commit to user
iLAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBUATAN YOGHURT DARI KEDELAI (GLYCINE MAX L. MERRIL)
Disusun Oleh:
NUR FAIZIN LUKMAN HAKIM I 8309033
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
iicommit to user
iiicommit to user
ivcommit to user
vKATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir sampai dengan selesainya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Bregas ST Sembodo, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Diploma III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Margono, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa memberikan pengarahan dalam pengerjaan maupun penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
3. Bapak/Ibu dosen penguji Tugas Akhir.
4. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kami selama melakukan Tugas Akhir dan dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk menyempurnakan laporan ini.Kami berharap laporan ini dapat bermaanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Januari 2013
commit to user
viDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR KONSULTASI ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan ... 2 D. Manfaat ... 2
BAB II LANDASAN TEORI ... 3
A. Kedelai ... 3
B. Yoghurt ... 5
C. Fermentasi Yoghurt ... 7
D. Kerangka Pemikiran ... 11
BAB III METODOLOGI ... 12
A. Alat dan Bahan ... 12
B. Lokasi ... 13
C. Cara Kerja Pembuatan Susu Kedelai ... 13
D. Cara Kerja Pembuatan Yoghurt ... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
A. Analisa Data Hasil ... 16
B. Pembahasan Hasil ... 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 20
commit to user
viiB. Saran ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 21
commit to user
viiiDAFTAR TABEL
Tabel II.1. Komposisi Gizi Susu Kedelai Tiap 100 gram Bahan ... 4
Tabel II.2. Mutu Yoghurt Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) ... 6
Tabel IV.1. Hasil Analisa Jumlah Koloni Mikroba ... 16
commit to user
ixDAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Biji Kedelai (Glycine max L. Merril) ... 3
Gambar II.2. Yoghurt ... 5
Gambar II.3. Koloni Lactobacillus bulgaricus ... 9
Gambar II.4. Koloni Streptococcus thermophillus ... 9
Gambar II.5. Diagram Alir Proses Pembuatan Yoghurt Kedelai ... 11
commit to user
xINTISARI
NUR FAIZIN LUKMAN HAKIM, 2013, LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT DARI KEDELAI (GLYCINE MAX L.
MERRIL)
TEKNIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi, kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Banyak produk yoghurt yang dikembangkan dari susu hewani namun hanya sedikit yoghurt yang dibuat dari produk susu nabati. Produk yoghurt susu nabati sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan karena selain kandungan gizi yang tinggi, harga yoghurt nabati relatif lebih murah jika dibandingkan dengan yoghurt susu hewani. Salah satu bahan yang berpotensi untuk diolah menjadi yoghurt nabati adalah kedelai karena susu yang dihasilkan oleh biji kedelai sudah memenuhi standar gizi susu nabati. Mahalnya harga kedelai import membuat para perajin makanan berbasis kedelai seperti industri tempe dan tahu menjadi sulit untuk menjual hasil olahannya. Untuk itu dengan adanya alternatif pembuatan yoghurt dari bahan kedelai, diharapkan dapat menjadi solusi lain dalam mengolah kedelai. Karena yoghurt dari kedelai mempunyai nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu dalam mengatasi mahalnya harga kedelai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan yoghurt dari kedelai dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, mengetahui suhu fermentasi pada
pembuatan yoghurt, mengetahui hasil kelayakan pangan menurut SNI, dan mengetahui tingkat kesukaan yoghurt kedelai.
Pembuatan yoghurt dari kedelai dilakukan dengan merendam kedelai kemudian direbus dan diblender dengan perbandingan berat kedelai (gram) : volume aquades (ml) adalah 1:4. Sari kedelai tersebut disaring kemudian dipanaskan hingga suhu 80 90°C selama 30 menit dan ditambahkan gula, susu skim, agar serta ekstrak buah. Setelah itu didinginkan hingga suhu berkisar antara 40 45°C, pada suhu ini yoghurt kedelai ditambahkan kultur Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermopillus dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 37oC.
