• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE

ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS

Oleh:

Abdul Rahman Hakim NIM. 8106176002

Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

UPAYA PENGUATAN STRUKTUR KOGNITIF SISWA SMK N 1 ARSE KELAS XII MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE

ORGANIZER DENGAN PEMBERIAN LKS TERSTRUKTUR BERDASARKAN TEORI APOS

Oleh:

Abdul Rahman Hakim NIM. 8106176002

Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

ABDUL RAHMAN HAKIM. Upaya Penguatan Struktur Kognitif Siswa

SMK N 1 ARSE Kelas XII Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer

Dengan Pemberian LKS Terstruktur Berdasarkan Teori APOS. Tesis.

Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Maret 2013.

Tujuan penelitian ini: (1) Meningkatkan struktur kognitif siswa dengan

menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS, (2) Meningkatkan aktifitas siswa dengan

menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS. Penelitian ini merupakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Arse Tapanuli

Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII Agribisnis Tanaman

Pangan/Hortikultura tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 31 orang yang terdiri

dari 18 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Objek pada penelitian ini adalah

penguatan struktur kognitif yang diukur melalui hasil belajar dan aktifitas belajar

siswa dalam pembelajaran Advance Organizer melalui pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, siklus

pertama terdiri dari 3 pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 4 pertemuan. Tes

struktur kognitif dilakukan di akhirmsetiap siklus. Tes struktur kognitif terdiri dari

15 soal. Hasil penelitian yaitu : (1) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas

XII Agribisnis Tanaman Pangan/Hortikultura SMK Negeri 1 Arse yang

menunjukkan adanya peningkatan penguatan struktur kognitif yang ditunjukkan

dari : (a) Tes hasil belajar siswa pada siklus pertama, yaitu : rata-rata = 63,66 ;

persentase ketuntasan = 41,94 %, (b) Tes hasil belajar siswa pada siklus kedua,

yaitu : rata-rata = 82,58 ; persentase ketuntasan 90,32%. Peningkatan persentase

ketuntasan 48,39%; dan indeks gain 0,51 atau dengan kriteria peningkatan sedang.

(2) Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa kelas XII Agribisnis Tanaman

Pangan/Hortikultura SMK Negeri 1 Arse yang ditunjukkan dari : siklus pertama

hanya rata-rata 59,72 menjadi 74,47 pada siklus kedua. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan aktifitas

dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance

Organizer melalui pemberian LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS.

Kata kunci : Penguatan struktur kognitif, Aktifitas belajar siswa, Model

(6)

ABSTRACT

ABDUL RAHMAN HAKIM. Efforts to Strengthen Students Cognitive

Structure SMK N 1 Arse Class XII Through the Advance Organizer Model

Learning By giving Structured Worksheets Based on APOS Theory. Thesis.

Medan: Graduate Medan State University, March 2013

The purpose of this research: (1) Improving Students' Cognitive Structures

through the Advance Organizer Model Learning by giving Structured Worksheets

based on APOS Theory, (2) Improving student activity through the Advance

Organizer Model Learning by giving Structured Worksheets based on APOS

Theory. This research was a Classroom Action Research (CAR) which was

carried out at SMK Negeri 1 Arse South Tapanuli. The research subject was grade

12 students of academy year 2012/2013 consisting 31 students, namely 18 males

and 13 females. Object on this research were the student activity and student

learning outcomes through the Advance Organizer Model Learning by giving

Structured Worksheets based on APOS Theory. The research consisted of two

cycles, each cycle consisting of three meetings. Test of achievement conducted at

the end of each cycle. Test of achievement consisting of 15 questions. The results

of the research are: (1) There is an increased of student learning outcomes on class

XII Agribusiness Crop / Horticulture SMK Negeri 1 Arse which showed an

increase in cognitive structure indicated strengthening of: (a) Outcomes of

achievement test in the first cycle, namely: the average = 63.66; percentage of

completeness = 41.94%, (b) Outcomes of achievement test in the second cycle,

namely: the average = 82.58; percentage of completeness 90.32%. The percentage

of completeness 48.39%, and the index gain 0.51 or moderate improvement

criteria. (2) There is an increased of student activity on class XII Agribusiness

Crop / Horticulture SMK Negeri 1 Arse shown from: first cycle is only the

average of 59.72 up to 74.47 in the second cycle. The results of this research can

be used as inputs for teachers in an effort to improve the activity and student

learning outcomes by applying the Advance Organizer Model Learning by giving

Structured Worksheets based on APOS Theory.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat

diselesaikan.

