• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Belajar Heuristik Dan Ekspositori Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Belajar Heuristik Dan Ekspositori Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakart"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII

SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

DEVID AGUS HARTATO A 410 090 225

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4

SURAKARTA Oleh

Devid Agus Hartato1, Sri Sutarni2. 1

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2

Staf Pengajar UMS Surakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis :(1) perbedaan

hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran heuristik dan ekspositori, (2) apakah ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari keaktifan belajar siswa, (3) adakah interaksi metode pembelajaran Heuristik, metode pembelajaran Ekspositori, dan keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode test dan metode dokumentasi. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik Anava dua jalur dengan sel tidak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama pada α = 5% diperoleh : (1) Fhitung = 5,397 < Ftabel = 4,01 ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan antara

siswa yang diajar dengan metode pembelajaran heuristik dan metode pembelajaran ekspositori, (2) Fhitung = 4,199 > Ftabel = 3,16 sehingga ada perbedaan prestasi belajar yang

signifikan ditinjau dari keaktifan belajar siswa, (3) Fhitung =0,152 < Ftabel = 3,16 sehinga

tidak ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan keaktifan siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode heuristik dengan siswa yang diberi pengajaran dengan metode ekspositori, ada perbedaan prestasi belajar ditinjau dari keaktifan siswa, tidak ada interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan

keaktifan nterhadap prestasi belajar.

(4)

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang ( UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab 1, Pasal 1). Dengan usaha sadar dimaksudkan, bahwa pendidikan dilaksanakan berdasarkan rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional-obyektif. Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan nalar atas dasar data yang ada untuk mencari kebenaran faktual. Berpikir rasional dipakai bila kita ingin maju dan ingin mempelajari ilmu.

Cara mengajar yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pembelajaran. Penggunaan metode mengajar yang tepat dapat menentukan keefektifan serta keefisienan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, guru dapat menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan, tetapi menarik peserta didik untuk lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengajaran matematika dengan menggunakn metode pembelajaran Heurisik dan Ekpositori ditinjau dari keaktifan belajar siswa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan sengaja untuk mengusahakan timbulnya variabel-variabel, dalam hal ini adalah penerapan metode pembelajaran Heuristik, metode pembelajaran Ekspositori dan Keaktifan belajar siswa, untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya terhadap variabel yang lain yaitu hasil belajar matematika siswa. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu masing-masing kelas dipastikan memiliki kemampuan awal yang sama. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat perubahan atau peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar matematika setelah mendapat perlakuan.

Menurut Djam’an (2011:46) “Populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah topik penelitian dan memahami syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah 4 Surakarta.

(5)

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran heuristic dan kelas kontrol dalam metode pembelajaran ekspositori,

Menurut Djam’an (2011: 47) “Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi”. Menurut Djam’an (2011: 67) random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.. Dalam random sampling, semua individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau bersama–sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dalam proses penelitian ini, pengambilan sampling secara random dilakukan dengan cara undian dari sampel-sampel yang telah ada untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasilnya adalah kelas VIII A sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol

Sebelum diberikan perlakuan, dilakukan uji keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai keadaan yang seimbang atau tidak, dengan kata lain untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan mean yang berarti kedua sampel penelitian sama atau tidak. Statistik yang digunakan adalah uji t dengan bantuan SPSS 16.0

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data antara lain : Metode Pokok yang terdiri dari metode tes, digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar matematika siswa; metode angket. Menurut Sugiono (2011: 142) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan belajar matematika siswa. Bentuk angket yang digunakan berupa pilihan ganda yaitu suatu bentuk angket dimana siswa memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. ; metode bantu, yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode ini merupakan pengukuran data dengan cara mengambil dokumen yang telah ada. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama siswa kelas VIII A dan kelas VIII B yang dijadikan sampel dan nilai rapor semester gasal siswa kelas VIII A dan VIII B SMP Muhammadiyah 4 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.

Hasil dan Pembahasan

(6)

seimbang atau tidak. Nilai uji keseimbangan diambil dari nilai rapor semester ganjil bidang studi matematika. Untuk kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. perhitungan uji keseimbangan menggunakan uji t dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel

Ringkasan Uji Keseimbangan

Group Statistics

Kelas N Mean

thitung

Std. Deviation

Std. Error Mean

Nilai Kontrol 31 66.45 -1.454 3.811 .684

Eksperimen 31 67.77 3.334 .599

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 1,454 dengan ttabel(0,025:60) = 2,299. Karena -ttabel < thitung < ttabel maka dapat disimpulkan kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal matematika yang seimbang sebelum dikenai perlakuan.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item soal tes. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment, item yang valid akan digunakan untuk memperoleh data dari responden kelas kontrol dan eksperimen, sedangkan item yang tidak valid tidak digunakan.