Yoghurt yang dihasilkan dilakukan uji laboratorium untuk memastikan jumlah mikroba yang ada didalam yoghurt. Dari hasil uji laboratorium jumlah
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang terkandung
didalam yoghurt kedelai sebesar 1,4 x 104 koloni/ml. Uji organoleptik untuk
tingkat kesukaan pada 20 responden yang telah dilakukan untuk yoghurt kedelai dan 2 yoghurt susu sapi diperoleh persentase kesukaan sebesar, yoghurt susu sapi 1 28,23%, yoghurt susu sapi 2 42,58%, dan yoghurt kedelai 29,19%.
commit to user
xiABSTRACT
NUR FAIZIN LUKMAN HAKIM, 2013, FINAL PROJECT REPORT
Glycine Max L. Merril
CHEMICAL ENGINEERING DIPLOMA III PROGRAM, ENGINEERNG FACULTY, SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA
Yoghurt is a product derived from milk that has been pasteurized and then fermented with certain bacteria to obtain acidity, smell, and taste are typical, with or without the addition of other materials are allowed. Many yogurt products developed from animal milk but little yogurt is made from dairy products plant. Vegetable products yogurt milk actually has the potential to be developed because in addition to high nutrient content, yogurt vegetable prices are relatively cheaper when compared with animal milk yogurt. One of the materials that have the potential to be processed into soygurt vegetable is because the milk produced by the soybean milk meets the nutritional standards of vegetable. The high price of imported soybeans to make soy-based food crafters such as tempe and tofu industry becomes difficult to sell processed products. For those with an alternative yoghurt manufacture of soy ingredients, is expected to be another solution to process soybeans. Because of the soygurt has good economic value that can help in overcoming the high price of soybeans.
The purpose of this study is to investigate the process of making yogurt from soybean by fermentation using bacteria Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus, knowing the temperature of fermentation in the manufacture of yoghurt, knowing the results of the feasibility of food according to SNI, and know the level of preference soygurt.
Making soygurt made by soaking soybeans and then boiled and blended with soybean weight ratio (grams): distilled water volume (ml) was 1:4. Soy extract was filtered and then heated to a temperature of 80-90 °C for 30 min and added sugar, skim milk, and fruit extracts that. After it cooled to a temperature ranging between 40-45 °C, at this temperature the added soy yoghurt cultures
Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermopillus and incubated for 24
hours at 37 oC.
Yoghurt generated laboratory test performed to ascertain the number of microbes in yogurt. From the results of laboratory tests Lactobacillus bulgaricus
and Streptococcus thermophillus number contained in soy yogurt at 1.4 x 104
colonies / ml. Organoleptic test for the level of preference on the 20 respondents who had undertaken to soygurt and cow's milk yogurt 2 percentage obtained for passions, yogurt 1 28.23% cow milk, cow's milk yogurt 2 42.58%, 29.19% and soygurt.
commit to user
Laporan Tugas AkhirPembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yoghurt merupakan salah satu minuman kesehatan yang rasanya asam segar dan disukai banyak orang, dewasa maupun anak-anak. Sedemikian tinggi popularitasnya, sampai produk fermentasi susu bersifat semi-padat ini dikenal di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Selain cita rasanya yang nikmat, sebenarnya yoghurt memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Manfaat ini pertama kali diperkenalkan oleh Elie Metchnikoff, ilmuwan Rusia penerima Nobel biologi/fisiologi kedokteran tahun 1908, yang mengungkapkan bahwa yoghurt dapat memperpanjang usia. Menurut Metchnikoff, tingginya usia hidup rata-rata warga suku-suku pegunungan di Bulgaria, yakni 87 tahun, berkaitan dengan kebiasaan mereka mengkonsumsi yoghurt. Bakteri akan masuk dan tinggal di usus, lalu memberi pengaruh positif terhadap keseimbangan mikroflora usus. Mekanismenya dengan cara menurunkan efek racun dari bakteri yang merugikan di usus (Dewi Rusmiati dkk, 2008).
