• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kemampuan Entrepreneurship Pada Penjual Produk Handmade Melalui Online Shop.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kemampuan Entrepreneurship Pada Penjual Produk Handmade Melalui Online Shop."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan teknik pengambilan data survei yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mencari keterangan-keterangan secara faktual mengenai kemampuan entrepreneurship penjual produk handmade melalui online shop. Subjek penelitian ini adalah penjual produk handmade melalui online shop. Pemilihan sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh 44 orang penjual produk handmade melalui online shop.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori Entrepreneurship dari Hisrich dan Peters (2002), kuesioner tersebut terdiri dari 45 item. Berdasarkan uji validitas dan realibilitas dengan menggunakan program SPSS 14.0 didapatkan validitas berkisar antara 0.316 – 0.601 dan reliabilitas diperoleh sebesar 0.864.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memperoleh data bahwa terdapat 77,27% penjual yang memiliki kemampuan entrepreneurship tinggi dan 22,73% penjual memiliki kemampuan entrepreneurship rendah. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop terdapat perbedaan antara kemampuan entrepreneurship tinggi dan kemampuan entrepreneurship rendah. Penjual produk handmade melalui online shop yang memiliki derajat kemampuan entrepreneurship tinggi cenderung memiliki derajat yang tinggi pula dalam aspek tujuan yang dimiliki, kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru, kesediaan untuk meluangkan waktu dan bekerja keras, dan keberanian dalam mengambil resiko. Begitu pula dengan penjual produk handmade melalui online shop yang memiliki derajat kemampuan entrepreneurship yang rendah cenderung memiliki derajat yang tinggi pada aspek tujuan yang dimiliki dan kesediaannya meluangkan waktu untuk bekerja keras namun memiliki derajat yang rendah pada aspek kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan pengambilan resiko. Faktor minat dan dukungan orang-orang terdekat mempunyai peranan dalam menentukan derajat kemampuan entrepreneurship.

(2)

ix

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ……….. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………. iv

KATA PENGANTAR ……….. v

ABSTRAK ………... viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……….... xiii

DAFTAR BAGAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2Identifikasi Masalah ………... 10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ……….. 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ……….... 10

1.4Kegunaan Penelitian ………... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis ………... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ……….... 11

1.5Kerangka Pemikiran ……….... 11

(3)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 19

2.1 Entrepreneurship ………... 19

2.1.1 Definisi Entrepreneurship ………... 19

2.1.2 Aspek Entrepreneurship ………... 19

2.1.2.1 Creating Something New ...……….... 20

2.1.2.2 Devotion of The Necessary Time and Effort ……..………….... 20

2.1.2.3 Taking Risk ………....………...…... 20

2.1.2.4 Involves The Reward ………..……... 20

2.1.3 Derajat Entrepreneurship ……….... 21

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Entrepreneurship …………... 22

2.1.5 Keuntungan dari Entrepreneurship…...………... 23

2.2 E-commerce ………....………...…... 24

2.2.1 Memulai Perusahaan E-commerce ………... 25

2.2.2 Website ………....………...…... 27

2.2.3 Menjalankan E-commerce Sebagai Perusahaan Perintis ……..….. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….………….…... 32

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ……….………….…... 32

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ……….………... 32

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….…………... 33

3.3.1 Variabel Penelitian ……….………... 33

3.3.2 Definisi Konseptual ………... 33

(4)

xi

3.4.1 Kuesioner Entrepreneurship ………..………... 34

3.4.1.1 Cara Skoring Kuesioner Entrepreneurship …………... 39

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ………... 40

3.4.3 Validitas dan Realibilitas ………... 40

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur ……….... 40

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ………... 41

3.5 Populasi dan teknik Penarikan Sampel ………... 43

3.5.1 Populasi Sasaran ………... 43

3.5.2 Karakteristik Populasi ………... 44

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ………... 44

3.6 Teknik Analisis Data ………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ……….. 46

4.1 Hasil Penelitian ………... 46

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………. 46

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Minat ………... 47

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat .. 47

4.1.4 Gambaran Hasil Penelitian ……… 48

4.1.5 Tabulasi Silang Kemampuan Entrepreneurship dan Aspek ……. 48

4.1.6 Tabulasi Silang Kemampuan Entrepreneurship dan Penunjang ... 51

(5)

xii

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ……… 62

5.1 Kesimpulan ………... 62

5.2 Saran ………... 63

5.2.1 Saran Teoritis ………. 63

5.2.2 Saran Praktis ……….. 63

(6)

xiii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ………... 36

Tabel 3.2 Cara Skoring …...………...…………....…... 39

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……… 46

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Minat …………...…………... 47

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Orang Terdekat ……. 47

Tabel 4.4 Gambaran Hasil Penelitian ………... 48

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Kemampuan Entrepreneurship dan Aspek ………... 48

