UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS
Oleh:
Abdul Rahman Hakim NIM. 8106176002
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE
ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS
Oleh:
Abdul Rahman Hakim NIM. 8106176002
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
ABSTRAK
ABDUL RAHMAN HAKIM. Upaya Penguatan Struktur Kognitif Siswa
SMK N 1 ARSE Kelas XII Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer
Dengan Pemberian LKS Terstruktur Berdasarkan Teori APOS. Tesis.
Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Maret 2013.
Tujuan penelitian ini: (1) Meningkatkan struktur kognitif siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS, (2) Meningkatkan aktifitas siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Arse Tapanuli
Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII Agribisnis Tanaman
Pangan/Hortikultura tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 31 orang yang terdiri
dari 18 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Objek pada penelitian ini adalah
penguatan struktur kognitif yang diukur melalui hasil belajar dan aktifitas belajar
siswa dalam pembelajaran Advance Organizer melalui pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, siklus
pertama terdiri dari 3 pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 4 pertemuan. Tes
struktur kognitif dilakukan di akhirmsetiap siklus. Tes struktur kognitif terdiri dari
15 soal. Hasil penelitian yaitu : (1) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas
XII Agribisnis Tanaman Pangan/Hortikultura SMK Negeri 1 Arse yang
menunjukkan adanya peningkatan penguatan struktur kognitif yang ditunjukkan
dari : (a) Tes hasil belajar siswa pada siklus pertama, yaitu : rata-rata = 63,66 ;
persentase ketuntasan = 41,94 %, (b) Tes hasil belajar siswa pada siklus kedua,
yaitu : rata-rata = 82,58 ; persentase ketuntasan 90,32%. Peningkatan persentase
ketuntasan 48,39%; dan indeks gain 0,51 atau dengan kriteria peningkatan sedang.
(2) Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa kelas XII Agribisnis Tanaman
Pangan/Hortikultura SMK Negeri 1 Arse yang ditunjukkan dari : siklus pertama
hanya rata-rata 59,72 menjadi 74,47 pada siklus kedua. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan aktifitas
dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance
Organizer melalui pemberian LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS.
Kata kunci : Penguatan struktur kognitif, Aktifitas belajar siswa, Model
ABSTRACT
ABDUL RAHMAN HAKIM. Efforts to Strengthen Students Cognitive
Structure SMK N 1 Arse Class XII Through the Advance Organizer Model
Learning By giving Structured Worksheets Based on APOS Theory. Thesis.
Medan: Graduate Medan State University, March 2013
The purpose of this research: (1) Improving Students' Cognitive Structures
through the Advance Organizer Model Learning by giving Structured Worksheets
based on APOS Theory, (2) Improving student activity through the Advance
Organizer Model Learning by giving Structured Worksheets based on APOS
Theory. This research was a Classroom Action Research (CAR) which was
carried out at SMK Negeri 1 Arse South Tapanuli. The research subject was grade
12 students of academy year 2012/2013 consisting 31 students, namely 18 males
and 13 females. Object on this research were the student activity and student
learning outcomes through the Advance Organizer Model Learning by giving
Structured Worksheets based on APOS Theory. The research consisted of two
cycles, each cycle consisting of three meetings. Test of achievement conducted at
the end of each cycle. Test of achievement consisting of 15 questions. The results
of the research are: (1) There is an increased of student learning outcomes on class
XII Agribusiness Crop / Horticulture SMK Negeri 1 Arse which showed an
increase in cognitive structure indicated strengthening of: (a) Outcomes of
achievement test in the first cycle, namely: the average = 63.66; percentage of
completeness = 41.94%, (b) Outcomes of achievement test in the second cycle,
namely: the average = 82.58; percentage of completeness 90.32%. The percentage
of completeness 48.39%, and the index gain 0.51 or moderate improvement
criteria. (2) There is an increased of student activity on class XII Agribusiness
Crop / Horticulture SMK Negeri 1 Arse shown from: first cycle is only the
average of 59.72 up to 74.47 in the second cycle. The results of this research can
be used as inputs for teachers in an effort to improve the activity and student
learning outcomes by applying the Advance Organizer Model Learning by giving
Structured Worksheets based on APOS Theory.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat
diselesaikan.
