• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Ko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan Ko"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI

BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

YUANITA OKKY WULANDARI

A 410 120 207

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI

BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

YUANITA OKKY WULANDARI

A 410 120 207

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI

BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

OLEH

YUANITA OKKY WULANDARI A 410 120 207

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari ……., ………. 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Idris Harta, M. A, Ph. D (……..……..) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. N. Setyaningsih, M. Si (………) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Sri Sutarni, M. Pd. (……….) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)
(5)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Yuanita Okky Wulandari 1) dan Idris Harta 2)

1Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

email: yuanita.okky24@gmail.com

2Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta

email: idris_harta@ums.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis: (1) perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar; (2) perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi matematis; (3) interaksi metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII Semester Genap Tahun ajaran 2015/2016 SMP Negeri 2 Banyudono dengan populasi seluruh siswa kelas VII sejumlah 278 siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental research). Kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini diambil dengan metode cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi multivariat. Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh: (1) ada perbedaan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar, (2) ada perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi matematis, (3) tidak ada interaksi metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis.

Kata Kunci: think pair share (tps), numbered heads together(nht), prestasi belajar, kemampuan komunikasi matematis.

Abstracts

The purpose of this study is to describe and analyze: (1) the difference in learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) towards the achievements of the study; (2) the difference in learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) against mathematical communication skills; (3) the interaction of learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) towards the achievement of the study and mathematical communication skill. The experiment was conducted on seventh grade in SMP Negeri 2 Banyudono 2015/2016 with the entire population of some 278 students of seventh grade student. This research was quantitative with quasi-experimental research designs (quasi-quasi-experimental research). Classes that the sample in this study were taken by cluster random sampling method. Methods of data collection using tests and documentation. Data were analyzed by using multivariate analysis of variance. The results of the data analysis with a significance level of 5% was obtained: (1) there is a difference between learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to the learning achievement, (2) there are differences in learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to mathematical communication skills, (3) there is no interaction learning methods Think Pair Share (TPS) and Numbered Heads Together (NHT) to the learning achievement and mathematical communication skills.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar merupakan belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru. Dengan adanya prestasi belajar yang telah diperoleh siswa, guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilannya dalam mengajar, dan hal tersebut kemudian dapat digunakan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran berikutnya (Astuti dan Leonard 2012: 105).

Berdasarkan hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 menunjukkan prestasi belajar siswa di Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 69 dari 76 negara (bbc.com). Sedangkan Berdasarkan hasil Ujian Nasional SMP Tahun 2015 diperoleh nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar (71,07), Bahasa Inggris (60,00), matematika (56,27) dan IPA (59,87) (kemdiknas.go.id). Hal tersebut menunjukan bahwa prestasi belajar matematika paling rendah dibandingkan dengan prestasi belajar mata pelajaran yang lainnya. Rendahnya prestasi belajar matematika juga terjadi di provinsi Jawa Tengah, yaitu berada di peringkat 32 dari 34 provinsi dengan nilai rata – rata (47,43) berada di bawah rata-rata nasional yaitu (56,27) (miftahsyarifuddin.com).

Menurut Yani Ramdani (2012) pengertian kemampuan komunikasi matematis adalah “kemampuan untuk berkomunikasi yang meliputi kegiatan keahlian menulis, menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar, mempresentasi dan diskusi.” Jika kemampuan komunikasi matematis pada siswa masih rendah, maka dimungkinkan prestasi belajarnya pun juga akan rendah. Karena dengan menggunakan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat mengembangkan pemahaman matematika sendiri bila menggunakan bahasa matematika yang benar untuk menulis, mengklarifikasikan ide-ide matematika secara lisan, gambar dan simbol matematika (Husna, dkk. 2013: 85). Selain itu juga, komunikasi dalam matematika memegang peranan yang penting yaitu sebagai representasi dalam pemahaman siswa terhadap konsep matematika sendiri dan kemanfaatannya dalam ilmu yang lain (Solekha, dkk. 2012). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang siswa. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi matematis harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laely Suci Handayani, dkk. (2014: 51) memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa masih belum mampu menghubungkan ide-ide yang telah didapatkannya sehingga mereka tidak dapat mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut. Siswa masih kesulitan dalam menyatakan ide dari soal serta menyusunnya menjadi sebuah penyelesaian secara lengkap dan logis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaselin, dkk. (2013: 122) diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Masih banyak siswa yang tidak mampu menghubungkan permasalahan yang dihadapi dengan konteks kejadian yang ada dalam kehidupan nyata, tidak mampu me-ngolah data/informasi pada soal, dan kesulitan di dalam menerapkan pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Berdasarkan hasil penilitian yang dijelaskan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi matematis siswa masih rendah.