(7)

xiv

DAFTAR BAGAN

(8)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, masalah pengangguran di Indonesia sepertinya belum terselesaikan secara tuntas, kondisi ini diperparah dengan persoalan ekonomi yang tidak kunjung membaik setelah terpuruk di akhir abad dua puluh. Juga berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia dari para penganggur sendiri, misalnya dari aspek tingkat pendidikan yang masih belum begitu bagus. Walaupun para penganggur memiliki pendidikan yang tinggi, hal tersebut tidak menjamin mereka akan lepas dari masalah pengangguran. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga banyak orang yang bekerja pada posisi yang lebih rendah daripada tingkat pendidikannya. Di samping itu, banyak orang yang membutuhkan pekerjaan namun lulusan dari jenjang pendidikan tertentu tidak memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Juga banyaknya program studi yang sejenis yang belum tentu dibutuhkan di lapangan pekerjaan. Keadaan seperti ini memunculkan fenomena mismatch, yaitu angkatan kerja yang bekerja pada posisi yang tidak sesuai dengan pendidikannya.

(9)

2

rumitnya persoalan ketenagakerjaan di Indonesia. Analisis semua itu didasarkan pada data Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional, 2010).

Angka Pengangguran Nasional di Indonesia pada tahun 2010 masih berada di kisaran 10 persen, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 6,56%. Banyak hal yang menjadi penyebab pengangguran di Indonesia, salah satunya lapangan kerja yang terbatas. Meski demikian, mereka harus tetap bertahan hidup, untuk itu mereka harus tetap bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya dengan menjadi wirausaha (entrepreneur), yaitu dengan membangun usaha sendiri yang bahkan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Entrepreneurship sendiri dapat bermanfaat untuk membangun

(10)

Untuk mengatasi pengangguran tersebut maka diperlukan Entrepreneurship, yaitu suatu proses di mana seseorang menciptakan sesuatu

yang baru dengan meluangkan waktu dan usaha, yang diduga berhubungan dengan masalah keuangan, psikis, resiko sosial, dan menerima hasil sebagai imbalan dan mendapatkan kepuasan pribadi serta kebebasan (Entrepreneurship, 2002). Untuk menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah karena diperlukan beberapa hal yang mendukung seperti modal uang, tempat, sumber daya di lingkungan yang digunakan baik bahan baku maupun pegawai yang akan membantu operasional suatu usaha. Dalam menjalankan usaha, biasanya yang pertama kali menjadi penghambat bagi sebagian besar orang adalah modal. Modal yang sering diartikan banyak orang adalah modal uang, namun hal tersebut bukan faktor utama penentu suksesnya seorang entrepreneur atau suksesnya sebuah usaha yang dibangun.

Salah satu alternatif untuk berwirausaha namun dengan menekan modal adalah melalui online shop, yaitu sebuah tempat untuk memasarkan barang dagangan yang terhubung dengan jaringan internet. Dalam penggunaannya, kata toko online sendiri memiliki beberapa persamaan istilah, baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing, mengingat untuk ilmu teknologi komunikasi peran bahasa asing lebih dominan dan terkadang lebih bisa diterima (contohnya, kita lebih familiar dengan kata upload dibanding unggah). Persamaan istilah toko online adalah web store, e-shop, toko maya, online shop, e-commerce, virtual

shop, walau terkadang sebenarnya arti dari istilah-istilah itu sedikit berbeda.