Tesis berjudul “ Upaya Penguatan Struktur Kognitif Siswa SMK N 1
Arse Kelas XII Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Pemberian LKS Terstruktur Berdasarkan Teori APOS” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S. sebagai dosen pembimbing Tesis I dan
bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir penulisan
Tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Sahyar,
M.S, bapak Dr. Kms. M. Amin Fauzi, M.Pd, dan ibu Dr. Derlina, M.si sebagai
dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencana penelitian sampai penyusunan Tesis ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea,M.Pd selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S
selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si
selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika. Seluruh dosen dan staf
pegawai Program Studi Pendidikan Fisika Program pascasarjana universitas
negeri medan yang sudah membantu penulis. Bapak Sariam, S.Pd selaku kepala
sekolah SMK Negeri 1 Arse.
Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kapada ayahanda Drs.
H. Usman Siregar dan Ibunda Hj. Samsinar Pohan dan tak lupa juga kepada
Mertua penulis, bapak Purn. Nurdiansyah dan ibu Rahmawati Lubis yang terus
selalu sedia membantu penulis dalam segala hal. Kepada Kakanda Nur Aisyah ,
Kakanda Anni Syafitri, adinda Walida Hasna, adinda Nurlaila Rahmi, adinda
Ridwan Harun yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat penulis yang selalu senasib dan
seperjuangan (Untung, Dian H. K, Mita, Kiki, dan Wija) dan buat seluruh sahabat
penulis Prodi Pendidikan Fisika angkatan XIX, Khususnya Kelas Executive (B).
Serta seluruh sahabat yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan saran-saran serta bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tesis ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Tesis
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi menyempurnakan Tesis ini. Kiranya Tesis ini
dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan … … … ... … … … ... … … … ... i
Abstrak … … … . ii
Daftar Isi … … … ... … … … ... … … … ... … . iv
Daftar Gambar … … … ... … … … ... … … … .. vi
Daftar Tabel … … … ... … … … ... … … … ... . vii
Daftar Lampiran … … … ... … … … ... … … … viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... … … … ... … … … ... … … 1
1.2 Identifikasi masalah ... … … … ... … … … ... … … … . 6
1.3 Batasan masalah ... … … … ... … … … ... … … … … . 8
1.4 Rumusan masalah ... … … … ... … … … ... … … … … 8
1.5 Cara Pemecahan Masalah ... … … … ... … … … ... … … 8
1.6 Tujuan penelitian ... … … … ... … … … ... … … … … .. 9
1.7 Manfaat penelitian ... … … … ... … … … ... … … … … 10
1.8 Defenisi Operasional Istilah ..… … ... … … … ... … … … … . 11
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori ... … … … …... … … … …... … … … …... … … … … 13
2.1.1 Hakekat Belajar, Hasil Belajar dan Pembelajaran Fisika ... … … … . 13
2.1.2 Hakekat Model Pembelajaran ... … … … …... … … … …... … … .. 23
2.1.2.1 Model Pembelajaran Advance Organizer (Belajar dari Presentasi) .. 24
2.1.2.2 Kerangka Model Pembelajaran Advance Organizer ... … … … .. 26
2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Advance Organizer ... … … 30
2.1.3 Hakekat Aktifitas Belajar Fisika ... … … … … …... … … … . 32
2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Terstruktur … … … … …... … … … … 36
2.1.5 Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur berdasarkan Teori APOS ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 41
2.1.6 Penelitian Terdahulu … ... … … … ... … … … ... … … 46
2.1.7 Silabus Fisika SMK Kelas XII … ... … … … ... … … … … .. 46
2.2 Kerangka Berpikir … ... … … … ... … … … ... … … … . 48
2.3 Hipotesis Tindakan … ... … … … ... … … … ... … … … 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian … ... … … … ... … … … 50
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian … ... … … … ... … … … .. 50
3.3 Subjek Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … … . 51
3.4 Metode Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … … . 52
3.5 Rancangan Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … . 53
3.7 Teknik Analisis Data... … … … ... … … … ... … … … 61
3.8 Instrumen Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … . 64
3.9 Hasil Validasi Perangkat dan Instrumen … … … 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Siklus Pertama … … … . … ... … … … ... … … … 69
