• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Gereja "Youth Centre" Dan Fasilitasnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Gereja "Youth Centre" Dan Fasilitasnya."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

89

ABSTRAKSI

Gereja sebagai salah satu organisasi yang di sahkan oleh pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama untuk kaum muda. Dalam hal ini, gereja dapat berperan untuk memberikan fasilitas yang baik dan penghidupan yang layak bagi mereka. Maka dibutuhkan suatu gagasan yang baik untuk menunjang kebutuhan- kebutuhan yang ada.

Tema pada perancangan Interior “Youth Centre” diambil dari air yang terdapat di dalam Injil Yohanes 4: 13-14 yang berisi, Jawab Yesus kepadanya, “Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi siapa saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal.” Dasar tema ini dipilih karena diharapkan setiap anak muda yang ambil bagian dalam Youth Centre dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah habis bagi orang-orang disekitar mereka.

Konsep yang akan diterapkan dalam desain Youth Centre diambil dari sifat dan 3 macam wujud air. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Tema air juga dipilih karena bentuk air yang bisa sangat bermacam-macam dapat mewakili sifat anak muda yang dinamis. Karena itulah aplikasi bentuk-bentuk desain Youth Centre ini akan sangat dinamis.

ABSTRACTION

The church, as the government legalized organization, has a responsibility to answer the people’s needs, especially the young ones. In this matter, the church can take a role to give a good facility and proper living for them. A good concept is needed to support the existing needs.

The theme in “Youth Centre” interior design is taken from the concept of water in John 4:13-14 (The Bible) which said: 13

Jesus answered, “Everyone who drinks this water will be thirsty again,14 but

whoever drinks the water I give them will never thirst. Indeed, the water I give them will become in them a

spring of water welling up to eternal life.” The basic of the theme was chosen to make it a limitless source of inspiration for the young people in the Youth Centre to give it to their surroundings. The concept in Youth Centre design consists of three form of water. The water can be in a liquid, gas or solid form. The theme of water is also chosen based on its various forms, representing the dynamic youth. The dynamic spirit will be applied in the forms of Youth Centre design.

(2)

90

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB 2

2.2.3. Komunitas Gereja Anak Muda ... 11

2.3. Sistem Akustik ... 12

2.3.1 Perilaku Bunyi (Behaviour of Sound) di Ruang Tertutup ... 13

2.3.2 Persyaratan Akustik Perancangan Ruang Gedung Pertunjukan ... 14

2.3.3 Akustik Gereja ... 20

2.3.4 Bahan Akustik ... 22

2.3.5 Bentuk Denah ... 26

2.4. Studio Dansa ... 28

2.4.1. Pembagian ruang berdasarkan Fungsi ... 29

2.4.2. Ketentuan Perancangan Berkaitan dengan Ruang Spasial ... 31

2.4.3. Standar Dimensi Lantai Dansa ... 32

(3)

91

2.4.5. Teori Sistem Interior ... 33

2.4.3 Teori Bahan Fisik Ruang ... 34

2.5. Studio Musik ... 38

2.5.1. Elemen Peredam Suara ... 39

2.5.2. Ketentuan Perancangan Studio ... 40

2.6. Auditorium ... 41

2.6.1. Teori Pencahayaan Panggung ... 43

2.6.2. Varian Lampu Panggung ... 43

2.6.3. Teknik Pemasangan Lighting Panggung ... 45

BAB 3

3.2. Analisa Fungsional ... 50

3.3. Aktivitas User dan Tabel Kebutuhan Ruang ... 52

3.4. Hubungan Kedekatan Ruang ... 57

3.5. Zoning Blocking ... 58

4.3. Implementasi Konsep ... 70

4.3.1. Konsep Bentuk ... 70

4.3.2. Konsep Material dan Warna ... 71

4.3.3. Konsep Pencahayaan ... 73

4.3.4. Konsep Penghawaan ... 73

4.3.5. Sistem Keamanan ... 74

4.4. Aplikasi Tema dan Konsep Perancangan ... 74

4.4.1. Ruang Kebaktian ... 74

4.4.2. Desain Furniture Ruang Kebaktian ... 76

4.4.5. Ruang Rekam dan Kelas Musik ... 82

(4)

92

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 87 5.2. Saran ... 88 Daftar Pustaka………..………...……x

(5)

93

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Study image gereja ... 3

Gambar 1.2 Study image daerah penghubung ... 3

Gambar 1.3 Study image area studio ... 3

Gambar 1.4 Study image area penunjang kegiatan ... 3

Gambar 2.1 Logo GBI ... 11

Gambar 2.2 Pemantulan suara ke langit-langit ... 13

Gambar 2.3 Penaikan sumber bunyi dan pemiringan lantai area penonton ... 16

Gambar 2.4 Penempatan langit-langit pemantul ... 17

Gambar 2.5 Bentuk plafond parallel yang tidak dianjurkan ... 18

Gambar 2.6 Bentuk plafond yang dianjurkan ... 19

Gambar 2.7 Area tempat duduk terbaik ... 19

Gambar 2.8 Limit lingkar area penonton yang dapat dijangkau pemain (act of command) ... 20

