ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan jenis analisis kuantitatif, yaitu berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi UMKM yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di seluruh Kota Bandung, yaitu KPP Pratama Tegallega, KPP Pratama Cibeunying, KPP Pratama Karees, KPP Pratama Bojonagara, dan KPP Pratama Cicadas. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner ke responden yang hasilnya telah diuji dengan uji validitas dan reliabilitas dengan sampel diambil sebanyak 250 orang.
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik analisis model persamaan struktural atau lazim dikenal dengan sebutan SEM (Structural Equation Modeling). Pemilihan metode SEM dikarenakan penulis berasumsi bahwa variabel kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, penerapan tarif pajak penghasilan, dan kepatuhan wajib pajak merupakan variabel laten atau unobserved variable, dimana dalam mengukur variabel laten tersebut tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan harus melalui manifest variable atau observed variable. Dengan kondisi tersebut, metode analisis SEM merupakan metode analisis data yang paling cocok karena mampu mengukur variabel yang tidak bisa diukur secara langsung.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dan secara simultan, bahwa pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak secara keseluruhan adalah sebesar 0,32 atau 32,00%, dan sisanya 68,00% dipengaruhi variabel lain.
ii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze and empirically prove the influence of taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation on taxpayer compliance rate in personal taxpayer UMKM in Bandung.
The population in this research is an individual taxpayer UMKM who enrolled in the Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama throughout Bandung, namely KPP Pratama Tegallega, KPP Pratama Cibeunying, KPP Pratama Karees, KPP Pratama Bojonagara, and KPP Pratama Cicadas. The data was collected by distributing questionnaires to the respondents which results have been tested with the validity and reliability test on 250 people as samples.
The data analysis method which used to test the hypothesis is structural equation modeling analysis techniques or commonly known as SEM (Structural Equation Modeling). The author choose the SEM method because the author assumes that the taxpayer consciousness, tax sanction implementation, income tax rates implementation, and tax compliance variables are latent variables or unobserved variables, which cannot be measured directly, but need to be examined through manifest variables or observed variables. Under this conditions, SEM analysis method is the most suitable method of analysis because of its ability to measure the variables that cannot be measured directly.
The result of this research shows that taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation do not affect significantly to taxpayer compliance. And simultaneously, that the effect of the taxpayer consciousness, tax sanction implementation, and income tax rates implementation on taxpayer compliance as a whole is equal to 0.32 or 32.00% and the remaining 68.00% is influenced by other variables.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PENELITIAN/TESIS
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 11
1.3 Rumusan Masalah ... 12
1.4 Tujuan Penelitian ... 12
1.5 Manfaat Penelitian ... 13
1.5.1 Manfaat Praktis ... 13
vii Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ... 14
2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak ... 14
2.1.2 Kesadaran Wajib Pajak ... 18
2.1.3 Sanksi Perpajakan ... 22
2.1.4 Tarif Pajak Penghasilan ... 29
2.1.5 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 32
2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
2.3 Kerangka Pemikiran ... 37
2.4 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber dan Jenis Data ... 42
3.2 Populasi dan Sampel ... 42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 45
3.5 Alat Analisis Data ... 48
3.5.1 Uji Validitas ... 48
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 48
3.6 Metode Analisis Data: Structural Equation Modeling (SEM) ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 56
4.1.1 Pelaksanaan Pre-test ... 56
4.1.2 Karakteristik Responden ... 57
4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Setiap Pertanyaan ... 59
4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Seluruh Model ... 61
4.1.5 Uji Kecocokan Keseluruhan Model (Goodness of Fit) ... 64
4.1.6 Uji Kecocokan Model Struktural ... 68
4.1.7 Hasil Uji Hipotesis ... 72
4.2 Pembahasan ... 73
4.2.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 73
4.2.2 Pengaruh Penerapan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 78
4.2.3 Pengaruh Penerapan Tarif Pajak Penghasilan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 80
4.2.4 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penerapan Sanksi Perpajakan, dan Penerapan Tarif Pajak Penghasilan secara Simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 83
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA ... 87
LAMPIRAN ...