Menurut Suyono dan Hariyanto (2015: 19) metode pembelajaran adalah “seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.”” Dalam kegiatan pembelajaran matematika diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat diwujudkan oleh guru dengan cara menerapkan suatu metode pembelajaran kooperatif pada pembelajaran matematika.

Menurut Putu Enny Rusmawati, dkk. (2013: 3) faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika adalah “dalam proses pembelajaran yang berlangsung masih dominan menggunaan metode pembelajaran konvensional oleh guru, dan siswa yang bekerja secara individual yang terkadang menyebabkan siswa menerima ketidakpahaman tanpa ingin memperbaikinya.” Menurut Muhammad Darkasyi, dkk. (2014: 21), rendahnya kemampuan komunikasi matematis di SMP disebabkan “guru masih cenderung aktif, dengan metode konvensional menyampaikan materi kepada para peserta didik, sehingga siswa dalam mengkomunikasikan matematis masih sangat kurang.” Proses pembelajaran yang berlangsung masih bersifat monoton dan terpusat pada guru sepenuhnya, sehingga kemampuan yang dimiliki oleh siswa tidak dapat berkembang (Hosnan, 2014 :184). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.

(7)

untuk belajar dalam sebuah kelompok serta melatih kerja sama, saling bertukar pikiran, melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kemudian guru dapat membimbing dan melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Metode pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TPS ( Think-Pair-Share) dan NHT (Numbered Heads Together).

Menurut Isjoni (2013: 78) metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah “metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Think diharapkan siswa bisa berpikir sendiri-sendiri atau menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pair, siswa berdiskusi secara berpasangan dan akhirnya share, siswa berbagi hasil diskusi dengan seluruh siswa satu kelas kemudian memadukannya serta membuat kesimpulan bersama.” Dengan menggunkan metode TPS diharapkan dapat meningkatkan kerjasama, tanggung jawab dan kepercayaan diri pada siswa serta meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis mereka.

Menurut Miftahul Huda (2015: 203) metode pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together yang biasa dikenal dengan NHT merupakan “salah satu metode pembelajaran kooperatif yang membuat siswa untuk berfikir mandiri dan bekerja sama dengan kelompoknya. Dengan ciri khasnya yang memberikan nomor pada tiap siswa dalam kelompok, semua siswa memiliki peluang yang sama untuk mempresentasikan diri dari kelompoknya tanpa mengetahui sebelumnya.” Dengan menggunakan metode NHT diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka serta saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu juga ihrapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui perbedaan metode Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: (1) Ada perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika siswa (2) Ada perbedaan metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. (3) Ada interaksi metode pembelajaran Think Pair Share dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2.METODE

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII Semester Genap Tahun ajaran 2015/2016 SMP Negeri 2 Banyudono dengan populasi seluruh siswa kelas VII. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental research). Kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini diambil dengan metode cluster random sampling yaitu kelas VII F dan VII H. Pada kelas VII F sebagai kelas eksperimen 1 diterapkan dengan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS), sedangkankelas VII H sebagai kelas eksperimen 2 diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Sebelum dilakukan penelitian perlu dilakukan uji keseimbangan terhadap kelas yang menjadi sampel penelitian.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis, variabel bebas yaitu metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Pengumpulan data menggunakan metode tes untuk mengumpulkan data prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas sampel setelah perlakuan, dan metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika pada Ulangan Tengah Semester (UAS) genap tahun ajaran 2015/2016. Data tersebut akan digunakan sebagai uji keseimbangan sebelum dilakukan perlakuan. Instrumen pada penelitian ini berupa tes prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis bab Segi empat yang terdiri dari 4 soal uraian. Sebelum intrumen diujikan pada kelas sampel, intrumen di uji coba terlebih dahulu pada kelas non sampel untuk mengetahui apakah instrumen memenuhi syarat validitas dan realibilitas.

Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis variansi multivariat satu jalan. Sebelum analisis variansi perlu di lakukan uji prasyarat analisis variansi multivariat, yaitu uji normalitas multivariat populasi dan uji homogenitas matriks variansi dan kovariansi populasi. Tindak lanjut dari analisis variansi adalah uji pairwise comparisons.

