARO DI KOTA TIGALINGGA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Persyaratan Sarjana Pendidikan
AGUSTINA GINTING
NIM. 308321002
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Agustina Ginting. NIM: 308321002. Sejarah Migrasi Etnik Toba ke Kawasan Etnik Karo di Kota Tigalingga. Jurusan Pendidikan Sejarah.
Fakultas Ilmu Sosisal. Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahaui Sejarah migrasi etnik Batak Toba di kota Tigalingga, bagaimana proses adaptasi etnik Batak Toba di kota Tigalingga, persamaan kebudayaan etnik Karo dan Toba, dan kehidupan masyarakat etnik Batak Toba serta pengaruh migrasi terhadap kehidupan masyarakatdi kota Tigalingga
Untuk memperoleh data- data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research), kemudian teknik untuk mengumpulkan data dilakukan dengan observasi ke lokasi penelitian, studi literatur, wawancara kepada tokoh masyarakat etnik Batak Toba dan Karo serta penduduk setempat, dan dokumentasi atau mengambil foto.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan informan di ketahuilah bahwa etnik Toba bermigrasi dari Tapanuli ke Kabupaten Dairi serta sampai ke kota Tigalingga Kecamatan Tigalingga melalui proses secara langsung dan tidak langsung. Di samping itu juga disebabkan oleh faktor pendorong asal dan faktor penarik dari daerah tujuan menjadi pilihan migran Batak Toba ke Kecamatan Tigalingga.
Proses adaptasi etnik Toba ke Tigalingga kedatangan Etnik Batak Toba ke Tigalingga. Didalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan penduduk setempat, walaupun di tinjau dari segi bahasa, sosial budaya, perkawinan, pendidikan dan mata pencaharian. Persamaan kebudayaan etnik Karo dengan etnik Batak Toba adanya persamaan budaya dapat menjadi faktor penarik dari Etnik lain melakukan perpindahan. Kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba di kota Tigalingga dapat dilihat dari kerukunan hidup antar masyarakat Etnik Batak Toba dengan etnik Karo
Seiring perjalanan waktu, migrasi etnik Batak Toba di kota Tigalingga Kecamatan Tigalingga ini mengalami perubahan baik dari segi populasi, pendidikan, dan pekerjaannya. Sebagian budaya yang dibawa dari daerah asal setelah sampai di Tigalingga ada yang masih digunakan dan ada yang menggunakan budaya Karo di karenakan perkembangan zaman. Namun tetap tidak mempengaruhi budaya setempat.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugrahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik.
Skripsi ini berjudul “Sejarah Migrasi Etnik Batak Toba Ke Kawasan Etnik Karo Di Kota Tigalingga”, disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.
Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang
telah mendukung dan memberikan motivasi, dan bantuan kepada penulis dalam
penyelesain skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Terimakasih untuk-Mu Tuhan untuk semua berkat dan anugrah-Mu
sehingga saya bisa menjadi seperti sekarang ini.
2. Skripsi ini saya dedikasikan secara istimewa kepada kedua orang tua saya
yaitu Ayahanda Demun Ginting dan Ibnda Pasti Sitepu terimakasih untuk
limpahan kasih sayang, doa, motivasi, arahan dan nasehat serta semangat
yang tidak terhingga kepada adinda selama ini. Terimakasih Ayah, Ibu
kalian tetap pertama di hatiku dan tidak akan tergantikan.
3. Skripsi ini juga kupersembahkan kepada adik-adikku tercinta. Adik-
adikku Aprilda Ginting, Eko Vitra Ginting terimakasih untuk motivasi,
doa dukungan dan semua candaan kalian sepanjang hidupku ini Kalian
tetap yang terbaik, dan terakhir kepada adikku yang bungsu Lajur Jiko
pikozan Ginting (+).
4. Teristimewa untuk orang yang saya kagumi dan mengagumi saya dimana
pun berada, karena dorongan, motivasi dan kata- kata yang menyakitkan
sekalipun menyemangatkan saya untuk maju. Karena kamu adalah
penyemangatku dan bisa tegar dalam menghadapi semua masalah yang
saya hadapi baik duka maupun senang.
5. Terimakasih kepada Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari MS selaku dosen
masukannya dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk dukungandan
ilmu bapak selama perkuliahan semangatnya tak akan kulupakan jasa
Bapak.
6. Terimakasih kepada ibu Dra. Lukintaningsih, M.Hum selaku Ketua
Jurusan Pendidikan Sejarah serta dosen pembanding bebas. Terimakasih
untuk saran dan dukungan ibu.