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2009-2013 ... 1
Tabel 1.2 Tax Coverage Ratio dan Tax Compliance Ratio ... 3
Tabel 1.3 Rasio Kepatuhan WP OP di kota Bandung Tahun 2013 ... 4
Tabel 1.4 Rasio Kepatuhan WP OP di Kota Bandung Tahun 2009-2013 ... 4
Tabel 2.1 Sanksi Administrasi Berupa Denda ... 23
Tabel 2.2 Sanksi Administrasi Berupa Bunga 2% per bulan ... 25
Tabel 2.3 Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan ... 26
Tabel 2.4 Sanksi Pidana ... 27
Tabel 2.5 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 33
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Perhitungan Pengambilan Sampel untuk setiap KPP di kota Bandung 44 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Eksogen ... 46
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Endogen ... 47
Tabel 4.1 Pre-test Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57
Tabel 4.2 Sampel yang Diolah untuk Setiap KPP di Kota Bandung ... 58
Tabel 4.3 Pendidikan Formal dan Informal Responden ... 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Setiap Pertanyaan ... 60
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ... 63
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diagram Sebaran Profit Margin UMKM per Sektoral ... 8
Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berpikir ... 40
Gambar 4.1 Confirmatory Factor Analysis (CFA): Basic Model Standardized Solution ... 61
Gambar 4.2 Confirmatory Factor Analysis (CFA): Basic Model T-Value ... 62
Gambar 4.3 Structural Model Standardized Solution ... 69
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... L1-1
Lampiran 2 Kuesioner ... L2-1
Lampiran 3 Tabulasi Kuesioner ... L3-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari
sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari penerimaan
negara dalam APBN, penerimaan negara tidak lagi didominasi oleh migas dan
minyak bumi, melainkan dari sektor pajak. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia, penerimaan pajak dalam APBN-P 2013 mencapai
76,68%. Berikut realisasi penerimaan pajak dari tahun 2009 sampai 2013.
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2009-2013
(Milyar Rupiah)
Begitu besarnya peran pajak dalam penerimaan negara, maka pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan
pajak. Ada beberapa strategi yang akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
untuk meningkatkan penerimaan pajak, yaitu penyempurnaan sistem administrasi
No. Tahun Realisasi Penerimaan
2
Universitas Kristen Maranatha
perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, ekstensifikasi wajib pajak
orang pribadi berpendapatan tinggi dan menengah, perluasan basis pajak kepada
sektor-sektor yang selama ini tidak terlalu banyak digali potensinya, optimalisasi
pemanfaatan data dan informasi berkaitan dengan perpajakan dari institusi lain,
penguatan penegakan hukum bagi penghindar pajak, dan penyempurnaan
peraturan perpajakan untuk lebih memberikan kepastian hukum dan perlakuan
yang adil serta wajar (Wibowo Subekti, 2014).
Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan
peran dari Direktorat Jenderal Pajak saja, tetapi juga dibutuhkan peran aktif dari
para wajib pajak itu sendiri dan calon wajib pajak untuk mendaftarkan diri
menjadi wajib pajak. Perubahan sistem perpajakan Indonesia dari official
assessment menjadi self assessment memberikan wewenang kepada wajib pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo, 2013: 7).
Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang
sangat penting dalam hal untuk mencapai target pajak yang ditetapkan.
Self assessment system menuntut adanya peran aktif dari wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang (Mardiasmo, 2013:7). Kepatuhan dan
kesadaran yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan self assessment system. Beberapa kasus perpajakan yang terjadi
dalam dunia perpajakan di Indonesia yang melibatkan para petugas pajak
3
tersebut dapat memengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena wajib pajak takut
pajak yang sudah dibayarkan disalahgunakan oleh petugas pajak itu sendiri.
Berikut data tax coverage ratio dan tax compliance ratio dari tahun 2008
sampai tahun 2011.