Telah banyak produk yoghurt yang dikembangkan dari susu hewani namun hanya sedikit yoghurt yang dibuat dari produk susu nabati.Yoghurt susu nabati rendah lemak sehingga cukup menarik bagi yang takut kegemukan, khususnya kaum wanita. Dengan adanya produk yoghurt susu nabati diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk probiotik yang selama ini relatif mahal.
Kedelai (Glycine max (L) Merril) di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan fungsional seperti yoghurt. Susu hasil olahan kedelai ini sangat bermanfaat bagi orang yang alergi terhadap susu sapi. Selain itu, susu yang dihasilkan oleh kedelai ini juga tidak kalah bergizi dengan susu sapi. Untuk itu sangat tepat jika kedelai dikembangkan menjadi produk baru yaitu yoghurt kedelai atau soyghurt.
commit to user
2 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mahalnya harga kedelai import membuat para perajin makanan berbasis kedelai seperti industri tempe dan tahu menjadi sulit untuk menjual hasil olahannya. Untuk itu dengan adanya alternatif pembuatan yoghurt dari bahan kedelai, diharapkan dapat menjadi solusi lain dalam mengolah kedelai. Karena yoghurt dari kedelai mempunyai nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu dalam mengatasi mahalnya harga kedelai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang dibahas dalam hal ini adalah bagaimana cara pembuatan yoghurt dengan bahan dasar kedelai untuk meningkatkan nilai ekonomi pada hasil pengolahan kedelai.
C. Tujuan Tugas Akhir
Percobaan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses pembuatan yoghurt dari kedelai dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus.
2. Mengetahui pengaruh suhu fermentasi pada pembuatan yoghurt kedelai. 3. Mengetahui hasil kelayakan pangan menurut SNI.
4. Mengetahui tingkat kesukaan yoghurt kedelai.
D. Manfaat Tugas Akhir
Manfaat penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Meningkatkan diversifikasi produk makanan berbahan baku kedelai. 2. Memberikan nilai tambah pada kedelai.
commit to user
Glycine max (L) Merril
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kedelai
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max L. Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Biji kedelai memiliki ciri ciri berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
Gambar I.1. biji kedelai (www.google.co.id, 2012)
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar
commit to user
4 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Suhu yang
dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu optimum bagi
pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 0C. Pada proses perkecambahan benih
kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 0C. Saat panen kedelai yang jatuh
pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Tabel II.1. komposisi gizi susu kedelai tiap 100 gram
Zat Gizi Kandungan
Kalori (Kkal) 41 Protein (gram) 3,5 Lemak (gram) 2,5 Karbohidrat (gram) 5 Kalsium (mg) 50 Fosfor (gram) 45 Besi (gram) 0,7 Vitamin A (SI) 200 Vitamin B1 (mg) 0,08 Air (gram) 87
(Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Glycine
commit to user
5
Glycine max (L) Merril B. Yoghurt
Gambar II.2. Yoghurt (www.google.co.id, 2012)
Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki yaitu jugurt atau yogurut yang artinya susu asam. Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi, kemudian difermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Minuman yang memiliki bentuk mirip es krim atau bubur halus ini sangat digemari banyak orang karena rasa, aroma, dan teksturnya yang khas ; menyegarkan ; dan ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Yoghurt kedelai merupakan salah satu kreasi yoghurt berbahan dasar susu kedelai yang diolah dengan cara yang sama seperti pembuatan yoghurt pada umumnya.Yoghurt kedelai pada prinsipnya dibuat dalam media susu kedelai dengan menumbuhkan bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophillus, dan juga dijaga jangan sampai terkontaminasi bakteri lain yang
merugikan.