Tesis berjudul “ Upaya Penguatan Struktur Kognitif Siswa SMK N 1

Arse Kelas XII Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Pemberian LKS Terstruktur Berdasarkan Teori APOS” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika, Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak

Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S. sebagai dosen pembimbing Tesis I dan

bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan dan

saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhir penulisan

Tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Sahyar,

M.S, bapak Dr. Kms. M. Amin Fauzi, M.Pd, dan ibu Dr. Derlina, M.si sebagai

dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai

dari rencana penelitian sampai penyusunan Tesis ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea,M.Pd selaku Direktur

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S

selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si

selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika. Seluruh dosen dan staf

pegawai Program Studi Pendidikan Fisika Program pascasarjana universitas

negeri medan yang sudah membantu penulis. Bapak Sariam, S.Pd selaku kepala

sekolah SMK Negeri 1 Arse.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kapada ayahanda Drs.

H. Usman Siregar dan Ibunda Hj. Samsinar Pohan dan tak lupa juga kepada

Mertua penulis, bapak Purn. Nurdiansyah dan ibu Rahmawati Lubis yang terus

(8)

selalu sedia membantu penulis dalam segala hal. Kepada Kakanda Nur Aisyah ,

Kakanda Anni Syafitri, adinda Walida Hasna, adinda Nurlaila Rahmi, adinda

Ridwan Harun yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada

penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada sahabat penulis yang selalu senasib dan

seperjuangan (Untung, Dian H. K, Mita, Kiki, dan Wija) dan buat seluruh sahabat

penulis Prodi Pendidikan Fisika angkatan XIX, Khususnya Kelas Executive (B).

Serta seluruh sahabat yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan motivasi dan saran-saran serta bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan Tesis ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Tesis

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi menyempurnakan Tesis ini. Kiranya Tesis ini

dapat bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pendidikan.

Medan,

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Pengesahan … … … ... … … … ... … … … ... i

Abstrak … … … . ii

Daftar Isi … … … ... … … … ... … … … ... … . iv

Daftar Gambar … … … ... … … … ... … … … .. vi

Daftar Tabel … … … ... … … … ... … … … ... . vii

Daftar Lampiran … … … ... … … … ... … … … viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... … … … ... … … … ... … … 1

1.2 Identifikasi masalah ... … … … ... … … … ... … … … . 6

1.3 Batasan masalah ... … … … ... … … … ... … … … … . 8

1.4 Rumusan masalah ... … … … ... … … … ... … … … … 8

1.5 Cara Pemecahan Masalah ... … … … ... … … … ... … … 8

1.6 Tujuan penelitian ... … … … ... … … … ... … … … … .. 9

1.7 Manfaat penelitian ... … … … ... … … … ... … … … … 10

1.8 Defenisi Operasional Istilah ..… … ... … … … ... … … … … . 11

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori ... … … … …... … … … …... … … … …... … … … … 13

2.1.1 Hakekat Belajar, Hasil Belajar dan Pembelajaran Fisika ... … … … . 13

2.1.2 Hakekat Model Pembelajaran ... … … … …... … … … …... … … .. 23

2.1.2.1 Model Pembelajaran Advance Organizer (Belajar dari Presentasi) .. 24

2.1.2.2 Kerangka Model Pembelajaran Advance Organizer ... … … … .. 26

2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Advance Organizer ... … … 30

2.1.3 Hakekat Aktifitas Belajar Fisika ... … … … … …... … … … . 32

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Terstruktur … … … … …... … … … … 36

2.1.5 Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur berdasarkan Teori APOS ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 41