Nilai dari masing-masing item soal tes dibandingkan dengan nilai koefisien table N = 31 dengan tingkat signifikansi 5% sebesar 0,355. Selengkapnya ringkasan analisis validitas item soal sebagai berikut :

Tabel

Uji Validitas Try Out Soal Tes Prestasi Siswa

No r11 rtabel Keterangan No r11 rtabel Keterangan 1 -0,252 0,355 Tidak Valid 9 0,407 0,355 Valid 2 -0,039 0,355 Tidak Valid 10 0,350 0,355 Tidak Valid 3 0,487 0,355 Valid 11 0,067 0,355 Tidak Valid

4 0,455 0,355 Valid 12 0,511 0,355 Valid

5 0,511 0,355 Valid 13 0,418 0,355 Valid

6 0,687 0,355 Valid 14 0,371 0,355 Valid

7 0,493 0,355 Valid 15 0,470 0,355 Valid

8 0,173 0,355 Tidak Valid

[image:6.595.92.486.181.282.2] [image:6.595.99.499.543.682.2]
(7)

Validitas angket keaktifan belajar siswa dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment. Nilai dari masing-masing item angket dibandingkan dengan nilai koefisien table

pada tingkat signifikansi 5% untuk N = 31 sebesar 0,355. Selengkapnya ringkasan validitas angket adalah sebagai berikut :

Uji Validitas Angket Keaktifan Belajar Siswa No.

Item rxy rtabel Keterangan

No.

Item rxy rtabel Keterangan 1 0,238 0,355 Tidak Valid 16 0,473 0,355 Valid 2 0,438 0,355 Valid 17 0,414 0,355 Valid 3 0,152 0,355 Tidak Valid 18 0,098 0,355 Tidak Valid 4 0,445 0,355 Valid 19 0,383 0,355 Valid 5 0,391 0,355 Valid 20 0,130 0,355 Tidak Valid 6 0,451 0,355 Valid 21 0,396 0,355 Valid 7 0,462 0,355 Valid 22 0,398 0,355 Valid 8 0,438 0,355 Valid 23 0,358 0,355 Valid 9 0,364 0,355 Valid 24 0,162 0,355 Tidak Valid 10 0,226 0,355 Tidak Valid 25 0,391 0,355 Valid 11 0,126 0,355 Tidak Valid 26 0,057 0,355 Tidak Valid 12 0,421 0,355 Valid 27 0,395 0,355 Valid 13 0,050 0,355 Tidak Valid 28 0,264 0,355 Tidak Valid 14 0,404 0,355 Valid 29 0,176 0,355 Tidak Valid 15 0,381 0,355 Valid 30 0,385 0,355 Valid

Hasil analisis item sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3 menunjukkan 19 soal dinyatakan valid karena rxy > rtabel yaitu item nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 25, 27, dan 30 item tidak valid yaitu item nomor 1, 3, 10, 11, 13, 18, 20,24, 26, 28, dan 29.

Diskripsi Data prestasi belajar matematika diperoleh dengan alat ukur tes yang terdiri dari 10 butir soal. Berdasarkan hasil penelitian tes, deskripsi data prestasi belajar matematika kelas eksperimen dan kontrol dapat ditransformasikan dalam table dan grafik histogram berikut :

Tabel Prestasi Belajar siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Interval f i (frekuensi) xi.fi Interval f i (frekuensi) xifi

50 2 100 40 2 80

60 3 180 50 5 250

70 9 630 60 6 360

80 9 720 70 9 630

90 5 450 80 4 320

100 3 300 90 4 360

Jumlah 31 2380 100 1 100

Rata-rata 76,77419 Jumlah 31 2100

(8)

Berdasarkan tabel diatas kelas eksperimen diperoleh nilai prestasi belajar siswa tertinggi 100, dan terendah 50; nilai rata-rata (mean) sebesar 74,19; median 70; modus 80 serta nilai standar deviasi (SD) = 13,108 dan range = 50, sedangkan kelas kontroldiperoleh nilai prestasi belajar siswa tertinggi 100, dan terendah 40 ; nilai rata-rata (mean) sebesar 67,74; median 70; modus 70 serta nilai standar deviasi (SD) = 15,429 dan range = 60

Data keaktifan belajar siswa diperoleh dari nilai angket keaktifan siswa yang terdiri dari 19 butir soal. Deskripsi data keaktifan belajar matematika siswa kelas eksperimen dan control dapat ditransformasikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel Keaktifan Belajar Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Interval fi(frekuensi) xi.fi Interval fi(frekuensi) xi.fi