commit to user
6 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Tabel II.2. Mutu Yoghurt Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
Kriteria Uji Persyaratan
Keadaan penampilan Cairan/padat
Bau Normal
Rasa Asam
Konsistensi Homogen
Keasaman (% Total asam laktat) Maksimum 0,5-2,0
Lemak (%) Minimum 0,3 Protein (N x 6,38) (% b/b) Minimum 2,7 Cemaran logam (mg/Kg) - Timbal (Pb) - Tembaga (Cu) - Timah (Sn) - Raksa (Hg) - Arsen (As) Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Cemaran mikrobiologi - E.Colli - Salmonella Negatif Negatif Jumlah mikroba (Lactobacillus
dan Streptococcus) 10
7
koloni/ml (Sumber : Badan SNI, 2009)
Yoghurt baik dikonsumsi karena memiliki kelebihan sebagai berikut (Rinadya, 2008) :
1. Mudah di cerna dan menjaga kesehatan pencernaan, karena terdapat bakteri hidup dan aktif memproduksi enzim laktase.
2. Membantu proses penyerapan nutrisi. Yoghurt meningkatkan penyerapan kalsium dan vitamin B karena adanya asam laktat pada yoghurt.
3. Sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang ditandai dengan diare) karena laktosa terkandung pada susu sapi.
commit to user
7 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Menghambat kolesterol dalam darah karena yoghurt mengandung
Lactobacillus yang berfungsi menghambat pembentukan kolesterol dalam
darah yang berasal dari makanan.
5. Meningkatkan daya tahan tubuh, karena yoghurt mengandung banyak bakteri Lactobacillus sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri E.colli yang terdapat dalam usus halus.
C. Fermentasi Yoghurt
Yoghurt adalah salah satu jenis susu fermentasi yang sudah dikenal luas. Yoghurt didefinisikan sebagai produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi BAL (Bakteri Asam Laktat) dari bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, dengan atau tanpa penambahan bahan
lain yang diizinkan (SNI 2981:2009 tentang standar mutu yoghurt, 2009). Proses fermentasi BAL akan memecah beberapa komponen susu. Laktosa sebagian akan diubah menjadi asam laktat, sementara senyawa-senyawa protein mengalami peptonasi sehingga diperbaiki daya cernanya. Menurut Halferich dan Westhoff (1980), kandungan lemak dan padatan bukan lemak yang bervariasi untuk tiap-tiap produk susu yang menjadi bahan baku yoghurt akan berpengaruh langsung terhadap rasa, konsistensi, dan nilai gizi produk yoghurt yang dihasilkan. (Novian, 2009)
Fermentasi yoghurt tidak hanya diperoleh dari bahan susu sapi saja, tetapi juga dapat diperoleh dari susu kedelai. Namun dalam proses fermentasi yoghurt susu kedelai mengalami kesulitan karena karbohidrat dalam susu kedelai jauh berbeda dengan karbohidrat dalam susu sapi. Karbohidrat pada susu kedelai terdiri dari golongan oligosakarida yang tidak dapat digunakan sebagai sumber energi maupun sebagai sumber karbon oleh kultur starter. Hasil penelitian menunjukan bila susu kedelai langsung dinokulasi (ditambah)
dengan starter dan diinkubasi selama empat jam pada suhu 45 0C, ternyata
commit to user
8 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Maka supaya proses fermentasinya berhasil, susu kedelai terlebih dahulu ditambah sumber gula, sebelum diinokulasi.
Hasil percobaan menunjukkan, soyghurt dapat dibuat dengan hasil baik, bila kadar protein susu kedelai berada antara 3,6 sampai 4,5 persen, dan dengan penambahan sumber gula sebanyak 4 sampai 5 persen. Sumber gula yang dapat ditambah diantaranya, sukrosa (gula pasir), glukosa, laktosa, fruktosa, atau susu bubuk skim.