2.1.6 Penelitian Terdahulu … ... … … … ... … … … ... … … 46

2.1.7 Silabus Fisika SMK Kelas XII … ... … … … ... … … … … .. 46

2.2 Kerangka Berpikir … ... … … … ... … … … ... … … … . 48

2.3 Hipotesis Tindakan … ... … … … ... … … … ... … … … 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian … ... … … … ... … … … 50

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian … ... … … … ... … … … .. 50

3.3 Subjek Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … … . 51

3.4 Metode Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … … . 52

3.5 Rancangan Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … . 53

(10)

3.7 Teknik Analisis Data... … … … ... … … … ... … … … 61

3.8 Instrumen Penelitian … ... … … … ... … … … ... … … . 64

3.9 Hasil Validasi Perangkat dan Instrumen … … … 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Siklus Pertama … … … . … ... … … … ... … … … 69

4.1.1 Perencanaan (Planning) … … ... … … … ... … … … .. 70

4.1.2 Pelaksanaan (Acting).. … … … ... … … … ... … … … . 71

4.1.3 Observasi (Observation) ….… … … ... … … … ... … … … . 73

4.1.3.a Observasi Indikator Keberhasilan Proses Belajar Mengajar… … .. 74

4.1.3.b Indikator Keberhasilan Penguatan Struktur Kognitif Siklus Pertama 81 4.1.4 Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning).. ... … 83

4.2 Siklus Kedua ( Empat Pertemuan )… … ... … … … ... … … … 85

4.2.1 Perencanaan (Planning) … … ... … … … ... … … … .. 85

4.2.2 Pelaksanaan (Acting).. … … … ... … … … ... … … … . 86

4.2.3 Observasi (Observation) ….… … … ... … … … ... … … … . 89

4.2.3.a Observasi Indikator Keberhasilan Proses Belajar Mengajar… … .. 89

4.2.3.b Indikator Keberhasilan Penguatan Struktur Kognitif Siklus Kedua 95 4.2.4 Refleksi (Reflecting).. ... … … … 98

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Kesimpulan … … … .. 102

5.2 Saran … … … . 103

(11)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 2.1 Struktur Pengajaran Model Advance Organizer ... ... ... ... ... 28 Tabel 3.1 Interpretasi ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan

dan Aktifitas siswa … … … . 64

Tabel 3.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran … … … 65

Tabel 3.3 Spesifikasi tes hasil belajar pada siklus pertama … … … … . 67 Tabel 3.4 Spesifikasi tes hasil belajar pada siklus kedua … … … . 67 Tabel 4.1 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindaka

yang Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-1 … … … …… … … .. 76 Tabel 4.2 Perolehan Persentase Skor Aspek Aktifitas Siswa dalam

Proses Belajar Mengajar Siklus ke-1… … … …… … 79 Tabel 4.3 Perolehan Persentase Rata-rata data proses yang meliputi

Aspek Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Aspek Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

Siklus ke-1 … … … …… … … …… … … … 80 Tabel 4.4 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus ke-1… 82 Tabel 4.5 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan

yang Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II … … … …… … … …… … 90 Tabel 4.6 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek

Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-2 .. 93 Tabel 4.7 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata kelompok Aspek

Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar … … … … . 94 Tabel 4.8 Perolehan Persentase data proses yang meliputi Aspek

Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Aspek

Aktifitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus ke-2 .. 95 Tabel 4.9 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar SiswaSiklus ke-2 … 97 Tabel 4.10 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Indikator Penguatan

Struktur Kognitif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar … .. 99 Tabel 4.11 Deskripsi data Gain Ternormalisasi Deskripsi data Gain

(12)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Bagan Proses Komunikasi Model Claude Shannon … … … 21

Gambar 2.2 Skema Dampak Instruksional dan pengiring ... ... ... ... ... ... ... ... .. 30

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Model Pembelajaran Advance Organizer

Untuk Aktifitas Belajar dan Struktur Kognitif Siswa ... ... ... ... ... .. 49

Gambar 3.1 Bagan Siklus Pembelajaran yang akan dijalankan... ... ... ... ... ... ... 53