4.1.1 Perencanaan (Planning) … … ... … … … ... … … … .. 70
4.1.2 Pelaksanaan (Acting).. … … … ... … … … ... … … … . 71
4.1.3 Observasi (Observation) ….… … … ... … … … ... … … … . 73
4.1.3.a Observasi Indikator Keberhasilan Proses Belajar Mengajar… … .. 74
4.1.3.b Indikator Keberhasilan Penguatan Struktur Kognitif Siklus Pertama 81 4.1.4 Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning).. ... … 83
4.2 Siklus Kedua ( Empat Pertemuan )… … ... … … … ... … … … 85
4.2.1 Perencanaan (Planning) … … ... … … … ... … … … .. 85
4.2.2 Pelaksanaan (Acting).. … … … ... … … … ... … … … . 86
4.2.3 Observasi (Observation) ….… … … ... … … … ... … … … . 89
4.2.3.a Observasi Indikator Keberhasilan Proses Belajar Mengajar… … .. 89
4.2.3.b Indikator Keberhasilan Penguatan Struktur Kognitif Siklus Kedua 95 4.2.4 Refleksi (Reflecting).. ... … … … 98
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan … … … .. 102
5.2 Saran … … … . 103
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1 Struktur Pengajaran Model Advance Organizer ... ... ... ... ... 28 Tabel 3.1 Interpretasi ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan
dan Aktifitas siswa … … … . 64
Tabel 3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran … … … 65
Tabel 3.3 Spesifikasi tes hasil belajar pada siklus pertama … … … … . 67 Tabel 3.4 Spesifikasi tes hasil belajar pada siklus kedua … … … . 67 Tabel 4.1 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindaka
yang Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-1 … … … …… … … .. 76 Tabel 4.2 Perolehan Persentase Skor Aspek Aktifitas Siswa dalam
Proses Belajar Mengajar Siklus ke-1… … … …… … 79 Tabel 4.3 Perolehan Persentase Rata-rata data proses yang meliputi
Aspek Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Aspek Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Siklus ke-1 … … … …… … … …… … … … 80 Tabel 4.4 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus ke-1… 82 Tabel 4.5 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan
yang Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II … … … …… … … …… … 90 Tabel 4.6 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek
Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-2 .. 93 Tabel 4.7 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata kelompok Aspek
Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar … … … … . 94 Tabel 4.8 Perolehan Persentase data proses yang meliputi Aspek
Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Aspek
Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-2 .. 95 Tabel 4.9 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar SiswaSiklus ke-2 … 97 Tabel 4.10 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Indikator Penguatan
Struktur Kognitif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar … .. 99 Tabel 4.11 Deskripsi data Gain Ternormalisasi Deskripsi data Gain
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Bagan Proses Komunikasi Model Claude Shannon … … … 21
Gambar 2.2 Skema Dampak Instruksional dan pengiring ... ... ... ... ... ... ... ... .. 30
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Model Pembelajaran Advance Organizer
Untuk Aktifitas Belajar dan Struktur Kognitif Siswa ... ... ... ... ... .. 49
Gambar 3.1 Bagan Siklus Pembelajaran yang akan dijalankan... ... ... ... ... ... ... 53
Gambar 4.1. Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan
dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 77
Gambar 4.2 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas
Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... ... ... ... ... ... ... .. 80
Gambar 4.3 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... ... ... ... ... . 83
Gambar 4.4 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan yang
Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar
Siklus II ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... .. 91
Gambar 4.5 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas
Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II ... ... ... ... ... ... ... . 94
Gambar 4.6 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas
Siswa dalam Proses Belajar Mengajar ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 95
Gambar 4.7 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ... ... ... ... .. 98
Gambar 4.8 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Indikator Penguatan Struktur