Tabel 1.2
Tax Coverage Ratio dan Tax Compliance Ratio
Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat penerimaan pajak dari tahun 2008 sampai
dengan 2011 tidak mengalami kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan
kenaikan wajib pajak terdaftar yang tumbuh rata-rata 29% pertahun. Penerimaan
pajak yang dapat dihimpun Direktorat Jenderal Pajak hanya tumbuh sekitar 13%
pertahun. Rasio kepatuhan wajib pajak sangatlah rendah hanya berkisar dibawah
60%, bahkan ditahun 2013 rasio kepatuhan wajib pajak masih berkisar diangka
52%. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak merupakan kunci suksesnya mencapai
penerimaan pajak (Buyung Muniriyanto, 2014). Menurut seorang ahli ekonomi
Sarker dalam Buyung Muniriyanto (2014) mengatakan bahwa kepatuhan wajib
pajak dapat diartikan sebagai derajat wajib pajak untuk melaksanakan aturan
perpajakan dengan baik dan benar atau tidak benar. Sehingga semakin tingginya
Uraian/tahun 2008 2009 2010 2011
WP Terdaftar 7,137,023 10,682,099 15,911,576 19,112,590
% kenaikan jumlah WP 33% 33% 33% 17%
Wajib Pajak 6,341,828 9,996,620 14,101,933 17,694,317 SPT Tahunan 2,097,849 5,413,114 8,202,309 9,332,657
Rasio Kepatuhan SPT Tahunan 33% 54% 58% 53%
Penerimaan PPh (Milyar rupiah) 229,061 243,591 265,265 315,490
% kenaikan penerimaan 22% 6% 8% 16%
4
Universitas Kristen Maranatha
tingkat kepatuhan maka peraturan perpajakan akan dijalankan dengan semakin
baik dan benar, begitu juga sebaliknya apabila tingkat kepatuhan rendah.
Tabel 1.3
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bandung Tahun 2013
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, di kota Bandung secara khusus hingga tahun
2013 terdapat sebanyak 545.620 wajib pajak orang pribadi (WPOP) yang efektif
dan wajib pajak yang menyampaikan SPT hanya 154.271. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung hanya 28%.
Tabel 1.4
Rasio Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Bandung
Tahun 2009-2013
Berdasarkan tabel 1.4 di atas, tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
kota Bandung dari tahun 2009 hingga tahun 2013 senantiasa menurun. Hal ini
tentu membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-larut. Oleh Nama KPP Jumlah WP Efektif Jumlah Penyampaian SPT Tingkat Kepatuhan KPP Pratama Bandung Tegallega 93,002 25,266 27%
Tahun Jumlah WP Efektif Jumlah Penyampaian SPT Tingkat Kepatuhan
5
karena itu, perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung.
Kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakan secara sukarela merupakan faktor penting dalam pelaksanaan self
assessment system. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian, tingkat kepatuhan
wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kesadaran wajib
pajak, sanksi perpajakan, dan tarif pajak penghasilan. Terdapat undang-undang
yang mengatur mengenai tarif pajak penghasilan dan sanksi perpajakan agar tarif
pajak penghasilan yang berlaku adil bagi seluruh masyarakat dan sanksi
perpajakan diterapkan untuk mendorong kepatuhan wajib pajak. Namun,
penerapan sanksi perpajakan harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib
pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan (John Hutagaol, 2012).
Kesadaran wajib pajak atas fungsi pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
(Mardiasmo, 2013: 1-2). Hasil penelitian yang dilakukan Ni Ketut Muliari (2011)
menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Denpasar Timur. Tingkat kesadaran wajib pajak dapat diukur dengan
perbandingan antara jumlah wajib pajak yang terdaftar dengan jumlah penduduk.