(11)

4

Misalnya dari cara penyajian produk, script yang digunakan, berbayar/tidaknya hosting yang digunakan, cara pembayaran, metode jual-beli, standar keamanan,

dan lain-lain. (http://tokokilat.com/toko-online/definisi-toko-online.html, April 2010)

Berbagai barang dapat di jual melalui online shop, salah satunya adalah produk handmade. Produk handmade yaitu kerajinan tangan, merupakan barang-barang yang diproduksi langsung oleh tangan manusia dengan ketelitian tanpa menggunakan lebih banyak alat mekanik sehingga menghasilkan sebuah produk yang mengutamakan kualitas dan nilai jualnya yang lebih tinggi (http://cari.iklanmax.com/produk-handmade, April, 2010). Beberapa produk handmade yang dijual di online shop antara lain tas, softcase, bantal, tempat

handphone, sepatu/sandal, towel cake, boneka, aksesoris manik-manik seperti

gelang, kalung, cincin, anting, dan gelang kaki, aksesoris kepala seperti bando, ada pula yang menawarkan gantungan kunci, mainan untuk kulkas, tempat tisu dan barang-barang hasil rajutan seperti dresses, skirt, tops, jilbab, dan pajangan. Beberapa produk di atas dibuat dengan bahan dasar clay, wol, dan flanel.

(12)

mereka berada, jangkauan pasar pun lebih luas mengingat banyak sekali masyarakat yang menggunakan fasilitas internet.

Disamping kelebihan yang dimiliki, online shop juga memiliki beberapa kelemahan, beberapa di antaranya, pelanggan tidak bisa melihat secara langsung atau mencoba produk sebelum membeli sehingga tidak jarang kalau ada konsumen yang mengajukan penukaran barang karena alasan tertentu, hal ini akan mengakibatkan penambahan ongkos kirim. Resiko yang sering terjadi dalam usaha online shop ini adalah adanya keluhan dari konsumen salah satunya mengenai pengiriman barang yang belum sampai pada konsumen setelah 3 hari dari pemberitahuan pengiriman, sedangkan pengirimannya dilakukan melalui one night service. Resiko lain dalam usaha online shop adalah berkurangnya pesanan

atau konsumen jika penjual kurang aktif dalam melakukan promosi.

(13)

6

Menurut Hisrich dan Peters (Entrepreneurship, 2002) untuk menjalankan entrepreneurship diperlukan beberapa aspek yaitu creating something new, devotion of the necessary time and effort, taking risk serta

involves the reward. Dalam menjual produk handmade melalui online shop,

penjual perlu memiliki kemampuan untuk membangkitkan semua ide dan gagasan yang dimilikinya serta mengimplementasikan semua ide-ide yang sudah muncul, memiliki ide-ide baru. Untuk dapat melakukan hal tersebut, para penjual terlebih dahulu harus dapat melihat peluang-peluang yang tersedia, mampu menemukan kombinasi-kombinasi baru seperti cara baru dalam memperkenalkan barang atau jasa, metode produksi ataupun pemasarannya, sumber-sumber bahan atau recources baru, pangsa pasar, dan organisasi industri yang baru. Hal ini oleh

Hisrich dan Peters (2002) disebut sebagai creating something new. Creating something new ini sangat mempengaruhi entrepreneurship, penjual produk

handmade yang tidak memiliki kemampuan creating something new maka tidak

dapat dikatakan memiliki entrepreneurship dalam dirinya.

Untuk menjalankan entrepreneurship, penjual produk handmade harus mampu menciptakan sesuatu yang baru untuk itu para penjual perlu memiliki semangat dan daya juang yang tinggi, penjual produk handmade mau bekerja keras dan meluangkan waktu untuk terus mempelajari serta memperoleh informasi yang dibutuhkan, juga mematikan naluri untuk berpikir secara lamban dan malas. Hal ini oleh Hisrich dan Peters (2002) disebut sebagai Devotion of the necessary time and effort. Devotion of the necessary time and effort di sini dapat

(14)

dibutuhkan seseorang dalam menjalankan entrepreneurship. Pada entrepreneurship ditekankan kerja keras, hal itu dikarenakan entrepreneurship

adalah sesuatu yang tercipta dari pengembangan bukan sesuatu yang alami didapatkan oleh manusia sejak manusia dilahirkan (Hisrich dan Peters, 1995).

Selain meluangkan waktu dan bekerja keras, penjual produk handmade perlu memiliki keberanian dalam menentukan keputusan dan menerima segala dampak yang akan muncul/ berani mengambil resiko. Keberanian mengambil resiko yang dimaksudkan adalah berani untuk mengambil peluang yang ada di depan mata walaupun peluang tersebut dapat berujung pada keberhasilan maupun kegagalan. Resiko yang dimaksudkan terutama dalam hal finansial namun dapat juga berupa masalah sosial, maupun masalah psikologis. Hal ini disebut oleh Hisrich dan Peters (2002) sebagai Taking Risk. Sebenarnya dalam hal pengambilan resiko, penjual produk handmade dapat memperkecil resiko jika penjual produk handmade berani mengambil resiko (pengalaman), mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan telah memiliki banyak pengetahuan akan usaha yang akan digeluti.