7. Terimakasih kepada ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis M.Si selaku
sekretaris jurusan pendidikan sejarah dan dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan bimbingannya selama perkuliahan dan sarannya
dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ponirin M.Si selaku dosen pembanding utama terimakasih
untuk dukungan dan ilmu bapak selama perkuliahan. Saya akan selalu
ingat akan nasehat bapak selama kuliah.
9. Terimakasih kepada bapak Restu MS. Selaku Deakan FIS Universitas
Negeri Medan beserta stafnya.
10.Terimakasih kepada bapak Prof. DR Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku
rektor Unimed dan seluruh stafnya.
11.Terkhusus kepada teman baikku Irma Sihombing SE, Desy Evrina Sitepu,
Srikandi, Nina Maya sari, Yuspebrina Jangan pernah lupa apa yang sudah
kita jalani selama ini dalam susah dan senang. Kita tetap menjadi teman
baik yang tidak bisa kulupakan.
12.Kepada teman- temanku stambuk 2008 jurusan pendidikan sejarah Desy
Evrina Sitepu, Airul Azwan Parapat, Zulfikri Habib NST, Dian Rani
Sinaga, Enynta R Sembiring, Arlan Maksum, Irma Yusnita, Siti Herani,
Masri Simarmata, Sutan M Situmorang, Febi Ganesa Sitorus, Eka
Purnama Sari, Lia Andryani, Nur Evianti, Winda Khairunisa, Nurhayati ,
Retno Pratini, Reza Pahlepi SRG, Rahmat Hidayat Marbun, Hendri
Dalimunthe, Ayu Indriani, Henri Mardia, Muller M. Pakpahan, Ronggur,
13.Kepada teman-teman seperjuangan dalam menyusun skripsi ini Arfah,
Yusfebrina, Leo, Rio, Dini, Surahman, Evi, Lisanias, Sevianna, Masri,
Yosepin, dan Haposan trimakasih atas dukungan dan kerjasamanya.
14.Kepada teman-teman satu kostku K’Mina, K’Seventina, Lia, Arif Saputra,
Ewin Mas Juli. Terimakasih atas semua dukungan, kebersamaan dan
semangat yang kalian berikan selama ini. Kalian semua adalah saudaraku
yang tidak pernah aku lupakan. Terimakasih untuk semuanya.
15.Terimakasih buat teman-teman PPLT SMP/STM GBKP KABANJAHE,
Andre Aronta Ginting, Fredy Sembiring, Elon Sembiring, Erta
Perangin-angin, Elfredi Tarigan, Titus Barus, Jony Purba, Chandra Purba, feranika
Simangunsong, Sry Yanti Purba, Denova Sitompul. Terimakasih tuk
kebersamaan serta dukungannya.
16.Kepada Bapak camat Kecamatan Tigalingga dan seluruh stafnya.
Terimaksih atas bantuannya dalam memberikan data untuk penulisan
skripsi ini.
17.Kepada Bapak/Ibu Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi dan
seluruh stafnya. Terimaksaih atas bantuannya memberikan data dan
sumber literatur yang relevan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
sampai selesai.