Gambar 2.9 Panel akustik kayu ... 22

Gambar 2.10 Panel geo-akustik ... 23

Gambar 2.11 Rockwool ... 24

Gambar 2.12 Detail panel akustik ... 24

Gambar 2.13 Wall carpet ... 25

Gambar 2.14 Lantai bentuk kipas ... 27

Gambar 2.15 Lantai bentuk tapal kuda ... 27

Gambar 2.16 Lantai bentuk melengkung... 28

Gambar 2.17 Bentuk tidak teratur ... 28

Gambar 2.18 Jarak bersih manusia untuk melakukan senam lantai ... 36

Gambar 2.19 Ruang antara pada sebuah ruang latihan senam ... 36

Gambar 2.20 Antropometri ruang senam minimal ... 37

Gambar 2.21 Tinggi plafon untuk ruang senam ... 37

Gambar 2.22 Kebutuhan Space Ruang Loker Umum ... 38

Gambar 2.23 Amplifier (kiri) dan speaker (kanan) ... 39

Gambar 2.24 Bass Trap ... 39

Gambar 2.24 Glasswool ... 40

Gambar 2.25 Panggung (stage) ... 41

Gambar 2.26 Lampu bohlam ruang rias ... 42

Gambar 2.27 Lampu PAR dan efek yang dihasilkan ... 43

Gambar 2.28 Lampu Freshnel dan efek yang dihasilkan ... 44

Gambar 2.29 Lampu laser dan efek yang dihasilkan ... 44

Gambar 2.30 Moving Head Light dan efek yang dihasilkan ... 44

Gambar 2.31 Iron Grid ... 45

Gambar 2.32 Dimmer Lighting ... 46

Gambar 2.30 Lighting Console, MIXER ... 46

Gambar 3.1 Perspektif Atas Bangunan ... 48

Gambar 3.2 Analisa Kondisi Tapak ... 49

Gambar 3.4 Taman depan kelas (kiri) dan pintu kelas(kanan) ... 50

Gambar 3.4 Bagan Struktur ... 51

Gambar 3.5 Bagan Hubungan Kedekatan Ruang ... 57

Gambar 3.6 Zoning Lantai 1 ... 58

Gambar 3.7 Zoning Lantai 2 ... 58

Gambar 3.8 Logo City Harvest... 59

Gambar 3.9 Logo Salmon Youth Centre ... 62

Gambar 3.10 Beberapa aktivitas anak muda ... 63

Gambar 3.11 Study image gereja ... 64

Gambar 3.12 Study image studio dansa ... 64

Gambar 3.13 Study image ruang rekaman ... 65

Gambar 4.1 Sistem pembagian fungsi area ... 67

Gambar 4.2 Bagan tema air ... 68

Gambar 4.3 Tiga wujud air ... 68

Gambar 4.4 Siklus air yang tak pernah habis ... 69

Gambar 4.5 Lambang infinite ... 70

(6)

94

Gambar 4.7 Elektrokromik Glass ... 71

Gambar 4.8 Konsep warna ... 71

Gambar 4.9 Material Stainless Steel Fiber Glass ... 72

Gambar 4.10 Finishing glossy (kiri) dan material acrylic untuk sign system ... 73

Gambar 4.11 Pencahayaan alami dan buatan ... 73

Gambar 4.12 Sistem penghawaan alami ... 74

Gambar 4.13 Ubahan desain pada pointed arch gothic window ... 75

Gambar 4.14 Aplikasi desain berdasarkan Yohanes 4:14 ... 76

Gambar 4.15 Meja rostrum ... 76

Gambar 4.14 Sistem pada meja rostrum ... 77

Gambar 4.15 Roda pada kaki meja (kiri) dan roda pada permukaan meja tahap satu (kanan) ... 77

Gambar 4.16 Tampak bawah sistem pada meja rostrum ... 78

Gambar 4.17 Kursi gereja... 78

Gambar 4.18 Dua fungsi kursi ... 78

Gambar 4.19 Rostrum ruang kebaktian ... 79

Gambar 4.20 Tangga ruang kebaktian dan reception ... 79

Gambar 4.21 Area tunggu dan pintu masuk poliklinik ... 80

Gambar 4.22 X-ray panel, vertical drawer ... 81

Gambar 4.23 Laci rahasia pada vertical drawer ... 81

Gambar 4.24 Area tunggu ruang praktek ... 81

Gambar 4.25 Ruang praktek ... 82

Gambar 4.26 Meja ... 83

Gambar 4.27 Kursi tinggi ... 83

Gambar 4.28 Kelas musik private ... 83

Gambar 4.29 Ruang rekam ... 84

Gambar 4.30 Perspektif cafetaria ... 84

Gambar 4.31 Desain pola lantai dan bentuk lampu ... 85

Gambar 4.32 Perspektif dapur ... 86

Gambar 4.33 Detail kursi ... 86

(7)