Pada pembuatan soyghurt, mula-mula susu kedelai dipasteurisasi, dengan
merebusnya pada suhu antara 80 dan 90 0C selama 30 menit. Kemudian ke
dalamnya ditambahkan gula sebanyak 4 sampai 5 persen. Gelatin juga sering ditambahkan (tidak mutlak) sebanyak 0,5 sampai 1,5 persen untuk menjaga agar soyghurt yang dihasilkan stabil dan baik teksturnya. Untuk menambah aroma, dapat pula ditambahkan flavor seperti vanili, orange, strawberi, atau lemon. Hasil
campuran ini didinginkan sampai 43 0C, baru diinokulasikan (ditambahkan)
starter campuran dengan perbandingan yang sama antara L. bulgaricus dengan S. thermophilus, sebanyak 5 persen dari volume susu kedelai. Lalu diinkubasi suhu
45 0C, selama 3 jam, atau pada suhu ruang selama 12 jam, yang hasil akhirnya
merupakan soyghurt. Untuk bisa bertahan lama soyghurt disimpan pada suhu
dingin atau dipanaskan pada suhu 65 0C selama 30 menit, kemudian disimpan.
(Santosa, 2009)
Reaksi fermentasi yoghurt :
C6H12O6 CH3CHOHCOOH + CH3CH2OH + CO2
Glukosa asam laktat etil alkohol
Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri berbentuk batang, tidak
membentuk spora, termasuk bakteri gram positif, bersifat thermofilik (hidup baik pada suhu 45-60°C) dengan ukuran sel 0,5-1,2 x1-10 m, anaerob fakultatif, jarang dijumpai yang patogenik, memfermentasi gula menjadi asam laktat, tahan pada kadar asam tinggi (pH 4).
Lactobacillus bulgaricus Streptococcus thermophillus
commit to user
9 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Gambar II.3. Koloni Lactobacillus bulgaricus (www.wikipedia.org , 2012)
Klasifikasi bakteri Lactobacillus bulgaricus
Kingdom : Bacteria Divisio : Firmicutes Classis : Bacilli Ordo : Lactobacillales Familia : Lactobacillaceae Genus : Lactobacillus
Species : Lactobacillus bulgaricus
Streptococcus thermophilus merupakan bakteri bentuk bulat, termasuk
bakteri gram positif dengan ukuran sel bakteri 0,5-2 m, bersifat termofilik (hidup baik pada suhu 45-60°C), tahan pada kadar asam tinggi (pH 4), dan berfungsi memfermentasi gula menjadi asam laktat.
commit to user
10 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta Klasifikasi bakteri Streptococcus thermophillus
Kingdom : Bacteria Divisio : Firmicutes Classis : Cocci Ordo : Lactobacillales Familia : Streptococcaceae Genus : Streptococcus
commit to user
11 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
D. Kerangka Pemikiran
Gambar II.5. Diagram Alir Proses Pembuatan Yoghurt Kedelai Kedelai Perendaman Perebusan 80 -90 0C Penghancuran Penyaringan 2000 ml Aquades Ampas Susu kedelai 10 % Gula 2 % Susu skim 0,5 % Agar - agar Yoghurt Kedelai Starter Susu skim aquades Susu skim aquades Streptococcus Thermophillus Lactobacillus Bulgaricus Inokulasi Pendinginan 40 45 0C Sterilisasi 115,56 0C Pemanasan 80 90 0C Starter Fermentasi 370C
commit to user
Glycine max (L) Merril
12
BAB III METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
a. Alat 1. Kompor listrik. 2. Panci. 3. Blender. 4. Gelas Beker. 5. Timbangan. 6. Sendok. 7. Botol centrifuge. 8. Kawat Ose 9. Pemanas Bunsen 10. Kain saring. 11. Autoklaf. 12. Inkubator. 13. Tabung Reaksi. 14. Botol kaca. 15. Rak tabung reaksi. 16. Kapas.
Gambar III.1. Rangkaian Alat Pemanasan b. Bahan bahan yang digunakan
1. Kedelai yang diperoleh dari pasar. 2. Aquades.
3. Bibit bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophillus.
4. Susu skim. 5. Gula pasir.
commit to user
13 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta 7. Agar agar rasa buah strawberry. 8. Agar agar.