Medan, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah... 3
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual ... 5
1. Konsep Sejarah ... 5
7. Konsep Interaksi Sosial ... 19
B. Kerangka Berfikir ... 21
BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
B. Lokasi Penelitian ... 24
C. Populasi dan Sampel ... 24
D. Sumber Data ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 25
F. Teknik Pengolahan Data ... 26
BAB IV : PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 27
1. Sejarah Singkat Kecamatan Tigalingga ... 27
B. Keadaan Wilayah dan Kependudukan ... 29
1. Letak dan Geografis... 29
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 32
3. Komposisi Berdasarkan Mata Pencaharian ... 36
5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 38
6. Prasarana Transportasi dan Jalan ... 40
C. Sejarah Migrasi Etnik Toba ke Kota Tigalingga ... 42
1. Proses Migrasi ... 42
1.1 Migrasi Etnik Batak Toba Secara Langsung ... 46
1.2 Migrasi Etnik Batak Toba Secara Tidak Langsung ... 47
2. Faktor- faktor Pendorong dan Penarik Migrasi Batak Toba ... 48
2.1 Faktor Pendorong Dari Daerah Asal ... 49
2.1.1 Faktor Geografis ... 49
2.1.2 Faktor Sosial dan Demografi ... 50
2.1.3 Faktor Budaya ... 51
2.1.4 Faktor Ekonomi ... 53
2.1.5 Pembukaan Jaringan Jalan ... 54
2.2 Faktor Penarik Dari Daerah Tujuan ... 56
2.2.1 Tersedianya Lahan Luas dan Subur ... 56
2.2.2 Faktor Geografis ... 57
2.2.3 Faktor Pembukaan Jaringan Jalan ... 57
D. Proses Adaptasi Etnik Toba Terhadap Etnik Karo Ke Kota Tigalingga . 60 1. Bahasa ... 63
2. Sosial- Budaya ... 64
3. Perkawinan ... 67
4. Inisiatif Perundingan Melamar Upacara Adat Perkawinan ... 69
5. Pendidikan ... 75
6. Mata Pencaharian ... 76
E. Persamaan Kebudayaan Etnik Karo dengan Toba ... 79
1. Sistem Sosial/ Kekerabatan Etnik Karo... 81
2. Religi / Kekerabatan Etnik Batak Toba ... 85
F. Kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba Di Kota Tigalingga ... 91
1. Pengaruh Migrasi Terhadap Kehidupan Masyarakat ... 92
1.1 Pengaruh Dalam Bahasa ... 93
1.2 Pengaruh Dalam Bidang Budaya ... 97
1.3 Pengaruh Dalam Bidang Ekonomi ... 98
1.4 Konflik Tradisionalisme dan Modernisme ... 102
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Desa Menurut Jenisnya 30
Tabel 2 . Tata guna Tanah di Kecamtan Tigalingga 31
Tabel 3 . Banyaknya Kendaraan Bermotor di Kecamatan Tigalingga 32
Tabel 4 . Komposisi Penduduk Kecamatan Tigalingga Berdasrkan Etnis 33
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 34
Tabel 6. Komposisi penduduk Kecamatan Tigalingga menurut Luas,
Kepadatan penduduk, jumlah RT dan menurut Desa/ Kelurahan. 35
Tabel 7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
di Kecamatan Tigalingga 37
Tabel 8. Sarana Pendidikan di Kecamatan Tigalingga 38
Tabel 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama 39
Tabel 10. Jumlah Sarana Ibadah di Kecamatan Tigalingga 40
Tabel 11. Daftar Nama Transformasi Umum dari Kota Medan
Menuju Kota Tigalingga 41
Daftar Gambar
Halaman
Peta Wilayah Kecamatan Tigalingga 114
Lampiran I: Foto Udara Kota Tigalingga 115
Lampiran II : Kantor Kecamatan Tigalingga 116
Lampiran III : Gapura menuju Kota Tigalingga dan Tugu Perjuangan 117
Lampiran IV : Suasana Pekan Tigalingga 118
Lampiran V: Tempat Pemukiman Etnik Karo dan Batak Toba 119
Lampiran VI : Gambar Wawancara Peneliti dengan informan 120
Pet Kabupaten Dairi 121
Denah Tigalingga 122
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Sejarah pada dasarnya mencakup keseluruhan aktivitas manusia dalam
membicarakan segala aspek kehidupan manusia yang berdimensi baik masa lampau,
masa kini dengan tujuan untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Sumatera utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang
multietnis. Hal itu tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di propinsi
ini misalnya suku Batak Toba, Karo, Melayu, Jawa, Pakpak, Angkola, simalungun,
Nias dan sebagainya.
Mereka mendiami daerah yang berbeda tetapi berdekatan sekitar wilayah
Sumatera Utara. Etnis Batak Toba mendiami sekitar Danau Toba, dewasa ini Etnik
Batak Toba telah bermukim di kota Tigalingga, sebagain besar mata pencaharaiannya
adalah bertani, jadi bagaimanapun mereka sangat tergantung pada tanah atau lahan
pertanain yang akan dijadikan sebagai usaha mencari makan atau kebutuhan hidup
sehari- hari. Keterbatasan penghasilan atau perekonomian di derah Batak Toba atau
di daerah Tapanuli Utara sangat sulit untuk mencapai impian tersebut, sehingga
menyebabkan mereka mengadakan migrasi ke daerah lain, khususnya daerah Kota
Tigalingga mengadakan migrasi, masyarakat etnik Batak Toba menganggap bahwa
daerah ini dapat memberikan kehidupan yang lebih baik. Salah satu tujuan migrasi
Etnik Batak Toba adalah ke daerah kota Tigalingga. Peneliti melihat di kota
2
Tigalingga meskipun kota Tigalingga diduduki oleh suku asal yaitu suku Karo.