3.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji keseimbangan sampel penelitian disimpulkan bahwa kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 mempunyai kemampuan yang seimbang sebelum diberikan perlakuan. Instrumen dibutuhkan guna menunjang pelaksanaan penelitian. Sebelum intrumen diujikan pada kelas sampel, dilakukan tes uji coba terlebih dahulu pada kelas non sampel yaitu kelas VIIE berjumlah 36 siswa. Dari uji validitas soal prestasi hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa dari 4 item soal yang diujicobakan terdapat 4 item soal valid dengan nilai reliabilitas 0,6351. Sedangkan nilai rtabel = 0,3291. Karena nilai r11 > rtabel dapat disimpulkan item-item soal tes prestasi belajar reliable. Sedangkan dari uji

(8)

4

diujicobakan terdapat 4 item soal valid dengan nilai reliabilitas 0,6111. Sedangkan nilai rtabel = 0,3291. Karena nilai r11 > rtabel

dapat disimpulkan item-item soal tes prestasi belajar reliable

Kompetensi dasar dalam penelitian ini menggunakan KD 6.3 dengan alokasi waktu 6 × 40 menit (3 pertemuan). Pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dilakukan dengan metode Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kelas eksperimen 2 menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Pertemuan selanjutnya setelah materi selesai, dilakukan tes prestasi belajar matematika dan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Setelah dilakukan uji prasyarat sebelum analisis variansi dilakukan, hasil perhitungan menunjukkan jika sampel berasal dari populasi yang normal multivariat dan homogen matriks variansi dan kovariansi. Dalam penelitian ini analisis variansi yang digunakan adalah analisis variansi multivariat satu jalan dengan sel sama. Analisis variansi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada kelas Ekperimen 1 dan metode Numbered Heads Together (NHT) pada kelas Ekperimen 2 terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematis. Hasil perhitungan uji analisis variansi multivariat dengan tingkat singnifikasi 5 % disajikan dalam gambar 1.

Gambar 1 Uji Signifikansi Univariat Tests of Between-Subjects Effects

Prestasi 736.129a 1 736.129 5.749 .019 5.749 .657

KKM 648.129c 1 648.129 4.572 .036 4.572 .559

Intercept Prestasi 383764.129 1 383764.129 2.997E3 .000 2997.213 1.000

KKM 389710.414 1 389710.414 2.749E3 .000 2748.864 1.000 Metode Prestasi 736.129 1 736.129 5.749 .019 5.749 .657

KKM 648.129 1 648.129 4.572 .036 4.572 .559

Error Prestasi 8706.743 68 128.040

KKM 9640.457 68 141.771 Total Prestasi 393207.000 70

KKM 399999.000 70 Corrected

Total

Prestasi 9442.871 69

KKM 10288.586 69 a. R Squared = .078 (Adjusted R Squared =.064)

b. Computed using alpha = .05

(9)

Gambar 2 Uji Interaksi Prestasi Belajar Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Prestasi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 9160.229a 18 508.902 91.826 .000

Intercept 229753.884 1 229753.884 4.146E4 .000

Metode 16.047 1 16.047 2.895 .095

KKM 7517.187 10 751.719 135.640 .000

Metode * KKM 13.630 7 1.947 .351 .926

Error 282.643 51 5.542

Total 393207.000 70

Corrected Total 9442.871 69

a. R Squared = .970 (Adjusted R Squared = .960)

Gambar 3 Uji Interaksi Kemampuan Komunikasi Matematis Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:KKM

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 9990.502a 27 370.019 52.136 .000

Intercept 230200.385 1 230200.385 3.244E4 .000

Metode .516 1 .516 .073 .789

Prestasi 8593.613 17 505.507 71.226 .000

Metode * Prestasi 30.912 9 3.435 .484 .877

Error 298.083 42 7.097

Total 399999.000 70

Corrected Total 10288.586 69

a. R Squared = .971 (Adjusted R Squared = .952)

Berdasarkan hasil perhitungan pada gambar 1, 2, dan 3 dapat disimpulakan bahwa: (1) ada perbedaan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika siswa, (2) ada perbedaan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kamampuan komunikasi matematis, (3) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari kemampuan komunikais matematis siswaterhadap prestasi belajar matematika. (4) tidak ada interaksi antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) ditinjau dari prestasi belajar matematika terhadap kemampuan komunikais matematis siswa.

(10)

6

Gambar 4 Uji Komparasi Pairwise Pairwise Comparisons

Lower Bound Upper Bound

Prestasi TPS NHT -6.486* 2.705 .019 -11.883 -1.088

NHT TPS 6.486* 2.705 .019 1.088 11.883

KKM TPS NHT -6.086* 2.846 .036 -11.765 -.406

NHT TPS 6.086* 2.846 .036 .406 11.765

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).

Dari tabel Pairwise Comparisons menunjukkan antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Numbered Heads Together (NHT) memiliki nilai Mean Difference -6,486. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada metode Think Pair Share (TPS). Kemudian antara metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Numbered Heads Together (NHT) juga memiliki nilai Mean Difference -6,086. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dengan metode metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Numbered Heads Together (NHT).