Gambar 4.1. Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan

dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 77

Gambar 4.2 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas

Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I ... ... ... ... ... ... ... .. 80

Gambar 4.3 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... ... ... ... ... . 83

Gambar 4.4 Perolehan Skor Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan yang

Dilakukan Guru atau Peneliti dalam Proses Belajar Mengajar

Siklus II ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... .. 91

Gambar 4.5 Perolehan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas

Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II ... ... ... ... ... ... ... . 94

Gambar 4.6 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Kelompok Aspek Aktifitas

Siswa dalam Proses Belajar Mengajar ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 95

Gambar 4.7 Perolehan Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ... ... ... ... .. 98

Gambar 4.8 Peningkatan Persentase Skor Rata-rata Indikator Penguatan Struktur

Kognitif Siswa dalam Proses Belajar Mengajar ... ... ... ... ... ... .... 100

Gambar 4.9.a Bagan Siklus Pembelajaran yang dijalankan (Siklus I) … … … … 103

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Fisika SMK ... ... ... ... ... ... ... ... .. 107

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ... ... ... ... ... ... ... .. 112

Lampiran 3 Modul Pembelajaran . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 150

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Terstruktur .. ... ... ... ... ... ... ... 181

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 217

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 224

Lampiran 7 Lembar Obsevasi Ketepatan Prosedur Pelaksanaan

Tindakan .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 242

Lampiran 8 Lembar Obsevasi Aktifitas Siswa ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 245

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Observasi Aktifitas Siswa … … … .. 247

Lampiran 10 Tabulasi Skor Observasi Ketepatan Prosedur Pelaksanaan

Tindakan Siklus I dan Siklus II … … … 249

Lampiran 11 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Skor Observasi

Aspek Ketepatan Prosedur Pelaksanaan Tindakan … … … 250

Lampiran 12 Tabulasi Perhitungan Skor Observasi Aspek Aktifitas

Belajar Siswa Pada Siklus I … … … …… … … …… … 251

Lampiran 13 Tabulasi Perhitungan Skor Observasi Aspek Aktifitas

Belajar Siswa Pada Siklus II … … … …… … … …… … 252

Lampiran 14 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Persentase

Skor Observasi Aspek Aktifitas Belajar Siswa … … … … 253

Lampiran 15 Tabulasi Perhitungan Skor Tes Hasil Belajar Pada

Siklus I … … … …… … … …… … … …… … … 254

Lampiran 16 Tabulasi Perhitungan Skor Tes Hasil Belajar Pada

Siklus II … … … …… … … …… … … …… … … 255

Lampiran 17 Tabulasi Perhitungan Gain Ternormalisasi Skor Tes Hasil

(14)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan serta

menjadikan sumber daya manusia yang dapat bersaing di era globalisasi. Sebagai

lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga terampil menengah yang

produktif, mandiri dan bertaqwa, seiring dengan perkembangan teknologi dalam

rangka melaksanakan pembangunan nasional diharapkan lembaga pendidikan

dapat menghasilkan anak didik seperti yang diharapkan.

Siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga

sikap dan pola tingkah laku sosial sebagai bekal yang berharga guna meraih

sukses dalam rangka memasuki dunia kerja, baik sebagai pekerja di perusahaan

ataupun sebagai wirausaha yang mandiri dan untuk menjadi masyarakat yang

bertanggung jawab. Namun tidak sedikit ditemukan hal yang sangat melenceng

dari pernyataan tersebut. Pola pikir anak-anak sekarang seolah-olah pendidikan itu

(15)

hanyalah sebuah formalitas saja. Menurut Schippers (1994:19) tujuan pendidikan

kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalam

bidang kejuruan tertentu sehingga bersangkutan mampu (memiliki kinerja) demi

masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa.

Pembangunan sekolah-sekolah SMK diharapkan mampu menunjang

kebutuhan masyarakat di suatu daerah sesuai dengan sosiokultur daerah tersebut.