9. Nutrient M.R.S.
B. Lokasi
Tempat pelaksanaan penelitian dalam proses pembuatan yoghurt dari kedelai ini dilakukan di Laboratorium Proses Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Cara Kerja Pembuatan Susu Kedelai
1. Menimbang 500 gram kedelai
2. Merendam kedelai kedalam air selama 4 6 jam sampai mengembang dan empuk.
3. Mencuci kedelai sampai bersih
4. Merebus kedelai dengan air sampai mendidih dan mencucinya kembali 5. Menghaluskan kedelai kedalam blender dan menambahkan air hangat
sebanyak 2000 ml
6. Menyaring bubur kedelai hingga diperoleh susu kedelai
7. Memanaskan susu kedelai sampai suhu 80 90 0C
8. Menambahkan gula pasir 200 gram, agar rasa buah 10 gram, susu skim 40 gram sambil diaduk sampai bahan larut dan homogen
9. Menambahkan ekstrak buah strawberry 300 ml kedalam susu kedelai Memasukkan susu kedelai kedalam botol dan menutup rapat
D. Cara Kerja Pembuatan Yoghurt
1. Sterilisasi Alat
a. Mempersiapkan alat seperti : tabung reaksi, botol kaca, botol centrifuge, autoklaf
b. Memberikan penutup pada tabung reaksi dengan menggunakan kapas c. Memasukkan tabung reaksi dan botol kaca ke dalam autoklaf, kemudian
commit to user
14 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
d. Menghidupkan autoklaf hingga tekanan menjadi 1,02 atm dan menjaga tekanan selama 30 menit.
e. Mematikan autoklaf dan menurunkan tekanan didalam autoklaf hingga tekanan menjadi normal.
f. Membuka tutup autoklaf kemudian mengeluarkan tabung reaksi dan botol
2. Pembuatan media dan penanaman bakteri
a. Menimbang 0,5 gram agar dan 2,6 gram nutrient M.R.S. b. Mencampurkan kedua bahan tersebut kedalam 50 ml aquades c. Memanaskan larutan media sambil diaduk sampai homogen
d. Memasukkan larutan tersebut kedalam tabung reaksi yang sudah disterilkan dan diberi penutup kapas sebanyak 5 ml
e. Mensterilkan media di autoklaf dengan tekanan 0,68 atm dan menjaga tekanan selama 15 menit
f. Mendinginkan media sampai mengeras dengan posisi media tegak
g. Mengambil bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophillus yang akan ditanam dengan menggunakan kawat ose yang
ujungnya dipanaskan dahulu dengan menggunakan pemanas Bunsen h. Menusukkan ujung kawat kedalam media
3. Pembuatan starter
a. Menimbang 4 gram susu skim kedalam 50 ml aquades
b. Memanaskan larutan susu skim pada suhu 70 80 0C dan mengaduk
sampai susu skim larut didalam aquades
c. Menuangkan larutan susu skim kedalam botol centrifuge sebanyak 5 ml d. Mensterilkan larutan dengan autoklaf pada tekanan 0,68 atm selama 15
menit
e. Mengambil bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophillus yang sebelumnya telah ditanam dengan menggunakan
kawat ose yang telah disterilkan dengan pemanas Bunsen dan memasukkannya kedalam larutan susu skim secara terpisah.