Berdasarkan data dari Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan tahun 2013,
6
Universitas Kristen Maranatha
ada di kota Bandung adalah 545.620. Sedangkan jumlah penduduk kota Bandung
berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Bandung tahun 2013 adalah 2.483.977
jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kesadaran wajib pajak di
kota Bandung masih rendah, hanya mencapai 21,97%. Inilah yang menyebabkan
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota Bandung rendah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang
tata cara penetapan dan pencabutan penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu
dalam rangka pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak telah
ditentukan kriteria wajib pajak patuh, salah satunya yaitu tepat waktu dalam
menyampaikan SPT dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Jika wajib pajak terlambat
menyampaikan SPT dalam dua tahun terakhir, maka wajib pajak termasuk tidak
patuh. Wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT dapat dikenakan sanksi
perpajakan (Mardiasmo, 2013: 61). Semakin besar sanksi perpajakan yang
diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka tingkat kepatuhan wajib pajak
semakin rendah. Dan sebaliknya, jika besar sanksi perpajakan yang diterima oleh
Direktorat Jenderal Pajak rendah, maka tingkat kepatuhan wajib pajak semakin
tinggi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak tahun 2013, penerimaan negara
yang berasal dari sanksi perpajakan mencapai 5.401,98 milyar rupiah. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa masih banyak wajib pajak yang tidak patuh dan
melanggar aturan perpajakan yang mengakibatkan sanksi yang harus dibayar.
Menurut Alm, Bahl, dan Murray (1990) dalam John Hutagaol (2012),
besarnya tarif pajak dapat memengaruhi kepatuhan wajib pajak. Semakin rendah
7
perlu dikenai tarif pajak yang lebih tinggi. Semakin tinggi tarif pajak, orang
cenderung mengecilkan penghasilan yang dilaporkan kepada otoritas pajak.
Berdasarkan data dan informasi mengenai kepatuhan wajib pajak dan hasil
evaluasinya, diperoleh hasil bahwa penerapan tarif yang lebih rendah mendorong
kepatuhan wajib pajak daripada penerapan tarif pajak yang tinggi (Hatta dalam
John Hutagaol, 2012).
Tarif pajak yang ditetapkan harus sesuai dengan kemampuan wajib pajak
agar tidak menimbulkan beban pajak yang diluar kemampuannya. Sebaran profit
margin merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk penentuan tarif pajak.
Bagi kelompok UMKM, sebaran profit margin merupakan salah satu faktor yang
harus diperhatikan untuk penentuan tarif PPh UMKM. Sabagaimana model
perpajakan berdasarkan presumptive regime, PPh dapat dikenakan berdasarkan
suatu presumsi yang biasanya menggunakan turnover atau penghasilan bruto
sabagai dasar pemajakannya. Dengan digunakannya turnover sebagai dasar
pemajakan, perlu dipahami sebaran profit margin UMKM agar tidak
8
Universitas Kristen Maranatha
Sumber: Diolah dari Data Bank Indonesia (Syarif Ibrahim, 2014)
Gambar 1.1
Diagram Sebaran Profit Margin UMKM per Sektoral
Berdasarkan data di atas, terdapat perbedaan sebaran profit margin usaha
menengah dengan usaha kecil dan mikro. Pada usaha menengah, mayoritas dari
populasi (56,4% - 70,8%) memiliki profit margin kurang dari 10%, sedangkan
pada usaha mikro dan kecil, mayoritas dari populasi (45,2% - 59,4% dan 44,5% -
60,5%) memiliki profit margin diatas 10%-50%.