95

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Aktivitas Performance Art ... 53

Tabel 3.2 Tabel Aktivitas Knowledge Section... 53

Tabel 3.3 Tabel Aktivitas Church Activity ... 54

Tabel 3.4 Tabel Data dan Dimensi Aktivitas Pengguna (bagian 1) ... 55

Tabel 3.5 Tabel Data dan Dimensi Aktivitas Pengguna (bagian 2) ... 56

Tabel 3.6 Tabel Program City Harvest ... 62

Tabel 3.7 Tabel Program Salmon Youth Centre ... 64

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin maju serta tingkat pergaulan kaum muda memiliki dampak negatif dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. Para remaja yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak akan membuat mereka tidak memiliki masa depan yang tidak jelas.

Hal ini dapat disebabkan oleh masalah kemiskinan atau gaya hidup orangtua yang tidak peduli akan pentingnya membangun hubungan dengan anak. Kerap kali faktor ini membuat para remaja ini sering meresahkan beberapa pihak. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi pemuda yang lebih dewasa.

Stanley Hall, Bapak Psikologi Remaja, berpendapat bahwa masa remaja merupakan

masa badai dan tekanan (storm and stress). Dapat dikatakan bahwa masa remaja penuh

(9)

2 dimulai dari pergaulan dalam komunitas yang salah. Komunitas yang buruk terkadang selalu dianggap menarik oleh sebagian besar anak muda yang biasanya masih berjiwa pemberontak dan mencari jati diri1.

Saat ini, khususnya di kota Bandung jumlah anak muda yang tidak memiliki pekerjaan jelas semakin bertambah. Mereka terkadang adalah orang- orang yang berasal dari luar kota dan tidak memiliki komunitas yang mendukung mereka dalam kehidupan. Jumlah anak muda yang membutuhkan pekerjaan dan penghidupan yang layak kurang diimbangi dengan penyediaan fasilitas untuk anak-anak tersebut, khususnya fasilitas untuk mereka mendapatkan nilai- nilai yang baik dalam hidup mereka.

Gereja sebagai salah satu organisasi yang disahkan oleh pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama untuk kaum muda. Dalam hal ini, gereja dapat berperan untuk memberikan fasilitas yang baik dan penghidupan yang layak bagi mereka. Maka dibutuhkan suatu gagasan yang baik untuk menunjang kebutuhan- kebutuhan yang ada.

1.2.Gagasan

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka akan dirancang sebuah Gereja yang diperuntukan untuk kalangan anak muda (Youth Centre). Dengan adanya “Youth Centre” diharapkan para remaja dapat memiliki komunitas yang baik, sehingga di mana pun mereka berada, mereka dapat menjadi contoh dan membawa dampak yang positif. Konsep ini tidak hanya untuk memberikan pandangan dan nilai-nilai Kristiani tetapi juga berupa kegiatan-kegiatan sosial yang dapat menjadi berkat untuk orang lain.

Youth Centre ini dirancang khusus bagi remaja berusia 15 sampai 30 tahun. Jangka usia tersebut dipilih karena anak muda pada umur 15 sampai 30 tahun mulai dapat berfikir secara lebih dewasa di umur tersebut. Gereja ini juga tidak hanya dikhususkan untuk kalangan sendiri (Kristen) tetapi juga masyarakat umum yang ingin berkomunitas atau pun yang bagi mereka yang membutuhkan bantuan.

Perpaduan Youth Centre dengan kegiatan-kegiatan yang ada akan didukung dengan desain tempat yang sesuai. Dengan desain ini, maka anak-anak muda dapat melakukan pelatihan atau kegiatan yang menunjang kemauan mereka untuk berusaha lebih dibidangnya.

1

(10)

3

Di bawah ini merupakan contoh study image yang menggambarkan suasana Gereja modern:

Gambar 1.1 Study image gereja

Gambar 1.2 Study image daerah penghubung

Gambar 1.3 Study image area studio

Gambar 1.4 Study image area penunjang kegiatan

(11)

4 Pembahasan masalah dalam Youth Centre, dibuat dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan konsep air desain interior fasilitas di Youth Centre yang dapat mendukung anak muda untuk mengekpresikan dirinya?

2. Bagaimanakah mendesain sebuah Youth Centre dengan konsep air dapat diterima oleh masyarakat luas?

3. Dengan kebutuhan ruang yang beragam, desain seperti apakah yang dapat menjawab kebutuhan anak muda dalam menunjang kegiatan mereka?