46 1 46 46 1 46

47 1 47 47 2 94

49 2 98 48 3 144

51 3 153 51 6 306

52 3 156 52 7 364

54 7 378 54 4 216

55 5 275 55 2 110

56 4 224 56 2 112

57 2 114 57 2 114

58 1 58 60 1 60

59 1 59 62 1 62

62 1 62 Jumlah 31 1628

Jumlah 31 1670 Rata-rata 52,51613

Rata-rata 53,87097

Berdasarkan Tabel diatas kelas eksperimen diperoleh skor keaktifan siswa tertinggi 62 dan terendah 46; nilai rata-rata (mean) sebesar 53,87; median 54 ; modus 54 ; nilai standar deviasi (SD) sebesar 3,50 dan range = 16. Dari nilai rata-rata dan standar deviasi selanjutnya dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan Standar Deviasi (SD). Kriteria batas

kelompok adalah sebagai berikut: Kategori tinggi: > ̅+ maka x > 55,46 ;

Kategori sedang: − 1

2 < ≤ +

1

2 maka 51,96 < x < 55,46 dan Kategori

rendah : > ̅ − maka x < 51,96. Sedangkan kelas kontrol diperoleh skor keaktifan

(9)

maka x > 54,37 ; Kategori sedang: − 1

2 < ≤ +

1

2 maka 50, 66 < x <

54,37 dan Kategori rendah: > ̅ − maka x < 50,66.

[image:9.595.102.497.429.712.2]

Hasil perhitungan analisis dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi α = 5% melalui bantuan SPSS 16.0 disajikan dalam Tabel 4.14 sebagai berikut :

Tabel

Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Tabel Rerata Marginal

Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa

Kelas Kedisiplinan Siswa Rerata

Marginal

Tinggi Sedang Rendah

Eksperimen 83,33 74,67 72,86 76,95

Kontrol 77,5 65,29 61,67 68,154

Rerata Marginal 80,42 69,98 67,26

Grafik Profil Efek Variabel Model pembelajaran dan Keaktifan Belajar Siswa

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi Sedang Rendah

Heuristik

Ekposit ori

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Prestasi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2910.818a 5 582.164 3.026 .017

Intercept 282364.187 1 282364.187 1.468E3 .000

Metode 1038.208 1 1038.208 5.397 .024

Keaktifan 1615.576 2 807.788 4.199 .020

Metode * Keaktifan 58.344 2 29.172 .152 .860

Error 10773.053 56 192.376

Total 337400.000 62

Corrected Total 13683.871 61

(10)

Dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fa = 5,397 > Ftabel = 4,01 dan nilai Sig.=0,024 < 0,05, maka H0 ditolak artinya ada perbedaan efek yang signifikan antara siswa yang dikenai model Heuristik dengan siswa yang dikenai model pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar. Pada kelas eksperimen atau kelas VIII A (dengan penggunaan model pembelajaran Heuristik) diperoleh rata-rata hasil belajar matematika sebesar 76,77 sedangkan pada kelas kontrol atau kelas VIII B (dengan penggunaan model pembelajaran Ekspositori) diperoleh rata-rata hasil belajar matematika sebesar 67,74. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Heuristik lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Ekspositori.

Hasil penelitian tersebut didukung kondisi kelas, lapangan yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Ekspositori terlalu monoton yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab menjadikan siswa kurang tertarik. Hal ini menjadikan keaktifan siswa dalam kelas menurun dan menyebabkan menurunnya hasil belajar matematika. Sedangkan dalam model pembelajaran Heuristik, lebih menitik beratkan pada kerja kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan dan mempresentasikan di depan kelas serta pendalaman materi melalui quiz. Hal ini akan menumbuhkan keterlibatan siswa dalam bekerjasama, berinteraksi antar anggota kelompok maupun dengan guru. Dengan demikian model pembelajaran Heuristik lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran dari pada model pembelajaran Ekspositori.

Kondisi yang telah dijelaskan diatas didukung oleh penelitian Sidik Prastyo Aji (2009) dengan diterapkannya terdapat pengaruh yang signifikan anatara pembelajaran dengan metode Heuristik dan metode Konvensional terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan efek yang signifikan antara siswa yang dikenai model pembelajaran Heuristik dan siswa yang dekenai model pembelajaran Ekspositori. Dalam penggunaan model pembelajaran

Heuristik memacu siswa untuk aktif, kreatif dan disiplin dalam proses pembelajaran

matematika yang akan meningkatkan hasil belajar.

Untuk hipotesis kedua dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fb = 4,199 > Ftabel = 3,16 dan nilai Sig.= 0,020 < 0,05, maka H0 ditolak artinya ada perbedaan efek yang signifikan antara keaktifan siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap hasil belajar matematika siswa.