Begitu pula dengan kecamatan Arse, Tapanuli Selatan tempat peneliti bertugas

didirikan SMK yang bergerak dibidang Agribisnis Tanaman Pangan dan

Holtikultura (ATP&H), Agribisnis Perikanan (AP), dan Agribisnis Ternak

Ruminansia (ATR). Pembangunan ini diharapkan mampu mendukung majunya

daerah tersebut dimana mayoritas penduduknya bermata-pencaharian di bidang

pertanian, peternakan, dan perikanan.

Namun kondisi yang ditemukan di SMK Negeri 1 Arse masih jauh dari

yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar fisika, yaitu

pada nilai ulangan semester siswa kelas XI ATP&H SMK Negeri 1 Arse tahun

pelajaran 2011/2012, diketahui bahwa pada semester ganjil yaitu hanya 25,80%

dari jumlah siswa dinyatakan tuntas dengan perolehan rata-rata kelas 6,57 dan

kriteria ketuntasan minimal sebesar 6,15; pada semester genap yaitu hanya

29,03% dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas dengan rata-rata kelas 6,29 dan

kriteria ketuntasan minimal sebesar 6,25.

Setelah dilakukan penyelidikan terhadap rendahnya rata-rata hasil belajar

siswa, yaitu melalui latihan mengerjakan soal di kelas ternyata mereka bisa

(16)

soal dikecoh misalnya dengan mengubah yang diketahui menjadi yang ditanya

maka mereka akan bingung seakan permasalahan tersebut tidak pernah dibahas.

Menurut Albert Bandura dalam Idham (2011), struktur kognitiflah yang

memberi gambaran tingkah laku dan hasil pembelajaran. Hal ini menjelaskan

bahwa tingkah laku menjiplak dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan

soal-soal latihan sesuai dengan konsepnya menandakan bahwa siswa bermasalah

pada stuktur kognitif, dan semakin jelas terlihat pada hasil belajar siswa yang

sangat rendah.

Di dalam teori belajar Cognitive-Field dari Kurt Lewin menyatakan bahwa

belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan di dalam struktur kognitif dan

pernyataan tersebut semakin menguatkan bahwa pembelajaran yang dilakukan

telah gagal dalam mengubah, menyusun, menyambung ataupun melengkapi

struktur kognitif siswa.

Pembelajaran konvensional pada kelas XII ATP&H menggunakan model

pembelajaran Advance Organizer dengan harapan dapat digunakan sebagai

jembatan konsep antara materi baru dan materi yang sudah dimiliki siswa.

Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa bukanlah karena buruknya model

pembelajaran yang digunakan. Kemungkinan besar gagalnya suatu model

pembelajaran diakibatkan karena pelaksanaan model pembelajaran tersebut belum

sesuai pelaksanaannya dengan teori. Model pembelajaran Advance Organizer

merupakan suatu model pembelajaran yang efektif dan telah terbukti melalui

(17)

Kondisi rata-rata hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan

menunjukkan bahwa tidak tuntasnya suatu pembelajaran. Ketidaktuntasan belajar

fisika yang diperoleh siswa disebabkan oleh dua faktor yang berkaitan, yaitu

faktor karakteristik siswa dan faktor dari guru. Karakteristik siswa adalah variabel

yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran

yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses

pembelajaran agar lebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar.

Karakteristik siswa kelas XII ATP&H pasti berbeda walaupun terkadang

ada yang hampir sama. Dengan kapasitas yang berbeda, sering dijumpai siswa

yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya

rendah, akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak atau kurang

berfungsi secara optimal. Dalam kegiatan belajar mengajar setiap siswa akan

memahami materi pelajaran dengan baik bila terjadi kerjasama antara guru dan

siswa. Untuk itu, seorang guru harus mempunyai kreatifitas dan ide-ide baru

untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di kelas.