Penetapan tarif efektif yang tepat perlu memperhatikan sebaran profit
margin. Sebagaimana sebaran profit margin di Indonesia di atas, untuk usaha
mikro dan kecil mayoritas memiliki profit margin diatas 10%, sedangkan usaha
menengah mayoritas profit margin dibawah 10%. Untuk itu, maka penentuan tarif
efektif PPh Final 1% yang diterapkan seharusnya menggunakan asumsi dibawah
10% untuk seluruh kelompok usaha. Dengan demikian, kelompok usaha mikro
9
insentif, sedangkan usaha menengah yang sebaran profit marginnya dibawah 10%
tidak akan banyak berpengaruh. Usaha menengah dengan peredaran usaha yang
marginal diatas ambang Rp4,8 miliar akan berpikir dua kali untuk berusaha
mendapatkan kemudahan ini, mengingat dengan tarif tunggal 1% final tersebut
dapat menyebabkan beban pajak penghasilannya justru lebih besar dibandingkan
menggunakan tarif progresif. Hal inilah yang dapat meningkatkan kepatuhan
wajib pajak UMKM. Karena tarif 1% final untuk usaha mikro dan kecil tidak
memberatkan dan tidak perlu menyiapkan laporan keuangan sebagai dasar
penghitungan pajak terutangnya (Syarif Ibrahim: 2014).
Beberapa penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Agus Nugroho Jatmiko (2006) meneliti mengenai
pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus, dan
kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kota
Semarang. Hasil dari penelitian Jatmiko menunjukkan bahwa pengaruh sikap
wajib pajak terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap wajib pajak terhadap
pelayanan fiskus, dan sikap wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan
berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Mart Tri Pola Sitanggang (2009) meneliti mengenai model hubungan kausal
kesadaran wajib pajak, modernisasi sistem administrasi pajak, dan tindakan
penegakan hukum di bidang perpajakan dan pengaruhnya terhadap kepatuhan
pajak. Hasil dari penelitian Sitanggang menunjukkan bahwa pengaruh kesadaran
wajib pajak dan tindakan penegakan hukum berpengaruh signifikan terhadap
10
Universitas Kristen Maranatha
berpengaruh signifikan untuk wajib pajak badan di KPP Madya, sedangkan di
KPP Pratama tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Ni Ketut Muliari (2011) meneliti mengenai pengaruh persepsi tentang
sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan pelaporan wajib
pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Hasil
dari penelitian Muliari menunjukkan bahwa pengaruh persepsi tentang sanksi
perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting (2013) meneliti mengenai
pengaruh kualitas pelayanan petugas pajak, sanksi perpajakan, dan biaya
kepatuhan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Hasil dari penelitian ini
menggunakan teknik regresi linier berganda yang menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak UMKM. Semakin baik kualitas pelayanan petugas pajak dan semakin berat
sanksi perpajakan yang dikenakan pada wajib pajak UMKM maka akan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM. Disamping itu, biaya kepatuhan
pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Semakin
besar biaya kepatuhan pajak maka kepatuhan wajib pajak UMKM akan menurun.
Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting (2013) meneliti mengenai
pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan
lingkungan wajib pajak berada terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di
Surabaya. Hasil dari penelitian ini menggunakan teknik regresi linear berganda
11
perpajakan, dan lingkungan wajib pajak berada berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya.
Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai kepatuhan wajib pajak. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek penelitian-penelitian yang diambil berdasarkan
responden yang ada di Kota Bandung. Variabel bebas yang digunakan hanya
kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan, dan tarif pajak penghasilan.
Berdasarkan kondisi di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai kepatuhan wajib pajak dengan judul penelitian “Pengaruh Kesadaran
Wajib Pajak, Penerapan Sanksi Perpajakan, dan Penerapan Tarif Pajak
Penghasilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM di
Kota Bandung.”
1.2 Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, peneliti ingin membahas mengenai pengaruh antara
kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif pajak
penghasilan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM di Kota
Bandung. Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan
tarif pajak penghasilan dianggap berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,
karena dengan kesadaran wajib pajak yang tinggi, penerapan sanksi perpajakan
yang tinggi, dan rendahnya penerapan tarif pajak penghasilan dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Peneliti juga ingin mengetahui apakah hasil penelitian
12
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak.
2. Bagaimana penerapan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak.
3. Bagaimana penerapan tarif pajak penghasilan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
4. Bagaimana kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan
penerapan tarif pajak penghasilan berpengaruh secara simultan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak.