commit to user
15 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
f. Memasukkan botol centrifuge yang telah berisi larutan susu skim dan bakteri kedalam inkubator
g. Menginkubasi media starter sekitar 12 jam pada suhu 37 0C
4. Fermentasi yoghurt susu kedelai
a. Mensterilkan susu kedelai yang berada didalam botol kaca pada tekanan 0,68 atm selama 15 menit dengan menggunakan autoklaf
b. Mendinginkan susu kedelai sampai suhunya turun menjadi 40 45 0C
c. Menambahkan starter Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus
Thermophillus masing masing sebanyak 10 ml kedalam susu kedelai,
kemudian mengocoknya sampai starter tercampur semua
d. Memasukkan susu kedelai kedalam inkubator untuk diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37 0C
5. Produksi yoghurt dengn kapasitas 10 L (no. 4 sebagai starter 2)
a. Menyediakan susu kedelai sebanyak 10 L kedalam wadah yang besar dan steril
b. Menambahkan starter 2 (yaitu 1 L starter / 10 L) kedalam susu kedelai c. Memasukkan susu kedelai kedalam inkubator untuk diinkubasi selama 24
commit to user
Laporan Tugas AkhirPembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta 16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan baku pembuatan yoghurt nabati dalam tugas akhir ini adalah kedelai. Setelah melalui serangkaian proses dari mulai perendaman pengahalusan, pembuatan susu kedelai, pemanasan dan proses fermentasi, akhirnya diperoleh hasil sebagai berikut:
A. Data Hasil Percobaan
Pembuatan yoghurt kedelai Bahan:
- Kedelai = 500 gram
- Aquades = 2000 ml
- Gula = 200 gram
- Jumlah kultur = Lactobacillus bulgaricus 5 ml/1000 ml susu
Streptococcus thermopillus 5ml/1000 ml susu
- Agar-agar = 10 gram
Variabel :
- Suhu = 37oC
- Waktu = 24 jam
- Wadah = Botol kaca 2000 ml
Hasil analisa jumlah koloni mikroba (Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus) yang dilakukan terhadap 1ml sampel dari yoghurt
kedelai dan yoghurt yang dijual dipasaran dapat dilihat dalam tabel IV.1 berikut. Tabel IV.1 Hasil Analisa Jumlah Koloni Mikroba
No. Sampel Jumlah Mikroba (koloni/ml)
1 Yoghurt Kedelai 1,4 x 104
commit to user
17 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
B. Pembahasan Hasil
Penelitian proses fermentasi susu kedelai telah berhasil dilakukan dengan penggunaan kultur bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermopillus sebagai inokulum. Proses fermentasi ini merupakan teknologi
terapan yang diadopsi dari teknik pembuatan yoghurt berbahan dasar susu sapi seperti pada umumnya. Substrat fermentasi dalam proses yang digunakan adalah susu kedelai yang masih segar. Kedelai yang segar dipilih karena masih tersedianya nutrisi yang terkandung didalamnya. Kultur bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermopillus, diperoleh dari Laboratorium Biologi
Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret yang selanjutnya dikembangbiakan sendiri di dalam media agar.
Proses pembuatan yoghurt kedelai yang pertama yaitu membuat starter dengan memasukkan kultur bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermopillus ke dalam media susu skim secara terpisah. Susu skim yang sudah
bercampur dengan kultur bakteri kemudian di inkubasi pada suhu 37 0C selama 24
jam didalam inkubator.
Selanjutnya membuat susu kedelai sebagai media fermentasi untuk pembuatan yoghurt. Pertama merendam kedelai sampai kedelai mengembang dan merebusnya sehingga mendapatkan kedelai yang empuk dan tidak berbau langu. Kemudian kedelai dihaluskan di dalam blender dan disaring agar menghasilkan susu kedelai yang lebih maksimal. Susu kedelai lalu direbus dan dimasukkan gula, skim, agar, dan ekstrak buah didalamnya. Setelah tercampur semua susu kedelai
didinginkan sampai suhu sekitar 40 0C dan memasukkan starter ke dalam susu
kedelai yang selanjutnya di inkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam di inkubator.
Dari hasil uji analisa perhitungan jumlah mikroorganisme yang dilakukan di Universitas Setia Budi Surakarta, diperoleh jumlah mikroorganisme pada
yoghurt kedelai sebanyak 1,4 x 104 koloni/ml. Jika dibandingkan dengan standar
minimum pada yoghurt, jumlah yang didapat jauh lebih sedikit karena pada Standar Nasional Indonesia jumlah bakteri yang terkandung dalam yoghurt
commit to user
18 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
sebanyak 107 koloni/ml. Kemungkinan yang terjadi adalah yoghurt yang diamati
sudah pada fase menuju kematian sehingga bakterinya lebih sedikit.