Rendahnya hasil belajar berkaitan erat dengan ketidaksesuaian

penggunaan metode pembelajaran terhadap karakteristik siswa. Dalam penyajian

materi seorang guru harus pandai memilih metode yang tepat serta cara

penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi siswa agar siswa tidak merasa bosan

tapi justru malah tertarik untuk belajar. Demikian juga pada fase penguatan

kognitif siswa ternyata dengan menggunakan metode diskusi terhadap soal

permasalahan terbukti tidak efektif. Hal ini disebabkan karna minimnya buku

bahan ajar untuk siswa sebagai sumber belajar saat melaksanakan diskusi

(18)

lagi yang bisa mereka diskusikan. Apabila metode yang digunakan guru tepat

dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung maka kemungkinan aktifitas

belajar siswa akan lebih tinggi. Hal ini bisa dilihat dari aktifitas apa yang

dilakukan siswa ketika mereka belajar. Aktifitas siswa ketika proses belajar

mengajar terjadi adalah ketika siswa bisa bekerjasama, serius, bertanggungjawab

dengan belajarnya, bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya serta mampu

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Faktor lain yang juga diperkirakanakan mempengaruhi hasil belajar siswa

adalah faktor dari guru yang kurang memvariasikan metode mengajar dalam

upaya memperkuat struktur kognitif. Dalam melaksanakan proses belajar

mengajar guru menggunakan model pembelajaran advance organizer dimana

upaya memperkuat struktur kognitif dilaksanakan pada fase ketiga.

Model pembelajaran advance organizer merupakan salah satu model

pembelajaran yang mampu menolong siswa memanggil kembali pengetahuan

yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke topik yang

baru. Karakteristik advance organizer adalah: (1) berbentuk singkat dan abstrak,

(2) dapat menyatukan informasi baru dengan yang telah diketahui, (3) perkenalan

terhadap pelajaran baru secara unit atau bagian, (4) suatu kerangka informasi baru

dan satu pernyataan kembali dari pengatahuan sebelumnya, (5) menyediakan

informasi baru pada siswa, (6) menolong siswa memindahkan atau menggunakan

apa yang mereka ketahui, dan (7) berisikan sumbangsih pemikiran materi yang

lebih banyak dari pengetahuan biasa.

Advance Organizer dapat dianggap semacam pertolongan mental dan

(19)

strategi kognitif yang mampu menolong siswa mengingat kembali pengetahuan

yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke materi yang

baru.

Dalam Djiwandono (2002:176) tujuan Advance Organizer adalah memberi

siswa informasi yang mereka butuhkan untuk mempelajari pelajaran atau

membantu mereka dalam mengingat dan menerapkan pengetahuan yang telah

mereka punyai. Jadi, jelas hakekatnya jika Advance Organizer merupakan sebuah

model pembelajaran yang membantu para siswa untuk mengorganisasikan

informasi yang menyambungkan ke struktur kognitif yang lebih luas dan

menggambarkan pengorganisasian yang disiplin.

Sehubungan dengan masalah di atas guru bermaksud untuk mengadakan

sebuah penelitian tindakan yang ditekankan pada penguatan struktur kognitif yaitu

pada fase ketiga dari model pembelajaran advance organizer. Dan pada fase

tersebut tindakan yang dilakukan adalah dengan pemberian LKS Terstruktur

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII ATP&H SMK N 1 Arse.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti

mengidentifikasi masalah yang terjadi baik selama proses pembelajaran

berlangsung maupun diluar jam sekolah. Masalah-masalah tersebut dirangkum

sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan rendahnya rata-rata

kelas dalam satu tahun terakhir menunjukkan gagalnya suatu pelaksanaan

(20)

2. Siswa mengerjakan soal latihan hanya menjiplak dari contoh soal yang

bentuk soalnya mirip menandakan bahwa siswa bermasalah pada struktur

kognitif sehingga mereka tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal

latihan sesuai dengan konsep.

3. Metode pembelajaran yang digunakan dalam fase penguatan struktur

kognitif kurang menarik sehingga berakibat pada rendahnya aktifitas

belajar siswa.

4. Rendahnya kesadaran Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Arse akan

pentingnya arti pendidikan mengakibatkan kesan belajar hanyalah sebuah

formalitas yang pada akhirnya pencapaian kompetensi hanyalah menjadi

keinginan pengajar.