2. Untuk menganalisis pengaruh penerapan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
3. Untuk menganalisis pengaruh penerapan tarif pajak penghasilan terhadap
13
4. Untuk menganalisis pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi
perpajakan, dan penerapan tarif pajak penghasilan secara simultan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi UMKM, khususnya di Kota Bandung.
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai tindakan
yang dapat diambil Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak orang pribadi UMKM yang dilayaninya, khususnya di Kota
Bandung.
1.5.2 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan memberikan
83 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak. Kesadaran wajib pajak direfleksikan oleh persepsi wajib pajak,
pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, dan kondisi keuangan
dari wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan meningkat apabila tertanam
persepsi positif mengenai pemberlakuan sanksi yang berat, keadilan
penerapan tarif, dan tingginya pengawasan institusional. Tingginya
pengetahuan dan pemahaman ketentuan perpajakan, dan kondisi keuangan
wajib pajak yang baik juga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak. Jadi,
kepatuhan wajib pajak akan meningkat jika kesadaran wajib pajak untuk
mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku meningkat.
2. Penerapan sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Penerapan sanksi perpajakan direfleksikan oleh
sanksi administrasi dan sanksi pidana. Semakin berat sanksi yang diberikan
maka wajib pajak akan semakin patuh terhadap ketentuan perpajakan yang
84
3. Penerapan tarif pajak penghasilan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Penerapan tarif pajak penghasilan direfleksikan oleh
tarif progresif dan tarif tunggal 1%. Perlakuan perpajakan yang adil
memengaruhi kepatuhan wajib pajak dan semakin tinggi tarif pajak, orang
cenderung mengecilkan penghasilan yang dilaporkan kepada otoritas pajak.
4. Kesadaran wajib pajak, penerapan sanksi perpajakan, dan penerapan tarif
pajak penghasilan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti
memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan, yaitu:
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kota Bandung
a. Menumbuhkan kesadaran sukarela wajib pajak untuk patuh terhadap
ketentuan perpajakan merupakan tujuan utama dari berbagai langkah
strategis dan reformasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Pajak. Pemerintah harus dapat menumbuhkan
persepsi positif kepada wajib pajak bahwa tarif pajak yang berlaku
adil untuk wajib pajak sesuai dengan bidang usahanya, sanksi yang
diberikan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, dan pengawasan
institusional harus ditingkatkan agar wajib pajak menjadi takut untuk
85
Universitas Kristen Maranatha
b. Memberikan sanksi yang lebih berat bagi pelanggar peraturan
perpajakan atau wajib pajak yang tidak patuh. Pemberian sanksi yang
lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya akan memberikan
pelajaran atau efek jera tidak hanya kepada wajib pajak yang
melanggar atau tidak patuh tersebut, tetapi juga mencegah wajib pajak
lain yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk tidak patuh
menjadi patuh.
c. Asas pemungutan pajak mengatakan bahwa pajak tidak boleh
mengganggu perekonomian dan pajak dikenakan sesuai dengan
kemampuan daya pikul masing-masing wajib pajak. Semangat
pemerintah untuk mendapatkan penerimaan pajak yang besar dan
mempermudah dalam hal pelaporan pajak harus sesuai dengan asas
tersebut. Dalam hal penerapan tarif pajak harus dapat menunjukkan
keadilan bagi masing-masing wajib pajak sesuai dengan bidang
usahanya. Dengan keadilan tarif pajak tersebut diharapkan wajib pajak
menjadi patuh, karena tidak adanya diskriminasi antar wajib pajak.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa
kuesioner sehingga dapat bersifat subjektif dan cara berpikir
responden dalam mengisi kuesioner serta menjawab pertanyaan dalam
kuesioner tidak dapat dianalisa. Pengukuran variabel yang dilakukan
86
menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan
keadaan sesungguhnya.