Selain memiliki keberanian untuk mengambil resiko, penjual produk handmade juga harus memiliki tujuan yang ingin dicapai sebagai suatu reward

(15)

8

atau sesuatu yang diimpi-impikan, hal ini disebut Hisrich dan Peters (2002) sebagai involves the reward.

Berdasarkan survei terhadap 18 orang yang mencoba untuk menjual produk handmade dengan membuka usaha melalui online shop, mengenai kemampuan untuk melihat peluang-peluang dan menciptakan sesuatu yang baru dengan nilai tambah diperoleh data bahwa sebanyak 5 orang (28%) dapat melihat kesempatan/peluang yang ada di sekitarnya dan berusaha untuk mencari sesuatu yang baru/tidak mau terpaku hanya dengan usaha-usaha yang sudah ada diantaranya mereka mampu menciptakan produk-produk baru yang belum ada di pasaran sebelumnya, misalnya dengan desain-desain mereka sendiri dan/atau mengkreasikan barang yang biasa ada di pasaran dengan menyertakan ciri khas produk indonesia seperti batik; lalu sebanyak 13 orang (72%) tidak dapat melihat peluang yang ada dan memiliki niat untuk bekerja dengan mengikuti pekerjaan yang ada/sudah dilakukan oleh banyak orang, hal ini terlihat pada mereka ketika mereka tidak berani menciptakan kreasi mereka sendiri dalam suatu produk yang berbeda.

Mengenai kesediaan untuk meluangkan waktu untuk bekerja keras dalam usaha tersebut diperoleh data bahwa 14 orang (78%) merasa kurang dapat bekerja tepat waktu mengingat masih menempuh studi, dan 4 orang (22%) merasa tertantang dengan permasalahan adanya pesaing yang menjual produk yang sama, banyaknya jumlah pesanan, kesulitan dari model barang yang akan diproduksi.

(16)

mencoba usaha yang baru karena mereka merasa hal tersebut memiliki resiko yang besar, terlihat pada mereka yang kurang berani menawarkan produk yang sudah mereka buat dan memilih memproduksi produk sesuai dengan pesanan konsumen dan 9 orang (50%) berani mengambil resiko yang ada dalam kehidupan kerja maupun dalam membuka suatu usaha dengan mempertaruhkan apa yang dimilikinya walaupun apa yang dibuatnya belum tentu laku dipasaran.

Survei mengenai tujuan mereka yang menjadi salah satu sumber motivasi mereka dalam melakukan usaha didapatkan data bahwa 12 orang (67%) menjual produk melalui online shop untuk mengisi waktu luang bahkan untuk menambah teman atau menyalurkan hobi mereka dan mencari penghasilan tambahan, 2 orang (11%), melakukan hal tersebut untuk mempromosikan hasil karya mereka, memberi lebih banyak kreasi bahkan menjadi tempat share, 1 orang (5,5%) melakukan hal tersebut untuk menambah pengalaman dan melatih jiwa kewirausahaan, 1 orang (5,5%) melakukannya untuk melatih kemandirian diri serta mengharapkan produknya dapat go international, 1 orang (5,5%) menjual produk melalui online shop hanya sekedar iseng sekaligus memperkenalkan karakternya sendiri, dan 1 orang (5,5%) melakukan kegiatan tersebut untuk mendapatkan penghasilan yaitu sebagai sumber penghasilan utamanya.

Dengan dilakukannya penelitian mengenai derajat kemampuan entrepreneurship ini diharapkan akan membawa keuntungan, bukan hanya untuk

(17)

10

yaitu, meningkatnya pendapatan finansial, membuka lahan pekerjaan bagi orang lain, membuka sesuatu yang baru, maupun memperkenalkan teknologi yang baru.

Perbedaan derajat tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “studi deskriptif mengenai derajat kemampuan

entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana derajat kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai derajat kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop yang tercermin dari aspek-aspek entrepreneurship, antara lain

creating something new, devotion of the necessary time and effort, taking risk,

(18)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Dapat memperkaya kajian psikologi industri dan organisasi,

pendidikan, dan kewirausahaan dalam hal temuan empirik mengenai entrepreneurship di fakultas psikologi.

 Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

kemampuan entrepreneurship pada para penjual produk handmade melalui online shop.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan informasi bagi para penjual produk handmade melalui

online shop mengenai tinggi rendahnya derajat kemampuan

entrepreneurship yang mereka miliki sehingga diharapkan para

penjual tergerak untuk meningkatkan kemampuannya.

1.5 Kerangka Pikir

Penjual produk Handmade melalui Online shop adalah orang yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang ekonomi terutama untuk produk handmade secara online yaitu dengan menggelar (menampilkan, memamerkan)

(19)

12

bentuk gambar yang di upload) kemudian melakukan pembayaran dan pembayarannya dilakukan tidak secara tunai melainkan melalui transfer. Setelah biaya pembelian di transfer maka produk yang dipesan pun akan segera dikirimkan melalui kurir maupun jasa pengiriman tertentu.

Para penjual produk handmade melalui online shop yang merintis usaha sendiri dikenal dengan wirausahawan (Entrepreneur). Sebagai seorang entrepreneur penjual perlu memiliki kemampuan untuk berkreasi dan dituntut

keberaniannya untuk berhadapan dengan berbagai macam resiko karena makin ketatnya persaingan dalam dunia usaha saat ini sehingga para penjual membutuhkan adanya entrepreneurship. Entrepreneurship adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai dengan meluangkan waktu dan tenaga yang diperlukan, disertai dengan menanggung resiko keuangan, psikis, dan resiko sosial, serta menerima hasil sebagai imbalan dalam bentuk uang, kepuasan dan kebebasan pribadi (Robert. D. Hisrich, 2002). Menurut Robert. D. Hisrich, entrepreneurship merupakan proses yang dinamis yang dapat meningkatkan

kemakmuran seseorang.

Robert D. Hisrich mengemukakan empat aspek yang menjadi dasar bagi entrepreneurship yaitu involves the reward, creating something new, devotion of the necessary time and effort, dan taking risk. Aspek pertama dari

entrepreneurship adalah involve the reward, yaitu suatu tujuan yang ingin dipakai

(20)

sehingga individu dapat menghasilkan sesuatu yang diimpi-impikan. Dalam hal ini para penjual memiliki tujuan dan harapan seperti melatih jiwa kewirausahaan, kemandirian diri, menambah pengalaman, menyalurkan hobi, bertambahnya relasi dengan orang lain, menjadi wadah apresiasi, serta memperluas pasar, bahkan tidak hanya menambah penghasilan, ada pula penjual yang menjadikan usahanya tersebut sebagai sumber penghasilan utama.

Aspek kedua adalah creating something new, yaitu menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai, dimana entrepreneur harus membangkitkan semua ide dan gagasan yang dimilikinya dan mengimplementasikan semua ide-ide yang sudah muncul (John Kao & Howard Stevenson, Harvard business school, 1984). Dalam hal ini berarti para penjual produk handmade melalui online shop memiliki kemampuan untuk melihat peluang-peluang yang tersedia, melihat jenis barang-barang yang sedang diminati pasar, mampu menentukan cara yang lebih baik dari yang sudah ada untuk memproduksi suatu barang, serta mampu menentukan sumber-sumber yang tepat yang akan meningkatkan kualitas produk yang dibuat.

Aspek ketiga yang mendasari entrepreneurship adalah devotion of the necessary time and effort yang menggambarkan kesediaan individu untuk

(21)

14

Aspek keempat adalah taking risk, hal ini berarti sebagai suatu pengambilan resiko, baik dalam hal keuangan, sosial, ataupun secara psikologis. Menurut Hisrich, pembelajaran terhadap pengambilan resiko pada entrepreneurship berfokus pada komponen-komponen keberhasilan finansial/kemakmuran pada umumnya. Pada saat ini umumnya sebagian penjual hanya berani membuat produk sesuai dengan pesanan saja, sedikit dari mereka yang berani menawarkan produk handmade yang telah mereka buat sebelumnya, hal ini terkait dengan keberanian para penjual untuk mengambil resiko dalam hal keuangan karena ketika para penjual menawarkan produk yang telah dibuat sebelumnya mereka harus mengeluarkan biaya terlebih dahulu untuk membuat produk tersebut dengan ketidakpastian yang mereka hadapi mengenai laku tidaknya produk tersebut. Terdapat suatu beban bagi mereka ketika produk yang mereka buat tidak laku di pasaran dan membuat mereka kehilangan modal bahkan rasa percaya diri mereka dalam membuat serta menawarkan suatu produk yang mereka buat. Resiko lainnya apakah produk yang mereka buat sesuai dengan minat pasar atau hanya berdasarkan keinginan para penjual semata.