5. Keterbatasan ekonomi menyebabkan minimnya buku pegangan peserta

didik sehingga menjadi salah satu kendala bagi guru untuk lebih

mendominasi kegiatan dalam pembelajaran.

6. Masalah yang berkaitan dengan lingkungan siswa kelas XII Agribisnis

Tanaman Pangan dan Holtikultura SMK Negeri 1 Arse yang pada

umumnya tinggal di daerah pertanian lebih banyak menghabiskan waktu

untuk membantu orang tua ke sawah maupun ladang, kemudian pada

(21)

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah yaitu sebatas mencari jalan penyelesaian

permasalahan yang bisa diatasi dengan rancangan metode pembelajaran yang

ditujukan untuk menguatkan struktur kognitif siswa, maka pada penelitian ini

ditetapkan pembatasan dari beberapa permasalahan yang telah teridentifikasi

sebagai berikut:

1. Lemahnya struktur kognitif siswa yang berakibat pada rendahnya hasil

belajar menunjukkan gagalnya suatu pelaksanaan pembelajaran.

2. Proses pembelajaran fisika yang kurang menarik menyebabkan rendahnya

aktifitas belajar siswa

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta batasan masalah

maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada peningkatan penguatan struktur kognitif siswa setelah

menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS ?

2. Apakah ada peningkatan aktifitas belajar siswa setelah menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur

berdasarkan teori APOS ?

1.5Cara Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah tersebut seharusnya model pembelajaran

advance organizer dibuat menjadi suatu rancangan pembelajaran yang menarik,

tepatnya pada fase pembelajaran yang bermasalah. Secara konseptual model

pembelajaran advance organizer terdiri dari 3 fase pembelajaran, (1) Presentasi

(22)

(3) Memperkuat struktur kognitif. Ketiga langkah pembelajaran tersebut

mencerminkan keterorganisiran materi (Presentasi Advance Organizer),

pemaparan materi yang terorganisir (Presentasi tugas-tugas belajar atau materi

pembelajaran), dan menekankan pada keaktifan siswa untuk belajar lebih

(Memperkuat pengolahan kognitif), namun pada kenyataannya karakteristik siswa

siswa kelas XII ATP&H tidak sesuai dengan metode konvensional dan malah

kegiatan terpenting dalam pembelajaran menjadi pasif. Maka dari itu guru

bermaksud memberikan tindakan perbaikan pada fase ketiga dari pembelajaran

ini, yaitu dengan pemberian LKS terstruktur yang didalamnya telah terancang

kegiatan pembelajaran bagi siswa yang mencakup kegiatan diskusi kelompok,

simulasi dan bereksperimen. Pemberian LKS ditujukan untuk menanamkan

konsep di dalam diri dan upaya tersebut sangat meyakinkan untuk dapat

mewujudkan pencapaian kompetensi belajar siswa.

1.6Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Meningkatkan penguatan struktur kognitif siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur

berdasarkan teori APOS.

2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS Terstruktur

(23)

1.7Manfaat Penelitian

Perolehan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian tindakan

kelas ini antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat membantu pembelajaran fisika terutama

untuk meningkatan penguatan struktur kognitif siswa melalui optimalisasi model

pembelajaran Advance Organizer

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

- Model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat menjadi salah satu acuan

pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar

mengajar, sehingga guru mempunyai penambahan variasi metode

maupun model-model pembelajaran termasuk guru yang dapat

membangun kreativitas mengajarnya.

- Memotivasi pendidik untuk menerapkan metode-metode

pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif sehingga peserta didik

menjadi bersemangat dan tidak cepat jenuh dalam mengikuti

proses pembelajaran yang dilaksanakan

b. Bagi Siswa

- Agar dapat menyelesaikan masalah-masalah fisika sesuai dengan

konsep khususnya maupun masalah-masalah dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan konsep fisika.

(24)

c. Bagi Sekolah

- supaya dapat membudayakan penelitian dikalangan guru-guru,

sehingga guru-guru dapat mencari solusi dari masalah-masalah

yang ditemui dalam pembelajaran.

d. Bagi lembaga atau instansi pendidikan

- Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik

lagi.