(11)

tinggi dan sedang. Dengan keaktifan belajar siswa yang tinggi dapat menunjang prestasi belajar yang tinggi pula, karena siswa memilik rasa ingin tahu yang tinggi pada saat pembalajaran.

Untuk hipotesis ketiga dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikasi 5% diperoleh Fab = 0,152 < Ftabel = 3,16 dan nilai Sig. = 0,86 > 0,05, maka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan efek interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Karena tidak ada efek interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan keaktifan belajar siswa, maka perbandingan antara kelas eksperimen atau kelas VIII A dan kelas kontrol atau kelas VIII B mengikuti perbandingan marginalnya.

Hasil analisis menyebutkan bahwa H0 ditolak. Karena H0 ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut atau uji komparasi ganda dengan menggunakan uji Scheffe. Uji komparasi ganda ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata prestasi belajar siswa yang memiliki keaktifan tinggi, sedang, dan rendah.

Hasil Uji Scheffe

Komparasi pertama menyatakan Nilai Sig. FTinggi-Sedang = 0,039 < 0,05, maka disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dengan siswa yang memiliki keaktifan sedang. Pada komparasi kedua nilai Sig. FTinggi-Rendah = 0,049 < 0,05, maka disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang

Multiple Comparisons

Prestasi

Scheffe

(I)

Keaktifan (J)

Keaktifan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tinggi Sedang 10.90* 4.163 .039 .43 21.37

Rendah 12.90* 5.110 .049 .05 25.75

Sedang Tinggi -10.90* 4.163 .039 -21.37 -.43

Rendah 2.00 4.562 .909 -9.48 13.47

Rendah Tinggi -12.90* 5.110 .049 -25.75 -.05

Sedang -2.00 4.562 .909 -13.47 9.48

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 192,376.

(12)

signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dengan siswa yang memiliki keaktifan rendah. Pada komparasi ketiga nilai Sig. FSedang-Rendah = 0,909 < 0,05, maka disimpulkan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan efek prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang mempunyai keaktifan sedang dengan siswa yang memiliki keaktifan rendah.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasn yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dengan mengacu pada hipotesis α = 5% yang telah dirumuskan dapat

disimpulkan bahwa Ada perbedaan efek penggunaan model pembelajaran Heuristik dan Ekspositori terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Kubus. Terlihat dari rata - rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Heuristik sebesar 76,77 lebih tinggi dari pada nilai rata – rata hasil belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Ekspositori sebesar 67,74. Dengan demikian pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Heuristik lebih unggul atau lebih baik dari pada pembelajaran dengan model pembelajaran Ekspositori Ada perbedaan efek keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Terlihat dari analisis data diperoleh Fb = 4,199 > Ftabel = 3,16 dengan nilai Sig = 0,020 < 0,05. Semakin tinggi keaktifan belajar siswa, maka semakin baik hasil yang dicapai dan sebaliknya semakin rendah tingkat keaktifan belajar siswa maka semakin rendah pula hasil belajarnya. Tidak ada efek interaksi antara model pembelajaran Heuristik dan Ekspositori ditinjau dari keaktifan siswa terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berdasarkan analisis data diperoleh Fab = 0,152 < Ftabel = 3,16 dengan nilai Sig. = 0,86 > 0,05. Efek penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika tidak selalu bergantung pada tingkat keaktifan belajar siswa, dimana berlaku juga tingkat keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika juga tidak bergantung pada model pembelajaran yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press

Sagala, syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif Untuk peneltian. Jakarta: Rajawali Press

Gambar

Tabel Ringkasan Uji Keseimbangan
Tabel Keaktifan Belajar Siswa
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang bisa diberikan dalam administrasi pengadaan barang departemen housekeeping di Pose In Hotel Solo,karena kelengkapan karyawan pada suatu organisasi

Analisis Kadar Kalsium Oksalat metode Turbidimetri. Sebanyak 0.64 gram kristal kalsium oksalat dilarutkan dengan urin buatan dalam labu takar 50 ml. Ulangi prosedur tersebut sebanyak

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Jumat, 3 Juli 2015.. Skripsi

Kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur (jika memang diukur) dari sisi kuantitas, jumlah,

[r]

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan web yang dilakukan oleh partai politik pada proses verifikasi didominasi oleh partai besar yang juga merupakan partai politik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS yang berada di wilayah Bandung

Proses rekondisi ini melalui beberapa tahapan, tahap pertama langkah pembongkaran mesin sepeda motor Yamaha TWIN 125, terdiri dari 3 bagian yaitu, atas, kiri dan