Kemampuan entrepreneurship adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk menjalankan keseluruhan proses dalam entrepreneurship. Menurut Hisrich dan Peters (2002), ciri-ciri individu yang memiliki entrepreneurship tinggi dan rendah dapat dilihat berdasarkan empat aspek utama dari entrepreneurship serta dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain yang terdiri atas

(22)

untuk berusaha atau bertingkah laku, dan dukungan dari orang-orang terdekat yang bisa diberikan dalam berbagai macam bentuk, di antaranya informasi, promosi, dukungan moril maupun materiil.

Individu yang memiliki kemampuan entrepreneurship yang tinggi adalah individu yang mempunyai suatu tujuan untuk mencapai suatu reward/sesuatu yang dicita-citakan (involves the rewards), dan dengan

kemampuan yang dimilikinya untuk menciptakan segala sesuatu yang baru dimana individu menemukan semua ide dan gagasan yang dimilikinya dan mengimplementasikan semua ide-ide yang sudah muncul (creating something new), disertai kesediaannya meluangkan waktu dan mau berusaha keras untuk

mengerjakan pekerjaannya (devotion of the necessary time and effort), dan individu memiliki keberanian untuk mengambil resiko seperti berani mengambil langkah yang ambigu dan tidak wajar secara umum (taking risk). Dipengaruhi pula dengan minat yang dimilikinya, semakin banyak atau luasnya minat yang dimiliki individu akan membawa pengaruh terhadap tingginya kemampuan dalam entrepreneurship yang dimiliki para penjual. Minat tersebut mendorong para

(23)

16

untuk mengeksplorasi kemampuan mereka semakin dalam dan membantu para penjual untuk mencari referensi yang lebih banyak lagi.

Begitu pula sebaliknya, para penjual yang memiliki kemampuan entrepreneurship rendah merupakan individu yang kurang mempunyai tujuan atau

tidak mempunyai suatu tujuan yang jelas (involves the reward), akan cenderung kurang mampu untuk menciptakan segala sesuatu yang baru dimana para penjual harus membangkitkan semua ide dan gagasan yang dimilikinya dan mengimplementasikan semua ide-ide yang sudah muncul (creating something new), serta kurang memiliki keinginan untuk menyediakan atau meluangkan

waktu dan berusaha keras untuk mengerjakan pekerjaannya (devotion of the necessary time and effort), dan individu tersebut kurang memiliki keberanian

(24)

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Faktor Internal  Minat

Faktor Eksternal

 Dukungan orang terdekat

Aspek Entrepreneurship Involves the rewards Creating something new

Devotion of the necessary time and effort Taking risk

Derajat Kemampuan Entrepreneurship

Tinggi

Rendah Penjual Produk

Handmade melalui

(25)

18

1.6 Asumsi

1. Penjual produk handmade melalui online shop memiliki derajat kemampuan entrepreneurship yang berbeda.

2. Entrepreneurship penjual produk handmade tercermin dari 4 aspek, yaitu involves the reward, creating something new, devotion of the necessary time

and effort dan taking risk.

(26)

62

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarlan hasil pembahasan mengenai kemampuan entrepreneurship pada penjual produk handmade melalui online shop, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kemampuan entrepreneurship yang dimiliki oleh penjual produk handmade melalui online shop adalah 77,3% dengan kemampuan

entrepreneurship yang tinggi dan 22,7% dengan kemampuan entrepreneurship yang rendah.

2. Kemampuan entrepreneurship para penjual tinggi karena memiliki tujuan yang ingin dicapai sebagai salah satu faktor yang mendorong para penjual untuk berusaha menciptakan produk-produk yang baru maupun menciptakan inovasi-inovasi pada produk-produk yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan dengan kesediaan para penjual meluangkan waktu dan berusaha keras untuk membuat kreasi serta produk-produk dan didukung dengan keberanian para penjual untuk mengambil resiko baik dalam proses produksi maupun pemasaran.

(27)

63

karena para penjual kurang berani dalam mengambil resiko bahkan para penjual cenderung kurang fokus dalam menjalankan usahanya.

4. Faktor minat penjual produk handmade melalui online shop terhadap kegiatan-kegiatan yang terkait dengan usahanya memiliki peranan dalam meningkatkan kemampuan entrepreneurship.