1.8Defenisi Operasional Istilah 1. Kognitif

Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk

mencapai pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat,

menyimbolkan, mengkategorikan,memecahkan masalah, menciptakan dan

berfantasi.

2. Struktur Kognitif

Struktur kognitif didefenisikan sebagai struktur organisasional

yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur

pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit kon-septual.

3. LKS Terstruktur

LKS terstruktur adalah lembar kerja yang dirancang untuk

membimbing siswa dalam suatu program kerja pelajaran dengan sedikit

bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pembelajaran

tersebut. LKS terstruktur dilengkapi dengan petunjuk dan pengarahan

tetapi tidak dapat menggantikan peranan guru. Artinya, secara keseluruhan

(25)

mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya yaitu menyangkut kegiatan

utama seperti memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan serta

(26)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian

LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan Penguatan

Struktur Kognitif siswa.

2. Penerapan model pembelajaran Advance Organizer dengan pemberian

LKS Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan aktifitas

proses belajar mengajar.

3. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas belajar

siswa meningkat pesat pada aspek visual, listening, dan motor yaitu

dengan rerata masing-masing aspek visual dari 2,83 menjadi 3,72; aspek

listening dari 2,87 menjadi 3,70; dan aspek motor dari 2,85 menjadi 3,65.

4. Dari data tes hasil belajar mengindikasikan adanya peningkatan

penguatan struktur kognitif yaitu dari kemampuan siswa dalam

menjawab tes hasil belajar pada siklus pertama dan siklus kedua dimana

pada siklus pertama siswa mampu menjawab soal sampai dengan

kategori C4 (Analisis) yaitu sebanyak 14 orang siswa atau 45%

sedangkan pada siklus kedua siswa mampu menjawab soal dengan

kategori C4 (Analisis) yaitu sebanyak 29 orang siswa atau 93,5% dan

(27)

sebanyak 11 orang siswa atau 35%.

5. Melalui kombinasi teori APOS pada LKS Terstruktur, siswa membangun

sendiri struktur kognitifnya, menemukan langkah-langkah dalam mencari

penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik

secara individu maupun kelompok.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini telah terbukti bahwa dengan pemberian LKS

Terstruktur berdasarkan teori APOS dapat meningkatkan penguatan struktur

kognitif dan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran, namun dalam

penelitian ini untuk meningkatkan penguatan struktur kognitif dengan lebih

optimal lagi agar pada awal pembelajaran perlu diadakan suatu pembentukan

kelompok belajar di luar kelas ataupun di luar jam sekolah, dan tentu saja

dengan bentuk kelompok heterogen yang dapat dilihat dari nilai hasil tes

pemahaman awal (Pretest). Dengan harapan dapat meningkatkan semua aspek

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan

Nilai laju penurunan temperatur hasil pengujian dengan pemakaian swirl fan pada rentang daya input 95 s/d 120 Watt dan variasi kecepatan 2,8; 4,3 dan 6,6 m/s lebih besar

Palatabilitas merupakan faktor yang menentukan tingkat konsumsi ransum pada ternak, sedangkan palatabilitas dipengaruhi oleh bentuk, bau, rasa, tekstur, dan

.: terjadi apabila perbedaan nilai antara Hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Cara kedua : menggunakan bantuan kurva atau data biaya rata-rata

Kegiatan Expo&pemberian penghargaan terhadap inovasi produk industri skala kecil & menengah melalui partisipasi pameran di dalam dan luar negeri dan pengembangan Bali

 Meminta penegakan hukum dan proses peradilan yang mengabdi kepada kebenaran dan keadilan,bebas korupsi dan mafia peradilan, periksa Ketua pengadilan negeri Tangerang

Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa, diperoleh jenis kesulitan yang dialami siswa, yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria Soejono (1984:4) yaitu “Kesulitan

U ovom slučaju bioetika povezuje brigu za zdravlje čovjeka te okoliša u kojem on živi i djeluje definirajući kako jedno bez drugog ne mogu postojati, odnosno djelujući