Adapun Batak Toba selalu mempertahankan budaya aslinya walaupun menuju
ketempat yang baru, namun tidak merusak atau mempengaruhi budaya setempat.
Gerak migrasi di zaman modern masyarakat etnik Batak Toba keluar dari
daerah Tapanuli khususnya ke daerah Sumatera Utara (ke daerah Kota Tigalingga)
berupa pindah petani untuk melanjutkan kehidupan bertani di tempat baru, ada juga
bersifat perkotaan yang bertujuan mencari kegiatan di luar bertani atau usaha lain
misalnya berdagang, wiraswasta dan lainnya.
Setelah bermigrasi biasanya seseorang akan beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya akan tetapi berbeda dengan Etnik Batak Toba menurut pengamatan
peneliti mereka mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan etnis lain. Karena bila
kita pergi ke kota Tigalingga maka akan nampaklah komunitas Etnik Batak Toba ada
yang mengelompok dan berbaur dengan komunitas etnik lainnya. Hal inilah membuat
peneliti tertarik untuk meniliti migrasi dan adaptasi Etnik Batak Toba. Sebenarnya
telah banyak yang meneliti tentang migrasi. Misalnya, Migrasi dan Adaptasi etnik
batak Toba di Kec. Tanjung Balai Utara Kotamadya Tanjung Balai yang di tulis oleh
Erniwati Harianja, hasil penelitiannya adalah mereka bermigrasi karena ingin
melakukan perubahan ekonomi dalam hidupnya atau untuk hidup yang lebih baik.
Sedangkan dalam hasil penelitian tesis Hafnita Sari Dewi Lubis yaitu
Perubahan Kehidupan Sosial Budaya Etnis Bali Cipta Darma Kabupaten Langkat,
hasil penelitiannya mengemukakan bahwa mereka bermigrasi karena keadaan alam
3
Pada umumnya migrasi yang diteliti diatas faktor pendorong migrasi adalah
karena adat dan faktor keadaan alam dan bencana alam. Sedangkan Andri Herdianto
Manik yang meneliti Perubahan Identitas Etnik Masyarakat Pakpak di Berastagi
Kabupaten Karo (1980-2005) hasil penelitiannya menemukan bahwa masyarakat
etnis Pakpakyang bermigrasi disebabkan oleh faktor yang terdapat di daerah asal.
Namun belum ada yang menulis Sejarah migrasi Etnik Batak Toba ke
kawasan etnik Karo di kota Tigalingga dan apa penyebabnya mereka melakukan
migrasi. Disini akan menceritakan sedikit tentang datangnya Etnik Batak Toba ke
Tigalingga. Hal itu yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti “ Sejarah Migrasi
Etnik Batak Toba ke Kawasan Etnik Karo di Kota Tigalingga”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka
didefinisikan masalah dalam penelitian sebagai berikut.
1. Sejarah migrasi Etnik Batak Toba ke kota Tigalingga.
2. Proses adaptasi Etnik Batak Toba terhadap Etnik Karo ke kota Tigalingga.
3. Persamaan kebudayaan Etnik Karo dengan Etnik Batak Toba.
4. Kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba di kota Tigalingga.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah penelitian
ini tentang” Sejarah Migrasi Etnik Batak Toba ke kawasan Etnik Karo di Kota
4
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah migrasi Etnik Batak Toba ke kota Tigalingga.
2. Bagaiman proses adaptasi Etnik Batak Toba terhadap Etnik Karo setelah
bermigrasi ke kota Tigalingga.
3. Bagaimana persamaan kebudayaan Etnik Karo dengan Etnik Batak Toba.
4. Bagaiman kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba di kota Tigalingga.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah migrasi Etnik Batak Toba ke kota Tigalingga.
2. Untuk mengetahui proses adaptasi Etnik Batak Toba terhadap Etnik Karo setelah
bermigrasi ke kota Tigalingga.
3. Untuk mengetahui persamaan kebudayaan Etnik Karo dengan Etnik Batak Toba.
4. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba di kota Tigalingga.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Menambah pengetahuan tentang sejarah migrasi Etnik Batak Toba ke kota
Tigalingga.
2. Hasil penelitian ini menjadi gambaran untuk menambah perbendaharaan ilmu
untuk bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya, UNIMED pada
109 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan meneliti tentang Sejarah Migrasi Etnik
Batak Toba ke Kawasan Etnik Karo di Kota Tigalingga, melalui literatur, wawancara
dan observasi, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini, yaitu:
1. Sejarah migrasi etnik Batak Toba ke kota Tigalingga dimana migran Etnik
Batak Toba melalui proses migrasi secara langsung dan tidak langsung.