5. Faktor dukungan dari orang terdekat ikut menentukan kemampuan entrepreneurship penjual.

6. Berdasarkan tingkat pendidikan, kemampuan entrepreneurship yang tinggi dan yang rendah didominasi oleh penjual produk handmade melalui online shop dengan tingkat pendidikan S1.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

1. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menspesifikasikan sampel dengan karakteristik profesi tertentu untuk melihat kemampuan entrepreneurship.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai sejauhmana pengaruh faktor ekonomi dan pendidikan terhadap kemampuan entrepreneurship.

5.2.2 Saran Praktis

(28)

bahkan meningkatkan kemampuannya dengan cara mengeluarkan produk-produk baru.

2. Bagi para penjual produk handmade melalui online shop dengan kemampuan entrepreneurship rendah, diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dengan latihan seperti mengikuti kursus keterampilan yang terkait dengan usahanya, mengamati contoh-contoh produk kerajinan tangan sebagai bahan referensi, serta lebih cermat dalam memperhitungkan resiko-resiko yang dihadapi. Para penjual juga perlu lebih meluangkan waktu untuk fokus pada usaha yang sedang dijalankan. 3. Bagi para penjual produk handmade melalui online shop agar meluangkan

waktunya untuk mencari informasi atau mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha yang dijalankannya sehingga dapat meningkatkan kemampuan entrepreneurshipnya.

4. Bagi para penjual produk handmade melalui online shop diharapkan dapat mencari dukungan dari orang lain di luar orang-orang yang telah memberi dukungan, serta mengajak orang-orang terdekat untuk lebih terlibat dalam usaha yang sedang mereka jalankan.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Dr. Buchari. 2004. Kewirausahaan. Bandung: CV ALFABETA.

Harianti, Asni., Veronica, M. Sienly., dkk. 2011. Statistika 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hisrich, Peters. 1998. Entrepreneurship, fourth edition. New York, USA: Mc Graw Hill inc.

Hisrich, Peters. 2002. Entrepreneurship, fifth edition. New York, USA: Mc Graw Hill inc.

Hisrich, R.D., Peters, M.P., Shephred, D.A. 2008. Kewirausahaan, edisi tujuh. Jakarta: Salemba Empat.

Kao, John., Stevenson, Howard. 1984. Entrepreneurship. USA: Harvard Business School.

(30)

http://tokokilat.com/toko-online/definisi-toko-online.htmlhttp://cari.iklanmax.com/produk-handmade, April, 2010

http://books.google.co.id/books?id=lLM83Wyt6SYC&pg=PR2&dq=Kewirausahaan+ edisi+7,+penerbit+salemba+empat&hl=id&ei=IgS0TOS7KYO6vQOasI3kCg &sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CC8Q6AEwAQ#v=on epage&q&f=false, Oktober, 2010 11

Tridarmo, Joy. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Kemampuan Entrepreneurship Pada Mahasiswa Fakultas psikologi Angkatan 2005 Universitas “X” di Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Referensi

Dokumen terkait

Perihal mengenai dampak industri pengolahan kakao terhadap pendapatan petani yaitu mengenai harga yang jauh lebih mahal, kwalitas harus lebih baik dan berstandar SNI,

Roti Bakar Radja Kudus merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan roti bakar. Bisnis roti bakar ini berawal dari kegigihan seeorang lelaki yang

Karakteristik yang ada di daerah penelitian tersebut, yaitu nelayan yang mempergunakan alat tangkap dengan target hasil tangkapan cumi- cumi yang berasal dari daerah

Gambar 4.11 Detail kontur kecepatan dan streamline area upper surface airfoil bidang x-z pada airfoil tanpa forward wingtip fence.. sudut serang 12

Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara isolat mikroorganisme dan lokasi pengambilan sampel berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan luas daun dan berat kering total

Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hujan rata-rata, namun diperlukan keahlian dan pengalaman. Cara ini memperhitungkan secara actual pengaruh

Regenerasi hati tikus kelompok perlakuan yang diberi ekstrak buah merah memperlihatkan proses regenerasi yang lebih cepat ditandai dengan susunan radier hepatosit dibandingkan

1) Bahwa pada bulan Juni sampai dengan Juli 2020 Bawaslu Kota Banjarmasin melakukan penyandingan terhadap Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) dengan A.KWK yang