Yoghurt kedelai yang dihasilkan pada percobaan ini tidak jauh berbeda dengan yoghurt susu sapi. Yoghurt kedelai memiliki tekstur cair dan kental. Kekentalan ini dihasilkan karena penambahan agar-agar yang berfungsi sebagai perekat skim dan susu kedelai sehingga yoghurt akan memiliki konsistensi yang homogen.
Uji organoleptik terhadap tingkat rasa, aroma, tekstur dan kesukaan dilakukan dengan memberikan sampel yoghurt kedelai dan 2 sampel yoghurt susu sapi yang dijual dipasaran kepada 20 orang responden. Dalam pengujiannya, masing masing responden yang sebagian besar merupakan mahasiswa yang suka dengan minuman yoghurt akan mencoba ketiga sampel tersebut dan kemudian mengisi angket untuk mengetahui presentase respon untuk setiap sampel.
Hasil uji organoleptik terhadap tingkat rasa, aroma, tekstur dan kesukaan pada 20 responden tiap sampel dihasilkan data presentase yang ditunjukkan pada tabel IV.1.
Tabel IV.1. Presentase Uji Organoleptik Setiap Sampel
Variabel
Sampel A (Yoghurt Susu Sapi)
Sampel B (Yoghurt Kedelai)
Sampel C (Yoghurt Susu Sapi)
Nilai % nilai Nilai % nilai Nilai % nilai
Rasa 3,80 30,16 3,20 28,32 4,40 26,99
Aroma 2,70 21,43 2,60 23,01 4,35 26,69
Tekstur 3,15 25,00 2,45 21,68 3,10 19,02
Kesukaan 2,95 23,41 3,05 26,99 4,45 27,30
Jumlah 12,6 100 11,3 100 16,3 100
Perbandingan uji organoleptik tingkat kesukaan terhadap yoghurt kedelai dan 2 sampel yoghurt susu sapi di pasaran menunjukkan hasil yang berbeda. Responden yang menyukai yoghurt susu sapi 1 sebesar 28,23%, responden yang menyukai yogurt susu sapi 2 sebesar 42,58%, sedangkan responden yang
commit to user
19 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
menyukai yoghurt kedelai sebesar 29,19%. Kurang terasanya rasa buah menjadikan yoghurt kedelai kurang diminati, dan juga rasa kedelai yang begitu kuat masih terasa sehingga yoghurt kedelai ini belum begitu menarik para konsumen.
commit to user
Laporan Tugas AkhirPembuatan Yoghurt dari Kedelai (Glycine max (L) Merril)
DIII Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta 20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Proses pembuatan yoghurt kedelai meliputi pembiakan bakteri, penyiapan starter, penyiapan susu kedelai, dan penambahan starter. Starter yang digunakan adalah bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermopillus.
2. Fermentasi yoghurt dilakukan pada suhu 37 0C selama 24 jam dengan
menggunakan inkubator.
3. Yoghurt kedelai yang dihasilkan layak digunakan sebagai bahan makanan, karena sebagian hasil analisa sesuai dengan syarat mutu yoghurt berdasar SNI.
4. Berdasarkan uji organoleptik dari 20 responden, tingkat kesukaan yoghurt kedelai berada diantara 2 yoghurt susu sapi dengan presentase kesukaan sebesar Yoghurt susu sapi A 28,23%, Yoghurt kedelai B 29,19%, dan Yoghurt susu sapi C 42,58%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan analisa lanjut mengenai masa kadaluarsa yoghurt.
2. Perlu adanya ekstraksi untuk perasa buah alami yang kuat agar rasa dalam yoghurt kedelai mempunyai rasa yang seperti dengan yoghurt susu sapi yang sudah ada di pasaran sebelumnya.