PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR DAN SIKAP TELITI SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN ZAT ADITIF MAKANAN
Oleh : Nurwinda Adha NIM 408331037
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL
BELAJAR DAN SIKAP TELITI SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN ZAT ADITIF MAKANAN
Nurwinda Adha (NIM 408331037)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Bahan Pewarna Alami Dan Buatan 20 Tabel 2.2. Zat Pewarna bagi Makanan dan Minuman
yang Diijinkan di Indonesia 22 Tabel 2.3. Bahan Pemanis Buatan Yang Diizinkan Sesuai Peraturan 26 Tabel 2.4. Perbedaan Bahan Pemanis Alami Dan Buatan 27 Tabel 2.5. Bahan Pengawet Buatan yang Diizinkan Untuk
Digunakan dalam Makanan 28 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 34 Tabel 3.2. Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 38 Tabel 4.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 44 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Gain 45 Tabel 4.3. Uji Homogenitas Dari Kedua Sampel 45
Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 47
Tabel 4.5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47 Tabel 4.6. Persentase Distribusi Sikap Teliti Siswa dari 48
Perhitungan Hasil Angket
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Struktur Klorofil-a dan Klorofil-b 18 Gambar 2.2. Struktur Beta karoten 18
Gambar 2.3. Struktur Karamel 19
Gambar 2.4. Struktur antosianin 19
Gambar 2.5. Struktur betanin 19
Gambar 2.6. Struktur dan rumus kimia Fast green FCF 20 Gambar 2.7. Struktur indigokarmin dan tartrasin 20 Gambar 2.8. Struktur dan rumus kimia Rhodamin-B dan
Methanil yellow 21
Gambar 2.9. Struktur dan rumus kimia sukrosa, fruktosa, xylitol,
sorbitol, dan laktosa 23
Gambar 2.10. Struktur Steviosida, Mirallin, Monellin, Taumathin 23 Gambar 2.11. Struktur sakarin, siklamat, aspartam, dan asesulfam K 25 Gambar 2.12. Struktur dan rumus kimia formalin dan boraks 28 Gambar 2.13. Struktur asam benzoate, asam propionate, asam nitrat,
kalium sorbet, dan asam sulfit 28 Gambar 2.14. Stuktur Natamysin, Kalium Asetat, dan (BHA) 30 Gambar 2.15. Struktur minyak atsiri 31 Gambar 2.16. Struktur dan rumus kimia oktil asetat, amil asetat
dan etil butirat 32
Gambar 2.17. Struktur Mononatrium Glutamate 32 Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian 36 Gambar 4.1. Persentase Hasil Belajar 47
Gambar 4.2. Persentase Distribusi Sikap Teliti Siswa dari Hasil 49 Perhitungan Angket
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 66
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 68
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 76
Lampiran 4 Kisi-kisi dan Instrumen Test sebelum divalidkan 82
Lampiran 5 Jawaban Instrumen Test sebelum divalidkan 93
Lampiran 6 Kisi-kisi dan Instrumen Test setelah divalidkan 94
Lampiran 7 Jawaban Instrumen Test setelah divalidkan 101
Lampiran 8 Analisis Angket dan Angket 102
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 105
Lampiran 10 Jawaban Lembar Kerja Siswa 112
Lampiran 11 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas 121
Lampiran 12 Tabel Aktivitas Siswa 122
Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa 128
Lampiran 14 Validitas Instrument Tes 129
Lampiran 15 Reliabilitas Instrumen Tes 133
Lampiran 16 Tingkat Kesukaran Instrument Tes 135
Lampiran 17 Daya Beda Instrumen Test 138
Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol 141
Lampiran 19 Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 142
Lampiran 20 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 144
Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Gain 147
Lampiran 22 Uji Normalitas Data Gain 148
Lampiran 23 Uji Homogenitas 150
Lampiran 24 Uji Hipotesis Hasil Belajar 151
Lampiran 25 Uji Hipotesis Angket 153
Lampiran 26 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 155
Lampiran 27 Data Hasil Angket Dua Kelas 156
Lampiran 28 Hasil Distribusi Sikap dari Hasil Angket 160
Lampiran 29 Tabel Chi Kuadrat 164
Lampiran 30 Tabel Nilai-nilai r – product moment 165
Lampiran 31 Tabel Nilai-nilai Distribusi t 166
Lampiran 32 Tabel Nilai-nilai Distribus F 167
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini, menuntut
peningkatan mutu pendidikan. Dunia pendidikan tertantang untuk menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengenal serta menguasainya
sehingga siap menghadapi persaingan global. Pendidikan IPA khususnya kimia
sebagai bagian dari pendidikan memiliki potensi besar dan peranan strategis
dalam menyiapkan sumber daya manusia menghadapi era globalisasi. (Nurhadi,
2009).
Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi
melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan
paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang
pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru
yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (Trianto,
2009).
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orentasi
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher cantered) beralih berpusat
pada murid (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi
ekspositori berganti ke partisipatori; pendekatan yang semula lebih banyak
bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun
hasil pendidikan (Komarudin, 2005).
Mata pelajaran sains di SMP antara lain bertujuan, untuk memberikan
pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk
membentuk sikap ilmiah (Depdiknas, 2003) dan salah satu tujuan pendidikan
kimia adalah memahami adanya hubungan antara konsep-konsep kimia dan
2
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu serta menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2006).
Selain itu, mutu pendidikan juga sangat ditentukan oleh
pendekatan-pendekatan yang digunakan para guru dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan
minat siswa terhadap materi yang diberikan, juga terhadap proses dan hasil belajar
siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila
pendekatan pembelajaran yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan
pembelajarannya.
Laporan penelitian Suerni (2005) menyatakan “89%” siswa belum dapat
mencapai ketuntasan belajar yang berarti mengalami kesulitan dalam mempelajari
kimia di SMP dengan tingkat kesulitan rata-rata sebesar 46,42%. Tingkat
kesulitan tiap pokok bahasan menunjukkan, untuk pokok bahasan bahan kimia
dirumah tingkat kesulitan yang dialami siswa sebesar 37,71%, pokok bahasan
wujud zat sebesar 40,31%, pokok bahasan zat aditif sebesar 55,16% sedangkan
untuk pokok bahasan zat adiktif dan psikotropika sebesar 56,26%.
Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep kimia dan
memudahkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep tersebut diperlukan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang langsung mengaitkan materi pelajaran
dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alternatif
pendekatan dalam pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa adalah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia
3
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat (Depdiknas, 2003). Sehingga dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, siswa dapat mengetahui manfaat suatu konsep kimia
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat secara nyata.
Pokok bahasan zat aditif pada makanan merupakan salah satu materi kimia
yang diberikan dikelas VIII yang tercantum dalam KTSP. Topik ini sangat perlu
disampaikan kepada siswa SMP karena mereka sering menggunakan atau
mengkonsumsinya. Hampir setiap makanan dan minuman, baik hasil produksi
industri atau rumah tangga tak luput dari penambahan zat aditif. Manfaat dari zat
aditif antara lain untuk menambah kelezatan dan mengawetkan makanan. Namun,
selain bermanfaat, ternyata zat aditif pada makanan dapat menimbulkan masalah
yang membahayakan kesehatan dan merugikan manusia. Salah satu masalah yang
ditimbulkan oleh penggunaan zat aditif adalah terbentuknya sel kanker dan tumor,
jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih ataupun sering dikonsumsi dalam waktu
relatif lama.
Sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif makanan sangatlah
penting, terutama dalam memilih makanan atau minuman yang sering mereka
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah proses pembelajaran ini selesai
diharapkan siswa dapat memiliki sikap yang lebih bijak dan teliti lagi dalam
mengonsusmsi makanan yang mengandung zat aditif yang berbahaya bagi tubuh.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di SMP Negeri 2
Percut Sei Tuan terhadap guru IPA, pembelajaran masih didominasi
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPA terpadu khususnya
kimia. Disamping itu guru yang mengajarkan kimia disekolah ini bukan alumni
Program Studi Pendidikan Kimia tetapi alumni Program Studi Pendidikan Biologi
(guru biologi).
Pendekatan Contextual Teaching and Learning telah banyak diteliti oleh
para peneliti terdahulu dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Mursito, dkk (2010) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa “Hasil
belajar siswa meningkat setelah diterapkan pendekatan Contextual Teaching and
4
dkk (2008) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa “Pendekatan Contextual
Teaching and Learning yang diterapkan pada materi Termokimia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa”. Dipertegas dengan penelitian yang dilakukan
Juraida, Ariefa (2011) menyatakan bahwa “Efektivitas penggunaan media
animasi Power Point pada pembelajaran Contextual Teaching and Learning
memberikan efektivitas sebesar 5,74%. Risda, Sihombing (2011) hasil
penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kimia dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning sebesar 39,5%. Selanjutnya
Meriyanti (2011) menyatakan bahwa “Hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada
pokok bahasan zat aditif makanan dengan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning meningkat sebesar 57,7%.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Dan Sikap Teliti Siswa SMP Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat didentifikasikan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa yang belum optimal dimungkinkan berhubungan
dengan adanya pendekatan yang digunakan saat ini.
b. Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.
c. IPA terpadu terutama kimia merupakan pembelajaran yang menerapkan
konsep – konsep dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.
d. Kurangnya sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif makanan.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning yaitu: konstruktivisme, inquiry, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan dan refleksi terhadap peningkatan hasil belajar dan
5
dikhususkan pada pokok bahasan Zat Aditif Makanan di kelas VIII SMP Negeri 2
Percut Sei Tuan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
disebutkan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning lebih tinggi dari pada peningkatan
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab pada pokok bahasan Zat Aditif Makanan?
b. Apakah sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif makanan yang
diajarkan dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning lebih
baik dari pada sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif makanan
yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning lebih tinggi dari pada
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab pada pokok bahasan Zat Aditif Makanan.
b. Untuk mengetahui sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif
makanan yang diajarkan dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning lebih baik dari pada sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat
aditif makanan yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan
6
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti sebagai calon guru
tentang penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dalam proses belajar mengajar.
b. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia dalam memilih dan merancang
model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan lainnya sebagai bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
1.7. Defenisi Operasional
Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata. Ada enam komponen utama pada pembelajaran
Contextual Teaching and Learning yaitu: kontruktivisme, inkuiri, bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan, dan refleksi.
Peningkatkan hasil belajar diperoleh dari skor pretes dikurang skor
postes dan dibagi dengan skor maksimum dikurang skor pretes, yang digunakan
untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap
pokok bahasan zat aditif makanan.
Sikap adalah kesedian orang untuk menolak atau menerima suatu objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut apakah berarti atau tidak bagi
dirinya (Azwar, 2002). Sikap teliti siswa terhadap penggunaan zat aditif makanan
sangatlah penting, terutama dalam memilih makanan atau minuman yang sering
mereka konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Zat aditif pada makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.
3219/MENKES/PER/XII/76 adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei
Tuan yang diajar dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning sebesar 59% dan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
metode ceramah dan tanya jawab sebesar 49,6 %.
2. Sikap teliti siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Percut Sei Tuan yang diajar dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning lebih baik
daripada sikap teliti siswa yang diajar dengaan menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab.
3. Pendekatan Contextual Teaching and Learning berpengaruh terhadap
peningkatkan hasil belajar dan sikap teliti siswa pada pokok bahasan zat aditif
makanan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyarankan yaitu :
1. Bagi guru dan calon guru, dapat menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam usaha meningkatkan hasil belajar, khususnya
mata pelajaran kimia di SMP.
2. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai pendekatan Contextual Teaching and Learning, agar lebih
memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam pendekatan ini. Sehingga dapat
63
DAFTAR PUSTAKA
Ariefa, Juraida, (2011), Efektifitas penggunaan media animasi power point dengan menggunakan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan kemampuan makroskopik, mikroskopik, dan simbolik siswa pada pokok bahasan struktur atom di SMA negeri 1 stabat, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Arikunto, S., (2009), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, S., (2003), Strategi Belajar Mengajar Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia
FPMIPA UPI, Bandung.
http://www.scribd.com/doc/61530239/Komponen-Sikap (diakses 11 April 2012)
Azwar, S, (2002), Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Calhoun, J.F dan Joan Ross Acocella,(1995), Psikologi Tentang Penyesuaian dan
Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang, Semarang.
http://acenale.wordpress.com/2012/03/14/sikap-siswa-dalam-belajar/ (diakses 01 April 2012)
Darmawan, Setiadi, (2010), Pengawetan Makanan. http://adiozh.wordpress.com/2010/11/16/pengawetan-makanan/
(diakses 25 Januari 2013)
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
mata Pelajaran kimia, Dirjen pendidikan Dasar dan Menengah,
Deroktorat Pendidikan Menengah Umum.
Diana, Puspita, (2009), Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Dimyati, Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah., (2000), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta. http://id.scribd.com/doc/27644307/Metode-Ceramah (diakses 03 April 2012)
Indarini, (2008), Jurnal Volume 2 No. 3, Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Termokimia Siswa Kelas XI IPA 2
64
Komarudin, (2005), Langkah-Langkah Praktik Belajar Pengetahuan Portofolio,
Makalah. Disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan Fasilitator Guru
Bidang Studi IPS MTs Tingkat Nasional Tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departement agama Republik Indonesia.
Krisno, M. A, (2008), Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mursito, Bustamin, dan Alwiyah, (2010), Jurnal Biodidaktis, Volume 3 : 65-70,
Penerapan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Dengan Menggunakan Metode Learning Community Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII MTS Alkhairaat Soulowe Kecamatan Dolo.
Muslich, Mansur, (2008), KTSP Pemebelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution, Meriyanti, (2011), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer
Pada Pembelajaran Contextual Teaching Learning pada Pokok
Bahasan Zat Aditif Makanan Di SMP Negeri 2 TanjungMorawa,
Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Nurhadi, (2004), Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)),
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Pratiwi, Rinie, Kuswanti, Nur, dan Rahardjo, (2008), Contextual Teaching and Learning Ilmu pengetahuan Alam : Sekolah Menengah Pertama kelas VIII Edisi 4, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Purba, M., (2007), IPA Kimia Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Roestiyah, N.K., (1998), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2008), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, PT. Kencana Prenada Group, Jakarta.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung. http://007indien.blogspot.com/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html. (diakses 02 April 2012)
65
Sihombing, Melda.E, (2012), Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran dan Satuan Dikelas X Semester I SMA Yayasan Perguruan Budi Agung
Medan T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sihombing, Risda, (2008), Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Dikelas X SMA Negeri 7 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-UNIMED, Medan.
Siskandar, (2008), Sikap dan Motivasi Siswa dalam kaitan denga
Hasil Belajar Matematika di SD.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1407208438451.pdf (diakses 01 April 2012)
Subroto, S., (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, Nana., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.
Sudjana, Nana., (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Suerni, (2005), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Materi Kimia Mata Pelajaran Sains Siswa Kelas VII di SMPN 1 Kedungbanten Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2004/2005, Skripsi, FMIPA, UNS, Semarang.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/erdpdf-/import/4301401042.pdf (diakses 02 Maret 2012)
Sunarto, (2009), Pembelajaran Konvensional
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran- konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/ (diakses 12 Maret 2012)
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Winarno, F.G, (2002), Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/pengasapan (diakses 24 Januari 2013)