Kognitif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar ... ... ... ... ... ... .... 100
Gambar 4.9.a Bagan Siklus Pembelajaran yang dijalankan (Siklus I) … … … … 103
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Fisika SMK ... ... ... ... ... ... ... ... .. 107
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... ... ... ... ... ... ... .. 112
Lampiran 3 Modul Pembelajaran . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 150
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Terstruktur .. ... ... ... ... ... ... ... 181
Lampiran 5 Tes Hasil Belajar ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 217
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 224
Lampiran 7 Lembar Obsevasi Ketepatan Prosedur Pelaksanaan
Tindakan .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 242
Lampiran 8 Lembar Obsevasi Aktifitas Siswa ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 245
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Aktifitas Siswa … … … .. 247
Lampiran 10 Tabulasi Skor Observasi Ketepatan Prosedur Pelaksanaan
Tindakan Siklus I dan Siklus II … … … 249
Lampiran 11 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Skor Observasi
Aspek Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan … … … 250
Lampiran 12 Tabulasi Perhitungan Skor Observasi Aspek Aktifitas
Belajar Siswa Pada Siklus I … … … …… … … …… … 251
Lampiran 13 Tabulasi Perhitungan Skor Observasi Aspek Aktifitas
Belajar Siswa Pada Siklus II … … … …… … … …… … 252
Lampiran 14 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Persentase
Skor Observasi Aspek Aktifitas Belajar Siswa … … … … 253
Lampiran 15 Tabulasi Perhitungan Skor Tes Hasil Belajar Pada
Siklus I … … … …… … … …… … … …… … … 254
Lampiran 16 Tabulasi Perhitungan Skor Tes Hasil Belajar Pada
Siklus II … … … …… … … …… … … …… … … 255
Lampiran 17 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Skor Tes Hasil
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan serta
menjadikan sumber daya manusia yang dapat bersaing di era globalisasi. Sebagai
lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga terampil menengah yang
produktif, mandiri dan bertaqwa, seiring dengan perkembangan teknologi dalam
rangka melaksanakan pembangunan nasional diharapkan lembaga pendidikan
dapat menghasilkan anak didik seperti yang diharapkan.
Siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga
sikap dan pola tingkah laku sosial sebagai bekal yang berharga guna meraih
sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja di perusahaan
ataupun sebagai wirausaha yang mandiri dan untuk menjadi masyarakat yang
bertanggung jawab. Namun tidak sedikit ditemukan hal yang sangat melenceng
dari pernyataan tersebut. Pola pikir anak-anak sekarang seolah-olah pendidikan itu
hanyalah sebuah formalitas saja. Menurut Schippers (1994:19) tujuan pendidikan
kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalam
bidang kejuruan tertentu sehingga bersangkutan mampu (memiliki kinerja) demi
masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa.
Pembangunan sekolah-sekolah SMK diharapkan mampu menunjang
kebutuhan masyarakat di suatu daerah sesuai dengan sosiokultur daerah tersebut.
Begitu pula dengan kecamatan Arse, Tapanuli Selatan tempat peneliti bertugas
didirikan SMK yang bergerak dibidang Agribisnis Tanaman Pangan dan
Holtikultura (ATP&H), Agribisnis Perikanan (AP), dan Agribisnis Ternak
Ruminansia (ATR). Pembangunan ini diharapkan mampu mendukung majunya
daerah tersebut dimana mayoritas penduduknya bermata-pencaharian di bidang
pertanian, peternakan, dan perikanan.
Namun kondisi yang ditemukan di SMK Negeri 1 Arse masih jauh dari
yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar fisika, yaitu
pada nilai ulangan semester siswa kelas XI ATP&H SMK Negeri 1 Arse tahun
pelajaran 2011/2012, diketahui bahwa pada semester ganjil yaitu hanya 25,80%
dari jumlah siswa dinyatakan tuntas dengan perolehan rata-rata kelas 6,57 dan
kriteria ketuntasan minimal sebesar 6,15; pada semester genap yaitu hanya
29,03% dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas dengan rata-rata kelas 6,29 dan
kriteria ketuntasan minimal sebesar 6,25.
Setelah dilakukan penyelidikan terhadap rendahnya rata-rata hasil belajar
siswa, yaitu melalui latihan mengerjakan soal di kelas ternyata mereka bisa
soal dikecoh misalnya dengan mengubah yang diketahui menjadi yang ditanya
maka mereka akan bingung seakan permasalahan tersebut tidak pernah dibahas.