b. Penelitian ini hanya memfokuskan pada sembilan variabel teramati
(indikator) yang merefleksikan variabel laten kesadaran wajib pajak,
sanksi perpajakan, tarif pajak penghasilan, dan kepatuhan wajib pajak,
yaitu persepsi wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman ketentuan
perpajakan, kondisi keuangan wajib pajak, sanksi administrasi, sanksi
pidana, tarif progresif, tarif tunggal 1%, kepatuhan formal, dan
kepatuhan material. Untuk penelitian selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah variabel
penelitian lebih banyak dan jumlah sampel yang lebih besar. Dapat
juga dengan memperluas cakupan ruang lingkup wilayah penelitian
87 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Agus Nugroho Jatmiko. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Tesis Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. (Tidak Dipublikasikan)
Albari. (2008). Pengaruh Keadilan terhadap Kepuasan dan Kepatuhan Wajib Pajak. UNISIA, Vol. XXXI No. 69 September 2008.
Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Biaya Kepatuhan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Diakses melalui
http://bandungkota.bps.go.id/ pada Januari 2015.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
Beron. et. al. (1998). A Structural Equation Model for Tax Compliance and Auditing. NBER Working Paper, Cambridge.
Brooks, Neil, and Doob, Anthony. (1990). Tax Evasion: Searching for a Theory of Compliant Behaviour, in M. L. Friedland, ed., Securing Compliance: Seven Case Sudies. Toronto: University of Toronto Press
Buyung Muniriyanto. (2014). Kepatuhan Wajib Pajak Kunci Penerimaan Negara. Diakses melalui http://www.pajak.go.id pada November 2014.
Cindy Jotopurnomo dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, dan Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. (Tidak Dipublikasikan)
Cooper. et. al. (1996). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Erlangga
88
Elia Mustikasari. (2007). Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makassar.
Hari Setyo Wijanto. (2008). SEM dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hendry. (2012). Populasi dan Sampel. Diakses melalui
http://teorionline.net/populasi-dan-sampel/ pada Desember 2014.
Hengky Latan. (2013). SEM Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program Lisrel 8.80. Bandung: Alfabeta
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas diponegoro
Isro Ani Widayati. (2008). Kesadaran Membayar Pajak bagi Wajib Pajak Melalui Pemahaman Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Diakses melalui
http://www.1ppm.unitomo.ac.id pada Oktober 2014.
John Hutagaol. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Diakses melalui
http://www.pajak.go.id/content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak pada Januari 2015.
Liberti Pandiangan. (2008). Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo
Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta: Andi
Mart Tri Pola Sitanggang. (2009). Model Hubungan Kausal Kesadaran Wajib Pajak Badan, Modernisasi Sistem Administrasi Pajak, dan Tindakan Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan dan Pengaruhnya terhadap Kepatuhan Pajak. Tesis Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. (Tidak Dipublikasikan)
Ni Ketut Muliari. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Udaya Bali. (Tidak Dipublikasikan)
Nur-tegin, Kanybek. (2008). Determinants of Business Tax Compliance, the B.E. Journal of Economic: Analysis and Policy, 8(1): 18.
89
Universitas Kristen Maranatha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan
Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta
Safri Nurmantu. (2003). Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat
Slemrod, Joel. (1992). Why People Pay Taxes: Tax Compliance and Enforcement. The University of Michigan Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Surya Manurung. (2013). Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Diakses melalui http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak pada Oktober 2014.
Syarif Ibrahim. (2014). Pengenaan PPh Final untuk Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu, Sebuah Konsep Kesederhanaan Pengenaan PPh untuk Meningkatkan Voluntary Tax Compliance. Diakses melalui http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Kajian%20PPh%20Final%
20UMKM_PKPN.pdf pada Januari 2015.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.
Dwiarso Utomo, Yulita Setiawanta, dan Agung Yulianto. (2011). Perpajakan Aplikasi dan Terapan. Yogyakarta: Andi
Wibowo Subekti. (2014). Strategi Direktorat Jenderal Pajak Realisasikan Target
Penerimaan Pajak 2014. Diakses melalui