Dalam pembelajaran dengan metode Think Pair Share (TPS) pada materi segiempat, guru memberikan pertanyaan berupa gambaran tentang segiempat dalam kehidupan sehari-hari dan materi apa yang akan dipelajari. Siswa secara individu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, kemudian guru meminta siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan pasangannya secara heterogen yang telah ditentukan oleh guru. Pada tahap diskusi siswa mencermati permasalahan, merencanakan berbagai langkah penyelesaian masalah, dan melaksanakan rencana yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator membantu proses diskusi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa menjawab permasalahan. Setelah tahap investigasi selesai siswa menganalisis dan menyintetis berbagai informasi yang diperoleh dan meringkas dalam kesimpulan untuk menemukan konsep segiempat. Pada akhir pembelajaran guru meminta perwakilan pasangan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Perwakilan setiap kelompok dipilih oleh anggota kelompok masing-masing. Karena jumlah kelompok yang banyak dan membutuhkan banyak waktu maka semua kelompok tidak bisa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang sungguh-sungguh untuk berfikir lebih dalam berdiskusi dan kurang menunjukkan kemampuan komunikasi matematisnya karena merasa guru tidak memonitor siswa yang tidak paham pada materi. Sehingga, anggota kelompok cenderungan memilih dan mengandalkan siswa dengan kemampuan lebih yang maju di depan kelas.

Pada metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), guru terlebih dahulu memberikan rangsangan dengan menampilkan gambaran materi dalam kehidupan sehar-hati dan mengajukan persoalan. Kemudian, guru membentuk kelompok heterogen dengan setiap kelompok mendapatkan nomor kepala dan memberikan permasalahan. Kemudian siswa secara berkelompok mencoba mengidektifikasi dan menganalisis untuk mengetahui konsep segiempat. Setelah siswa menyelesaikan permasalahan siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan dan menyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui solusi dari permasalahan. Diakhir pembelajaran guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan memanggil nomor kepala. Hal tersebut memungkinkan setiap siswa untuk selalu siap jika nomor kepalanya dipanggil. Sehingga siswa akan berfikir lebih dan berdiskusi dengan sunguh-sunguh untuk menguasai materi.

(11)

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf signifikasi 5 % dan pembahasan yang telah diuraikan dan dijabarkan, dapat ditarik kesimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap prestasi belajar matematika siswa. Prestasi belajar matematika siswa dilihat pada mean difference menunjukkan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dari Think Pair Share (TPS), (2) ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Numbered Heads Together (NHT) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, (3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan komunikasi matematis siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa, dan tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar matematika siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti dan Leonard. (2012). Peran Kemampuan Komunikasi Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Formatif, 2(2), 102-110.

Coughlan, Sean. ( 13 Mei 2015). Asia Peringkat Tertingi Sekolah Global, Indonesia Nomor 69. BBC. Diakses dari http://www.bbc.com.

Darkasyi, Muhammad, dkk. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematika., 1(1), 21-34.

Handayani, L. S, Syafriandi, Mirna. (2014). Pengaruh Metode Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 50-55.

Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Husna, M. I, dan Fatimah, S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang, 1(2), 81-92.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia Isjoni. (2013). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2015). Hasil UN SMP Tahun 2015.” Diakses pada 20 November 2015 dari (http://www.kemdiknas.go.id )

Ramdani, Yani. (2012). Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 44-52.

Rusmawati, P. E, Candiasa, I. M, Kirna, I. M. (2013). Pengahruh Model Pembelajaran Kooperatif TGT Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Semarapura Tahun 2012/2013. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha., 3

Solekha, F. N, Noer, S. H, Gunowibowo, P. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.

Suyono dan Hariyanto. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 1 Uji Signifikansi Univariat
Gambar 2 Uji Interaksi Prestasi Belajar
Gambar 4 Uji Komparasi Pairwise

Referensi

Dokumen terkait

Meramcang peralatan mesin alternatif ( modifikasi ), , mengembangkan desain ( menentukan ukuran dengan : rumus, diagram, tabel, katalog, ketentuan – ketentuan teknik, hand

Adakah pengaruh yang signifikan pemanfaatan sumber belajar perpustakaan sekolah dan tanggung jawab siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri I Batang

Sistem manajemen tebang, muat, angkut yang optimal dan efisien dapat dinilai melalui keberhasilan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan target

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survei, yaitu mengamati, mencatat dan mengukur secara sistematik gelala-gejala yang diteliti kemudian dilengkapi

[r]

memengaruhi dan membentuk individu e-lifestyle Valentine and Powers (2013) Generation Y Value and Lifestyle Segments Segmentasi Generasi Y One way anova Sampel :

Manfaat dari terapi latihan pada pasien OA sendi lutut adalah peningkatan lingkup gerak sendi (LGS), penguatan otot penggerak sendi lutut, peningkatan ketahanan statik

Beberapa alasan yang menyebabkan tingkat loyalitas anggota rendah terhadap kelompok adalah sebagai berikut: (1) Motivasi anggota dalam partisipasi aktif terhadap kelompok