Menurut Albert Bandura dalam Idham (2011), struktur kognitiflah yang
memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran. Hal ini menjelaskan
bahwa tingkah laku menjiplak dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan
soal-soal latihan sesuai dengan konsepnya menandakan bahwa siswa bermasalah
pada stuktur kognitif, dan semakin jelas terlihat pada hasil belajar siswa yang
sangat rendah.
Di dalam teori belajar Cognitive-Field dari Kurt Lewin menyatakan bahwa
belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan di dalam struktur kognitif dan
pernyataan tersebut semakin menguatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
telah gagal dalam mengubah, menyusun, menyambung ataupun melengkapi
struktur kognitif siswa.
Pembelajaran konvensional pada kelas XII ATP&H menggunakan model
pembelajaran Advance Organizer dengan harapan dapat digunakan sebagai
jembatan konsep antara materi baru dan materi yang sudah dimiliki siswa.
Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa bukanlah karena buruknya model
pembelajaran yang digunakan. Kemungkinan besar gagalnya suatu model
pembelajaran diakibatkan karena pelaksanaan model pembelajaran tersebut belum
sesuai pelaksanaannya dengan teori. Model pembelajaran Advance Organizer
merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dan telah terbukti melalui
Kondisi rata-rata hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan
menunjukkan bahwa tidak tuntasnya suatu pembelajaran. Ketidaktuntasan belajar
fisika yang diperoleh siswa disebabkan oleh dua faktor yang berkaitan, yaitu
faktor karakteristik siswa dan faktor dari guru. Karakteristik siswa adalah variabel
yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran
yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses
pembelajaran agar lebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar.
Karakteristik siswa kelas XII ATP&H pasti berbeda walaupun terkadang
ada yang hampir sama. Dengan kapasitas yang berbeda, sering dijumpai siswa
yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya
rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak atau kurang
berfungsi secara optimal. Dalam kegiatan belajar mengajar setiap siswa akan
memahami materi pelajaran dengan baik bila terjadi kerjasama antara guru dan
siswa. Untuk itu, seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide-ide baru
untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di kelas.
Rendahnya hasil belajar berkaitan erat dengan ketidaksesuaian
penggunaan metode pembelajaran terhadap karakteristik siswa. Dalam penyajian
materi seorang guru harus pandai memilih metode yang tepat serta cara
penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan
tapi justru malah tertarik untuk belajar. Demikian juga pada fase penguatan
kognitif siswa ternyata dengan menggunakan metode diskusi terhadap soal
permasalahan terbukti tidak efektif. Hal ini disebabkan karna minimnya buku
bahan ajar untuk siswa sebagai sumber belajar saat melaksanakan diskusi
lagi yang bisa mereka diskusikan. Apabila metode yang digunakan guru tepat
dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung maka kemungkinan aktifitas
belajar siswa akan lebih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari aktifitas apa yang
dilakukan siswa ketika mereka belajar. Aktifitas siswa ketika proses belajar
mengajar terjadi adalah ketika siswa bisa bekerjasama, serius, bertanggungjawab
dengan belajarnya, bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya serta mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Faktor lain yang juga diperkirakanakan mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah faktor dari guru yang kurang memvariasikan metode mengajar dalam
upaya memperkuat struktur kognitif. Dalam melaksanakan proses belajar
mengajar guru menggunakan model pembelajaran advance organizer dimana
upaya memperkuat struktur kognitif dilaksanakan pada fase ketiga.
Model pembelajaran advance organizer merupakan salah satu model
pembelajaran yang mampu menolong siswa memanggil kembali pengetahuan
yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke topik yang
baru. Karakteristik advance organizer adalah: (1) berbentuk singkat dan abstrak,
(2) dapat menyatukan informasi baru dengan yang telah diketahui, (3) perkenalan
terhadap pelajaran baru secara unit atau bagian, (4) suatu kerangka informasi baru
dan satu pernyataan kembali dari pengatahuan sebelumnya, (5) menyediakan
informasi baru pada siswa, (6) menolong siswa memindahkan atau menggunakan
apa yang mereka ketahui, dan (7) berisikan sumbangsih pemikiran materi yang
lebih banyak dari pengetahuan biasa.
Advance Organizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan
strategi kognitif yang mampu menolong siswa mengingat kembali pengetahuan
yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke materi yang
baru.