Faktor pendorong yang paling mendasar adalah dari daaerah asal yaitu faktor
georafis kemiskinan di daerah Tapanuli yang ditandai dengan lahan pertanian
yang kurang subur dan kurangnya lahan yang bisa dikelola, faktor sosial dan
demografi, faktor budaya, faktor ekonomi dan pembukaan jaringan jalan
mendorong etnik Batak Toba untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Sebagai faktor penarik yang menyebabkan daerah Tigalingga menjadi pilihan
migran Batak Toba adalah kesempatan dalam bidang ekonomi sangat luas,
terutama di sektor pertanaian karena tersedianya lahan yang lebih luas dan
lebih subur di daerah Kecamatan Tigalingga, faktor geografis dan faktor
pembukaan jaringan jalan untuk mempermudah migrasi etnik Btak Toba ke
daerah tujuan.
2. Proses adaptasi etnik Toba ke Tigalingga kedatangan Etnik Batak Toba ke
110
untuk menyesuaikan diri dengan penduduk setempat, walaupun di tinjau dari
segi bahasa, sosial budaya, perkawinan, pendidikan dan mata pencaharian.
Masyarakat etnis Batak Toba melakukan pendekatan terhadap etnis Karo
sehingga terjalin hubungan yang baik.
3. Persamaan kebudayaan etnik Karo dengan etnik Batak Toba adanya
persamaan budaya dapat menjadi faktor penarik orang dari Etnik lain
melakukan perpindahan. Perbedaan yang tidak terlalu menjolok dan masih
dapat dikatakan sebagai Batak membuat orang Batak Toba lebih mudah
mengadakan adaptasi dengan budaya setempat. Perasaan suatu ikatan yang
sama membuat Etnik Batak Toba mudah tertarik ke kecamatan Tigalingga.
Selain itu juga Etnik Karo memiliki nilai budaya yang hampir mirip dengan
budaya Etnik Batak Toba dimana Batak Toba memiliki nilai budaya yaitu
dalihan na tolu (tungku nan tiga) . Sekalipun budaya batak bersentuhan
dengan budaya baru, dalihan na tolu akan berusaha untuk tetap eksis dengan
melakukan penyesuain dengan budaya baru tersebut.
4. Kehidupan masyarakat Etnik Batak Toba di kota Tigalingga dapat dilihat dari
kerukunan hidup antar masyarakat Etnik Batak Toba dengan etnik Karo selalu
mempunyai folosofi 3H (hamoraon, hagabeon dan hasangapon) dan juga
adat dalihan natolu dengan berbagai latar belakang sosial budaya yang
berbaur dalam satu komunitas kehidupan masyarakat tentu saja menjadi
modal dasar tujuan para kaum migran (Batak Toba). Pengaruh migrasi
111
perubahan dari masyarakat asli (Karo) dan juga masyarakat pendatang.
Perubahan itu terjadi dengan cepat melihat jumlah etnik asal yang mayoritas
(Etnik Karo) bila di bandingkan dengan penduduk pendatang (Etnik Batak
Toba) dapat di lihat dari segi pengaruh dalam bahasa, bidan budaya, dan
ekonomi.
Pada akhirnya migrasi etnis Batak Toba ke Tigalingga mencapai sukses
seperti yang diidam-idamkan oleh mereka. Etnik Batak Toba dapat bertahan di daerah
migran yang minoritas jumlah penduduk di Tigalingga. Dalam masyarakat etnis
Batak Toba yanga ada di Tigalingga sebagian budaya yang dibawa dari daerah
asalnya masih masih ada yang dipertahankan dan ada juga yang sudah hilang karena
tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Dilihat dari segi pendidikan, ekonomi,
mata pencaharian, serta populasi mereka sudah banyak mengalami kemajuan.
B. Saran
1. Pelestarian nilai-nilai budaya dari setiap etnis sangat diharapkan khususnya
penduduk Karo, dimana nilai-nilai Budaya Karo bisa di pertahankan sekalipun
adanya budaya etnis Toba.