1.4. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan “Perancangan Interior” adalah sebagai berikut:

1. Memberikan sebuah desain yang dapat menjawab kebutuhan anak muda terutama dalam mengekspresikan karakter mereka.

2. Menerapkan konsep desain air pada interior Youth Centre yang dapat juga diterima oleh seluruh masyarakat luas.

3. Mendesain fasilitas Interior yang fleksibel sehingga dapat mendukung banyak kebutuhan aktifitas anak muda.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Bab pertama menjelaskan latar belakang masalah, ide/gagasan konsep, studi banding kasus, rumusan masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab kedua ini akan mengulas tentang studi serupa berkaitan dengan topik perancangan.

Bab III. Deskripsi dan Analisis Objek Studi

(12)

5

Bab IV. Perancangan Interior Youth Center

Bab keempat ini akan membahas secara lengkap konsep-konsep perancangan yang mendasari desain.

Bab V. Simpulan dan Saran

(13)

87

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Anak muda merupakan aset penerus bangsa yang harus terus dikembangkan. Mereka adalah pribadi yang kuat dan sangat berpengaruh, namun seringkali keadaan lingkungan mereka sama sekali tidak mendukung mereka. Diharapkan dengan adanya fasilitas dan komunitas yang baik mereka dapat lebih berkembang kearah yang lebih positif. Tentunya hal ini pun didukung dengan iman dan pengajaran yang baik dilingkungan mereka. Ketika anak muda memiliki kualitas dan pribadi yang baik, secara tidak langsung SDM di Indonesia sendiri akan meningkat seiring dengan perkembangan zaman.

(14)

88 memiliki komunitas yang baik. Secara tidak langsung misi dalam bidang penginjilan pun dapat terlaksana dengan adanya kegiatan ini.

Perancangan Gereja ini menerapkan tema sifat-sifat air sebagai dasar desain. Penerapan konsep tersebut dapat dirasakan dalam bentuk desain, baik interior maupun furniture, yang disesuaikan dengan fungsinya. Sedangkan tema modern diterapkan dalan suasana dan material yang digunakan. Penerapan konsep, tema, material, warna, bentuk, dsb baiknya diaplikasikan tanpa meninggalkan fungsi dan seimbang dengan nilai estetisnya.

5.2. Saran

Dari uraian di atas maka saran yang dapat diberikan untuk mereka yang akan melakukan desain dengan topik serupa, yaitu sebagai berikut:

 Lebih menyeimbangkan antara fungsi umum dengan Gerejanya sendiri. Tidak sekedar untuk mendukung kegiatan saja tetapi juga mempertimbangkan unsure budaya yang ada disekitarnya, sehingga desain gereja dapat diterima lebih baik di masyarakat luas.  Perlu mempertimbangkan site yang akan digunakan dengan desain yang diterapkan.

Jangan sampai site yang asli kehilangan desain awalnya.

(15)

x

DAFTAR PUSTAKA

Doelle, L Leslie. 1990. Akustik Lingkungan. Mc.Graw Hill B.C, New York.

Kuttruff, H. 1979, Room Acoustics. Applied Science Publishers, London.

(Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.)

Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image Resilience: Strategi for School Counselors. Profesional School Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10, Iss. 3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 9 Mei 2008

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Halme, Arthur.1991. Space. Finlandia: Finnish Interior

Mill, Edward D. 1976. Planning, London: Newness-Butterworth

Pamudji Suptandar. 1982. Interior Design. Jakarta:Usakti

Reznikoff, SC.1979. Specifications for Commercial Interiors. First Printing New York

John M. Echols dan Hassan Shadily. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

W.J.S. Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Gambar

Gambar 1.1 Study image gereja

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mempengaruhi efisiensi pakan pada ternak adalah jenis pakan yang digunakan, kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kandungan nutrien pakan untuk hidup

Semakin maraknya tindak kejahatan cyber crime di bidang perbankan yaitu kasus pembobolan terhadap sistem keamanan dan pembobolan rekening (hacking) atau sistem

Metode ini digunakan untuk memodelkan alternatif dengan lebih dari dua kategori dengan cara mengelompokkan alternatif tersebut berdasarkan kesamaan sifat ke dalam kelompok

Mann-whitney test digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa yang diukur dari CAR, ROA,

Berdasarkan latar belakang dari permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris apakah ada

diketahui berdasarkan hasil analisis data dalam kondisi pada fase baseline-1 (A1).Pada fase ini mean level penguasaan kosakata peserta didik tunarungu menunjukkan skor

Pelaksanaan Sertipikasi tanah tambak garam di Kabupaten Sampang berdasarkan penelitian terjadinya pelanggaran dalam pendaftaran tanah melalui PRONA adanya penarikan biaya