Dalam Djiwandono (2002:176) tujuan Advance Organizer adalah memberi
siswa informasi yang mereka butuhkan untuk mempelajari pelajaran atau
membantu mereka dalam mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah
mereka punyai. Jadi, jelas hakekatnya jika Advance Organizer merupakan sebuah
model pembelajaran yang membantu para siswa untuk mengorganisasikan
informasi yang menyambungkan ke struktur kognitif yang lebih luas dan
menggambarkan pengorganisasian yang disiplin.
Sehubungan dengan masalah di atas guru bermaksud untuk mengadakan
sebuah penelitian tindakan yang ditekankan pada penguatan struktur kognitif yaitu
pada fase ketiga dari model pembelajaran advance organizer. Dan pada fase
tersebut tindakan yang dilakukan adalah dengan pemberian LKS Terstruktur
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII ATP&H SMK N 1 Arse.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti
mengidentifikasi masalah yang terjadi baik selama proses pembelajaran
berlangsung maupun diluar jam sekolah. Masalah-masalah tersebut dirangkum
sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan rendahnya rata-rata
kelas dalam satu tahun terakhir menunjukkan gagalnya suatu pelaksanaan
2. Siswa mengerjakan soal latihan hanya menjiplak dari contoh soal yang
bentuk soalnya mirip menandakan bahwa siswa bermasalah pada struktur
kognitif sehingga mereka tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal
latihan sesuai dengan konsep.
3. Metode pembelajaran yang digunakan dalam fase penguatan struktur
kognitif kurang menarik sehingga berakibat pada rendahnya aktifitas
belajar siswa.
4. Rendahnya kesadaran Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Arse akan
pentingnya arti pendidikan mengakibatkan kesan belajar hanyalah sebuah
formalitas yang pada akhirnya pencapaian kompetensi hanyalah menjadi
keinginan pengajar.
5. Keterbatasan ekonomi menyebabkan minimnya buku pegangan peserta
didik sehingga menjadi salah satu kendala bagi guru untuk lebih
mendominasi kegiatan dalam pembelajaran.
6. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan siswa kelas XII Agribisnis
Tanaman Pangan dan Holtikultura SMK Negeri 1 Arse yang pada
umumnya tinggal di daerah pertanian lebih banyak menghabiskan waktu
untuk membantu orang tua ke sawah maupun ladang, kemudian pada
1.3Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah yaitu sebatas mencari jalan penyelesaian
permasalahan yang bisa diatasi dengan rancangan metode pembelajaran yang
ditujukan untuk menguatkan struktur kognitif siswa, maka pada penelitian ini
ditetapkan pembatasan dari beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi
sebagai berikut:
1. Lemahnya struktur kognitif siswa yang berakibat pada rendahnya hasil
belajar menunjukkan gagalnya suatu pelaksanaan pembelajaran.
2. Proses pembelajaran fisika yang kurang menarik menyebabkan rendahnya
aktifitas belajar siswa
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta batasan masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan penguatan struktur kognitif siswa setelah
menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS ?
2. Apakah ada peningkatan aktifitas belajar siswa setelah menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur
berdasarkan teori APOS ?
1.5Cara Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tersebut seharusnya model pembelajaran
advance organizer dibuat menjadi suatu rancangan pembelajaran yang menarik,
tepatnya pada fase pembelajaran yang bermasalah. Secara konseptual model
pembelajaran advance organizer terdiri dari 3 fase pembelajaran, (1) Presentasi
(3) Memperkuat struktur kognitif. Ketiga langkah pembelajaran tersebut
mencerminkan keterorganisiran materi (Presentasi Advance Organizer),
pemaparan materi yang terorganisir (Presentasi tugas-tugas belajar atau materi
pembelajaran), dan menekankan pada keaktifan siswa untuk belajar lebih
(Memperkuat pengolahan kognitif), namun pada kenyataannya karakteristik siswa
siswa kelas XII ATP&H tidak sesuai dengan metode konvensional dan malah
kegiatan terpenting dalam pembelajaran menjadi pasif. Maka dari itu guru
bermaksud memberikan tindakan perbaikan pada fase ketiga dari pembelajaran
ini, yaitu dengan pemberian LKS terstruktur yang didalamnya telah terancang
kegiatan pembelajaran bagi siswa yang mencakup kegiatan diskusi kelompok,
simulasi dan bereksperimen. Pemberian LKS ditujukan untuk menanamkan
konsep di dalam diri dan upaya tersebut sangat meyakinkan untuk dapat
mewujudkan pencapaian kompetensi belajar siswa.