2. Untuk kedepannya peran pemerintah dan masyarakat sangat diharapkan untuk
melestarikan kebudayaan yang kita miliki sebab negara kita terkenal karena
kebudayaannya yang unik untuk itu kita sebagai generasi penerus haruslah
112
3. Untuk pemerintah agar memperhatikan keadaan jalan baik di setiap Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan serta di desa, di Kecamatan Tigalingga kurangya
perhatian terhadap jalan raya dari pemerintah, karena banyak yang hancur
sehingga kendaraan beroda dua dan emapat kesulitan dalam berkendaraan,
karena di Tigalingga sangat dikenal dengan hasil pertanian yang sangat subur,
supaya jangan menghambat lancarnya perjalanan dalam mengakut hasil
pertanian di Tigalingga ke luar kota.
4. Bagi para generasi muda agar memelihara, mencintai dan mempertahankan
budaya peninggalan leluhur, agar tidak hilang di makan perkembangan
109
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Dairi.2010. Kecamatan Tigalingga dalam angka 2011 Dairi, Badan Pusat Statistik.
Bart, Fredrik.1988. Kelompak Etnik dan Batasannya. Jakarta. UI Press. Depdikbud.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Gazalba, Sidi. (1989). Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta. Bharatarage
Geriya, Wayan.1977. Pengaruh Migrasi Terhadap Perkembangan Daerah Provinsi
Bali. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Harianja, Erniwati. (2009) Migrasi dan Adaptasi Etnis Batak Toba di Kecamatan .
Tanjung Balai Utara Kotamadya Tanjung Balai. Medan. Skripsi.
Herdianto, Andri Manik. (2010). Perubahan Identitas Etnik Masyarakat Pakpak di
Berastagi Kabupaten Karo (1980- 2005). Medan Skripsi..
Kantor Kecamatan Tigalingga. Kabupaten Dairi. 2010. Kecamatan Tigalingga Dalam
Dairi, Kantor Kecamatan.
Kuntowijoyo, (1999). Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta. Yayasa Bentang Budaya. Kuntowijoyo, (2003). Metodologi Sejarah,Yogyakarta. PT. Tiara Wacana
Yogyakarta
Koenjaraningrat dkk, (2003). Kamus Istilah Antropologi, Jakarta, Progress.
Koenjaraningrat, (2007). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta. Djambatan. Latuihalmallo, Mancen, (1981). Migrasi Orang Bugis Dalam Jurnal Penelitian
Sosial. Bandung.
Lee, Everett. S (1987). Suatu Teori Migrasi, Yogyakarta. UGM.
Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Naim, Muchtar, (1984). Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau, Yogyakarta: UGM
Nainggolan, Togar.(2012). Batak Toba Sejarah dan transformasi Religi. Medan: Bina Media Printis
Pelly, Usman. 1994. Ubanisasi dan Adaptasi Peranan Misi Budaya Minangkabau
dan Mandailing. Jakarta: PT Pustaka LP3S.
Purba, O.H.S dan Purba, Elvis F. 1997. Migrasi Spontan Batak Toba (Marserak).
Sebab, Motip dan Akibat Perpindahan Penduduk dari Dataran Tinggi Toba,
Medan: Monora
110
Rahayu, Ika Pratiwi Marundi. (2009). Migrasi dan Adaptasi Marga Marundi ke Desa
Sirombu Kepulauan Hinako Kcamatan Sirombu Kabupaten Nias. Medan.
Skripsi.
Robert, MZ Lawang. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta. Gramedia. Sari Hafnita, Dewi Lubis. (2005) Perubahan- Perubahan Sosial Budaya Etnis Bali di
Dusun Bali Cipta Darma di Kabupaten Langkat, Medan. Tesis
Sitepu, Sempa,dkk. (1996). Pilar Budaya Karo, Medan. “Bali” Scan & Percetakan Siahaan, Nalom.(1982).Adat Dalihan Na Tolu Prinsip & Pelaksanaannya,Jakarta:
Grafina.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku membangun Bangso Batak, Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Suparlan, Supardi.1984. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan. Jakarta. FEUI Tarigan, Sarjani.2009. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. Tanjung, Flores dkk. 2010. Dairi dalam Kilatan Sejarah. Bandung: Alfabeta.
Yusof. M. Ibrahim, (1986) Pengertian Sejarah. Beberapa Perbahasan Mengenai Teori dan Kaedah, Kuala Lumpur. Dewan Kementerian Pelajaran Malaysia Kuala Lumpur.
http://id. Shvoong. Com/writing –and –speaking/212112)
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2243203-pengertian-etnis-suku-ras-dan/
http://Sumut.bps.go.id/dairi/images/peta%20edit.Jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/faktor pendorong, faktor penarik migrasi