1.6Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Meningkatkan penguatan struktur kognitif siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur
berdasarkan teori APOS.
2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur
1.7Manfaat Penelitian
Perolehan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat membantu pembelajaran fisika terutama
untuk meningkatan penguatan struktur kognitif siswa melalui optimalisasi model
pembelajaran Advance Organizer
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
- Model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat menjadi salah satu acuan
pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga guru mempunyai penambahan variasi metode
maupun model-model pembelajaran termasuk guru yang dapat
membangun kreativitas mengajarnya.
- Memotivasi pendidik untuk menerapkan metode-metode
pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif sehingga peserta didik
menjadi bersemangat dan tidak cepat jenuh dalam mengikuti
proses pembelajaran yang dilaksanakan
b. Bagi Siswa
- Agar dapat menyelesaikan masalah-masalah fisika sesuai dengan
konsep khususnya maupun masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fisika.
c. Bagi Sekolah
- supaya dapat membudayakan penelitian dikalangan guru-guru,
sehingga guru-guru dapat mencari solusi dari masalah-masalah
yang ditemui dalam pembelajaran.
d. Bagi lembaga atau instansi pendidikan
- Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik
lagi.
1.8Defenisi Operasional Istilah 1. Kognitif
Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk
mencapai pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat,
menyimbolkan, mengkategorikan,memecahkan masalah, menciptakan dan
berfantasi.
2. Struktur Kognitif
Struktur kognitif didefenisikan sebagai struktur organisasional
yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur
pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit kon-septual.
3. LKS Terstruktur
LKS terstruktur adalah lembar kerja yang dirancang untuk
membimbing siswa dalam suatu program kerja pelajaran dengan sedikit
bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pembelajaran
tersebut. LKS terstruktur dilengkapi dengan petunjuk dan pengarahan
tetapi tidak dapat menggantikan peranan guru. Artinya, secara keseluruhan
mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya yaitu menyangkut kegiatan
utama seperti memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan serta
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian
LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan Penguatan
Struktur Kognitif siswa.
2. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian
LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan aktifitas
proses belajar mengajar.
3. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas belajar
siswa meningkat pesat pada aspek visual, listening, dan motor yaitu
dengan rerata masing-masing aspek visual dari 2,83 menjadi 3,72; aspek
listening dari 2,87 menjadi 3,70; dan aspek motor dari 2,85 menjadi 3,65.
4. Dari data tes hasil belajar mengindikasikan adanya peningkatan
penguatan struktur kognitif yaitu dari kemampuan siswa dalam
menjawab tes hasil belajar pada siklus pertama dan siklus kedua dimana
pada siklus pertama siswa mampu menjawab soal sampai dengan
kategori C4 (Analisis) yaitu sebanyak 14 orang siswa atau 45%
sedangkan pada siklus kedua siswa mampu menjawab soal dengan
kategori C4 (Analisis) yaitu sebanyak 29 orang siswa atau 93,5% dan
sebanyak 11 orang siswa atau 35%.
5. Melalui kombinasi teori APOS pada LKS Terstruktur, siswa membangun
sendiri struktur kognitifnya, menemukan langkah-langkah dalam mencari
penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik
secara individu maupun kelompok.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini telah terbukti bahwa dengan pemberian LKS
Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan penguatan struktur
kognitif dan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran, namun dalam
penelitian ini untuk meningkatkan penguatan struktur kognitif dengan lebih
optimal lagi agar pada awal pembelajaran perlu diadakan suatu pembentukan
kelompok belajar di luar kelas ataupun di luar jam sekolah, dan tentu saja
dengan bentuk kelompok heterogen yang dapat dilihat dari nilai hasil tes
pemahaman awal (Pretest). Dengan harapan dapat meningkatkan semua aspek